Anda di halaman 1dari 19

Nomor : K.1375/PPD.

VII/12-2021 3 Desember 2021


Lamp. : 3 (tiga) file
Hal : Pemberitahuan

Kepada yang Terhormat :


1. BADAN PEKERJA MAJELIS WILAYAH
2. BADAN PEKERJA MAJELIS JEMAAT
3. UNIT-UNIT PELAYANAN
GEREJA MASEHI INJILI di MINAHASA
Di
Tempat

Salam sejahtera dalam kasih Yesus Kristus,


Kemuliaan dan hormat dipersembahkan bagi Tuhan Allah, Bapa didalam Yesus Kristus yang
dengan kekuatan Roh-Nya yang kudus terus menyertai dan menuntun tugas persekutuan,
kesaksian dan pelayanan Gereja Masehi Injili di Minahasa di tengah dunia ini.

Dipenghujung tahun 2021 ini, dalam pelaksanaan beberapa agenda gerejawi dan
menindaklanjuti hasil keputusan SMST ke-34 GMIM tahun 2021 di Wilayah Tombatu Barat,
maka disampaikan beberapa hal penting sebagai berikut :

1. Pelaksanaan ibadah-ibadah Perayaan Menyambut Natal, Malam Natal, Perayaan


Natal, Malam Tahun Baru dan Tahun Baru baik di kolom-kolom dan Gedung Gereja
WAJIB memperhatikan serta mengikuti Surat Edaran Menteri Agama No. 31 tahun
2021 dan Instruksi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 62 tahun 2021
tentang Pencegahan dan Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
pada saat Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (terlampir) yang disesuaikan dengan
kondisi dari masing-masing jemaat GMIM di tanah Minahasa dan di luar tanah
Minahasa, diantaranya :
a. Setiap Jemaat membentuk Satuan Tugas Protokol Kesehatan Penanganan
COVID-19 yang berkoordinasi dengan Satuan Tugas Penanganaan COVID-19 di
masing-masing daerah.
b. Menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang lebih ketat dengan pendekatan 5M
(memakai masker, mencuci tangan pakai sabun/hand sanitizer, menjaga jarak,
mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan) dan 3T (testing, tracing,
treatment);
c. Pelaksanaan ibadah-ibadah di Gedung Gereja kehadirannya diatur secara
bergantian dengan kehadiran maksimal 50% dari kapasitas Gedung Gereja.
d. Seluruh komponen GMIM agar dalam merayakan Natal Yesus Kristus 2021 dan
Tahun Baru 2022 hanya bersama keluarga di rumah masing–masing (tidak
melaksanakan open house).
2. Dalam Perayaan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 agar seluruh Jemaat dan Wilayah
tidak melaksanakan kegiatan Santa Claus.
3. Pelantikan Keanggotaan Komisi Pelayanan Kategorial Jemaat (kecuali Ketua)
dilaksanakan pada bulan Januari 2022.
4. Penegasan kembali tentang Tata Ibadah Pelantikan Ketua-ketua KOMPELKA Jemaat
dan Peneguhan Pelayan Khusus (Diaken dan Penatua) secara resmi dikeluarkan oleh
BPMS GMIM melalui Bidang Ajaran, Pembinaan dan Penggembalaan (APP) Sinode
GMIM. Pemesanan Tata Ibadah dapat melalui Kepala Bagian Bid. APP an. Ibu Ivonne
Siwi No. HP/WA : +62 852-5695-6211.
5. Seluruh Badan Pekerja Majelis Jemaat, Badan Pekerja Majelis Wilayah dan seluruh
Perangkat Pelayanan agar membagi kasih melalui pemberian Tunjangan Hari Raya
(THR) kepada Pekerja Gereja yang berada dilingkup pelayanan masing-masing dan
jemaat yang dimitrai.
Jumlah THR yang dimaksud adalah 1 (satu) bulan biaya kesejahteraan serta
tunjangan struktural dan fungsional yang dianggarakan dimasing-masing lingkup
pelayanan GMIM.
6. Pelaksanaan LIBUR Kantor Sinode GMIM mulai tanggal 14 Desember 2021 sd. 3
Januari 2022. Pelayanan administrasi Kantor Sinode GMIM untuk hal-hal yang
mendesak sesuai kebutuhan jemaat/wilayah dapat menghubungi Sekretaris
Departemen/Kepala Bagian terkait dengan memaksimalkan komunikasi melalui
telepon, WhatsApp atau email.
7. Terlampir Pesan Natal Bersama tahun 2021 dari Persekutuan Gereja-gereja di
Indonesia (PGI) dan Konfrensi Waligereja Indonesia (KWI) untuk dibacakan dalam
Ibadah Perayaan Natal Yesus Kristus Jemaat.
8. Menyikapi kondisi alam dengan cuaca yang tidak menentu untuk beberapa waktu
terakhir ini, maka dihimbau agar jemaat memperhatikan informasi resmi dari BMKG
dan berinisiatif secara pribadi dan keluarga untuk menghindari daerah - daerah yang
beresiko terdampak bencana alam seperti tanah longsor dan banjir.
9. Bagi Jemaat yang belum sempat melakukan pengadaan stola pelayan khusus
untuk Diaken dan Penatua dengan design terbaru yang diproduksi oleh unit
Konveksi Sinode GMIM agar menggunakan stola dengan design yang lama dengan
ketentuan terhitung mulai Januari 2022 wajib menggunakan stola dengan design
terbaru.

