Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KIMIA ANORGANIK

SENG (Zn)

Oleh:

Kelas XIII-7, Kelompok 9

Faiz Akbar Abdurrahim 11.57.06990

Firda Hidayati Insani 11.57.07009

Irfan Bayu Ramadhan 11.57.07034

SMK – SMAK Bogor

BOGOR

2014
KATA PENGANTAR

Makalah ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas pembuatan makalah
unsur transisi, yang berjudul “unsur seng” di Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Bogor.

Adapun isi makalah ini meliputi: pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian-bagian di
dalamnya membahas tentang informasi mengenai seng.

Tim penyusun menaikkan puji syukur ke hadirat Allah SWT karena telah
menganugerahi segala kepandaian dan segala yang baik. Sehingga laporan dapat selesai
pada waktunya. Tidak lupa ucapan terima kasih pantas disampaikan kepada:

1. Dra. Hadiati Agustine sebagai kepala SMK Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor.
2. Para wakil Kepala SMK Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor.
3. Rini Kusmawati sebagai guru Kimia Anorganik SMK Sekolah Menengah Analis Kimia
Bogor.
4. Siswa-siswi SMK Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor.
5. Semua pihak yang telah membantu secara langsung dan tidak langsung atas
selesainya makalah ini.

Pada kesempatan ini tim penyusun masih membuka pintu kritik dan saran. Sehingga
kritik dan saran tersebut dapat menjadi acuan. Sehingga dari acuan tersebut dapat
memperbaiki makalah ini. Hal ini akan bermanfaat bagi kesempurnaan makalah ini, karena
makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.

Tim penyusun amat berharap kepada seluruh pembaca agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, Agustus 2014

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
BAB II ISI .................................................................................................................................................. 3
A. Sejarah Seng ................................................................................................................................ 3
B. Definisi Seng ................................................................................................................................ 3
C. Karakteristik dan Sifat-Sifat Seng ................................................................................................ 4
D. Keberadaan Seng ........................................................................................................................ 7
E. Sumber Daerah Penghasil Seng .................................................................................................. 9
F. Sifat Fisika Seng ........................................................................................................................... 9
G. Sifat Kimia Seng......................................................................................................................... 10
H. Persenyawaan Seng .................................................................................................................. 12
I. Proses Pembuatan Seng............................................................................................................ 14
J. Paduan Seng................................................................................. Error! Bookmark not defined.
K. Kegunaan Seng .......................................................................................................................... 17
L. Identifikasi Seng ........................................................................................................................ 19
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 20
BAB IV DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 21

ii
BAB I PENDAHULUAN

Seng merupakan unsur golongan IIB sering disebut juga sebagai golongan
Zink. Golongan IIB Terdiri dari :

1. Zink (Zn)
2. Kadmium (Cd)
3. Merkuri (Hg)
4. Ununbium (Uub)

Unsur diatas mempunyai 2 elektron s terluar dengan sub kulit d terisi penuh.

No UNSUR NO. ATOM KONFIGURASI ELEKTRON

1. Zink (Zn) 30 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10

Kadmium
2. 48 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10
(Cd)

Merkuri 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6
3. 80
(Hg) 6s2 4f14 5d10

Ununbium 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6
4. 112
(Uub) 6s2 4f14 5d10 6p6 7s2 5f14 6d10

Dibawah ini adalah beberapa sifat dari golongan IIB :

 Jari-jari elektron dari atas ke bawah semakin besar, sebab jumlah kulit elektron semakin
banyak.
 Energi ionisasi (Energi yang dibutuhkan untuk melepas elektron yang terikat paling
lemah dari suatu atom netral atau suatu ion dalam keadaan gas) dari atas ke bawah
semakin kecil, sebab jari-jari atom semakin besar, sehingga daya tarik antara inti
dengan elektron terluar semakin lemah.
 Titik leleh (mp) dan titik didih (bp) dari atas ke bawah semakin kecil, sebab energi
kohesi (Energi tarik-menarik atom yang satu dengan lainnya) semakin kecil, sehingga
diperlukan suhu yang rendah untuk memutuskan ikatan antar atom.

1
Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak Bumi dan memiliki lima
isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).
Kuningan, yang merupakan campuran aloi tembaga dan seng, telah lama digunakan paling
tidak sejak abad ke-10 SM. Logam seng tak murni mulai diproduksi secara besar-besaran
pada abad ke-13 di India, manakala logam ini masih belum di kenal oleh bangsa Eropa
sampai dengan akhir abad ke-16. Para alkimiawan membakar seng untuk menghasilkan apa
yang mereka sebut sebagai "salju putih" ataupun "wol filsuf". Kimiawan Jerman Andreas
Sigismund Marggraf umumnya dianggap sebagai penemu logam seng murni pada tahun
1746. Karya Luigi Galvani dan Alessandro Volta berhasil menyingkap sifat-sifat elektrokimia
seng pada tahun 1800. Pelapisan seng pada baja untuk mencegah perkaratan merupakan
aplikasi utama seng. Aplikasi-aplikasi lainnya meliputi penggunaannya pada baterai dan aloi.

Terdapat berbagai jenis senyawa seng yang dapat ditemukan, seperti seng karbonat
dan seng glukonat (suplemen makanan), seng klorida (pada deodoran), seng pirition (pada
sampo anti ketombe), seng sulfida (pada cat berpendar), dan seng metil ataupun seng dietil
di laboratorium organik.

