Anda di halaman 1dari 49

Kanker Endometrium

Arranged by Group 2 Class A3-A18


Our members

1. Muhammad Fikri Alfaruq 131811133086


2. Ike Ayunda Nasifah 131811133087
3. Ayu Arihanakita Satriawati 131811133088
4. Alfianti Khoirul Wardah 131811133090
5. Rizky Bagoes Alfian 131811133091
6. Amalia Niswah Qonita 131811133092
7. Fadhilah Anggraini 131811133093
8. Alfiansyah Noor Muhammad 131811133094
9. Ega Ayunda Ashar 131811133095
10. Burhanuddin Candra M 131811133096
11. Anisa Roma Fitriani 131811133098
12. Andhina Ayuning Puspa 131811133099
13. Achmad Ferdynan Thomas 131811133100
14. Ayu Devi Prestyanti 131811133101
15. Nanda Farhana Auliasani 131811133102
DEFINITION AND
ETIOLOGY
Ketidak seimbangan kadar estrogen
01 Kadar estrogen yang tinggi dalam sirkulasi dan kadar progesteron
yang rendah menyebabkan efek mitogenik dari estrogen tidak
Definition diimbangi dengan efek inhibisi dari progesteron.

Kanker endometrium adalah Obesitas


transformasi ganas dari stroma 02 Wanita dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) di atas 25 kg/m2 risiko
terkena kanker endometriumnya meningkat dua kali lipat, dan
endometrium dan atau kelenjar menjadi 3 kali lipat pada wanita dengan IMT lebih dari 30 kg/m2
endometrium yang ditandai dengan
membran inti sel yang ireguler, Hipertensi
nukleus atipikal, aktivitas mitosis 03 50% dari kasus endometrium menderita hipertensi, kejadian
hipertensi pada keganasan endometrium lebih tinggi daripada
yang meningkat, hilangnya pola populasi kontrol.
atau gambaran normal kelenjar,
serta ukuran sel yang ireguler. Haid pertama (menarche).
Terdapat dua jenis kanker 04 Wanita mempunyai riwayat menars sebelum usia 12 tahun
mempunyai resiko 1,6 kali lebih tinggi daripada wanita yang
endometrium, yaitu kanker mempunyai riwayat menars setelah usia lenih dari 12 tahun.
endometrium tipe I dan tipe II.
Penggunaan Terapi hormon tamoxifen
05 & Kontrasepsi oral
KLASIFIKASI DAN
STADIUM
✓ Karsinoma musinous
✓ Karsinoma serous

✓ Dengan diferensiasi skuamous ✓ Karsinoma sel jernih (clear-cell)

✓ Villoglanduler ✓ Mixed carcinoma

✓ Sekretori ✓ Karsinoma sel skuamosa


Klasifikasi
✓ Dengan sel-sel silia ✓ Karsinoma sel transisional
Histologis Kanker
✓ Karsinoma sel kecil (small-cell)
Endometrium
✓ Undifferentiated carcinoma
menurut WHO

Adenokarsinoma Adenokarsinoma lainnya


endometrioid
STADIUM DESKRIPSI

I Tumor terdapat di korpus uteri


IA Tidak ada atau invasi myometrium yang kurang dari setengah ketebalan myometrium

IB Terdapat invasi myometrium setengah atau lebih dari setengah ketebalan myometrium

II Tumor mengivasi stroma serviks, tapi tidak menyebar keluar uterus


III Penyebaran tumor local dan/ atau regional
IIIA Tumor mengivasi serosa korpus uteri dan/ atau adneksa
IIIB Penyebaran tumor ke vagina dan/ atau parametrium
IIIC Penyebaran ke kelenjar limfe pelvis dan/ atau paraaorta
IIIC1 Kelenjar limfe pelvis positif
IIIC2 Kelenjar limfe paraaorta positif dengan/ atau tanpa kelenjar limfe positif
IV Tumor mengivasi kandung kencing dan/ atau mukosa rectum dan/ atau metastasis jauh