Demikian pemberitahuan ini, atas perhatian dan kerjasama yang baik disampaikan terima kasih. Tuhan
Yesus, Kepala Gereja dan Juruselamat dunia kiranya akan memberkati dan menolong kita semua.

BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE


GEREJA MASEHI INJILI di MINAHASA
Ketua, Sekretaris,

Pdt. Dr. Hein Arina Pdt. Dr. Evert A. A. Tangel, M.Pd.K


SALINAN

MENTERI DALAM NEGERI


REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI


NOMOR 62 TAHUN 2021
TENTANG
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN CORONA VIRUS DISEASE 2019
PADA SAAT NATAL TAHUN 2021 DAN TAHUN BARU TAHUN 2022

MENTERI DALAM NEGERI,

Sehubungan dengan pelaksanaan Hari Raya Natal pada tanggal


25 Desember 2021 dan Libur Tahun Baru tanggal 1 Januari 2022 di masa
pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), berkenaan dengan hal
tersebut diinstruksikan:
Kepada : 1. Gubernur; dan
2. Bupati/Wali kota,

Untuk :

KESATU : Selama periode Natal Tahun 2021 dan Tahun Baru


Tahun 2022 (Nataru) pada tanggal 24 Desember
2021 sampai dengan tanggal 2 Januari 2022:
a. mengaktifkan kembali fungsi Satuan Tugas
Penanganan COVID-19 di masing-masing
lingkungan, baik pada tingkat provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan dan
desa serta Rukun Tetangga (RT)/Rukun Warga
(RW) paling lama pada tanggal 20 Desember
2021;
b. menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang
lebih ketat dengan pendekatan 5M (memakai
masker, mencuci tangan pakai sabun/hand
sanitizer, menjaga jarak, mengurangi mobilitas,
dan menghindari kerumunan) dan 3T (testing,
tracing, treatment);
c. melakukan percepatan pencapaian target
vaksinasi, terutama vaksinasi lansia, sampai
akhir Desember 2021;
d. melakukan koordinasi dengan Forum
Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan
pemangku kepentingan lainnya diantaranya
Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Organisasi
Kemasyarakatan, Pengelola Hotel, Pengelola
-2-

Tempat Wisata, Pengelola Mall dan Pelaku


Usaha serta pihak lain yang dianggap perlu
sesuai dengan karakteristik masing-masing
daerah dalam rangka pencegahan dan
penegakan disiplin sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
e. melakukan:
1. sosialisasi peniadaan mudik Nataru kepada
warga masyarakat dan masyarakat perantau
yang berada di wilayahnya dan apabila
terdapat pelanggaran maka dilakukan
pemberian sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
2. himbauan bagi masyarakat untuk tidak
berpergian, tidak pulang kampung dengan
tujuan yang tidak primer/tidak
penting/tidak mendesak; dan
3. pengetatan arus pelaku perjalanan masuk
dari luar negeri termasuk Pekerja Migran
Indonesia (PMI) sebagai antisipasi tradisi
mudik Nataru,
f. melaksanakan pengetatan dan pengawasan
protokol kesehatan di 3 (tiga) tempat, yaitu:
1. Gereja/tempat yang difungsikan sebagai
tempat ibadah pada saat perayaan Natal
Tahun 2021;
2. tempat perbelanjaan; dan
3. tempat wisata lokal,
dengan memberlakukan kebijakan sesuai pada
Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM) level 3 (tiga),
g. melakukan:
1. pelarangan cuti bagi Aparatur Sipil Negara
(ASN), Tentara Nasional Indonesia (TNI),
Kepolisian Republik Indonesia (POLRI),
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan
karyawan swasta selama periode libur
Nataru;
2. himbauan kepada pekerja/buruh untuk
menunda pengambilan cuti setelah periode
libur Nataru; dan
3. ketentuan lebih lanjut hal sebagaimana
dimaksud pada angka 1 (satu) dan angka 2
(dua) selama periode libur Nataru akan
diatur lebih lanjut oleh
Kementerian/Lembaga teknis terkait,
-3-

