TAHUN 2022
RUMAH SAKIT TIPE C NOONGAN i
PANDUAN TATALAKSANA PENANGGULANGAN BENCANA
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kita semua, sehingga Panduan Tata Laksana Penanggulangan
Bencana di RSTC Noongan dapat tersusun dengan baik.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
UPTD Rumah Sakit Manembo-Nembo Tipe C Bitung mempunyai lokasi yang sangat strategis
untuk menjadi tempat rujukan di mana angka kecelakaan di Kota Bitung sangat tinggi. Oleh karena itu
RSMN Bitung harus siap mengantisipasi kondisi ini dengan mempersiapkan seluruh petugas rumah
sakit untuk menghadapi datangnya korban dalam jumlah besar dari luar rumah sakit (white code).
Selain itu setiap petugas rumah sakit juga harus siap menghadapi kegawatan di dalam rumah sakit
baik perorangan (blue code), ataupun kebakaran/bencana di dalam rumah sakit (red code).
Panduan tatalaksana penanggulangan bencana ini disusun untuk menghadapi keadaan
bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi baik yang berasal dari luar rumah sakit maupun dari dalam
rumah sakit, sehingga setiap petugas rumah sakit dapat mengetahui tugas, kedudukan dan fungsinya.
A. KODE
1. Code Red Team
Fungsi secara umum adalah pelaksana penanganan kedaruratan ketika terjadi kebakaran
termasuk diantaranya penyelamatan dan evakuasi serta penyelenggaraan pelatihan-pelatihan
di bidang penanganganan kebakaran.
3. Code YellowTeam
Fungsi secara umum adalah pelaksana penanganan kedaruratan ketika terjadi gempa ledakan
bom, Huru- hara, angin putting beliung dan penyelenggaraan pelatihan-pelatihan di bidang
kesiapsiagaan gempa.
B. BENCANA
Yang dimaksud dengan bencana/musibah massal adalah suatu keadaan dimana terjadi
kecelakaan/bencana yang dalam waktu relatif singkat terdapat korban dalam jumlah banyak yang
tidak dapat ditanggulangi oleh pihak tertentu saja (misal IGD) dimana bencana yang dimaksud
terjadi di dalam dan di luar rumah sakit yang dapat diberikan kode warna berdasarkan kebijakan
direktur dan harus mendapat pertolongan segera.
UPTD RUMAH SAKIT MANEMBO-NEMBO TIPE C BITUNG 2
PANDUAN TATALAKSANA PENANGGULANGAN BENCANA
C. TRIASE
Triase adalah tindakan pemilahan korban sesuai dengan kondisi kesehatannya dengan diberikan
label tertentu dan kemudian dikelompokkan untuk mendapatkan pertolongan untuk mendapatkan
pertolongan sesuai dengan kebutuhan. Macam-macam label (berwarna) :
1. Label Hijau
Diberikan untuk korban dengan cedera ringan yang perlu mendapatkan perawatan ringan tidak
memerlukan perawatan rumah sakit atau sesudah mendapatkan perawatan singkat dapat
dipulangkan.
2. Label Kuning
Diberikan untuk korban dengan cedera sedang yang perlu mendapatkan perawatan khusus dan
kemungkinan dapat dipulangkan/rawat inap atau transfer sakit lain
3. Label Merah
Diberikan untuk korban dengan cedera berat yang memerlukan observasi ketat, memerlukan
tindakan resusitasi kalau perlu tindakan operasi dengan kemungkinan harapan hidup masih
besar dan kemungkinan memerlukan perawatan atau transfer ke rumah sakit lain
4. Label Hitam
Diberikan untuk korban yang sudah meninggal dunia
Pada setiap label dicantumkan :
a) Nomor urut
b) Nama, umur dan alamat
c) Jika tidak ada identitas tulis : TAK DIKENAL
D. KEADAAN SIAGA
Yang dimaksud dengan keadaan SIAGA adalah keadaan dimana pada suatu waktu yang relatif
singkat korban masuk ke RSUD Bitung dalam jumlah yang melebihi pekerjaan rutin hingga
memerlukan penanggulangan khusus yang tidak terikat kepada peraturan-peraturan dan cara
normal yang berlaku.
UPTD RUMAH SAKIT MANEMBO-NEMBO TIPE C BITUNG 3
PANDUAN TATALAKSANA PENANGGULANGAN BENCANA
BAB II
RUANG LINGKUP
Keadaan siaga ditentukan oleh Direktur RSMN Bitung atau pejabat yang ditunjuk berdasarkan
laporan Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) atau dokter jaga Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Ketentuan Siaga:
A. Pada Saat Jam Kerja
Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) atau dokter jaga Instalasi Gawat Darurat (IGD) segera
memberi laporan ke Bidang Pelayanan RSMN Bitung yang selanjutnya akan meneruskan ke
Direktur Medik dan Keperawatan dan Direktur.
Tingkatan Siaga :
A. Siaga I
Keadaan dimana datang korban sekaligus sampai dengan 20 orang
Pada keadaan ini :
1. Minimal 1 orang Dokter Umum dipanggil
a. Pada jam kerja : Dokter poliklinik umum
b. Diluar jam kerja : Pimpinan SIAGA menugaskan Dokter ICU jika tidak ada pasien gawat
maka pimpinan SIAGA menugaskan dokter IGD/ICU yang sedang tidak
jaga atau dokter rawat jalan untuk membantu di IGD.
B. Siaga II
Keadaan dimana datang korban sekaligus 51 orang atau lebih
Pada keadaan ini :
Minimal 3 orang Dokter Umum dipanggil
a. Pada jam kerja : Dokter poli umum
b. Diluar jam kerja : Pimpinan SIAGA menugaskan Dokter ICU jika tidak ada pasien gawat
dan dokter umum IGD/ICU yang sedang tidak jaga atau dokter rawat jalan
untuk membantu di IGD.
UPTD RUMAH SAKIT MANEMBO-NEMBO TIPE C BITUNG 4
PANDUAN TATALAKSANA PENANGGULANGAN BENCANA
BAB III
TATA LAKSANA
a. Siaga II (Hitam 2)
Keadaan dimana datang korban sekaligus diatas 50 orang
Pada keadaan ini :
1. Minimal 2 orang Dokter Umum dipanggil
a. Pada jam kerja : Dokter poli umum
b. Diluar jam kerja : Pimpinan SIAGA menugaskan Dokter ICU jika tidak ada pasien gawat
maka pimpinan SIAGA menugaskan dokter IGD/ICU yang sedang tidak jaga atau dokter
rawat jalan untuk membantu di IGD
2. Tekan tombol manual alarm warna merah atau dengan memecahkan manual break glass dan
menekan tombol alarm. (Jika tidak terdapat tombol tersebut atau tidak berfungsi, orang tersebut
harus berteriak kebakaran kebakaran ............ untuk menarik perhatian yang lainnya)
3. Ambil apar oprasionalkan TATS untuk padamkan api
4. Beritahu direktur utama sebagai laoran kejadian
5. Beritahu satpam untuk bantuan keamanan
6. Beritahu sentral informasi/call sentrer untuk informasi bencana (melalui telepon darurat atau
lewat HP, Pager, dan sampaikan informasi berikut: identitas pelapor, ukuran /besarnya
kebakaran, lokasi kejadian, adanya / jumlah orang terluka, jika ada, tindakan yang telah
dilakukan)
7. Bersamaan kejadian api kepala instalasi/ketua tim regu keselamatan ruangan menghubungi
IPSRS untuk putuskan aliran listrik, hidupkan hydran, hubungi dokter jaga SOD IGD, untuk
evaluasi bencana kode merah/kebakaran, dan hubungi ketua Bencana untuk pemberitahuan
kejadian bencana
8. Bila memungkinkan (jangan mengambil resiko) teruskan padamkan api dengan menggunakan
alat pemadam api ringan (APAR) yang terdekat. Jika api /kebakaran tidak dapat dikuasai atau
dipadamkan
9. Lakukan evakuasi korban Di ruangan pusat kebakaran sesegera mungkin.Tempat evakuasi
adalah dilapangan parkir depan kantor administrasi, pakir rawat jalan, parker Anggrek, CVBC
dan halaman Nyiur (untuk Sunami) atau tempat lain yang memungkinkan. Pimpinan evakuasi
Pin Hijau untuk evakuasi pasien dan Pin Ungu untuk evakuasi barang.
