Makalah Seng
Makalah Seng
SENG (Zn)
Oleh:
BOGOR
2014
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas pembuatan makalah
unsur transisi, yang berjudul “unsur seng” di Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Bogor.
Adapun isi makalah ini meliputi: pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian-bagian di
dalamnya membahas tentang informasi mengenai seng.
Tim penyusun menaikkan puji syukur ke hadirat Allah SWT karena telah
menganugerahi segala kepandaian dan segala yang baik. Sehingga laporan dapat selesai
pada waktunya. Tidak lupa ucapan terima kasih pantas disampaikan kepada:
1. Dra. Hadiati Agustine sebagai kepala SMK Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor.
2. Para wakil Kepala SMK Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor.
3. Rini Kusmawati sebagai guru Kimia Anorganik SMK Sekolah Menengah Analis Kimia
Bogor.
4. Siswa-siswi SMK Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor.
5. Semua pihak yang telah membantu secara langsung dan tidak langsung atas
selesainya makalah ini.
Pada kesempatan ini tim penyusun masih membuka pintu kritik dan saran. Sehingga
kritik dan saran tersebut dapat menjadi acuan. Sehingga dari acuan tersebut dapat
memperbaiki makalah ini. Hal ini akan bermanfaat bagi kesempurnaan makalah ini, karena
makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Tim penyusun amat berharap kepada seluruh pembaca agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
BAB II ISI .................................................................................................................................................. 3
A. Sejarah Seng ................................................................................................................................ 3
B. Definisi Seng ................................................................................................................................ 3
C. Karakteristik dan Sifat-Sifat Seng ................................................................................................ 4
D. Keberadaan Seng ........................................................................................................................ 7
E. Sumber Daerah Penghasil Seng .................................................................................................. 9
F. Sifat Fisika Seng ........................................................................................................................... 9
G. Sifat Kimia Seng......................................................................................................................... 10
H. Persenyawaan Seng .................................................................................................................. 12
I. Proses Pembuatan Seng............................................................................................................ 14
J. Paduan Seng................................................................................. Error! Bookmark not defined.
K. Kegunaan Seng .......................................................................................................................... 17
L. Identifikasi Seng ........................................................................................................................ 19
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 20
BAB IV DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 21
ii
BAB I PENDAHULUAN
Seng merupakan unsur golongan IIB sering disebut juga sebagai golongan
Zink. Golongan IIB Terdiri dari :
1. Zink (Zn)
2. Kadmium (Cd)
3. Merkuri (Hg)
4. Ununbium (Uub)
Unsur diatas mempunyai 2 elektron s terluar dengan sub kulit d terisi penuh.
Kadmium
2. 48 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10
(Cd)
Merkuri 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6
3. 80
(Hg) 6s2 4f14 5d10
Ununbium 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6
4. 112
(Uub) 6s2 4f14 5d10 6p6 7s2 5f14 6d10
Jari-jari elektron dari atas ke bawah semakin besar, sebab jumlah kulit elektron semakin
banyak.
Energi ionisasi (Energi yang dibutuhkan untuk melepas elektron yang terikat paling
lemah dari suatu atom netral atau suatu ion dalam keadaan gas) dari atas ke bawah
semakin kecil, sebab jari-jari atom semakin besar, sehingga daya tarik antara inti
dengan elektron terluar semakin lemah.
Titik leleh (mp) dan titik didih (bp) dari atas ke bawah semakin kecil, sebab energi
kohesi (Energi tarik-menarik atom yang satu dengan lainnya) semakin kecil, sehingga
diperlukan suhu yang rendah untuk memutuskan ikatan antar atom.
1
Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak Bumi dan memiliki lima
isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).