Dari pernyataan di atas maka penulis akan mencoba mendiskripsikan mengenai


unsur umum seng. Baik itu merupakan pengertian seng, sifat fisik, keberadaan unsur seng
di muka bumi, bentuk isotop dari seng, sifat-sifat kimia seng, senyawa-senyawa dari unsur
seng dan proses pengolahan seng dari bahan mentah menjadi bahan jadi.

2
BAB II ISI

A. Sejarah Seng
Sejarah seng dapat ditelusuri kembali sejauh 2500 tahun yang lalu. Para arkeolog
telah menemukan peninggalan kuno dan ornamen kuningan dengan konsentrasi seng yang
tinggi, bersama dengan unsur-unsur gabungan lainnya seperti timah dan antimon.

Seng ternyata juga digunakan untuk obat. Marco Polo, seorang penjelajah terkenal,
mereferensikan penggunaan seng untuk penyembuhan luka pada mata.

Pada awal tahun 1300-an, koin uang yang terbuat dari seng merupakan alat penukar
utama pada Dinasti Ming di Cina. Hingga abad ke-18, seng belum memiliki nama resmi.

Seng mendapatkan namanya yang sekarang setelah Antoine Laurent Lavoisier,


seorang ahli kimia dari Perancis, membuat daftar dari semua unsur yang dikenal.

B. Definisi Seng

Seng diambil dari bahasa Belanda yaitu zink adalah unsur kimia dengan lambang
kimia Zn, nomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama
golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa aspek kimiawi seng mirip dengan magnesium.
Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama. Selain itu, keduanya juga
memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak Bumi
dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit
(seng sulfida).

3
Kuningan, yang merupakan campuran aloi tembaga dan seng, telah lama digunakan
paling tidak sejak abad ke-10 SM. Logam seng tak murni mulai diproduksi secara besar-
besaran pada abad ke-13 di India, manakala logam ini masih belum di kenal oleh bangsa
Eropa sampai dengan akhir abad ke-16. Para alkimiawan membakar seng untuk
menghasilkan apa yang mereka sebut sebagai "salju putih" ataupun "wol filsuf". Kimiawan
Jerman Andreas Sigismund Marggraf umumnya dianggap sebagai penemu logam seng
murni pada tahun 1746. Karya Luigi Galvani dan Alessandro Volta berhasil menyingkap
sifat-sifat elektrokimia seng pada tahun 1800. Pelapisan seng pada baja untuk mencegah
perkaratan merupakan aplikasi utama seng. Aplikasi-aplikasi lainnya meliputi
penggunaannya pada baterai dan aloi.

Terdapat berbagai jenis senyawa seng yang dapat ditemukan, seperti seng karbonat
dan seng glukonat (suplemen makanan), seng klorida (pada deodoran), seng pirition (pada
sampo anti ketombe), seng sulfida (pada cat berpendar), dan seng metil ataupun seng dietil
di laboratorium organik.

Seng merupakan zat mineral esensial yang sangat penting bagi tubuh. Terdapat
sekitar dua milyar orang di negara-negara berkembang yang kekurangan asupan seng.
Defisiensi ini juga dapat menyebabkan banyak penyakit. Pada anak-anak, defisiensi ini
menyebabkan gangguan pertumbuhan, mempengaruhi pematangan seksual, mudah
terkena infeksi, diare, dan setiap tahunnya menyebabkan kematian sekitar 800.000 anak-
anak di seluruh dunia. Konsumsi seng yang berlebihan dapat menyebabkan ataksia, lemah
lesu, dan defisiensi tembaga. Dalam bahasa sehari-hari, seng juga dimaksudkan sebagai
pelat seng yang digunakan sebagai bahan bangunan.

C. Karakteristik dan Sifat-Sifat Seng

Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat
diamagnetik. Walau demikian, kebanyakan seng mutu komersial tidak berkilau. Seng sedikit
kurang padat daripada besi dan berstruktur kristal heksagonal.Lehto 1968. Logam ini keras
dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi dapat ditempa antara 100 sampai
dengan 150 °C. Di atas 210 °C, logam ini kembali menjadi rapuh dan dapat dihancurkan
menjadi bubuk dengan memukul-mukulnya.

4
Keterangan Umum Unsur
Nama, Lambang, Nomor atom seng, Zn, 30
Deret kimia logam transisi
Golongan, Periode, Blok 12, 4, d
Penampilan abu-abu muda kebiruan
Massa atom 65,409(4) g/mol
Konfigurasi elektron [Ar] 3d10 4s2
Jumlah elektron tiap kulit 2, 8, 18, 2
Ciri-ciri fisik
Fase padat
Massa jenis (sekitar suhu 7,14 g/cm³
kamar)
Massa jenis cair pada titik lebur 6,57 g/cm³
Titik lebur 692,68 K
(419,53 °C, 787,15 °F)
Titik didih 1180 K
(907 °C, 1665 °F)
Kalor peleburan 7,32 kJ/mol
Kalor penguapan 123,6 kJ/mol
Kapasitas kalor (25 °C) 25,390 J/(mol·K)

Tekanan uap

P/Pa 1 10 100 1k 10 k 100 k

pada T/K 610 670 750 852 990 (1185)

Ciri-ciri atom
Struktur kristal Heksagonal
Bilangan oksidasi 2 (Oksida amfoter)
Elektronegativitas 1,65 (skala Pauling)
Energi ionisasi pertama: 906,4 kJ/mol
ke-2: 1733,3 kJ/mol
ke-3: 3833 kJ/mol
Jari-jari atom 135 pm
Jari-jari atom (terhitung) 142 pm

