Anda di halaman 1dari 42

PROJEK

PENGGUNAAN MODUL DENGAN MODEL PROJECT BASED LEARNING


BERBANTUAN MEDIA VIDEO SCRIBE/SPARKOL MATERI LOGIKA
MATEMATIKA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Pembelajaran Matematika

Nama : Ade Irfan Ritonga


NIM : 8216172005
Dosen Pengampu : Dr. Mariani, M.Pd
Mata Kuliah : Metodologi Pendidikan Matematika

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Adapun tugas ini membahas
mengenai “Penerapan Model Project Based Learning Berbantuan Media Video
Scribe/Sparkol Materi Logika Matematika”, untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat
Pendidikan Matematika.
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Mariani, M.Pd sebagai dosen
pengampu mata kuliah Matodologi Pendidikan Matematika dan pihak-pihak yang telah
mendukung kami dalam menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan baik
secara struktural penulisan maupun isi materi yang diuraikan di dalamnya. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik ataupun saran yang membangun dari pembaca agar
makalah ini semakin baik dan berguna di kemudian hari.
Demikianlah makalah ini penulis perbuat, atas perhatiannya penulis mengucapkan
terimakasih.

Medan, Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................1
1.2 Glosarium ..................................................................................................... 4
1.3 Kompetensi ................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 6
2.1 Materi Logika Matematika ............................................................................6
2.2 RPP ..............................................................................................................20
2.3 LKPD ...........................................................................................................26
BAB III EVALUASI ........................................................................................ 18
BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang Masalah


Matematika bukan pengetahuan yang menyendiri sehingga dapat sempurna karena
dirinya sendiri, tetapi keberadaannya untuk membantu manusia dalam memahami dan
menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam (Morris Klein dalam Alan Woods dan
Ted grant, 2010). Oleh karenanya, memungkinkan matematika untuk berkembang secara
luas. Matematika dapat dikonstruksi sendiri, sesuai keinginan, asalkan tidak kontradiksi
dengan struktur matematika yang telah ada. Karena menurut Soedjadi (dalam Wahyu, 2012),
objek-objek matematika hanyalah “buatan otak manusia”. Matematika kini, mengalami
pergeseran, setidaknya ia dipandang bukan lagi harga mati dari sebuah dasar penalaran yang
berbasis antara lain pada diferensiasi makna atau definisi antara simbol praksis dan teoretis.
Apalagi anggapan umum yang menyatakan matematika adalah dasar pengetahuan, landasan
dari kapasitas nalar atau logika seseorang, untuk bisa memiliki kapabilitas menjelaskan apa
pun deretan fakta atau fenomena di sekeliling kita. Seolah penyajiannya tidak dapat
menyingkirkan kontradiksi antara teori dengan realitas.
Dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi kita terbiasa bertarung pada cara berpikir
yang berdasarkan logika. Hitungan yang biasa kita kerjakan, eksperimen dalam ilmu alam
dan pembuktian yang guru lakukan di depan kita, semuanya mengandung logika (Tan
Malaka, 1943). Dengan kata lain, logika adalah ilmu berpikir yang sangat dekat dengan
kehidupan kita. Pembahasan mengenai logika sendiri sudah ada sejak lama, bahkan sejak
sebelum manusia mengenal istilah logika itu sendiri. Setelah melalui proses yang panjang,
lahirlah metode logika yang dipakai hingga saat ini. Salah satunya adalah logika simbolis
atau logika matematika. Anehnya, metode tersebut, secara fundamental, tidak berbeda dengan
konsep yang diperkenalkan oleh Aristoteles sekitar dua ribu tahun yang lalu (Mario natiello,
n.d).
Sebagaimana pengertian logika sebagai ilmu berpikir (Solso, Otto, dan Kimberly,
2008, hal. 405) maka materi logika matematika yang diajarkan dalam sekolah juga
mempunyai dampak pada pola berpikir siswa. Mengingat hukum yang dibangun dalam
matematika membutuhkan pemikiran yang akurat dan teliti. Menurut Tan Malaka (Madilog,
1943) dibutuhkan dialektika yang dipakai untuk persoalan.

3
1.2 GLOSARIUM

 Pernyataan adalah kalimat yang hanya benar atau salah saja, tetapi tidak
sekaligus kedua- duanya.
 Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat di tentukan nilai
kebenarannya karena masih mengandung variabel atau peubah
 Konjungsi adalah Gabungan dua pernyataan tunggal yang menggunakan
kata penghubung “dan” sehingga terbentuk pernyataan majemuk
 Disjungsi adalah gabungan dua pernyataan yang menggunakan kata
penghubung logika “atau” sehingga membentuk dua pernyataan majemuk.
 Implikasi, Gabungan dua pernyataan p dan q sehingga membentuk
pernyataan majemuk dengan menggunakan kata penghubung “Jika...,
maka...”
 Biimplikasi atau bikondisional ialah suatu pernyataan majemuk yang
berbentuk ”p jika dan hanya jika q” yang berarti “jika p maka q dan jika q
maka p”.
 Negasi dari suatu pernyataan majemuk dapat dibentuk dari negasi
pernyataan-pernyataan tunggal dengan menggunakan ekuivalensi, yaitu
apabila negasi pernyataan-pernyataan majemuk itu mempunyai nilai
kebenaran yang sama dengan pernyataan majemuk negasi dari komponen-
komponennya.
 Tautologi adalah Suatu pernyataan majemuk yang nilai kebenarannya
adalah selalu benar
 Kontradiksi adalah Suatu pernyataan majemuk yang nilai kebenarannya
selalu salah

 Kontingensi adalah suatu pernyataan majemuk yang nilai kebenarannya


memuat benar dan salah.

