Anda di halaman 1dari 29

KONSEP

KONSEP
KEHILANGAN DAN KEMATIAN
KELOMPOK 4
• BAB II
PEMBAHASAN
A. Kehilangan
Kehilangan merupakan integral dan kehidupan.
Kehilangan adalah suatu kondisi yang berputar atau
memulai sesuatu tanpa hal yang berarti
Sejak kejadian tersebut. Kehilangan mungkin terjadi
secara bertahap atau mendadak, bisa tanpa kekerasan
atau traumatik, diantisispasi atau tidak di
harapkan/diduga. Sebagian atau total dan bisa akan
kembali atau tidak dapat kembali.a
• Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana
seseorang mengalami suatu kekurangan atau tidak
ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau
pernah di miliki. Kehilangan merupakan suatu
keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian
atau seluruhnhya.
Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang
berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada,
menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau
keseluruhan( lambert dan lambert, 1985,hal.35).
kehilangan merupakan pengalaman yang pernah di
alami oleh setiap individu dalam rentang
kehidupannya. Sejak lahir individu sudah mengalami
kehilangan dan cenderung akan mengalaminya
kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda.
Faktor- factor yang mempengaruhi reaksi
kehilangan, tergantung:

1. Arti dari kehilangan


2. Sosial Budaya
3. Kepercayaan/Spiritual
4. Peran seks
5. Status social ekonomi
6. Kondisi fisik dan psikologi individu
a. Bentuk- Bentuk kehilangan
1. Kehilangan orang yang berarti

2. Kehilangan Kesejahteraan

3. Kehilanganmilik pribadi
• b. Sifat kehilangan
• 1. Tiba-Tiba( tidak bisa di ramalkan) kehilangan secara tiba-tiba
dan tidak diharapkan dapat mengarah pada pemulihan dukacita
yang lambat.kematian karna tindak kekerasan.bunuh
diri,pembunuhan atau pelalaian diri akan sulit untuk diterima.
• 2. Berangsur-angsur dapat(dapat diramalkan) penyakit yang
sangat menyulitkan, berkepanjangan dan menyebabkan yang di
tinggalkan mengalami keletihan emosional(rendo:184) penelitian
menunjukan bahwa yang di tinggalkan oleh klien yang mengalami
sakit selama 6 bulan atau kurang mempunyai kebutuhan yang
lebih besar terhadap ketergantungan pada orang lain, mengisolasi
diri lebih banyak, dan mempunyai peningkatan perasaan marah
dan bermusuhan. Kemampuan untuk menyelesaikan proses
berduka bergantung pada makna kehilangan dan situasi
sekitarnya. Kemampuan untuk menerima bantuan menerima
bantuan mempengaruh apakah yang berduka akan mampu
mengatasi kehilangan, visibilitas kehilangan mempengaruh
dukungan yang diterima. Durasi perubahan(mis. Apakah itu
bersifat sementara atau permanen) mempengaruhi jumlah waktu
yang dibutuhkan dalam menetapakan kembali ekuilibrium fisik,
pshikoligis dan social.
c.Tipe kehilangan
1 . actual loss kehilangan yang dapat dikenal atau didentifikasi oleh orang
lain,sama dengan individu yang mengalami kehilangan

2. pericived loss(psikologis) perasaan individual, tetapi menyangkut hal- hal


yang tidak dapat di raba atau di nyatakan secara jelas.

3 . anticipatori loss perasaan kehilangan terjadi sebelum kehilangan terjadi.