5
Jari-jari kovalen 131 pm
Jari-jari Van der Waals 139 pm
Lain-lain
Sifat magnetik diamagnetik
Resistivitas listrik (20 °C) 59,0 nΩ·m
Konduktivitas termal (300 K) 116 W/(m·K)
Ekspansi termal (25 °C) 30,2 µm/(m·K)
Kecepatan suara (suhu kamar)
(pada wujud kawat) (kawat tergulung) 3850
m/s
Modulus Young 108 Gpa
Modulus geser 43 Gpa
Modulus ruah 70 Gpa
Nisbah Poisson 0,25
Skala kekerasan Mohs 2,5
Kekerasan Brinell 412 Mpa
Isotop

iso NA waktu paruh DM DE (MeV) DP

64
Zn 48,6% Zn stabil dengan 34 neutron

65
ε - Cu
65
Zn syn 244,26 hari
γ 1,1155 -

66
Zn 27,9% Zn stabil dengan 36 neutron

67
Zn 4,1% Zn stabil dengan 37 neutron

68
Zn 18,8% Zn stabil dengan 38 neutron

70
Zn 0,6% Zn stabil dengan 40 neutron

6
Kadar komposisi unsur seng di kerakbumi adalah sekitar 75 ppm (0,007%). Hal ini
menjadikan seng sebagai unsur ke-24 palingmelimpah di kerak bumi. Tanah mengandung
sekitar 5±770 ppm seng dengan rata-ratanya 64 ppm. Sedangkan pada air laut kadar
sengnya adalah 30 ppb dan pada atmosfer kadarnyahanya 0,1±4 µg/m3. Logam Zn
umumnya tidak bereaksi dengan molekul air. Ion pelindungtidak akan melarutkan lapisan
Seng Hidroksida (Zn(OH)2) dengan ion OH terlarut. Reaksi inidapat dituliskan :

Zn2 + 2OH → Zn(OH)2 (s)

Seng akan bereaksi dengan ion H+, sesuai reaksi

Zn(s) + 2H+ →Zn2+ (aq) + H2(g)

Reaksi ini melepaskan hydrogen, dimana terjadi letupan oksigen.

Garam Zn dapat menyebabkan tingginya kekeruhan bila konsentrasinya terlalu


tinggi. Akumulasi Zn dapat membuat air menjadi berasa tidak enak umumnya sekitar 2 mg
Zn2+/L.Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat
diamagnetik.Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi dapat
ditempa antara 100°C sampai dengan 150 °C. Di atas 210 °C, logam ini kembali menjadi
rapuh dan dapatdihancurkan menjadi bubuk dengan memukul-mukulnya. Seng juga mampu
menghantarkanlistrik. Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng memiliki titik lebur
(420 °C) dan tidikdidih (900 °C) yang relatif rendah. Dan sebenarnya pun, titik lebur seng
merupakan yang terendah di antara semua logam-logam transisi selain raksa dan kadmium.

D. Keberadaan Seng

Keberadaan logam Seng (Zn) dapat berasal dari proses alamiah maupun adisi dari
limbah industri dan pertanian. Pada lahan pertanian, seng sangat diperlukan untuk
kesuburan tanah. Seng (Zn) adalah unsur hara mikro esensial bagi manusia, hewan, dan
tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi. Kandungan Zn total rataan pada litosfir sekitar 80 mg/kg
.Mineral-mineral sebagai sumber utama yang kaya Zn dalam tanah adalah sphalerite dan
wurtzite (ZnS), dan sumber yang sangat kecil dari mineral-mineral smithsonites (ZnCO3),
willemite (Zn2SiO4), zincite (ZnO), zinkosite (ZnSO4), franklinite (ZnFe2O4), dan hopeite
(Zn3(PO4)2.4H2O).

Pada batuan magmatik Zn terdistribusi merata, dan kandungannya berbeda pada


batuan asam dan basik yaitu dari 40 mg/kg dalam batuan granit dan 100 mg/kg dalam

7
batuan basaltik. Pelarutan mineral-mineral tersebut di atas dapat terjadi secara alami
sehingga unsur-unsur yang terkandung di dalamnya terbebas dalam bentuk ion. Ion Zn2+
yang terbebas mengalami proses lebih lanjut, terikat dengan matriks tanah atau bereaksi
dengan unsur-unsur lain. Sehingga Zn dalam tanah dikelompokkan dalam bentuk-bentuk
kelompok mudah tersedia sampai tidak tersedia bagi tanaman, yaitu bentuk terlarut dalam
air, dapat dipertukarkan (terikat pada koloid-koloid bermuatan listrik), teradsorpsi dalam
bentuk khelat atau bentuk senyawa kompleks (ikatan logam pada ligand organik), liat
mineral sekunder dan oksida metalik tidak larut, serta dalam bentuk mineral primer .