4
1.3 KOMPOTENSI

KOMPETENSI DASAR
No STANDAR KOMPETENSI
KOGNITI AFEKTIF PSIKOMO KOGNITIF AFEKTIF PSIKOMOT
F TOR OR
1.  Mengg  Siswa  Siswa  Menentuk  siswa  Siswa
unaka n menyadar selalu an nilai dengan selalu
logika i menunj kebenaran senang menunju
matema pentingny uk kan dari suatu menunjuk kka n
tika a kinerja pernyataa kan kemahira
dalam matemati yang n kesiapan nn ya
pemeca ka baik majemuk belajar setiap
han sehingga dalam dan matematik kali
masala selalu setiap pernyataa a secara mengerja
h yang menunjuk kegiata n bertanggu kan tugas-
berkaita ka n n berkuanto ng - jawab tugas
n apresiasi belajar r  siswa yang
dengan yang matemat  Merumus selalu membutu
pernyat positif ik a kan menunjuk hk an
aan setiap kali khususn pernyataa kan sikap keteramp
majemu belajar y a n yang yang ila n
k dan matemati dalam setara positif dalam
pernyat ka, mempel dengan dalam mempelaj
aan khususny aja ri pernyataa mempelaj ari materi
berkant a dalam materi n ari materi tentang
or mempelaj tentang majemuk tentang logika
ari materi logika atau logika matemati
tentang matemat pernyataa matematik ka
logika ik a n a
matemati berkuanto  siswa
ka r yang selalu
diberikan bergaira
 Menggun h selama
akan mengiku
prinsip ti
logika pelajara
matemati n
ka yang matemat
berkaitan ika
dengan  siswa
pernyataa selalu
n menunjuk
berkuant kan
or dalam apresiasi
penarika yang
n konstruktif
kesimpul dalam
an dan belajar
pemeca logika
han matematik
masalah
a

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 LOGIKA MATEMATIKA

2.1.1 Pernyataan dan Kalimat Terbuka.

Dalam membicarakan sesuatu , orang memerlukan bahasa, salah satu unsur penting
dalam bahasa adalah “ kalimat” , yaitu rangkaian kata yang mempunyai arti dan disusun
menurut aturan tertentu. Dalam matematika dikenal 2 macam kalimat yaitu : kalimat
tertutup dan kalimat terbuka.
Kalimat tertutup : Kalimat deklaratif dan pernyataan
Pernyataan : Kalimat deklaratif yang mempunyai nilai benar atau salah,tetapi
tidak sama-sama benar dan salah
Contoh :
1. Jakarta Ibu kota Indonesia.
2. 3 + 6 = 8
3. Semua bilangan prima adalah ganjil.
4. Ambillah barang itu !
5. Bunga itu sangat indah.

Contoh :
(1) Adalah pernyataan yang bernilai benar
(2) Pernyataan yang bernilai salah
(3) Pernyataan yang bernilai salah
(4) Bukan pernyataan ( bukan kalimat deklaratif)
(5) Bukan pernyataan (Nilai kebenarannya tidak pasti)

Kalimat terbuka : Kalimat yang belum dapat di tentukan nilai kebenarannya


( biasanya menggunakan variabel / peubah).
Contoh :
1. 3 + X = 6
1. X2 + 4X + 4 = 0

6
Kalimat terbuka memuat variabel, yang akan berubah menjadi pernyataan jika
variabelnya diganti oleh salah satu anggota semesta pembicaraan
Contoh:
1. X2 + 5X - 24 = 0
Kalimat tersebut menjadi pernyataan yang benar jika x diganti –8 atau 3 ,
Himpunan {-8 , 3} disebut himpunan penyelesaian dari kalimat terbuka X 2 + 4X + 4 = 0
Lambang dan Nilai kebenaran suatu pernyataan. Dalam logika matematika
sebuah pernyataan bisa di lambangkan dengan huruf kecil a, b, c.............p,
q,. z. Setiap pernyataan mempunyai nilai kebenaran B (benar), jika
pernyataan bernilai benar atau mempunyai nilai kebenaran S (salah), jika
pernyataan salah. Lambang dari nilai kebenaran adalah ԏ (di baca tau) dari
huruf bahasa Yunani. Sehingga di peroleh :
ԏ (p) : B di baca nilai kebenaran pernyataan p adalah benar

ԏ (q) : B di baca nilai kebenaran pernyataan q adalah salah


2.1.2 Pernyataan majemuk ( pernyataan komposisi)
Suatu pernyataan tunggal dapat dinyatakan dalam lambang , misalnya p , q , r dan
sebagainya. Dua pernyataan tunggal atau lebih dapat gabungkan menjadi satu pernyataan
majemuk atau pernyataan komposisi dengan menggunakan kata hubung Logika tertentu.
2.1.2.1 Konjungsi
Dua pernyataan tunggal p dan q dapat di komposisi dengan menggunakan kata
hubung “dan” untuk membentuk pernyataan majemuk yang di sebut Konjungsi dari p dan q.
Konjungsi dari p dan q dilambangkan dengan “p  q “ (dibaca p dan q)
Nilai kebenaran suatu konjungsi di tentukan oleh pernyataan pernyataan penyusunnya.
Jika pernyataan p bernilai benar dan pernyataan q bernilai benar maka p  q benar , jika
tidak demikian maka p  q bernilai salah.
Ketentuan tersebut dapat dinyatakan dalam tabel kebenaran sebagai berikut:
P q pq
B B B
B S S
S B S
S S S

7
2.1.2.2 Disjungsi
Dua pernyataan tunggal p dan q dapat di komposisi dengan menggunakan kata
hubung “atau” untuk membentuk pernyataan majemuk yang di sebut Disjungsi dari
p dan q. Disjungsi dari p dan q dilambangkan dengan “p  q “ (dibaca p atau q)
Nilai kebenaran suatu disjungsi di tentukan oleh pernyataan pernyataan penyusunnya.
Jika pernyataan p bernilai benar atau pernyataan q bernilai benar atau kedua-duanya bernilai
benar maka p  q benar , jika tidak demikian maka p  q bernilai salah.
Dengan kata lain disjungsi dua pernyataan bernilai salah hanya jika kedua pernyataan
penyusunnya bernilai salah. Ketentuan tersebut dapat dinyatakan dalam tabel kebenaran
sebagai berikut:
P q pq
B B B
B S B
S B B
S S S

2.1.2.3 Ingkaran atau Negasi


Dari pernyataan tunggal p yang diketahui ,dapat di buat pernyataan lain yang disebut
ingkaran / negasi dari p dengan menempatkan perkataan “tidak benar “didepan pernyataan p
atau dengan menyisipkan kata “tidak “di dalam pernyataan p .Ingkaran dari pernyataan p
dilambangkan dengan  p Jika p bernilai benar maka P bernilai salah atau sebaliknya
Contoh :
1. Jika P : “ 12321 habis dibagi 3”
maka:  p : “ 12321 tidakhabis dibagi 3”

2. Jika p : Semua burung pandai terbang


maka  p : Tidak benar semua burung pandai terbang
atau  p : Beberapa burung tidak pandai terbang.