Individu memperlihatkan perilaku kehilangan dan berduka untuk suatu
kehilangan yang akan berlangsung. Sering terjadi pada keluarga dengan
klien(anggota) menderita sakit terminal. Tipe dari kehilangan dipengaruhi
tingkat distress. Misalnya, kehilangan benda mungkin tidak menimbulkan
distresyang sama ketika kehilangan seseorang yang dekat dengan kita namun
demikian, setiap individu berespon terhadap kehilangan secara berbeda .
kematian seseorang anggota keluarga mungkin menyebabkan distress lebih
besar di bandingkan kehilangan hewan peliharaan, tetapi bagi orang yang
hidup kematian hewan peliharaan menyebabkan disters emosional yang lebih
besar disbanding saudaranya yang sudah lama tidak pernah bertemu selama
bertahun- tahun. Kehilangan dapat bersifat actual atau dirasakan. Kehilangan
yang bersifat actual dapat dengan mudah diidentifikasi, misalnya seorang anak
yang teman bermainnya pindah rumah yang dirasakan kurang nyata dan dapat
di salah artikan, seperti kehilangan kercayaan diri atau prestise.
d. Lima kategori kehilangan
1. kehilangan objek eksternal. Kehilangan benda
eksternal mencakup segala kepemilikan yang telah
menajadi using berpindah tempat,dicuri, atau rusak karna
bencana alam.
2. kehilangan lingkungan yang telah dikenal kehilangan
yang berkaitan dengan dengan perpisahan dari
lingkungan yang telah dikenal mencakup lingkungan yang
telah dikenal selama periode tertentu atau kepindahan
secara permanen. Contohnya pindah ke kota baru atau
perawatan di rumah sakit. Kehilangan melalui perpisahan
dari lingkungan yang telah di kenal dapat dapat terjadi
melalui situasi maturasioanal,misalnya ketika seorang
lansia pindah kerumah perawatan, atau situasi
situasional, contohnya mengalami cidera atau penyakit
dan kehilangan rumah akibat bencana alam.
• 3. kehilangan orang terdekat orang terdekat
mencakup orangtua, pasangan, saudara sekandung,
guru, teman, tetangga, dan rekan kerja, artis atau
atlet terkenal mungkin menjadi orang terdekat bagi
orang mud. Riset membuktikan bahwa banyak
orang menganggap bahwa hewan peliharaan
menjadi orang terdekat.kehilangan dapat terjadi
akibat perpisahan atau kematian.
• 4. kehilangan aspek diri kehilangah aspek dalam diri
dapat mencakup bagian tubuh, fungsi fisioligis, atau
pisikologis, kehilangan anggota tubuh mencakup
anggota gerak, mata, rambut, gig, atau payu dara.
kehilangan fungsi fisiologis termasuk mencakup
kehilangan control kandung kemih atau usus, mobilutas
atau fungsi sensori. Kehilangan fungsi fisiologis
termasuk kehilangan ingatan, lupa diri, percya diri atau
cinta kehilangan aspek diri ini dapat terjadi akibat
penyakit, cidera, atau situasi perkembangan atau
situasi.kehilangan seperti ini dapat menghilangkan
kesejahteraan individu. Orang tidak hanya mengalami
kedukaan akibat kehilangan tetapi juga dapat
mengalami perubahan permanen dalam citra tubuh
dan konsep diri.
• 5 Kehilangan hidup kehilangan dirasakan 0leh orang
yang menghadapi detik-detik dimana orang tersebut
akan meninggal.Doka(1993) menggambarkan respon
terhadap penyakit yang mengancam.hidup kedalam
empat fase, fasepresdiagnostik terjadi ketika diketahui
ada gejala klien atau factor resiko penyakit. Fase akut
berpusat pada krisis diagnosis. Dalam fase kronis klien
bertempur dengan penyakit dan pengobatannya yang
sering melibatkan serangkain krisis yang terminal ketika
kematian bukan hanya lagi kemungkinan, tetapi pasti
terjadi. Pada setiap hal dari penyakit klien dan keluarga
di hadapkan dengan kehilangan yang beragam dan
terus berubah sesorang dapat tumbuh dari pengalaman
melalui keterbukaan,dorongan dari orang lain,dan
dukungan orang terdekat.
e. Tahapa proses kehilangan