Endapan Zn dapat terbentuk dengan senyawa-senyawa hidroksida, karbonat, fosfat,


sulfida, molibdat, dan asam-asam organik yang terdiri dari humat, fulvat, dan ligand organik.
Asam-asam organik berasal dari dekomposisi senyawa-senyawa organik yang terdapat
dalam bahan organik (Bohn et al., 1979). Adsorpsi Zn2+ yang kuat dalam tanah dapat terjadi
dengan adanya bagan organik dan mineral liat, dan hal ini berhubungan dengan kapasitas
kation tanah dan keasaman tanah

Kelarutan atau kestabilan setiap bahan dalam tanah dapat diramalkan dengan
menggunakan reaksi keseimbangan kimia dengan nilai K sebagai parameternya, dan
disebut juga hasil kali kelarutan (solubility product, Ko) (Lahuddin dan Mukhlis, 2007).
Reaksi kimia unsur Zn sangat bervariasi, seperti juga dengan unsur-unsur lain, tergantung
dari bentuk ikatannya.

kelarutan Zn tanah atau mineral-mineral Zn dalam tanah meningkat dengan


meningkatnya aktivitas ion H+ dalam larutan tanah atau sebaliknya. Dengan kata lain
kestabilan atau kelarutan senyawa Zn sangat dipengaruhi oleh keasaman tanah, makin
tinggi keasaman tanah makin tinggi kelarutan Zn, sebaliknya makin rendah keasaman tanah
makin rendah kelarutan Zn. Sebaliknya reaksi hidrolisis dan kompleks dengan ion-ion lain
bereaksi lamban untuk membentuk senyawa kompleks. Nilai konstanta Ko yang besar
menunjukkan hasil reaksi lebih besar dibanding bahan pereaksi, sehingga reaksi lebih kuat
ke arah kanan, sebaliknya apabila nilai Ko sangat kecil reaksi ke kanan agak lamban.

Penambahan unsur logam pada tanah dapat terjadi dengan berbagai cara yaitu
melalui polusi, penggunaan sarana produksi seperti pupuk, pestisida dan fungisida,
sehingga terjadi kontaminasi logam-logam pada tanah dan tumbuh-tumbuhan. Penambahan
logam Zn ke tanah melalui polusi umumnya terjadi di daerah – daerah industri peleburan
bahan tambang seng.

8
Kadar komposisi unsur seng di kerak bumi adalah sekitar 75 ppm (0,007%). Hal ini
menjadikan seng sebagai unsur ke-24 paling melimpah di kerak bumi. Tanah mengandung
sekitar 5–770 ppm seng dengan rata-ratanya 64 ppm. Sedangkan pada air laut kadar
sengnya adalah 30 ppb dan pada atmosfer kadarnya hanya 0,1–4 µg/m3.

Unsur ini biasanya ditemukan bersama dengan logam-logam lain seperti tembaga
dan timbal dalam bijih logam. Sfalerit, yang merupakan salah satu bentuk kristal seng
sulfida, merupakan bijih logam yang paling banyak ditambang untuk mendapatkan seng
karena ia mengandung sekitar 60-62% seng.

E. Sumber Daerah Penghasil Seng

Penelitian-penelitian berdasarkan analisis contoh tanah berasal dari daerah industri


logam menemukan kadar Zn sekitar 250–37200 mg/kg (di Inggris), 1665–4245 mg/kg (di
Polandia), 400–4245 mg (di Rusia), 1310–1780 mg/kg tanah khususnya pada tanah
tergenang di Jepang Sedangkan kandungan total Zn tanah rataan hanya sekitar 50 mg/kg
tanah. Penambahan Zn dari sewage sludge (limbah tinja) tidak kalah pentingnya. Limbah ini
setelah diolah diaplikasikan ke lahan pertanian.
Hasil penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa aplikasi limbah ini pada
lahan meningkatkan kadar Zn sampai mencapai maksimum 290–4937 kg Zn/ha, di Eropa
aplikasi terus menerus mencapai 745–4882 kg Zn/ha lahan. Penelitian di Perancis
melaporan bahwa kandungan total Zn meningkat dari 8,1 mg/kg pada petak tanpa perlakuan
menjadi 1074 mg/kg tanah pada petak dengan perlakuan limbah secara kumulatif (Juste dan
Mench, 1992).

F. Sifat Fisika Seng

Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat
diamagnetik. Walau demikian, kebanyakan seng mutu komersial tidak berkilau. Seng sedikit
kurang padat daripada besi dan berstruktur kristal heksagonal. Lehto 1968, p. 826 Logam ini
keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi dapat ditempa antara 100 sampai
dengan 150 °C. Di atas 210 °C, logam ini kembali menjadi rapuh dan dapat dihancurkan
menjadi bubuk dengan memukul-mukulnya. Seng juga mampu menghantarkan listrik.
Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng memiliki titik lebur (420 °C) dan tidik didih

9
(900 °C) yang relatif rendah. Dan sebenarnya pun, titik lebur seng merupakan yang
terendah di antara semua logam-logam transisi selain raksa dan kadmium.

Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung seng. Salah satu contohnya adalah
kuningan (aloi seng dan tembaga). Logam-logam lainnya yang juga diketahui dapat
membentuk aloi dengan seng adalah aluminium, antimon, bismut, emas, besi, timbal, raksa,
perak, timah, magnesium, kobalt, nikel, telurium, dan natrium. Walaupun seng maupun
zirkonium tidak bersifat feromagnetik, aloi ZrZn2 memperlihatkan feromagnetisme di bawah
suhu 35 K.