3. Jika p :2+5 7
maka  p : 2 + 5  7
atau  p : 2 + 5  7

8
ketentuan tentang nilai kebenaran dari ingkaran , disajikan dalam tabel berikut

P p
B S
S B

2.1.2.4 Implikasi atau pernyataan bersyarat


Dua pernyataan tunggal p dan q dapat di komposisi dengan menggunakan kata
hubung “Jika …. Maka …. ” untuk membentuk pernyataan majemuk yang di sebut Implikasi
atau pernyataan bersyarat. Implikasi :” Jika p maka q “ dilambangkan dengan “p  q “
(dibaca Jika p maka q) Implikasi p  q dapat juga dibaca sebagai :
(i) p hanya jika q
(ii) q jika p
(iii) p syarat cukup bagi q
(iv) q syarat perlu bagi p
Dalam implikasi p  q , pernyataan p disebut alasan atau sebab (antecedent) , dan
pernyataan q sering disebut kesimpulan atau akibat (Consequent)
Nilai kebenaran suatu Implikasi di tentukan oleh pernyataan pernyataan
penyususnnya. Jika pernyataan p bernilai benar dan pernyataan q bernilai salah maka p  q
bernilai salah , jika tidak demikian maka p  q bernilai benar. Ketentuan tersebut dapat
dinyatakan dalam tabel kebenaran sebagai berikut:
P Q pq
B B B
B S S
S B B
S S B

Contoh :
1. “Jika 2 + 2 = 5 maka 5 Bilangan prima” (benar)
2. “ Jika 2+3 = 5 maka 5 bukan bilangan prima “ (salah)
3. “Jika 2 + 2 = 5 maka 5 bukan bilangan prima “ (benar)

9
2.2 BiImplikasi atau Ekuivalensi (Implikasi dua arah ).
Kini kita sampai pada pemakaian kata hubung terakhir yang erat kaitannya
dengan implikasi Dari dua pernyataan p dan q yang diketahui dapat dibuat pernyataan
majemuk dalam bentuk “ p jika dan hanya jika q” yang disebut dengan BiImplikasi atau
ekuivalensi (Implikasi dwi arah ). Ekuivalensi “P jika dan hanya jika q” dinyatakan
dengan lambang “ p  q “
Ekuivalensi p  q dapat juga dibaca :
(i) jika p maka q dan jika q maka p
(ii) p syarat perlu dan cukup bagi q
(iii) q syarat perlu dan cukup bagi p
Ekuivalensi p  q menegaskan bahwa :
jika p benar maka q benar dan jika p salah maka q salah Ketentuan tentang nilai kebenaran
suatu BiImplikasi , disajikan dalam tabel berikut :
p Q p q
B B B
B S S
S B S
S S B

Dari tabel kebenaran dapat kita ketahui bahwa :


Ekuivalensi p  q benar jika , p dan q mempunyai nilai kebenaran yang sama , jika p dan q
mempunyai nilai kebenaran yang berlawan maka Biimplikasi p  q bernilai salah.

Latihan I

Tentukan nilai kebenaran dari tiap pernyataan berikut ini


1. Persamaan kuadrat yang akarnya 4 dan –3 adalah X2 - X = 12.
2. Persamaan garis singgung kurva Y = X2 – 1 dengan gradien 4
adalah Y = 4X - 5
2
1. Log 16 = 3 dan Cos 30o = 1/23
2. X2 – 4X + 3 = 0 mempunyai akar real dan 9 =  3
3. 2 + 3 = 5 atau Cos 180o = 0

10
4. Jika Persamaan kuadrat mempunyai dua akar berbeda maka nilai deskriminannya  0
5. Jika 7 bukan bilangan prima maka 7 bilangan ganjil.
6. 2 + 5  7 jika dan hanya jika 7 bilangan genap

2. Pernyataan majemuk yang ekuivalen (ekuivalen Logis)


Dua pernyataan majemuk disebut ekuivalen (ekuivalen logis ) jika untuk semua
kemungkinan dari nilai kebenaran komponen-komponennya , kedua pernyataan majemuk itu
mempunyai nilai kebenaran yang sama. Untuk menyelidiki ekuivalen atau tidaknya dua
pernyataan majemuk kita menngunakan tabel kebenaran. Untuk menyatakan dua pernyataan
ekuivalen dilambangkan dengan “  ”
Contoh :
1. Kita tunjukkan dengan tabel kebenaran bahwa :
a. (p  q)  ( p   q )
b. . (p  q)  ( p   q ) Disebut dalil De Morgan
a. Tabel kebenaran untuk : (p  q)  ( p   q )
P q p q p q (p  q) ( p   q )

B B S S B S S
B S S B B S S
S B B S B S S
S S B B S B B

Nilai logisnya sama


Pada kolom ke enam dan ke tujuh terlihat bahwa pernyataan majemuk itu untuk semua nilai
kemungkinan p dan q mempunyai nilai kebenaran yang sama.

b. tabel kebenaran untuk (p  q)  ( p   q )


P q p q (p  q) (p  q) ( p   q )

B B S S B S S
B S S B S B B
S B B S S B B

11
S S B B S B B

Nilai logisnya sama

Pada kolom ke enam dan ke tujuh terlihat bahwa pernyataan majemuk itu untuk
semua nilai kemungkinan p dan q mempunyai nilai kebenaran yang sama.
Contoh pemakaian :
a. Ingkaran dari : “ Hari ini hujan dan angin bertiup kencang “
Adalah : “ Hari ini tidak hujan atau angin bertiup tidak kencang”
b. Ingkaran dari:”2 + 2 = 5 atau 5 bilangan prima “
Adalah : “ 2 + 2  5 dan 5 bukan bilangan prima”

2. Kita tunjukkan dengan tabel kebenaran bahwa :


(p  q)  ( p   q )
Tabel kebenaran untuk (p  q)  ( p   q ) sebagai berikut :

P q q p q (p  q) (p q)

B B S B S S
B S B S B B
S B S B S S
S S B B S S

Nilai logisnya sama


Dari tabel kolom kelima dan keenam terlihat bahwa kedua pernyataan majemuk di
atas ekuivalen.
Contoh pemakaian :
a. Ingkaran dari “ Jika hari hujan maka jalan basah”
Adalah : “ Hari hujan dan jalan tidak basah”
Atau “ hari hujan tetapi jalan tidak basah”
b. Ingkaran dari :” Jika mandor tidak datang maka semua kuli senang”
Adalah : “ Mandor tidak datang tetapi ada kuli yang tidak senang”

12
3. Konvers , Invers dan Kontraposisi
Dari suati Implikasi p  q dapat di susun pernyataan baru bentuk
(i) q  p yang disebut konvers dari p q
(ii) p  q yang disebut Invers dari p  q
(iii) q  p yang di sebut Kontra posisi dari p  q
Hubungan antara konvers invers dan kontra posisi dapat ditunjukkan dengan tabel
berikut ini.
Implikasi Konvers Invers Kontraposisi
P Q p q p q q p p  q q  p
B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B

Nilai logisnya sama


Dari tabel dapat kita lihat bahwa
p q  q  p
q p  p  q
contoh :
Implikasi “ Jika 2 + 5 = 7 maka 7 bilangan ganjil “ adalah ekuivalen dengan “ Jika 7 bukan
bilangan ganjil maka 2 + 5  7

Latihan 2
1. Buatlah pernyataan ingkaran dari pernyataan majemuk berikut ini :
a. Segitiga ABC adalah siku-siku dan sama kaki.
b. Kuda binatang menyusui atau binatang memamah biak.
c. Jika harga minyak naik maka semua harga barang naik.
d. Jika x bilangan real dengan x < 2 maka X2 < 4.
e. Jika Amir naik kelas maka ia dibelikan sepeda.
2. Buatlah konvers . invers dan kontraposisi daritiap implikasi berikut.