Kuningan, yang merupakan campuran aloi tembaga dan seng, telah lama digunakan paling
tidak sejak abad ke-10 SM. Logam seng tak murni mulai diproduksi secara besar-besaran
pada abad ke-13 di India, manakala logam ini masih belum di kenal oleh bangsa Eropa
sampai dengan akhir abad ke-16. Para alkimiawan membakar seng untuk menghasilkan apa
yang mereka sebut sebagai "salju putih" ataupun "wol filsuf". Kimiawan Jerman Andreas
Sigismund Marggraf umumnya dianggap sebagai penemu logam seng murni pada tahun
1746. Karya Luigi Galvani dan Alessandro Volta berhasil menyingkap sifat-sifat elektrokimia
seng pada tahun 1800. Pelapisan seng pada baja untuk mencegah perkaratan merupakan
aplikasi utama seng. Aplikasi-aplikasi lainnya meliputi penggunaannya pada baterai dan aloi.
Terdapat berbagai jenis senyawa seng yang dapat ditemukan, seperti seng karbonat
dan seng glukonat (suplemen makanan), seng klorida (pada deodoran), seng pirition (pada
sampo anti ketombe), seng sulfida (pada cat berpendar), dan seng metil ataupun seng dietil
di laboratorium organik.
2
BAB II ISI
A. Sejarah Seng
Sejarah seng dapat ditelusuri kembali sejauh 2500 tahun yang lalu. Para arkeolog
telah menemukan peninggalan kuno dan ornamen kuningan dengan konsentrasi seng yang
tinggi, bersama dengan unsur-unsur gabungan lainnya seperti timah dan antimon.
Seng ternyata juga digunakan untuk obat. Marco Polo, seorang penjelajah terkenal,
mereferensikan penggunaan seng untuk penyembuhan luka pada mata.
Pada awal tahun 1300-an, koin uang yang terbuat dari seng merupakan alat penukar
utama pada Dinasti Ming di Cina. Hingga abad ke-18, seng belum memiliki nama resmi.
B. Definisi Seng
Seng diambil dari bahasa Belanda yaitu zink adalah unsur kimia dengan lambang
kimia Zn, nomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama
golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa aspek kimiawi seng mirip dengan magnesium.
Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama. Selain itu, keduanya juga
memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak Bumi
dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit
(seng sulfida).
3
Kuningan, yang merupakan campuran aloi tembaga dan seng, telah lama digunakan
paling tidak sejak abad ke-10 SM. Logam seng tak murni mulai diproduksi secara besar-
besaran pada abad ke-13 di India, manakala logam ini masih belum di kenal oleh bangsa
Eropa sampai dengan akhir abad ke-16. Para alkimiawan membakar seng untuk
menghasilkan apa yang mereka sebut sebagai "salju putih" ataupun "wol filsuf". Kimiawan
Jerman Andreas Sigismund Marggraf umumnya dianggap sebagai penemu logam seng
murni pada tahun 1746. Karya Luigi Galvani dan Alessandro Volta berhasil menyingkap
sifat-sifat elektrokimia seng pada tahun 1800. Pelapisan seng pada baja untuk mencegah
perkaratan merupakan aplikasi utama seng. Aplikasi-aplikasi lainnya meliputi
penggunaannya pada baterai dan aloi.
Terdapat berbagai jenis senyawa seng yang dapat ditemukan, seperti seng karbonat
dan seng glukonat (suplemen makanan), seng klorida (pada deodoran), seng pirition (pada
sampo anti ketombe), seng sulfida (pada cat berpendar), dan seng metil ataupun seng dietil
di laboratorium organik.
Seng merupakan zat mineral esensial yang sangat penting bagi tubuh. Terdapat
sekitar dua milyar orang di negara-negara berkembang yang kekurangan asupan seng.
Defisiensi ini juga dapat menyebabkan banyak penyakit. Pada anak-anak, defisiensi ini
menyebabkan gangguan pertumbuhan, mempengaruhi pematangan seksual, mudah
terkena infeksi, diare, dan setiap tahunnya menyebabkan kematian sekitar 800.000 anak-
anak di seluruh dunia. Konsumsi seng yang berlebihan dapat menyebabkan ataksia, lemah
lesu, dan defisiensi tembaga. Dalam bahasa sehari-hari, seng juga dimaksudkan sebagai
pelat seng yang digunakan sebagai bahan bangunan.
Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat
diamagnetik. Walau demikian, kebanyakan seng mutu komersial tidak berkilau. Seng sedikit
kurang padat daripada besi dan berstruktur kristal heksagonal.Lehto 1968. Logam ini keras
dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi dapat ditempa antara 100 sampai
dengan 150 °C. Di atas 210 °C, logam ini kembali menjadi rapuh dan dapat dihancurkan
menjadi bubuk dengan memukul-mukulnya.
4
Keterangan Umum Unsur
Nama, Lambang, Nomor atom seng, Zn, 30
Deret kimia logam transisi
Golongan, Periode, Blok 12, 4, d
Penampilan abu-abu muda kebiruan
Massa atom 65,409(4) g/mol
Konfigurasi elektron [Ar] 3d10 4s2
Jumlah elektron tiap kulit 2, 8, 18, 2
Ciri-ciri fisik
Fase padat
Massa jenis (sekitar suhu 7,14 g/cm³
kamar)
Massa jenis cair pada titik lebur 6,57 g/cm³
Titik lebur 692,68 K
(419,53 °C, 787,15 °F)
Titik didih 1180 K
(907 °C, 1665 °F)
Kalor peleburan 7,32 kJ/mol
Kalor penguapan 123,6 kJ/mol
Kapasitas kalor (25 °C) 25,390 J/(mol·K)
Tekanan uap
Ciri-ciri atom
Struktur kristal Heksagonal
Bilangan oksidasi 2 (Oksida amfoter)
Elektronegativitas 1,65 (skala Pauling)
Energi ionisasi pertama: 906,4 kJ/mol
ke-2: 1733,3 kJ/mol
ke-3: 3833 kJ/mol
Jari-jari atom 135 pm
Jari-jari atom (terhitung) 142 pm
5
Jari-jari kovalen 131 pm
Jari-jari Van der Waals 139 pm
Lain-lain
Sifat magnetik diamagnetik
Resistivitas listrik (20 °C) 59,0 nΩ·m
Konduktivitas termal (300 K) 116 W/(m·K)
Ekspansi termal (25 °C) 30,2 µm/(m·K)
Kecepatan suara (suhu kamar)
(pada wujud kawat) (kawat tergulung) 3850
m/s
Modulus Young 108 Gpa
Modulus geser 43 Gpa
Modulus ruah 70 Gpa
Nisbah Poisson 0,25
Skala kekerasan Mohs 2,5
Kekerasan Brinell 412 Mpa
Isotop
64
Zn 48,6% Zn stabil dengan 34 neutron
65
ε - Cu
65
Zn syn 244,26 hari
γ 1,1155 -
66
Zn 27,9% Zn stabil dengan 36 neutron
67
Zn 4,1% Zn stabil dengan 37 neutron
68
Zn 18,8% Zn stabil dengan 38 neutron
70
Zn 0,6% Zn stabil dengan 40 neutron
6
Kadar komposisi unsur seng di kerakbumi adalah sekitar 75 ppm (0,007%). Hal ini
menjadikan seng sebagai unsur ke-24 palingmelimpah di kerak bumi. Tanah mengandung
sekitar 5±770 ppm seng dengan rata-ratanya 64 ppm. Sedangkan pada air laut kadar
sengnya adalah 30 ppb dan pada atmosfer kadarnyahanya 0,1±4 µg/m3. Logam Zn
umumnya tidak bereaksi dengan molekul air. Ion pelindungtidak akan melarutkan lapisan
Seng Hidroksida (Zn(OH)2) dengan ion OH terlarut. Reaksi inidapat dituliskan :
D. Keberadaan Seng
Keberadaan logam Seng (Zn) dapat berasal dari proses alamiah maupun adisi dari
limbah industri dan pertanian. Pada lahan pertanian, seng sangat diperlukan untuk
kesuburan tanah. Seng (Zn) adalah unsur hara mikro esensial bagi manusia, hewan, dan
tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi. Kandungan Zn total rataan pada litosfir sekitar 80 mg/kg
.Mineral-mineral sebagai sumber utama yang kaya Zn dalam tanah adalah sphalerite dan
wurtzite (ZnS), dan sumber yang sangat kecil dari mineral-mineral smithsonites (ZnCO3),
willemite (Zn2SiO4), zincite (ZnO), zinkosite (ZnSO4), franklinite (ZnFe2O4), dan hopeite
(Zn3(PO4)2.4H2O).