NO. KLASIFIKASI SIFAT ZINK


1 Penampilan Abu-abu muda kebiruan
2 Fase Padat
3 Massa Jenis 7,14 g/cm3
4 Titik Lebur 692,68 K
5 Titik Didih 1.180 K
6 Kalor Peleburan 7,32 kJ/mol
7 Kalor Penguapan 123,6 kJ/mol
8 Kapasitas Kalor 25,390 J/(mol.K)
9 Elektronegativitas 1,65
Energi Ionisasi (1) 906,4 kJ/mol
10 (2) 1.733,3 kJ/mol
(3) 3.833 kJ/mol
11 Jari-jari atom 135 pm
12 Jari-jari kovalen 131 pm
13 Jari-jari Van Der Waals 139

G. Sifat Kimia Seng

Reaktivitas seng memiliki konfigurasi elektron [Ar]3d104s2 dan merupakan unsur


golongan 12 tabel periodik. Seng cukup reaktif dan merupakan reduktor kuat.. Permukaan
logam seng murni akan dengan cepat mengusam, membentuk lapisan seng karbonat,
Zn5(OH)6CO3, seketika berkontak dengan karbon dioksida. Lapisan ini membantu mencegah
reaksi lebih lanjut dengan udara dan air.
Seng yang dibakar akan menghasilkan lidah api berwarna hijau kebiruan dan
mengeluarkan asap seng oksida. Seng bereaksi dengan asam, basa, dan non-logam

10
lainnya Seng yang sangat murni hanya akan bereaksi secara lambat dengan asam pada
suhu kamar. Asam kuat seperti asam klorida maupun asam sulfat dapat menghilangkan
lapisan pelindung seng karbonat dan reaksi seng dengan air yang ada akan melepaskan
gas hidrogen.
Seng secara umum memiliki keadaan oksidasi +2. Ketika senyawa dengan keadaan
oksidasi +2 terbentuk, elektron pada kelopak elektron terluar s akan terlepas, dan ion seng
yang terbentuk akan memiliki konfigurasi [Ar]3d10. Hal ini mengijinkan pembentukan empat
ikatan kovalen dengan menerima empat pasangan elektron dan mematuhi kaidah oktet.
Stereokimia senyawa yang dibentuk ini adalah tetrahedral dan ikatan yang terbentuk dapat
dikatakan sebagai sp3. Pada larutan akuatik, kompleks oktaherdal, [Zn(H2O)6]2+, merupakan
spesi yang dominan. Penguapan seng yang dikombinasikan dengan seng klorida pada
temperatur di atas 285 °C mengindikasikan adanya Zn2Cl2 yang terbentuk, yakni senyawa
seng yang berkeadaan oksidasi +1. Tiada senyawa seng berkeadaan oksidasi selain +1 dan
+2 yang diketahui. Perhitungan teoritis mengindikasikan bahwa senyawa seng dengan
keadaan oksidasi +4 sangatlah tidak memungkinkan terbentuk.
Sifat kimiawi seng mirip dengan logam-logam transisi periode pertama seperti nikel
dan tembaga. Ia bersifat diamagnetik dan hampir tak berwarna. Jari-jari ion seng dan
magnesium juga hampir identik. Oleh karenanya, garam kedua senyawa ini akan memiliki
struktur kristal yang sama. Pada kasus di mana jari-jari ion merupakan faktor penentu, sifat-
sifat kimiawi keduanya akan sangat mirip. Seng cenderung membentuk ikatan kovalen
berderajat tinggi. Ia juga akan membentuk senyawa kompleks dengan pendonor N- dan S-.
Senyawa kompleks seng kebanyakan berkoordinasi 4 ataupun 6 walaupun koordinasi 5 juga
diketahui ada.
Zn tidak dapat ditarik oleh magnet (diamagnetik) sebab semua elektronnya telah
berpasangan dengan struktur kristal heksagonal.
a. Reaksi dengan udara

Seng terkorosi pada udara yang lembab. Logam seng dibakar untuk membentuk
seng (II) oksida yang berwarna putih dan apabila dipanaskan lagi, maka warna akan
berubah menjadi kuning.

2 Zn (s) + O2 (g) → 2 ZnO(s)

b. Reaksi dengan halogen

Seng bereaksi dengan bromine dan iodine untuk membentuk seng (II) dihalida.

Zn (s) + Br2 (g) → ZnBr2 (s) Zn (s) + I2 (g) → ZnI2 (s)

11
c. Reaksi dengan asam

Seng larut perlahan dalam asam sulfat encer untuk membentuk gas hidrogen.

Zn (s) + H2SO4 (aq) → Zn2+ (aq) + SO42- (aq) + H2 (g)

Reaksi seng dengan asam pengoksidasi seperti asam nitrit dan HNO3 sangat kompleks
dan bergantung pada kondisi yang tepat.

d. Reaksi dengan basa

Seng larut dalam larutan alkali seperti potassium hidroksida dan KOH untuk
membentuk zinkat.

H. Persenyawaan Seng

Kebanyakan metaloid dan non logam dapat membentuk senyawa biner dengan
seng, terkecuali gas mulia. Oksida ZnO merupakan bubuk berwarna putih yang hampir tidak
larut dalam larutan netral. Ia bersifat amfoter dan dapat larut dalam larutan asam dan basa
kuat. Kalkogenida lainnya seperti ZnS, ZnSe, dan ZnTe memiliki banyak aplikasinya dalam
bidang elektronik dan optik. Pniktogenida (Zn3N2, Zn3P2, Zn3As2 dan Zn3Sb2), peroksida
ZnO2, hidrida ZnH2, dan karbida ZnC2 juga dikenal keberadaannya. Dari keempat unsur
halida, ZnF2 memiliki sifat yang paling ionik, sedangkan sisanya (ZnCl2, ZnBr2, dan ZnI2)
bertitik lebur rendah dan dianggap lebih bersifat kovalen.

 Seng asetat basa

Dalam larutan basa lemah yang mengandung ion Zn2+, hidroksida dari seng Zn(OH)2
terbentuk sebagai endapat putih. Dalam larutan yang lebih alkalin, hidroksida ini akan
terlarut dalam bentuk [Zn(OH)4]2-. Senyawa nitrat Zn(NO3)2, klorat Zn(ClO3)2, sulfat ZnSO4,
fosfat Zn3(PO4)2, molibdat ZnMoO4, sianida Zn(CN)2, arsenit Zn(AsO2)2, arsenat
Zn(AsO4)2.8H2O dan kromat ZnCrO4 merupakan beberapa contoh senyawa anorganik seng.
Salah satu contoh senyawa organik paling sederhana dari seng adalah senyawa asetat
Zn(O2CCH3)2.

Senyawa organo seng merupakan senyawa-senyawa yang mengandung ikatan


kovalen seng-karbon. Dietilseng ((C2H5)2Zn) merupakan salah satu reagen dalam kimia
sintesis. Senyawa ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1848 dari reaksi antara seng
dengan etil iodida dan merupakan senyawa yang pertama kali diketahui memiliki ikatan

12
sigma logam-karbon. Dekametildizinkosena mengandung ikatan seng-seng kovalen yang
kuat pada suhu kamar.

Senyawa-senyawa seng:

a. Zink klorida (ZnCl2)


Senyawa ini bersifat molekuler, bukan ionik karena memiliki titik leleh rendah dan
mudah menyublim.
b. Zink oksida (ZnO)
Bersifat amfoterik dan membentuk zinkat dengan basa. Zink oksida dibuat melalui
oksida zink panas di udara.
c. Zinkat
Adalah garam yang terbentuk oleh larutan zink atau oksida dalam alkali. Rumusnya
sering ditulis ZnO22- walaupun dalam larutan berair ion yang mungkin adalah ion
kompleks dengan ion Zn2- terkoordinasi dengan ion OH-. Ion ZnO22- dapat berada
sebagai lelehan natrium zinkat, tetapi kebanyakan zinkat padat adalah campuran dari
berbagai oksida.
d. Zink blende
Struktur krital dengan atom zink yang dikelilingi oleh empat atom sulfur pada sudut-
sudut tetrahedron, setiap sulfur dikelilingi oleh empat atom zink. Kristal ini tergolong
sistem kubus.
e. Zink sulfat
Bentuk umumnya adalah ZnSO4.7H2O Senyawa ini kehilangan air diatas 30°C
menghasilkan heksahidrat dan molekul air selanjutnya dilepaskan diatas 100°C
menghasilkan monohidrat. Garam anhidrat terbentuk pada 450°C dan ini mengurai
diatas 500°C.
f. Zink sulfide (ZnS)
Menyublim pada 1180 °C.
g. Zink hidroksida Zn(OH)2
Zn hidroksi bersifat amfoter dan dapat membentuk kompleks amina bila direaksikan
dengan ammonia kuat berlebih.

13
I. Proses Pembuatan Seng

a. Electrowinning

Elektowinning adalah proses elektrokimia yang digunakan untuk mereduksi logam


kation ke permukaan katoda dari sebuah larutan aqueous yang berasal dari proses kimia
leaching. Pada proses elektrowinning Zn, akan diperoleh endapan logam Zn pada
permukaan katoda yang berasal dari reaksi reduksi larutan ZnSO4. Disamping itu, pada
anoda akan terbentuk oksigen karena penggunaan anoda inert.

Proses ini menggunakan coulumeter Cu. Fungsi coulumeter adalah untuk


menentukan jumlah materi yang berubah selama elektrolisis dengan mengukur jumlah listrik
yang diperlukan untuk melakukan proses elektrolisis.

Secara umum proses ini terdiri dari 3 bagian, yaitu:

 Katoda (Al)
 Anoda (Pb)
 Eletrolit ZnSO4 (didapat dari reaksi leaching)

Penggunaan logam aluminium sebagai katoda didasarkan pada termodinamika. Potensial


reversibel Zn2+/Zn lebih rendah daripada potensial reversibel H+/H2 yaitu :

EZn2+/Zn = – 0,763 + 0,0295 log (aZn2+) pada 25oC

EH+/H2 = – 0,0591 pH pada 25oC, 1 atm.

14
Maka seluruh hidrogen akan tereduksi pada potensial di mana pengendapan Zn
berlangsung kemudian dapat mengakibatkan penurunan efisiensi arus yang digunakan.
Oleh karena itu kecepatan reaksi reduksi hidrogen harus dibatasi, yaitu dengan
menggunakan katoda awal (starting cathode) yang memiliki hidrogen overpotensial yang
tinggi misalnya katoda aluminium (-1,602 V) sehingga pada potensial pengendapan Zn,
reduksi ion hidrogen belum berlangsung. Endapan Zn sendiri memiliki hidrogen
overpotensial yang cukup besar sehingga proses pengendapan Zn dapat berlangsung
secara kontinyu dengan efisiensi yang tinggi setelah satu lapisan endapan Zn terbentuk
pada permukaan katoda aluminium.

Pada umumnya logam lain memiliki hidrogen overpotensial yang lebih rendah
sehingga apabila digunakan sebagai katoda dapat menurunkan efisiensi arus. Oleh karena
itu digunakan logam aluminium sebagai katoda untuk proses elektrowinning Zn.

Reaksi-reaksi yang akan terjadi dalam proses ini adalah:

 Leaching
Zn + H2SO4 –> ZnSO4 + H2O
ZnSO4 –> Zn2+ + SO42-
 Elektrowinning
Anoda : 2H2O –> 4H+ + O2 + 4e-
Katoda : 2Zn2+ + 4e- –> 2 Zn +
2Zn2+ + 2H2O –> 2 Zn + 4H+ + O2

Selama proses ini akan terjadi tiga aliran perpindahan ion, yaitu:

1. Konveksi
Pergerakan elektrolit dalam skala yang besar dari larutan ruah ke lapisan difusi.
Proses ini dapat dilakukan dengan memberi pengadukan, pompaan elektrolit atau
injeksi udara.
2. Difusi
Merupakan proses pergerakan ion-ion logam menuju OHP (Outer Helmhotz Plane)
melalui lapisan elektrolit yang diam.
3. Migrasi
Merupakan transport ion karena ada perbedaan potensial.

15
b. Thermochemical

Terdapat berbagai proses thermochemical digunakan untuk memisahkan Zn dari


oksidanya, semua menggunakan Carbon. Carbon berikatan dengan oksigen membentuk
CO dan/atau CO2. Sehingga Zn terbebas dalam bentuk uap (vapor) yang kemudian
dipadatkan untuk memperoleh logam yang diinginkan.

Seng diekstraksi dari seng blende/sphalerite (seng sulfide) atau


calamine/Smithsonite (seng karbonat).

 Seng sulfide dibakar di udara untuk menghasilkan seng oksida.


2ZnS (s) + 3O2 (g) → 2ZnO (s) + 2SO2 (g)

Catatan: calamine dapat digunakan secara langsung dalam lelehan seng karena dalam
pemanasannya akan menghasilkan seng oksida,

ZnCO3 (s)  ZnO (s) + CO2 (g)

(dekomposisi termal endotermik).

Seng oksida di bakar dalam smelting furnace dengan karbon (batu karang, agent
pereduksi) dan limestone (untuk menghilangkan pengotor asam). Reaksi kimia hampir sama
dengan besi dari blast furnace.

 C (s) + O2 (g)  CO2 (g)


(sangat oksidasi eksotermik, meningkatkan temperature)
 C (s) + CO2 (g) 2CO (g)
(C dioksidasi, CO2 direduksi)
 ZnO (s) + CO (g)  Zn (l) + CO2 (g)
(seng oksida direduksi oleh CO, Zn kehilangan O)

Atau reduksi langsung oleh karbon :

ZnO (s) + C (s)  Zn (l) + CO (g)

(ZnO direduksi, C dioksidasi)

Karbon monoksida bertindak sebagai agent pereduksi yaitu menghilangkan oksigen


dari oksida.

16
Seng tidak murni kemudian didistilasi frasional dari campuran ampas biji dan logam
lainnya seperti timah dan cadmium yang keluar dari pembakaran tinggi pada atmosfer yang
kaya akan karbon monoksida dimana menghentikan seng dioksidasi kembali menjadi seng
oksida.

Ampas biji dan timah (dengan logam lainnya seperti cadmium) dari dua lapisan dapat
ditahan pada dasar furnace.

Seng kemudian dapat dimurnikan lebih lanjut melalui distilasi fraksional ke 2 atau
dengan dilarutkan ke dalam larutan asam sulfat dan dimurnikan secara elektrolit.

J. Kegunaan Seng

Sekitar 35% dari seng diproduksi di seluruh dunia digunakan untuk menggembleng
besi, i1 20% digunakan dalam produksi kuningan, 25% dalam paduan lainnya, 10% sebagai
lembaran seng, sedangkan 10% sisanya diserap dalam aplikasi yang berbeda.

Seng diproduksi dalam beberapa kelas tergantung pada tingkat kemurnian yang
dapat bervariasi dari%, paling murni 99,995-98%. Standar kualitas bervariasi dari negara ke
negara, dan hanya berbeda dalam beberapa rincian. UNI 6 memberikan kualitas seng. Dua
yang pertama, kemurnian yang lebih besar (dari 99,995 dan 99,99), digunakan untuk
pembuatan paduan, yang paling penting yang ditujukan untuk casting atau die casting.

Unsur-unsur paduan biasanya Al, Mg, Cu. Paduan ini, yang mencair pada suhu yang
relatif rendah (sekitar 380-480 °C), memiliki penyusutan yang sangat rendah dan fluiditas
tinggi. Fitur-fitur ini memungkinkan merger juga sangat rumit.

Seng 99,99% juga digunakan untuk persiapan paduan untuk pembuatan Dingin
digulung, profil, bar diekstrusi, anoda korban. Hal ini juga digunakan dalam produksi cat
kawat dan bubuk. Seng 99,95%, karena kandungan yang relatif tinggi kotoran, digunakan
untuk memproduksi kuningan, perunggu dan galvanis.

Seng 99,9% digunakan untuk casting. Akhirnya, kualitas 98,5% memiliki jangkauan
terbesar aplikasi dalam galvanis. Konstruksi, penggunaan seng digulung memiliki sejarah
panjang, dan untuk membuat non-ferrous material, atap dan kelongsong. lebih banyak
digunakan. Atap seng laminasi menjamin layanan panjang kehidupan.

17
Saat ini di pasaran terbuat dari paduan Zn-Cu berguling-Ti, serta memastikan
kekuatan tekan tinggi, memiliki kekuatan tarik yang sangat baik dan creep. Zinc juga
digunakan dalam elemen non-struktural: hujan, talang hujan, panel dekoratif.

Selain dari yang telah dijelaskan, kegunaan lain dari seng adalah

 Digunakan untuk bahan baterai.


 Zink dan alinasenya digunakan untuk cetakan logam, penyepuhan listrik dan
metalurgi bubuk.
 Zink dalam bentuk oksida digunakan untuk industri kosmetik (mencegah kulit agar
tidak kering dan tidak terbakar sinar matahari), plastik, karet, sabun, pigmen warna
putih dalam cat dan tinta (ZnO).
 Zink dalam bentuk sulfida digunakan sebagai pigmen fosfor serta untuk industri
tabung televisi dan lampu pendar.
 Zink dalam bentuk klorida digunakan sebagai deodoran dan untuk pengawetan kayu.
 Zink sulfat untuk mordan (pewarnaan), stiptik (untuk mencegah pendarahan),
sebagai supply seng dalam makanan hewan serta pupuk.
 Pelapisan cat khususnya dalm industri automobil.
 Zn-oksida untuk pembuatan pigmen putih cat air atau cat, sebagai aktifator pada
industri karet; melapisi kulit guna mencegah dehidrasi kulit, melindungi kulit dari
sengatan sinar matahari, sebagai bahan diaper pada bayi guna mencegah kulit
luka/kemerahan, industry karet dan untuk opaque sunscreen.
 Bahan dinding-lantai logam untuk bahan insektisida dapur.
 Zn-metil (Zn(CH₃)₂) untuk pembuatan berbagai senyawa organic; Zn-Stearat
digunakan sebagai aditif penghalus plastic.
 Sebagai anode bahan bakarzinc-air-battery.
 Zn-hidroksi-karbonat dan silikat untuk pembuatan lotion pencegah kulit
luka/alergi/kemerahan.
 Sebagai bahan suplemen vitamin atau mineral yang memiliki aktivitas antioksidan
guna mencegah penuaan dini serta mempercepat proses penyembuhan.
 Zn-glukonat glisin dan Zn-asetat yang digunakan sebagai pelega tenggorokan (throat
lozenges) saat musim dingin.

18
K. Identifikasi Seng

(larutan uji ZnCl2 0,25 M)

a. Ditambahkan larutan NaOH ke dalam larutan uji, maka terbentuk endapan gelatin putih
Zn(OH)2 yang larut dalam pereaksi berlebih, amonia dan asam.
b. Dialirkan gas H2S ke dalam larutan uji (dalam suasana netral atau alkalis), maka akan
terbentuk endapan putih dari ZnS.
 Setelah larutan uji ZnCl2 ditambahkan larutan NaOH, terbentuk endapan putih
Zn(OH)2. Endapan putih ini larut dalam amonia dan H2SO4. Endapan putih Zn(OH)2
 Terbentuk endapan endapan putih ZnS dan tidak terjadi perubahan warna pada
kertas saring.

19
BAB III PENUTUP

Seng merupakan unsur kimia dengan lambang kimia Zn, nomor atom 30, dan massa
atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik.
Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).
Sifat fisiknya adalah Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau.
Kadar komposisi unsur seng di kerak bumi adalah sekitar 75 ppm (0,007%). Hal ini
menjadikan seng sebagai unsur ke-24 paling melimpah di kerak bumi dengan lima
isotop stabil.
Sifat kimiawi seng mirip dengan logam-logam transisi periode pertama seperti nikel
dan tembaga. Ia bersifat diamagnetik dan hampir tak berwarna.
Proses pembuatan seng diambil dari bahan mentah dalam bentuk gulungan lapis
dan kemudian diolah dengan ammonisium dan zat aditif lainnya kemudian di lapisi
zat baja, setelah itu didinginkan dan dimasukkan kedalam mesin gelombang dan
siap didistribusikan.

20
BAB IV DAFTAR PUSTAKA

Cahyanasuhenda, 2009. Logam Seng. (online)


(http://wismaputih.wordpress.com/2009/12/23/logam-seng/, diakses pada tanggal 31
Agustus pk. 13.12).

Fasdilahali. 2012. Unsur Zn. (online) (http://fasdilahali.blogspot.com/2012/05/unsur-zn.html,


diakses pada tangga; 31 Agustus 2014 pk. 13.49).

Ghanie R. 2010. Seng. (online) (http://bilangapax.blogspot.com/2011/02/seng.html, diakses


pada tanggal 31 Agustus 2014 pk. 13.51).

Miftachudin, Akhmad. 2012. Bahan Seng. (online)


(http://www.slideshare.net/memedz/bahan-seng, diakses pada tanggal 31 Agustus 2014 pk.
13.28).

Okeha. 2012. Logam Seng dan Komposisinya. (online)


(http://okeha.wordpress.com/2012/12/10/logam-seng-dan-komposisinya/, diakses pada
tanggal 31 Agustus 2014 pk 13.36).

Permana, Adri. 2009. Sumber Zinc dan Gunanya. (online)


(http://adripermana.wordpress.com/2009/02/13/sumber-zinc-dan-gunanya/, diakses pada
tanggal 31 Agustus 2014 pk. 13.14).

Rajawali, Putra. 2013. Makalah Seng dan Paduannya. (online)


(http://putrarajawali76.blogspot.com/2013/04/makalah-seng-dan-paduannya.html, diakses
pada tanggal 31 Agustus 2014 pk. 14.00).

Tanpa Nama. 2010. Makalah Pengertian Zn Seng. (online)


(http://jawaposting.blogspot.com/2010/01/makalah-pengertian-zn-seng.html, diakses pada
tanggal 31 Agustus 2014 pk 13.46).

Tanpa nama. Tanpa tahun. Tips Zinc: Sejarah, Asal-usul, hingga Dosis & Manfaat Seng (online)
(http://www.amazine.co/2852/tips-zinc-sejarah-asal-usul-hingga-dosis-manfaat-seng/,
diakses pada tanggal 31 Agustus 2014, pk. 14.15).

21

Anda mungkin juga menyukai