Anda di halaman 1dari 40

Keperawatan

Dasar
Kebutuhan Memiliki dan
Dimiliki
Kelompok 7
1B D-III Keperawatan
Kelompok 7
Fitria Febriani
Malia Nurzakiah
Siti Nurlela
Sopyan Nurzaman
Winda Zahra
Kebutuhan Dasar Manusia
Kebutuhan dasar manusia merupakan
unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam mempertahankan
keseimbangan fisiologis maupuan
psikologis, yang tentunya bertujuan untuk
mempertahankan kehidupan dan
kesehatan.
Kebutuhan dasar manusia menurut
Abraham Maslow dalam teori Hirarki.
Kebutuhan menyatakan bahwa setiap
manusia memiliki lima kebutuhan dasar
yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan,
cinta, harga diri, dan aktualisasi diri
(Potter dan Patricia, 1997).
Kebutuhan dasar tersebut
tersusun secara hierarki dalam
strata yang bersifat relatif, yaitu:
1. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis
(Faali/Phsyologic Needs)
2. Kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan
( Safety & Security Needs)
3. Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki
( Love and Belonging Needs)
4. Kebutuhan akan penghargaan (Esteen Need)
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri ( Self
Actualization Need)
Hierarki kebutuhan manusia
mengatur kebutuhan dasar
dalam lima tingkatan prioritas.
1. Tingkatan yang paling dasar, atau yang pertama meliputi
kebutuhan fisiologis seperti: udara, air dan makanan.
2. Tingkatan yang kedua meliputi kebutuhan keselamatan
dan keamanan, yang melibatkan keamanan fisik dan
psikologis.
3. Tingkatan yang ketiga mencakup kebutuhan cinta dan
rasa memiliki, termasuk persahabatan, hubungan sosial
dan cinta seksual.
4. Tingkatan yang keempat meliputi kebutuhan rasa
berharga dan harga diri, yang melibatkan percaya diri,
merasa berguna, penerimaan dan kepuasan diri.
5. Tingkatan yang terakhir adalah kebutuhan aktualisasi diri.
Kebutuhan Memiliki dan
Dimiliki
Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki (Love and Belonging
Needs), ketika kebutuhan fisik akan makan, papan, sandang
berikut kebutuhan keamanan telah terpenuhi, maka
seseorang beralih ke kebutuhan berikutnya yakni kebutuhan
untuk dicintai dan disayangi (love and belonging needs).

Dalam hal ini seseorang mencari dan menginginkan sebuah


persahabatan, menjadi bagian dari sebuah kelompok, dan
yang lebih bersifat pribadi seperti mencari kekasih atau
memiliki anak, itu adalah pengaruh dari munculnya
kebutuhan ini setelah kebutuhan dasar dan rasa aman
terpenuhi.
Lanjutan ...
Manusia secara umum membutuhkan
perasaan dicintai oleh keluarga, diterima
oleh teman sebaya dan oleh masyarakat.

Kebutuhan ini meningkat setelah


kebutuhan fisiologik dan keselamatan
terpenuhi. Di RS klien terikat dengan
aturan, rutinitas, pembatasan lingkungan
dan jam berkunjung.
Lanjutan ...
Kemudian ada teori kasih sayang (attachment theory)
Bowlby (1980) menggambarkan pengalaman berkabung.
Kasih sayang, suatu perilaku berdasarkan naluri,
menyebabkan perkembangan ikatan kasih sayang antara
anak dan perawat primer mereka. Ikatan hubungan ada
dan aktif sepanjang siklus kehidupan, dan individu
selanjutnya akan menyamakannya dengan individu
dalam hubungan yang lain.

Perilaku kasih sayang menjamin ketahanan hidup karena


hal itu menjaga individu dekat dengan semua yang
menawarkan cinta, perlindungan, dan dukungan.
Konsep Diri
Konsep diri adalah semua ide, pikiran,
kepercayaan dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi
individu dalalm berhubungan dengan orang
lain (Stuart dan Sundeen, 1998).