Protap K3RS adalah :
a) Pada jam kerja : Kepala bagian/Instalasi/ruang atau ketua K3RS
b) Diluar jam kerja : Kepala jaga IGD/SOD IGD/Tim keperawatan atau kepala jaga keamanan
Tugas :
a. Menginformasikan adanya kebakaran ke bagian informasi dan IGD (untuk persiapan triase)
b. Menentukan perlu tidaknya evakuasi dan jenis evakuasi (lokal/menyeluruh)
c. Menenangkan pasien, keluarga pasien dan karyawan RS
d. Penyelamatan dokumen, barang dan sarana vital lainnya
10. Dokter jaga/SOD IGD menetapkan keadaan SIAGA dan tingkat SIAGA. Prosedur selanjutnya
bisa dilihat pada KETENTUAN SIAGA pada saat jam kerja dan diluar jam kerja.
11. Dokter jaga IGD dibantu perawat IGD datang ketempat evakuasi untuk melakukan triase dan
pemasangan label serta pertolongan pertama
12. Pasien ditangani sesuai hasil triase (label dan bila perlu penanganan diruang IGD/Poli
Bedah/OK akan dilakukan sesuai kebutuhan dan situasi kondisi saat itu
Catatan :
1. Usaha pemadaman api :
a. Dengan menggunakan apar yang tersedia
b. Bila gagal/belum padam :
1) Minta bantuan tim penanggulangan kebakaran RS untuk melakukan tindakan lebih lanjut
(mengaktifkan hydrant dll)
2) Pertimbangan evakuasi dengan prioritas :
a) Pertolongan jiwa manusia baik pasien, pengunjung maupun karyawan RS yang
keadaanya gawat/kondisi kesehatannya tidak memungkinkan menyelamatkan diri
sendiri.
b) Dokumen sarana, alat dan barang lain yang bisa diselamatkan
c) Petugas teknik memadamkan aliran listrik di lokasi kebakaran
d. Bagian informasi aktifkan red code (sirine) dan melaporkan ke tim penanggulangan
kebaran, Direktur Utama dan PK3RS.
UPTD RUMAH SAKIT MANEMBO-NEMBO TIPE C BITUNG 12
PANDUAN TATALAKSANA PENANGGULANGAN BENCANA
2. Evakuasi :
a. Karyawan RS bersikap tenang dan ikut menenangkan pasien/pengunjung RS
Pengunjung dan pasien yang dapat berjalan sendiri dipandu ke tempat yang aman atau
lokasi evakuasi
c. Pasien yang tidak dapat berjalan sendiri dipandu/digendong/dipapah/ditarik dengan selimut
atau diangkut dengan selimut atau menggunakan kursi tidak beroda. Jangan mengevakuasi
dengan menggunaan tempat tidur/bed karena dapat mengganggu jalur evakuasi.
d. Petugas yang ditunjuk, melakukan penyelamatan dokumen, alat-alat atau sarana lain
ketempat yang aman.
e. Petugas keamanan mengamankan lokasi evakuasi dan bencana.
3. Setelah kebakaran/bencana teratasi :
a. Kepala bagian/ruangan/instalasi/kepala jaga melakukan pendataan korban manusia
(meninggal, cidera) pendataan kerusakan dokumen, sarana dan fasilitas. Selanjutnya
melaporkan data yang ada ke PK3RS
b. PK3RS melakukan pengolahan data dan evaluasi serta melaporkan hal tersebut ke Direktur
Utama.
(KPA).Setelah disetujui oleh KPA diteruskan ke Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pokja
Barang Non Medis.
penerimaan) dan membubuhkan tanda tangan penerimaan barang pada Faktur/ Surat Jalan
tersebut.
5. Tim Penerima Barang Medis / Non Medis akan melakukan serah terima barang dengan
Gudang Farmasi / Sub. Bag RT / IPSRS / ISP.
6. Gudang mencocokkan barang yang diterima dengan dokumen penerimaan dan Surat
Pesanan, membubuhkan tanda tangan dan melakukan penyimpanan barang.
7. Bila waktu kadaluarsa <2 tahun dan tidak memiliki MSDS maka dikembalikan lagi ke ULP
untuk diproses ulang.
4. Bahan berbahaya dan beracun yang dipindahkan ke wadah lain harus diberi label, kecuali
habis dipakai dalam satu hari. Label bertulis nama/isi, sifat, tanggal diterima dan kalau ada
tanggal kadaluarsa dari Bahan berbahaya dan beracun.