h. melakukan himbauan pada sekolah:


1. pembagian rapot semester 1 (satu) pada
bulan Januari 2022; dan
2. tidak meliburkan secara khusus pada
periode libur Nataru,
i. melakukan pemberlakukan PPKM Level 3 (tiga)
pada acara pernikahan dan acara sejenisnya;
j. meniadakan kegiatan seni budaya dan olahraga
pada tanggal 24 Desember 2021 sampai dengan
2 Januari 2022;
k. menutup semua alun-alun pada tanggal 31
Desember 2021 sampai dengan 1 Januari 2022;
l. melakukan rekayasa dan antisipasi aktivitas
pedagang kaki lima di pusat keramaian agar
tetap dapat menjaga jarak antar pedagang dan
pembeli;
m. jika masyarakat karena suatu hal yang primer
harus melakukan perjalanan keluar daerah,
maka:
1. mengoptimalkan penggunaan aplikasi
PeduliLindungi;
2. melakukan tes PCR atau Rapid tes dengan
menyesuaikan pengaturan moda transportasi
yang digunakan pada saat pergi keluar
daerah dan masuk/pulang dari luar daerah,
hal ini untuk memastikan pelaku perjalanan
negatif COVID-19; dan
3. dalam hal ditemukan pelaku perjalanan
sebagaimana dimaksud pada angka 2 (dua)
yang positif COVID-19, maka melakukan
karantina mandiri atau karantina pada
tempat yang telah disiapkan Pemerintah
untuk mencegah adanya penularan dengan
waktu karantina sesuai prosedur kesehatan,
n. instansi pelaksana bidang perhubungan dan
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
melakukan penguatan, pengendalian,
pengawasan terhadap pelaku perjalanan pada
Posko Check Point di daerah masing-masing
bersama dengan TNI dan POLRI selama periode
Libur Nataru;
o. seluruh Satpol PP, Satlinmas dan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta
Pemadam Kebakaran untuk meningkatkan
kesiapsiagaan dan keterlibatan aktif:
1. dalam mencegah dan mengatasi aktivitas
publik yang dapat mengganggu ketentraman
dan ketertiban masyarakat;
-4-

2. dalam mencegah dan mengatasi aktivitas


berkumpul/kerumunan massa di tempat
fasilitas umum, fasilitas hiburan (pusat
perbelanjaan dan restoran), tempat wisata,
dan fasilitas ibadah, selama periode Libur
Nataru; serta
3. melakukan antisipasi terhadap kondisi cuaca
yang berpotensi terjadinya bencana alam
(banjir, gempa, tanah longsor, dan gunung
meletus) pada bulan Desember 2021 dan
Januari 2022.
KEDUA : Khusus dalam pelaksanakan ibadah dan
peringatan Hari Raya Natal 2021:
a. Gereja membentuk Satuan Tugas Protokol
Kesehatan Penanganan COVID-19 yang
berkoordinasi dengan Satuan Tugas
Penanganan COVID-19 Daerah.
b. pada pelaksanaan ibadah dan perayaan Natal:
1. hendaknya dilakukan secara sederhana dan
tidak berlebih-lebihan, serta lebih
menekankan persekutuan di tengah-tengah
keluarga;
2. diselenggarakan secara hybrid, yaitu secara
berjamaah/kolektif di gereja dan secara
daring dengan tata ibadah yang telah
disiapkan oleh para pengurus dan pengelola
gereja; dan
3. jumlah umat yang dapat mengikuti kegiatan
lbadah dan Perayaan Natal secara
berjamaah/kolektif tidak melebihi 50% (lima
puluh persen) dari kapasitas total gereja,
c. pada penyelenggaraan ibadah dan perayaan
Natal, pengurus dan pengelola gereja
berkewajiban untuk:
1. menyiapkan petugas untuk melakukan dan
mengawasi penerapan protokol kesehatan di
area gereja;
2. melakukan pembersihan dan disinfeksi
secara berkala di area gereja;
3. menggunakan aplikasi PeduliLindungi pada
saat masuk (entrance) dan keluar (exit) dari
gereja serta hanya yang berkategori kuning
dan hijau yang diperkenankan masuk;
4. mengatur arus mobilitas jemaat dan pintu
masuk (entrance) dan pintu keluar (exit)
gereja guna memudahkan penerapan dan
pengawasan protokol kesehatan;
-5-

5. menyediakan fasilitas cuci


tangan/sabun/hand sanitizer di pintu masuk
dan pintu keluar gereja;
6. menyediakan alat pengecekan suhu di pintu
masuk bagi seluruh pengguna gereja;
7. menerapkan pembatasan jarak dengan
memberikan tanda khusus di lantai/kursi,
minimal jarak 1 (satu) meter; dan
8. melakukan pengaturan jumlah
jemaat/umat/pengguna gereja yang
berkumpul dalam waktu bersamaan, untuk
memudahkan pembatasan jaga jarak.
KETIGA : Khusus untuk pelaksanaan Perayaan Tahun Baru
2022 dan tempat perbelanjaan/mall:
a. perayaan Tahun Baru 2022 sedapat mungkin
tinggal di rumah berkumpul bersama keluarga,
menghindari kerumunan dan perjalanan, serta
melakukan kegiatan di lingkungan masing-
masing yang tidak berpotensi menimbulkan
kerumunan, sambil melakukan antisipasi
menyiapkan diri dan lingkungan dalam
menghadapi potensi bencana Hidrometeorologi,
seperti banjir dan longsor sesuai dengan
prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (BMKG);
b. melarang adanya pawai dan arak-arakan tahun
baru serta pelarangan acara Old and New Year
baik terbuka maupun tertutup yang berpotensi
menimbulkan kerumunan;
c. menggunakan aplikasi PeduliLindungi pada
saat masuk (entrance) dan keluar (exit) dari
mall/pusat perbelanjaan serta hanya
pengunjung dengan kategori kuning dan hijau
yang diperkenankan masuk;
d. meniadakan event perayaan Nataru di Pusat
Perbelanjaan dan Mall, kecuali pameran UMKM;
e. melakukan perpanjangan jam operasional Pusat
Perbelanjaan dan Mall yang semula 10.00 –
21.00 waktu setempat menjadi 09.00 – 22.00
waktu setempat untuk mencegah kerumunan
pada jam tertentu dan melakukan pembatasan
dengan jumlah pengunjung tidak melebihi 50%
(lima puluh persen) dari kapasitas total Pusat
Perbelanjaan dan Mall serta penerapan protokol
kesehatan yang lebih ketat;
-6-

f. bioskop dapat dibuka dengan pembatasan


kapasitas maksimal 50% (lima puluh persen)
dengan penerapan protokol kesehatan yang
lebih ketat; dan
g. kegiatan makan dan minum di dalam pusat
perbelanjaan/mall dapat dilakukan dengan
pembatasan kapasitas maksimal 50% (lima
puluh persen) dengan penerapan protokol
Kesehatan yang lebih ketat.
KEEMPAT : Khusus untuk pengaturan tempat wisata:
a. meningkatkan kewaspadaan sesuai pengaturan
PPKM level 3 (tiga) khusus untuk daerah-
daerah sebagai destinasi pariwisata favorit,
antara lain: Bali, Bandung, Bogor, Yogyakarta,
Malang, Surabaya, Medan, dan lain-lain;
b. mengidentifikasi tempat wisata yang menjadi
sasaran liburan di setiap kabupaten/kota agar
memiliki protokol kesehatan yang baik;
c. menerapkan pengaturan ganjil genap untuk
mengatur kunjungan ke tempat-tempat wisata
prioritas;
d. tetap menerapkan protokol kesehatan yang
lebih ketat dengan pendekatan 5M (memakai
masker, mencuci tangan pakai sabun/hand
sanitizer, menjaga jarak, mengurangi mobilitas,
dan menghindari kerumunan);
e. menggunakan aplikasi PeduliLindungi pada
saat masuk (entrance) dan keluar (exit) dari
tempat wisata serta hanya pengunjung dengan
kategori kuning dan hijau yang diperkenankan
masuk;
f. memastikan tidak ada kerumunan yang
menyebabkan tidak bisa jaga jarak;
g. membatasi jumlah wisatawan sampai dengan
50% (lima puluh persen) dari kapasitas total;
h. melarang pesta perayaan dengan kerumunan di
tempat terbuka/tertutup;
i. mengurangi penggunaan pengeras suara yang
menyebabkan orang berkumpul secara masif;
dan
j. membatasi kegiatan seni budaya dan tradisi
baik keagamaan maupun non-keagamaan yang
biasa dilakukan sebelum pandemi COVID-19.
-7-