• 1. stressor internal atau eksternal – gangguan dan kehilangan
– individu berfikir positif – kompensasi positif terhadap
kegiatan yang di lakukan – perbaikan – mampu beradaptasi
dan merasa nyaman.
• 2. stressor internal atau eksternal – gangguan dan kehilangan
– indifidu berfikir negative – tidak berdaya – marah dan
berlaku agresif – diekspresikan ke dalam diri(tidak
diungkapkan) –muncul gejala sakit fisik.
• 3. stressor internal atau eksternal – gangguan dan kehilangan
– individu berfikir negative – marah dan berlaku agresif –
diekspresikan keluar diri individu – berperilaku kontrukstif –
perbaikan – mampu beradaptasi dan merasa kenyamanan.
• 4. stressor internal atau eksternal – gangguan dan kehilangan
– individu berfikir negative – tidak berdaya – marah dan
berperilaku agresif – diekspresikan keluar diri individu –
berperilaku destruktif – perasaan bersalah –
ketidakberdayaan.
• Inti dari kemampuan sesorang agar dapat
bertahan terhadap kehilangan adalah pemberian
makna( personal meaning) yang baik terhadap
kehilangan(husnudzon) dan kompensasi yang
positif(konstruktif).
B. Kematian
merupakan peristiwa alamiah oleh manusia. Namun,
bencana gempa di bantul memaksakan anak untuk melihat dan
atau mengalami kematian secara tiba- tiba. Pemahaman akan
kematian mempengaruhi sikap dan tingkah laku seseorang
terhadap kematian. Selain pengalaman, pemahaman konsep
kematian juga di pengaruhi oleh perkembangan kognitif dan
lingkungan social budaya. Kebudayaan Maluku yang menjadi
latar tumbuh kembang anak menjadi penting untuk di
perhatikan. Penelitian ini bersetujuan untuk mengetahui
pemahaman anak usia sekolah dan praremaja tentang kematian
dengan mengacu pada tujuh subkonsep kematian,yakni
irreversivility, cessation,
inevitability,universability,casuality,unprediactibility,dan
personal mortality dari slaughter(2003). Penelitian dilakukan
melalui pendekatan kualitif dengan metode wawancara yang
dilakukan pada tiga anak usia ( 6-7tahun) dan praremaja(10-11
tahun).
• Hasil penelitian menunjukan pemahaman konsep
kematian yang berbeda – beda pada ketiga subjek
berusia 7-6 tahun dua subjek berumur belum
memahami subkonsep unpredictability dan
casuality, sedangkan kelima subkonsep lainnya
sudah dipahami oleh anak. Satu subjek lainnya
hanya memahami subkonsep inevitability,
universality, dan personal morality,sedangkan
empat subkonsep lainnya belum dipahami sama
sekali.
• Bila dibandingkan dengan manusia sebagai
makhluk social, yaitu individu yang mempunyai
kepribadian, menyadari kehidupannya, kemampuan
mengingat mengambil keputusan, dan sebagainya,
maka penggerak dari otak, baik secara fisik maupun
social, makin banyak dipergunakan pusat
pengendali ini terletak dalam batang otak, oleh
Karena itu jika dalam keadaan seperti ini, kalangan
medis sering menempuh pilihan tidak meneruskan
resusitasi, DNR( do not resuscitation).
• Bila jantung dan paru berhenti, kamatian
sistematik atau kematian system tubuh lainnya
terjadi dalam beberapa menit, dan otak merupakan
organ besar pertama yang menderita kehilangan
fungsi yang ireversibel, karena alasan yang belum
jelas, organ – organ lain akan mati kemudian
C.Tanda –Tanda kematian
• Secara tradisional pandangan pandangan
masyarakat tentang kematian telah mengalami
perubahan – perubahan nadi,respirasi dan tekanan
darah, world medical assembly menetapkan
beberapa petunjuk tentang indikasi kematian, yaitu
tidak ada respon terhadap rangsanngan dari luar
secara total, tidak adanya gerakan dari otot
khususnya pernapasan, tidak ada reflek dan
gambaran mendatar pada EKG tanda – tanda
kematian di bagi menjadi 3 yaitu:
• 1. Memndekati kematian tanda –tanda menjelang
kematian meliputi:
• a.Penurunan otot
• 1. Gerakan ekstremitas berangsur –angsur
menghilang, khususnya pada kaki dan ujung kaki
• 2. Sulit berbicara
• 3. Tubuh semakin lemah
• 4. Aktifitas saluran menurun sehingga perut
membuncit
• 5. Otot rahang dan muka mengendur sehingga dagu
menjadi turun
• 6. Rahang bawah cenderung turung
• 7. Sulit menurun,reflek gerakan menurun
• 8. Mata sedikit terbuka
b.sirkulasi menurun.
1. suhu klien tinggi,tetepi kaki,tangan,dan
ujung hidung klien terasa dingin dan lembab
2. muka ektermitas dan ujung hidung tampak
kebiruan,kelabu,atau pucat
3. Nadi mulai teratur dan cepat
4. tekanan darah menurun
5. peredaran perifer terhenti
6. kemunduran dalam sensasi
c. kegagalan fungsi sensorik
1. sensasi nyeri menurun atau menghilang
2. pandangan mata kabur atau berkabut
3. kemampuan indra berangsur – angsur
4. sensasi, panas, lapar, dingin dan tajam
menurun
5. gangguan penciuman dan perabaan
6. variasi- varIsi tingkah dapat sebelum kematian.
Kadang- kadang klien tetap sadar sampai meninggal
7. pendengaran merupakan sensorik terakhir yang
berfungsi sebelum meninggal.
d. penurunan atau kegagalan fungsi pernapasan
1. mengorok(deat reattle) atau bunyi napas
terdengar kasar
2. pernapasan tidak teratur dan berlangsung
mulai dari mulut
3. pernpasan shyne stokes
e. perubahan – perubahan dalam tanda – tanda vital
1. nadi lambat dan lemah
2. tekanan darah turun
3. pernpasan cepat, cepat dangkal, dan tidak
teratur
2. Saat kematian fase ini di tandai dengan ciri – ciri
sebagai berikut:
a).terhentinya pernapasannadi, tekanan darah,
dan fungsi otak (paru – paru jantung dan otak)
b.) hilangnya respon terhadap stimulus
c). hilangnya control atas sfigter kantung kemih
dan rectum (inkontinensia) akibat peredaran
terhambat, kaki dan ujung hidung menjadi dingin
d). hilangnya kemampuan panca indra, hanya indra
pendengar yang paling lama dapat berfungsi
e). adanya garis dasar pada mesin
elektroensefalografi menunjukan terhentinya aktifitas
listrik otak untuk penilaian pasti suatu kematian
3. setalah kematian fase ini ditandai dengan:
a rigor mortis(kaku), tubuh menjadi kaku 2-4 jam
setelah kematian
b argor mortis(dingin) suhu tubuh perlahan – lahan
turun
c liver martis(pos mortem di kompersition
perubahan pada daerah yang tertekan, jaringan
melunak dan bakteri sangat banyak
• . Tipe – tipe perjalanan menjelang kematian
1 kematian yang pasti dengan waktu yang di ketahui,
yaitu adanya perubahan yang cepat dari fase akut ke
kronik
2 kematian yang pasti dengan waktu yang tidak bisa
diketahui,biasanya terjadi pada kondisi penyakkit yang
kronik
3 kematian yang belum pasti, kemungkinan sembuh
belum pasti, biasanya terjadi pada klien dengan operasi
radikal karena adanya kanker
4 kemungkinan mati dan sembuh. Kematian yang pasti
dengan waktu tidak bisa diketahui, biasanya terjadi pada
kondisi penyakit yang kronik.
5 kemungkinan mati dan sembuh yang tidak tentu.
Terjadi pada klien dengan sakit kronik dan berjalan lama.
A KESIMPULAN.

• Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana


seseorang mengalami suatu kekurangan atau tidak ada
dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah
dimiliki.kehilangan merupakan suatu keadaan yang
sebelumnya ada menjadi tidak ada baik sebagian atau
seluruhnya.

• Kehilangan dibagi menjadi 2 tipe: actual atau nyata


dan persepsi,terdapat 5 kategori kehilangan yaitu:
kehilangan orang yang di cintai,kehilangan lingkungan
yang sangat di kenal, kehilangan objek eksterna,
kehilangan yang ada pada diri sendiri/aspek diri,dan
kehilangan kehidupan/meninggal
TERIMA KASIH
KELOMPOK 4:
ANHIQ MUFLIHA SALASA
PIPIN LA ABU
MELLY LITAAY
NAISYLA TUHUTERU
INKUM LAYUAMURY
EKLEFINA

Anda mungkin juga menyukai