Anda di halaman 1dari 7

Pembuatan Kapsul (pengisian)

1. Alat pengisi kapsul manual


Kapsul gelatin keras terdiri dari dua bagian yaitu bagian dalam / induk yaitu bagian yang lebih
panjang (biasa disebut badan kapsul) dan bagian luar /tutup. Umumnya ada lekuk khas pada
bagian tutup dan induk untuk memberikan penutupan yang baik bila bagian induk dan tutup
cangkangnya dilekatkan, untuk mencegah terbukanya cangkang kapsul yang telah diisi. Cara
pengisian kapsul pada jurnal ini menggunakan alat dengan bantuan tangan manusia. Dengan
menggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih seragam dan pengerjaannya dapat lebih
cepat sebab sekali cetak dapat dihasilkan berpuluh- puluh kapsul. Alat ini terdiri dari dua bagian
yaitu bagian yang tetap dan bagian yang bergerak. Gambar 1 merupakan Operation Process Chart
pengisian cangkang kapsul jamu.
Permasalahan :
- Cetakan dapat memuat 100 kapsul dalam sekali cetak, namun 4 lubang paling ujung pada
cetakan rusak. Sehingga hanya dapat memuat 96 kapsul saja. Data pengamatan kapsul jamu
selama 4 hari menunjukkan produk gagal dengan rata- rata 45% setiap 1 kali pengisian
- Material disebabkan oleh kualitas kapsul yang jelek. Misalnya kapsul mudah berlekuk dan
ukurannya yang terlalu besar. Cangkang kapsul yang mudah berlekuk akan membuat ujung
kapsul tidak sempurna. Hal ini disebabkan proses Quality Control terhadap material tidak
berdasarkan spesifikasi khusus. Ukuran yang terlalu besar biasanya menghasilkan produk
cacat yang lebih banyak karena cetakan tidak bisa berfungsi dengan baik.
- Operator mudah lelah karena banyak debu dan posisi kerja yang tidak alami. Sebenarnya di
dalam ruangan sudah dipasang fan namun jarang dinyalakan karena berisik, masker yang
digunakan juga terlalu tipis sehingga debu ekstrak jamu dapat masuk ke dalam masker
- Posisi kerja tidak alami karena meja yang tidak ergonomis, meja memiliki bagian mendatar
dibagian bawah untuk meletakkan barang (contohnya loyang, kapsul, dll). Hal ini
menghalangi kaki pekerja sehingga kaki harus ditekuk dalam jangka waktu lama.
- Bagian penekan alat yang tidak sesuai dengan bentuk kapsul bagian ujung (bentuk kapsul
cembung) serta lubang pada cetakan yang tidak presisi. Lubang yang rusak tersebut terjadi
akibat kesalahan pengeringan. Hal ini diakibatkan karena tidak ada prosedur tertulis
mengenai cara pengeringan dan alat yang digunakan.

(Utami and Puspitasari, 2016)

2. Teknologi Filling capsule semi otomatis (ISIKAP)


Alat ini digunakan untuk meningkatkan produktivitas atau proses pengapsulan, yang selama ini
sangat bergantung pada ketrampilan tenaga kerja menjadi sangat terbantu oleh penggunaan alat
ini. Proses pengisian kapsul dengan mesin filling capsule semi otomatis isi 200 lubang kapsul,
dapat lebih meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi kapsul karena memiliki keseragaman
bobot yang tinggi dan kemudahan dalam proses produksinya.
Permasalahan :
- Pemasangan tutup dan badan kapsul harus pas

(Rauhun S and Haminudin, 2017)


3. Mesin pengisi kapsul otomatis (rotary turret)
Rotary turret adalah salah satu sub unit dari mesin pengisi kapsul otomatis pada obat tradisional,
digunakan sebagai pemindah cangkang kapsul dari sub unit ke sub unit lainnya menggunakan
pergerakan radial. Pada mesin pengisi kapsul untuk obat tradisional dengan mekanisme satu
penggerak untuk menggerakkan horizontal, vertikal dan radial. Pergerakan radial menggunakan
motor penggerak utama sehingga tidak perlu menambah motor baru. Pergerakan vertikal dan
horizontal mengunakan roller yang berada di sebuah guide. Guide sudah di sesuaikan dengan
pergerakan yang diinginkan. Rotary turret bekerja setiap 2 detik sekali menggunakan mekanisme
roda gigi payung yang ditransmisikan ke geneva. Berdasarkan analisis dan evaluasi morfologi
pasca desain, mesin pengisi kapsul otomatis mencapai 92% daftar kebutuhan kosumen terpenuhi,
sehingga mesin pengisi kapsul otomatis ini dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan
karakteristik.
Permasalahan :
- Mekanisme yang lebih rumit karena pergerakan menggunakan mekanik, jumlah plate tidak
bisa dikurangi atau ditambah jumlahnya.

(Teknik et al., 2019)


Perhitungan bilangan pengganti suppo

Dik :

Dibuat 10 suppositoria

Bobot suppo FA = 2.500 mg ~ 2,5 g

Ibu profen FA = 125 mg ~ 0,125 g

F= 100 (0,1-2,5)/2,5 x 125 +1

= 100 (2,4)/312,5 +1

= 0,768 + 1

= 1,768

(Trianggani, Permatasari and Danimayostu, 2017)


Alat-alat salut tablet

1. Coating tablet 3D
Pencetakan tiga dimensi (3DP) adalah produksi objek dengan lapisan 3 dimensi yang berlapis-
lapis sehingga tampak berstruktur dari arah mana saja. Contoh dari pencetakan 3 dimensi yaitu
Fused Deposition Modeling (FDM), pencetakan inkjet, stereolithography (SLA) atau ekstrusi
semipadat. Dalam pengaturan dasar, format file stereolithography (.stl) prototyping cepat dibuat
mendefinisikan geometri permukaan objek 3D (Jonathan dan Karim, 2016). Selanjutnya, melalui
perangkat lunak komputer, dihasilkan kode khusus mesin (.gcode) dari file .stl yang dibuat
sebelumnya, yang dibaca dan diikuti oleh printer 3D. File ini menjelaskan ukuran bagian yang
akan dibuat dan memberikan perintah kepada printer, yang membuat objek lapis demi lapis
dengan menggerakkan kepala cetak sepanjang sumbu xy dan vertikal sepanjang sumbu z, seperti
yang dipandu oleh desain berbantuan komputer (CAD) (Giannatsis et al., 2016; Gibson et al.,
2015). Jenis utama dari 3DP adalah semi-solid extrusion (SSE), dalam proses ini, bahan awal
yang umumnya gel atau pasta, diekstrusi melalui nozzle kepala alat berbasis jarum suntik untuk
membuat objek 3D. Proses 3DP ini telah diterapkan mulai dari industri makanan hingga rekayasa
jaringan (bioprinting), scaffolding dan produksi farmasi (Firth et al., 2018; Goyanes et al., 2019)

(Tsintavi, Rekkas and Bettini, 2020)

2. DEM DRIACONTI-Ts Pharma dari DRIAM Anlagenbau GmbH.


Prinsip fungsional perangkat ini ditunjukkan pada gambar, alat ini memungkinkan aplikasi siklus
semi-kontinyu solusi untuk lapisan film. Dalam pelapis ini panci s ilinder dibagi menjadi
beberapa ruang atau bagian, di mana langkah-langkah pemrosesan yang dipilih dilakukan sesuai
dengan persyaratan produk akhir (posisi '' pelapisan film ''). Segera setelah operasi proses
individu selesai, isi setiap bagian dipindahkan ke ruang berikutnya dengan penutup (posisi ''
transfer produk ''). Akibatnya, aplikasi pelapisan film yang terus menerus dapat dicapai. Secara
konseptual, perangkat ini menggabungkan keunggulan produksi batch skala kecil dan rantai
pasokan produk berkelanjutan. Dalam jurnal ini mempertimbangkan satu ruang dari DRIA-
CONTI-Ts Pharma coater, yang bertujuan untuk memperoleh kuantifikasi rata-rata tablet RT per
pass di zona semprotan. Hal diperlukan untuk memprediksi ketebalan film tablet pada akhir
proses pelapisan. Selain itu, variabilitas film antara tablet dalam ruang yang sama perlu dikontrol
agar sesuai dengan persyaratan kualitas dalam hal Relative Standard Deviation (RSD) dari
ketebalan film dan spesifikasi disolusi yang diperlukan. Geometri yang dimodelkan pada posisi
flap '' lapisan film '' dengan sebelas pasangan baffle dengan tinggi 0,03 m dan kemiringan 451
yang terkait dengan sumbu pelapis dipasang di dalam ruang. Diameter dan lebar chamber masing-
masing adalah 1 m dan 0,25 m.
(Suzzi et al., 2012)
3. Metode Elemen Diskrit (DEM) dengan kode XPS
Metode Elemen Diskrit (DEM) telah banyak digunakan untuk memberi salut pada tablet dalam
drum skala laboratorium. Adanya peningkatan daya komputasi dan algoritme DEM yang lebih
canggih, dapat mensimulasikan jutaan partikel pada PC biasa dan memodelkan perangkat pelapis
tablet skala industri. DEM digunakan untuk mengetahui bagaimana aturan peningkatan skala
yang berbeda mempengaruhi penyalutan pada skala yang lebih besar. Biasanya, beberapa ribu
tablet dilapisi pada skala laboratorium tetapi dengan penambahan kode XPS ('eXtended Particle
System) dapat menyalut lebih banyak. Kode DEM bernama 'eXtended Particle System' (XPS)
dikembangkan di RCPE yang berjalan pada prosesor grafis (GPU) dan memungkinkan
paralelisasi besar-besaran karena arsitekturnya. Dimungkinkan untuk mensimulasikan hingga 13
juta bola pada satu gigabyte RAM GPU menggunakan kode XPS, yang memungkinkan simulasi
proses pelapisan tablet ukuran industri yang biasanya melibatkan 1-2 juta tablet.

(Boehling et al., 2016)

4. Sistem panci konvensional


Terminologi panci konvensional ini digunakan untuk jenis panci penyalut yang sudah dikenal
sejak lebih kurang 140 tahun yang lalu berbentuk sferis, heksagonal ataupun berbentuk buah pear.
Perubahan dan modifikasi bentuk ini terutama berkembang dengan pemanfaatan panci tersebut.
Dari hasil percobaan diketemukan bahwa bentuk yang paling menguntungkan untuk penyalutan
tablet ialah bentuk ellipsoid
5. Sistem panci berlubang
Secara umum semua peralatan dari jenis ini terdiri dari panci berlubang atau berlubang sebagian,
yang berputar pada sumbu mendatarnya di dalam kontak tertutup. Pada sistem Accela- Cota dan
Hi-Coater, udara pengering di arahkan ka dalam panci melewalitumpukakn tablet, dan
dikeluarkan melalui lubang-lubang dalam panci

6. Sistem bidang cair


Penyalutan jenis ini juga merupakan sistem pengeringan yang sangat efisien. Pencairan masa
tablet dicapai dalam ruang kolom, dengan cara mengalirkan udara pengering ke atas. Aliran udara
dikendalikan sedemikian rupa sehingga lebih banyak udara mengalir memasuki pusat kolom dan
menyebabkan tablet-tablet yang ada di pusat ditiyp ke atas larutan penyalut disemprotkan dari
pipa penyemprot di dasar tabung dan akan melapisi tablet
(Basri, 2009)

Dapus

Basri (2009) ‘FORMULASI TABLET SALUT FILM EKSTRAK ETANOLIK BATANG BROTOWALI
( Tinospora crispa ( L ) Miers ) DENGAN BAHAN PENYALUT HIDROKSIPROPIL
METILSELULOSA DAN POLIETILEN GLIKOL 400 K 100050010’, (L).

Boehling, P. et al. (2016) ‘Simulation of a tablet coating process at different scales using DEM’,
European Journal of Pharmaceutical Sciences, 93, pp. 74–83. doi: 10.1016/j.ejps.2016.08.018.

Rauhun S and Haminudin (2017) ‘Mutu Fisik Sediaan Kapsul Ekstrak Batang dan Daun Pleteka (Reullia
tuberossa L.)’, pp. 1–10.

Suzzi, D. et al. (2012) ‘DEM simulation of continuous tablet coating: Effects of tablet shape and fill level
on inter-tablet coating variability’, Chemical Engineering Science, 69(1), pp. 107–121. doi:
10.1016/j.ces.2011.10.009.

Teknik, S. et al. (2019) ‘PERANCANGAN ROTARY TURRET PADA MESIN PENGISI KAPSUL
OTOMATIS UNTUK OBAT TRADISIONAL DENGAN MEKANISME SATU MOTOR
PENGGERAK Abstrak Rotary turet mesin pengisi kapsul otomatis pada obat tradisional berfungsi
sebagai pemindah cangkang kapsul dari sub unit pen’, pp. 1–11.

Trianggani, D. F., Permatasari, D. and Danimayostu, A. A. (2017) ‘Formulation and Evaluation of


Ibuprofen Solid Dispersion using Dextrose as a Carrier in Suppositories’, Pharmaceutical Journal of
Indonesia, 2(2), pp. 51–56.

Tsintavi, E., Rekkas, D. M. and Bettini, R. (2020) ‘Partial tablet coating by 3D printing’, International
Journal of Pharmaceutics, 581(March), p. 119298. doi: 10.1016/j.ijpharm.2020.119298.

Utami, L. T. and Puspitasari, N. B. (2016) ‘Analisa Akar Penyebab Cacat pada Proses Pengisian Kapsul
Jamu dengan Metode Fault Tree Analysis (Studi Kasus PJ. Sabdo Palon)’, None, 5(4), pp. 1–7.

Anda mungkin juga menyukai