DOSEN PENGAMPU:
KODIRAN M.Pd.I
KELOMPOK 5:
PENDIDIKAN BIOLOGI
TAHUN 2020
PANDANGAN DAN PERSPEKTIF ISLAM TENTANG PENDIDIKAN
pengetahuan. Tanpa pengetahuan niscaya kehidupan manusia akan menjadi sengsara. Tidak
hanya itu, Al-Qur’an bahkan memposisikan manusia yang memiliki pengetahuan pada derajat
yang tinggi. Al-Qur’an surat Al-Mujadalah ayat 11 menyebutkan: “…Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antara mu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat…”. Al-Qur’an juga telah memperingatkan manusia agar mencari ilmu
tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. Dari sini dapat
dipahami bahwa betapa pentingnya pengetahuan bagi kelangsungan hidup manusia. Karena
dengan pengetahuan manusia akan mengetahui apa yang baik dan yang buruk, yang benar dan
Dalam sebuah sabda Nabi saw. Dijelaskan :“Mencari ilmu adalah kewajibansetiap muslim”. (HR.
Ibnu Majah). Hadits tersebut menunjukkan bahwa Islam mewajibkan kepada seluruh
pemeluknya untuk mendapatkan pengetahuan. Yaitu, kewajiban bagi mereka untuk menuntut
Karena tanpa pengetahuan niscaya manusia akan berjalan mengarungi kehidupan ini bagaikan
orang tersesat ,yang implikasinya akan membuat manusia semakin terlunta-lunta kelak di hari
akhirat.
Imam Syafi’i pernah menyatakan:“Barangsiapa menginginkan dunia, maka harus dengan ilmu.
Barang siapa menginginkan akhirat, maka harus dengan ilmu. Dan barang siapa menginginkan
keduanya, maka harus dengan ilmu”. Dari sini, sudah seyogyanya manusia selalu berusaha
untuk menambah kualitas ilmu pengetahuandengan terus berusaha mencarinya hingga akhir
hayat. Dalam al-Qur’an surat Thahaa ayat 114 disebutkan:“Katakanlah: ‘Ya Tuhanku,
Paradigma pendidikan dalam Alquran juga tidak lepas dari tujuan Allah SWT menciptakan
manusia itu seindiri, yaitu pendidikan penyerahan diri secara ikhlas kepada sang Kholik yang
dalam QS. Adz-Dzariyat: 56 : "Tidaksemata-mata kami ciptakan jin dan manusia kecuali hanya
untuk beribadah". Menurut Armai Arief (2007:175) " bahwa tujuan pendidikan dalam Al-quran
adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok, sehingga mampu menjalankan
fungsinya sebagai hamba Allah SWT. dan kholifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai
Pendidikan dalam perspektif Al-quran dapat dilihat bagaimana Luqman Al-Hakim memberikan
menunjukkan perbuatannya lewat pengamalan dan sikap mental yang dilakukannya sehari-hari
dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Diantara wasiat pendidikan monumental
yang dicontohkan Luqman lewat materi billisan dan dilakukannya lewat bilamal terlebih dahulu
adalah: Jangan sekali-kali menyekutukan Allah, berbuat baiklah kepada kedua orang tua, jangan
mengikutiseruan syirik, ingatlah bahwa manusia itu pasti mati, hendaklah kita tetap
merasadiawasi oleh Allah, hendaklah selalu mendirikan sholat, kerjakan selalu yang baik
bepergian, dan rendahkanlah suaramu.Walaupun sederhana materi dan metode yang diajarkan
Luqman Al-Hakim kepada putranya termasuk kepada kita semua yang hidup di jaman modern
ini, namun betapa cermat dan mendalam filosofi pendidikan serta hikmah yang dimiliki Luqman
Konsep pendidikan dalam perspektif Al-quran yang direfleksikan Allah SWT .Dalam QS.Luqman
(31):12-19 :
(12). Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmah kepada Luqmman, yaitu : "bersyukurlah
kepada Allah. Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah) maka sesungguhnya ia bersyukur
untuk dirinya sendiri, dan barang siapa tidak bersyukur,maka sesungguhnya Allah Maha Kaya
(13). Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia memberi pelajaran
(14). Dan Kami perintahkan kepada manusia terhadap dua orang ibu-bapak. Ibu nya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah, dan menyapihnya dalam dua
tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu, hanya kepada-Ku lah
kembalimu.
(15). Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatuyang tidak
ada pengetahuannya tentang itu, maka janganlah engkau mengikut ikeduanya, dan pergaulilah
keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian
hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka ku berikan kepadamu apa yang telah engkau kerjakan.
(16). (Luqman berkata): "Hai anakku sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan)seberat biji
sawi dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscayaAllah akan
(17). Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah
(mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu.
(18). Dan janganlah engkau memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah engkau berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
(19). Dan sederhanalah engkau dalam berjalan dan lunakkan suaramu. Sesungguhnya seburuk-
Ketokohan Luqman Al-Hakim seperti dijelaskan di atas merupakan suatu keniscayaan dalam
dunia pendidikan, hingga dapat melahirkan para ahli pendidikan dibidangnya masing-masing
sejak Alquran dilauncingkan oleh pembawa risalah terakhir Rosululloh Muhammad SAW empat
belas abad yang lalu hingga sekarangbahkan sampai akhir jaman. Islam memandang dan
memposisikan sendi-sendi keilmuan atau ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sesuatu yang
sangat utama dan urgen. Ia merangkul iptek sedemikian rupa sehingga menganggap suci dan
disamakan derajatnya dengan jihad bagi perjuangan orang-orang yang berilmu dan yang
mencari ilmu, juga karya-karya yang mereka temukan tentang fenomena dan rahasia alam
semesta ini. Hal ini dijelaskan dengan firman Allah dalam QS. Al-Mujadiah ayat 11 :"Allah
meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yangDiberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat”. Ilmu pengetahuan yang dituju oleh Alquran menurut Widodo
(2007: 161) adalah ilmu pengetahuan dengan pengertiannya yang menyeluruh, yang mengatur
segala yang berhubungan dengan kehidupan dan tidak terbatas pada ilmu syariah dan akidah
saja.
pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting karena manusia sebagai hamba Allah SWT
di muka bumi memikul tugas dan tanggung jawab yang cukup berat. Oleh karena itu, agar
manusia mampu menjalankan tanggung jawabnya dengan baik diperlukan sikap personalitas
yang berkualitas dan ilmu pengetahuan yangsesuai dengan kehendak Allah.Hal itu hanya dapat
Tugas manusia yang pertama adalah menjadi hamba Allah yang taat,sebagaimana firman Allah
dalam Al Quran Surat Adz-Dzariyat 56, yang artinya:”Dan Aku tidak menciptakan jin dan
Tugas manusia yang kedua adalah sebagai khalifah di muka bumi,yang menuntut tanggung
jawab yang berat. Tanggung jawab tersebut berkaitan erat dengan pernyataan Allah dalam Al
Quran surat Al Baqarah ayat 30, yang artinya:”Ingatlah ketika Allahberfirman kepada malaikat,
Aku akan menciptakan seorang khalifah di muka bumi”.Bumi yang merupakan tempat tinggal
bagi manusia untuk sementara, pengelolaanya diserahkan kepada manusia. Hal ini ditegaskan
oleh Allah dalam Al Quran surat Al-An’am ayat 165 yang artinya :“Dan Dialah yang menjadikan
dan memanfaatkannya untuk dijadikan sarana penunjang dalam beribadah kepada Allah. Bukan
sebaliknya, yakni menciptakan kerusakan di muka bumi atau merasa bangga menjadi perusak
alam.Allah sangat membenci orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi dan
hatinya,sebagaimana firman-Nya dalam surat Ar-Rum ayat 41 yang artinya :“Telah nampak
kerusakan di darat dan di laut disebabkan tangan manusia, supaya Allahmerasakan kepada
merekasebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar merekakembali (ke jalan yangbenar)”.
adakesanggupan dari manusia itu sendiri, setelah makhluk lain menolaknya karena
khawatirakan menghianatinya. Dengan kata lain, hanya manusia yang sanggup mengemban
amanah Allah yang maha berat itu. (QS.AlAhzab: 72) .Penghambaan manusia kepada Allah
bahwa dirinya telah menerima limpahan kasih sayang yang tak terhingga dariAllah, dengan
diangkatnya derajat manusia yang lebih tinggi dari mahkluk lainnya.Diberinya akal dan
kemampuan berpikir merupakan sarana yang ampuh dalam rangka mengemban tugas sebagai
khalifah.Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan peranan akal, sehingga pentingnya
pendidikan dalam pandangan Islam berkaitan erat dengan penggunaan akal, hati, dan
pancaindera untuk berpikir dan mendekatkan diri kepada Allah.Alangkah ruginya manusia yang
telah banyak menerima karunia dariAllah,tetapi tidak mau menggunakannya untuk memikirkan
yang tinggi itu dapat jatuh ke tempat yang lebih rendah dari bintang(QS.Al-A’raf:179). Betapa
dasar dan karunia yang telah diberikan Allah.Apabila semua itu dilupakan dengan mengabaikan
pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan berdasarkan konsep Islam sesuai dengan
petunjuk Allah. Secara garis besar,konsepsi pendidikan dalam Islam adalah mempertemukan
pengaruh dasar dengan pengaruh ajar. Pengaruh pembawaan dan pengaruh pendidikan
diharapkan akan menjadi satu kekuatan yang terpadu yang berproses ke arah pembentukan
kepribadian yang sempurna.Oleh karena itu, pendidikan dalam Islam tidak hanya menekankan
menekankan kepada pendidikan yang mengarah kepada pembentukan keribadian yang utuh
dan bulat.Pendidikan Islam menghendaki kesempurnaan kehidupan yang tuntas sesuai dengan
firman Allah pada surat Al Baqarah ayat 208, yangartinya :“Wahai orang-orang yang
Bagi manusia pendidikan penting sebagai upaya menanamkan dan mengaktualisasikan nilai-
nilai Islam pada kehidupan nyata melalui pribadi-pribadi muslim yang beriman dan bertakwa,
sesuai dengan harkat dan derajat kemanusiaansebagai khalifah di atas bumi.Penghargaan Allah
terhadap orang-orang yang berilmu dan berpendidikan dilukiskan pada ayat berikut. “Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi
pengetahuan derajat (yang banyak) (QS. Al Mujadalah 11“. “Maka bertanyalah kepada orang
yang mempunyai ilmu pengetahuan jika kamu tidak mengetahui” (QS, An-Nahl 43). “Katakanlah
pertama, yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5 yang banyak mengandung isyarat-isyarat pendidikan dan
pengajaran dengan makna luas dan mendalam. Prilaku Nabi Muhammad saw sendiri, selama
hayatnya sarat dengan nilai-nilai pendidikan yang tinggi.Dari kutipan-kutipan di atas dapat
disimpulkan bahwa dalam ajaran Islam pendidikan menduduki posisi yang sangat penting.
Mengingat bahwa keberadaan manusia di dunia ini mengemban tugas dan tanggung jawab
yang berat,sebagai hambaAllah maupun sebagai khalifah di muka bumi.Kedua tugas tersebut
Pendidikan Islam memiliki karakteristik yang berkenaan dengan cara memperoleh dan
dilahirkan dengan membawa fitrah serta dibekali dengan berbagai potensi dan kemampuan
yang berbeda dari manusia lainnya. Dengan bekal itu kemudian dia belajar: mula-mula melalui
hal yang dapat diindra dengan menggunakan panca indranya sebagai jendela pengetahuan;
selanjutnya bertahap dari hal-hal yang dapat diindra kepada yang abstrak, dan dari yang dapat
dilihat kepada yang dapat difahami. Sebagaimana hal ini disebutkan dalam teori empirisme dan
positivisme dalam filsafat. Dalam firman Allah Q.s. an-Nahl ayat 78: “Dan Allah mengeluarkan
kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
dan hati, manusia dapat memahami danmengerti pengetahuan yang disampaikan kepadanya,
bahkan manusia mampu menaklukkan semua makhluk sesuai dengan kehendak dan
kekuasaannya.
Dalam al-Qur’an surat al-Jatsiyah ayat 13 disebutkan:َ“Dan dia menundukkan untuk mu apa
yang di langit dan apa yang di bumi semuanya,(sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
berfikir”.
Namun, pada dasarnya proses pemerolehan pengetahuan adalah dimulai dengan membaca,
sebagaimana dalam al-Qur’an surat al-‘Alaq ayat 1-5 َ:“Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu yang Menciptakan (1), Dia telahmenciptakan manusia dari segumpal darah (2).
Bacalah, dan Tuhanmulah yang MahaPemurah (3), Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam (4), Dia mengajarkepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5)”.
Dalam pandangan Quraish Shihab kata Iqra’ terambil dari akar kata yang berarti menghimpun.
mengetahui ciri sesuatu, dan membaca teks tertulis maupuntidak.Wahyu pertama itu tidak
menjelaskan apa yang harus dibaca, karena al-Qur’anmenghendaki umatnya membaca apa saja
selama bacaan tersebut bismi Rabbik, dalamarti bermanfaat untuk kemanusiaan. Iqra’ berarti
sejarah, maupun diri sendiri, yangtertulis maupun yang tidak. Alhasil, objek perintah iqra’
Sebagaimana dalam al-Qur’an surat Yunus ayat 101 :ُ“Katakanlah: ‘Perhatikanlah apa yang ada
menelaah alam sekitarnya. Karena dari lingkungan ini manusia juga bisa belajar dan
memperolehpengetahuan.
Dalam al-Qur’an surat asy-Syu’ara ayat 7 juga disebutkan:“Dan apakah mereka tidak
memperhatikan bumi, berapakah banyak nya kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam
Namun, pengetahuan tidak hanya terbatas pada apa yang dapat diindra saja.Pengetahuan juga
meliputi berbagai hal yang tidak dapat diindra. Sebagaimana tertuangdalam al-Qur’an surat Al-
Haqqah ayat 38-39:“Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat (38). Dan dengan apa
yang tidak kamu lihat (39)”.Dengan demikian, objek ilmu meliputi materi dan nonmateri,
fenomena dan nonfenomena, bahkan ada wujud yang jangankan dilihat, diketahui oleh
manusia pun tidak. Dalam al-Qur’an surat Al-Nahl ayat 8 disebutkan:“Allah menciptakan apa
Sebagaimana telah dipaparkan di atas, dalam pengetahuan manusia tidak hanya sebatas apa
yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia, namun juga semua pengetahuan yang
dapat membantu mencapai kemakmuran dan kesejahteraan hidup manusia. Yaitu pengetahuan
terkait urusan duniawi dan ukhrowi,yang dapat menjamin kemakmuran dan kesejahteraan
hidup manusia di dunia dan diakhirat.Pengetahuan duniawi adalah berbagai pengetahuan yang
pengetahuan tentang perbaikan pola perilaku manusia, yang meliputi pola interaksimanusia
dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan. Atau biasa disebut dengan
pengetahuan agama.Pengetahuan umum (duniawi) tidak dapat diabaikan begitu saja, karena
sulit bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan hari kelak tanpamelalui kehidupan dunia ini
yang mana dalam menjalani kehidupan dunia ini pun harusmengetahui ilmunya. Demikian
kehidupannya akan menjadi hampa tanpa tujuan.Karena kebahagiaan di dunia akan menjadi
sia-sia ketika kelak di akhirat menjadi nista.Islam selalu mengajarkan agar manusia menjaga
Dalam Qs. Al-Mulk ayat 3 disebutkan:“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu
sekali-kali tidak melihat padaciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.
Dalam al-Qur’an surat ar-Ra’d ayat 8 juga disebutkan:“Segala sesuatu di sisi-Nya memiliki
ukuran”.Dari sini dapat dipahami bahwa Allah selalu menciptakan segala sesuatu dalam
keadaan seimbang, tidak berat sebelah. Demikian halnya dalam penciptaan manusia.Manusia
mampu menciptakan keseimbangan diri, lingkungan dan alamsemesta. Karena hanya manusia
yang mampu melakukannya sebagai bentuk darikekhalifahan manusia di muka bumi.Dalam al-
Qur’an surat al-Qashash ayat 77 disebutkan:“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu (kebahagiaan) negeriakhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari
(kenikmatan) duniawi danberbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu,dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
Manusia tidak dianjurkan oleh Islam hanya mencari pengetahuan yang hanya berorientasi pada
urusan akhirat saja. Akan tetapi, manusia diharapkan tidak melupakanpengetahuan tentang
urusan dunia. Meskipun kehidupan dunia ini hanyalah sebuah permainan dan senda gurau
belaka, atau hanyalah sebuah sandiwara raksasa yang diciptakan oleh Tuhan semesta alam.
Namun, pada dasarnya manusia diharapkan mampu menjaga keseimbangan dirinya dalam
menjalani realita kehidupan ini, termasuk dalam mencari pengetahuan.Al-Qur’an surat al-
An’aam ayat 32 menyebutkan:“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan
senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang
perlu bagi kelangsungan hidupnya di dunia dan di akhirat kelak. Dalam al-Qur’an surat al-
Baqoroh ayat 201 disebutkan:“Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami,
berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa
neraka”.Kebaikan(hasanah) dalam bentuk apapun tanpa didasari ilmu, niscaya tidak akan
kemakmuran dan lain sebagainya. Apalagi kebaikan di akhirat tidak akan tercapai tanpa adanya
pengetahuanyang memadai. Karena segala bentuk keinginan dan cita-cita tidak akan terwujud
tanpaadanya usaha dan pengetahuan untuk mencapai keinginan dan cita-cita itu sendiri.
Manusia memiliki potensi untuk mengetahui, memahami apa yang ada di alam semesta ini.
Serta mampu mengkorelasikan antara fenomena yang satu dan fenomena yang lainnya. Karena
hanya manusia yang disamping diberi kelebihan indera, manusiajuga diberi kelebihan akal. Yang
dengan inderanya dia mampu memahami apa yangtampak dan dengan hatinya dia mampu
memahami apa yang tidak nampak. Dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 31 disebutkan:“Allah
nama pada ayat tersebut adalah sifat, ciri, dan hukum sesuatu. Iniberarti manusia berpotensi
mengetahui rahasia alam raya.Adanya potensi itu, dan tersedianya lahan yang diciptakan Allah,
serta ketidakmampuan alam raya membangkang terhadap perintah dan hukum-hukum
Namun, di sisi lain manusia juga memiliki nafsu yang cenderung mendorong manusiauntuk
menuruti keinginannya. Nafsu jika tidak terkontrol maka yang terjadi adalahkeinginan yang
tiada akhirnya. Nafsu juga tidak jarang menjerumuskan manusia dalamlembah kenistaan.
Dalam al-Qur’an surat Yusuf ayat 53 disebutkan:“Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh
bahwa umat Islam adalah umat terbaik, yang mampumenciptakan lingkungan yang baik,
kondusif, yang bermanfaat bagi seluruh alam. Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling
bermanfaat bagi manusia lainnya.Dalam al-Qur’an surat Ali Imron ayat 110 disebutkan:“Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”.Sabda Nabi saw.:“Sebaik-baik manusia
adalah yang paling bermanfaat”.Pisau akan sangat berguna ketika digunakan oleh orang yang
berpikiran positifdan ahli dalam menggunakan pisau. Sebaliknya, ketika pisau digunakan oleh
orang yangberpikiran negatif, niscaya bukan kemanfaatan dan kemaslahatan yang akan
hubungan antara pancaindera,akal dan wahyu. Dengan pancaindera dan akal (hati), manusia
bisa menilai sebuah kebenaran (etika) dan keindahan (estetika). Karena dua hal ini adalah
kelebihan, kedua piranti ini memiliki kekurangan. Sehingga keduanya masih membutuhkan
penolong untuk menunjukkan tentang hakikat suatu kebenaran, yaitu wahyu. Dan dengan
wahyu manusia dapat memahami posisinya sebagai khalifah fil ardh.Wahyu yang diturunkan
kepada manusia tidak hanya berisikan perintah dan larangan saja, akan tetapi lebih dari itu al-
Qur’an juga membahas tentang bagaimanaseharusnya hidup dan menghargai kehidupan. Dan
tidak terlepas juga di dalam al-Qur’andikaji tentang sains dan teknologi sehingga tidaklah
berlebihan jika kita menyebutnyasebagai kitab sains dan medis .Namun, berbagai bentuk
kemajuan sains dan teknologi serta ilmu pengetahuan tanpa didasari tujuan yang benar, niscaya
hanya akan menjadisebuah bumerang yang menghancurkan kehidupan manusia. Karena tidak
jarang saat ini manusia malah mengalami kejenuhan, kehampaan jiwa, hedonisme,
materialisme bahkan dekadensi moral yang tidak jarang pula implikasinya merugikan diri
mereka sendiribahkan lingkungan sekitar. Padahal dengan adanya kemajuan sains dan
teknologi kehidupan manusia diharapkan menjadi lebih mudah, efisien, instan, yang bukan
maupun lainnya, teoritis maupun praktis, ibarat pisau bermata dua yang dapat digunakan
pemiliknya untuk berlaku munafik dan berkuasaatau berbuat kebaikan dan mengabdi kepada
kepentingan umat manusia. Pengetahuan tentang atom umpama nya, dapat digunakan untuk
tujuan-tujuan perdamaian dan kemanusiaan, tapi dapat pula digunakan untuk menghancurkan
ayat 41 disebutkan:“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan
tanganmanusia”.Manusia adalah makhluk yang memiliki tanggung jawab, yaitu tanggung jawab
menjadikhalifah fil ardh. Kekhalifahan manusia adalah salah satu bentuk dari ta’abbud-
nyakepada sang Khalik. Sedangkan ta’abbud adalah tugas pokok dari penciptaan
Sebagaimanatelah dijelaskan dalam al-Qur’an surat adz-Dzariyat ayat 56: “Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.Dalam al-Qur’an
surat al-A’raf ayat 85 disebutkan:“Sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu
timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan
memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang
pengetahuan itu sendiri, menjaga keseimbangan alam semesta ini dengan melestari-kan
kehidupan manusia dan alam sekitarnya, yang sekaligus sebuah aplikasi dari tugas kekhalifahan
manusia di muka bumi. Dan pemanfaatan pengetahuan adalah bertujuan untuk ta’abbud
KESIMPULAN
Dari deskripsi singkat di atas, dapat dipahami bahwa al-Qur’an telah memberikan rambu-rambu
yang jelas kepada kita tentang konsep pendidikan yang komperehensif. Yaitu pendidikan yang
tidak hanya berorientasi untuk kepentingan hidup di dunia saja, akan tetapi juga berorientasi
untuk keberhasilan hidup di akhiratkelak. Karena kehidupan dunia ini adalah jembatan untuk
dilengkapi dua piranti penting untuk memperoleh pengetahuan, yaitu akal dan hati. Yang
dengan dua piranti ini manusiamampu memahami “bacaan” yang ada di sekitarnya. Fenomena
maupun nomena yang mampu untuk ditelaahnya. Karena hanya manusia makhluk yang
yang paling bermanfaat bagi manusia seluruhnya. Namun, tidak boleh dilupakan bahwa
manusia juga hidup berdampingan dengan lingkungan, sehingga tidak bisa serta merta
keseimbangan alam. Karena sudah menjadi tugas manusia untuk melestarikan alam ini sebagai
DAFTAR PUSTAKA
file:///http:/pentingnys%20pendidikan%20dalam%20pandangan%20islam/Tafsir%20Tarbawi,
%20Pendidikan%20Dalam%20Perspektif%20alQur%E2%80%99an%20%C2%AB%20HSR
%20%E2%80%93%20just%20want%20to%20share.htmfile:///http:/pentingnys%20pendidikan
%20dalam%20pandangan%20islam/Pendidikan%20dalam%20Perspektif%20Alquran.htm
file:///http/pentingnys%20pendidikan%20dalam%20pandangan%20islam/Pentingnya
%20Pendidikan%20dalam%20Islam%20%C2%AB%20RIWAYAT%E2%80%99S%20BLOG.
file:///http/pentingnys%20pendidikan%20dalam%20pandangan%20islam/Pentingnya
%20Pengetahuan%20dan%20Pendidikan%20Menurut%20al-Qur%E2%80%99an
%20%20%20Kajian%20Al-Qur%E2%80%99an.