IVA Tumor menginvasi kandung kencing dan/ atau mukosa rectum


IVB Metastasis jauh, meliputi metastasis intraabdominal dan/ atau kelenjar limfe inguinal
PATOFISIOLOGI DAN
WOC
Kanker endometrium ini terjadi karena adanya beberapa hal yaitu kurangnya kesadaran masyarakat terkait
penyakit tersebut, gaya hidup yang tidak beraturan (merokok, mengonsumsi junkfood dan karsinogenik),
terkena DM tipe 2 dan penyebab paling sering terjadi adalah obesitas. Dampak dari obesitas menyebabkan
kadar lemak dalam tubuh meningkat tinggi menyebabkan gonadotropin meningkat dan meningkatnya
produk hormone leptin. Hormone leptin bertugas mengatur rasa nafsu lapar dan makan. Bila meningkat
secara terus-menerus akan timbul resistensi leptin pada reseptor dari hormone leptin dan menyebabkan
terjadi polifagi. Selain itu, fungsi hipotalamus dan sekresi hormone estrogen pun meningkat karena
adanya peningkatan gonadotropin. Bila fungsi hipotalamus dan hormone estrogen meningkat terus-
menerus maka akan terjadinya menarche dini (usia dibawah 12 tahun), tidak pernah melahirkan (usia 20-
40 tahun), dan terjadinya menopause di usia diatas 40 tahun dan mengarah pada fase terjadinya
hiperplasia endometrium. Hiperplasia endometrium menyebabkan pertumbuhan sel menjadi abnormal.
Pertumbuhan sel abnormal juga timbul karena kadar IGF-1 tinggi yang menyebabkan efek mitogenik secara
berkelanjutan. Proses tersebut akhirnya menimbulkan kanker endometrium. Pasien yang mengalami
kanker endometrium akan mengalami nyeri akut di bagian perut dan perdarahan abnormal sehingga
menyebabkan anemia dan keseimbangan cairan terganggu.
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis
Tidak ada tes rekomendasi khusus untuk menemukan kanker ini sebelum ada gejala yang
berkembang, kecuali untuk wanita dengan risiko tinggi. Penderita kanker endometrium
biasanya wanita dengan rata-rata umur 60 tahun. Kebanyakan wanita didiagnosis karena
adanya gejala yang dialami (American Cancer Society, 2012).

Hampir 90% pasien yang didiagnosis kanker endometrium mengalami pendarahan vaginal
yang abnormal, seperti perubahan pada periode atau pendarahan antara periode atau
setelah menopause. Adanya cairan non-darah pada vaginal juga merupakan tanda dari
kanker endometrium. Sekitar 10% dari kasus yang ada, adanya cairan non-darah ini
dihubungkan dengan kanker endometrium (American Cancer Society, 2012)
Pasien juga sering mengeluh adanya rasa nyeri dan bengkak pada pelvis, terasa ada
massa (tumor), dan kehilangan berat badan tanpa sebab. Gejala ini lebih sering terasa
pada tahap lanjut dari penyakit (Farrer, 2010)
1. Darah yang keluar yang keluar selama menstruasi
lebih banyak dan masa menstruasi lebih panjang (lebih dari 7 hari)

2. Muncul bercak darah di luar masa menstruasi.

3. Siklus menstruasi terjadi setiap 21 hari atau lebih cepat.

4. Perdarahan terjadi sebelum atau setelah berhubungan seksual

Untuk pasien yang telah memasuki masa menopause, setiap bentuk perdarahan atau
bercak darah dari vagina yang muncul setidaknya setahun sejak masa menopause,
dianggap tidak normal

5. Keputihan encer dan terjadi setelah memasuki masa menopause.

6. Nyeri panggul atau perut bagian bawah.

7. Nyeri saat berhubungan seksual.


PENATALAKSANAAN
Farmakologis
• Pengobatan Hormonal
Prinsip pertama pengobatan hormonal ini adalah menciptakan lingkungan hormone rendah
estrogen dan asiklik. Kadar estrogen yang rendah menyebabkan atrofi jaringan endometriosis.
Keadaan yang asiklik mencegah terjadinya haid, yang berarti tidak terjadi pelepasan jaringan
endometrium yang normal ataupun jaringan endometriosis.
• Pembedahan
Pembedahan seringkali merupakan pengobatan utama untuk kanker endometrium dan terdiri
dari histerektomi , seringkali bersamaan dengan salpingo-ooforektomi , dan pengangkatan
kelenjar getah bening . Dalam beberapa kasus, pencucian panggul dilakukan, omentum
diangkat, dan / atau biopsi peritoneum dilakukan. Jika kanker telah menyebar ke seluruh pelvis
dan perut (perut), prosedur debulking (menghilangkan kanker sebanyak mungkin) dapat
dilakukan.(American Cancer Society, 2016)
• Radiasi
Radioterapi seringkali digunakan sebagai terapi ajuvan pasca pembedahan atau sebagai terapi
definitif untuk pasien yang inoperabel secara medis atau yang mengalami rekurensi lokal.
• Kemoterapi
Adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi merupakan terapisistemik
yang menyebar keseluruh tubuh dan mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau
metastase ke tempat lain.
Non farmakologis
Pada masa sekarang penatalaksanaan kanker endometrium untuk non medis masih belom
ditemukan akaan tetapi pencegahan yang bisa dilakukan dari segi non medis diantaranya
dengan menjaga kebersihan daerah kewanitaan, mempertahankan berat badan ideal dan
olahraga secara rutin.(Mayo Clinic, 2018).
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Biopsi Endometrium
Merupakan tes yang paling sering dilakukan untuk
kanker endometrium dan yang paling akurat pada
wanita setelah menopause. Dalam prosedur ini,
tabung fleksibel yang sangat tipis di masukkan ke
uterus melalui serviks.
Lalu dengan menggunakan pengisap, sejumlah kecil
endometrium diangkat melalui tabung.
Prosedur ini berlangsung selama kurang dari
semenit. Ketidaknyaman yang terasa mirip dengan
nyeri saat menstruasi dan dapat dibantu dengan
obat anti inflamasi non steroid seperti ibuprofen
sebelum prosedur dilakukan.
Dilatasi dan Kuretase (D&C)

Dilakukan apabila sampel biopsi endometrium tidak terdapat banyak jaringan atau apabila biopsi
mencurigakan kanker tetapi hasilnya tidak pasti. Prosedur ini dilakukan dengan membuka serviks
(dilatasi) dan alat khusus digunakan untuk mengikis jaringan dari dalam uterus.
Dapat dilakukan dengan atau tanpa histeroskopi. Prosedur ini dilakukan selama satu jam dan
memerlukan anestesia menyeluruh.
Histeroskopi
Biasanya dilakukan dengan memasukkan teleskop sangat kecil (diameter 1/6 inci) ke dalam
uterus melalui serviks. Untuk mendapatkan gambaran yang baik, uterus diisi dengan air garam
(saline). Dapat mengetahui apakah ada yang abnormal seperti kanker atau polip.
Memberikan gelombang suara yang akan memberikan gambar dari uterus dan organ pelvis
lainnya. Gambar ini sering membantu dalam menentukan apakah endometrium lebih tebal dari
biasanya dan melihat pertumbuhan kanker ke lapisan otot uterus, yang merupakan tanda dari
kanker endometrium.
Sistoskopi dan proktoskopi

Dilakukan apabila kanker telah menyebar ke bladder


atau rektum, bagian dalam organ dapat dilihat melalui
tabung. Untuk sistoskopi, tabung ditempatkan di bladder
melalui uretra, sedangkan untuk proktoskopi, tabung
ditempatkan di rektum.
Computed tomography scan
(CT Scan)
Merupakan prosedur yang
menggambarkan detail secara cross-
sectional tubuh. Ct scan tidak dapat
digunakan untuk mendiagnosis kanker
endometrium.

Namun, ct scan ini dapat membantu


dalam mengetahui penyebaran kanker ke
organ lainnya dan
Dapat melihat apakah kanker terjadi lagi
setelah pengobatan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG LAINNYA

1. MRI
2. LAB DARAH LENGKAP
3. CA 125
4. CEA
5. Reseptor Estrogen
KOMPLIKASI
Komplikasi
Anemia
01 Yang disebabkan perdarahan
vagina dan terjadi terus-menerus

Robekan (Perforasi)
02 Yang muncul selama biopsi
endometrium atau kuret dilakukan
Efek samping kemoterapi
dan radioterapi
03 Seperti mual dan muntah, hilangnya
nafsu makan, konstipasi, rambut
rontok, muncul ruam dll
KASUS DAN ASUHAN
KEPERAWATAN
Ny. X (39th) dengan suaminya Tn. Y (42th) datang ke RS. Dr. Soetomo untuk

KASUS periksa. Ny. X mengatakan selama 6 bulan terakhir, siklus menstruasi tidak teratur.
Terkadang darah menstruasi masih keluar 5-10 hari setelah hari terakhir
menstruasi. Darah yang keluar lumayan banyak sehinggah menyebabkan Ny. X
lemas. Ny. X juga mangalami keputihan dengan konsistensi kental dan berbau
busuk, dan akhir-akhir ini sering berkemih dan frekuensi sedikit-sedikit. Ny. X juga
mengeluh nyeri dibagian perut bawah dan juga nyeri saat berhubungan badan
dengan suaminya. Nyeri yang datang saat malam hari terkadang membuat Ny. X
sulit tidur. Saat ditanyai tentang menarche, Ny. X menarche pada usia 10th. Ny. X
menggunakan alat kontrasepsi IUD. Hasil pemeriksaan diketahui BB:75kg,
TB:150cm, TD:150/70mmHg, HR: 106x/menit, RR:22x/menit, T:37C
Pengkajian
Pengkajian IDENTITAS
• Tanggal MRS : 31 Maret 2020 Nama Pasien : Ny. X
Umur : 39 tahun
• Jam Masuk : 07.00 Suku/ Bangsa : Jawa
• Tanggal Pengkajian : 31 Maret 2020 Agama : Islam
• No. RM : 123XXX Pendidikan : SMA
• Jam Pengkajian : 07.15 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Diagnosa Masuk : Ca Endometrium Alamat : Surabaya
• Hari rawat ke :2 Sumber Biaya : Suami

.
KEADAAN UMUM : Lemah

KELUHAN UTAMA : Pasien mengalami perdarahan berlebihan di vagina, adanya keputihan, nyeri di perut bagian bawah,
nyeri saat berhubungan seksual dan haluaran urine sedikit namun sering

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG : Saat masuk rumah sakit pasien mengeluh dalam waktu 4 bulan terakhir dirinya mual-
mual sehingga membuatnya kurang selera untuk makan. Kemudian pasien juga mengeluh sering terjadi perdarahan berlebihan
di vagina.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Pernah dirawat : tidak kapan :- diagnosa :-
Riwayat penyakit kronik dan menular : ya jenis: mola hidatidosa

Riwayat kontrol : -

Riwayat penggunaan obat : -


RIWAYAT MENSTRUASI

Menarche: usia 10 tahun Siklus: -


Banyaknya: hingga 4 kali ganti pembalut dalam sehari Lama: 5-10 hari
HPHT: 6 bulan yg lalu (tidak tau jelasnya) Dismenorhea: kadang-kadang terjadi
Menopouse: -
Lain-lain:
PENGETAHUAN DAN
PERILAKU KESEHATAN

Kontrasepsi: IUD

Perawatan diri: rutin mengganti pembalut, menjaga


kebersihan area genitalia

Merokok: -

Obat-obatan/Jamu: -

Lain-lain:

Masalah keperawatan: gangguan rasa nyaman akibat


keputihan
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium Foto/Radiologi USG Lain-lain

Ht: 38% (Normal:


38%-46%)
- Hb: 13 g/dl (Normal:
12-15 g/dl)
- LED : 13 mm/jam
(Normal: <15
mm/jam)
Keadaan genitalia

Keputihan : konsistensi kental, berbau busuk


Perdarahan: sejak 6 bulan lalu
Laserasi: -
VT: Ø
eff:
Miksi:
Defekasi:
Lain-lain:
Masalah keperawatan: Gangguan rasa nyaman, risiko ketidakseimbangan
cairan
RIWAYAT KEHAMILAN
RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN NIFAS
-Anak ke – 1 -Anak ke – 2
Tahun : 2016 Tahun : 2020

Kehamilan : - Umur : 9 bulan Kehamilan: - Umur : 9 bulan

Penyulit : Tidak ada Penyulit : Tidak ada

Persalian : -Jenis : Normal Persalian : -Jenis : Normal


- Penolong : Bidan - Penolong : Dokter
- Penyakit : - - Penyakit : -

Komplikasi nifas : -Laserasi : Tidak ada Komplikasi nifas : -Laserasi : Tidak ada
- Infeksi : Ada - Infeksi : Ada
- Perdarahan : Ada - Perdarahan : Ada

Anak : - Jenis Kelamin : Laki-laki Anak : - Jenis Kelamin : Laki-laki


- Berat badan : 3,5 kg - Berat badan : 3 kg
Tanggal Data Etiologi Masalah

31 DS: Kehilangan cairan aktif Resiko


Maret - Pasien merasa lemas dan tidak mampu ketidakseimbangan
2020 melakukan aktivitas fisik. cairan
- Pasien mengeluh adanya darah yang keluar
dari vagina
DO:
- Adanya perdarahan pada vagina
Hasil pemeriksaan lab yang menunjukan:
- Ht: 30%
- Hb: 10 g/dl
- LED : 14mm/jam
Tanggal Data Etiologi Masalah

31 Maret DS: Agen pencedera Nyeri akut


2020 - Klien mengatakan nyeri diperut fisiologis (inflamasi,
bagian bawah adanya massa pada
- Klien mengatakan nyeri saat endometrium)
berhubungan seksual

DO :
- Skala nyeri 6 dari 10
- Mengeluh nyeri
- Frekuensi nadi meningkat
Tanggal Data Etiologi Masalah

31 Maret DS: Gejala penyakit Gangguan rasa


2020 - Klien mengatakan adanya nyaman
keputihan
- Berbau busuk, konsistensi
kental

DO :
- Keputihan berbau
busuk,konsistensi kental
- Mengeluh gatal
Diagnosa kep

1. Resiko ketidakseimbangan cairan d.d perdarahan


2. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d mengeluh nyeri, skala nyeri 6 dari 10
3. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit d.d mengeluh gatal, merasa tidak nyaman
No. Dx.Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
1. Risiko ketidak seimbangan Dengan dilakukan asuhan Manajemen cairan
cairan d.d perdarahan keperawatan selama 3x24 jam Observasi
diharapkan keseimbangan cairan • Monitor status hidarasi
meningkat dengan KH : • Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
• Asupan cairan meningkat Terapeutik
• Haluaran urine meningkat • Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
• Berikan cairan intravena
No. Dx.Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
1. Nyeri akut b.d agen Dengan dilakukan asuhan Manajemen nyeri
pencedera fisiologis d.d keperawatan selama 3x24 jam Observasi
mengeluh nyeri skala 6 diharapkan tingkat nyeri menurun • Identifikasi skala nyeri
dari 10,tampak dengan KH : • Identifikasi factor yang memperberat
meringis,frekuensi nadi • Keluhan nyeri menurun, dari dan memperingan nyeri
meningkat TTV TD : skala 6 menjadi 2 • Monitor efek samping penggunaan
140/90 mmHg HR : • Meringis menurun analgesic
106x/menit RR : 22x/menit • Frekuensi nadi membaik HR : Terapeutik
Suhu : 37°C 96x/menit • Berikan terapi non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
• Fasilitasi istirahat tidur
Edukasi
• Jelaskan strategi meredakan nyeri
• Anjurkan menggunakan analgetik
dengan tepat
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian analgetik (K)
No. Dx.Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
1. Gangguan rasa nyaman Dengan dilakukan asuhan Perawatan perineum
b.d gejala penyakit d.d keperawatan selama 3x24 jam Observasi
mengeluh gatal, adanya diharapkan keseimbangan cairan • Inspeksi area perineum
keputihan menngkat dengan KH : Terapeutik
• Asupan cairan meningkat • Fasilitasi dalam membersihkan
• Haluaran urine meningkat perineum
• Berikan posisi nyaman
• Bersihkan area perineum secara
teratur
Edukasi
• Ajarkan pasien dan keluarga pasien
tentang tanda abnormal pada perineum
Terapeutik
• Kolaborasi pemberian anti inflamasi
Tanggal No . DK Implementasi Evaluasi
2 April Risiko S: Klien tidak menunjukkan tidak
• Memonitor status hidarasi
2020/ ketidaksei lemas lagi
Shift 1 mbangan • Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
cairan O: masih adanya sedikit perdarahan
• Memberikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
- Ht: 38% (Normal: 38%-46%)
• Memberikan cairan intravena
- Hb: 13 g/dl (Normal: 12-15 g/dl)
- LED : 13 mm/jam (Normal: <15
mm/jam)
A: Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Tanggal No . DK Implementasi Evaluasi
2 April Nyeri • Mengidentifikasi skala nyeri S: Klien tidak mengeluh nyeri
2020/ akut
• Mengidentifikasi factor yang memperberat dan O: nyeri berkurang dari skala 6
Shift 1
memperingan nyeri menjadi 2 dari 10
• Memonitor efek samping penggunaan analgesic Frekuensi nadi membaik menjad
• Memberikan terapi non farmakologis untuk mengurangi 96x/menit
rasa nyeri A: Masalah teratasi sebagian
• Memfasilitasi istirahat tidur
P : Intervensi dilanjutkan
• Menjelaskan strategi meredakan nyeri
• Menganjurkan menggunakan analgetik dengan tepat
• Memberikan analgesik (paracetamol) sesuai resep
dokter
Tanggal No . DK Implementasi Evaluasi
2 April Ganggua • Menginspeksi area perineum S: Klien tidak lagi mengeluh gatal
2020/ n rasa
• Memfasilitasi dalam membersihkan perineum O: berkurangnya keputihan
Shift 1 nyaman
• Memberikan posisi nyaman A: Masalah teratasi sebagian
• Membersihkan area perineum secara teratur
P : Intervensi dilanjutkan
• Mengajarkan pasien dan keluarga pasien tentang tanda
abnormal pada perineum
• pemberian anti inflamasi sesuai resep dokter
Daftar pustaka

Braun, et al. (2016). Diagnosis and Management of Endometrial Cancer. American Family Physician, 93(6), pp. 468-474.

Leslie, et al. (2013). Endometrial Cancer. Obstetrics and Gycology Clinics of North America, 39(2), pp. 255-268.

American Cancer Society (2016). Endometrial Cancer.

American College of Obstetricians and Gyneoclogist (2016). Endometrial Cancer.

Cancer Research UK (2017). About Cancer. Womb Cancer.

NHS Choices UK (2018). Womb Cancer.

NIH (2018). MedlinePlus. Endometrial Cancer.

Mayo Clinic (2018). Diseases and Conditions. Endometrial Cancer.

Delgado, A. Healthline (2016). Endometrial Cancer (Cancer of the Uterine Endometrium).

WebMD (2017). Understanding Endometrial Cancer – the Basics.

SDKI,SIKI,SLKI (2018)
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai