Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN TUGAS TERSTRUKTUR

“Novel Treatment in Varicocele”


Blok Urogenitalia

KELOMPOK 3
Dosen Pembimbing:
dr. Abdul Malik Setiawan, M.Infect.Dis
Anggota Kelompok:
1. Muhammad Ikrom Arifin (19910007)
2. Ahmad Nur Habib Rahmatullah (19910011)
3. Hafidha Camila Arif (19910015)
4. Putriku Philosophia Islami (19910017)
5. Fildzah Ghaisani Alifah (19910025)
6. Vivian Fahmanissa Nur Fatharani (19910027)
7. Noor Roziq Ghulam Perdana (19910031)
8. Alfina Akhnes Febrianti (19910032)
9. Putih Indah Lestari (19910036)
10. Hasna Fathin Nabila (19910041)
11. Arsalan Basuki Putra (19910044)
12. Ade Triana Widowati (19910049)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2021
“NOVEL TREATMENT IN VARICOCELE”

Muhammad Ikrom Arifin, Ahmad Nur Habib Rahmatullah, Hafidha Camila Arif, Putriku
Philosophia Islami, Fildzah Ghaisani Alifah, Vivian Fahmanissa Nur Fatharani, Noor Roziq
Ghulam Perdana, Alfina Akhnes Febrianti, Putih Indah Lestari, Hasna Fathin Nabila, Arsalan
Basuki Putra, Ade Triana Widowati
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Maulana
Malik Ibrahim Malang, Malang, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK
Latar belakang : Varikokel adalah pembengkakan atau pembesaran abnormal pembuluh
darah vena di kantung zakar (skrotum) yang disebabkan oleh pelebaran abnormal pada
pleksus pampiniformis vena di skrotum yang umumnya dimulai saat masa pubertas. Secara
epidemiologis, varikokel telah dilaporkan sering terjadi pada 15% dari populasi pria secara
umum. Baru-baru ini, varikokel terbukti berperan dalam gangguan fungsi testis, yang
menyebabkan penurunan kadar testosterone dan gangguan spermatogenesis. Meskipun
varikokel sering ditemukan tanpa gejala, varikokel dikaitkan dengan gonad disfungsi seperti
atrofi testis, infertilitas, dan hipogonadisme. Pertimbangan diagnostik yang paling penting
dalam identifikasi dan evaluasi varikokel adalah anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
cermat. Sebagian besar keputusan manajemen varikokel bergantung pada apakah varikokel
teraba dengan pemeriksaan fisik yang cermat oleh dokter. Potensi dampak negatif varikokel
pada kesuburan dan peningkatan kesuburan setelah terapi varikokel masih kontroversial.
Terapi pada varikokel masih menjadi kontroversi disebabkan adanya perbedaan pendapat di
antara para ahli tentang perlu tidaknya tindakan operasi pada varikokel sehingga masih
menjadi tantangan dalam pemilihan terapi. Beberapa terapi yang biasa dilakukan pada
pasien varikokel yaitu: microsurgical inguinal atau subinguinal varikokelektomi,
laparoskopik varikokelektomi, dan embolisasi. Tujuan : Studi literatur ini bertujuan untuk
mengidentifikasi manajemen terapi yang sesuai dan minimal akan komplikasi pada pasien
varikokel. Metode : Metode penelitian ini berupa studi literatur menggunakan data sekunder
yang diambil dari tiga database yaitu Pubmed, Google Scholar dan Science Direct. Hasil :
Hasil studi literatur yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan yang mengarah terhadap
penggunaan laparoskopi varikokelektomi sebagai gold standard pada tatalaksana varikokel.

Kata Kunci: “Varicocele”, “Management of varicocele”, “embolization in varicocele”,


“laparoscopic”
PENDAHULUAN Secara epidemiologis, varikokel
Varikokel didefinisikan sebagai telah dilaporkan sering terjadi pada 15%
pelebaran vena abnormal pada lekukan dari populasi pria secara umum, 35%
pleksus pampiniformis di skrotum yang diantaranya merupakan pria dengan
dapat menyebabkan kelainan pada infertilitas primer, dan 45- 81% untuk pria
parameter semen (Alsaikhan et al., 2016). dengan infertilitas sekunder (Alsaikhan et
Varikokel pertama kali ditemukan pada al., 2016), (Lundy & Sabanegh, 2018).
abad pertama Masehi oleh seorang dokter Varikokel umumnya berkembang selama
Yunani, Celsus, yang mencatat bahwa masa pubertas. Sebuah studi populasi
ukuran testis lebih kecil karena pembuluh besar menunjukkan prevalensi 0,92%
darah "bengkak dan bengkok" di atas pada anak laki-laki usia 2-10 tahun dan
testis. Istilah varikokel diciptakan oleh terjadi peningkatan yang signifikan pada
T.B. Curling, seorang ahli bedah Inggris usia 11-19 tahun sebesar 11% (Lundy &
pada tahun 1843 (Kang et al., 2021). Sabanegh, 2018). Berdasarkan studi
Pleksus pampiniformis memiliki jaringan kohort pada lebih dari 7000 pria muda
vena kecil yang bertanggung jawab untuk yang sehat, hanya 1,1% memiliki
drainase vena dari testis dan jaringan varikokel bilateral, 0,2% memiliki
dalam hemiscrotum. Pleksus ini varikokel kanan terisolasi, dan dari jumlah
berbatasan dengan vena gonad ipsilateral, tersebut mayoritas adalah derajat 1
yang mengalir ke vena ginjal di sebelah (7,4%), diikuti oleh derajat 2 (5,4%) dan
kiri dan langsung ke vena cava inferior di derajat 3 (2,8%) (tabel 1). Insiden
sebelah kanan. Akibatnya, vena ginjal kiri varikokel sisi kiri lebih banyak ditemukan
umumnya lebih panjang 8-10 cm dan daripada sisi kanan yaitu sebesar 90%.
memiliki tekanan hidrostatik yang lebih Hal ini disebabkan karena struktur
tinggi. Kondisi anatomis ini dikaitkan anatomi (Kang et al., 2021). Varikokel
dengan perbedaan insiden antara sisi kiri adalah kelainan paling umum yang
dan sisi kanan. Jika tegang dan unilateral, ditemukan pada pria subfertil. Namun,
varikokel dapat dikaitkan dengan terlepas dari hubungan yang jelas antara
keganasan (Lundy & Sabanegh, 2018). varikokel dan subfertilitas, potensi
Baru-baru ini, varikokel telah terbukti dampak negatif varikokel pada kesuburan
berperan dalam gangguan fungsi testis dan peningkatan kesuburan setelah terapi
yang menyebabkan gangguan varikokel masih kontroversial (Hassanin
spermatogenesis dan penurunan kadar et al., 2018).
testosteron (Kang et al., 2021).

Tabel 1. Klasifikasi derajat varikokel menurut Dubin dan Amelar (Kang et al., 2021)
Grade Temuan Klinis
0 Varikokel subklinis
1 Varikokel terpalpasi dengan valsava
2 Varikokel terpalpasi tanpa valsava
3 Terlihat varikokel saat istirahat (tanpa valsava)

Pertimbangan diagnostik yang paling diindikasikan ketika pemeriksaan fisik


penting dalam identifikasi dan evaluasi tidak dapat ditentukan, seperti ketika
varikokel adalah anamnesis dan skrotum kecil, pasien obesitas, atau pasien
pemeriksaan fisik yang cermat (Lundy & memiliki riwayat operasi skrotum
Sabanegh, 2018). Sebagian besar sebelumnya. Pemeriksaan yang lain dapat
keputusan manajemen varikokel melalui pemeriksaan laboratorium yaitu
bergantung pada apakah varikokel teraba mengukur kadar testosteron serum dan
dengan pemeriksaan fisik yang cermat hormon FSH, pemeriksaan tersebut
oleh dokter (Lundy & Sabanegh, 2018). dilakukan pada pria varikokel dengan
Berdasarkan pemeriksaan fisik, varikokel hasil analisis sperma abnormal (Choi &
dinilai menurut sistem Dubin dan Amelar, Kim, 2013). Beberapa klinisi
yaitu : grade 3, terlihat dan teraba saat merekomendasikan pengukuran kadar T
istirahat, grade 2, teraba saat istirahat serum pada semua pasien dengan
tetapi tidak terlihat, grade 1, teraba saat varikokel yang teraba dengan alasan
valsava manuver, dan varikokel subklinis, bahwa varikokel berhubungan dengan
tidak teraba atau terlihat saat istirahat, kadar T serum yang lebih rendah pada
akan tetapi dapat terlihat melalui pria subfertil (Choi & Kim, 2013).
pemeriksaan imaging (Dubin L et al., Terapi pada varikokel masih menjadi
1970). Pemeriksaan fisik sebaiknya kontroversi, adanya perbedaan pendapat
dilakukan di lingkungan yang hangat dan di antara para ahli perlu tidaknya
pasien harus diperiksa dalam posisi tegak melakukan operasi pada varikokel masih
maupun berbaring (Lundy & Sabanegh, menjadi tantangan dalam pemilihan terapi,
2018; Dubin L et al., 1970). ada yang berpendapat bahwa varikokel
Pemeriksaan menggunakan USG yang menimbulkan gangguan
Doppler untuk menilai varikokel dianggap spermatogenesis dan infertilitas menjadi
lebih objektif, akan tetapi tidak indikasi untuk mendapat terapi (Basuki B.
direkomendasikan sebagai praktik rutin Purnomo, 2011). Beberapa terapi yang
karena kurangnya konsensus tentang cara dilakukan pada pasien varikokel yaitu :
menilai varikokel dengan USG Doppler, microsurgical inguinal or subinguinal
meskipun nilai sensitifitas (97%) dan varicocelectomy, laparoscopic
spesifitasnya (94%) tinggi (Choi et al., varicocelectomy, dan embolisasi (Choi &
2013). USG Doppler berguna dan Kim, 2013). Oleh karena itu tujuan dari
tinjauan literatur kami adalah untuk dengan memasukkan kata kunci
mengidentifikasi manajemen terapi yang “varicocele”, “management of
sesuai dan minimal akan komplikasi pada varicocele”, “embolization in
pasien varikokel. varicocele”, “laparoscopic”
Kriteria Inklusi
METODE PENELITIAN Menurut (Notoatmodjo, 2010) kriteria
Desain Penelitian  inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang
Desain penelitian ini adalah Literature perlu dipenuhi oleh setiap anggota
Review atau tinjauan pustaka. Studi populasi yang dapat diambil sebagai
Literature Review adalah cara yang sampel. Kriteria inklusi dalam lierature
dipakai untuk mengumpulkan data atau review ini adalah:
sumber yang berhubungan dengan topik 1. Jurnal yang berkaitan dengan varikokel
tertentu dan didapatkan dari berbagai dan komponennya: epidemiologi,
sumber seperti buku, jurnal, internet dan diagnosis/ urgensi dan manajemen.
pustaka lain. Topik dalam Literature Kriteria Eksklusi
Review ini adalah Novel Treatment in Kriteria eksklusi adalah
Varicocele. menghilangkan atau mengeluarkan subjek
Jenis Data yang memenuhi kriteria inklusi dari studi
Peneliti menggunakan data sekunder karena berbagai sebab (Nursalam, 2015).
yaitu data yang diperoleh dari hasil 1. Jurnal diterbitkan lebih dari 10 tahun
penelitian peneliti-peneliti terdahulu. yang lalu
Pencarian dilakukan dengan 2. Jurnal tidak sesuai berdasarkan
menggunakan tiga database yaitu screening abstrak yang dilakukan
Pubmed, Google Scholar dan Science 3. Berdasarkan kelayakan terhadap
Direct. Penelitian ini dibatasi dari tahun kriteria inklusi dan eksklusi,
2011 sampai tahun 2021. didapatkan 15 artikel yang akan
Kata Kunci digunakan sebagai referensi dalam
Langkah/strategi pengumpulan data Literature Review ini.

Tabel 2. Tracking pencarian artikel

Tanggal Jenis Tahun Jumlah artikel


Database Kata kunci
pencarian artikel pencarian yang ditemukan
22 Oktober Google
Artikel 2016 - 2021  Embolization 2
2021 Scholar
23 Oktober  Inguinal Micro
Pubmed Artikel 2011-2021 2
2021 Varicocelectomy
 
 Varicocele 5
Google
Artikel 2011-2021  Prevalence of Varicocele 1
Scholar
 Urgency of Varicocele 2

Science
Artikel 2015-2021  Laparoscopic 3
Direct
HASIL PEMBAHASAN Operasi ini dimulai dengan penandaan
Mikrovarikokelektomi Inguinal dan pada posisi cincin inguinalis pada kulit,
Subinguinal dimana tanda yang dibuat kira-kira tiga
Pendekatan mikroskopis, pertama kali sampai lima cm di atas kanalis inguinalis.
diterbitkan oleh Marmar et al. pada tahun Sayatan dilakukan memanjang sekitar dua
1985 dan disempurnakan lebih lanjut oleh cm dari tanda, mengikuti garis alami kulit.
Goldstein et al. pada tahun 1992 (Lundy Korda spermatika dikeluarkan dengan
& Sabanegh, 2018). Dimana teknik ini mengaitkannya dengan jari telunjuk di
adalah pengembangan dari teknik bawah cincin inguinalis superfisial, dan
pembedahan Makroskopis yang berfokus retraktor kecil akan bergerak ke arah
pada penggunaan bantuan mikroskop di sayatan di sepanjang punggung jari
ruang oprasi serta pengikatan dari vena telunjuk dan tertarik ke arah yang
spermatika (Choi & Kim, 2013). berlawanan. Korda diangkat dan setiap
vena spermatika eksternal yang berjalan
sejajar dengan korda spermatika atau
perforasi dasar kanalis inguinalis
diidentifikasi dan diikat.
Cabang ilioinguinal dan genital dari
saraf genitofemoralis dipisahkan dengan
aman. Setelah penempatan testis,
gubernaculum (caudal genital ligament)

Gambar 1. Pendekatan pembedahan pada diperiksa dengan hati-hati dan semua vena
manajemen varikokel (Lundy & Sabanegh, yang diidentifikasi baik dengan
2018)
elektrokoagulasi atau dipotong dan
Prosedur Mikrovarikokelektomi
dibedah, tergantung pada ukurannya.
Inguinal
Semua perforator spermatika eksternal
Microsurgical inguinal dilakukan
dan vena gubernakularis juga dibedah.
setelah prosedur standar pra-bedah pasien.
Setelah itu, testis dikembalikan ke
skrotum, korda spermatika tetap diangkat prosedur diakhiri (Söylemez et al., 2012).
untuk distabilkan dan bersiap untuk
Kelebihan dan Kekurangan
pemeriksaan mikroskopis. Kemudian di
Mikrovarikokelektomi Inguinal dan
tempatkan mikroskop bedah di tempat
Subinguinal
operasi dan dilakukan pemeriksaan korda.
Dari beberapa jurnal yang kami
Kedua lapisan fasia spermatika diinsisi
himpun Mikrovarikokelektomi terutama
secara longitudinal, dan korda spermatika
pada Mikrovarikokelektomi Subinguinal
diperiksa. Selanjutnya, kami
memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi
mengidentifikasi arteri testis dan
dan nyeri pasca operasi minimal (Choi &
dipertahankan dengan pengikat sutra 0
Kim, 2013; Lundy & Sabanegh, 2018;
atau 1, begitu juga semua arteri yang
Pajovic et al., 2015; Wang et al., 2015).
selanjutnya diidentifikasi. Semua vena
Dimana tidak diragukan lagi
spermatika bagian dalam yang tersisa,
Mikrovarikokelektomi dampaknya lebih
kecuali vena vasal, dijepit dengan
progresif dan lebih baik daripada setelah
hemoclips atau diikat dan dibedah
teknik perbaikan varikokel konvensional
(Pajovic et al., 2015).
(Pajovic et al., n.d.). Wang et al., 2015
Prosedur Mikrovarikokelektomi menyebutkan Mikrovarikokelektomi
Subinguinal inguinal dan subinguinal memiliki angka
Operasi dimulai dengan melakukan kehamilan tertinggi, peningkatan
insisi subinguinal setinggi cincin parameter sperma yang signifikan, serta
inguinalis eksternal. Sayatan diperdalam, dikaitkan dengan kemungkinan
fasia camper dan scarpa dibuka, dan korda kekambuhan, pembentukan hidrokel, dan
spermatika diidentifikasi. Tali sperma dan komplikasi yang rendah. Hal ini dapat
testis dikeluarkan dengan penjepit dilihat pada Gambar 2.
babcock. Vena perforator spermatika Kelompok pasien yang menjalani
gubernakular dan eksternal diisolasi dan Mikrovarikokelektomi Inguinal atau
dibagi. Setelah penempatan testis kembali Subinguinal memiliki hasil yang paling
ke dalam skrotum, korda spermatika baik, dengan tingkat komplikasi terendah
dievaluasi dengan menggunakan dan perbaikan parameter semen yang
mikroskop bedah. Fasia spermatika paling signifikan dibanding dengan
dibuka, arteri testis dan limfatik berbagai teknik yang lain seperti bedah
dipertahankan, dan vena yang melebar terbuka dan Laparaskopi (Pajovic et al.,
diisolasi dan diikat dengan sutra 3/0 atau 2015; Wang et al., 2015). Demikian juga,
4/0 dan dipotong. Setelah penutupan fasia masa rawat inap pasca operasi adalah
spermatika, sayatan kulit ditutup dan yang terpendek pada kelompok pasien
Mikrovarikokelektomi Inguinal. Hasil cukup banyak di banding inguinal (Choi
penelitian (Pajovic et al., 2015) & Kim, 2013; Lundy & Sabanegh, 2018).
menyebutkan mikrovarikokelektomi
Inguinal memiliki persentase keawetan
arteri spermatika 100% (35 pasien), tidak
ada pasien yang mengalami hidrokel
pasca operasi dan satu pasien (2,85%)
mengalami kekambuhan varikokel
(Pajovic et al., 2015).
Teknik mikrovarikokelektomi inguinal
dan subinguinal adalah teknik inovatif
yang memungkinkan ligasi semua vena
kecuali vena vasal sambil menyelamatkan
arteri testis dan limfatik, yang
menghasilkan penurunan tingkat
kekambuhan dan komplikasi. Tingkat
kekambuhan varikokelektomi mikro Gambar 2. a) Rasio kekambuhan varikokel;
b) rasio formasi hidrokel; c) rasio komplikasi
dilaporkan serendah 1-2%, lebih rendah (Wang et al., 2015)
dari pendekatan terbuka. Terlihat bahwa
Prosedur laparoskopi untuk kasus
hidrokel skrotum, komplikasi
varikokel telah diperkenalkan pada tahun
varikokelektomi yang paling umum,
1990 dan pada satu dekade terakhir
berkisar antara 3% sampai 33%, hampir
prosedur ini semakin banyak digunakan
tidak terjadi setelah operasi mikro karena
terutama untuk terapi varikokel pada
limfatik dapat diamati dan disimpan
anak-anak dikarenakan prosedurnya yang
dengan mudah di bawah bidang visual
aman dan juga merupakan terapi yang
yang diperbesar (Choi & Kim, 2013).
invasiv namun minimal (Yehya &
Teknik Mikrovarikokelektomi ini
Gamaan, 2015).
memang tidak menorehkan aponeurosis
Berikut merupakan tata cara
oblik eksternal, dan dengan rasa sakit
laparoskopi pada pasien dengan varikokel.
minimal bagi pasien, tetapi beberapa
1. Pasien dioperasi dalam posisi
jurnal menyebutkan teknik ini butuh
terlentang di bawah general anestesi.
ketelitian yang tinggi dikarenakan
2. Selanjutnya kateter urin dipasang
penggunaan mikroskop di tempat operasi
setelah induksi anestesi untuk
yang kurang lebih mengurangi
mengevakuasi kandung kemih atau
kenyamanan. Selain itu juga pada
pasien diminta untuk berkemih sesaat
subinguinal jumlah vena yang harus diikat
sebelum pindah ke ruang operasi. pada bekas jahitan (Jeelani et al.,
3. Setelah di induksi dengan anestesi, 2018).
selang nasogastrik dilewatkan untuk Namun, seperti halnya prosedur yang
dekompresi perut. lain, prosedur laparoskopi juga memiliki
4. Lalu sebuah jarum veress untuk kelemahan dan kelebihan. Kelebihan dari
membuat pneumoperitoneum laparoskopi antara lain :
dimasukkan melalui infra-umbilikalis 1. Berguna untuk operasi kekambuhan
dengan irisan kecil. varikokel
5. Kemudian, perut dipompa dengan gas 2. Tinjauan literatur menegaskan
CO2, tekanan dipertahankan antara 12- kemanjuran, keamanan,dan tingkat
14 mm Hg. Ujung kepala tempat tidur keberhasilan yang sangat baik dari
diturunkan 150 hingga 300 untuk laparoskopi prosedur untuk mengoreksi
memindahkan usus dari kuadran bawah varikokel, terutama pada pasien
perut. remaja. Teknik ini harus diintegrasikan
6. Selanjutnya, jarum veress digantikan ke dalam program pelatihan
oleh trocar dan kanula 10 mm setelah laparoskopi untuk warga urologi.
memperbesar sayatan kulit. Teleskop Pembentukan hidrokel setelah operasi
10 mm dimasukkan melalui trokar 10 varikokel masih mengkhawatirkan
mm. Di bawah penglihatan langsung, yang belum terselesaikan masalah.
trocar ke-2 dan ke-3 (10 mm dan 5 Hemat limfatik dengan bantuan
mm) dimasukkan secara bilateral pewarna selama varikokel laparoskopi
melalui sayatan yang terletak pada mungkin berguna untuk mengurangi
jarak 2/3 dari umbilikus ke spina iliaka kejadian hidrokel pasca operasi.
anterior superior. Kemajuan dalam bedah invasif
7. Grasper dan gunting digunakan untuk minimal terus berlanjut untuk
menempatkan dua sayatan tegak lurus berevolusi dan memungkinkan Palomo
ke dalam peritoneum menutupi vena laparoskopi menjadi dilakukan dengan
spermatika interna. aman dan cepat sebagai pasien rawat
8. Massa vaskular diangkat untuk jalan prosedur. Kami sangat
memisahkan komponen arteri dan merekomendasikan laparoskopi operasi
limfatik dari vena. Kemudian, vena sebagai standar emas dalam
diikat dengan klip atau dengan simpul pengobatan varikokel, terutama pada
intrakorporeal. Setelah memastikan anak, remaja, dan kasus bilateral.
hemostasis, trocars dilepas dan sayatan 3. Tinjauan literatur menegaskan
dijahit. kemanjuran, keamanan,dan tingkat
9. Selanjutnya mengaplikasikan antiseptik keberhasilan yang sangat baik dari
laparoskopi prosedur untuk mengoreksi dengan fluoroskopi terbatas untuk
varikokel, terutama pada pasien meminimalkan paparan radiasi pada
remaja. pasien
Sedangkan untuk kelemahan dari 2. Akses vaskular
prosedur laparoskopi diantaranya sebagai Untuk varikokel kiri akses yang paling
berikut : umum adalah vena femoralis dextra.
1. Tingkat persistensi / kekambuhan Sedangkan varikokel kanan umumnya
varikokelektomi laparoskopi berada di lebih mudah diakses secara teknik dan
kisaran 6-15% . memberikan angle yang optimal untuk
2. Kekambuhan seharusnya disebabkan akses dari kateter ke ginjal kiri dan vena
oleh vena kolateral pleksus periarterial spermatika internal. Pada varikokel kanan,
tanpa disadari selama operasi pendekatan melalui vena jugularis atau
3. Prevalensi kambuh masih tinggi vena basilica umumnya dimanfaatkan.
4. Banyak menimbulkan hidrokel (Jeelani 3. Venografi
et al., 2018; Macey et al., 2018). Ujung kateter ditempatkan pada
hubungan antara vena spermatic internal
distal dan pleksus pampiniform.

Embolisasi Perkutan Venogram digunakan dengan

Embolisasi perkutan adalah tindakan memposisikan pasien pada posisi reverse

yang paling tidak invasif pada terapi trendelenburg atau dengan melakukan

varikokel. Oklusi perkutan vena Valsava manuver. Venografi ini telah


spermatika kiri dicapai dengan dikonfirmasi bermanfaat untuk

menyuntikkan kombinasi glukosa dan mendiagnosis dan memetakan vena

agen sclerosing melalui kateter transvena. kolateral, yang khas dari pola vena

Pengetahuan tentang pola drainase vena kolateral adalah percabangan vena

dari vena spermatika interna penting spermatik interna menjadi medial dan

untuk teknik akses vaskular. Biasanya, lateral setinggi lumbal 4. Mengenali

vena spermatika kiri mengalir ke vena adanya vena kolateral ini penting sebagai

renalis kiri, sedangkan vena spermatika tanda gagalnya interupsi pada jalur vena

kanan mengalir langsung ke vena cava kolateral dan berkontribusi terhadap

inferior (Halpern, J. et al, 2016). Adapun persistensi atau kekambuhan varikokel.

teknik dari embolisasi yaitu : 4. Pilihan agen emboli

1. Anestesi Agen emboli yang biasa digunakan

Dilakukan secara rawat jalan, adalah agen emboli padat dan cair yang

penggunaan anestesi hanya sebatas oklusif secara mekanik. Pilihan agen

anestesi lokal dan intravena. Melindungi emboli tergantung pada preferensi dari
operator. Agen emboli padat termasuk Embolisasi perkutan untuk terapi
koil/kumparan dan plug pembuluh, varikokel sendiri memiliki beberapa
tambahan dalam oklusi mekanik, yaitu kelebihan dan kekurangan seperti berikut :
adanya “serat” trombogenik dalam 1. Kelebihan dari embolisasi perkutan
kumparan menginduksi oklusi trombotik.  Embolisasi > pembedahan, karena
Kekurangan dari agen emboli padat embolisasi dapat melakukan
adalah kumparan yang bermigrasi dalam venografi intra operatif yang dapat
pembuluh, hingga perforasi vena. mengidentifikasi varian anatomi
Embolik cair yang paling sering vena. Secara teoritis, ini dapat
digunakan adalah sclerosant sodium membantu untuk mencegah
tetradecyl sulfate (STS) dan polimer kekambuhan, karena sebagian besar
perekat seperti nBCA (lem). Agen kegagalan bedah disebabkan oleh
embolik cair dapat menginduksi reaksi duplikasi vena gonadal yang tidak
inflamasi, dan menyebabkan nekrosis sel terdiagnosis
endotel dan trombosis. Kekurangan dari  Embolisasi adalah pilihan
embolik cair termasuk risiko pemasangan pengobatan yang layak untuk pria
kateter perangkap, embolisasi non target, yang menderita orchalgia sekunder
migrasi lem, dan phlebitis dari pleksus akibat varikokel, karena peradangan
pampiniform. dan jaringan parut pasca operasi
5. Perawatan setelah prosedur dapat mencegahnya. resolusi atau
Pasien harus diobservasi sekitar 2 – 3 bahkan memperburuk rasa sakit
jam setelah dilakukan prosedur sebelum setelah perawatan bedah, yang dapat
dipulangkan. Walaupun pasien dapat dihindari dengan pendekatan
beraktivitas kembali dalam 24 – 48 jam, perkutan
pasien diedukasi untuk tidak mengangkat 2. Kekurangan embolisasi perkutan
beban berat dan olahraga kontak selama 5  Perforasi pembuluh darah vena
– 7 hari dan mengonsumsi makanan relatif umum selama prosedur, tetapi
lembut selama 3 hari untuk mencegah jarang menyebabkan perdarahan
konstipasi. Follow up USG Doppler besar. Bahkan kadang-kadang pada
dilakukan pada 3 bulan dan analisis semen perforasi arteri yang disengaja,
pada 4 – 6 bulan setelah pasien menjalani misalnya, cedera pada arteri
terapi karena infertilitas. Pada fermoralis, jarang terjadi dalam
pemeriksaan follow up, meskipun vena sekuel besar
dapat dilihat melalui pemeriksaan,  Migrasi kumparan (dislokasi) adalah
keberhasilan prosedur ditentukan dari risiko yang diketahui dari prosedur
kurangnya aliran retrograde. embolisasi tetapi cukup jarang.
Migrasi kumparan selama  Zat penggumpal darah ditempatkan
varikokelektomi kiri dapat di area yang salah
menyebabkan trombosis vena ginjal  Infeksi
 Resiko negatif dari zat penggumpal Organ mengalami cedera, misalnya
darah uterus di mana embolisasi uterin fibroid
 Kerusakan dan memar pada dilakukan. (Favard, N. et al, 2015)
pembuluh darah, di mana kateter (Halpern, J. et al, 2016)
dimasukkan

Tabel 3. Hasil studi literature review pada pemilihan terapi varikokel

Sumber Jenis Kelebihan Kelemahan


Tatalaksana

(Choi & Kim, 2013) Mikrovarikokelek  Mikrovarikokelekto  Membutuhkan


tomi inguinal dan mi subinguinal ketelitian yang
(Wang et al., 2015) subinguinal memiliki tingkat tinggi karena
(Lundy & Sabanegh, keberhasilan yang penggunaan
2018) tinggi dan nyeri mikroskop di
pasca operasi tempat operasi
(Pajovic et al., minimal yang mengurangi
2015)  Dengan tingkat kenyamanan
komplikasi terendah  Pada subinguinal
dan perbaikan jumlah vena yang
parameter semen harus diikat
yang paling cukup banyak
signifikan dibanding
 Masa rawat inap inguinal
pasca operasi yang
terpendek
(Esteves, SC. et al., Laparoskopi  Dapat digunakan  Angka
2019) varikokeletomi untuk operasi kekambuhan
kekambuhan berkisar 15 %
varikokel
 Merupakan
tindakan invasif
minimal
 Tingkat keamanan
yang tinggi
 Apabila dilakukan
dengan
pengurangan cairan
limfatik hampir
tidak didapatkan
kejadian hidrokel
pasca tindakan
(Halpern, J. et al., Embolisasi  Tidak invasif /  Pada penggunaan
minimal invasif agen embolic
2016)  Dapat dilakukan padat, dapat
venografi intra menyebabkan
(Favard, N. et al, operatif yang dapat perforasi
2015) mengidentifikasi pembuluh darah
varian anatomi vena, tetapi
vena. jarang
 Membantu menyebabkan
mencegah perdarahan besar.
kekambuhan  Migrasi dari
kumparan, lem
atau agem
embolic padat
lain dapat
menyebabkan
trombosis vena
ginjal
 Kerusakan dan
memar pada
pembuluh darh di
mana kateter
dimasukkan
 infeksi
 Organ
mengalami
cedera, misalnya
uterus di mana
embolisasi uterin
fibroid dilakukan
Berdasarkan hasil studi literatur yang infertil dengan parameter semen yang
telah dilakukan didapatkan kesimpulan abnormal. Varikokel harus didiagnosis
yang mengarah terhadap penggunaan dengan pemeriksaan fisik standar,
laparoskopi varikokelektomi sebagai gold laboratorium, dan radiologis. Pemilihan
standard pada tatalaksana varikokel terapi varikokel antara lain
dikarenakan tindakannya yang invasif mikrovarikokelektomi inguinal dan
minimal dan juga tidak banyak subinguinal, laparoskopik
menyebabkan komplikasi serta tingkat varikokelektomi, dan embolisasi. Namun
kekambuhannya yang hanya berkisar di hal tersebut masih menjadi kontroversi.
angka 15 %. Berdasarkan studi literatur penelitian ini,
dengan pertimbangan tingkat keamanan,
KESIMPULAN
kekambuhan, dan komplikasi, maka dapat
Kelainan fertilitas yang umum pada
dipilih laparoskopik varikokelektomi
pria disebabkan oleh pelebaran abnormal
sebagai pilihan utama terapi minimal
pleksus pampiniformis vena merupakan
invasif pada varikokel dan menjadi gold
istilah dari varikokel. Diagnosis dan
standard.
pengobatan varikokel penting untuk pria
SARAN Arab Association of Urology.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut https://doi.org/10.1016/j.aju.2017.11
mengenai prosedur dan pengembangan .003
dari tatalaksana varikokel untuk 5. Macey, M. R., Owen, R. C., Ross,
mengurangi angka rekurensi dan S. S., & Coward, R. M. (2018). Best
komplikasi yang ditimbulkan. practice in the diagnosis and
treatment of varicocele in children
DAFTAR PUSTAKA
and adolescents. In Therapeutic
1. Choi, W. S., & Kim, S. W. (2013).
Advances in Urology (Vol. 10, Issue
Current Issues in Varicocele
9, pp. 273–282). SAGE Publications
Management: a Review. The World
Inc.
Journal of Men’s Health, 31(1), 12.
https://doi.org/10.1177/1756287218
https://doi.org/10.5534/wjmh.2013.
783900
31.1.12
6. Pajovic, Bogdan & Radojevic,
2. Favard, N., Moulin, M., Fauque, P.,
Nemanja & Dimitrovski, A &
Bertaut, A., Favelier, S., Estivalet,
Radovic, M & Rolovic, R &
L., ... & Loffroy, R. (2015).
Vukovic, Marko. (2015).
Comparison of three different
Advantages of microsurgical
embolic materials for varicocele
varicocelectomy over conventional
embolization: retrospective study of
techniques. European review for
tolerance, radiation and recurrence
medical and pharmacological
rate. Quantitative imaging in
sciences. 19. 532-8.
medicine and surgery, 5(6), 806.
7. Söylemez, H., Penbegül, N., Atar,
3. Jeelani, S., Naeem, A., Gilkar, I. A.,
M., Bozkurt, Y., Sancaktutar, A. A.,
Peer, J. A., & Mushtaq, U. (2018).
& Altunoluk, B. (2012).
Laparoscopic versus open
Comparison of laparoscopic and
varicocelectomy: An observational
microscopic subinguinal
study. World Journal of
varicocelectomy in terms of
Laparoscopic Surgery, 11(2), 76–
postoperative scrotal pain. Journal
80. https://doi.org/10.5005/jp-
of the Society of Laparoendoscopic
journals-10033-1339
Surgeons, 16(2), 212–217.
4. Lundy, S. D., & Sabanegh, E. S.
8. Wang, J., Xia, S. J., Liu, Z. H., Tao,
(2018). Varicocele management for
L., Ge, J. F., Xu, C. M., & Qiu, J. X.
infertility and pain: A systematic
(2015). Inguinal and subinguinal
review. In Arab Journal of Urology
micro-varicocelectomy, the optimal
(Vol. 16, Issue 1, pp. 157–170).
surgical management of varicocele:
A meta-analysis. Asian Journal of relative contraindications, and
Andrology, 17(1), 74–80. complications. Asian journal of
9. Yehya, A., & Gamaan, I. (2015). andrology, 18(2), 234.
Laparoscopic Varicocelectomy In 14. Dubin L, Amelar RD. Varicocele
Children And Adolescent, Our size and results of varicocelectomy
Experience. in selected subfertile men with
https://www.researchgate.net/public varicocele. Fertil Steril
ation/328900913 1970;21:606-9
10. Alsaikhan, B., Alrabeeah, K., 15. Basuki B. Purnomo. 2011. Dasar-
Delouya, G., & Zini, A. (2016). Dasar Urologi. Jakarta: CV. Sagung
Epidemiology of varicocele. Asian Seto
journal of andrology, 18(2), 179. 16. Esteves, Sandro & Cho, Chak Lam
11. Kang, C., Punjani, N., Lee, R. K., & Majzoub, Ahmad & Agarwal,
Li, P. S., & Goldstein, M. (2021, Ashok. (2019). Varicocele and Male
May). Effect of varicoceles on Infertility: A Complete Guide.
spermatogenesis. In Seminars in Springer International Publishing.
Cell & Developmental Biology. 10.1007/978-3-319-79102-9.
Academic Press. 17. Halpern, J., Mittal, S., Pereira, K.,
12. Hassanin, A. M., Ahmed, H. H., & Bhatia, S., & Ramasamy, R. (2016).
Kaddah, A. N. (2018). A global Percutaneous embolization of
view of the pathophysiology of varicocele: Technique, indications,
varicocele. Andrology, 6(5), 654- relative contraindications, and
661. complications. In Asian Journal of
13. Halpern, J., Mittal, S., Pereira, K., Andrology (Vol. 18, Issue 2, pp.
Bhatia, S., & Ramasamy, R. (2016). 234–238). Medknow Publications.
Percutaneous embolization of https://doi.org/10.4103/1008-
varicocele: technique, indications, 682X.169985

Anda mungkin juga menyukai