7
batuan basaltik. Pelarutan mineral-mineral tersebut di atas dapat terjadi secara alami
sehingga unsur-unsur yang terkandung di dalamnya terbebas dalam bentuk ion. Ion Zn2+
yang terbebas mengalami proses lebih lanjut, terikat dengan matriks tanah atau bereaksi
dengan unsur-unsur lain. Sehingga Zn dalam tanah dikelompokkan dalam bentuk-bentuk
kelompok mudah tersedia sampai tidak tersedia bagi tanaman, yaitu bentuk terlarut dalam
air, dapat dipertukarkan (terikat pada koloid-koloid bermuatan listrik), teradsorpsi dalam
bentuk khelat atau bentuk senyawa kompleks (ikatan logam pada ligand organik), liat
mineral sekunder dan oksida metalik tidak larut, serta dalam bentuk mineral primer .
Kelarutan atau kestabilan setiap bahan dalam tanah dapat diramalkan dengan
menggunakan reaksi keseimbangan kimia dengan nilai K sebagai parameternya, dan
disebut juga hasil kali kelarutan (solubility product, Ko) (Lahuddin dan Mukhlis, 2007).
Reaksi kimia unsur Zn sangat bervariasi, seperti juga dengan unsur-unsur lain, tergantung
dari bentuk ikatannya.
Penambahan unsur logam pada tanah dapat terjadi dengan berbagai cara yaitu
melalui polusi, penggunaan sarana produksi seperti pupuk, pestisida dan fungisida,
sehingga terjadi kontaminasi logam-logam pada tanah dan tumbuh-tumbuhan. Penambahan
logam Zn ke tanah melalui polusi umumnya terjadi di daerah – daerah industri peleburan
bahan tambang seng.
8
Kadar komposisi unsur seng di kerak bumi adalah sekitar 75 ppm (0,007%). Hal ini
menjadikan seng sebagai unsur ke-24 paling melimpah di kerak bumi. Tanah mengandung
sekitar 5–770 ppm seng dengan rata-ratanya 64 ppm. Sedangkan pada air laut kadar
sengnya adalah 30 ppb dan pada atmosfer kadarnya hanya 0,1–4 µg/m3.
Unsur ini biasanya ditemukan bersama dengan logam-logam lain seperti tembaga
dan timbal dalam bijih logam. Sfalerit, yang merupakan salah satu bentuk kristal seng
sulfida, merupakan bijih logam yang paling banyak ditambang untuk mendapatkan seng
karena ia mengandung sekitar 60-62% seng.
Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat
diamagnetik. Walau demikian, kebanyakan seng mutu komersial tidak berkilau. Seng sedikit
kurang padat daripada besi dan berstruktur kristal heksagonal. Lehto 1968, p. 826 Logam ini
keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi dapat ditempa antara 100 sampai
dengan 150 °C. Di atas 210 °C, logam ini kembali menjadi rapuh dan dapat dihancurkan
menjadi bubuk dengan memukul-mukulnya. Seng juga mampu menghantarkan listrik.
Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng memiliki titik lebur (420 °C) dan tidik didih
9
(900 °C) yang relatif rendah. Dan sebenarnya pun, titik lebur seng merupakan yang
terendah di antara semua logam-logam transisi selain raksa dan kadmium.
Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung seng. Salah satu contohnya adalah
kuningan (aloi seng dan tembaga). Logam-logam lainnya yang juga diketahui dapat
membentuk aloi dengan seng adalah aluminium, antimon, bismut, emas, besi, timbal, raksa,
perak, timah, magnesium, kobalt, nikel, telurium, dan natrium. Walaupun seng maupun
zirkonium tidak bersifat feromagnetik, aloi ZrZn2 memperlihatkan feromagnetisme di bawah
suhu 35 K.
10
lainnya Seng yang sangat murni hanya akan bereaksi secara lambat dengan asam pada
suhu kamar. Asam kuat seperti asam klorida maupun asam sulfat dapat menghilangkan
lapisan pelindung seng karbonat dan reaksi seng dengan air yang ada akan melepaskan
gas hidrogen.
Seng secara umum memiliki keadaan oksidasi +2. Ketika senyawa dengan keadaan
oksidasi +2 terbentuk, elektron pada kelopak elektron terluar s akan terlepas, dan ion seng
yang terbentuk akan memiliki konfigurasi [Ar]3d10. Hal ini mengijinkan pembentukan empat
ikatan kovalen dengan menerima empat pasangan elektron dan mematuhi kaidah oktet.
Stereokimia senyawa yang dibentuk ini adalah tetrahedral dan ikatan yang terbentuk dapat
dikatakan sebagai sp3. Pada larutan akuatik, kompleks oktaherdal, [Zn(H2O)6]2+, merupakan
spesi yang dominan. Penguapan seng yang dikombinasikan dengan seng klorida pada
temperatur di atas 285 °C mengindikasikan adanya Zn2Cl2 yang terbentuk, yakni senyawa
seng yang berkeadaan oksidasi +1. Tiada senyawa seng berkeadaan oksidasi selain +1 dan
+2 yang diketahui. Perhitungan teoritis mengindikasikan bahwa senyawa seng dengan
keadaan oksidasi +4 sangatlah tidak memungkinkan terbentuk.
Sifat kimiawi seng mirip dengan logam-logam transisi periode pertama seperti nikel
dan tembaga. Ia bersifat diamagnetik dan hampir tak berwarna. Jari-jari ion seng dan
magnesium juga hampir identik. Oleh karenanya, garam kedua senyawa ini akan memiliki
struktur kristal yang sama. Pada kasus di mana jari-jari ion merupakan faktor penentu, sifat-
sifat kimiawi keduanya akan sangat mirip. Seng cenderung membentuk ikatan kovalen
berderajat tinggi. Ia juga akan membentuk senyawa kompleks dengan pendonor N- dan S-.
Senyawa kompleks seng kebanyakan berkoordinasi 4 ataupun 6 walaupun koordinasi 5 juga
diketahui ada.
Zn tidak dapat ditarik oleh magnet (diamagnetik) sebab semua elektronnya telah
berpasangan dengan struktur kristal heksagonal.
a. Reaksi dengan udara
Seng terkorosi pada udara yang lembab. Logam seng dibakar untuk membentuk
seng (II) oksida yang berwarna putih dan apabila dipanaskan lagi, maka warna akan
berubah menjadi kuning.
Seng bereaksi dengan bromine dan iodine untuk membentuk seng (II) dihalida.
11
c. Reaksi dengan asam
Seng larut perlahan dalam asam sulfat encer untuk membentuk gas hidrogen.
Reaksi seng dengan asam pengoksidasi seperti asam nitrit dan HNO3 sangat kompleks
dan bergantung pada kondisi yang tepat.
Seng larut dalam larutan alkali seperti potassium hidroksida dan KOH untuk
membentuk zinkat.
H. Persenyawaan Seng
Kebanyakan metaloid dan non logam dapat membentuk senyawa biner dengan
seng, terkecuali gas mulia. Oksida ZnO merupakan bubuk berwarna putih yang hampir tidak
larut dalam larutan netral. Ia bersifat amfoter dan dapat larut dalam larutan asam dan basa
kuat. Kalkogenida lainnya seperti ZnS, ZnSe, dan ZnTe memiliki banyak aplikasinya dalam
bidang elektronik dan optik. Pniktogenida (Zn3N2, Zn3P2, Zn3As2 dan Zn3Sb2), peroksida
ZnO2, hidrida ZnH2, dan karbida ZnC2 juga dikenal keberadaannya. Dari keempat unsur
halida, ZnF2 memiliki sifat yang paling ionik, sedangkan sisanya (ZnCl2, ZnBr2, dan ZnI2)
bertitik lebur rendah dan dianggap lebih bersifat kovalen.
Dalam larutan basa lemah yang mengandung ion Zn2+, hidroksida dari seng Zn(OH)2
terbentuk sebagai endapat putih. Dalam larutan yang lebih alkalin, hidroksida ini akan
terlarut dalam bentuk [Zn(OH)4]2-. Senyawa nitrat Zn(NO3)2, klorat Zn(ClO3)2, sulfat ZnSO4,
fosfat Zn3(PO4)2, molibdat ZnMoO4, sianida Zn(CN)2, arsenit Zn(AsO2)2, arsenat
Zn(AsO4)2.8H2O dan kromat ZnCrO4 merupakan beberapa contoh senyawa anorganik seng.
Salah satu contoh senyawa organik paling sederhana dari seng adalah senyawa asetat
Zn(O2CCH3)2.
12
sigma logam-karbon. Dekametildizinkosena mengandung ikatan seng-seng kovalen yang
kuat pada suhu kamar.
Senyawa-senyawa seng:
13
I. Proses Pembuatan Seng
a. Electrowinning
Katoda (Al)
Anoda (Pb)
Eletrolit ZnSO4 (didapat dari reaksi leaching)
14
Maka seluruh hidrogen akan tereduksi pada potensial di mana pengendapan Zn
berlangsung kemudian dapat mengakibatkan penurunan efisiensi arus yang digunakan.
Oleh karena itu kecepatan reaksi reduksi hidrogen harus dibatasi, yaitu dengan
menggunakan katoda awal (starting cathode) yang memiliki hidrogen overpotensial yang
tinggi misalnya katoda aluminium (-1,602 V) sehingga pada potensial pengendapan Zn,
reduksi ion hidrogen belum berlangsung. Endapan Zn sendiri memiliki hidrogen
overpotensial yang cukup besar sehingga proses pengendapan Zn dapat berlangsung
secara kontinyu dengan efisiensi yang tinggi setelah satu lapisan endapan Zn terbentuk
pada permukaan katoda aluminium.
Pada umumnya logam lain memiliki hidrogen overpotensial yang lebih rendah
sehingga apabila digunakan sebagai katoda dapat menurunkan efisiensi arus. Oleh karena
itu digunakan logam aluminium sebagai katoda untuk proses elektrowinning Zn.
Leaching
Zn + H2SO4 –> ZnSO4 + H2O
ZnSO4 –> Zn2+ + SO42-
Elektrowinning
Anoda : 2H2O –> 4H+ + O2 + 4e-
Katoda : 2Zn2+ + 4e- –> 2 Zn +
2Zn2+ + 2H2O –> 2 Zn + 4H+ + O2
Selama proses ini akan terjadi tiga aliran perpindahan ion, yaitu:
1. Konveksi
Pergerakan elektrolit dalam skala yang besar dari larutan ruah ke lapisan difusi.
Proses ini dapat dilakukan dengan memberi pengadukan, pompaan elektrolit atau
injeksi udara.
2. Difusi
Merupakan proses pergerakan ion-ion logam menuju OHP (Outer Helmhotz Plane)
melalui lapisan elektrolit yang diam.
3. Migrasi
Merupakan transport ion karena ada perbedaan potensial.
15
b. Thermochemical
Catatan: calamine dapat digunakan secara langsung dalam lelehan seng karena dalam
pemanasannya akan menghasilkan seng oksida,
Seng oksida di bakar dalam smelting furnace dengan karbon (batu karang, agent
pereduksi) dan limestone (untuk menghilangkan pengotor asam). Reaksi kimia hampir sama
dengan besi dari blast furnace.
16
Seng tidak murni kemudian didistilasi frasional dari campuran ampas biji dan logam
lainnya seperti timah dan cadmium yang keluar dari pembakaran tinggi pada atmosfer yang
kaya akan karbon monoksida dimana menghentikan seng dioksidasi kembali menjadi seng
oksida.
Ampas biji dan timah (dengan logam lainnya seperti cadmium) dari dua lapisan dapat
ditahan pada dasar furnace.
Seng kemudian dapat dimurnikan lebih lanjut melalui distilasi fraksional ke 2 atau
dengan dilarutkan ke dalam larutan asam sulfat dan dimurnikan secara elektrolit.
J. Kegunaan Seng
Sekitar 35% dari seng diproduksi di seluruh dunia digunakan untuk menggembleng
besi, i1 20% digunakan dalam produksi kuningan, 25% dalam paduan lainnya, 10% sebagai
lembaran seng, sedangkan 10% sisanya diserap dalam aplikasi yang berbeda.
Seng diproduksi dalam beberapa kelas tergantung pada tingkat kemurnian yang
dapat bervariasi dari%, paling murni 99,995-98%. Standar kualitas bervariasi dari negara ke
negara, dan hanya berbeda dalam beberapa rincian. UNI 6 memberikan kualitas seng. Dua
yang pertama, kemurnian yang lebih besar (dari 99,995 dan 99,99), digunakan untuk
pembuatan paduan, yang paling penting yang ditujukan untuk casting atau die casting.
Unsur-unsur paduan biasanya Al, Mg, Cu. Paduan ini, yang mencair pada suhu yang
relatif rendah (sekitar 380-480 °C), memiliki penyusutan yang sangat rendah dan fluiditas
tinggi. Fitur-fitur ini memungkinkan merger juga sangat rumit.
Seng 99,99% juga digunakan untuk persiapan paduan untuk pembuatan Dingin
digulung, profil, bar diekstrusi, anoda korban. Hal ini juga digunakan dalam produksi cat
kawat dan bubuk. Seng 99,95%, karena kandungan yang relatif tinggi kotoran, digunakan
untuk memproduksi kuningan, perunggu dan galvanis.
Seng 99,9% digunakan untuk casting. Akhirnya, kualitas 98,5% memiliki jangkauan
terbesar aplikasi dalam galvanis. Konstruksi, penggunaan seng digulung memiliki sejarah
panjang, dan untuk membuat non-ferrous material, atap dan kelongsong. lebih banyak
digunakan. Atap seng laminasi menjamin layanan panjang kehidupan.
17
Saat ini di pasaran terbuat dari paduan Zn-Cu berguling-Ti, serta memastikan
kekuatan tekan tinggi, memiliki kekuatan tarik yang sangat baik dan creep. Zinc juga
digunakan dalam elemen non-struktural: hujan, talang hujan, panel dekoratif.
Selain dari yang telah dijelaskan, kegunaan lain dari seng adalah
18
K. Identifikasi Seng
a. Ditambahkan larutan NaOH ke dalam larutan uji, maka terbentuk endapan gelatin putih
Zn(OH)2 yang larut dalam pereaksi berlebih, amonia dan asam.
b. Dialirkan gas H2S ke dalam larutan uji (dalam suasana netral atau alkalis), maka akan
terbentuk endapan putih dari ZnS.
Setelah larutan uji ZnCl2 ditambahkan larutan NaOH, terbentuk endapan putih
Zn(OH)2. Endapan putih ini larut dalam amonia dan H2SO4. Endapan putih Zn(OH)2
Terbentuk endapan endapan putih ZnS dan tidak terjadi perubahan warna pada
kertas saring.
19
BAB III PENUTUP
Seng merupakan unsur kimia dengan lambang kimia Zn, nomor atom 30, dan massa
atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik.
Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).
Sifat fisiknya adalah Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau.
Kadar komposisi unsur seng di kerak bumi adalah sekitar 75 ppm (0,007%). Hal ini
menjadikan seng sebagai unsur ke-24 paling melimpah di kerak bumi dengan lima
isotop stabil.
Sifat kimiawi seng mirip dengan logam-logam transisi periode pertama seperti nikel
dan tembaga. Ia bersifat diamagnetik dan hampir tak berwarna.
Proses pembuatan seng diambil dari bahan mentah dalam bentuk gulungan lapis
dan kemudian diolah dengan ammonisium dan zat aditif lainnya kemudian di lapisi
zat baja, setelah itu didinginkan dan dimasukkan kedalam mesin gelombang dan
siap didistribusikan.
20
BAB IV DAFTAR PUSTAKA
Tanpa nama. Tanpa tahun. Tips Zinc: Sejarah, Asal-usul, hingga Dosis & Manfaat Seng (online)
(http://www.amazine.co/2852/tips-zinc-sejarah-asal-usul-hingga-dosis-manfaat-seng/,
diakses pada tanggal 31 Agustus 2014, pk. 14.15).
21