5. Jangan menyimpan Bahan berbahaya dan beracun melebihi pandangan mata, hindari
menyimpan di rak bagian paling atas dan dibawah bak cuci.
6. Pastikan bekerja dengan aman, menggunakan APD yang sesuai, sesuai prosedur dalam
pengambilan dan penempatan bahan, hindari terjadinya tumpahan/bocor/pecahnya botol
7. Penempatan APAR kelas ABC dekat lokasi dimana Bahan berbahaya dan beracun
disimpan atau digunakan serta penempatan petugas terlatih tentang cara penggunaan
Bahan berbahaya dan beracun
8. Penyimpanan Bahan berbahaya dan beracun dilakukan dengan memperhatikan syarat-
syarat penyimpanan sesuai dengan MSDS ( Material Safety data Sheet ) yang diletakkan
dekat Bahan berbahaya dan beracun.
9. Dilarang merokok diarea penyimpanan Bahan berbahaya dan beracun dan limbah bahan
berbahaya dan dipasang tanda “Dilarang Merokok”.
10. Perhatian dan segera diperbaiki apabila ada :
a) Kerusakan pada tempat penyimpanan
b) Ada tumpahan
c) Suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin
d) Tidak ada label penting untuk Bahan berbahaya dan beracun
e) Cahaya yang kurang atau tidak ada cahaya
f) Sampah yang menumpuk
g) Cara penyimpanan Bahan berbahaya dan beracun yang tidak betul.
Alat Pelindung Diri (APD) seperti kacamata pengaman, pelindung pendengaran, sarung tangan
(gloves), respirator, masker, dll.
APD harus tersedia dan digunakan sesuai rekomendasi
e. Petugas satpam melakukan verifikasi dengan melihat rekaman kejadian dimonitor CCTV
sesuai dengan hasil investigasi.
f. Petugas satpam melaporkan adanya tindakan pencurian / perampokan kepada pimpinan
terkait / Direktur (didalam jam kerja) / Duty Manager (diluar jam kerja).
g. Petugas satpam melaporkan atau meminta bantuan pada pihak Kepolisian (apabila
diperlukan atau berdasarkan arahan pimpinan terkait).
h. Petugas satpam membuat laporan kronologis kejadian untuk bahan laporan ke Direktur
Utama.
1. Penculikan bayi adalah tindakan pengambilan bayi yang sedang dirawat di RSMN oleh orang
yang tidak berhak.
2. Kode emergency : Kode Pink adalah kode apabila ada penculikan bayi di ruang perawatan.
g. Petugas satpam membuat berita acara peristiwa dan laporan kronologis kejadian kepada
pimpinan rumah sakit.
h. Petugas satpam melaporkan atau meminta bantuan pada pihak Kepolisian (apabila
diperlukan atau berdasarkan arahan pimpinan terkait).
BAB IV
PENUTUP
Dengan tersusunnya Panduan tata Laksana pennggulangan bencana RSMN Bitung diharapkan
dapat terbentuknya keselarasan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi serta optimallisasi
pengelolaan sumber daya di masing –masing unit kerja dengan memperhatikan arah dan prioritas
strategis kurun periode rencana strategis bisnis. Panduan tata Laksana pennggulangan bencana
RSMN Bitung ini disusun dan ditetapkan untuk menjawab peran dan fungsi RSMN Bitung dalam
menghadapi tantangan pembangunan kesehatan yang makin kompleks, berlangsung pesat dan tidak
menentu. Panduan tata Laksana pennggulangan bencana RSMN Bitung diharapkan dapat digunakan
sebagai acuan, pelaksanaan dan penilaian kinerja RSMN Bitung dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
(2016 – 2021) sehingga hasil pencapaiannya dapat lebih terarah dan terukur. Kepada semua pihak
yang terkait dalam penyusunan Panduan tata Laksana pennggulangan bencana ini disampaikan
penghargaan yang setinggi – tingginya, tentunya Panduan ini dapat bermafaat untuk mencapai tujuan
bila dilakukan dengan dedikasi dan komitmen yang tinggi serta kerja keras dari semua pihak khususnya
Komite K3 RS yang ada di RSMN Bitung.