Anda di halaman 1dari 3

Nama Kelompok :

1. Aisha Keyla Mazzetti (041811133097)


2. Azarin Imelia Adinda Putri (041811133120)
3. Shaillanur Lucky Andriana Arifin 041811133127

TUGAS 2 – KONSEP DASAR DAN URGENSI ILMU, AKAL DAN WAHYU


AGAMA ISLAM II

PENGERTIAN ILMU, AKAL DAN WAHYU

Akal dan wahyu merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan dari kedua tokoh ini. Akal
merupakan pembeda antara manusia dengan makhluk binatang, sedangkan wahyu adalah
petunjuk bagi akal. Keduanya sama-sama berpegang kepada wahyu, namun berbeda dalam
interpretasi mengenai teks ayat-ayat Alquran dan hadits.

Dalam Pandangan Mu'tazilah akal digunakan untuk memperoleh pengetahuan,


membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Sedangkan wahyu, berfungsi memberi
penjelasan tentang perincian pahala dan siksa di akhirat sehingga wahyu memperkuat apa yang
diketahui akal dan menerangkan apa-apa yang belum diketahui akal.

Dalam syariat Islam, wahyu adalah kalam atau perkataan dari Allah, yang diturunkan
kepada seluruh makhluk-Nya dengan perantara malaikat ataupun secara langsung. Kata "wahyu"
adalah kata benda, dan bentuk kata kerjanya adalah awha-yuhi, arti kata wahyu adalah
pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat.

Perbincangan menganai akal dan wahyu merupakan bagian terpenting dalam aliran
teologi Islam, yaitu masalah mengetahui Tuhan dan masalah mengetahui baik dan jahat. Akal
merupakan pembeda antara manusia dengan makhluk binatang, sedangkan wahyu adalah
petunjuk bagi akal.

FUNGSI :

ILMU:

Fungsi mempelajari ilmu bagi kehidupan kita, yaitu :


1. Akan mendapatkan pahala secara terus menerus bagi yang mengajarkannya.
2. Ilmu memberikan kepada yang memiliki pengetahuan untuk membedakan apa yang
terlarang dan yang tidak, menerangi jalan kesurga, kawan diwaktu sepi dan teman ketika
kita kehilangan sahabat.
3. Ilmu memimpin kita kepada kebahagiaan, menghibur kita dalam duka, perhiasan dalam
pergaulan, perisai terhadap musuh.
4. Hamba Allah mencapai kebaikan, memperolah kedudukan yang mulia, dapat
berhubungan dengan raja-raja di dunia, kebahagiaan akhirat.
Ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran islam, hal ini terlihat dari
banyaknya ayat al-Qur’an yang memandang orang berilmu dalam posisi yang tinggi dan mulia
disamping hadis-hadis nabi yang banyak memberi dorongan bagi umatnya untuk terus menuntut
ilmu. Dalam konsep Islam digambarkan bahwa kewajiban manusia adalah beribadah kepada
Allah, maka wajib bagi manusia (Muslim ,Muslimah) untuk menuntut ilmu. Dengan ilmu kita
dapat mengatur hidup yang lebih bermanfaat dengan memahami mana yang benar dan yang
salah.

AKAL:

Akal juga mempunyai fungsi dan tugas moral, yaitu petunjuk jalan bagi manusia dan
yang membuat manusia menjadi pencipta perbuatannya. Akal adalah petunjuk bagi manusia dan
yang membuat manusia menjadi pencipta perbuatannya. Akal dalam pengertian Islam bukan
otak, tetapi daya berfikir yang terdapat pada jiwa manusia. Daya yang digambarkan oleh
Alqur‟an yaitu memperoleh pengetahuan lewat alam sekitar. Akal dalam pengertian inilah yang
dikontraksikan dalam Islam dengan wahyu yang membawa pengetahuan dari luar diri manusia
yaitu dari Tuhan.