Selain itu konsep diri adalah cara individu


memandang dirinya secara utuh, baik fisikal,
emosional, intelektual, sosial dan spiritual
(Beck, Willian dan Rawlin, 1986).
Perilaku klien dengan
gangguan konsep diri:
1. Perilaku yang adaptif :
Syok Psikologis
Menarik Diri
Penerimaan atau pengakuan secara bertahap

2. Perilaku yang maladaptif


Menolak untuk melihat dan menyentuh bagian yang berubah.
Tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh.
Mengurangi kontak sosial sehingga terjadi menarik diri.
Perasaan atau pandangan negatif terhadap tubuh.
Preokupasi dengan bagian tubuh atau fungsi tubuh yang hilang.
Mengungkapkan keputusasaan.
Mengungkapkan ketakutan ditolak.
Depersonalisasi.
Menolak penjelasan tentang perubahan tubuh.
Adapun untuk asuhan keperawatan
pada masalah konsep diri dapat
dijabarkan sebagai berikut.
Pengkajian Keperawatan
Pengkajian terhadap masalah konsep
diri adalah persepsi diri atau pola
konsep diri, pola berhubungan atau
peran, pola reproduksi, koping terhadap
stres, serta adanya nilai keyakinan dan
tanda-tanda ke arah perubhan fisik,
seperti kecemasan, ketakutan, rasa
marah, rasa bersalah, dan lain-lain.
Lanjutan ...
Diagnosa Keperawatan
Gangguan konsep diri (gambaran diri) dikarenakan
perubahan fisik atau kehilangan bagian tubuh.
Gangguan konsep diri (harga diri) dikarenakan
harapan diri yang tidak realistis.
Gangguan konsep diri (identitas diri) dikarenakan
harapan orang tua yang tidak realistis.
Gangguan konsep diri (peran) dikarenakan
ketidakmampuan menerima peran dan pekerjaan
baru di masyarakat.
Lanjutan ...
Perencanaan dan Tindakan Keperawatan
Meningkatkan gambaran (citra) diri
pasien
Meningkatkan harga diri pasien
Memperbaiki identitas diri pasien
Meningkatkan atau memperbaiki peran
pasien
Lanjutan ...
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah konsep diri
secara umum dapat dinilai dari
kemampuan untuk menerima diri,
menghargai diri, melakukan peran yang
sesuai, dan mampu menunjukan
identitas diri.
Masalah Kehilangan dan
Berduka
Kehilangan adalah suatu situasi aktual maupun
potensial yang dapat dialami individu ketika berpisah
dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian
atau keseluruhan atau terjadi perubahan dalam hidup
sehingga terjadi perasaan kehilangan. Kehilangan
merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh
setiap individu selama rentang kehidupannya.

Sedangkan istilah kehilangan (bereavement) mencakup


berduka dan berkabung (mourning), yaitu perasaan
didalam dan reaksi keluar orang yang ditinggalkan.
Lanjutan ...
Jenis Kehilangan
1. Kehilangan objek eksternal (misalnya kecurian atau
kehancuran akibat bencana alam)
2. Kehilangan lingkungan yang dikenal (misalnya berpindah
rumah, dirawat dirumah sakit, atau berpindah pekerjaan)
3. Kehilangan sesuatu atau seseorang yang berarti (misalnya
pekerjaan, kepergin anggota keluarga atau teman dekat,
perawat yang dipercaya, atau binatang peliharaan)
4. Kehilangan suatu aspek diri (misalnya anggota tubuh dan
fungsi psikologis atau fisik)
5. Kehilangan hidup (misalnya kematian anggota keluarga,
teman dekat, atau diri sendiri)
Lanjutan ...
Damapak Kehilangan
1. Pada masa anak-anak kehilangan dapat
mengancam kemampuan untuk berkembang,
kadang-kadang akan timbul regresi serta rasa
takut untuk ditinggalkan atau dibiarkan kesepian.
2. Pada masa remaja atau dewasa muda, kehilangan
dapat menyebabkan disintegrasi dalam keluarga.
3. Pada masa dewasa tua, kehilangan khususnya
kematian pasangan hidup, dapat menjadi pukulan
yang sangat berat dan menghilangkan semangat
hidup orang yang ditinggalkan.
Lanjutan ...
Berduka (grieving) merupakan reaksi emosional
terhadap kehilangan.
Hal ini diwujudkan dalam berbagai cara yang
unik pada masing-masing orang dan didasarkan
pada pengalaman pribadi, ekspektasi budaya,
dan keyakinan spiritual yang dianutnya.
Berkabung adalah periode penerimaan
terhadap kehilangan dan berduka. Hal ini
terjadi dalam masa kehilangan dan sering
dipengaruhi oleh kebudayaan atau kebiasaan.
Lanjutan ...
Jenis Berduka
1. Berduka normal, terdiri atas perasaan, perilaku dan reaksi
yang normal terhadap kehilangan
2. Berduka antisipatif, yaitu prosese melepaskan diri yang
muncul sebelum kehilangan atau kematian yang
sesungguhnya terjadi
3. Berduka yang rumit, dialami oleh seseorang yang sulit
untuk maju ke tahap berikutnya, yaitu tahap kedukaan
normal, masa berkabung seolah-olah tidak kunjung
berakhir dan dapat mengancam hubungan orang yang
bersangkutan dengan orang lain.
4. Berduka tertutup, yaitu kedukaan akibat kehilangan yang
tidak dapat di akui secara terbuka.
Selanjutnya adapun untuk
dampak yang ditimbulkan
akibat kehilangan antara lain:
1. Pada masa anak-anak kehilangan dapat
mengancam kemampuan untuk berkembang,
kadang-kadang akan timbul regresi serta rasa
takut untuk ditinggalkan atau dibiarkan kesepian.
2. Pada masa remaja atau dewasa muda, kehilangan
dapat menyebabkan disintegrasi dalam keluarga.
3. Pada masa dewasa tua, kehilangan khususnya
kematian pasangan hidup, dapat menjadi pukulan
yang sangat berat dan menghilangkan semangat
hidup orang yang ditinggalkan.
Bowbly menggambarkan empat fase berkabung.
Sama dengan teori tahap berduka yang lain,
individu dapat kembali dan meneruskan antara dua
fase manapun dalam merespons rasa kehilangan.

Mati rasa (numbing), fase berkabung yang paling singkat, berlangsung dari
beberapa jam sampai satu minggu atau lebih. Individu yang berduka
menggambarkan fase ini sebagai perasan yang menyebabkan pingsan
atau tidak nyata.
Kerinduan dan pencarian (yearning and searching), gejala fisik yang banyak
ditemukan dalam fase ini antara lain: sesak didada dan tenggorokan, nafas
yang pendek, perasaan lesu, sulit tidur dan tidak nafsu makan
Kekacauan dan keputusasaan (disorganization and despair), seorang
individu akhirnya memeriksa bagaimana dan mengapa kehilangan terjadi
atau mengungkapkan kemarahan pada seseorang yang sepertinya
bertanggung jawab terhadap rasa kehilangan tersebut
Reorganisasi, yang biasanya memakan waktu satu tahun atau lebih, individu
mulai menerima perubahan, menerima peran yang belum dikenal,
membutuhkan keterampilan baru, dan membangun hubungan baru
Dalam permasalahan kehilangan dan berduka, perawat pun
dianjurkan berkontribusi dalam upaya pemenuhan kebutuhan
memiliki dan dimiliki yang asuhan keperawatan pada masalah
kehilangan dan berduka antara lain sebagai berikut.

Pengkajian
1. Pengkajian masalah ini adalah adanya faktor predisposisi
yang memengaruhi respons seseorang terhadap
perasaan kehilangan yang di hadapi, antara lain:
2. Faktor genetik
3. Kesehatan fisik
4. Kesehatan mental
5. Pengalaman kehilangan di masa lalu
6. Struktur kepribadian
7. Adanya stressor perasaan kehilangan
Lanjutan ...
Diagnosis Keperawatan
1. Berduka berhubungan dengan
kehilangan aktual atau kehilangan yang
dirasakan.
2. Berduka antisipasi berhubungan
dengan perpisahan atau kehilangan.
3. Berduka disfungsional berhubungan
dengan kehilangan orang atau benda
yang dicintai atau memiliki arti besar.
Lanjutan ...
Perencanaan dan Tindakan Keperawatan
Secara umum, perencanaan dan intervensi keperawatan
yang dilakukan untuk menghadapi kedukaan adalah:
1. Membina dan meningktakan hubungan saling percaya
2. Mengenali faktor-faktor yang mungkin menghabat
3. Mengurangi atau menghilangkan faktor penghambat
4. Memberi dukungan terhadap respons kehilangan pasien
5. Meningkatkan rasa kebersamaan antar anggota
6. Menentukan tahap keberadaan
Lanjutan ...
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah kehilangan
dan berduka secara umum dapat dinilai
dari kemampuan untuk menghadapi
atau memaknai arti kehilangan, reaksi
terhadap kehilangan, dan peruahan
perilaku yang menerima arti kehilangan.
Masalah Menjelang Kematian
Konsep ansietas, ansietas adalah ketakutan atau
kekhawatiran pada sesuatu yang tidak jelas dan
berhubungan dengan perasaan tidak menentu dan
tak berdaya (helplessness).

Karakteristik ansietas merupakan emosi yang


bersifat subyektif , takut- sumber tidak jelas, bisa
ditularkan, terjadi akibat adanya ancaman pada
harga diri dan identitas diri, perlu adanya
keseimbangan antara keberanian dan kecemasan.
Untuk tingkat ansietas sendiri
adalah sebagai berikut:
1. Ansietas ringan: pada kehidupan sehari-hari individu
sadar, lahan persepsi meningkat (mendengar,
melihat, meraba lebih dari sebelumnya). Perlu untuk
memotivasi belajar, pertumbuhan dan kreativitas.
2. Ansietas sedang: lahan persepsi menyempit (melihat,
mendengar, meraba menurun daripada sebelumnya)
fokus pada perhatian segera.
3. Ansietas berat: lahan persepsi sangat sempit, hanya
bisa memusatkan perhatian pada yang detil tidak
yang lain. Semua prilaku ditujukan untuk menurunkan
ansietas
4. Panik: hilang kontrol, hanya bisa menurut perintah
Lanjutan ...
Terminal menjelang ajal, kondisi terminal
adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami penyakit atau sakit yang tidak
mempunyai harapan sembuh sehingga
sangat dekat dengan proses kematian.
Respon klien dalam kondisi terminal sangat
individual tergantung kondisi fisik, psikologis,
sosial yang dialami sehingga dampak yang
ditimbulkan pada tiap individu juga berberda.
Lanjutan ...
Perawat harus memahami apa yang
dialami klien dengan kondisi terminal,
tujuannya untuk dapat menyiapkan
dukungan dan bantuan bagi klien
sehingga pada saat-saat terakhir dalam
hidup bisa bermakna dan akhirnya dapat
meninggal dengan tenang dan damai.
Dokka (1993) menggambarkan
respon terhadap penyakit yang
mengancam hidup kedalam 4 fase:
1. Fase Prediagnostik Terjadi ketika diketahui ada gejala
atau faktor resiko penyakit.
2. Fase Akut Berpusat pada kondisi krisis. Klien
dihadapkan pada serangkaian keputus asaan, termasuk
kondisi medis, interpesrsonal maupun psikologis.
3. Fase Kronis Klien bertempur dengan penyakit dan
pengobatannya.
4. Fase terminal Dalam kondisi ini kematian bukan lagi
hanya kemungkinan, tetapi pasti terjadi. Klien dalam
kondisi terminal akan mengalami berbagai masalah
baik fisik, psikologis, maupun sosial spiritual.
Menurut Kubler Ross (1969)
seseorang yang menjelang ajal
menunjukkan 5 tahapan yaitu sebagai
berikut.
1. Denial (penyangkalan)
2. Anger (kemarahan)
3. Bargainning (penawaran)
4. Depression (depresi)
5. Acceptance (penerimaan)
Asuhan keperawatan pada
masalah menejelang kematian
dan kematian antara lain.
Pengkajian Keperawatan
Pengkajian masalah ini antaralain adanya tanda klinis saat menghadapi
kematian (sekarat), seperti perlu dikaji adanya hilangnya tonus otot,
relaksasi otot wajah, kesulitan untuk berbicara, kesulitan menelan,
penurunan aktivitas gastrointestinal, melemahnya tanda sirkulasi,
melemahnya sensasi, terjadi sianosis pada ekstremitas, kulit teraba
dingin, terdapat perubahan tanda vital seperti nadi melambat dan
melemah, penurunan tekanan darah, pernafasan tidak teratur melalui
mulut, adanya kegagalan sensori seperti pandangan kabur dan
menurunnya tingkat kesadaran. Pasien yang mendekati kematian
ditandai dengan dilatasi pupil, tidak mampu bergerak, refleks hilang,
nadi naik kemudian turun, resfirasi cheyne stokes (nafas terdengar
kasar), dan tekanan darah menurun. Kematian di tandai dengan
terhentinya pernafasan, nadi, dan tekanan darah, hilangnya respon
terhadap stimulus eksternal, hilangnya pergerakan otot, dan
terhentinya aktivitas otak.
Lanjutan ...
Diagnosa Keperawatan
1. Ketakutan berhubungan dengan
ancaman kematian (proses sekarat).
2. Keputusasaan berhubungan dengan
penyakit terminal.
Lanjutan ...
Perencaan dan Tindakan Keperawatan
Hal yang dapat dilakukan dalam perencanaan tujuan keperawatan
adalah membantu mengurangi depresi dan ketakutan pasien,
mempertahankan harapan, membantu pasien menerima kenyataan, serta
memberikan rasa nyaman. Rencana yang dapat dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut, antara lain:
1. Memberi dukungan dan mengembalikan kontrol diri pasien dengan
cara mengatur tempat perawatan, mengatur kunjungan, jadwal
aktivitas, dan penggunaan sumber pelayanan kesehatan.
2. Membantu pasien mengatasi kesepian depresi, dan rasa takut.
3. Membantu pasien mempertahankan rasa aman, percaya diri, dan
harga diri.
4. Membantu pasien mempertahankan harapan yang dimiliki.
5. Membantu pasien menerima kenyataan.
6. Memenuhi kebutuhan fisiologis.
Lanjutan ...
Tindakan dalam menghadapi kematian
1. Perawatan jenazah
2. Perawatan jenazah yang akan diotopsi
3. Perawatan terhadap keluarga
Lanjutan ...
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah sekarat dan
kematian secara umum dapat dinilai
dari kemampuan untuk menghadapi
atau menerima makna kematian, reaksi
terhadap kematian, dan perubahan
perilaku, yaitu menerima arti kematian.
Terimakasih
Ada pertanyaan?
Kesimpulan
Kematian merupakan bagian dari kebutuhan memiliki dan
dimiliki dimana individu mengalami proses kehilangan dan
berduka. Dalam hidupnya juga setiap individu pasti akan
mengalami kematian, adapun dalam melewati proses
menjelang kematian tersebut manusia akan dihadapkan
pada masalah fisiologis, psikologis, sosial dan spiitual yang
dapat menjadi strsor. Akan tetapi perawat sebagai
komponen dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia
memiliki peran yang sangat penting dalam meminimalisir
masalah yang mungkin timbul saat terjadi kehilangan, duka
dan menjelang kematian pada pasien. Oleh sebab itu
asuhan keperawatan yang optimal adalah tugas seorang
perawat.

Anda mungkin juga menyukai