Anda di halaman 1dari 50

Kebutuhan Cairan dan

Elektrolit

Dedi wahyudin,S.Kep.,Ners
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air
( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).

Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan


partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion
jika berada dalam larutan

Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses


dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan
perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor
fisiologis dan lingkungan. (tarwoto wartonah, 2004)
Fungsi Cairan tubuh
Memelihara suhu tubuh

Pembentuk struktur tubuh

Sarana transportasi

Metabolisme sel

Pelarut elektrolit & non elektrolit


KOMPOSISI
Cairan tubuh terdiri :

1. Air (sebagai pelarut). Pada pria dewasa 60


% dan wanita dewasa 55 %.
Faktor yang mempengaruhi:
 Sel-sel lemak ; mengandung sedikit air.
 Usia ; air tubuh menurun dengan
peningkatan usia.
 Jenis kelamin ; ; wanita mempunyai air
tubuh yang kurang, karena lebih banyak
mengandung lemak tubuh.
2.Solut : elektrolit dan non elektrolit
Elektrolit:
Kation ; Ion-ion yang membentuk muatan
positif dalam larutan. Kation ekstraseluler
utama adalah natrium (Na+), sedangkan
kation intraselular utama adalah kalium
(K+). Sistem pompa terdapat di dinding
sel tubuh yang memompa natrium ke luar
dan kalium ke dalam sel.
Anion ; Ion-ion yang membentuk muatan
negatif dalam larutan. Anion ekstraselular
utama adalah klorida (Cl-), sedangkan anion
intraselular utama adalah ion fosfat (PO4 -).
Tabel 2. Unsur utama kompartemen cairan tubuh

Kompartemen Na+ K+ Cl -
HCO3 ‫־‬ PO4-

(mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L) (mEq/L)

Intravaskuler 142 4,5 104 24 2,0

Interstitial 145 4,4 117 27 2,3

Intraselular 12 150 4,0 12 40

Transselular 60 7 100 0 -

Asam lambung 130 7 60 100 -

Getah pancreas 45 5 58 0 -

Keringat
Non elektrolit
 Substansi seperti glukosa dan urea
yang tidak berdisosiasi dalam larutan
dan diukur berdasarkan berat
(milligram per 100 ml atau mg/dl).
Non elektrolit lainnya yang secara
klinis penting mencakup kreatinin dan
bilirubin.
Proporsi Cairan Tubuh

BBL • 80% BB
Anak- • 70% BB
anak
Dewasa • 60% BB

Usila • 40 – 45% BB
Faktor-faktor yang mempengaruhi
keseimbangan cairan dan elektrolit
Usia
• Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme
yang diperlukan dan berat badan.

Temperatur Lingkungan
• Panas yang berlebihan menyebabkan keringat. Seseorang dapat
kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari.

Diet
• Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan
energi, proses ini akan menimbulkan pergerakan cairan dari
interstisial ke intraseluler.
Stress
• Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi
darah dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi
sodium dan air. Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan
menurunkan produksi urine.
Pergerakan cairan tubuh