KELIMA : Hal-hal yang belum diatur dalam Instruksi Menteri


ini yang terkait dengan Pencegahan Dan
Penanggulangan COVID-19 Pada Saat Natal Tahun
2021 Dan Tahun Baru Tahun 2022 berpedoman
pada Instruksi Menteri Dalam Negeri tentang
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
di Wilayah Jawa dan Bali, dan Instruksi Menteri
Dalam Negeri tentang Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat di Wilayah Sumatera, Nusa
Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan
Papua.
KEENAM : Instruksi Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
24 Desember 2021 sampai dengan tanggal
2 Januari 2022.

Dikeluarkan di Jakarta
pada tanggal 22 November 2021
MENTERI DALAM NEGERI,

ttd

MUHAMMAD TITO KARNAVIAN

Tembusan Yth :
1. Presiden Republik Indonesia;
2. Wakil Presiden Republik Indonesia;
3. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia;
4. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan;
5. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
6. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan;
7. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
8. Menteri Sekretaris Negara;
9. Menteri Agama;
10. Menteri Keuangan;
11. Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi;
12. Menteri Kesehatan;
13. Menteri Sosial;
14. Menteri Ketenagakerjaan;
15. Menteri Perindustrian;
16. Menteri Perdagangan;
17. Menteri Perhubungan;
18. Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi;
19. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;
20. Menteri Badan Usaha Milik Negara;
21. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;
22. Sekretaris Kabinet;
23. Panglima Tentara Nasional Indonesia;
24. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
25. Jaksa Agung Republik Indonesia;
26. Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan;
-8-

27. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana;


28. Gubernur Bank Indonesia;
29. Ketua Otoritas Jasa Keuangan;
30. Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik;
31. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi; dan
32. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.
MENTERI AGAMA
REPUBLIK INDONESIA

Yth. 1. Pejabat Pimpinan Tinggi Madya;


2. Staf Khusus dan Tenaga Ahli Menteri Agama;
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama;
4. Rektor/Ketua Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri Kristen dan
Katolik;
5. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama provinsi;
6. Kepala Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota;
7. Penyuluh Agama Kristen dan Katolik;
8. Satuan Pendidikan Keagamaan Kristen dan Katolik;
9. Pegawai Aparatur Sipil Negara dan Pegawai Non-Aparatur Sipil
Negara pada Kementerian Agama;
10. Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan Keagamaan Kristen dan
Katolik;
11. Pengurus dan Pengelola Gereja; dan
12. Umat Kristen dan Katolik di Seluruh Indonesia.

SURAT EDARAN
NOMOR SE. 31 TAHUN 2021
TENTANG
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN CORONA VIRUS DISEASE 2019
PADA SAAT PERAYAAN NATAL TAHUN 2021

A. Pendahuluan
Dalam rangka mencegah, menanggulangi, dan memutus mata rantai
penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di gereja dan untuk
memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat dalam
menyelenggarakan perayaan Natal Tahun 2021 pada masa pandemi
Covid-19, perlu menetapkan Surat Edaran tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 pada Saat Perayaan Natal
Tahun 2021.

B. Maksud dan Tujuan


Surat Edaran ini dimaksudkan dan bertujuan untuk mengatur upaya
pencegahan dan penanggulangan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
di tempat ibadah pada saat Natal Tahun 2021.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE. Untuk memastikan keasliannya,
silahkan scan QRCode dan pastikan diarahkan ke alamat https://tte.kemenag.go.id atau kunjungi halaman https://tte.kemenag.go.id/
Token : 8Qo0EP
-2-

C. Ketentuan
Perayaan Natal Tahun 2021 pada saat Pandemi Covid-19 dilaksanakan
dengan ketentuan:
1. Melaksanakan pengetatan dan pengawasan protokol kesehatan di
gereja/tempat yang difungsikan sebagai tempat ibadah dengan
memberlakukan kebijakan sesuai dengan Pelaksanaan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 (tiga).
2. Gereja membentuk Satuan Tugas Protokol Kesehatan Penanganan
COVID-19 yang berkoordinasi dengan Satuan Tugas Penanganan
COVID-19 Daerah.
3. Pada pelaksanaan ibadah dan perayaan Natal:
a. hendaknya dilakukan secara sederhana dan tidak berlebih-
lebihan, serta lebih menekankan persekutuan di tengah-tengah
keluarga;
b. dilaksanakan di ruang terbuka;
c. apabila dilaksanakan di gereja, diselenggarakan secara hybrid,
yaitu secara berjamaah/kolektif di gereja dan secara daring
dengan tata ibadah yang telah disiapkan oleh para pengurus
dan pengelola gereja; dan
d. jumlah umat yang dapat mengikuti kegiatan lbadah dan
Perayaan Natal secara berjamaah/kolektif tidak melebihi 50%
(lima puluh persen) dari kapasitas ruangan atau 50 (lima puluh)
orang.
4. Pada penyelenggaraan ibadah dan perayaan Natal, pengurus dan
pengelola gereja berkewajiban untuk:
a. menyediakan petugas untuk menginformasikan serta
mengawasi pelaksanaan Protokol Kesehatan 5M;
b. menyediakan alat pengecekan suhu di pintu masuk bagi
seluruh pengguna gereja;
c. melakukan pemeriksaan suhu tubuh untuk setiap jemaah
menggunakan alat pengukur suhu tubuh (thermogun);
d. menyediakan hand sanitizer dan sarana mencuci tangan
menggunakan sabun dengan air mengalir di pintu masuk dan
pintu keluar gereja;
e. melakukan pembersihan dan disinfeksi secara berkala di area
gereja;
f. menggunakan aplikasi PeduliLindungi pada saat masuk
(entrance) dan keluar (exit) dari gereja serta hanya yang
berkategori kuning dan hijau yang diperkenankan masuk;

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE. Untuk memastikan keasliannya,
silahkan scan QRCode dan pastikan diarahkan ke alamat https://tte.kemenag.go.id atau kunjungi halaman https://tte.kemenag.go.id/
Token : 8Qo0EP
-3-

g. mengatur arus mobilitas jemaat dan pintu masuk (entrance)


dan pintu keluar (exit) gereja guna memudahkan penerapan dan
pengawasan protokol kesehatan;
h. mengatur jarak antarjemaah paling dekat 1 (satu) meter dengan
memberikan tanda khusus pada lantai, halaman, atau kursi;
i. melakukan pengaturan jumlah jemaat/umat/pengguna gereja
yang berkumpul dalam waktu bersamaan, untuk memudahkan
pembatasan jaga jarak;
j. menyediakan cadangan masker medis;
k. melarang jemaah dengan kondisi tidak sehat mengikuti
pelaksanaan kegiatan peribadatan/keagamaan;
l. menyarankan kepada jemaah yang berusia 60 (enam puluh)
tahun ke atas dan ibu hamil/menyusui untuk beribadah di
rumah;
m. kotak amal atau kantong kolekte ditempatkan pada tempat
tertentu dan tidak diedarkan;
n. memastikan tidak ada kerumunan sebelum dan setelah
pelaksanaan kegiatan peribadatan/keagamaan dengan
mengatur akses keluar dan masuk jemaah;
o. memastikan tempat ibadat atau tempat penyelenggaraan
memiliki sirkulasi udara yang baik dan sinar matahari dapat
masuk serta apabila menggunakan air conditioner (AC) wajib
dibersihkan secara berkala;
p. tidak mengadakan jamuan makan bersama;
q. memastikan pelaksanaan khutbah memenuhi ketentuan:
1) pendeta, pastur, atau rohaniwan memakai masker dan
pelindung wajah (faceshield) dengan baik dan benar; dan
2) pendeta, pastur, atau rohaniwan mengingatkan jemaah
untuk selalu menjaga kesehatan dan mematuhi protokol
kesehatan.
5. Peserta Perayaan Natal Tahun 2021 wajib:
a. menggunakan masker dengan baik dan benar;
b. menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan
menggunakan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer;
c. menjaga jarak dengan jemaah lain paling dekat 1 (satu) meter;
d. dalam kondisi sehat (suhu badan di bawah 37 derajat celcius);
e. tidak sedang menjalani isolasi mandiri;
f. tidak baru kembali dari perjalanan luar daerah;
g. membawa perlengkapan peribadatan masing- masing;

