7/Jun/2021
SANKSI PIDANA BAGI PELAKU sebagaimana yang diatur dalam Pasal 118
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA ayat (2) yang menentukan, dalam hal
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG perbuatan memproduksi, mengimpor,
NOMOR 35 TAHUN 20091 mengekspor, atau menyalurkan narkotika
Oleh: Nadya Regina Pang2 golongan II sebagaimana dimaksud pada ayat
Tommy F. Sumakul3 (1) beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku
Olga A. Pangkerego4 dipidana mati, pidana penjara seumur hidup,
atau pidana penjara paling singkat 5 (lima)
ABSTRAK tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu dan pidana denda paling banyak Rp
untuk mengetahui faktor-faktor apa saja 8.000.000.000,- (delapan miliar rupiah)
yang menjadi penyebab penyalahgunaan ditambah 1/3 (sepertiga).
narkotika dalam masyarakat dan bagaimana
sanksi hukum pidana bagi pelaku B. Perumusan Masalah
berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1. Faktor-faktor apa saja yang menjadi
2009, yang mana dengan metode penelitian penyebab penyalahgunaan narkotika
hukum normaif disimpulkan: 1. Faktor-faktor dalam masyarakat?
penyebab terjadinya penyalahgunaan 2. Bagaimana sanksi hukum pidana bagi
narkotika dalam masyarakat adalah faktor pelaku berdasarkan Undang-undang
narkotika itu sendiri yang mudah diperoleh Nomor 5 Tahun 2009?
dan tersedia di pasaran, faktor kepribadian
pelaku yang anti sosial, faktor kejiwaan C. Metode Penelitian
pelaku yang mudah kecewa. Faktor Penelitian ini merupakan penelitian
ketidakharmonisan hubungan antara anggota hukum normatif.
keluarga dan faktor pergaulan atau
pertemanan. 2. Sanksi pidana bagi pelaku PEMBAHASAN
penyalahgunaan narkotika berdasarkan A. Faktor-faktor Penyebab Penyalahgunaan
Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Narkotika
adalah sanksi pidana mati, pidana penjara Penyalahgunaan narkotika dewasa
seumur hidup, pidana penjara paling lama 20 inimenjadi hal yang sangat mengkhawatirkan
(dua puluh) tahun dan pidana penjara paling banyak kalangan, karena para korbannya
sedikit 1 (satu) tahun dan pidana denda mayoritas generasi muda di berbagai
paling banyak Rp wilayah, tidak hanya di kota-kota besar tetapi
10.000.000.000 (sepuluh miliar) rupiah. juga di daerah-daerah terpencil sekalipun,
Namun sanksi pidana ini belum mampu dan tanpa memandang status dan strata
meminimalisir penyalahgunaan narkotika sosial masyarakat.
yang terjadi dalam masyarakat. Seseorang akan terlibat penyalahgunaan
Kata kunci: narkotika; sanksi pidana; narkotika apabila pada orang itu terdapat
faktor penyebab dan faktor pencetus yang
PENDAHULUAN saling bekaitan satu dengan yang lainnya.
A. Latar Belakang Masalah Faktor-faktor penyebab terjadinya
Pemerintah Indonesia, dalam upaya penyalahgunaan narkotika, antara lain
meminimalisasi penyalahgunaan narkotika sebagai berikut :1
berdasarkan Undang-undang Nomor 35 1. Faktor predisposisi.
Tahun 2009 tentang Narkotika, memberikan 2. Faktor kontribusi
sanksi hukum pidana yang sangat besar bagi 3. Faktor pencetus
pelaku dengan ancaman pidana mati Faktor predisposisi seseorang dengan
gangguan kepribadian (anti sosial) ditandai
1 dengan perasaan tidak puas terhadap orang
Artikel Skripsi
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM.
lain. Selain itu yang bersangkutan tidak
17071101772
3 1
Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum Mardani, Penyalahgunaan Narkoba, PT. Raja Grafindo
4
Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum Persada, Jakarta, 2008, hlm. 101.
167
Lex Crimen Vol. X/No. 7/Jun/2021
mampu untuk berfungsi secara wajar dan 5. Ada perubahan pola tidur (pagi hari
efektif dalam pergaulan di rumah, di sekolah sulit dibangunkan dan malam hari
atau di tempat kerja, gangguan lain sebagai sering mengeluh sulit tidur).
penyerta berupa rasa cemas dan depresi. 6. Sering kedapatan mata merah dan
Untuk mengatasi ketidakmampuan dan hidung berair (walaupun tidak sedang
menghilangkan kecemasan atau depresinya, influenza).
maka orang cenderung untuk menggunakan 7. Sering tidak membayarkan uang
narkoba. Semestinya orang itu dapat sekolah (dilaporkan hilang).
mengobati dirinya dengan datang ke 8. Di rumah sering kehilangan
dokter/psikiater untuk mendapatkan terapi barang-barang berharga.
yang tepat sehingga dapat dicegah 9. Perubahan tingkah laku yang
keterlibatannya dalam penggunaan narkoba. tiba-tiba belakangan ini terhadap
Faktor kontribusi, seseorang dengan kegiatan sekolah, keluarga dan
kondisi keluarga yang tidak baik akan merasa teman-teman menjadi kasar, tidak
tertekan, dan rasa tertekan inilah sebagai sopan dan penuh rahasia serta jadi
faktor penyerta bagi dirinya untuk terlibat mudah curiga terhadap orang lain.
dalam penyalahgunaan narkoba. Disfungsi 10. Marah yang tidak terkontrol yang
keluarga yang dimaksud antara lain: keluarga tidak biasanya dan perubahan
tidak utuh, kedua orang tua terlalu sibuk, suasana hati yang tiba-tiba.
lingkungan interpersonal dengan orang tua 11. Meminjam atau mencuri uang dari
yang tidak baik. rumah, sekolah atau took (guna
Faktor pencetus, bahwa pengaruh teman membiayai kebiasaannya).
sebaya, tersedia dan mudah didapatinya 12. Mengenakan kaca mata gelap pada
narkoba mempunyai andil sebagai faktor saat yang tidak tepat untuk
pencetus seseorang terlibat menyembunyikan mata bengkak dan
penyalahgunaan/ketergantungan narkoba.2 merah.
Ada beberapa tanda yang akan memberi 13. Bersembunyi di kamar mandi atau
petunjuk bahwa seseorang telah terlibat tempat-tempat yang janggal seperti
pemakaian narkoba. Tanda-tanda tersebut gudang, di bawah tangga dalam
sebagai berikut :3 waktu lama dan berkali-kali.
1. Pembangkangan terhadap disiplin 14. Lebih banyak menyendiri dari
yang tiba-tiba terjadi di rumah biasanya, sering bengong dan
maupun di sekolah, seperti sering berhalusinasi.
bolos sekolah, sering terlambat 15. Menjadi manipulatif dan sering
masuk sekolah dengan alasan kehabisan uang jajan.
terlambat bangun, sering terlambat 16. Berat badannya turun karena nafsu
masuk kelas setelah istirahat, sering makan yang tidak menentu.
mengantuk dan tertidur di sekolah, 17. Cara berpakaian yang menjadi
sering lupa jadwal ulangan, lupa sembarangan dan tiba-tiba menjadi
membawa buku pelajaran, dan penggemar baju panjang untuk
prestasi di sekolah menurun. menyembunyikan bekas suntikan di
2. Ada kesulitan konsentrasi dan tangan.
penurunan daya ingat. 18. Sering didatangi oleh orang-orang
3. Kurang memerhatikan penampilan yang belum dikenal keluarga atau
dan kerapihan padahal sebelumnya teman-temannya.
tidak demikian. Tanda-tanda penyalahgunaan narkotika
4. Kedapatan berbicara cadel atau tersebut di atas akan dapat memberi
gugup (sebelumnya gejala ini tidak petunjuk bahwa seseorang telah terlibat
pernah muncul). dalam penyalahgunaan narkotika. Bila terjadi
banyak perubahan drastis dan
2
Luthfi Baraza, Gangguan Mental Perilaku Akibat
perubahan-perubahan tersebut bertahan
Narkotika, SMK IPTEK, Jakarta, hlm. 2.
3
Mardani, Op-cit, hlm. 96-97.
168
Lex Crimen Vol. X/No. 7/Jun/2021
selama lebih dari beberapa hari, ini bisa satu dengan yang lainnya. Berdasarkan sudut
merupakan pertanda pemakai narkoba. pandang organobiologik (susunan syaraf
Menurut hemat penulis, beberapa gejala pusat/otak) mekanisme terjadinya adiksi
yang telah disebutkan di atas mungkin juga (ketagihan) hingga dependensi
mencerminkan perubahan-perubahan (ketergantungan) dikenal dengan dua istilah,
seorang terutama remaja yang sedang yaitu gangguan mental organik atau sindrom
tumbuh. Bila orang tua ragu-ragu, carilah otak organik; seperti gaduh, gelisah dan
bantuan. Mintalah dokter keluarga atau klinik kekacauan dalam fungsi kongnitif (alam
terdekat memeriksa anaknya guna pikiran), efektif (alam perasaan/emosi) dan
memastikan penyakit atau masalah fisik yang psikomotor (perilaku), yang disebabkan efek
ada. Jika perju, ajaklah anak tersebut langsung terhadap susunan syaraf pusat
mengikuti tes urine untuk pembuktian (otak).
keadaannya. Selain itu carilah tanda-tanda Seseorang akan menjadi ketergantungan
obat atau pernik-pernik narkoba. narkoba, apabila seseorang dengan
Benda-benda yang umumnya dipakai seperti terus-menerus diberikan zat tersebut. Hal ini
pipa, kertas gulung, botol obat berukuran berkaitan dengan teori adaptasi sekuler
kecil, obat tetes mata atau korek api gas, (neuro-adaptation), tubuh beradaptasi
jepitan, kertas timah, sendok kecil dapat dengan menambah jumlah teseptor dan
menandakan bahwa anak tersebut sedang sel-sel syaraf bekerja keras. Jika zat
menyalahgunakan obat terlarang. dihentikan, sel yang masih bekerja keras tadi
Ada beberapa gejala, seseorang yang mengalami kehausan, yang dari luar tampak
ketagihan (adiksi) terhadap narkotika. sebagai gejala-gejala putus obat. Gejala putus
Gejala-gejala itu seperti: tulang sekujur obat tersebut memaksa prang untuk
badan terasa sakit dan linu, otot terasa kaku, mengulangi pemakaian zat tersebut.
kepala seperti hendak pecah, tenggorokan Teori psikodinamik menyatakan bahwa
berisi cairan kental, mata berair, hidung seseorang akan terlibat penyalahgunaan
berlendir seperti kena flu, terus-menerus narkoba sampai ketergantungan, apabila
batuk, sering menguap padahal tidak pada orang itu terdapat faktor penyebab
mengantuk, bulu kuduknya berdiri, tekanan (factor contribusi) dan faktor pencetus yang
darah tinggi, suhu tubuh jauh di atas normal, saling keterkaitan satu dengan yang lain.
perut terasa melilit, mencret-mencret tidak Berdasarkan sudut pandang psikososial
terkendali, menggigil kedinginan, tidak berani narkoba terjadi akibat negatif dari interaksi
menyentuh air dan menyembunyikan diri tiga kutub sosial yang tidak kondusif, yaitu
dari lingkungan keluarga.4 kutub keluarga, kutub sekolah/kampus dan
Berdasarkan gejala-gejala tersebut, maka kutub masyarakat.
menurut hemat penulis orang sering Secara umum mereka yang
memakai atau menggunakan narkoba akan menyalahgunakan dapat dibagi dalam tiga
berakibat ketergantungan, yaitu keinginan golongan besar, yaitu :6
yang tak tertahankan, kecenderungan untuk 1. Ketergantungan primer, ditandai
menambah takaran menimbul-kan gejala dengan adanya kecemasan dan
kejiwaan dan gejala fisik. depresi, yang pada umumnya terdapat
Menurut Luthfi Baraja, terdapat tiga pada orang dengan kepribadian yang
pendekatan untuk terjadinya tidak stabil.
penyalahgunaan dan ketergantungan 2. Ketergantungan simtomatis, yaitu
narkoba, yaitu :5 penyalahgunaan NAZA (narkoba)
1. Pendekatan organobiologik sebagai salah satu gejala dari tipe
2. Pendekatan psikodinamik kepribadian yang mendasarinya, pada
3. Pendekatan psikososial umumnya terjadi pada orang yang
Ketiga pendekatan tersebut tidaklah dengan kepribadian psikopatik
berdiri sendiri melainkan saling berkaitan
6
Dadang Hawari, Konsep Islam Memerangi AIDS dan
4
Ibid, hlm. 23. Naza, Dhana Bakti Primayasa, Yogyakarta, 2007, hlm.
5
Luthfi Baraza, Op-cit, hlm. 15. 71.
169
Lex Crimen Vol. X/No. 7/Jun/2021
170
Lex Crimen Vol. X/No. 7/Jun/2021
171
Lex Crimen Vol. X/No. 7/Jun/2021
172
Lex Crimen Vol. X/No. 7/Jun/2021
173
Lex Crimen Vol. X/No. 7/Jun/2021
174
Lex Crimen Vol. X/No. 7/Jun/2021
175
Lex Crimen Vol. X/No. 7/Jun/2021
2017.
Waluyo Bambang, Pidana dan Pemidanaan,
Sinar Grafika, Jakarta, 2008.
Widjaja A.W., Masalah Kenakalan dan
Penyalahgunaan Narkotika, Armico,
Bandung, 2007.
176