Alat Pemetik Buah Jep Oktober 2006
Alat Pemetik Buah Jep Oktober 2006
Alat Pemetik Buah Jep Oktober 2006
ABSTRAK
Pemanenan mangga umumnya masih dilakukan secara tradisional dengan menggunakan alat pemetik tanpa
dilengkapi dengan pisau pemotong sehingga tangkai buah mangga terpotong dekat pangkal buah. Hal tersebut
menyebabkan getah keluar dan menempel dipermukaan kulit buah sehingga mengakibatkan penampilan buah
kurang menarik. Penelitian ini bertujuan untuk merekayasa dan mengevaluasi kinerja alat pemetik buah mangga.
Alat pemetik buah mangga dirancang untuk memanen buah mangga dengan memotong tangkai buah sepanjang
minimal 10 mm dari pangkal buah. Panjang batang pemetik berkisar antara 2 - 6 meter. Alat pemetik ini dilengkapi
dengan pisau pemotong (cutter) yang kedudukannya dapat diatur tinggi rendahnya dan keranjang buah untuk
menampung buah yang terpetik. Kapasitas alat pemetik adalah 350 - 480 butir/jam untuk varietas mangga Arumanis
dan 320 - 375 butir/jam untuk varietas mangga Indramayu. Panjang tangkai buah hasil pemetikan rata-rata di atas
20 mm. Tingkat kerusakan buah karena tidak bertangkai dan bergetah adalah 4,7 - 6,4%. Biaya pokok
pengoperasian alat pemetik mangga adalah Rp 4472/jam atau Rp 37/kg mangga. Pengoperasian alat pemetik
menghasilkan B/C ratio sebesar 1,29.
ABSTRACT
Commonly harvesting of mango is conducted by traditional harvesting device without cutter.
Therefore the pedicle of fruit usually cut near the stem end that caused the latex go out from stem end
and adhere on the skin surface of fruit which then affected the worst performance of fruit. The purpose of
this research was to design and evaluate the performance of harvesting device of mango. Harvesting
device of mango was designed to pick out mango from the tree by cutting the pedicle about 10 mm from
the stem end. The length of harvester stick was 2 - 6 meter. This harvester was equipped with cutter
where the position can be adjusted and also equipped with a basket to collect harvested fruits. Results
concluded that capacity of harvesting device was 350 - 480 fruit/hour for Arumanis mango and 320 - 375
fruit/hour for Indramayu mango. The average length of stalk was more than 20 mm and the damage level
of fruit (harvested without petiole) was 4.7 - 6.4%. Operation cost of the harvester was Rp 4472/h or
Rp 37/kg. The mango harvester operation provided a B/C ratio of 1.29.
keluarnya getah. Alat panen yang didesain sedemikian rupa sehingga mudah dibongkar
dilengkapi dengan pisau pemotong yang terbuat pasang sehingga kalau keranjang buah sudah
dari cutter dan kedudukan pisau tersebut dapat kotor bisa dilepas dan dicuci.
diatur tinggi rendahnya, sehingga panjang Pisau pemotong terbuat dari cutter,
pemotongan tangkai buah juga bisa diatur. dilengkapi dengan dudukan pisau, dan dipasang
dibagian ujung atas, tepat diatas bagian
penahan pangkal buah. Bagian ini berfungsi
BAHAN DAN METODE untuk memotong tangkai buah mangga supaya
tidak banyak mengeluarkan getah. Tinggi
Desain Alat Pemetik Mangga pemotongan tangkai buah diatur dengan
menyetel tinggi rendahnya dudukan pisau
pemotong. Pisau pemotong diberi pelindung
Desain alat pemetik mangga meliputi 5
terbuat dari plat besi agar tidak melukai buah
komponen utama, yaitu batang tangkai
mangga.
dilengkapi dengan sambungan pipa, kerangka
keranjang buah, keranjang buah, dudukan pisau
pemotong, dan pisau pemotong (Gambar 1).
Masing-masing komponen mempunyai fungsi
yang berbeda, namun saling mendukung dalam
beroperasinya alat tersebut. Pemotongan
tangkai buah dengan menggunakan prinsip
tumbukan dengan pisau pemotong.