Menurut Fazlur Rahman, kedudukan akal sangat sentral bagi manusia. Ia menafsirkan
akal sebagai penalaran ilmiah. Kedudukan akal yang sangat sentral dan perintah menuntut ilmu
pengetahuan

WAHYU:

Sementara wahyu, menurut tokoh neo-modernis Fazlur Rahman, berfungsi sebagai


petunjuk bagi manusia. Wahyu secara keseluruhan adalah kalam Allah Swt. Yang mutlak benar,
dan dalam pengertian bisa juga seluruhnya merupakan perkataan Muhammad. Dan wahyu
mempunyai fungsi member penjelasan tentang perincian hukuman dan upah yang akan diterima
manusia di akhirat. Bahwa akal tidak mengetahui bahwa upah untuk suatu perbuatan baik lebih
besar dari upah yang ditentukan untuk suatu peruatan baik yang lain, demikian pula akal tidak
mengetahui bahwa hukuman untuk suatu perbuatan buruk lebih besar dari hukuman untuk suatu
perbuatan buruk yang lain. Samua ini dapat diketahui hanya dengan perantaraan wahyu. Dan
wahyulah yang menjelaskan perincian hukuman dan upah yang akan diperoleh manusia di
akhirat. Wahyu datang untuk menolong dan meyakinkan akal bahwa apa yang diketahuinya
melalui usahanya sendiri tentang Wujud Tuhan, sifat-sifat-Nya dan sebagainya adalah benar.

PENTINGNYA ILMU DAN WAHYU

Dalam era modern dan era masyarakat industri seperti sekarang ini, peranan ilmu
pengetahuan dan teknologi, yang didukung oleh kemampuan akal, dalam memajukan segala
aspek kehidupan manusia sangat dominan sekali. Dan peranan orang berilmu dimana-mana kita
saksikan menonjol sekali dalam membangun dan memajukan masyarakatnya, agamanya, dan
bangsanya.

Secara duniawi kedudukan mereka yang berilmu tersebut lebih terhormat dan lebih disegani,
sedang secara ukhrawi,derajat mereka pun dihadapan Allah ditinggikan beberapa derajat,
sebagaimana firman Allah:

“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (QS Al-Mujaadalah:11).”

Selanjutnya, dengan ilmu pengetahuan pula manusia yang diciptakan Allah swt sebagai
khalifah di muka bumi ini mampu membuka tabir tanda-tanda zaman dan mampu memanfaatkan
serta mengolah segala apa yang ada di bumi ini bagi kemakmuran dan kesejahteraan bersama.
Dan dengan ilmu pengetahuan pulalah manusia dapat membuat sesuatu sulit menjadi mudah.
Misalnya, kalau zaman dahulu kaum muslimin Indonesia yang pergi menunaikan ibadah haji
memerlukan waktu yang berminggu-minggu bahkan berbilang bulan, tapi sekarang dengan
ditemukannya pesawat udara, para calon haji bisa sampai ke tanah Arab hanya beberapa jam
saja.

Untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allahpun dan juga beribadah kepadaNya serta
bermuamalah kepada sesama makhluknyapun kita perlu berilmu. Bagaimana seorang muslim
dapat melaksanakan ibadah haji, misalnya, kalau dia tidak mempunyai ilmu, atau paling tidak
tahu tata cara menunaikan ibadah haji ?. Berapa banyak   kita menyaksikan kaum yang lemah
yang tidak bisa mengubah nasibnya karena tidak berilmu ?. Disinilah letak perbedaan. Dalam Al-
Qur’an Allah berfirman :

“Katakanlah, adakah sama orang – orang yang mengetahui dengan orang-orang yang
tidak mengetahui (QS Az-Zumar : 9).”

DAFTAR PUSTAKA

Junaidi. 2018. Urgensitas Ilmu Menurut Konsep Islam. At-Tarbawi Vol. X No., 2 Hal 51-61.

Hutasuhut, Efrianto. 2017. Akal Dan Wahyu Dalam Islam (Perbandingan Pemikiran Harun
Nasution Dan Muhammad Abduh). Tesis. Program Studi Pemikiran Islam Pascasarjana,
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.

Anda mungkin juga menyukai