13
a. Jika n bilangan ganjil maka n2 bilangan ganjil
b. Jika X =5 maka X2 = 25
c. Jika dua segitiga mempunyai besar sudut-sudut yang sama maka sisi sisi yang
sesuai sebanding.
d. Jika X + 1 = 0 maka X2 = 1
e. X < 1  X2 < 1
3. Tunjukkan dengan tabel kebenaran bahwa pernyataan majemuk berikut ekuivalen
(ekuivalen logis).
a. p q  (p  q)
b. p  (q  r)  (p  q)  ( p  r)
c. p q  (p  q)  (q  p)

4. Rangkuman rumus-rumus Logika Formal


Untuk p , q dan r pernyataan tunggal berlaku :
1. a. p  q  q  p
b. p  q  q  p sifat Komutatif

2. a. (p  q )  r  p  (q  r)
b. (p  q )  r  p  (q  r) sifat assosiatif

3. . a. p  ( q  r)  (p  q)  (p  r)
b. p ( q  r )  (p  q)  (p  r) sifat distributif

4. a. p  q  p
b. p  q  p

5. a. p  q  (p  q)
b. p  q  (q p)
c. p  q   (p   p )

6. p  q  (p  q)  (q  p)
p  q   (p   p )
14
7. a. (p  q)  ( p   q )
b. . (p  q)  ( p   q ) Disebut dalil De Morgan

8.  (p  p)

5. Pernyataan berkuantor
Dalam pembicaraan terdahulu kita dapat mengubah kalimat terbuka menjadi
pernyataan, dengan mengganti variabelnya dengan salah satu anggota semesta pembicaraan.
Cara lain untuk mengubah kalimat terbuka menjadi pernyataan adalah dengan menggunakan
kuantor , suatu ungkapan untuk menyatakan “berapa banyak” Misalkan p (X) suatu kalimat
terbuka pada suatu himpunan semesta S kita dapat membuat pernyataan sebagai berikut :
“Untuk semua x anggota S berlaku p(x)” pernyataan tersebut ditulis dengan lambang
sebagai berikut : “x  S . p(x) “ di baca “ Untuk semua X anggota S berlaku p(x)”
lambang “” disebut kuantor Universal , dibaca “ untuk semua” Dengan meletakkan
kuantor di depan kalimat terbuka , diperoleh suatu pernyataan

Contoh :
1. Jika p(x) : adalah “X + 3 = 5” dengan semesta pembicaraan bilangan bulat B , maka
“x  B . 2 + X = 5 “ dibaca “ semua x anggota bilangan bulat berlaku 2 + x = 5” ,
merupakan pernyataan yang salah.
Cara lain untuk mengubah kalimat terbuka menjadi pernyataan adalah dengan
menambahkan perkataan ada atau beberapa Misalkan p(X) suatu kalimat terbuka pada
suatu himpunan semesta S kita dapat membuat pernyataan sebagai berikut : “Ada x anggota
S berlaku p(x)” pernyataan tersebut ditulis dengan lambang sebagai berikut : “x  S . p(x) “
di baca “ Ada X anggota S berlaku p(x)” lambang “” disebut kuantor eksistensial ,
dibaca “ ada atau beberapa” dengan artian minimalmada satu anggota S yang memenuhi

Contoh:
2. Jika p(x) : adalah “X + 3 = 5” dengan semesta pembicaraan bilangan bulat B , maka
“x  B . 2 + X = 5 “ dibaca “ ada x anggota bilangan bulat berlaku 2 + x = 5” ,

15
merupakan pernyataan yang benar.

6. Ingkaran pernyataan berkuantor


Dari pernyataan berkuantor : “x  B . 2 + X = 5 “ dibaca “ semua x anggota bilangan
bulat berlaku 2 + x = 5” dapat ditentukan negasinya yang dengan kalimat dapat dinyatakan :
“tidak benar semua x anggota bilangan bulat berlaku 2 + X = 5” ini mengandung artian ada
anggota bilangan bulat yang tidak berelaku 2 + X = 5” sehingga dapat dilambangkan dengan
kuantor : “x  B . 2 + X  5 “Secara umum dapat dilambangkan sebagai berikut :
 (x  S) . p(x)  (x  S) .  p(x)
 (x  S) . p(x)  (x  S) .  p(x)
Contoh :
1. Ingkaran dari : “ (x  B) . 2 + X = 5 “
Adalah : “(x  B) . 2 + X  5 “

2. Ingkaran dari : “(x  B) . X2 – 4X + 3 = 0 “


Adalah : “(x  B) . X2 – 4X + 3  0 ”

Latihan 3
1.. Tentukan nilai kebenaran pernyataan pernyataan berikut :
a. x  R) . X2 + 2X + 3 = 0
b. x  R) . X2 - X = 0
c. (x  R) . X2 = 9  X = 3
d. (x  B) . “(y  B) . x < y

2. Gunakan kuantor untuk menyatakan pernyataan berikut


a. X2 + 1 = 0 tidak mempunyai akar real
b. Setiap bilangan bulat genap atau ganjil
c. Setiap bilanga real x mempunyai invers perkalian.
d. Untuk setiap bilangan real x ada bilangan real y sehingga x + y = 0

3. Buatlah ingkaran pernyataan berikut :

16
a. (x  R) . X3 > X
b. (x  Q) . 2X2 - X - 1 = 0 (Q Himpunan bilangan rasional)
c. (x  R) . “(y  R) . Cos x = Sin y
d. (x  R). . X2 > 1 dan X < 1

7. Penarikan kesimpulan (Argumentasi)


Salah satu penerapan logika matematika adalah pada penarikan kesimpulan atau
argumentasi berdasarkan beberapa premis yaitu pernyataan yang diketahui bernilai benar.
Dengan menggunakan prinsip-prinsip logika dapat ditemukan kesimpulan dari premis-premis
yang diajukan. Penarikan kesimpulan yang bernilai benar dinyatakan berlaku / sah / valid ,
yaitu jika semua premisnya benar maka kesimpulannya juga benar. Ada beberapa
prinsiplogika yaitu ;