Difusi
• Adalah proses dimana partikel yang terdapat dalam
cairan bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan
elektrolit didifusikan menembus membran sel.
Kecepatan difusi dipengaruhi oleh ukuran molekul,
konsentrasi larutan, dan temperatur.
Osmosis
• Adalah bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui
membran semipermiabel dari larutan yang
berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang lebih
tinggi yang sifatnya menarik.
• Kecepatan osmosis dipengaruhi oleh: Konsentrasi solut di
dalam larutan, Suhu larutan, Muatan listrik solut, Perbedaan
antara tekanan osmosis yang dikeluarkan oleh larutan
Transfor aktif
• Bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi
karena adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa
jantung.
• Energi diperlukan agar substansi dapat pindah dari
area sederhana tidak akan terjadi jika tak ada listrik
atau gradien konsentrasi yang dibutuhkan.
Filtasi
• Gerakan air dan zat terlarut dari area dengan
tekanan hidrostatik tinggi ke area dengan tekanan
hidrostatik rendah.
• Proses ini bersifat aktif di dalam bantalan kapiler,
tempat perbedaan tekanan hidrostastik atau gradien
yang menentukan perpindahan air, elektrolit dan
substansi terlarut lain yang berada diantara cairan
kapiler dan cairan interstitial.
KEBUTUHAN CAIRAN TUBUH
Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh
ginjal, kulit, paru-paru dan gastrointestinal
 Ginjal
 Merupakan pengatur utama kaseimbangan cairan yang menerima
170 liter darah untuk disaring setiap hari.
 Produksi urin untuk semua usia 0,5- 1 ml/kgBB/jam
 Pada orang dewasa produksi urin sekitar 1,5 liter/hari.
 Jumlah urin yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH dan
aldosteron.
 Kulit
 Kulit merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan yang
terkait dengan proses pengaturan panas.
 Hilangnya cairan melalui kulit di atur oleh saraf simpatis yang
merangsang aktivitas kelenjar keringat.
 Rangsangan kelenjar keringat dapatt dihasilkan dari aktivitas otot,
temperatur lingkungan yang meningkat, dan demam.
 Disebut juga Insensible Water Loss (IWL) sekitar 15-20 ml/24 jam.
 Paru-paru
 Organ paru-paru berperan dalam pengeluaran cairan
dengan menghasilkan insensible water loss ± 400ml/hari.
 Meningkatnya cairan yang hilang sebagai
respons terhadap perubahan kecepatan dan
kedalaman napas akibat pergerakan atau
demam.

 Gastrointestinal
 Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernan
yang berperan dalam mengeluarkan cairan melalui
proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam keadaan
normal, cairan yang hilang dalam system ini sekitar 100-
200 ml/hari.
 Selain itu, pengaturan keseimbangan cairan dapat
melalui mekanisme rasa haus yang dikontrol oleh
system endokrin (hormonal), yakni anti diuretic
hormone (ADH), system aldosteron, prostaglandin,
dan glukokortikoid.
 ADH dibentuk di hipotalamus dan disimpan dalam
neurohipofisis dari hipofisis. Stimuli utama untuk
sekresi ADH adalah peningkatan osmolaritas dan
penurunan cairan ekstrasel. Hormon ini
meningkatkan reabsorbsi air pada dukus
koligentes, dengan demikian dapat menghemat
air
 Aldosteron Hormon ini disekresi oleh kelenjar
adrenal yang bekerja pada tubulus ginjal untuk
meningkatkan absorbsi natrium. Pelepasan
aldosteron dirangsang oleh perubahan
Prostaglandin adalah asam lemak alami
yang terdapat dalam banyak jaringan dan
berfungsi dalam merespons radang,
pengendalian tekanan darah, kontraksi
uterus,dan mobilitas gastrointetstinal.
Dalam ginjal, prostaglandin berperan
mengatur sirkulasi ginjal, respon natrium,
dan efek ginjal pada ADH.
Glukokortirkoid Meningkatkan responsi
natrium dan air, sehingga volume darah naik
dan terjadi retensi natrium. Perubahan kadar
glukokortikoid menyebabkan perubahan
pada keseimbangan volume darah.
KEHILANGAN CAIRAN NORMAL (EXRESI)
Yaitu Hasil Metabolisme
1. INSENSIBLE WATER LOS (IWL)
Hilangnya cairan dengan penguapan :
Pada suhu 37°C  IWL = Lebih kurang 45
ml/1oo kalori
- PARU-PARU (EXSPIRASI) : 15 ml/100
kalori
- KULIT : 30 ml/100
kalori
Berdasarkan Berat Badan:
10 – 20 ml /kg BB/hari Pada suhu 37°C
Contoh : BB 60 kg IWL = 600 cc / hari
tiap peningkatan suhu 1°C terjadi peningkatan
10% dari IWL yg normal (IWL pada suhu 37°C)
contoh : BB 60 kg pada suhu 38°C
bahwa IWL normal pada suhu 37°C adalah 600
ml
2. SENSIBLE WATER LOS (SWL)
a. URINE (melalui Ginjal)
normal untuk semua usia : 1 ml/kg
BB/jam
atau 50 ml/100 kalori/hari
Pada dewasa : 1-2 liter/24 jam
b. FECES
Pengeluaran melalui Feces = lebih
kurang 5ml/100
kalori atau lebih kurang 200 ml/24 jam

