Anda di halaman 1dari 19

YULIA IRVANI DEWI, M.Kep., Sp.

Mat
Tujuan

¨  Tujuan Pembelajaran Umum:


Setelah mengikuti sesi pembelajaran peserta mampu
menerapkan prinsip patient safety
¨  Tujuan pembelajaran Khusus:

1.  Menjelaskan konsep patient safety


2.  Melakukan tindakan keperawatan dalam patient
safety
3.  Menjelaskan peran perawat dalam patient safety
LATAR BELAKANG
•  Peningkatan kasus-kasus penyakit infeksi, wabah/KLB
•  Puskesmas, RS sebagai fasilitas yankes berpotensi
menularkan penyakit infeksi kepada tenaga kesehatan,
pasien, dan pengunjung
•  Infeksi akibat layanan kesehatan (IRS)/ Healthcare-
associated Infections (HAIs) à merupakan penyebab
bermakna angka morbiditas dan mortalitas
•  Fasilitas yankes harus mampu memberikan pelayanan
yang bermutu, akuntabel, transparan terhadap masyarakat:
khususnya jaminan keselamatan pasien (patient safety)
Dasar Hukum

•  Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Pasal 43


ayat (1) mewajibkan Rumah Sakit menerapkan standar keselamatan
pasien. Untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit, Menteri
Kesehatan menurut Pasal 3 ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit, membentuk Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
•  Peraturan Menteri Kesehatan (2011), Keselamatan pasien (patient
safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
•  Patient Safety: Tidak adanya kesalahan atau bebas dari cedera karena
kecelakaan (Kohn, Corrigan & Donaldson, 2000).
Dasar Hukum

•  Peraturan Menteri Kesehatan no 27 tahun 2017


tentang pedoman pencegahan dan pengendalian
infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan
•  Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2016
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas
•  Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)adalah
upaya untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya
infeksi pada pasien, petugas, pengunjung, dan
masyarakat sekitar fasilitas pelayanan kesehatan.
•  Pasal 3 (1) Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus
melaksanakan PPI.
Tujuan Keselamatan Pasien
•  Terciptanya budaya keselamatan pasien di
rumah sakit
•  Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit
terhadap pasien dan masyarakat
•  Menurunnya kejadian tidak diharapkan di
rumah sakit
•  Terlaksananya program-program
pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.

Budaya keselamatan pasien pada
masa pandemi covid-19
•  Budaya keselamatan pasien yang kuat meningkatkan
sistem keselamatan pasien, staf, yang menangani krisis
covid-19
•  Budaya keselamatan pasien yang kuat memestikan
kepatuhan terhadap protokol dan memungkinkan staf
untuk dapat melaporkan kesenjangan dan kekurangan
serta menyarankan perbaikan
•  Budaya keselamatan pasien penting bagi Fasyankes dengan
sumber daya terbatas karena dapat menimbulkan
kolaborasi yang efektif dalam memanfaatkan sumber daya
yang terbatas
•  Meningkatkan ketahanan dan menciptakan kegembiraan di
tempat kerja à salah satu komponen kunci dalam
memperkuat budaya keselamatan pasien
Klasifikasi Insiden Keselamatan Pasien

•  Kondisi Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi yang


sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi
belum terjadi insiden
•  Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah terjadinya insiden
yang belum sampai terpapar ke pasien.
•  Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah
terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.
•  Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah insiden yang
mengakibatkan cedera pada pasien.
•  Kejadian sentinel adalah suatu kejadian yang tidak
diharapkan yang mengakibatkan kematian atau cedera
yang serius.
Panduan Patient Safety di RS
(Depkes, 2008)
1.  Hak pasien
2.  Mendidik pasien dan keluarga
3.  Keselamatan pasien dan kesinambungan
pelayanan
4.  Penggunaan metode peningkatan kinerja
untuk melakukan evaluasi dan program
5.  Peningkatan keselamatan pasien
6.  Mendidik staf tentang keselamatan kerja
7.  Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk
mencapai keselamatan pasien
7 Langkah menuju patient safety di RS
1.  Bangun kesadaran akan keselamatan pasien
2.  Pimpin staf
3.  Integrasikan aktifitas pengelolaan risiko
4.  Kembangkan sistem pelaporan
5.  Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6.  Belajar dari pengalaman tentang keselamatan
pasien
7.  Cegah cedera melalui implemnetasi sistem
keselamatan pasien
Element Patient Safety
1.  Adverse drug events(ADE)/ medication errors (ME)
(ketidakcocokan obat/kesalahan pengobatan)
2.  Restraint use (kendali penggunaan)
3.  Nosocomial infections (infeksi nosokomial)
4.  Surgical mishaps (kecelakaan operasi)
5.  Pressure ulcers (tekanan ulkus)
6.  Blood product safety/administration (keamanan produk darah/
administrasi)
7.  Antimicrobial resistance (resistensi antimikroba)
8.  Immunization program (program imunisasi)
9.  Falls (terjatuh)
10.  Blood stream – vascular catheter care (aliran darah –
perawatan kateter pembuluh darah)
11.  Systematic review, follow-up, and reporting of patient/visitor
incident reports (tinjauan sistematis, tindakan lanjutan, dan
pelaporan pasien/pengunjung laporan kejadian)
Nine life saving patient safety (WHO,
2017)
´  Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (Look-
Alike, Sound-Alike Medication Names/ LASA). à NORUM
(Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip)
´  Pastikan Identifikasi Pasien.
´  Komunikasi Secara Benar saat Serah Terima/Pengoperan
Pasien.
´  Pastikan Tindakan yang benar pada Sisi Tubuh yang
benar.
´  Kendalikan Cairan Elektrolit Pekat (concentrated).
´  Pastikan Akurasi Pemberian Obat pada Pengalihan
Pelayanan.
´  Hindari Salah Kateter dan Salah Sambung Slang (Tube)
´  Gunakan Alat Injeksi Sekali Pakai.
Penyebab Kesalahan

—  Communication problems (masalah komunikasi)


—  Inadequate information flow (arus informasi yang tidak memadai)
—  Human problems
—  Patient-related issues (isu berkenaan dengan pasien)
—  Organizational transfer of knowledge (organisasi transfer
pengetahuan)
—  Staffing patterns/work flow (pola staf/alur kerja)
—  Technical failures (kesalahan teknis)
—  Inadequate policies and procedures (kebijakan dan prosedur yang
tidak memadai)
Dampak Kesalahan

—  O’Connell et al (2008): Australiaà komunikasi


buruk (20-25%)àkejadian sentinel
—  Kamail (2011) à Handover tidak efektifà
kesalahan dan pelanggaran keselamatan pasien à
salah operasi dan kematian
—  Institute of Medicine: Amerika à 44.000-98.000
pasien meninggal karena medical error
—  Survei FK UGM (2001-2003)à kesalahan
pengobatan (5,07% à 0,25% kematian)
FAKTOR RESIKO PASIEN
JATUH

Ø Gangguan muskuloskeletal à menyebabkan


gangguan gaya berjalan, kelemahan ekstremitas
bawah, kekakuan sendi
Ø Sinkope: kehilangan kesadaran secara tiba-
tiba àlemah, penglihatan gelap, keringat
dingin, pucat dan pusing
Ø Cahaya ruangan yang kurang terang, lantai yang
licin, tersandung benda-benda
PENCEGAHAN PASIEN
JATUH
v Identifikasi faktor resiko
v Penilaian keseimbangan dan gaya
berjalan (gait)
v Mengatur/ mengatasi faktor
situasional.
Tempat tidur
penghalang

Restrain dan
dressing
sesuai pasien
Tanggap
Pencegahan
perubahan
risiko jatuh
pasien

Upaya
Manajemen
pengurangan
ruangan
risiko jatuh

Supervisi
pasien

Skala Morse &


Penilaian
Humpty
risiko jatuh
Dumpty

Anda mungkin juga menyukai