1. Modus Ponens
Modus ponen adalah suatu argumentasi yang bentuknyadapat dinyatakan seperti di
bawah ini:
P q premis
P premis
-------------------------
 q Konklusi
sah tidaknya suatu argmntasi ,dapat dikaji menggunakan tabel kebenaran sebagai
berikut
P Q p q (P  q)  p [(P  q)  p]  q
B B B B B
B S S S B
S B B S B
S S B S B

Suatu argumentasi dianggap sah atau valid jika argumen tersebut benar untuk setiap
kemungkinan premisnya atau merupakan tautologi untuk semua nilai kebenaran premis-
premisnya. Dari tabel dapat kita lihat bahwa pada kolom 5 bernilai benar untuk setiap nilai
kebenaran premisnya.

17
2. Modus Tollens
Modus Tollens adalah suatu argumentasi yang bentuknya dapat dinyatakan sebagai
berikut:
P q premis
q premis
-------------------------
 p Konklusi
Dengan menggunakan tabel dapat dibuktikan bahwa :
Bentuk :
[(P  q)   q ]   p merukakan Tautologi

3. Silogisme
Silogisme juga disebut sifat transitif dari implikasi, adalah suatu argumentasi yang
bentuknya dapat dinyatakan sebagai berikut:
P  q premis
q  r premis
- ------------------
P  q konklusi

Latihan 4
A. Dengan menggunakan tabel selidiki keabsahan argumentasi berikut :
1. P  q premis
q premis
-------------------------
 p Konklusi

2. P  q premis
q  r premis
---------------
P  q konklusi

18
3. p  q premis
p premis
---------------------
 q konklusi

B. Diketahui suatu pernyataan :


1. Hari ini turun hujan atau Ani pergi ke pasar
2. Jika Ani sedang sakit maka ia tidak pergi ke pasar
Kesimpulan dari kedua pernyataan tersebut adalah :…

19
2.2 RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : MAS Al-Washliyah 22 Tembung


Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Logika Matematika
Kelas/Semester : XI / ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (Peretemuan ke-1)

A. KOMPETENSI INTI ( KI )
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. KOMPETENSI DASAR ( KD )
Menganalisis masalah kontekstual yang berkaitan dengan logika matematika
(pernyataan sederhana, negasi pernyataan sederhana, pernyataan majemuk,
negasi pernyataan majemuk dan penarikan kesimpulan)
4.22 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan logika matematika
(pernyataan sederhana, negasi pernyataan sederhana, pernyataan majemuk ,
negasi pernyataan majemuk dan penarikan kesimpulan )

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Membandingkan kalimat pernyataan dan kalimat terbuka serta menentukan
nilai kebenarannya.
4.22.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan logika matematika (pernyataan
sederhana)

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan STEAM, dengan model
pembelajaran
problem based learning peserta didik dapat :
1. Melalui tayangan youtube https://youtu.be/sTidsgpxqz8 kegiatan pembelajaran,
peserta didik dapat mendeskripsikan kalimat pernyataan dan bukan pernyataan serta
menentukan nilai kebenarannya.
20
2. Melalui diskusi peserta didik dibimbing oleh guru dapat menjelaskan perbedaan
antara kalimat pernyataan dan bukan pernyataan.
3. Menumbuhkan rasa percaya diri, disiplin, tanggung jawab, bersahabat/
komunikatif selama proses pembelajaran terhadap peserta didik.

E. MATERI PEMBELAJARAN
 Pengertian Logika Matematika
Logika berasal dari kata Yunani kuno logos yang berarti basil pertimbangan akal
pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Dengan logika
kita dapat membuktikan kebenaran atau keabsahan suatu pernyataan.
 Kalimat Berarti dan Kalimat Terbuka

A. Kalimat Berarti
Kalimat yang digunakan harus memiliki arti sehingga maksud yang disampaikan
dapat diterima dengan baik.
Kalimat berarti dalam penggunaannya pada logika matematika terbagi menjadi dua:
1. kalimat deklaratif atau pernyataan atau proposisi
yaitu kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah saja, dan tidak keduanya pada saat
yang sama.
Contoh:
p : Semua bilangan prima adalah ganjil.
q : Jumlah titik sudut dalam suatu balok adalah 8.
s : Jumlah hari pada bulan Mei adalah 31 hari.
t : Jika 2x = 6 maka x = 3.
2. Kalimat non deklaratif.
Yaitu kalimat yang tidak dapat ditentukan nilai kebenarannya, dan biasanya
berupa kalimat perintah, kalimat tanya, kalimat harapan atau kalimat
terbuka.
Contoh:
 Makanlah jika anda lapar.
 Berapakah jumlah SMK di Indonesia?
 Makanlah jika anda lapar

3. Kalimat Terbuka
Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat ditentukan nilai kebenarannya
karena masih mengandung peubah (variabel).
Contoh:
a. 5p - 10 = 15, p є A.
b. x2+ 2x - 15 > 0.

F. PENDEKATAN/MODEL PEMBELAJARAN
Pendekatan : STEAM
Model Pembelajaran : Problem Based Learning
Metode : Diskusi, Tanya jawab, penugasan

21
G. Media/alat dan Sumber Belajar
1. Media/alat : Laptop, HP, Jaringan internet, WAG, Google meet,
Sosmed(youtube)
2. Sumber Belajar : https://youtu.be/sTidsgpxqz8
Buku Matematika XI SMA/SMK Kurikulum 2013 Edisi
Revisi 2016,
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tahap Alokasi Kegiatan Pembelajaran Unsur