Jadi total kehilangan cairan tubuh


secara normal adalah
IWL + SWL atau (IWL + Feces + Urine)
KOZIER : Pemasukan dan pengeluaran cairan pada
keadaan sehat
INTAKE OUT PUT
Minum 1500 BAK 1500
Makanan 750 Skin 500
Hasil 350 Paru-paru 400
metabolisme Feces 200
2600 2600

Barbara C Long : Intake dan Kehilangan cairan pada


orang dewasa
INTAKE OUT PUT
Air dalam makanan 1000 Paru-paru 350
Air dari Cairan 1200 Kulit 500
Air Hasil 300 Tinja 150
metabolisme Ginjal 1500
2500 (urine) 2500
Pengaturan Elektrolit
a. Natrium
 Terbanyak di Extra sel
 Mempengaruhi keseimbangan air, hantaran
infuls dan kontraksi otot
 Diatur oleh intake garam, aldosteron, dan
pengeluaran urine
 Normal: 135-148 mEq/lt
Kalium
Kation utama intra seluler
Berfungsi sebagai exitabiliy neuromuskuler
dan kontraksi otot
Untuk pembentukan glikogen, sintesa protein,
pengaturan keseimbangan asam basa
Normal: 3,5-5,5 mEq/lt
Kalsium
Berguna untuk integritas kulit, struktur
sel, konduksi jantung, pe,beuan darah,
pembentukan tulang dan gigi.
Diatur oleh parathyroid dan thyroid

Magnisium
 Kation terbanyak kedua di CIS
 Penting untuk aktifitas enzim,
neurochemia, muskular excibility
 Normal: 1,5-2,5 mEq/lt
Clorida
Terdapat pada CIS dan CES
Normal: 95-105 Eq/lt

Bicarbonat
Sebagai buffer
Teradapat pada CIS dan CES

Fosfat
Anion buffer pada CIS dan CES
Fungsi untuk meningkatkan kegiatan
neuromuskuler, metab. KH, pengatur As-Bs
 Gangguan /Masalah Kebutuhan
Elektrolit
Hiperkalemia, merupakan suatu keadaan
dimana kadar kalium dalam darah tinggi.
Keadaan ini sering terjadi pada pasien luka
bakar, penyakit ginjal, Hiperkalemia
ditandai dengan adanya mual,
hiperaktifitas system pencernaan,
Hipokalsemia, merupakan kekurangan
kadar kalsium dalam plasma darah.
Hipokalsemia ditandai dengan adanya
kram otot dan kram perut, kejang,bingung,
MASALAHKESEIMBANGAN CAIRAN
DAN ELEKTROLIT
1.  Hipovolemia
 Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat
kekurangan volume cairan ekstraseluler
(CES).
 Hipovolemia adalah penipisan volume
cairan ekstraseluler (CES)
 Penyebab
1. Penurunan masukan
2. Kehilangan cairan yang abnormal melalui :
kulit, gastro intestinal, ginjal abnormal, dll.
3. Perdarahan
Tanda-gejala Klinis

Pusing, kelemahan, Keletihan


anoreksia,mual, muntah, haus,
kekacauan mental
Konstipasi dan oliguria.
HR meningkat, suhu meningkat, turgor
kulit menurun, lidah kering, mukosa
mulut kering, mata cekung.
Pengkajian Fisik

Penurunan tekanan darah (TD),


khususnya bila berdiri (hipotensi
ortostatik); peningkatan frekwensi
jantung (FJ); turgor kulit buruk; lidah
kering dan kasar; mata cekung; vena
leher kempes; peningkatan suhu dan
penurunan berat badan akut. Bayi dan
anak-anak : penurunan air mata, depresi
fontanel anterior.
Pada pasien syok akan tampak pucat
dan diaforetik dengan nadi cepat dan
haus; hipotensi terlentang dan oliguria.
indikator Penurunan berat
badan

No Penurunan Keparahan Defisit


Berat Badan Akut
1 2– 5% Ringan
2 5 – 10 % Sedang
3 10 – 15 % Berat
4 15 – 20 % Fatal
Perubahan pada hipovolemia
Tindakan