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE. Untuk memastikan keasliannya,
silahkan scan QRCode dan pastikan diarahkan ke alamat https://tte.kemenag.go.id atau kunjungi halaman https://tte.kemenag.go.id/
Token : 8Qo0EP
-4-

h. membawa kantong untuk menyimpan alas kaki; dan


i. menghindari kontak fisik atau bersalaman.
6. Dilarang untuk melakukan pawai atau arak-arakan dalam rangka
Perayaan Natal Tahun 2021 yang melibatkan jumlah peserta dalam
skala besar.
7. Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama pada Kementerian
Agama melakukan:
a. sosialisasi dan edukasi protokol kesehatan;
b. larangan mudik kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara dan
Pegawai Non-Aparatur Sipil Negara selama Natal Tahun 2021
dan Tahun Baru 2022;
c. pemantauan Penyelengaraan Peringatan Natal Tahun 2021 di
tingkat pusat;
c. koordinasi dengan pimpinan kementerian/lembaga, pimpinan
TNI/Polri, pimpinan Badan Usaha Milik Negara, Satuan Tugas
Penanganan Covid-19 serta tokoh masyarakat dan tokoh agama
di tingkat pusat; dan
d. pelaporan hasil pemantauan kepada Menteri Agama melalui
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama secara
berkala/sewaktu-waktu.
8. Rektor/Ketua Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri Kristen dan
Katolik, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama provinsi, Kepala
Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota, Satuan Pendidikan
Keagamaan Kristen dan Katolik, dan Penyuluh Agama Kristen dan
Katolik untuk melakukan:
a. sosialisasi dan edukasi protokol kesehatan;
b. larangan mudik kepada Pegawai Aparatur Sipil Negara dan
Pegawai Non-Aparatur Sipil Negara selama Natal Tahun 2021
dan Tahun Baru 2022;
c. pemantauan Perayaan Natal Tahun 2021 pada instansi
pemerintah daerah di tingkat provinsi, kabupaten/kota,
kecamatan, dan kelurahan/desa serta Badan Usaha Milik
Daerah atau Desa;
d. koordinasi dengan gubernur, bupati/walikota, camat,
lurah/kepala desa, pimpinan TNI/Polri setempat, pimpinan
Badan Usaha Milik Daerah atau Desa, Satuan Tugas
Penanganan Covid-19 serta tokoh masyarakat dan tokoh agama
di tingkat daerah;

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE. Untuk memastikan keasliannya,
silahkan scan QRCode dan pastikan diarahkan ke alamat https://tte.kemenag.go.id atau kunjungi halaman https://tte.kemenag.go.id/
Token : 8Qo0EP
-5-

e. pelaporan hasil pemantauan oleh Kepala Kantor Kementerian


Agama kabupaten/kota kepada Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Agama provinsi secara berkala/sewaktu-waktu
dan berjenjang; dan
f. pelaporan hasil pemantauan oleh Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Agama provinsi kepada Menteri Agama melalui
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama secara
berkala/sewaktu-waktu.

9. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama provinsi dan Kepala


Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota melakukan
pemantauan tempat ibadah di rest area dan tempat
perbelanjaan/mall selama Natal Tahun 2021 dan Tahun Baru 2022.

D. Penutup
Demikian Surat Edaran ini dikeluarkan untuk memastikan
Penyelenggaraan Natal Tahun 2021 pada Masa Pandemi Covid-19
berlangsung secara tertib dan aman.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 November 2021

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

YAQUT CHOLIL QOUMAS

Tembusan:
1. Para Menteri;
2. Para Kepala/Ketua Lembaga Pemerintah Non-Kementerian;
3. Panglima Tentara Nasional Indonesia;
4. Kepala Kepolisian Republik Indonesia;
5. Gubernur dan Bupati/Wali Kota;
6. Para Pimpinan Badan Usaha Milik Negara/Daerah, Desa, dan Swasta.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE. Untuk memastikan keasliannya,
silahkan scan QRCode dan pastikan diarahkan ke alamat https://tte.kemenag.go.id atau kunjungi halaman https://tte.kemenag.go.id/
Token : 8Qo0EP

Anda mungkin juga menyukai