Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“TEKNIS PELAKSANAAN PEMBERIAN IMUNISASI”

MATA KULIAH : KEPERAWATAN ANAK 1


KODE : KEP61108 | 2 SKS (2T) | Semester III
DOSEN : Ns. Arif Rahman Mansur, M. Kep
KELAS : A1 2020

Kelompok 4 :

Marsi Sekar Ningrum 2011311034

Muhammad Ashraf 2011311022

Resty Noer Syafitri 2011313002

Zhafira Nisa Ulkhaira 2011311037

Farah Salsabila Annisa 2011312041

Aisy Rasyifa Zuhdiyyah 2011312002

Odelia Sabrina Visandri 2011312011

Deby Rahma Anisa 2011313011

Fitri Rahmayani Asnur 2011312071

Putri Nabila Rahmi 2011311040

Tio Rivaldi 2011312059

Nadhira Aliya Putri 2011312047

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan pada penulis
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Penulis berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca.

Penulisan makalah ini dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami
berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi para pembaca. Selain itu, kami juga
berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada


bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan
makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.

Sawahlutno, 05 Desember 2021

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................4
BAB 2....................................................................................................................................................5
2.1 Tata Cara Pemberian Imunisasi...................................................................................................5
2.2 Teknik dan Ukuran Jarum............................................................................................................6
2.3 Tempat Suntikan yang di Anjurkan.............................................................................................6
2.4 Posisi Anak dan Lokasi Suntikan.................................................................................................6
2.5 Vastus Lateralis , Posisi Anak dan Lokasi Suntikan....................................................................7
2.6 Deltoid, Posisi Anak, dan Lokasi Suntikan..................................................................................7
2.7 Dosis dan Cara pemberian Imunisasi...........................................................................................7
2.8 Posisi Imunisasi, keuntungan dan kerugiannya............................................................................8
2.9 Penyuluhan Sebelum dan Sesudah Pelayanan Imunisasi...........................................................15
2.10 Melakukan Skrining dan Pengisian Register............................................................................16
2.11 Konseling.................................................................................................................................18
2.12 Pemberian Imunisasi dengan Menggunakan Vaksin yang Tepat dan Aman............................19
BAB III................................................................................................................................................22
PENUTUP...........................................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................22
3.2 Saran........................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................23
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam proses tumbuh kembang, anak memerlukan asupan gizi yang kuat, penilaian nilai
agama dan budaya, pembiasaan disiplin yang konsisten dan upaya pencegahan. Salah satu
upaya pencegahan penyakit, yaitu pemberian imunisasi. Pemahaman tentang imunisasi
diperlukan sebagai dasar dalam memberikan asuhan keperawatan terutama pada anak sehat
dan implikasi konsep imunisasi pada saat merawat anak sakit, khususnya pada kasus
tuberculosis, difteri, pertussis, tetanus, polio, campak, dan hepatitis.

Tujuan jangka pendek dari pelayanan imunisasi adalah pencegahan penyakit secara
perorangan atau kelompok, sedangkan tujuan jangka panjang adalah eradikasi atau eliminasi
suatu penyakit.

Dari penyakit menular yang telah ditemukan, sampai saat ini di Indonesia baru tujuh
macam yang dipayakan pencegahannya melalui program imunisasi yang selanjutnya kita
sebut “Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).

Sejak dimualinya program imunisasi di Indonesia pada tahun1956, saat ini telah
dikembangkan tujuh jenis vaksinasi yaitu BCG, Campak, Polio, DPT, DT, TT, Hep.B.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Teknis Pelaksanaan Pemberian Imunisasi?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Teknis Pelaksanaan Pemberian Imunisasi.
BAB 2
ISI

2.1 Tata Cara Pemberian Imunisasi

a. Sebelum melakukan vaksinasi, dianjurkan mengikuti tata cara seperti berikut :


• Memberitahukan secara rinci tentang resiko imunisasi dan resiko apabila tidak 
divaksinasi.
• Baca dengan teliti informasi tentang yang akan diberikan dan jangan lupa mendapat
persetujuan orang tua.
• Tinjau kembali apakah ada indikasi kontra terhadap vaksin yang akan diberikan.
• Periksa identitas penerima vaksin.
• Periksa jenis vaksin.
• Periksa tanggal kadaluarsa.
• Yakin bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal.
• Berikan vaksin dengan teknik yang benar.
b. Memberikan penyuluhan sebelum dan sesudah pelayanan imunisasi
Petugas kesehatan menyampaikan kepada orangtua beberapa hal sebagai berikut:

 Jenis vaksin yang diberikan dan manfaat imunisasi


 KIPI yang mungkin timbul setelah imunisasi dan cara mengatasinya dan tidak perlu
khawatir
 Jadwal imunisasi berikutnya dan pentingnya buku KIA disimpan secara aman dan
dibawa saat kunjungan berikutnya
 Jumlah kunjungan imunisasi lengkap dan tujuan memberikan imunisasi lengkap
c. Pengenceran
Vaksin kering yang beku harus diencerkan dengan cairan pelarut khusus dan digunakan
dalam periode waktu tertentu. Perlu diperhatikan bahwa vaksin campak yang telah
diencerkan cepat mengalami perubahan pada suhu kamar. Jarum ukuran 21 dengan panjang
25mm digunakan untuk menyuntikkan vaksin.

d. Pembersihan Kulit
Tempat suntikan harus dibersihkan sebelum imunisasi dilakukan dengan antiseptic.
e. Pemberian Suntikan
Sebagian besar vaksin diberikan melalui suntikan intramuscular kecuali pada 2 jenis vaksin
yaitu OPV (polio) diberikan per-oral dan BCG diberikan dengan suntikan intradermal (dalam
kulit)/ subkutan.

2.2 Teknik dan Ukuran Jarum


Pada tiap suntikan harus digunakan tabung suntikan dan jarum baru, sekali pakai dan steril.
Tabung suntik dan jarum harus dibuang dalam tempat tertutup yang diberi tanda (label) tidak
mudah robek dan bocor, untuk menghindari luka tusukan atau pemakaian ulang.

Standar jarum suntik ialah ukuran 23 dengan panjang 25mm, tetapi pada bayi kurang
bulan, umur 2 bulan atau yang lebih muda dan bayi-bayi kecil lainnya, dapat puladipakai
jarum ukuran 26 dengan panjang 16mm.Untuk suntikan subkutan pada lengan atas, dipakai
jarum ukuran 25 dengan Panjang 16mm, untuk bayi kecil dipakai jarum ukuran 27 dengan
panjang 12mm.

Untuk suntikan intramuscular pada orang dewasa yang sangat gemuk (obesitas)
dipakai jarum ukuran 23 dengan panjang 38mm. Untuk suntikan intradermal pada vaksinasi
BCG dipakai jarum ukuran 25-27 dengan panjang 10mm.

2.3 Tempat Suntikan yang di Anjurkan


Pada akhir tahun 1980, WHO memberi rekomendasi bahwa daerah anterolateral paha
adalah bagian yang dianjurkan untuk vaksinasi bayi-bayi dan tidak pada pantat (daerah
gluteus) untuk menghindari resiko kerusakan saraf iskhiadika (nervus ischiadicus).
Sedangkan untuk vaksinasi BCG, harus disuntik pada kulit diatas insersi otot deltoid (lengan
atas), sebab suntikan diatas puncak pundak memberi resiko terjadinya keloid.

2.4 Posisi Anak dan Lokasi Suntikan


Penting bahwa bayi dan anak jangan bergerak saat disuntik, walaupun demikian cara
memegang bayi dan anak yang berlebihan akan menambah ketakutan sehingga meningkatkan
ketegangan otot. Alasan memilih otot vastus lateralis pada bayi dan anak umur di bawah 12
bulan adalah :

• Menghindari resiko kerusakan saraf ischiadika pada suntikan daerah gluteal.


• Daerah deltoid pada bayi dianggap tidak cukup tebal untuk menyerap suntikan secara
adekuat.
• Sifat imunogenesitas vaksin hepatitis B dan rabies berkurang bila disuntikkan di
daerah gluteal.
• Menghindari resiko reaksi local dan terbentuk pembengkakan di tempat suntikan yang
menahun.
• Menghindari lapisan lemak subkutan yang tebal pada paha bagian anterior.

2.5 Vastus Lateralis , Posisi Anak dan Lokasi Suntikan

Vastus lateralis adalah otot bayi yang tebal dan besar, yang mengisi bagian
anterolateral paha. Vaksin harus disuntikkan kedalam batas antara 1/3 otot bagian atas dan
tengah yang merupakan bagian yang paling tebal dan padat.Anak atau bayi diletakkan diatas
meja periksa, dapat dipegang oleh orang tua/ pengasuh atau posisi setengah tidur pada
pangkuan orang tua atau pengasuhnya. Celana (popok) bayi harus dibuka bila menutupi otot
vastus lateralis sebagai lokasi suntikan, bila tidak demikian, vaksin akan disuntikkan terlalu
bawah di daerah paha. Kedua tangan dipegang menyilang pelvis bayi dan paha dipegang
dengan tangan antara jempol dan jari-jari.

2.6 Deltoid, Posisi Anak, dan Lokasi Suntikan


• Posisi seorang anak yang paling nyaman untuk disuntikkan di daerah deltoid ialah
duduk diatas pangkuan ibu atau pengasuhnya.
• Lengan yang akan disuntik dipegang menempel pada tubuh bayi, sementara lengan
lainnya diletakkan di belakang tubuh orangtua atau pengasuhnya.
• Lokasi deltoid yang benar adalah penting supaya vaksinasi berlangsung aman dan
berhasil.
• Posisi yang salah akan menghasilkan suntikan subkutan yang tidak benar dan
meningkatkan resiko penetrasi saraf.

2.7 Dosis dan Cara pemberian Imunisasi

Jenis dosis Cara Pemberian Tempat

Hepatitis B 0,5 ml Intra muskuler Paha

BCG 0,05 Intra kutan Lengan kanan atas

Polio (OPV) 2 tetes Oral Mulut


IPV 0,5 ml Intra muskuler Paha kiri

DPT-HB- 0,5 ml Intra muskuler Paha kanan untuk bayi;


lengan kanan untuk
Hib
baduta

Campak 0,5 ml Sub Kutan Lengan kiri atas

Rubella

DT 0,5 ml Intra muskuler Lengan kiri atas

Td 0,5 ml Intra muskuler Lengan kiri atas

PCV 0,5 ml Intra muskuler Paha kiri

HPV 0,5 ml Intra muskuler Lengan kiri atas

JE 0,5 ml Sub kutan Lengan kiri atas

2.8 Posisi Imunisasi, keuntungan dan kerugiannya

Posisi Illustrasi Petunjuk Keuntungan Kerugian


untuk orang
tua

Duduk diatas
kursi
memangku
anak
menghadap ke
samping, satu
tangan
merangkul
punggung
anak.
Selipkan
tangan bagian
dalam anak
kearah Tangan dan
punggung kaki anak
Jeda antar
aman tertahan
suntikan bila
oleh ibu. Anak
harus
atau badan. nyaman karena
memberikan
punggung kontak erat
2 suntikan
Posisi secara fisik
bahu atas anak IM.
dipangku: dan pandangan
kearah badan Kemungkinan
dengan ibu.
ibu. ketepatan dan
kenyamanan
Setengah
posisi
telentang di Suntikan pada
Rapatkan penyuntikan
pangkuan lengan dan
kedua kaki tidak terjamin
orang tua paha bisa
anak dan tahan setelah posisi
dilakukan
dengan tangan berubah.
tanpa merubah
ibu yang lain.
posisi.

Petugas harus
berada di
posisi dimana
ia bisa
memberikan
imunisasi
dengan sudut
yang tepat.

menjauhi
Rangkul dan

Baringkan
anak dengan
kedua kaki
telanjang pada
permukaan
datar.

Posisi tidur:

Ibu berdiri di
sisi anak dan
Tidur
memegang
telentang di
tangan dan
atas
lengan anak.
permukaan
datar

Petugas berdiri
di sekitar kaki
anak dan
tangan kiri
dengan halus
memegang
dengkul anak
yang setengah
ditekuk dan
tangan kanan

Ibu duduk di
kursi
memangku
anak
menghadap ke
depan.

Punggung
anak
menempel ke
dada ibu.

Pegang/peluk
bagian atas
Keamanan
badan anak
dari
dan tangannya
penahanan
dengan satu
kaki anak
tangan dan
tergantung
gunakan Tangan dan
pada si ibu.
tangan yang kaki anak
Posisi tegak:
lain atau lutut ditahan dengan Bila terlalu
ibu untuk aman oleh ibu. kuat bisa
menahan kaki Bisa menimbulkan
Duduk tegak
anak (kaki memberikan ketegangan
di pangkuan
anak lebih dari satu otot. Bila
ibu
menyilang suntikan tanpa terlalu
menghadap ke dijepit di merubah posisi longgar anak
depan antara lutut . bisa berontak.
ibu). Tidak ada
kontak mata
dengan ibu.
Petugas harus
berdiri di satu
sisi untuk
suntikan
pertama dan
pada
ketinggian
dimana ia bisa
menempatkan
suntikan
dengan sudut
90 derajat.

Ibu duduk di
atas

Posisi kursi anak ke Tangan anak


mengangkang: aman ditahan
dengan kaki
dibawah
Anak >12 anak
lengan ibu.
bulan duduk mengangkang
Anak nyaman
tegak pada di atas paha Otot paha
karena kontak
pangkuan ibu ibu. anak bisa
dengan ibu.
menghadap ke tegang.
perut ibu Memungkinka
Petugas harus
dengan kaki memegang n beberapa
menahan kaki
mengangkang menghadap suntikan tanpa
anak (kecuali
diatas paha
ibu perutnya merubah posisi dibantu oleh
ibu).
.
.

Peluk bagian
atas tubuh dan
tangan anak.
Bila perlu,
gunakan satu
tangan lain
untuk
menahan kaki
anak.

Petugas berdiri
di sisi bagian
yang akan
disuntik

Posisi Bila perlu


mandiri: anak
Akses baik ke
dipegangi,
daerah
Lihat Bagian tergantung
deltoids.
Dewasa/remaj 4.11 dari pada
a duduk di modul ini. vaksinator.
kursi yang
tersedia
Pelaksanaan Pemberian Imunisasi

2.9 Penyuluhan Sebelum dan Sesudah Pelayanan Imunisasi


Penyuluhan menjadi sangat penting untuk menurunkan, bahkan memberantas kematian,
khususnya pada bayi akibat tetanus, campak, TBC, dipteri, dan hepatitis. Kesadaran orang dewasa,
khususnya orangtua bayi terlebih lagi ibu dari bayi, untuk membawa bayinya ke sarana pelayanan
kesehatan terdekat, misalnya posyandu, untuk memperoleh imunisasi yang lengkap.

Penyuluhan yang diberikan berupa manfaat imunisasi, efek samping dan cara
penanggulangannya, serta kapan dan di mana pelayanan imunisasi berikutnya dapat diperoleh.
Berbagai macam alat peraga untuk mendukung penyuluhan yang akan Anda berikan terhadap sasaran,
yaitu ibu yang memiliki bayi, salah satunya poster. Poster bertujuan untuk memengaruhi seseorang
atau kelompok agar tertarik pada objek atau materi yang diinformasikan atau juga untuk memengaruhi
seseorang atau kelompok untuk mengambil suatu tindakan yang diharapkan. Poster dapat diletakkan
di ruang tunggu Puskesmas, digunakan sebagai alat bantu peragaan saat melakukan ceramah atau
penyuluhan, bahan diskusi kelompok, dan lainnya. Berikut ini langkah-langkah dalam memberikan
penyuluhan.

1. Pemberian Imunisasi kepada Bayi/Anak

• Mengucapkan salam dan terima kasih kepada orangtua atas kedatangannya dan
kesabarannya menunggu.
• Menjelaskan jenis-jenis penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian imunisasi.
• Menjelaskan manfaat pemberian imunisasi.
• Menjelaskan efek samping setelah pemberian imunisasi dan apa yang harus dilakukan
jika terjadi efek samping.
• Menjelaskan kapan ibu perlu membawa bayinya ke pusat kesehatan atau RS jika
terjadi efek samping yang hebat.
• Menjelaskan secara lengkap jika bayi harus mendapatkan imunisasi lengkap secara
berurutan.
• Menuliskan tanggal untuk pemberian imunisasi berikutnya pada buku KIA dan
memberitahukan kepada orangtua kapan harus kembali untuk mendapatkan imunisasi
berikutnya.
• Menjelaskan kepada orangtua tentang alternatif tanggal dan waktu jika tidak bisa
datang pada tanggal yang sudah dituliskan.
2. Pemberian Imunisasi kepada WUS
a. Memberitahukan kepada sasaran WUS tentang berapa kali, kapan, dan di mana mereka
harus kembali untuk mendapatkan imunisasi TT.

b. Mengingatkan agar selalu membawa kartu imunisasi TT setiap kali datang ke tempat
pelayanan imunisasi.

2.10 Melakukan Skrining dan Pengisian Register

1. Pemeriksaan Sasaran

Setiap sasaran yang datang ke tempat pelayanan imunisasi, sebaiknya diperiksa sebelum diberikan
pelayanan imunisasi. Tentukan usia dan status imunisasi terdahulu sebelum diputuskan vaksin mana
yang akan diberikan, dengan langkah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi usia bayi;


2. Mengidentifikasi vaksin-vaksin mana yang telah diterima oleh bayi;
3. Menentukan jenis vaksin yang harus diberikan;
4. Imunisasi untuk bayi sakit atau mempunyai riwayat kejang demam sebaiknya
dikonsultasikan kepada dokter spesialis anak;
5. Kontraindikasi terhadap imunisasi.
2. Skrining

3. Pemeriksaan Sasaran WUS

Ketentuan WUS untuk menerima imunisasi TT:

a) Jika sasaran memiliki kartu TT, berikan imunisasi lanjutan berdasarkan status yang
tercantum, sesuai dengan jadwal pemberian.
b) Jika sasaran tidak memiliki kartu TT, lakukan skrining untuk menentukan statusnya.
Kemudian, berikanlah imunisasi sesuai ketentuan.

4. Pengisian Buku Register

Dokumentasi setiap kegiatan sangatlah penting. Dalam pelayanan imunisasi, instrumen yang
digunakan untuk dokumentasi adalah buku register. Buku tersebut akan membantu Anda dalam
pelaksanaan imunisasi dan untuk memonitor pelayanan imunisasi yang diberikan kepada sasaran.
Berikut ini dapat Anda pelajari tentang bagan prosedur skrining penjaringan sasaran.
2.11 Konseling

Konseling adalah proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat
suatu keputusan atau memecahkan masalah melalui pemahaman terhadap fakta-fakta, kebutuhan dan
perasaan klien. Klien mempunyai hak untuk menerima dan menolak pelayanan imunisasi. Petugas
klinik berkewajiban untuk membantu klien dalam membuat keputusan secara arif dan benar. Semua
informasi harus diberikan dengan menggunakan bahasa dan istilah yang mudah dimengerti oleh klien.

Lingkup Konseling:

1) Konseling membantu klien agar dapat membuat keputusan tentang imunisasi yang akan
diterima.
2) Konseling mencakup komunikasi dua arah di antara klien dan konselor.
3) Dalam konseling memberikan informasi yang objektif, pemahaman isi informasi dapat
diimplementasikan oleh klien.
4) Empat pesan penting yang perlu disampaikan kepada orangtua, yaitu:
a) Manfaat dari vaksin yang diberikan (contoh BCG untuk mencegah TBC).
b) Tanggal imunisasi dan pentingnya buku KIA disimpan secara aman dan dibawa pada
saat kunjungan berikutnya.
c) Efek samping ringan yang dapat dialami dan cara mengatasinya, serta tidak perlu
khawatir.
d) Lima imunisasi dasar lengkap untuk melindungi si buah hati sebelum usia 1 tahun.

2.12 Pemberian Imunisasi dengan Menggunakan Vaksin yang Tepat dan Aman
1. Vaccine Carrier

diletakkan di meja yang tidak terkena sinar matahari secara langsung.

2. Sebelum Pelaksanaan Imunisasi:

1. Memeriksa label vaksin dan pelarut;


2. Memeriksa tanggal kadaluwarsa;
3. Memeriksa VVM;
4. Jangan gunakan jika vaksin tanpa label, kadaluwarsa, dan dengan status VVM
telah C atau D.
3. Penyuntikan yang Aman Alat suntik yang bisa digunakan untuk menyuntikkan vaksin
adalah sebagai berikut.

a. Menggunakan Alat Suntik Auto-Disable (AD)


Alat suntik auto-disable adalah alat suntik yang setelah satu kali digunakan secara otomatis
menjadi rusak dan tidak dapat digunakan lagi.

b. Menggunakan Alat Suntik Prefilled Injection Device (PID)


Alat suntik prefilled injection device adalah jenis alat suntik yang hanya bisa digunakan sekali
pakai dan telah berisi vaksin dosis tunggal dari pabriknya. Alat suntik ini digunakan terutama untuk
hepatitis B pada bayi baru lahir.

Keuntungan syringe PID:

1) Alat ini mencegah vaksin dari kontaminasi;


2) Alat ini memastikan dosis yang tepat;
3) Alat ini memberikan vaksin dan syringe bersama-sama dalam set yang sama;
4) Syringe dan vaksin merupakan satu kemasan;
5) Alat ini berisi sedikit plastik ketimbang syringe sehingga sampah bisa dikurangi;
6) Alat suntik satu dosis mengurangi vaksin terbuang yang terjadi ketika menggunakan
botol multi-dosis.
c. Syringe Sekali Buang (Disposable)

Syringe yang hanya bisa dipakai sekali dan dibuang (disposable single-use) tidak direkomendasikan
untuk suntikan dalam imunisasi karena risiko penggunaan kembali syringe disposable menyebabkan
risiko infeksi yang tinggi.

4. Melarutkan Vaksin dengan Pelarut

5. Uji Kocok (Shake Test)


Pembekuan merusak potensi vaksin dari DT, TT, Hepatitis B, dan DPT/HB. Apabila dicurigai bahwa
vaksin pernah beku, perlu dilakukan uji kocok (shake test) untuk menentukan apakah vaksin tersebut
layak dipakai atau tidak. Anda dapat melakukan uji kocok dengan langkah-langkah berikut ini:

• Periksa freeze-tag atau pantau suhu lemari es untuk melihat tanda-tanda bahwa suhu lemari es
tersebut pernah turun di bawah titik beku.

• Freeze-tag: apakah tanda √ telah berubah jadi tanda X.

• Saat dilihat, termometer suhu turun hingga di bawah titik beku.

6. Cara Meningkatkan Keamanan Suntikan

a. Melakukan Bundling yaitu tersedianya suatu kondisi di mana

• Vaksin dengan mutu terjamin dan pelarut yang sesuai;

• Alat suntik Auto-Disable Syringe (ADS);

• Kotak pengaman limbah alat suntik. Bundling tidak berarti sebagai sesuatu yang dikemas secara
bersamaan, tidak harus berasal dari satu pabrik, namun ketiganya harus tersedia saat diperlukan.

b. Menyiapkan lokasi suntikan dengan tepat dan bersih. Vaksin disiapkan hanya apabila sasaran ada.
Segera siapkan vaksin waktu akan memberikan suntikan. Jangan mempersiapkan beberapa alat suntik
vaksin terlebih dahulu sebelum sasaran siap.

c. Jangan membiarkan jarum terpasang di bagian paling atas tutup botol vaksin.

d. Ikuti petunjuk khusus tentang penggunaan, penyimpanan, dan penanganan vaksin.


e. Ikuti prosedur yang aman untuk mencampur vaksin.

1) Pastikan Anda memiliki pelarut yang tepat untuk setiap vaksin beku kering-pelarut dan vaksin
harus dari produsen yang sama. Periksa apakah pelarut dan vaksin diproduksi oleh pabrik yang sama.

2) Saat mencampur vaksin dengan pelarut, baik vaksin kering maupun pelarut harus berada pada suhu
yang sama (antara 20 dan 80 C).

3) Hanya menggunakan satu alat suntik dan jarum untuk mencampur vaksin. Setelah dipakai,
masukkan alat suntik ke dalam kotak pembuangan.

4) Semua vaksin yang telah dicampur dengan pelarut harus dibuang pada akhir pelayanan atau setelah
batas waktu maksimum pemakaian, mana saja yang lebih dulu.

f. Gunakan alat suntik dan jarum baru untuk setiap anak.

1) Gunakan alat suntik dan jarum ADS yang baru dan berkualitas.

2) Periksa pembungkus dengan hati-hati. Buang jarum atau alat suntik jika terjadi kebocoran, sobek,
atau kerusakan pada pembungkus dan kadaluwarsa.

3) Jangan sentuh bagian apa pun dari jarum. Buang jarum yang telah tersentuh oleh permukaan yang
tidak steril.

g. Posisi anak harus benar, sesuai umur, lokasi penyuntikan. Antisipasi jika terjadi gerakan mendadak
selama dan setelah penyuntikan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan adanya imunisasi, maka akan dapat meningkatkan kekebalan tubuh seseorang
terhadap suatu penyakit, sehingga jika nanti terjangkit penyakit, tubuh tidak akan menderita
penyakit tersebut karena telah memiliki sistem memori atau daya ingat, ketika vaksin
dimasukan kedalam tubuh maka akan terbentuk antibodi untuk melawan vaksin tersebut dan
sistem memori akan menyimpan sebagai suatu yang pernah terjadi.

Imunisasi telah terbukti sebagai salah satu upaya kesehatan masyarakat yang sangat
penting. Program imunisasi telah menunjukkan keberhasilan yang luar biasa dan merupakan
usaha yang sangat hemat biaya dalam mencegah penyakit menular. Manfaat imunisasi tidak
bisa langsung dirasakan atau tidak langsung terlihat. Manfaat imunisasi yang sebenarnya
adalah menurunkan angka kejadian penyakit, kecacatan maupun kematian akibat penyakit-
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi tidak hanya dapat memberikan
perlindungan kepada individu namun juga dapat memberikan perlindungan kepada populasi.
Dalam pelaksanaan pemberian imunisasi, petugas kesehatan harus memahami aspek-aspek
apa saja yang perlu diperhatikan mulai dari lokasi suntikan, dosis, cara pemberian, dan lain
sebagainya.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Untuk kedepannya penulis akan berusaha membuat makalah secara lebih detail
dengan sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggungjawabkan. Lalu, kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan penulis. Penulis juga menyarankan
kepada pembaca agar dapat memahami benar mengenai isi atau pembahasan dari makalah ini
terutama bagi mahasiswa kesehatan di seluruh Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Cendiri,lin.tata cara pemberian imunisasi.https://www.scribd.com/doc/62903353/Tata-Cara-
Pemberian-Imunisasi

Modul pelatihan pelaksaan imunisasi.http://139.99.194.68/clc/mod/resource/view.php?


id=3453

Anda mungkin juga menyukai