 Pemulihan volume cairan normal dan


koreksi gangguan penyerta asam-basa dan
elektrolit
 Perbaikan perfusi jaringan pada syok
hipovolemik
 Rehidrasi oral pada diare pediatrik
 Tindakan terhadap penyebab dasar
Riwayat dan faktor-faktor resiko
 Kehilangan GI abnormal : muntah,
penghisapan NG, diare, drainase intestinal
 Kehilangan kulit abnormal : diaforesis
berlebihan sekunder terhadap demam atau
latihan, luka bakar, fibrosis sistik
 Kehilangan ginjal abnormal : terapi diuretik,
diabetes insipidus, diuresis osmotik (bentuk
poliurik), insufisiensi adrenal, diuresis osmotik
(DM takterkontrol, pasca penggunaan zat
kontras
 Spasium ketiga atau perpindahan cairan
plasma ke interstisial : peritonitis, obtruksi
usus, luka bakar, acites
 Hemorragia

2. Hipervolemia
q Hipervolemia adalah penambahan /
kelebihan volume (CES)
q Hipervolemia adalah kelebihan cairan di
dalam bagian-bagian ekstraseluler (CES).
Penyebab
1. Stimulus kronis pada ginjal untuk
menahan natrium dan air
2. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan
ekskresi natrium & air
3. Kelebihan pemberian cairan intra vena
4. Perpindahan cairan interstisial ke plasma
Tanda-gejala Klinis
sesak nafas, ortopnea, odema
Penyebab edema extraselular
1.  peningkatan tekanan kapiler
 kelebihan retensi ginjal
tekanan vena yang tinggi
penurunan resistensi arteriol
2.  penurunan protein plasma
 hilangnya protein melalui hidung
 hilangnya protein melalui kulit yang lepas
 kagagalan roduksi protein
3. Peningkatan permiabilitas kapiler
 reaksi imun
 toksin
 infeksi bakteri
4.   Blockage of lymph return
 Cancer
 Pembuluh limphatik yang abnormal atau
Pengkajian Fisik
Oedema, peningkatan berat
badan, peningkatan TD
(penurunan TD saat jantung
gagal) nadi kuat, asites, krekles
(rales). Ronkhi, mengi, distensi
vena leher, kulit lembab,
takikardia, irama galop
Odema Pitting

 +1: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa


(dengan jari telunjuk) maka daerah yang
odema akan menampakkan/memperlihatkan
cekungan sedalam 2 mm
 +2: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa
(dengan jari telunjuk) maka daerah yang
odema akan menampakkan/memperlihatkan
cekungan sedalam 4 mm
 +3: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa
(dengan jari telunjuk) maka daerah yang
odema akan menampakkan/memperlihatkan
cekungan sedalam 6 mm
 +4: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa
(dengan jari telunjuk) maka daerah yang
odema akan menampakkan/memperlihatkan
cekungan sedalam 8 mm
Tindakan
 Pembatasan natrium dan air
 Diuretik
 Dialisi atau hemofiltrasi arteriovena
kontinue : pada gagal ginjal atau kelebihan
beban cairan yang mengancam hidup
Tanggung jawab Keperawatan
Memantau haluaran urine dengan cermat
Mempertahankan pembatasan pemberian
cairan
Mempertahankan masukan dan haluaran
cairan akurat
Memantau tanda-tanda gagal jantung
kongestif (GJK) dan oedema pulmoner
Riwayat dan faktor-faktor resiko
Retensi natrium dan air : gagal jantung,
sirosis, sindrom nefrotik, kelebihan
pemberian glukokortikosteroid
Fungsi ginjal abnormal : gagal ginjal akut
atau kronis dengan oliguria
Kelebihan pemberian cairan intravena (IV)
Perpindahan cairan intertisial ke plasma :
remobilisasi cairan setelah pengobatan
luka bakar, kelebihan pemberian larutan
hipertonik (mis; manitol, salin hipertonik)
atau larutan onkotik kolid (mis; albumin)
 Diagnosa keperawatan
 Ganguan volume cairan berhubungan
dengan kerusakan mekanisme regulasi
(ketidakmampuan ginjal
mempertahankan keseimbangan tubuh),
kelebihan intake sekunder terhadap
intake sodium yang berlebihan, retensi
sodium, hiperglikemia, tidak taat pada
batasan cairan.