Batang tangkai terbuat dari pipa
alumunium bergerigi dan berfungsi untuk
menjangkau buah mangga yang jauh dari tubuh
operator. Batang tangkai dari alat pemetik ini
bisa dipanjang pendekkan (2 - 6 m) disesuaikan
dengan keperluan dilapangan dengan cara
menyetel bagian sambungan. Batang tangkai
terdiri dari 3 sambungan pipa alumunium yang Gambar 1. Desain prototipe alat pemetik buah
masing-masing panjangnya kurang lebih 2 m, mangga
sehingga panjang totalnya kurang lebih 6 m.
Adapun diameter pipa dari masing-masing Uji Kinerja Alat Pemetik Mangga
sambungan adalah 1 ¼” untuk tangkai paling
bawah, 1” untuk bagian tengah , dan 3/4” untuk a. Tempat dan waktu pengujian
bagian atas. Bahan pipa untuk batang tangkai
pemetik dipilih dari bahan yang ringan tapi kuat Pengujian alat pemetik mangga meliputi
untuk menopang berat buah mangga dalam uji fungsional dan uji lapang. Uji fungsional
keranjang buah selama pemetikan. Berat buah dilaksanakan di laboratorium perekayasaan
dalam keranjang diasumsikan kurang lebih 1 kg Balai Besar Pengembangan Mekanisasi
(3 butir mangga/kg). Pertanian, Serpong. Pengujian lapang alat
Kerangka keranjang buah terbuat dari as pemetik mangga dilakukan di dua lokasi kebun
besi diameter 5 mm yang dilengkapi dengan mangga di daerah sentra produksi mangga,
dudukan pisau pemotong. Bagian ini berfungsi yaitu di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat dan
untuk menopang keranjang buah beserta isinya Kabupaten Pasuruhan, Jawa Timur. Pengujian
dan sebagai dudukan pisau pemotong yang dilaksanakan pada saat musim panen mangga
diletakkan di bagian ujung atas kerangka. pada bulan November 2005.
Bagian ini dilengkapi dengan penahan pangkal
buah dan sekaligus berfungsi sebagai pengarah b. Bahan dan peralatan uji
tangkai buah sehingga mempermudah proses
pemotongan tangkai buah. Bahan uji berupa buah mangga yang siap
Keranjang buah terbuat dari kain dipanen dengan tingkat kemasakan penuh dan
berlubang sehingga proses pemotongan tangkai belum dipetik. Dipilih pohon mangga yang
buah bisa terlihat oleh operator. Selain itu bahan ketinggiannya sekitar 5 - 7 meter dengan
kain tersebut dimaksudkan untuk mengurangi kelebatan buahnya seragam. Varietas mangga
resiko goresan pada kulit buah. Bagian ini yang dipanen adalah Indramayu dan Arumanis.
berfungsi untuk menampung buah mangga Peralatan uji yang digunakan meliputi Stopwatch,
sewaktu dipetik. Keranjang buah dibuat vernier caliper, roll meter, dan timbangan.
Vol. IV, No. 2, Oktober 2006 55
Suparlan, dkk. : Rekayasa dan Evaluasi Kinerja Alat Pemetik Buah .....
Perawatan =
M P
x ................................................(7)
100 T
Dimana :
Op = jumlah operator (orang)
Up = upah operator per hari (Rp/hari)
t = jam kerja per hari (jam/hari)
M = persentase biaya perawatan per
tahun (%/tahun)
Net B/C =
π
Bt − Ct
∑ (1 + i) (untuk Bt − Bc > 0)
t =0
t
..................(8)
π
Bt − Ct
∑ (untuk Bt − Bc < 0)
t = 0 (1 + i )
t
mangga tipe pukulan dari pisau pemotong sesuai dengan persyaratan dalam pemanenan
sebesar 443 buah/jam. Kalau dibandingkan mangga dimana pemanenan mangga harus
dengan data-data hasil uji beberapa alat dilakukan dengan menyisakan tangkai buahnya
pemetik tradisional yang ada (cadok, gurung minimal 10 mm untuk menjaga agar getah tidak
rotan, cadok rotan bergunting, dan cadok keluar. Panjang pemotongan tangkai buah dan
bergunting) yang dilaporkan oleh Yuniastuti keseragaman hasil pemotongan merupakan hal
(1995) maka kapasitas alat yang dirancang ini yang sangat penting dari sudut pandang kualitas
jauh lebih besar, dimana kapasitas pemanenan hasil pemanenan buah mangga. Keseragaman
dengan buah mangga gedong dari berbagai panjang tangkai buah sangat bervariasi
macam alat pemetik tradisional tersebut kurang tergantung pada ke hati-hatian dan keterampilan
dari 60 kg/jam. Kapasitas pemetikan buah operator dalam mengarahkan buah sedemikian
mangga sangat dipengaruhi oleh beberapa rupa sehingga pangkal buah menempel dengan
faktor diantaranya adalah keterampilan operator, bagian pengarah tangkai buah sebelum batang
kondisi pohon mangga yang dipanen meliputi tangkai pemetik ditarik ke bawah sehingga
kelebatan dan distribusi buah di pohon, tangkai buah terpotong oleh pisau cutter.
karakteristik pohon mangga, dan kondisi lahan Apabila pemotongan tangkai buah dilakukan
di sekitar pohon mangga (Sapowadia, et al., sebelum pangkal buah menempel pada bagian
2001). pengarah tangkai buah, maka panjang
Hasil uji lapang menunjukkan bahwa pemotongan tangkai buah tidak sesuai dengan
besarnya kapasitas pemetikan buah dipengaruhi tinggi penyetelan pisau pemotong. Namun
oleh keterampilan operator. Pemetikan buah demikian hasil pemetikan tersebut tidak
oleh petani yang sudah terbiasa memanen berpengaaruh terhadap kualitas buah. Gambar
mangga memberikan hasil yang lebih besar 3. memperlihatkan hasil pemetikan buah
dibandingkan dengan operator yang belum mangga dengan menggunakan alat pemetik.
terbiasa memanen mangga dengan alat Kegiatan uji lapang alat pemetik mangga seperti
pemetik. Kapasitas pemetikan buah mangga terlihat pada Gambar 4.
arumanis oleh operator yang belum Analisis ekonomi terhadap penggunaan
berpengalaman sebesar 355 buah/jam, alat pemetik mangga diperoleh hasil bahwa
sedangkan oleh operator yang berpengalaman besarnya biaya pengoperasian alat pemetik per
(petani setempat) mencapai 481 buah/jam jam sebesar Rp 4.472 atau Rp 37/kg.
(Tabel 1). Selain itu besarnya kapasitas Pengoperasian alat pemetik mangga
pemetikan dipengaruhi juga kondisi buah memberikan suatu B/C ratio sebesar 1,29. Biaya
mangga yang ada di pohon. Kalau pohon operasi yang paling besar adalah untuk upah
mangga yang dipanen buahnya lebat maka operator. Analisis ekonomi tersebut dihitung
kapasitas pemetikan akan lebih besar dengan asumsi harga alat Rp 300.000,
dibandingkan dengan pohon mangga yang kapasitas pemetikan untuk mangga Arumanis
buahnya jarang. Hal ini berkaitan dengan waktu dan Indramayu rata-rata sebesar 125 kg/jam,
yang dibutuhkan untuk berpindah dari umur ekonomi alat 3 tahun, jam kerja per tahun
pemetikan buah yang satu ke pemetikan buah 480 jam (satu tahun satu musim panen dan satu
yang lain. Kalau buahnya lebat maka waktu musim selama 2 bulan), dan jumlah operatornya
berpindahnya lebih singkat, dan sebaliknya satu orang. Dengan asumsi bahwa upah
kalau buah mangganya jarang. Faktor lain yang pemetikan mangga per kilogram sebesar Rp 50
berpengaruh terhadap kapasitas pemetikan diperoleh B/C ratio lebih dari satu, hal ini
adalah tinggi pohon mangga. Pohon mangga menunjukkan bahwa penggunaan alat tersebut
yang dipakai dalam pengujian alat pemetik ini dapat memberikan keuntungan.
berkisar antara 6 - 7 meter, sehingga
pemanenan dilakukan dari bawah tanpa dengan
memanjat pohon. Disamping itu kondisi lahan di
sekitar tanaman mangga cukup rata dan
tanahnya datar sehingga hal tersebut
memudahkan operator dalam mengoperasikan
alat pemetik.
Dengan penyetelan tinggi pisau pemotong
setinggi 10 mm dihasilkan panjang tangkai buah
hasil pemetikan berkisar antara 21 – 45 mm,
dengan tingkat kerusakan (buah tidak
bertangkai) sebesar 4,7 – 6,4 %. Hasil ini telah