Pembelajaran Waktu Inovatif
Pendahuluan 10’ Sapaan hangat dan bersahabat dengan :

a. Melakukan pembukaan dengan salam


pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran (PPK:
Religius) melalui aplikasi google meet
b. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin melalui WAG
c. Guru selalu mengingatkan kepada peserta
didik untuk tetap selalu menjaga kesehatan,
kebersihan sesuai dengan protocol
kesehatan
d. Peserta didik menyimak apersepsi dari
guru tentang materi dan mengaitkan dengan
kehidupan sehari-hari (Communication-4C).
e. Guru memberi motivasi dengan bertanya
kepada peserta didik terkait dengan
macam-macam dari kalimat dan contohnya
(PPK: Percaya diri dalam menjawab)
serta menyampaikan pentingnya
mempelajari materi tersebut
(Communication-4C)
Kegiatan Inti 70’ Creativity Thinking and innovation
a. Guru menampilkan peta konsep dari Science
1.Orientasi materi logika matematika via google meet
peserta didik dan selanjutnya guru dan peserta didik Technolo
kepada masalah bersama-sama saling memberikan contoh
kalimat-kalimat pernyataan dan bukan gy
pernyataan yang sering didengar setiap
harinya yang nantinya akan dijadikan
sebagai bahan pembelajaran dan untuk
memperdalam materi peserta didik dipandu
22
oleh guru diminta untuk membuka link
berikut https://youtu.be/sTidsgpxqz8
Peserta didik membuat pernyataan terkait
video yang telah dilihat.
2. Mengorganisa Collaboration
si peserta
didik a. Peserta didik dibagi menjadi kelompok
yang terdiri atas 4 – 5 orang. Peserta didik
membuat kelompok diskusi kecil melalui
google meet yang dibuat oleh peserta didik
dan kemudian link dikirimkan kepada guru,
agar guru bisa memantau jalannya diskusi
setiap kelompok.
b. Guru menginformasikan tentang LKPD
yang bisa diunduh pada WAG.
3. Membimbing Critical Thinking and Problem Solving Enginerin
g
penyelidikan
kelompok a. Peserta didik memilih strategi yang
digunakan dalam menyelesaikan masalah
dengan bimbingan guru.
b. Guru mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah bisa melalui google atau buku
siswa.
c. Peserta didik mencari informasi secara
berkelompok terkait butir-butir soal.
d. Peserta didik mengecek kesesuaian dan
kecukupan hasil penyelesaian masalah
dengan tuntutan permasalahan
4. Mengembang Collaboration Art
kan dan
menyajikan a. Guru membantu peserta didik dalam Mathema
hasil karya merencanakan dan menyiapkan hasil LKPD ti cs
serta membantu mereka untuk berbagi tugas
dengan temannya
b. Peserta didik menyusun laporan hasil
penyelesaian masalah
5. Menganalisa Communication
dan
mengevaluasi a. Dengan bimbingan guru, peserta didik
proses melakukan analisis proses pemecahan
masalah yang telah
dilakukan melalui google meet

23
pemecahan b. Dengan bimbingan guru mencakup proses
masalah mengidentifikasi data – data kunci dalam
permasalahan, merumuskan apa yang hendak
diselidiki dan dihasilkan, memilih strategi
yang digunakan dalam menyelesaikan
masalah, melaksanakan strategi dan mengecek
hasil penyelesaian masalah.
c. Peserta didik melakukan refleksi terhadap
proses penyelidikan yang telah dilakukannya
dalam rangka menyelesaikan masalah dengan
mempresentasikan hasil pekerjaannya pada
google meet dengan satu kelas
d. Peserta didik diminta untuk mengumpulkan
laporan tugas yang telah dikerjakan melalui
WAG.
Penutup 10’ a. Guru bersama peserta didik membuat
kesimpulan dan merefleksikan kegiatan
belajar yang telah dilakukan dan
menyampaikan manfaat apa yang bisa
didapatkan dari pembelajaran hari ini.
b. Guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya
c. Guru bersama peserta didik berdoa (PPK:
Religius)
untuk menutup pembelajaran hari ini.

I. PENILAIAN PEMBELAJARAN
Teknik Penilaian
1. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Unjuk Kerja LKPD
b. Bentuk Instrumen : Uraian
c. Kisi – Kisi
No. Indikator Instrumen
1. 3.22.1 Mendeskripsikan kalimat pernyataan dan LKPD Kegiatan
bukan pernyataan serta menentukan nilai 1
kebenarannya.

Pedoman Penskoran :
91 – 100 : Peserta didik mengerjakan seluruh LKPD dengan benar.
81 – 90 : Peserta didik mengerjakan seluruh LKPD dengan beberapa
koreksi. 71 – 80 : Peserta didik mengerjakan sebagian LKPD dengan benar
61 – 70 : Peserta didik mengerjakan sebagian LKPD dengan beberapa koreksi
0 : Peserta didik teidak mengerjakan LKPD
2. Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Unjuk Kerja berbentuk soal uraian.
24
b. Bentuk Instrumen : Uraian
c. Kisi – Kisi
No. Keterampilan Instrumen
1. 4.22.1 Menjelaskan perbedaan kalimat Soal Uraian
pernyataan dan bukan pernyataan Latihan

 Penilaian pengetahuan dan keterampilan dilakukan secara online pada WAG melalui
lembar hasil diskusi kelompok.
 Penilaian sikap dilakukan secara online pada WAG dengan melihat keaktifan dan
ketepatan peserta didik untuk mengumpulkan tugas.

Tembung, 13 Juli 2021


Mengetahui
Ka. MAS Al-Washliyah 22 Tembung Guru Mata Pelajaran

Faisal Hamzah, M.Pd Ade I r fa n R it o nga, S . P d


Peg.ID. 10213755191003 Peg.ID. 10220411196001

25
2.3 LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)

SATUAN PENDIDIKAN : MAS Alwashliyah 22


Satuan Pendidikan : MAS Al-Washliyah 22 Tembung
MATA PELAJARAN Tembung
Materi Pelajaran : Logika Matematika
MATERI POKOK : MATEMATIKA
Guru : Ade Irfan Ritonga
KELAS/SEMESTER : LOGIKA MATEMATIKA
: XI / GASAL

26
3.22 Menganalisa masalah kontekstual yang berkaitan dengan logika

matematika (pernyataan sederhana, negasi pernyataan

sederhana, pernyataan majemuk, negasi pernyataan

majemuk dan penarikan kesimpulan)

4.22 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan logika

matematika (pernyataan sederhana, negasi pernyataan

sederhana, pernyataan majemuk, negasi pernyataan

majemuk dan penarikan kesimpulan)

TUJUAN :

Setelah pembelajaran, siswa diharapkan mampu:

1. Menentukan kalimat terbuka dan pernyataan

2. Menegasikan pernyatan dan kalimat berkuantor

3. Membedakan kalimat majemuk dan menentukan nilai kebenarannya

4. Menegasikan kalimat majemuk

KELOMPOK :

1. …………………………………………………

2. …………………………………………………

3. …………………………………………………

4. …………………………………………………

27
PETUNJUK DISKUSI :

1. Bergabunglah sesuai grup kelompok, secara daring pada grup whatsapp masing-
masing
2. Isilah nama dan nis masing-masing anggota kelompok
3. Kerjakan soal dengan teliti
4. Jika ada hal yang kurang jelas, silahkan bertanya pada guru.

PELAJARI VIDEO BERIKUT INI :


KALIAN JUGA BISA MENCARI
REVERENSI LAINNYA….

https://www.youtube.com/watch?v=LKx5E-M94sc .

28
PERTEMUAN 1

KALIMAT SEDERHANA DAN NEGASI

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah pembelajaran siswa dapat menentukan kalimat terbuka dan pernyataan
serta negasinya.
KALIMAT TERBUKA
KALIMAT
SEDERHANA

PERNYATAAN

Kegiatan 1
Setelah kalian mempelajari modul handout dan video pembelajaran, selanjutnya

kalian diskusikan dengan teman kelompok kalian soal – soal berikut ini !
1. Tentukan kalimat berikut termasuk kalimat terbuka atau pernyataan dan tentukan nilai
kebenarannya !
a. Semua bilangan prima adalah ganjil
b. Semoga anda lulus ujian
c. 2x + 5 = 7
d. Setiap bilangan genap habis dibagi 2
e. Jumlah sudut segitiga adalah 900
f. Mudah – mudahan lekas sembuh
g. Beberapa bilangan ganjil habis dibagi tiga
h. Semoga anda beruntung
i. Jika 3x – 2 = 6 maka x = 3

j. √7 adalah bilangan rasional

2. Buatlah masing – masing 3 contoh kalimat terbuka dan pernyataan

29
LEMBAR JAWABAN :
1. SILAHKAN DI JAWAB :

a. ……………………………………….

b. ………………………………………..

c. ……………………………………….

d. ……………………………………….

e. ……………………………………….

f. ……………………………………….

g. ……………………………………….

h. ……………………………………….

i. ……………………………………….

2. KALIMAT TERBUKA

a. …………………………………………………………………………………………………..

b. …………………………………………………………………………………………………..

c. …………………………………………………………………………………………………..

PERNYATAAN

a. …………………………………………………………………………………………………..

b. …………………………………………………………………………………………………..

c. …………………………………………………………………………………………………..

KESIMPULAN

Kalimat terbuka adalah ………………………………………………………………………………………..

Pernyataan adalah …………………………………………………………………………………………………

30
Kegiatan 2
Selanjutnya kalian akan mempelajari tentang negasi.

31
SILAHKAN KERJAKAN SOAL DI BAWAH INI SECARA INDIVIDU !

TENTUKAN NEGASI DARI PERNYATAAN BERIKUT :

1. Semua harga naik menjelang lebaran

2. 2x – 3 = x + 2

3. 12 ≥ 10

4. Beberapa siswa tidak menyukai pelajaran matematika

5. Ada bilangan genap yang habis dibagi lima

LEMBAR JAWABAN

1. ………………………………………………………………………………………………………..

2. ……………………………………………………………………………………………………….

3. ………………………………………………………………………………………………………

4. ………………………………………………………………………………………………………

5. ………………………………………………………………………………………………………

32
PERTEMUAN 2

KALIMAT MAJEMUK

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah pembelajaran siswa dapat membedakan kalimat majemuk dan menentukan
nilai kebenarannya.

KEGIATAN 3
kalimat majemuk, yaitu gabungan beberapa kalimat sederhana, yang dihubungkan
dengan kata hubung.
KALIMAT MAJEMUK

KONJUNGSI DISJUNGSI IMPLIKASI BIIMPLIKASI

𝑩 𝖠𝑩=𝑩 𝑺 ∨𝑺=𝑺 𝑩 → 𝑺=𝑺 𝑩⟷ 𝑩=𝑩


𝑺⟷𝑺=𝑩

SILAHKAN DISKUSIKAN DENGAN KELOMPOK KALIAN, TENTUKAN

NILAI KEBENARAN DARI KALIMAT MAJEMUK BERIKUT !

1. Purworejo kota Berirama dan Wonosobo kota Asri

2. 25 = 32 atau 2
log 32 = 4

3. Jika 3 bilangan prima maka semua bilangan prima habis dibagi 3

4. ABC segitiga sama sisi jika dan hanya jika jumlah ketiga sudutnya 1800

5. Jika p pernyataan bernilai benar dan q pernyataan bernilai salah tentukan

nilai kebenaran dari :

a. 𝑝 𝖠 𝑞 d. 𝑝 ⟷∼ 𝑞
b. 𝑝 ∨ 𝑞 e. ∼ 𝑝 𝖠 𝑞

33
c. 𝑞 → 𝑝 f. ∼ 𝑝 ∨∼ 𝑞

34
LEMBAR JAWABAN :

1. …………………………………………………………………………………………………………………………..

2. …………………………………………………………………………………………………………………………..

3. …………………………………………………………………………………………………………………………..

4. …………………………………………………………………………………………………………………………..

5. …………………………………………………………………………………………………………………………..

a. ……………………………………….

b. ………………………………………..

c. ……………………………………….

d. ……………………………………….

e. ……………………………………….

f. ……………………………………….

KESIMPULAN

Disjungsi adalah ………………………………………………………………………………………………..

Konjungsi adalah …………………………………………………………………………………………………

Implikasi adalah ………………………………………………………………………………………………….

Biimplikasi adalah ……………………………………………………………………………………………….

35
PERTEMUAN 3

NEGASI KALIMAT MAJEMUK

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah pembelajaran siswa dapat menentukan negasi dari kalimat majemuk.

KEGIATAN 4

Masing – masing kalimat majemuk mempunyai negasinya sendiri – sendiri.

Negasi Konjungsi Negasi Disjungsi


∽ (𝒑 𝖠𝒒) =∽ 𝒑 ∨∼ 𝒒 ∼ (𝒑 ∨𝒒) =∼ 𝒑 𝖠∼ 𝒒

Negasi Implikasi Negasi Biimplikasi


∼ (𝒑→𝒒) =𝒑 𝖠∼ 𝒒 ∼ 𝒑 ↔ 𝒒) =∼𝒑 ↔ 𝒒
(
𝒂𝒕𝒂𝒖
∼ (𝒑↔𝒒) = 𝒑 ↔∼ 𝒒

Dengan rumus – rumus di atas dan pembelajaran pada pertemuan pertama, tentu

kalian sudah bisa menentukan negasi dari kalimat majemuk.

SECARA MANDIRI DAN INDIVIDU,

TENTUKAN NEGASI DARI KALIMAT MAJEMUK BERIKUT !

1. 2 + 4 > 3 dan 3 bukan bilangan ganjil

2. 20 = 0 atau 23 = 8

3. Jika ketiga sudut segitiga besarnya sama maka segitiga tersebut sama sisi

4. Vero tidak memakai jaket jika dan hanya jika udara panas

36
LEMBAR JAWABAN :

1. …………………………………………………………………………………………………………………………..

2. …………………………………………………………………………………………………………………………..

3. …………………………………………………………………………………………………………………………..

4. …………………………………………………………………………………………………………………………..

37
BAB III

EVALUASI

Evaluasi Kompetensi (Waktu : 2 x 45 menit)


1. Nyatakan kalimat-kalimat berikut merupakan kalimat terbuka atau pernyataan .
jika pernyataan nyatakan nilai kebenaranya : x + 2 = x – 2 dan 2(x + 1)+ 3 = 2x
+5
2. Tuliskan negasi dari pernyataan 2 bilangan prima dan 2 + 3 sama dengan 5
3. Tentukan nilai kebenaran dari 3 bilangan prima atau 5 bilangan genap dengan
disjungsi
4. Tentukan nilai kebenaran dari 6 bilangan prima dan 3 bilangan ganjil dengan
konjungsi
5. Tentukan nilai kebenaran jika 2 + 3 = 5 , maka 4 + 5 = 7 dengan implikasi
6. Tentukan nilai kebenaran 2 + 2 = 4 ↔ 3 + 4 = 8
7. Buatlah tabel kebenaran dari - p → - q
8. Tentukan nilai kebenaran pernyataan-pernyataan x ganjil ↔ 2x genap
9. Salin dan lengkapilah tabel kebenaran dari tabel berikut :

P Q q→ p [p v (q → p)] ~ [p v (q→ p)]


B B
B S
S B
S S

10. Tentukan konvers, invers, dan kontraposisi dari setiap pernyataan implikasi berikut
:
a) Jika harga BBM naik, maka harga kebutuhan sehari-hari naik
b) Jika Badu siswa SMA, maka ia lulusan SMP
c) Jika Carli siswa yang pandai, maka ia lulus tes
d) Jika harga turun, maka permintaan naik
e) Jika Ali seorang anggota MPR, maka ia seorang anggota DPR

38
KUNCI JAWABAN

1. Untuk x + 2 = x – 2 :
Karena untuk setiap nilai x , x + 2 = x – 2 bernilai salah , maka x + 2 = x – 2
merupakan pernyataan bernilai salah Untuk 2(x + 1)+ 3 = 2x +5 :
Karena untuk setiap nilai x , 2(x + 1)+ 3 = 2x +5 bernilai benar, maka 2(x + 1)+ 3 = 2x
+5 merupakan pernyataan bernilai benar.

2. Jawab
Untuk 2 bilangan prima :
Misalkan p : 2 bilangan prima Maka -p : 2 bukan bilangan prima Untuk 2 + 3
sama dengan 5:
Misalkan q : 2 + 3 sama dengan 5 Maka –q : 2 + 3 tidak sama dengan 5
3. 3 bilangan prima bernilai benar 5 bilangan prima bernilai benar
Karena ada yang bernilai benar, maka pernyataan majemuk “ 3 bilangan prima
atau 5 bilangan genap “bernilai benar

4. 6 bilangan prima bernilai salah 3 bilangan prima bernilai benar


Karena ada yang bernilai salah , maka pernyataan “ 6 bilangan prima dan 3
bilangan ganjil “ bernilai salah.

5. Jawab
2+3=5 →4+5=7
B →S
Karena berbentuk B → S maka pernyataan “ jika 2 + 3 = 5 , maka 4 + 5 = 7 “ bernilai
salah

6. 2 + 2 = 4 ↔ 3 + 4 = 8
B↔S
Karena tidak bernilai sama , maka peryataan 2 + 2 = 4 ↔ 3 + 4 = 8 bernilai salah

7. Jawab

P Q -p -q - p → −𝑞
B B S S B
B S S B B
S B B S S
S S B B B

39
8. Jawab
P(x) : x ganjil , berarti P ={ 1,3,5…..,}
Q(x) : 2x genap , berarti Q = {1,2,3,……,}

Karena : P ≠Q maka pernyataan P(x) → Q(x) bernilai salah.

9. Jawab :

Tabel kebenaran :

P Q q→ p [p v (q→ p)] ~ [p v (q → p)]


B B B B S
B S B B S
S B S S B
S S B B S

10. Jawab :

a) Konvers : Jika harga kebutuhan sehari-hari naik, maka harga BBM naik
Invers : Jika harga BBM tidak naik, maka harga kebutuhan sehari- hari
tidak naik
Kontraposisi : Jika harga kebutuhan sehari-hari tidak naik, maka harga BBM
tidak naik

b) Konvers : Jika Badu lulusan SMP, maka ia siswa SMA


Invers : Jika Badu bukan siswa SMA, maka ia bukan lulusan SMP
Kontraposisi : Jika Badu bukan lulusan SMP, maka ia bukan siswa SMA

c) Konvers : Jika Carli lulus tes, maka ia siswa yang pandai


Invers : Jika Carli siswa yang tidak pandai, maka ia tidak lulus tes
Kontraposisi : Jika Carli tidak lulus tes, maka ia siswa yang tidak pandai

d) Konvers : Jika permintaan naik , maka harga turun


Invers : Jika harga tidak turun, maka permintaan tidak naik
Kontraposisi : Jika permintaan tidak naik , maka harga tidak turun

e) Konvers : Jika Ali seorang anggota DPR , maka ia seorang anggota MPR
Invers : Jika Ali bukan seorang anggota MPR, maka ia bukan seorang
anggota DPR
Kontraposisi : Jika Ali bukan seorang anggota DPR , maka ia bukan seorang
anggota MPR

40
BAB IV
PENUTUP

Sebagai tindak lanjut seluruh kegiatan belajar dalam Modul Logika Matematika ini
adalah:
1. Jika hasil evaluasi terhadap penguasaan kompetensi mencapai 75 % atau lebih,
maka siswa dapat melanjutkan ke modul berikutnya.
2. Siswa dapat melanjutkan ke modul berikutnya setelah memperoleh rekomendasi dari
guru mata pelajaran matematika.
3. Peserta diktat yang masih belum mencapai penguasaan kompetensi 75
%, maka siswa harus mengulang secara, keseluruhan atau bagian-bagian tahap kegiatan
belajar yang belum dikuasai dengan baik.
4. Tidak tertutup kemungkinan diberikannya pembelajaran remedial bagi yang
memperoleh nilai yang lebih kecil dari 6, terutama terhadap siswa yang memperoleh
nilai terendah.
5. Pengayaan serta akselerasi bagi siswa yang berprestasi juga dimungkinkan sesuai
dengan ketersediaan waktu.

41

Anda mungkin juga menyukai