TINJAUAN PUSTAKA
perlindungan terhadap kondisi luar lingkungan baik dari pengaruh fisik maupun
pengaruh kimia, serta mencegah kelebihan kehilangan air dari tubuh dan berperan
sebagai termoregulasi. Kulit bersifat lentur dan elastis yang menutupi seluruh
permukaan tubuh dan merupakan 15% dari total berat badan orang dewasa (Paul
et al., 2011). Fungsi proteksi kulit adalah melindungi tubuh dari kehilangan cairan
elektrolit, trauma mekanik dan radiasi ultraviolet, sebagai barier dari invasi
karena terdapat banyak ujung saraf, tempat penyimpanan nutrisi dan air yang
dapat digunakan apabila terjadi penurunan volume darah dan tempat terjadinya
Kulit terdiri dari dua lapisan yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis
yang merupakan lapisan epitel dan lapisan dalam yaitu dermis yang merupakan
a. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar kulit yang terdiri dari epitel berlapis
berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal terdapat pada telapak
5
6
tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5% dari seluruh ketebalan
kulit.
Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai
2007).
b. Dermis
Dermis tersusun oleh sel-sel dalam berbagai bentuk dan keadaan, dermis
terutama terdiri dari serabut kolagen dan elastin. Serabut-serabut kolagen menebal
dan sintesa kolagen akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Sedangkan
serabut elastin terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit manusia
meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen akan
saling bersilang dalam jumlah yang besar dan serabut elastin akan berkurang
(Perdanakusuma, 2007).
saluran keringat, kelenjar sebasea, otot penegak rambut, ujung pembuluh darah
dan ujung saraf dan sebagian serabut lemak yang terdapat pada lapisan lemak
c. Lapisan Subkutan
lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit
Luka bakar didefinisikan sebagai cedera pada kulit atau jaringan yang
disebabkan oleh trauma akut termal atau lainnya. Luka bakar terjadi ketika
sebagian atau semua sel di kulit atau jaringan rusak akibat kontak dengan cairan
panas, padatan panas atau api. Luka bakar juga dapat disebabkan oleh radiasi,
radioaktif, listrik gesekan atau kontak dengan bahan kimia (Kagan et al., 2009).
Manifestasi klinis dari luka bakar yaitu takikardia, tekanan darah menurun,
menentukan kedalaman cedera luka bakar, persentase area permukaan tubuh yang
Luka bakar terjadi karena kulit mengalami cedera. Cedera ini disebabkan
oleh adanya paparan terhadap kulit. Paparan tersebut dapat bersumber dari panas,
suhu dingin yang ekstrim, senyawa kimia dan sengatan listrik (Kagan et al.,
2009).
pasien. Menurut Kagan dkk. (2009) klasifikasi luka bakar dibagi menjadi tiga
yaitu luka bakar derajat I, luka bakar derajat II (partial-thickness burn), dan luka
Luka bakar derajat I ini hanya terjadi pada lapisan epidermis kulit,
diakibatkan oleh paparan ultraviolet atau sinar matahari yang cukup lama.
Karakteristik dari luka bakar ini adalah adanya rasa nyeri kemerahan yang
menyakitkan tetapi tidak mengakibatkan lecet pada kulit dan umumnya sembuh
dalam 2-3 hari tanpa meninggalkan bekas luka (Kagan et al., 2009).
Luka bakar ini terjadi pada seluruh jaringan epidermis dan sebagian lapisan
dermis yang disertai dengan reaksi inflamasi akut. Luka bakar derajat II
dibedakan menjadi dua yaitu superfisial (derajat II dangkal) dan deep (derajat II
dalam). Luka bakar derajat II dangkal mengenai bagian superfisial dari dermis,
dengan apendis kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea
yang masih utuh. Penyembuhan luka superfisial terjadi secara spontan dalam
waktu 10-14 hari. Sedangkan luka bakar derajat II dalam, terjadi kerusakan
mengenai hampir seluruh bagian dermis. Apendises kulit seperti folikel rambut,
apendises kulit yang tersisa. Biasanya proses penyembuhan berlangsung lebih dari
Luka bakar derajat III apabila terjadi kerusakan pada seluruh lapisan
pelengkap kulit, sehingga tidak terdapat sel epitel skuamosa di daerah luka untuk
memungkinkan terjadinya epitelisasi luka. Ciri-ciri luka bakar derajat III ditandai
dengan kulit kering berwarna putih kehitaman dan adanya trombosis vena, tidak
dijumpai rasa nyeri, bahkan hilang sensasi karena ujung-ujung serabut saraf
akibat tidak terjadinya proses epitelisasi spontan baik dari dasar luka, tepi luka
bakar, akibat dari terganggunya fungsi barrier dari kulit. Penggunaan agen
mikroba pada luka dan dapat mempertahankan tingkat flora normal pada area
luka. Umumnya antibiotik topikal yang biasanya digunakan untuk terapi luka
bakar ada tiga, yaitu silver sulfadiazine, mefenid dan silver nitrat.
menggobati dan mencegah terjadi infeksi pada luka bakar lebih baik dari pada
silver sulfadiazine karena mefenid dapat menembus eschar lebih baik dari pada
Perak nitrat biasanya dioleskan sebagai larutan 0,5% yang digabung dengan
pembalut, dan dipasang diatas luka bakar. Balutan dijaga agar tetap basah untuk
konsentrasi yang mungkin dapat bersifat toksik. Perak nitrat memiliki aktivitas
antibakteri spektrum luas dan tidak menimbulkan nyeri pada pasien serta tidak bersifat
alergenitas. Larutan ini tidak menembus eschar, sehingga hanya dapat digunakan pada
luka awal yang bersih. Keterbatasan penggunaan larutan ini yaitu dapat merubah warna
kulit normal dan bahan apapun yang kontak serta memiliki harga yang cukup mahal
(Sabiston, 1995).