 Penurunan kardiak output berhubungan


dengan penurunan stroke volume akibat
malfungsi elektrik (disaritmia) dan
malfungsi mekanik (peningkatan pre load
 Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan gangguan status metabolic,
sirkulasi (anemia dengan iskemia
jaringan) dan sensasi (neuropati perifer),
gangguan turgor kulit (edema,
dehidrasi), penurunan
aktivitas/mobilisasi, akumulasi toksin
dalam kulit, penurunan aktivitas kelenjar
keringat dan minyak, hiperposfatemia
dan kelemahan kapiler
 Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan malnutrisi, tidak seimbangnya
suplai dan kebutuhan oksigen,
kelemahan, depresi, anemia dan
neuropati.
 Resiko kekurangan volume cairan
berhubungan dengan pembuangan cairan
yang berlebih selama dialisis (ultrafiltrasi),
perdarahan yang terjadi pada lubang
tusukan pada pembuluh darah atau
gangguan sambungan/terlepas
Intevensi keperawatan
1. Observasi dan catat intake output
2. Balance cairan
3. Timbang BB
4. Pemberian cairan oral, parenteral
5. Pemberian Diet
6. Mengatur tetesan infus
7. Tranfusi
Macam-macam sifat larutan :
1. Isotonik adalah suatu larutan yang osmolalitasnya sama
dengan plasma darah. Pemberian larutan isonik melalui
intravena akan mencegah perpindahan cairan dan elektrolit dari
kompartemen intrasel. (contohnya ; NaCl 0,9 %, Dekstrosa
5 % dalam air, Ringer laktat / RL, dll)

2. Hipotonik adalah suatu larutan yang memiliki konsentrasi solut


lebih rendah dari plasma, sehingga akan membuat air berpindah
ke dalam sel. hipotonis (contohnya ; NaCl 5 %)

3. Hipertonik adalah suatu larutan yang memiliki konsentrasi solut


lebih lebih besar dari plasma, sehingga akan membuat air keluar
dari dalam sel. (contohnya ; Dekstrosa 10 % dalam NaCl,
Dektrosa 10 % dalam air, Dektrosa 20 % dalam air)
Tindakan Untuk Mengatasi
Masalah/Gangguan dalam Pemenuhan
Kebutuhan  Cairan dan elektrolit

1. Pemberian cairan melalui infus


Tindakan ini dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan cairan dan elektrolit, serta
sebagai tindakan pengobatan dan
pemberian makanan.
 Cara menghitung tetesan infus :
a)     Dewasa : (makro dengan 20 tetes/ml)
Tetesan /menit = jumlah cairan yang
masuk
Lamanya infuse (jam) x 3 atau
tetesan/menit = Σ keb.cairan x faktor
tetesan
lama infuse (jam) x 60 menit
Keterangan :
Faktor tetsan infus bermacam-macam, hal
ini dapat dilihat pada label infus (10 tetes /
menit, 15 tetes / menit dan 20 tetes /
2. Transfusi Darah
Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan
darah dan memperbaiki perfusi jaringan.
Persiapan Alat dan Bahan :
1.Standar infus
2.Perangkat transfusi
3.NaCl 0,9%
4.Darah sesuai dengan kebutuhan pasien
5.Jarum infus/abocath atau sejenisnya
sesuai dengan ukuran
6.Pengalas
7.Tourniquet/ pembendung
8.Kapas alcohol 70%
9.Plester
10.Gunting
11.Kasa steril
12.Betadine
13.Sarung tangan
Prosedur Kerja :
Hubungkan cairan dan perangkat infuse
dengan menusukkan ke dalam botol infuse
(cairan)
Isi cairan ke dalam perangkat infuse dengan
menekan bagian ruang tetesan hingga
ruangan tetesan terisi sebagian, kemudian
buka penutup hingga selang terisi dan keluar
udaranya
Letakkan pengalas
Lakukan pembendungan dengan tourniquet
Gunakan sarung tangan
Desinfeksi daerah yang akan ditusuk
Lakukan penusukan dengan arah jarum ke
atas
Cek apakah sudah mengenai vena dengan
ciri darah keluar melalui jarum
infus/abocath
Tarik jarum infus dan hubungkan dengan
selang infus
Buka tetesan
Beri tanggal dan jam pelaksanaan infuse
pada plester
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai