Anda di halaman 1dari 188

LAPORAN AKHIR

KULIAH KERJA PROFESI (KKP)


RUMAH SAKIT STELLA MARIS MAKASSAR

OLEH

ANDI FAVIAN ORVALA RUHBAN PO714203171007


LEODIAS GERALD REPPA PO714203171018
MUHAMMAD ASWATUL FATHANAH PO714203171024
YUDISTIRA ANGGRAENI KOA PO714203171042

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM SARJANA TERAPAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) yang telah dilaksanakan di


Rumah Sakit Stella Maris Makassar, terhitung tanggal 20 Mei 2021 s/d
17 Juni 2021, diajukan untuk melengkapi kegiatan praktek Kuliah Kerja
Profesi (KKP) sebagai laporan akhir dari hasil yang diperoleh selama
melakukan kegiatan di Rumah Sakit Stella Maris Makassar.

Kepala Intalasi laboratorium Kepala Ruangan


Intalasi laboratorium

dr. Ruland D.N Pakasi, sp.PK Bambang Tri Basuki,S.Si

Pembimbing KKP,

Yaumil Fachmi Tandjupbulu,S.ST.,M.Kes


NIP. 19800901 201902 2001

Ketua Prodi D.IV Analis Kesehatan,

Hj. Nurlia Naim,S.Si.,M.Kes


NIP.19580416 197608 2 001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Analis Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Makassar

H. Kalma, S.Pd.,M.Si.
NIP. 19580810 198303 1 008

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................. ii
DAFTAR ISI ....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang..................................................................... 1
B. Tujuan Pelaksanaan........................................................... 2
C. Manfaat Pelaksanaan......................................................... 2
BAB II KEADAAN UMUM
A. Sejarah Singkat RS Stella Maris Makaassar..................... 3
B. Visi Misi dan Motto.............................................................. 4
C. Kondisi Umum..................................................................... 5
D. Jenis Pelayanan.................................................................. 6
BAB III PROSEDUR PEMERIKSAAN
A. Sampling............................................................................. 10
B. Pemeriksaan Hematologi ................................................... 24
C. Pemeriksaan Kimia Darah.................................................. 32
D. Pemeriksaan Imunoserologi............................................... 80
E. Pemeriksaan Mikrobiologi................................................... 160
F. Pemeriksaan Urinalisis....................................................... 162
G. Pemeriksaan Parasiologi.................................................... 165
H. Pemeriksaan Penanda Tumor ........................................... 170
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................... 185
B. Saran .................................................................................. 185

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konteks pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat

2010 dalam visi pemngembangan sumber daya manusia (SDM)

kesehtan adalah tersedianya sumber daya manusia kesehatan

yang bermutu dalam jumlah yang cukup dan tersebar secara

merata. Untuk mencapai visi pengembangan sumber daya manusia

tersebut, perlu adanya upaya sinergis dari semua unsur yang

terlibat, terutama dalam peningkatan mutu sumber daya manusia

kesehatan. Salah satu sumber daya manusia kesehatan yang

disiapkan adalah tenaga lulusan jenjang pendidikan perguruan

tinggi sebagai salah satu tenaga pendukung/penunjang kesehatan.

Program sutdi analis kesehatan di tingkat perguruan tinggi

berfokus pada keahlian untuk dapat memberikan pelayanan

laboratorium pada klien yang mencakup masalah pengambilan,

analisis laboratorium, pengolahan, dan pencatatan hasil analisis

dari spesimen/sampel untuk membantu klien dalam mendiagnosis

penyakit. Pemberian pelayananlaboratorium pada klien dilakukan

menggunakan sampel yang meliputi: darah, urine, feces, dan

bahan klinis lainnya.

1
Praktek klinik lapangan bagi mahasiswa D-IV diharapkan

mampu melakukan pelayanan laboratorium terhadap klien berupa

pemeriksaan hematologi rutin, kimia klinik, urinalisis, imunologi,

mikrobiologi, dan sebagainya.

B. Tujuan Pelaksanaan

Setelah melaksanakan praktek klinik lapangan, mahasiswa

diharapkan mampu:

1. Melaksanakan pelayanan laboratorium berupa pengambilan

sampel, pemeriksaan hematologi, kimia klinik, imunologi,

urinaslisis, mikrobiologi, prasitologi, dan sebagainya.

2. Menampilkan pemberian pelayanan laboratorium dengan

metode komunikasi efektif dalam pengambilan spesimen.

3. Melakukan pengumpulan, pencatatan dan pelaporan data klien

hasi pemeriksaan laboratorium.

4. Memberi pengalaman kerja dan mampu mengatasi

permasalahan-permasalahan yang sering dijumpai di

laboratorium klinik

C. Manfaat Pelaksanaan

Untuk menambah wawasan,pengalaman dan keterampilan

bagoi mahasiswa/i dalam dunia kerja.

2
BAB II

KEADAAN UMUM

A. Sejarah Singkat RS Stella Maris Makassar

Rumah Sakit Stella Maris dibentuk oleh sekelompok


suster JMJ ( Jesus-Maria- Josep) Komunitas Rajawali yang
didasarkan pada Nilai Kasih yang tulus dan kepedulian akan
penderitaan masyarakat yang kurang mampu. Dalam perjalanan
sejarah yang begitu panjang, rumah sakit stella maris telah
melewati 6 periode sejarah :
1. Masa pembangunan (1938-1939)
a) Diawali dengan pembelian sebidang tanah oleh suster JMJ di
jalan Strandsweg (penghibur), jalan Datuk Museng, dan
Arendsweg (Lamadukelleng), yang merupakan milik dari
Heer De Munnik.
b) Pada tanggal 22 Sepetember 1939, rumah sakit ini di
resmikan sebagai gedung “R.K.Z”  (Rooms Katoliek
Ziekenhuis) atau Rumah Sakit Katolik “Stella Maris”. 
c) Kapasitas awal : 20 TT untuk penderitayang kurang mampu
dan 20 TT untuk penderita yang mampu.
2. Masa pertumbuhan 1939  –   1942)
a)  Rumah Sakit Stella Maris dikelola dengan cara yang sangat
sederhana dengan fasilitasyang masih minim,bahkan belum
memiliki direktur rumah sakit.
b) Rumah sakit masih perlu mendatangkan Dr. Smith dan
perawatnya dari rumah sakit tentara untuk memberikan
pelayanan.
3.  Masa pendudukan (1942  –   1945)
a) Rumah Sakit Stella Maris dikuasai oleh tentara Jepang,
sehingganamanya menjadi “Makassar Minseibu Bloing”
(Rumah Sakit Daerah Makassar). 
b) Rumah Sakit Stellla Maris telah dilengakapi dengan
bagian-bagian seperti : Bedah Umum, Gynekologi, Interna,
danTHT.
c) Selama masa pendudukan ini, rumah sakit berada di bawah
kepemimpinan dr.Azzuma yang berkebangsaan jepang.

3
4.  Masa Peralihan (1945  –   1947)
a) Manajemen rumah sakit beralih dari Jepang ke tentara
sekutu di bawah kendari pemerintaha Hindia Belanda dengan
pimpinan dr. Hapc Oomen.
b) Rumah sakit sempat harus menampung para mantan
tawanan Jepang (inteneren) dar bangsa, lapisan, dan usia.
c) Fasilitas rumah sakit mulai ditata dan dilengkapi lagi untuk
memaksimalkan pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat.
5.   Masa Perjuangan Pengembalian (1947  –   1948)
a) Penegembalian Rumah Sakit Stella Maris Dari
pemerintah C.Q. Departemen Kesehatan NIT kepada
para suster JMJ.
b) Pada masa ini, Rumah Sakit StellaMaris masih dipimpin
oleh dr. Hapc Oomen.
6. Masa Pengembangan
a. Rumah sakit melakukan berbagai pembenahan,
diantaranya dari aspek SDM, fasilitas medis, dan sarana
prasarana lainnya.
b. Tradisi “Dokter Jaga Rumah Sakit” mulai dirintis sejak
tahun 1965. 
c. Kepemimpinan Rumah Sakit Stella Maris dalam masa ini :
-  dr. J.L. Makaleuw (1948 – 1987) : periode terlama.
-  dr. P. Nara, Sp. A (1987 – 2003)
-  dr. Vitor Trigno (2003 – 2009)
-  dr. Thomas Soharto, MMR (2009 – saat ini).
B. Motto, Visi, Misi dan Tujuan

1. Motto

Melayani dengan cinta kasih

2. Visi: “Menjadi rumah sakit terbaik di Sulawesi Selatan

khususnya dibidang keperawatan dengan semangat cinta kasih

Kristus kepada sesama”.

4
3. Misi :

 Tetap perhatian kepada golongan masyarakat lemah/

Option for the poor.

 Pelayanan dengan mutu keperawatan prima.

 Pelayanan kesehatan dengan standar kedokteran yang

mutakhir dan kompeherentif (One stop medical service).

 Peningkatan kesejahtraan karyawan dan kinerja.

4. Tujuan : Memberi pelayanan kesehatan yang berkualitas

sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan

masyarakat termasuk bagi mereka yang kekurangan dan

dilandasi dengan semangat cinta kasih Kristus kepada

sesama.

C. Kondisi Umum

Bangunan RS STELLA MARIS MAKASSAR terdiri dari :

Bangunan utama terdiri dari 3 lantai:

 Lantai dasar

 Instalasi Gawat Darurat

 Instalasi farmasi

 Ruang laboratirium

 Ruang kasir / keuangan

 Ruang Askes center

 Ruang perawatan St. Bernadeth

5
 Ruang ICU / ICCU

 Ruang perawatan St. Elisabeth

 Ruang Radiologi

 Ruang Linen

 Ruang perawatan St. Yoseph

 Ruang gizi

 Ruang operasi

 Ruang fisioterapi

 Ruang USG / CT SCAN

 Ruang hemodialisis

 Ruang kamar duka

 Gudang farmasi

 Lantai II

 Ruang perawatan St. Maria II

 Ruang perawatan St. Bernadeth II

 Ruang perawatan St. Theresia

 Lantai III

 Ruang perawatan St. Maria III

 Ruang perawatan St. Bernadeth III

D. Jenis Pelayanan

1. Pelayanan Rawat Jalan

a) Poliklinik Umum

6
b) Poliklinik Spesialis :

 Poli Interna  Poli Obgyn

 Poli Ginjal dan  Poli Syaraf

Hypertensi  Poli Mata

 Poli Jantung  Poli Kulitdan

 Poli Anak Kelamin

 Poli Bedah  Poli Jiwa

 Poli THT  Poli Gigi dan

Mulut

2. Instalasi Gawat Darurat

a) IGD Bedah

b) IGD Non Bedah

3. Pelayanan Rawat Inap

a) St. Maria 2 (Super VIP – VIP C)

b) St. Maria 3 (Super VIP – VIP C) c.

c) St. Bernadeth 1 (Kelas 3)

d) St. Bernadeth 2 (Kelas 1 – 3)

e) St. Bernadeth 3 (VIP C)

f) St. Yoseph (kelas 1 – 3)

g) St. Elisabeth (Obgyn)

h) St.Theresia (Anak).

7
4. Pelayanan Bedah

a) Didukung dan Teater Bedah

b) Jenis bedah terdiri atas : Bedah Kecil, Sedang, Besar,

dan Khusus

c) Memiliki Fasilitas Laparoskopiuntuk mendukung bedah

minimal invensif.

5. Pelayanan Penunjang Medis dan Terapi

a) Instalasi Laboratorium

 Pemeriksaan Kimia Darah

 Pemeriksaan Hematologi

 Pemeriksaan Serologi

 Pemeriksaan Bakteriologi

 Pemeriksaan Liquor

 Pemeriksaan Transudat dan Exudat

 Pemeriksaan Urine

 Pemeriksaan Tinja

b) Instalasi Radiologi

 Foto tanpa bahan kontras

 Foto dengan bahan kontras

 Computerized Radiografi (CR)

 CT Scan dan USG

c) Medical Check-Up

d) Instalasi Farmasi

8
 Obat Generik

 Obat Paten

e) Instalasi Fisioterapi

 Exercise Therapy

 Electro Therapy

 Aktino Therapy

 Pembuatan Alat Bantu

6. Penunjang Media Lainnya

a) Hemodialisa

b) Instalasi Gizi

7. Pelayanan Administrasi dan Penunjang Lainnya

a) Keuangan

b) Umum : Sarana Prasarana, Keamanan, Transportasi,

Linen I, Linen II, dan Kesehatan Lingkungan.

E. Sumber Daya Manusia

1. Kualifikasi dan Perencanaan Ketenagaan dilakukan melalui

pola ketenagaan yang didasarkan pada Analisis Beban Kerja

setiap unit kerja.

2. Saat ini penilaian kinerja kepegawaian didasarkan pada

pedoman kepegawaian Yayasan Ratna Miriam dengan

metode DP3.

9
BAB III

PROSEDUR PEMERIKSAAN

A. Sampling

Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting

membantu diagnosa, membantu perjalanan penyakit serta

menetukan diagnosa. Karena itu perlu diketahui faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.

Prosedur tetap penangan specimen adalah prosedur baku

yang dibuat oleh petugas atau pemimpin laboratorium yang

memuat aspek tata cara melakukan pengambilan, penerimaan,

pemberian identitas, penyimpanan specimen yang telah dibakukan

dan dilaksanakan di instalasi laboratorium patologi klinik Rumah

Sakit Stella maris.

1. Identitas Spesimen

a. Pemberian Identitas:

1) Pemberian identitas diberikan oleh petugas laboratorium

yang bertugas

2) Identitas yang lengkap ditulis pada buku registrasi dan

blanko pemeriksaan sesuai dengan formulir permintaan

10
3) Identitas pada kertas label berupa: nama, nomor rekam

medis, umur, jenis kelamin, dan bagian perawatan,

kemudian ditempelkan pada wadah yang berisi

spesimen (tabung reaksi, botol atau slide). Bila tidak ada

menggunakan kertas label, bisa menggunakan spidol

permanen dan menulis langsung pada wadah yang

berisi spesimen.

4) Spesimen yang sudah lengkap identitasnya dikirim ke

masing-masing bagian pemeriksaan sesuai jenis

pemeriksaan (hematologi, kimia klinik, imunologi,

mikrobiologi, atau parasitologi).

b. Pengambilan Spesimen Pada Pasien Rawat Jalan

1) Dilaksanakan oleh petugas laboratorium

2) Memeriksa formulir pasien, kemudian menomori formulir

sesuai urutan pemeriksaan

3) Konfirmasi persiapan pasien sebelumnya sesuai

permintaan klinis (misalnya puasa)

4) Mempersiapkan alat & bahan yang diperlukan sesuai

dengan kebutuhan tes (spoit, torniquet, kapas alkohol

70%, label)

5) Menyiapkan label rekat dan mengisi nama pasien,

tanggal pengambilan, nomor rekam medik, bagian

11
perawatan dan nomor urut lab yang akan ditempelkan

pada wadah yang telah disiapkan

6) Mengatur posisi pasien, duduk atau berbaring

7) Memberikan penjelasan-penjelasan seperlunya kepada

pasien

8) Melakukan pengambilan spesimen dengan benar

9) Wadah yang telah berisi spesimen segera dibawa ke

bagian pemeriksaan sesuai dengan pemeriksaan yang

diminta.

c. Pada Pasien Rawat Inap

1) Dilaksanakan oleh petugas laboratorium atau petugas

sampling

2) Sebelum ke ruang perawatan, petugas sampling

menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk

pegambilan spesimen

3) Sebelum memasuki ruangan pasien, petugas

laboratorium mengetuk pintu terlebih dahulu kemudian

menyebutkan nama pasien yang akan diambil

spesimennya, lalu menyesuaikan nama pasien yang ada

di formulir dengan gelang pasien. Petugas sampling

menjelaskan kepada pasien jenis pemeriksaan yang

akan diperiksa.

4) petugas memberikan penjelasan seperlunya.

12
5) Spesimen yang sudah diambil dimasukkan ke dalam

wadah yang sesuai dan memenuhi syarat

6) Wadah yang telah berisi spesimen segera dikirim ke

bagian pemeriksaan sesuai tes yang diminta.

2. Pengambilan Darah Kapiler

a. Dasar Teori

Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah

skinpuncture yang berarti proses pengambilan sampel darah

dengan tusukan kulit. Tempat yang digunakan untuk

pengambilan darah kapiler adalah:

 Ujung jari tangan (figerstick) atau anak daun telinga

 Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick)

pada 1/3 bagian tepi telapak kaki atau ibu jari kaki.

 Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya

gangguan peredaran, seperti vasokonstriksi (pucat),

vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti atau

sianosis setempat.

b. Alat & Bahan

 Antiseptik dan desinfektan: Alkohol 70%

 Kapas steril

 Lanset steril

 Penampung darah (tabung / pipet kapiler)

13
c. Prosedur Kerja

 Siapkan peralatan sampling: lancet steril, kapas alkohol

70%.

 Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas

alkohol 70%, biarkan kering.

 Peganglah bagian tersebut supaay tidak bergerak dan

tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.

 Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam

sehingga darah tidak harus diperas-peras keluar.

Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah

oleh alkohol. Hal ini bukan saja karena darah akan

diencerkan oleh alkohol, tetapi darah juga melebar di

atas kulit sehingga susah ditampung dalam wadah.

 Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama

dengan memakai kapas kering, tetes berikutnya boleh

dipakai untuk pemeriksaan.

 Tampung darah yang keluar ke dalam tabung/pipa

kapiler sesuai permintaan pemeriksaan dengan

menempelkan tabung/pipa kapiler langsung pada

bagian kulit dimana darah keluar.

 Bial diperlukan sediaan apus, ambil porsi pertama

sebelum tabung antikoagulan: 1-2,5 cm pada ujung

kaca objek, diameter tetes: 1-2 mm.

14
Catatan:

Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan

jangan diperas-peras untuk mencegah terbentuknya

jendalan, dan menghindari sampel darah terkontaminasi

dengan cairan jaringan.

3. Pengambilan Darah Vena

a. Dasar Teori

Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh

darah umumnya diambil dari vena median cubital, pada

anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak

dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada

pasokan syaraf besar. Apabila tidak memungkinkan, vena

chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya.

Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan

hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis

dan syaraf median.

Jika Vena chepalica dan basilica ternyata tidak bisa

digunakan, maka pengambilan darah dapat dilakukan di

vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan

dengan sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang

ukurannya lebih kecil.

Lokasi yang tidak diperbolehkan dlaam pengambilan

darah vena adalah:

15
 Lengan pada sisi mastectomy

 Daerah edema

 Hematoma

 Daerah dimana darah sedang ditransfusikan

 Daerah bekas luka

 Daerah dengan cannula, fistula, atau cangkokan

vaskular

 Daerah intra-vena lines pengambilan darah di daerah

ini dapat menyebabkan darah menjadi lebih encer dan

dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat

tertentu.

b. Alat & Bahan

 Antispetik dan desinfektan: alkohol 70%

 Kapas steril

 Torniquet (pembendung)

 Antikoagulan: EDTA, Heparin, Na. Citrat, NH 4 oksalat

c. Prosedur Kerja

 Pilih bagian yang akan dilakukan tusukan vena

(venipuncture), yaitu: antecubitus lengan, pilih vena

yang besar dan tidak mudah bergerak.

 Desinfektan area venipuncture dengan kapas alkohol

dengan gerakan memutar dari tengah ke tepi, biarkan

30 detik untuk pengeringan alkohol.

16
 Pasang torniquet 7,5-10 cm di atas bagian venipuncture

disertai pengepalan tangan pasien membantu

penampakan vena.

 Keluarkan semprit dari plastik, tarik pompa penghisap

untuk memeriksa kelancaran.

 Tusuk jarum ke dalam vena, posisi lubang jarum

menghadap ke atas dengan 15-300 C.

 Lepaskan torniquet setelah darah mengalir, (jangan

biarkan torniquet terpasang lebih dari 1 menit).

 Tarik perlahan-lahan penghisap (Plunger) dan biarkan

semprit terisi darah.

 Lepaskan jarum perlahan-lahan dan segera tekan

dengan kapas selama 3-5 menit.

 Masukkan darah ke dalam tabung yang telah berisi

antikoagulan melalui dinding tabung.

Catatan:

beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam

pengambilan darah vena, adalah:

 Pemasangan torniquet (pembendung), pemasangan

dalam waktu lama dan terlalu keras dapat

menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan nilai

17
hematokrit/PCV dan elemen sel), peningkatan kadar

substrat (protein total, AST, Besi, kolestrol, lipid total)

 Melepas torniquet sesudah jarum dilepas dapat

menyebabkan hematoma

 Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan

masuknya cairan jaringan sehingga dapat

mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan

yang berkali-kali juga berpotensi menyebakan

hematoma

 Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol

menyebakan hemolisis sampel akibat kontaminasi oleh

alkohol, rasa terbakar, dan rasa nyeri yang berlebihan

pada pasien ketika dilakukan penusukan.

4. Persiapan Sampel Serum

Di dalam darah, serum (blood serum) adalah komponen

yang bukan berupa sel darah, juga bukan faktor koagulasi,

serum adalah plasma darah tanpa fibronogen. Serum terdiri dari

semua protein (yang tidak digunakan untuk pembekuan darah)

termasuk cairan elektrolit, antibodi, antigen, hormon, dan semua

substansi exogenous.

Rumus umum yaitu:

Serum plasma fibronogen protein faktor koagulasi

18
Terdapat jenis protein yang utama di dalam serum, yaitu

albumin dan globulin. Albumin dibuat di dalam hati, merupakan

protein yang paling menonjol dan bermuatan negatif yang

terkuat guna mengikat molekul kecil untuk diedarkan melalui

darah. Albumin juga berguna untuk menjaga tekanan osmosis

darah. Beberapa jenis globulin diproduksi di dalam hati

sementara yang lain diproduksi di dalam sistem kekebalan.

Persiapan pasien

Persiapan pasien tergantung dari jenis pemeriksaan.

a. Alat & bahan

 Spoit

 Torniquet (pembendung)

 Tabung centrifuge atau tabung kimia

 Centrifuge

 Kapas alkohol 70%

 Plesterin

b. Prosedur Kerja

 Ambil darah sesuai dengan kebutuhan

 Masukkan ke dalam tabung

 Diamkan selama beberapa menit smpai darah

membeku

 Setelah darah membeku masukkan ke dalam centrifuge

19
 Centrifuge selama 10-15 menit dengan kecepatan 3000

rpm

 Setelah sel dan serum terpisah, pipet serum kemudian

simpan di tabung yang lain

 Serum siap digunakan.

20
5. Persiapan Sampel Sputum

Sewaktu (S) : sputum dikumpulkan pada saat pasien

datang pertama kali. Pada saat pulang,

suspek membawa botol sputum untuk

mengumpulkan sputum di hari kedua.

Pagi (P) : sputum di rumah pada pagi hari kedua,

segera setelah bangun tidur. Botol dibawa dan

diserahkan sendiri kepada petugas

laboratorium.

Sewaktu (S) : sputum dikumpulkan di laboratorium pada

hari kedua, saat menyerahkan sputum pagi.

a. Petugas laboratorium memberikan penjelasan mengenai

pemeriksaan dan cara mengeluarkan sputum, dan

menjelaskan perbedaan antara sputum dengan ludah

b. Pasien berdiri lurus atau tegak

c. Pasien diminta untuk menarik napas dalam-dalam 2-3 kali

kemudian keluarkan napas bersama dengan batuk yang

kuat dan berulang kali sampai sputum keluar

d. Sputum yang dikeluarkan ditampung langsung dalam wadah

dengan cara meletakkan wadah ke bibir mulut. Amati

keadaan sputum, sputum yang berkualitas baik tampak

kental purulen dengan volume cukup 3-5 ml

e. Spesimen dikirim ke bagian pemeriksaan.

21
6. Persiapan Sampel Feces

Tinja atau feces atau dalam bahasa kasarnya disebut tahi

adalah produk buangan saluran pencernaan yang dikeluarkan

melalui anus atau kloaka. Pada manusia, proses pembuangan

kotoran dapat terjadi (bergantung pada individu dan kondisi)

antara sekali setiap satu atau dua hari hingga beberapa kali

dalam sehari. Pengerasan tinja atau feces dapat menyebabkan

meningkatnya waktu menurunnya frekuensi buang air besar

antara pengeluarannya atau pembuangannya disebut dengan

konstipasi atau sembelit. Dan sebaliknya, bila pengerasan tinja

atau feces terganggu menyebabkan menurunnya waktu dan

menurunnya frekuensi buang air besar disebut dengan diare

atau mencret. Bau khas dari tinja atau feces desebabkan oleh

aktivitas bakter-bakteri menghasilkan senyawa seperti indol,

skatol, dan thiol (senyawa yang mengandung belerang), dan

juga gas hidrogen sulfida. Asupan makanan berupa rempah-

rempah dapat menambah bau khas feces atau tinja.

a.Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus.

1) Alat & bahan

 Lidi

 Pot sampel

 Tissue

22
 Kapas

2) Prosedur Kerja

 Penderita diharuskan buang air kecil terlebih dahulu

karena tinja tidak boleh tercemar urine

 Instruksikan pasien untuk buang air besar langsung ke

dalam pot sampel (kira-kira 5 gram)

 Tutup pot dengan rapat

 Berikan label berisi nama pasien, nomor rekam medik,

dan tanggal pengambilan.

Catatan:

 Sampel feces dapat digunakan untuk beberapa

parameter pemeriksaan, seperti:

 Pemeriksaan telur cacing

 Pemeriksaan protozoa

 Pemeriksaan darah samar.

7. Persiapan Sampel Urine

Petugas memberikan penjelasan tentang cara mengumpulkan

urine dalam botol yang disediakan sesuai dengan jenis

permintaan tes yang diminta:

a) Urine sewaktu (urine yang dikeluarkan pada suatu waktu

yang tidak ditentukan secara khusus)

b) Urine pagi (urine yang pertama kali dikeluarkan pada pagi

hari setelah bangun tidur)

23
c) Urine post prandial (urine yang pertama kali dikeluarkan 1,5-

3 jam setelah makan)

d) Urine 24 jam, (urine yang dikeluarkan jam 7 pagi dibuang,

semua urine yang dikeluarkan setelahnya ditampung

termasuk urine jam 7 pagi esok harinya).

e) Tampung urine dalam botol atau tempat bersih yang telah

dilabeli dengan identitas pasien kurang lebih 10cc dengan

cara pasien disuruh berkemih, urine pertama kali dikemih di

buang dan di ambil bagian tengah lalu urine terakhir

dibuang.

B. Hematologi

1. Pemeriksaan Darah Rutin

a. Pra Analitik

 Metode

Automatik (otomatis)

 Tujuan

Untuk mengetahui patologi ataupun patofisiologi yang

dialami oleh pasien secara hematologi.

 Prinsip

Instrumen ini menggunakan metodesel yang disebut

Volumetric Impadance. Pada metode ini, dilarutkan

elektrolit (diluent) yang telah dicampur dengan sel-sel

darah dihisap melalui aperture, hambatan antara kedua

24
electrode tersebut akan naik sesaat dan terjadi

perubahan tegangan yang sangat kecil sesuai dengan

nilai tegangannya.

 Alat & bahan

 Darah EDTA

 Alat sysmex KX-21

 Spidol

 Rotator

 Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan sampel

Darah vena dengan anti koagulan EDTA.

b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat

 Periksalah ketersediaan reagensia (cellpack dan

stromatolyser-WH) dan kertas print serta kosongkan

tempat limbah

 Setelah dinyalakan, alat akan melakukan self-check,

pesan “please wait”, akan tampil dilayar dan akan

melakukan background secara otomatis, jika nilai

background sesuai dengan spesifikasi, maka alat

siap untuk dioperasikan

WBC < 0,3 (x103/µl)

25
RBC < 0,03 (x106/ µl)
HGB < 0,1 (g/dL)
PLT < 10 (x 103/ µl)

 Jalankan darah kontrol (level 1, 2 dan 3) sebelum

melakukan pemeriksaan sampel

 Masukkan data pasien dengan menekan tombol

(sampel No.) isikan nomor urut sampel yang

dinginkan kemudian tekan tombol (enter)

 Homogenisasikan darah pasien yang akan diperiksa

dengan bik sebelum meletakkannya di bawah

Aspiration Probe untuk dihisap

 Tekan tombol START (warna hijau) dan sampel

akan terhisap

 Tarik sampel dari bawah Aspiration probe setelah

terdengan bunyi beep dua kali

 Hasil pemeriksaan akan tampil di layar dan akan

tercetak pada layar

 Bila semua pemeriksaan selesai, matikan alat

dengan menekan tombol (shutdown) dan ikuti

prosedur dengan menggunakan cell clean.

 Prosedur Pemeriksaan Sampel

 Homogenkan darah EDTA terlebih dahulu

26
 Letakkan sampel di bawah aspiration probe

kemudian tekan tombol START (warna hijau)

 Tarik sampel dari bawah Aspiration probe setelah

terdengan bunyi beep dua kali

 Hasil akan muncul pada layar

c. Pasca Analitik

 Pencatatan Hasil

 Hasil yang muncul di layar akan muncul pada layar

komputer

 Input data pasien terlebih dahulu:

 Test date

 Sampel ID

 Pat. Type

 Pasien ID

 Name

 Sex age (years, months, days)

 Birthday

 Clinic

 Ward

 Sampel

 Doctor

 Order time

27
 Report date

 Test By (SYSTEM)

 Verify By (SYSTEM)

 Diagnosis

 Comment

 Setelah semua data pasien diinput, periksa semua

pemeriksaan sesuai dengan permintaan pada

formulir

 Klik validate, kemudian Print.

 Nilai rujukan

PARAMETER SATUAN NILAI NORMAL


WBC 10^3/ µL 4.8 – 10.8
RBC 10^6/ µL 4.7 – 6-1
HGB g/dL 14 – 18
HCT % 42 – 52
MCV fL 80 – 99
MCH Pg 27-31
MCHC g/dL 33 – 37
RDW-CV % 11.5 – 14.5
PDW fL 9 – 13
MPV fL 7.2 11.1
P-LCR % 15 – 25
NEUT% % 40 – 74
LYM% % 19 – 48
MXD% % 4 – 18

28
NEUT# 10^3/ µL 1.5 – 7
LYM# 10^3/ µL 1 – 3.7
MXD# 10^3/ µL 0 – 1.2
CT CT /menit 9-15
BT BT /menit 1-6
LED 1 Jam mm/h 0 – 20
LED 2 Jam mm/h 0 – 20

2. Pemeriksaan Laju Endap Darah

a. Pra Analitik

 Pengertian

Tes laju endap darah adalah pengukuran kecepatan

pengendapan eritrosit dalam suatu tabung dari sediaan

darah yang mengandung antikoagulan.

 Metode

Westergreen

 Tujuan

Untuk menetapkan nilai koagulan.

 Prinsip

Darah vena diberi antikoagulan, didiamkan selama 1

jam, maka sel-sel darah akan mengendap.

 Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan sampel

Darah vena, antikoagulan EDTA dan NaCl 0.9%

29
 Alat & bahan

 Tabung reaksi

 NaCl 0.9%

 Darah EDTA

 Pipet westergreen

 Standar westergreen

 Klinipet 250 µl + blue tips

b. Analitik

 Prosedur Kerja:

 Menyiapkan alat & bahan

 Memipet NaCl 0.9% sebanyak 250 µl ke dalam

tabung rekasi

 Memipet darah EDTA dengan menggunakan pipet

westergreen sampai tanda “0”

 Masukkan ke dalam tabung yang berisi NaCl 0.9%,

kemudian homogenkan

 Mengisap sampai dengan pipet westergreen sampai

tanda “0”

 Pasang pada standar westergreen dengan posisi

tegak lurus pada suhu kamar

 Hindari cahaya matahari langsung dan getaran

 Setelah tepat 1 jam, baca hasil dalam mm/jam.

c. Pasca Analitik

30
 Catat hasil di buku pencatatan hasil

 Catat hasil di formulir hasil kemudian ditanda tangani

dokter penanggung jawab laboratorium

3. Pemeriksaan Waktu Perdarahan (Bleeding Time)

a. Pra Analitik

 Pengertian

tes yang digunakan untuk mengukur lama pendarahan

setelah membuat tusukan atau insisi kecil pada bagian

volar lengan bawah.

 Metode

Duke / Ifi

 Tujuan

Untuk mengetahui faktor-faktor hemostasis

ekstravaskular.

 Prinsip

Mencatat lamanya pendarahan pada tusukan yang

mengenai kapiler

 Alat & bahan

 Lancet

 Autoklik

 Kapas alkohol 70%

 Kapas kering

 Kertas saring

31
 Stopwatch

 Persiapan pasien

 Jelaskan bahwa tes waktu pendarahan digunakan

untuk mengukur waktu berhentinya pendarahan atau

terjadinya koagulasi

 Jelaskan bahwa tidak ada larangan makan atau minum

sebelum tes

 Ditanyakan apakah pasien mengkonsumsi obat yang

dapat memperpanjang pendarahan.

b. Analitik

 Prosedur pemeriksaan

 Desinfeksi cuping telinga dengan desinfektan sebagai

tempat tusukan

 tusuk sedalam 2-4 mm dengan lancet dan jalankan stop

watch

 lap dengan kertas saring tiap 30 detik sampai

pendarahan berhenti, tanpa menyentuh permukaan

kulit

 catat waktunya antara waktu tusukan sampai

pendarahan berhenti

 waktu pendarahan ialah rata-rata waktu pada 3 tusukan

tersebut.

c. Pasca Analitik

32
 Interpretasi hasil

1-3 menit.

 Pencatatan hasil

 Tulis hasil pada buku hasil pemeriksaan

 Tulis hasil pada formulir permintaan dan formulir hasil,

serta ditanda tangani oleh dokter penanggung jawab

laboratorium.

4. Pemeriksaan Waktu Pembekuan (Clothing Time)

a. Pra Analitik

Waktu pembekuan (clothing time) merupakan tes yang

digunakan untuk melihat keseimbangan dalam melihat sistem

pembekuan darah dan sistem fibrinolisis.

 Metode

Duke

 Tujuan

Untuk melihat aktivasi faktor-faktor koagulasi darah,

terutama faktor pembekuan tromboplastin dan trombosit.

 Prinsip

Mengukur waktu yang diperlukan darah untuk membeku

 Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus.

 Alat & Bahan

 Spoit

33
 Torniquet

 Tabung reaksi

 Rak tabung

 stopwatch

b. Analitik

 Prosedur Kerja

 Ambil darah vena sebanyak 3 ml (pasang pencatat

waktu)

 Masukkan darah ke dalam tabung

 Miringkan tabung setiap 30 detik dan lihat bekuan yang

terjadi

 Memiringkan tabung dimulai dari tabung ketiga

 Hentikan pencatatan waktu pada saat darah sudah

membeku.

c. Pasca Analitik

 Nilai rujukan

4-10 menit

 Pencatatan Hasil

 Tulis hasil pada buku hasil pemeriksaan

 Tulis hasil pada formulir permintaan dan di tanda

tangani oleh dokter penanggung jawab.

5. Pemeriksaan PTT

a. Pra Analitik

34
 Metode

Automatic (otomatis)

 Tujuan : untuk menilai kemampuan faktor koagulasi jalur

ekstrinsik,dan jalur bersama,yaitu faktor I(Fibrinogen),faktor

II

(prothrombin),faktor(proakselerin),faktorVII(prokonvertin),da

n faktor x(faktor stuart)

 Prinsip :menilai terbentuknya bekuan bila ke dalam plasma

yang telah di inkubasi di tambahkan campuran

tromboplastin jaringan dan ion kalsium.

 Alat & bahan

 Tabung reaksi kecil

 Klinipet 50 µL dan 100 µL

 Yellow tips

 Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan sampel

Tidak ada persiapan khusus.

b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat Hemostasis CA-50

 Menghidupkan Alat

 Periksa ketersediaan kertas print (sesuai ukuran)

dan pastikan tabung reaksi bekas tidak tertinggal di

35
dalam hole dan kabel tercolok dengan benar pada

jala-jala listrik

 Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF

pada posisi ON yang berada di sisi kanan alat

 Alat akan melakukan self check dan procces

warning (pemanasan) sampai lampu LED pada

masing-masing chanel menyala dan pada layar

akan tampil menu utama

CH4 CH4
Fbg TT

PT AP

CH4 CH2

 Menjalankan Quality Control/Sampel

 Pastikan alat dalam status ready, dengan penanda

lampu LED pada detektor berwarna hijau

 Tekan tombol select lalu tekan No. 2 (ID No. Entry)

kemudian pilih chanel (1-4) untuk menentukan jenis

tes yang akan dikontrol/periksa

 Tekan tombol select sampai di layar muncul menu

utama (tekan tombol select dua kali)

36
 Memipet control plasma N / plasma sampel ke

dalam cup sesuai volume lalu masukkan ke dalam

detektor pada chanel yang sudah dipilih pada poin

no. 2, lalu tekan tombol START dekat lampu

detektor

 Siapkan reagen sesuai volume masing-masing

reagen 10 detik sebelum waktu inkubasi selesai,

penanda dengan bunyi alarm

 Tambahkan reagen sesuai volume pada control

plasma/ sampel dalam detektor saat alarm panjang.

Waktu yang diizinkan untuk memasukkan reagen

adalah 10 detik dengan kondisi 5 detik sesudah

alarm

 Ketika alarm berbunyi panjang buka detektor,

masukkan reagen lalu kembali dengan cepat

 Tunggu beberapa saat sampai di layar tampil hasil

pengukuran dan tercetak secara otomatis pada

kertas thernal

 Lakukan pengukuran tes berikutnya

 Cara mematikan alat: pastikan alat pada status

ready lalu tekan tombol ON/OFF disisi kana alat

pada posisi OFF.

 Prosedur Pemeriksaan Sampel

37
 Pastikan alat dalam posisi ready dan telah dilakukan

Quality control

 Tekan tombol select sampai di layar muncul menu

utama (tekan tombol select dua kali)

 Memipet serum sampel ke dalam cup sebanyak 50 µL

lalu masukkan ke dalam detektor pada chanel yang

sudah dipilih pada poin no. 2, lalu tekan tombol START

dekat lampu detektor

 Siapkan reagen sesuai volume masing-masing reagen

10 detik sebelum waktu inkubasi selesai, penanda

dengan bunyi alarm

 Tambahkan reagen innovin sebanyak 100 µL pada cup

sampel dalam detektor saat alarm panjang. Waktu yang

diizinkan untuk memasukkan reagen adalah 10 detik

dengan kondisi 5 detik sesudah alarm

 Ketika alarm berbunyi panjang buka detektor,

masukkan reagen lalu kembali dengan cepat

 Tunggu beberapa saat sampai di layar tampil hasil

pengukuran dan tercetak secara otomatis pada kertas

thernal

c. Pasca Analitik

 Nilai rujukan

10.3 – 15.4

38
 Pelaporan Hasil

 Catat hasil pada formulir permintaan

 Print out hasil kemudian di tanda tagani dokter

penanggung jawab.

6. Pemeriksaan APTT

a. Pra Analitik

 Metode

Automatic (otomatis)

 Tujuan

untuk menilai aktifitas faktor koagulasi jalur intrinsik dan

jalur bersama,yaitu faktor XII(faktor hagemen ),pre-

kalikrein,kininogen,faktorXI(plasma tromboplastin

antecendentPTA),faktor  IX (faktorChristmas),faktorVIII(anti

hemophilic factor,AHF),faktorX(Faktorstuart),faktor V

ecendent, PTA), faktor V (proakselerin),faktor

II(Protrombin)dan faktor I(fibrinogen)

39
 Prinsip

menginkubasikan plasma sitrat yang mengandung semua

faktor koagulasi intrinsik kecuali kalsium dan trombosit

dengan tromboplastin parsial.

 Alat & bahan

 Tabung reaksi kecil

 Klinipet 50 µL dan 100 µL

 Yellow tips

 Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan sampel

Tidak ada persiapan khusus.

b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat Hemostasis CA-50

 Menghidupkan Alat

 Periksa ketersediaan kertas print (sesuai ukuran)

dan pastikan tabung reaksi bekas tidak tertinggal di

dalam hole dan kabel tercolok dengan benar pada

jala-jala listrik

 Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF

pada posisi ON yang berada di sisi kanan alat

 Alat akan melakukan self check dan procces

warning (pemanasan) sampai lampu LED pada

40
masing-masing chanel menyala dan pada layar

akan tampil menu utama

CH4 CH4
Fbg TT

PT AP

CH4 CH2

 Menjalankan Quality Control/Sampel

 Pastikan alat dalam status ready, dengan penanda

lampu LED pada detektor berwarna hijau

 Tekan tombol select lalu tekan No. 2 (ID No. Entry)

kemudian pilih chanel (1-4) untuk menentukan jenis

tes yang akan dikontrol/periksa

 Tekan tombol select sampai di layar muncul menu

utama (tekan tombol select dua kali)

 Memipet control plasma N / plasma sampel ke

dalam cup sesuai volume lalu masukkan ke dalam

detektor pada chanel yang sudah dipilih pada poin

no. 2, lalu tekan tombol START dekat lampu

detektor

 Siapkan reagen sesuai volume masing-masing

reagen 10 detik sebelum waktu inkubasi selesai,

penanda dengan bunyi alarm

41
 Tambahkan reagen sesuai volume pada control

plasma/ sampel dalam detektor saat alarm panjang.

Waktu yang diizinkan untuk memasukkan reagen

adalah 10 detik dengan kondisi 5 detik sesudah

alarm

 Ketika alarm berbunyi panjang buka detektor,

masukkan reagen lalu kembali dengan cepat

 Tunggu beberapa saat sampai di layar tampil hasil

pengukuran dan tercetak secara otomatis pada

kertas thernal

 Lakukan pengukuran tes berikutnya

 Cara mematikan alat: pastikan alat pada status

ready lalu tekan tombol ON/OFF disisi kana alat

pada posisi OFF.

 Prosedur Pemeriksaan Sampel

 Pastikan alat dalam posisi ready dan telah dilakukan

Quality control

 Tekan tombol select sampai di layar muncul menu

utama (tekan tombol select dua kali)

 Memipet serum sampel ke dalam cup sebanyak 50 µL

lalu masukkan ke dalam detektor pada chanel yang

sudah dipilih pada poin no. 2, lalu tekan tombol START

dekat lampu detektor

42
 Siapkan reagen sesuai volume masing-masing reagen

10 detik sebelum waktu inkubasi selesai, penanda

dengan bunyi alarm

 Tambahkan reagen actin sebanyak 50 µL pada cup

sampel dalam detektor saat alarm panjang. Waktu yang

diizinkan untuk memasukkan reagen adalah 10 detik

dengan kondisi 5 detik sesudah alarm

 Tambahkan reagen calsium sebanyak 50 µL pada cup

sampel dalam detektor saat alarm panjang. Waktu yang

diizinkan untuk memasukkan reagen adalah 10 detik

dengan kondisi 5 detik sesudah alarm

 Ketika alarm berbunyi panjang buka detektor,

masukkan reagen lalu kembali dengan cepat

 Tunggu beberapa saat sampai di layar tampil hasil

pengukuran dan tercetak secara otomatis pada kertas

thernal.

c. Pasca Analitik

 Nilai rujukan

23.5 – 35.2

 Pelaporan Hasil

 Catat hasil pada formulir permintaan

 Print out hasil kemudian di tanda tagani dokter

penanggung jawab.

43
7. Pemeriksaan Apusan Darah Tepi

Pembuatan preparat merupakan upaya untuk

mempermudah pengamatan suatu bahan. Sediaan apusan

merupakan pembuatan preparat dengan menggunakan bahan

berupa zat cair. Fungsi pembuatan preparat apusan adalah

untuk mengamati sel-sel dalam cairan tubuh, misalnya pada

darah.

a. Pra Analitik

 Tujuan

Mencari kemungkinan penyakit (suspected disease) baik

yang primer akibat kelainan hematologi maupun yang

sekunder akibat penyakit sistemik.

 Prinsip

Prinsip sediaan apus: dibuat apusan darah pada kaca objek

Prinsip pewarnaan didasarkan pada sifat kimiawi dalam sel.

Zat warna yang bersifat asam akan bereaksi dengan

komponen sel yang bersifat alkalis, demikian pula

sebaliknya. Pewarnaan sediaan apus menggunakan prinsip

romanowsky yaitu menggunakan dua zat warna yang

berbeda yang terdiri dari azure B (trimethythionin) yang

bersifat basa dan eosin Y (tetrabromoflourescein) yang

bersifat asam seperti yang dianjurkan oleh The

International Council For Standardization in Hematology,

44
dan pewarnaan yang dianjurkan adalah Wright-Gimza dan

May Grunwald-Giemza (MGG).

 Persiapan Pasien

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Sampel

 Darah kapiler segar akan memberikan morfologi dan

hasil pewarnaan yang optimal pada sediaan apus, atau

dapat juga menggunakan darah EDTA.

 Tes sebaiknya dilakukan dalam waktu kurang dari 2

jam.

 Alat & Bahan

 Lancet steril

 Objek glass steril

 Rak pewarnaan

 Mikroskop

 Pipet tetes

 Kapas alkohol 70%

 Aquadest

 Larutan methanol absolut

 Larutan giemza 1:9

 Oil emersi

45
b. Analitik

 Prosedur Kerja

 Cara Membuat Sediaan Apusan Darah

Sediaan tipis

 Dipilih kaca objek yang bertepi rata untuk

digunakan sebagai kaca penghapus, sudut kaca

objek yang dipatahkan, menurut garis diagonal

untuk dapat menghasilkan sediaan apus darah

yang tidak mencapai tepi kaca objek

 Satu tetes darah diletakkan pada ± 2-3 mm dari

ujung kaca objek. Kaca penghapus diletakkan

dengan sudut 30-450 terhadap kaca objek di depan

tetes darah

 Kaca penghapus ditarik ke belakang sehingga tetes

darah, ditunggu sampai darah menyebar pada

sudut terebut

 Dengan gerak yang mantap, kaca penghapus

didorong sehingga terbentuk apusan darah

sepanjang 3-4 cm kaca objek. Darah harus habis

sebelum kaca penghapus mencapai ujung lain kaca

objek. Apusan darah tidak boleh terlalu tipis

ataupun terlalu tebal.

 Apusan darah dibiarkan mengering di udara.

46
 Cara Pewarnaan Sediaan

 Letakkan sediaan yang akan dipulas diatas rak

pewarnaan dengan lapisan darah ke atas

 Fiksasi sediaan dengan methanol absolut selama

30 detik

 Genangi dengan larutan giemza yang telah

diencerkan terlebih dahulu dengan aquadest

dengan perbandingan 1:9, selama 30 menit

 Bilas dengan air mengalir

 Keringkan.

Catatan:

Sediaan yang baik mempunyai ciri-ciri:

 Tidak melebar sampai ke tepi kaca objek,

panjangnya setengah sampai dua pertiga panjang

kaca

 Mempunyai bagian yang cukup tipis untuk

diperiksa, pada bagian itu ertrosit terletak

berdekatan tanpa bertumpuk

 Rata, tidak berlubang-lubang, dan tidak bergaris-

garis

47
 Mempunyai penyebaran leukosit yang baik, tidak

berhimpun pada pinggir-pinggir atau ujung-ujung

sediaan.

c. Pasca Analitik

 Nilai rujukan

 Evaluasi eritrosit

 Morfologi eritrosit

Normokrom, hipokrom, polikrom, normositik,

makrositik, dan mikrositik.

 Bentuk eritrosit

Akantosit, ekinosit, ovalosit, sel tetes air mata (tear

drop), sel sabit (sickle cell), anulosit, sferosit, sel

target, howell-jelly bodies, benda inklusi.

 Evaluasi Jenis Leukosit

Limfosit, monosit, neutrofil segmen, neutrofil batang,

basofil, dan eosinofil.

 Evaluasi trombosit

Giant trombosit, dan agregasi trombosit.

 Hasil lain yang abnormal

Mikrofilaria, malaria dan benda asing lainnya.

 Pencatatan Hasil

 hasil di print out kemudian ditanda tangani dokter

penanggung jawab.

48
C. Kimia Klinik

Kimia klinik adalah ilmu yang mempelajari teknik terhadap

darah, urin, sputum (ludah, dahak), cairan otak, ginjal, sekret2 yang

dikeluarkan. Protab di sub bagian kimia klinik adalah cara-cara

pelaksanaan pemeriksaan laboratorium di rumah sakit Stella aris

yang telah di buat oleh staf laboratorium.

 Metode

Automatic (otomatis)

 Tujuan

Untuk mengetahui kelainan-kelainan yang terjadi pada

pasien yang mengukur berbagai macam kadar analisa kimia

darah penderita untuk membantu menegakkan diagnosa

suatu penyakit dan membantu perjalanan penyakit penderita.

 Alat & Bahan

 biOLis 24i Premium

 cup sampel

 klinipet 200 µL

 tissue

 reagen kerja

1. Tes Albumin

a. Pra Analitik

 Metode

Bromocresol-green

49
 Prinsip

Bromocresol green dengan albumin dalam buffer sitrat

membentuk kompleks warna. Absorban dari kompleks

ini sebanding dengan konsentrasi albumin dalam sampel.

 Persiapan pasien

 Tidak ada persiapan khusus

 Sebaiknya pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan

yang dapat memepngaruhi kadar albumin.

 Persiapan sampel

 Hindari sampel hemolisis dan bekuan

 Hindari terjadinya gelembung pada saat pemipetan

sampel

 Persiapan alat

 Bersikan probe reagen dan sampel dengan tissue

bebas serat yang dibasahilarutan alkaline 2%, ulangi

dengan tissue yang dibasahi aquadest

 Periksa apakah aquadest, alkaline sol, acidic sol, dan

kertas printer masih cukup

 Periksa apakah wadah limbah masih kosong

 Keluarkan reagen dan kontrol dari kulkas.

 Persiapan Reagen

 Komposisi dan konsentrasi reagen:

50
R1: citrat buffer pH 4.2 30 mmol/L

Bromocresolgreen 0.26 mmol/L

 Lakukan homogenisasi dengan membolak-balik botol

reagen setelah membuka tutupnya

 Jika reagen sudah memcapai dead volume, lakukan

penggantian botol (jangan menambah reagen baru lagi)

untuk menghindari kontaminasi reagen

 Isi botol reagen disusun sesuai posisinya pada


REAGENT
 Input volume reagen yang ditambahkan:

Klik REAGENT T. COUNTS tekan Ctrl Input

volume (dalam mL) SAVE.

b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat

 Menyalakan Alat

 Nyalakan computer, tunggu sampai menu utama

muncul

 Nyalakan main Power di samping belakang

 Nyalakan System Power di samping depan

 Input username: user 1 dalam login form

 Setelah masuk menu Biolis 24i Premium alat siap

dipakai untuk running setelah proses warning up

selesai

51
 Selama menunggu proses warning up dapat

digunakan untuk menyiapkan reagen dan maintance

pagi.

 Prosedur Pemeriksaan Sampel

Blank Sample/ calibrator


Sample / calibrator - 10 µL
Dist. Water 10 µL -
Reagen solution 1000 µL 1000 µL
Homogenkan. Inkubasi selama 10 menit dan baca absorbance blanko

reagen dalam 60 menit.


 Running Pasien

 Klik ORDERinput Tray-S no. (C9) danno. Sampel

ENTER input data pasien pilih test

klik ORDER

 Mematikan Alat

 Keluar dari program

 Klik EXIT OK klik tombol Log OFF

Matikan komputer, matikan system power di

sampinng depan, matikan main power di samping

belakang

 Tutup botol reagen, lalu masukkan kembali ke kulkas

 Kosongkan wadah limbah.

c. Pasca Analitik

52
 Nilai Rujukan

3.5 – 5.2 g/dL

 Pelaporan Hasil

 Print hasil berdasarkan nomor urut sampel dan data

pasien yang telah diinput, kemudian ditanda tangani

dokter penanggung jawab.

2. Tes Protein Total

a. Pra Analitik

 Metode

Biuret

 Prinsip

Ion cupric bereaksi dengan protein ke dalam larutan alkali

untuk membentuk kompleks ungu. Absorbansi kompleks ini

sebanding dengan konsentrasi protein dalam sampel.

 Persiapan Pasien

 Tidak ada persiapan khusus

 Persiapan Alat

 Bersikan probe reagen dan sampel dengan tissue bebas

serat yang dibasahilarutan alkaline 2%, ulangi dengan

tissue yang dibasahi aquadest

 Periksa apakah aquadest, alkaline sol, acidic sol, dan

kertas printer masih cukup

 Periksa apakah wadah limbah masih kosong

53
 Keluarkan reagen dan kontrol dari kulkas.

 Persiapan Reagen

 Lakukan homogenisasi dengan membolak-balik botol

reagen setelah membuka tutupnya

 Jika reagen sudah memcapai dead volume, lakukan

penggantian botol (jangan menambah reagen baru lagi)

untuk menghindari kontaminasi reagen


REAGENT
 Isi botol reagen disusun sesuai posisinya pada

 Input volume reagen yang ditambahkan:

Klik REAGENT T. COUNTS tekan Ctrl input

volume (dalam mL) SAVE.

b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat

 Menyalakan Alat

 Nyalakan computer, tunggu sampai menu utama

muncul

 Nyalakan main Power di samping belakang

 Nyalakan System Power di samping depan

 Input username: user 1 dalam login form

 Setelah masuk menu Biolis 24i Premium alat siap

dipakai untuk running setelah proses warning up

selesai

54
 Selama menunggu proses warning up dapat

digunakan untuk menyiapkan reagen dan maintance

pagi.

 Prosedur Pemeriksaan Sampel

 Running Pasien

 Klik ORDERinput Tray-S no. (C8) dan no. Sampel

ENTER input data pasien pilih test klik

ORDER

 Mematikan Alat

 Keluar dari program

 Klik EXIT OK klik tombol Log OFF

Matikan komputer, matikan system power di

sampinng depan, matikan main power di samping

belakang

 Tutup botol reagen, lalu masukkan kembali ke kulkas

 Kosongkan wadah limbah.

c. Pasca Analitik

 Nilai Rujukan

55
Bayi lahir normal 4,6-7,0 g/dl atau 46-70 g/l
Anak-anal dari umur 3 tahun dan 6,6-8,7 g/dl atau 66-87 g/l

dewasa

 Pelaporan Hasil

 Print hasil berdasarkan nomor urut sampel dan data

pasien yang telah diinput, kemudian ditanda tangani

dokter penanggung jawab.

3. Tes Bilirubin Total

a. Pra Analitik

 Metode

Jendrassik/Grof

 Prinsip

Bilirubin bereaksi dengan diazoted sulphanilic acid (DSA)

membentuk zat warna merah azo. Absorbans zat warna ini

pada 546 nm sebanding dengan konsentrasi bilirubin dalam

sampel.

Glucuronides bilirubin yang larut dalam air bereaksi langsung

dengan DSA yang mana albumin juga terkonjugasi dalam

bilirubin indirect hanya akan berekasi dengan DSA dibantu

adanya accelerator (zat pemercepat).

 Asam sulfanilic + natrium nitrit DSA

 Bilirubin + DSA Bilirubin direk

56
 Bilirubin + DSA +accelerator Bilirubin total

 Persiapan Pasien

Tidak ada persiapan khusus

 Persiapan Alat

 Bersikan probe reagen dan sampel dengan tissue bebas

serat yang dibasahilarutan alkaline 2%, ulangi dengan

tissue yang dibasahi aquadest

 Periksa apakah aquadest, alkaline sol, acidic sol, dan

kertas printer masih cukup

 Periksa apakah wadah limbah masih kosong

 Keluarkan reagen dan kontrol dari kulkas.

 Persiapan Reagen

 Lakukan homogenisasi dengan membolak-balik botol

reagen setelah membuka tutupnya

 Jika reagen sudah memcapai dead volume, lakukan

penggantian botol (jangan menambah reagen baru lagi)

untuk menghindari kontaminasi reagen

 Isi botol reagen disusun sesuai posisinya pada REAGENT

 Input volume reagen yang ditambahkan:

Klik REAGENT T. COUNTS tekan Ctrl input

volume (dalam mL) SAVE.

b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat

57
 Menyalakan Alat

 Nyalakan computer, tunggu sampai menu utama

muncul

 Nyalakan main Power di samping belakang

 Nyalakan System Power di samping depan

 Input username: user 1 dalam login form

 Setelah masuk menu Biolis 24i Premium alat siap

dipakai untuk running setelah proses warning up

selesai

 Selama menunggu proses warning up dapat

digunakan untuk menyiapkan reagen dan maintance

pagi. Running Pasien

 Klik ORDERinput Tray-S no. (C6) dan no. Sampel

ENTER input data pasien pilih test klik

ORDER

 Mematikan Alat

 Keluar dari program

 Klik EXIT OK klik tombol Log OFF

Matikan komputer, matikan system power di

sampinng depan, matikan main power di samping

belakang

 Tutup botol reagen, lalu masukkan kembali ke kulkas

 Kosongkan wadah limbah.

58
c. Pasca Analitik

 Nilai Rujukan

Bilirubin Total Mg/dl µmol/l


Bayi baru lahir 5 85,5
5 hari, sampai 12 205,0
1 bulan, sampai 1,5 25,6
Dewasa, sampai 1,1 18,8

 Pelaporan Hasil

 Print out hasil sesuai dengan data pasien dan nomor urut

sampel, kemudian ditanda tangani dokter penanggung

jawab.

4. Tes Bilirubin Direk

a. Pra Analitik

 Metode

Jendrassik/Grof

 Prinsip

Bilirubin bereaksi dengan diazoted sulphanilic acid (DSA)

membentuk zat warna merah azo. Absorbans zat warna ini

pada 546 nm sebanding dengan konsentrasi bilirubin dalam

sampel.

Glucuronides bilirubin yang larut dalam air bereaksi langsung

dengan DSA yang mana albumin juga terkonjugasi dalam

59
bilirubin indirect hanya akan berekasi dengan DSA dibantu

adanya accelerator (zat pemercepat).

 Asam sulfanilic + natrium nitrit DSA

 Bilirubin + DSA Bilirubin direk

 Bilirubin + DSA +accelerator Bilirubin total

 Persiapan Pasien

 Tidak ada persiapan khusus

 Persiapan Alat

 Bersikan probe reagen dan sampel dengan tissue bebas

serat yang dibasahilarutan alkaline 2%, ulangi dengan

tissue yang dibasahi aquadest

 Periksa apakah aquadest, alkaline sol, acidic sol, dan

kertas printer masih cukup

 Periksa apakah wadah limbah masih kosong

 Keluarkan reagen dan kontrol dari kulkas.

 Persiapan Reagen

 Lakukan homogenisasi dengan membolak-balik botol

reagen setelah membuka tutupnya

 Jika reagen sudah memcapai dead volume, lakukan

penggantian botol (jangan menambah reagen baru lagi)

untuk menghindari kontaminasi reagen

 Isi botol reagen disusun sesuai posisinya pada


REAGENT
 Input volume reagen yang ditambahkan:

60
Klik REAGENT T. COUNTS tekan Ctrl input

volume (dalam mL) SAVE.

b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat

 Menyalakan Alat

 Nyalakan computer, tunggu sampai menu utama

muncul

 Nyalakan main Power di samping belakang

 Nyalakan System Power di samping depan

 Input username: user 1 dalam login form

 Setelah masuk menu Biolis 24i Premium alat siap

dipakai untuk running setelah proses warning up

selesai

 Selama menunggu proses warning up dapat

digunakan untuk menyiapkan reagen dan maintance

pagi.

 Prosedur Pemeriksaan Sampel

 Running Pasien

 Klik ORDERinput Tray-S no. (C7) dan no. Sampel

ENTER input data pasien pilih test

klik ORDER

61
 Mematikan Alat

 Keluar dari program

 Klik EXIT OK klik tombol Log OFF

Matikan komputer, matikan system power di

sampinng depan, matikan main power di samping

belakang

 Tutup botol reagen, lalu masukkan kembali ke kulkas

 Kosongkan wadah limbah.

c. Pasca Analitik

 Nilai Rujukan

Bilirubin Direk Mg/dl µmol/l


Dewasa, sampai 0,25 4,3

 Pelaporan Hasil

 Print hasil berdasarkan nomor urut sampel dan data

pasien yang telah diinput, kemudian ditanda tangani

dokter penanggung jawab.

5. Tes Serum Glutamate Oksaminase Transaminase (SGOT)

a. Pra Analitik

 Metode

Aspartate Aminotransferase

 Prinsip

62
 2-oxoglutarat + L-Aspartat GOT
L-glutamate +

oxaloacetat

 Oxaloacetat + NADH + H+ MDH


L-malate + NAD+

 Persiapan Pasien

 Tidak ada persiapan khusus

 Persiapan Alat

 Bersikan probe reagen dan sampel dengan tissue bebas

serat yang dibasahilarutan alkaline 2%, ulangi dengan

tissue yang dibasahi aquadest

 Periksa apakah aquadest, alkaline sol, acidic sol, dan

kertas printer masih cukup

 Periksa apakah wadah limbah masih kosong

 Keluarkan reagen dan kontrol dari kulkas.

 Persiapan Reagen

 Lakukan homogenisasi dengan membolak-balik botol

reagen setelah membuka tutupnya

 Jika reagen sudah memcapai dead volume, lakukan

penggantian botol (jangan menambah reagen baru lagi)

untuk menghindari kontaminasi reagen

 Isi botol reagen disusun sesuai posisinya pada


REAGENT
 Input volume reagen yang ditambahkan:

Klik REAGENT T. COUNTS tekan Ctrl input

volume (dalam mL) SAVE.

63
b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat

 Menyalakan Alat

 Nyalakan computer, tunggu sampai menu utama

muncul

 Nyalakan main Power di samping belakang

 Nyalakan System Power di samping depan

 Input username: user 1 dalam login form

 Setelah masuk menu Biolis 24i Premium alat siap

dipakai untuk running setelah proses warning up

selesai

 Selama menunggu proses warning up dapat

digunakan untuk menyiapkan reagen dan maintance

pagi.

 Prosedur Pemeriksaan Sampel

 Running Pasien

 Klik ORDERinput Tray-S no. (C2) dan no. Sampel

ENTER input data pasien pilih test

klik ORDER

 Mematikan Alat

 Keluar dari program

 Klik EXIT OK klik tombol Log OFF

64
Matikan komputer, matikan system power di

sampinng depan, matikan main power di samping

belakang

 Tutup botol reagen, lalu masukkan kembali ke kulkas

 Kosongkan wadah limbah.

c. Pasca Analitik

 Nilai Rujukan

6-30 U/L

 Pelaporan Hasil

 Print hasil berdasarkan nomor urut sampel dan data

pasien yang telah diinput, kemudian ditanda tangani

dokter penanggung jawab.

6. Tes Serum Glutamate Piruvat Transamniase (SGPT)

a. Pra Analitik

 Metode

Alanine Aminotransferase

 Prinsip

 2-oxoglutarat + L-Alanin GOT


L-glutamate + Piruvat

 Piruvat + NADH + H+ LDH


L-laktat + NAD+

 Persiapan Pasien

 Tidak ada persiapan khusus

 Persiapan Alat

65
 Bersikan probe reagen dan sampel dengan tissue bebas

serat yang dibasahilarutan alkaline 2%, ulangi dengan

tissue yang dibasahi aquadest

 Periksa apakah aquadest, alkaline sol, acidic sol, dan

kertas printer masih cukup

 Periksa apakah wadah limbah masih kosong

 Keluarkan reagen dan kontrol dari kulkas.

 Persiapan Reagen

 Lakukan homogenisasi dengan membolak-balik botol

reagen setelah membuka tutupnya

 Jika reagen sudah memcapai dead volume, lakukan

penggantian botol (jangan menambah reagen baru lagi)

untuk menghindari kontaminasi reagen

 Isi botol reagen disusun sesuai posisinya pada REAGENT

 Input volume reagen yang ditambahkan:

Klik REAGENT T. COUNTS tekan Ctrl

input volume (dalam mL) SAVE.

b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat

 Menyalakan Alat

 Nyalakan computer, tunggu sampai menu utama

muncul

66
 Nyalakan main Power di samping belakang

 Nyalakan System Power di samping depan

 Input username: user 1 dalam login form

 Setelah masuk menu Biolis 24i Premium alat siap

dipakai untuk running setelah proses warning up

selesai

 Selama menunggu proses warning up dapat

digunakan untuk menyiapkan reagen dan maintance

pagi.

 Prosedur Pemeriksaan Sampel

 Running Pasien

 Klik ORDERinput Tray-S no. (C3) dan no. Sampel

ENTER input data pasien pilih test

klik ORDER

 Mematikan Alat

 Keluar dari program

 Klik EXIT OK klik tombol Log OFF

Matikan komputer, matikan system power di

sampinng depan, matikan main power di samping

belakang

 Tutup botol reagen, lalu masukkan kembali ke kulkas

 Kosongkan wadah limbah.

c. Pasca Analitik

67
 Nilai Rujukan

7-32 U/L

 Pelaporan Hasil

 Print hasil berdasarkan nomor urut sampel dan data

pasien yang telah diinput, kemudian ditanda tangani

dokter penanggung jawab.

68
7. Tes Alkali Phospatase (ALP)

a. Pra Analitik

 Metode

DEA Buffer

 Prinsip
AP
p-naftol fosfat +H2O Phosfat + p-nitrofenol

 Persiapan Pasien

 Tidak ada persiapan khusus

 Persiapan Alat

 Bersikan probe reagen dan sampel dengan tissue bebas

serat yang dibasahilarutan alkaline 2%, ulangi dengan

tissue yang dibasahi aquadest

 Periksa apakah aquadest, alkaline sol, acidic sol, dan

kertas printer masih cukup

 Periksa apakah wadah limbah masih kosong

 Keluarkan reagen dan kontrol dari kulkas.

 Persiapan Reagen

 Lakukan homogenisasi dengan membolak-balik botol

reagen setelah membuka tutupnya

 Jika reagen sudah memcapai dead volume, lakukan

penggantian botol (jangan menambah reagen baru lagi)

untuk menghindari kontaminasi reagen

 Isi botol reagen disusun sesuai posisinya pada


REAGENT

69
 Input volume reagen yang ditambahkan:

Klik REAGENT T. COUNTS tekanCtrl

input volume (dalam mL) SAVE.

b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat

 Menyalakan Alat

 Nyalakan computer, tunggu sampai menu utama

muncul

 Nyalakan main Power di samping belakang

 Nyalakan System Power di samping depan

 Input username: user 1 dalam login form

 Setelah masuk menu Biolis 24i Premium alat siap

dipakai untuk running setelah proses warning up

selesai

 Selama menunggu proses warning up dapat

digunakan untuk menyiapkan reagen dan maintance

 Prosedur Pemeriksaan Sampel

 Order Kontrol dan Running

 Klik ORDERinput Tray-S no. (C1, C2, C3, dst)

ENTER pilih test klik ORDER

 Lanjutkan dengan C2, C3, dst

 Klik START pada menu utama untuk memulai

running

70
 Jika menggunakan rak sampel klik QC

START

 Running Pasien

 Klik ORDER input Tray-S no. (C5) dan no.

Sampel ENTER input data pasien pilih

testklik ORDER.

 Mematikan Alat

 Keluar dari program

 Klik EXIT OK klik tombol Log OFF

Matikan komputer, matikan system power di

sampinng depan, matikan main power di samping

belakang

 Tutup botol reagen, lalu masukkan kembali ke kulkas

 Kosongkan wadah limbah.

c. Pasca Analitik

 Nilai Rujukan

30-120 UI

 Pelaporan Hasil

 Print hasil berdasarkan nomor urut sampel dan data

pasien yang telah diinput, kemudian ditanda tangani

dokter penanggung jawab.

71
8. Tes Ureum

a. Pra Analitik

 Metode

Enzymatic UV Test, “urease-GLDH”

 Prinsip

 Urea + 2 H2O urease


2 NH4+ + 2HCO3-

 2-oxoglutarate + NH4+ + NADH GLDH

 Persiapan Pasien

 Tidak ada persiapan khusus

 Persiapan Alat

 Bersikan probe reagen dan sampel dengan tissue bebas

serat yang dibasahilarutan alkaline 2%, ulangi dengan

tissue yang dibasahi aquadest

 Periksa apakah aquadest, alkaline sol, acidic sol, dan

kertas printer masih cukup

 Periksa apakah wadah limbah masih kosong

 Keluarkan reagen dan kontrol dari kulkas.

 Persiapan Reagen

 Komposisi dan konsentrasi reagen:

R1 : tris, pH 7.8 150 mmol/L

2-oxoglutarate 9 mmol/L

ADP 0.75 mmol/L

Urease > 7 kU/L

72
Glutamate dehydroginase > 1 kU/L

R2 : NADH 1.3 mmol/L

 Lakukan homogenisasi dengan membolak-balik botol

reagen setelah membuka tutupnya

 Jika reagen sudah memcapai dead volume, lakukan

penggantian botol (jangan menambah reagen baru lagi)

untuk menghindari kontaminasi reagen

 Isi botol reagen disusun sesuai posisinya pada REAGENT

 Input volume reagen yang ditambahkan:

Klik REAGENT T. COUNTS tekan Ctrl

input volume (dalam mL) SAVE.

b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat

 Menyalakan Alat

 Nyalakan computer, tunggu sampai menu utama

muncul

 Nyalakan main Power di samping belakang

 Nyalakan System Power di samping depan

 Input username: user 1 dalam login form

 Setelah masuk menu Biolis 24i Premium alat siap

dipakai untuk running setelah proses warning up

selesai

73
 Selama menunggu proses warning up dapat

digunakan untuk menyiapkan reagen dan maintance

pagi.

 Prosedur Pemeriksaan Sampel

Blank Sample/ calibrator


Sample/ calibrator - 10 µL
Reagen 1 1000 µL 1000 µL
Homogenkan. Inkubasi selama 0-5 menit pada xsuhu 25 0 C/ 300 C/ 370 C,

kemudian tambahkan:
Reagent 2 250 µL 250 µL
Homogenkan. Inkubasi selama 60 detik pada suhu 25 0 C/ 300 C atau

selama 30-40 detik pada suhu 37 0 C, kemudian baca A1, setelah tepat 60

detik.

 Order Kontrol dan Running

 Klik ORDERinput Tray-S no. (C1, C2, C3, dst)

ENTER pilih test klik ORDER

 Lanjutkan dengan C2, C3, dst

 Klik START pada menu utama untuk memulai

running

 Jika menggunakan rak sampel klik QC

START

 Running Pasien

74
 Klik ORDER input Tray-S no. (C17) dan no.

Sampel ENTER input data pasien pilih

test klik ORDER

 Mematikan Alat

 Keluar dari program

 Klik EXIT OK klik tombol Log OFF

Matikan komputer, matikan system power di

sampinng depan, matikan main power di samping

belakang

 Tutup botol reagen, lalu masukkan kembali ke kulkas

 Kosongkan wadah limbah.

c. Pasca Analitik

 Nilai Rujukan

 Serum/ plasma : 17 – 43 mg/dL (2.8 – 7.2 mmol/L)

 Urine : 26 – 43 g/24jam (0.43 – 0.72

mol/24jam)

 Pelaporan Hasil

 Print hasil berdasarkan nomor urut sampel dan data

pasien yang telah diinput, kemudian ditanda tangani

dokter penanggung jawab.

9. Tes Creatinin

a. Pra Analitik

 Metode

75
Jaffe metode tanpa deproteinisasi

 Prinsip

Kreatinin + asam pikrat kompleks kreatinin-pikrat

 Persiapan Pasien

 Tidak ada persiapan khusus

 Persiapan Alat

 Bersikan probe reagen dan sampel dengan tissue bebas

serat yang dibasahilarutan alkaline 2%, ulangi dengan

tissue yang dibasahi aquadest

 Periksa apakah aquadest, alkaline sol, acidic sol, dan

kertas printer masih cukup

 Periksa apakah wadah limbah masih kosong

 Keluarkan reagen dan kontrol dari kulkas.

 Persiapan Reagen

 Komposisi dan konsentrasi reagen:

R1 : NaOH 0.2 mmol/L

R2 : asam picric 20 mmol/L

 Lakukan homogenisasi dengan membolak-balik botol

reagen setelah membuka tutupnya

 Jika reagen sudah memcapai dead volume, lakukan

penggantian botol (jangan menambah reagen baru lagi)

untuk menghindari kontaminasi reagen

 Isi botol reagen disusun sesuai posisinya pada REAGENT

76
 Input volume reagen yang ditambahkan:

Klik REAGENT T. COUNTS tekan Ctrl

input volume (dalam mL) SAVE.

b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat

 Menyalakan Alat

 Nyalakan computer, tunggu sampai menu utama

muncul

 Nyalakan main Power di samping belakang

 Nyalakan System Power di samping depan

 Input username: user 1 dalam login form

 Setelah masuk menu Biolis 24i Premium alat siap

dipakai untuk running setelah proses warning up

selesai

 Selama menunggu proses warning up dapat

digunakan untuk menyiapkan reagen dan maintance

pagi.

77
 Prosedur Pemeriksaan Sampel

Blank Sample/ calibrator


Sample/ calibrator - 50 µL
Dist. Water 50 µL -
Reagent 1 1000 µL 1000 µL
Homogenkan. Inkubasi selama 0-5 menit, kemudian tambahkan:
Reagent 2 250 µL 250 µL
Homogenkan. Baca absorbance A1 setelah 60 detik, baca A2 setelah

tepat 120 detik.

 Order Kontrol dan Running

 Klik ORDER input Tray-S no. (C1, C2, C3,

dst) ENTER pilih test klik ORDER

 Lanjutkan dengan C2, C3, dst

 Klik START pada menu utama untuk memulai

running

 Jika menggunakan rak sampel klik QC

START

 Running Pasien

78
 Klik ORDER input Tray-S no. (C18) dan no.

Sampel ENTER input data pasien pilih

test klik ORDER

 Mematikan Alat

 Keluar dari program

 Klik EXIT OK klik tombol Log OFF

Matikan komputer, matikan system power di

sampinng depan, matikan main power di samping

belakang

 Tutup botol reagen, lalu masukkan kembali ke kulkas

 Kosongkan wadah limbah.

79
c. Pasca Analitik

 Nilai Rujukan

 Serum/plasma

mg/dL µmol/L
Laki-laki 0.9 – 1.3 80 – 115
Perempuan 0.6 – 1.1 53 – 97
Anak-anak mg/dL µmol/L
Bayi 0.5 – 1.2 45 – 102
Balita 0.4 – 0.7 35 – 62
Anak-anak 0.5 – 1.2 45 – 102
 Kreatinin klirens

ml/min/1.73 m2
Laki-laki 98 – 156
Perempuan 95 – 160

 Pelaporan Hasil

 Print hasil berdasarkan nomor urut sampel dan data

pasien yang telah diinput, kemudian ditanda tangani

dokter penanggung jawab.

10. Tes Asam Urat

a. Pra Analitik

 Metode

PAP

80
 Prinsip

 Asam urat + O2 + 2H2O Uricase alantoin + CO2 + H2O2

 2H2O+DCHBS+PAperoxidaseN-(-4-antipyril)-3-chloro-5-

sulfonate-p-benzoquinoneimine + HCl + 4H2O

 Persiapan Pasien

 Tidak ada persiapan khusus

 Persiapan Alat

 Bersikan probe reagen dan sampel dengan tissue bebas

serat yang dibasahilarutan alkaline 2%, ulangi dengan

tissue yang dibasahi aquadest

 Periksa apakah aquadest, alkaline sol, acidic sol, dan

kertas printer masih cukup

 Periksa apakah wadah limbah masih kosong

 Keluarkan reagen dan kontrol dari kulkas.

 Persiapan Reagen

 Lakukan homogenisasi dengan membolak-balik botol

reagen setelah membuka tutupnya

 Jika reagen sudah memcapai dead volume, lakukan

penggantian botol (jangan menambah reagen baru lagi)

untuk menghindari kontaminasi reagen

 Isi botol reagen disusun sesuai posisinya pada


REAGENT
 Input volume reagen yang ditambahkan:

81
Klik REAGENT T. COUNTS tekan Ctrl

input volume (dalam mL) SAVE.

b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat

 Menyalakan Alat

 Nyalakan computer, tunggu sampai menu utama

muncul

 Nyalakan main Power di samping belakang

 Nyalakan System Power di samping depan

 Input username: user 1 dalam login form

 Setelah masuk menu Biolis 24i Premium alat siap

dipakai untuk running setelah proses warning up

selesai

 Selama menunggu proses warning up dapat

digunakan untuk menyiapkan reagen dan maintance

pagi.

 Prosedur Pemeriksaan Sampel

 Order Kontrol dan Running

 Klik ORDER input Tray-S no. (C1, C2, C3,

dst) ENTER pilih test klik ORDER

 Lanjutkan dengan C2, C3, dst

82
 Klik START pada menu utama untuk memulai

running

 Jika menggunakan rak sampel klik QC START

 Running Pasien

 Klik ORDER input Tray-S no. (C10) dan no.

Sampel ENTER input data pasien pilih

test klik ORDER

 Mematikan Alat

 Keluar dari program

 Klik EXIT OK klik tombol Log OFF

Matikan komputer, matikan system power di

sampinng depan, matikan main power di samping

belakang

 Tutup botol reagen, lalu masukkan kembali ke kulkas

 Kosongkan wadah limbah.

c. Pasca Analitik

 Nilai Rujukan

Pria 3,4-7 mg/dl atau 200-420 µmol/l


Wanita 2,4-5,7 mg/dl atau 140-340 µmol/l

83
 Pelaporan Hasil

 Print hasil berdasarkan nomor urut sampel dan data

pasien yang telah diinput, kemudian ditanda tangani

dokter penanggung jawab.

11. Tes Cholestrol Total

a. Pra Analitik

 Metode

CHOD-PAP

 Prinsip

 Eter kolesterol + H2O kolesterol esterase


Kolesterol + asam

lemak

 Kolesterol + O2Kolesterol oksidase kolestenon-3-one + H2O2

 2H2O2 + fenol + 4-ammoantipyrine peroksidase


quinoneimine

+ 4H2O

 Persiapan Pasien

 Pasien harus berpuasa 6-10 jam

84
 Persiapan Alat

 Bersikan probe reagen dan sampel dengan tissue bebas

serat yang dibasahilarutan alkaline 2%, ulangi dengan

tissue yang dibasahi aquadest

 Periksa apakah aquadest, alkaline sol, acidic sol, dan

kertas printer masih cukup

 Periksa apakah wadah limbah masih kosong

 Keluarkan reagen dan kontrol dari kulkas.

 Persiapan Reagen

 Lakukan homogenisasi dengan membolak-balik botol

reagen setelah membuka tutupnya

 Jika reagen sudah memcapai dead volume, lakukan

penggantian botol (jangan menambah reagen baru lagi)

untuk menghindari kontaminasi reagen


REAGENT

 Isi botol reagen disusun sesuai posisinya pada

 Input volume reagen yang ditambahkan:

Klik REAGENT T. COUNTS tekan Ctrl

input volume (dalam mL) SAVE.

b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat

 Menyalakan Alat

 Nyalakan computer, tunggu sampai menu utama

muncul

85
 Nyalakan main Power di samping belakang

 Nyalakan System Power di samping depan

 Input username: user 1 dalam login form

 Setelah masuk menu Biolis 24i Premium alat siap

dipakai untuk running setelah proses warning up

selesai

 Selama menunggu proses warning up dapat

digunakan untuk menyiapkan reagen dan maintance

pagi.

 Prosedur Pemeriksaan Sampel

 Order Kontrol dan Running

 Klik ORDERinput Tray-S no. (C1, C2, C3, dst)

ENTER pilih test klik ORDER

 Lanjutkan dengan C2, C3, dst

 Klik START pada menu utama untuk memulai

running

 Jika menggunakan rak sampel klik QC

START

 Running Pasien

 Klik ORDER input Tray-S no. (C11) dan no.

Sampel ENTER input data pasien pilih

test klik ORDER

86
 Mematikan Alat

 Keluar dari program

 Klik EXIT OK klik tombol Log OFF

Matikan komputer, matikan system power di samping

depan, matikan main power di samping belakang

 Tutup botol reagen, lalu masukkan kembali ke kulkas

 Kosongkan wadah limbah.

c. Pasca Analitik

 Nilai Rujukan

Baik Sedang Buruk


200-239
Kolesterol total <200 mg/dl >240 mg/dl
mg/dl

 Pelaporan Hasil

 Print hasil berdasarkan nomor urut sampel dan data

pasien yang telah diinput, kemudian ditanda tangani

dokter penanggung jawab.

12. Tes HDL Cholestrol

a. Pra Analitik

 Metode

CHOD-PAP

 Prinsip

87
CHER
HDL-C (Ester Type Cholestrol) + H2O + + free

HDL- Cholestrol + fatty Acid


CHOD
Free HDL-Cholestrol + O2 + + cholestenone + H2O2

POD
2H2O2 + 4-aminophenazone + H-DAOS + color + 5

H2O

 Persiapan Pasien

 Pasien harus berpuasa 6-10 jam

 Persiapan Alat

 Bersikan probe reagen dan sampel dengan tissue bebas

serat yang dibasahilarutan alkaline 2%, ulangi dengan

tissue yang dibasahi aquadest

 Periksa apakah aquadest, alkaline sol, acidic sol, dan

kertas printer masih cukup

 Periksa apakah wadah limbah masih kosong

 Keluarkan reagen dan kontrol dari kulkas.

 Persiapan Reagen

 Komposisi dan konsentrasi reagen:

R1 : good’s buffer pH 7.0 9.0 mmol/L

Na-N-(2-hidroxy-3-sulfopropyl) 3 4 dimenthoxyaniline (H-DAOS) 1.2 mmol/L

Asorbic acid oxidase 3.5 kU/L

Phosporic Acid 5 mg/mL

Stabilizer 0.01 mmol/L

88
R2 : good’s buffer pH 7.0 12.4 mmol/L

Cholestrol esterase (CHER) 844 U/L

Cholestrol Oxidase (CHOD) 3375 kU/L

Peroxidase (POD) 18.75 kU/L

4-aminophenazone 3.4 mmol/L

Sodium azide 0.06 wt%

 Lakukan homogenisasi dengan membolak-balik botol

reagen setelah membuka tutupnya

 Jika reagen sudah memcapai dead volume, lakukan

penggantian botol (jangan menambah reagen baru lagi)

untuk menghindari kontaminasi reagen

 Isi botol reagen disusun sesuai posisinya pada


REAGENT
 Input volume reagen yang ditambahkan:

Klik REAGENT T. COUNTS tekan Ctrl

input volume (dalam mL) SAVE.

b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat

 Menyalakan Alat

 Nyalakan computer, tunggu sampai menu utama

muncul

 Nyalakan main Power di samping belakang

89
 Nyalakan System Power di samping depan

 Input username: user 1 dalam login form

 Setelah masuk menu Biolis 24i Premium alat siap

dipakai untuk running setelah proses warning up

selesai

 Selama menunggu proses warning up dapat

digunakan untuk menyiapkan reagen dan maintance

pagi.

 Prosedur Pemeriksaan Sampel

Pipet ke dalam kuvet:


Assay temperature: RB calibrator Sample
Sample/ calibrator 10 µL 10 µL
NaCl solution (9 10 µL - -

g/dL)
Reagent 1 1000 µL 1000 µL 1000 µL
Homogenkan. Inkubasi selama 5 menit pada 37 0 C, kemudian

baca absorbance (A1)


Reagent 2 250 µL 250 µL 250 µL
Homogenkan. Inkubasi selama 5 menit pada 37 0 C, kemudian

baca abrsorbance (A2)

 Order Kontrol dan Running

 Klik ORDER input Tray-S no. (C1, C2, C3,

dst) ENTER pilih test klik ORDER

90
 Lanjutkan dengan C2, C3, dst

 Klik START pada menu utama untuk memulai

running

 Jika menggunakan rak sampel klik QC

START

 Running Pasien

 Klik ORDER input Tray-S no. (C12) dan no.

Sampel ENTER input data pasien pilih

test klik ORDER

 Mematikan Alat

 Keluar dari program

 Klik EXIT OK klik tombol Log OFF

Matikan komputer, matikan system power di

sampinng depan, matikan main power di samping

belakang

 Tutup botol reagen, lalu masukkan kembali ke kulkas

 Kosongkan wadah limbah.

c. Pasca Analitik

 Nilai Rujukan

91
Baik Sedang Buruk
HDL
> 45 mg/dl - -
Cholesterol

 Pelaporan Hasil

 Print hasil berdasarkan nomor urut sampel dan data

pasien yang telah diinput, kemudian ditanda tangani

dokter penanggung jawab.

13. Tes LDL Cholestrol

a. Pra Analitik

 Metode

CHOD-PAP

 Prinsip

Detergent organic and inorganic posphoric acid

CHER
LDL-C (ester type cholestrol) + H2O + free

LDL-cholestrol + fatty acid

Free LDL-cholestrol + O2 cholestenone + H2O2


POD
H2O2 + 4-aminophenazone + H-DAOS + + color

 Persiapan Pasien

Pasien harus berpuasa 6-10 jam

 Persiapan Alat

92
 Bersikan probe reagen dan sampel dengan tissue bebas

serat yang dibasahilarutan alkaline 2%, ulangi dengan

tissue yang dibasahi aquadest

 Periksa apakah aquadest, alkaline sol, acidic sol, dan

kertas printer masih cukup

 Periksa apakah wadah limbah masih kosong

 Keluarkan reagen dan kontrol dari kulkas.

 Persiapan Reagen

 Lakukan homogenisasi dengan membolak-balik botol

reagen setelah membuka tutupnya

 Jika reagen sudah memcapai dead volume, lakukan

penggantian botol (jangan menambah reagen baru lagi)

untuk menghindari kontaminasi reagen

 Isi botol reagen disusun sesuai posisinya pada


REAGENT
 Input volume reagen yang ditambahkan:

Klik REAGENT T. COUNTS tekan Ctrl

input volume (dalam mL) SAVE.

b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat

 Menyalakan Alat

 Nyalakan computer, tunggu sampai menu utama

muncul

 Nyalakan main Power di samping belakang

93
 Nyalakan System Power di samping depan

 Input username: user 1 dalam login form

 Setelah masuk menu Biolis 24i Premium alat siap

dipakai untuk running setelah proses warning up

selesai

 Selama menunggu proses warning up dapat

digunakan untuk menyiapkan reagen dan maintance

pagi.

 Prosedur Pemeriksaan Sampel

 Order Kontrol dan Running

Pipet ke dalam kuvet:


Assay temperature RB calibrator Sample
Sample / calibrator - 10 µL 10 µL
NaCl Solution (9 g/dL) 10 µL - -
Reagent 1 1000 µL 1000 µL 1000 µL
Homogenkan. Inkubasi selama 5 menit pada 37 0 C, kemudian baca

absorbans (A1)
Reagent 2 250 µL 250 µL 250 µL
Homogenkan. Inkubasi selama 5 menit pada 37 0 C, kemudian baca

absorbans (A2)

 Klik ORDER input Tray-S no. (C1, C2, C3, dst)

ENTER pilih test klik ORDER

 Lanjutkan dengan C2, C3, dst

94
 Klik START pada menu utama untuk memulai

running

 Jika menggunakan rak sampel klik QC

START

 Running Pasien

 Klik ORDER input Tray-S no. (C13) dan no.

Sampel ENTER input data pasien pilih

test klik ORDER

 Mematikan Alat

95
 Keluar dari program

 Klik EXIT OK klik tombol Log OFF

Matikan komputer, matikan system power di

sampinng depan, matikan main power di samping

belakang

 Tutup botol reagen, lalu masukkan kembali ke kulkas

 Kosongkan wadah limbah.

c. Pasca Analitik

 Nilai Rujukan

Baik Sedang Buruk


LDL 100-129
<100 mg/dl >130 mg/dl
Cholesterol mg/dl

 Pelaporan Hasil

 Print hasil berdasarkan nomor urut sampel dan data

pasien yang telah diinput, kemudian ditanda tangani

dokter penanggung jawab.

14. Tes Trigeliserida

a. Pra Analitik

 Metode

96
Enzymatic Colorimetric Test “GPO-PAP”

 Prinsip
LPL
Trygeliserida + H2O Glycerol + fetty Acid

GK
Glycerol + ATP Glycerol-3-phospat + ADP

Glycerol-3-phospat + O2GPO dihydroxyaceton-phospat +

H2O2

2 H2O2 + 4-aminophenazone + 4-chlorophenol POD

quinoneimine + 4 H2O

 Persiapan Pasien

Pasien harus berpuasa 6-10 jam

 Persiapan Alat

 Bersikan probe reagen dan sampel dengan tissue bebas

serat yang dibasahilarutan alkaline 2%, ulangi dengan

tissue yang dibasahi aquadest

 Periksa apakah aquadest, alkaline sol, acidic sol, dan

kertas printer masih cukup

 Periksa apakah wadah limbah masih kosong

 Keluarkan reagen dan kontrol dari kulkas.

 Persiapan Reagen

 Komposisi dan konsentrasi reagen:

R1 : Good’s buffer, pH 7.2 50 mmol/L

4-chhlorophenol 4 mmol/L

ATP 2 mmol/L

97
Mg2+ 15 mmol/L

Glycerokinase (GK) > 0.4 kU/L

Peroxydase (POD) > 2 kU/L

LipoproteinLipase (LPL) > 2 kU/L

4-aminophenazone 0.5 mmol/L

Glycerol-3-phospat-oxidase (GPO) > 0.5 kU/L

 Lakukan homogenisasi dengan membolak-balik botol

reagen setelah membuka tutupnya

 Jika reagen sudah memcapai dead volume, lakukan

penggantian botol (jangan menambah reagen baru lagi)

untuk menghindari kontaminasi reagen

 Isi botol reagen disusun sesuai posisinya pada


REAGENT

 Input volume reagen yang ditambahkan:

Klik REAGENT T. COUNTS tekan Ctrl

input volume (dalam mL) SAVE.

b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat

 Menyalakan Alat

 Nyalakan computer, tunggu sampai menu utama

muncul

 Nyalakan main Power di samping belakang

 Nyalakan System Power di samping depan

 Input username: user 1 dalam login form

98
 Setelah masuk menu Biolis 24i Premium alat siap

dipakai untuk running setelah proses warning up

selesai

 Selama menunggu proses warning up dapat

digunakan untuk menyiapkan reagen dan maintance

pagi.

99
 Prosedur Pemeriksaan Sampel

Blank Sample / calibrator


Sampel / calibrator - 10 µL
Dist. Water 10 µL -
Reagent solution 1000 µL 1000 µL
Homogenkan. Inkubasi selama 20 menit pada 20-250 C atau 10 menit

pada 370 C, baca absorbans blanko selama 60 menit.

 Order Kontrol dan Running

 Klik ORDER input Tray-S no. (C1, C2, C3,

dst) ENTER pilih test klik ORDER

 Lanjutkan dengan C2, C3, dst

 Klik START pada menu utama untuk memulai

running

 Jika menggunakan rak sampel klik QC

START

 Running Pasien

 Klik ORDER input Tray-S no. (C14) dan no.

Sampel ENTER input data pasien pilih

test klik ORDER

 Mematikan Alat

 Keluar dari program

100
 Klik EXIT OK klik tombol Log OFF

Matikan komputer, matikan system power di

sampinng depan, matikan main power di samping

belakang

 Tutup botol reagen, lalu masukkan kembali ke kulkas

 Kosongkan wadah limbah.

c. Pasca Analitik

 Nilai Rujukan

Dugaan >150mg/dl atau 1,71 mmol/L


Peningkata >200 mg/dl atau 2,28 mmol/L

n
 Pelaporan Hasil

 Print hasil berdasarkan nomor urut sampel dan data

pasien yang telah diinput, kemudian ditanda tangani

dokter penanggung jawab.

15. Tes Glukosa Darah Sewaktu

Pra Analitik

 Metode

Enzymatic UV test menggunakan Hexokinase / G6P-DH

 Prinsip
HK
Glucose + ATP glucose-6-phopspatase + ADP

101
G6P-DH
Glucosse-6-phspatase + NAD gluconate-6-P +

NADH + H+

 Persiapan Pasien

 Tidak ada persiapan khusus

 Persiapan Alat

 Bersikan probe reagen dan sampel dengan tissue bebas

serat yang dibasahilarutan alkaline 2%, ulangi dengan

tissue yang dibasahi aquadest

 Periksa apakah aquadest, alkaline sol, acidic sol, dan

kertas printer masih cukup

 Periksa apakah wadah limbah masih kosong

 Keluarkan reagen dan kontrol dari kulkas.

 Persiapan Reagen

 Komposisi dan konsentrasi reagen:

R1 : tris buffer pH 7.2 100 mmol/L

Mg2+ 4 mmol/L

ATP 2.1 mmol/L

NAD 2.1 mmol/L

R2 : Mg2+ 4 mmol/L

Hexokinase (HK) > 7.5 kU/L

Glucose-6-P-phospatedehydroginase > 7.5 kU/L

(G6P-DH)

102
 Lakukan homogenisasi dengan membolak-balik botol

reagen setelah membuka tutupnya

 Jika reagen sudah memcapai dead volume, lakukan

penggantian botol (jangan menambah reagen baru lagi)

untuk menghindari kontaminasi reagen

 Isi botol reagen disusun sesuai posisinya pada


REAGENT
 Input volume reagen yang ditambahkan:

Klik REAGENT T. COUNTS tekan Ctrl

input volume (dalam mL) SAVE.

b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat

 Menyalakan Alat

 Nyalakan computer, tunggu sampai menu utama

muncul

 Nyalakan main Power di samping belakang

 Nyalakan System Power di samping depan

 Input username: user 1 dalam login form

 Setelah masuk menu Biolis 24i Premium alat siap

dipakai untuk running setelah proses warning up

selesai

 Selama menunggu proses warning up dapat

digunakan untuk menyiapkan reagen dan maintance

pagi.

103
 Prosedur Pemeriksaan Sampel

Blank Sample/ calibrator


Sample/ calibrator - 10 µL
Dist. Water 10 µL 10 µL
Reagent 1 1000 µL 1000 µL
Homogenkan. Inkubasi selama 1-5 menit pada 20-250 C/ 370 C, baca

absorbance A1, kemudian tambahkan:


Reagent 2 250 µL 250 µL
Homogenkan. Inkubasi 5 menit pada 370 C atau 10 menit pada 20-250

C, baca lagi absorbance A2 dengan blanko reagen pada 30 menit.

 Order Kontrol dan Running

 Klik ORDER input Tray-S no. (C1, C2, C3,

dst) ENTER pilih test klik ORDER

 Lanjutkan dengan C2, C3, dst

 Klik START pada menu utama untuk memulai

running

 Jika menggunakan rak sampel klik QC

START

 Running Pasien

104
 Klik ORDER input Tray-S no. (C16) dan no.

Sampel ENTER input data pasien pilih

test klik ORDER

 Mematikan Alat

 Keluar dari program

 Klik EXIT OK klik tombol Log OFF

Matikan komputer, matikan system power di

sampinng depan, matikan main power di samping

belakang

 Tutup botol reagen, lalu masukkan kembali ke kulkas

 Kosongkan wadah limbah.

c. Pasca Analitik

 Nilai Rujukan

mg/dL mmol/L
Baru lahir:

1 jam 63 – 158 3.5 – 8.8


2 jam 36 – 99 2.0 – 5.5
5 – 14 jam 36 - 89 2.2 – 4.9
10 – 28 jam 46 – 81 2.6 – 4.5
44 – 52 jam 48 – 79 2.7 – 4.4
Balita dan dewasa
1 – 6 tahun 74 – 127 4.1 – 7.0
7 – 19 70 – 106 3.9 – 5.9

105
Adults (fasting)
Serum/plasma 70 – 115 3.9 – 6.4

 Pelaporan Hasil

 Print hasil berdasarkan nomor urut sampel dan data

pasien yang telah diinput, kemudian ditanda tangani

dokter penanggung jawab.

16. Tes Glukosa Darah Puasa

a. Pra Analitik

 Metode

Enzymatic UV test menggunakan Hexokinase / G6P-DH

 Prinsip
HK
Glucose + ATP glucose-6-phopspatase + ADP

G6P-DH
Glucosse-6-phspatase + NAD gluconate-6-P + NADH +

H+

 Persiapan Pasien

 Pasien dianjurkan berpuasa selama 10 jam sebelum

pengambilan sampel

 Persiapan Alat

 Bersikan probe reagen dan sampel dengan tissue bebas

serat yang dibasahilarutan alkaline 2%, ulangi dengan

tissue yang dibasahi aquadest

106
 Periksa apakah aquadest, alkaline sol, acidic sol, dan

kertas printer masih cukup

 Periksa apakah wadah limbah masih kosong

 Keluarkan reagen dan kontrol dari kulkas.

 Persiapan Reagen

 Komposisi dan konsentrasi reagen:

R1 : tris buffer pH 7.2 100 mmol/L

Mg2+ 4 mmol/L

ATP 2.1 mmol/L

NAD 2.1 mmol/L

R2 : Mg2+ 4 mmol/L

Hexokinase (HK) > 7.5 kU/L

Glucose-6-P-phospatedehydroginase > 7.5 kU/L

(G6P-DH)

 Lakukan homogenisasi dengan membolak-balik botol

reagen setelah membuka tutupnya

 Jika reagen sudah memcapai dead volume, lakukan

penggantian botol (jangan menambah reagen baru lagi)

untuk menghindari kontaminasi reagen

 Isi botol reagen disusun sesuai posisinya pada


REAGENT
 Input volume reagen yang ditambahkan:

Klik REAGENT T. COUNTS tekan Ctrl

input volume (dalam mL) SAVE.

107
b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat

 Menyalakan Alat

 Nyalakan computer, tunggu sampai menu utama

muncul

 Nyalakan main Power di samping belakang

 Nyalakan System Power di samping depan

 Input username: user 1 dalam login form

 Setelah masuk menu Biolis 24i Premium alat siap

dipakai untuk running setelah proses warning up

selesai

 Selama menunggu proses warning up dapat

digunakan untuk menyiapkan reagen dan maintance

pagi.

 Prosedur Pemeriksaan Sampel

Blank Sample/ calibrator


Sample/ calibrator - 10 µL
Dist. Water 10 µL 10 µL
Reagent 1 1000 µL 1000 µL
Homogenkan. Inkubasi selama 1-5 menit pada 20-250 C/ 370 C, baca

absorbance A1, kemudian tambahkan:


Reagent 2 250 µL 250 µL

108
Homogenkan. Inkubasi 5 menit pada 370 C atau 10 menit pada 20-250

C, baca lagi absorbance A2 dengan blanko reagen pada 30 menit.

 Order Kontrol dan Running

 Klik ORDER input Tray-S no. (C1, C2, C3,

dst) ENTER pilih test klik ORDER

 Lanjutkan dengan C2, C3, dst

 Klik START pada menu utama untuk memulai

running

 Jika menggunakan rak sampel klik QC

START

 Running Pasien

 Klik ORDER input Tray-S no. (C16) dan no.

Sampel ENTER input data pasien pilih

test klik ORDER.

 Mematikan Alat

 Keluar dari program

 Klik EXIT OK klik tombol Log OFF

Matikan komputer, matikan system power di

sampinng depan, matikan main power di samping

belakang

 Tutup botol reagen, lalu masukkan kembali ke kulkas

 Kosongkan wadah limbah.

109
c. Pasca Analitik

 Nilai Rujukan

mg/dL mmol/L
Baru lahir:
1 jam 63 – 158 3.5 – 8.8
2 jam 36 – 99 2.0 – 5.5
5 – 14 jam 36 - 89 2.2 – 4.9
10 – 28 jam 46 – 81 2.6 – 4.5
44 – 52 jam 48 – 79 2.7 – 4.4
Balita dan dewasa
1 – 6 tahun 74 – 127 4.1 – 7.0
7 – 19 70 – 106 3.9 – 5.9
Adults (fasting)
Serum/plasma 70 – 115 3.9 – 6.4

 Pelaporan Hasil

 Print hasil berdasarkan nomor urut sampel dan data

pasien yang telah diinput, kemudian ditanda tangani

dokter penanggung jawab.

17. Tes Glukosa Darah 2 jam PP

a. Pra Analitik

 Metode

Enzymatic UV test menggunakan Hexokinase / G6P-DH

 Prinsip

 Glucose + ATPHKglucose-6-phopspatase + ADP

110
 Glucosse-6-phspatase + NADG6P-DHgluconate-6-P +

NADH + H+

 Persiapan Pasien

 Setelah pengambilan sampel darah puasa pasien

dianjurkan untuk makan, dan berpuasa kembali 2 jam

setelah makan.

 Persiapan Alat

 Bersikan probe reagen dan sampel dengan tissue bebas

serat yang dibasahilarutan alkaline 2%, ulangi dengan

tissue yang dibasahi aquadest

 Periksa apakah aquadest, alkaline sol, acidic sol, dan

kertas printer masih cukup

 Periksa apakah wadah limbah masih kosong

 Keluarkan reagen dan kontrol dari kulkas.

 Persiapan Reagen

 Komposisi dan konsentrasi reagen:

R1 : tris buffer pH 7.2 100 mmol/L

Mg2+ 4 mmol/L

ATP 2.1 mmol/L

NAD 2.1 mmol/L

111
R2 : Mg2+ 4 mmol/L

Hexokinase (HK) > 7.5 kU/L

Glucose-6-P-phospatedehydroginase > 7.5 kU/L

(G6P-DH)

 Lakukan homogenisasi dengan membolak-balik botol

reagen setelah membuka tutupnya

 Jika reagen sudah memcapai dead volume, lakukan

penggantian botol (jangan menambah reagen baru lagi)

untuk menghindari kontaminasi reagen

 Isi botol reagen disusun sesuai posisinya pada


REAGENT
 Input volume reagen yang ditambahkan:

Klik REAGENT T. COUNTS tekan Ctrl

input volume (dalam mL) SAVE.

b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat

 Menyalakan Alat

 Nyalakan computer, tunggu sampai menu utama

muncul

 Nyalakan main Power di samping belakang

 Nyalakan System Power di samping depan

 Input username: user 1 dalam login form

112
 Setelah masuk menu Biolis 24i Premium alat siap

dipakai untuk running setelah proses warning up

selesai

 Selama menunggu proses warning up dapat

digunakan untuk menyiapkan reagen dan maintance

pagi.

 Prosedur Pemeriksaan Sampel

Blank Sample/ calibrator


Sample/ calibrator - 10 µL
Dist. Water 10 µL 10 µL
Reagent 1 1000 µL 1000 µL
Homogenkan. Inkubasi selama 1-5 menit pada 20-250 C/ 370 C, baca

absorbance A1, kemudian tambahkan:


Reagent 2 250 µL 250 µL
Homogenkan. Inkubasi 5 menit pada 370 C atau 10 menit pada 20-250

C, baca lagi absorbance A2 dengan blanko reagen pada 30 menit.

 Order Kontrol dan Running

 Klik ORDER input Tray-S no. (C1, C2, C3,

dst) ENTER pilih test klik ORDER

 Lanjutkan dengan C2, C3, dst

 Klik START pada menu utama untuk memulai

running

113
 Jika menggunakan rak sampel klik QC

START

 Running Pasien

 Klik ORDER input Tray-S no. (C8) dan no.

Sampel ENTER input data pasien pilih

test klik ORDER.

 Mematikan Alat

 Keluar dari program

 Klik EXIT OK klik tombol Log OFF

Matikan komputer, matikan system power di

sampinng depan, matikan main power di samping

belakang

 Tutup botol reagen, lalu masukkan kembali ke kulkas

 Kosongkan wadah limbah.

Pasca Analitik

 Nilai Rujukan

70 – 114 mg/dL

 Pelaporan Hasil

 Print hasil berdasarkan nomor urut sampel dan data

pasien yang telah diinput, kemudian ditanda tangani

dokter penanggung jawab.

114
18. Tes HbA1c

a. Pra Analitik

 Metode

Immunoassay

 Prinsip

Ichromadidasarkanpadateknologiflourescenceimmuno

assay, khususnya deteksi sistem kekebalan tubuh.

Seluruhdarahditambahkan ke dalam

campuranbufferhemolisisdan deteksipenyangga, yang

mengakibatkan hemolisis sel darah merah. Campuranyang

mengandungHbA1cdarisel-seldarah

merahdanhemolyzedflourescence-berlabel HbA1cpeptidadari

deteksibufferdimuat kesumur sampelcatridgetersebut.

Campurankemudianbermigrasimelalui

matriksnitroselulosadaritesstrip olehgayakapliaritas.

HbA1cdari darahbersaing denganflourescence-berlabel

peptidaHbA1cuntuk situspada antibodiHbA1ctetappada

matriks mengikatnitroselulosa.Akibatnya, konsentrasi

HbA1cyang lebih tinggimenghasilkan

sinyalflourescencerendahdariHbA1c-peptida.

Sinyalditafsirkandan hasilnyaditampilkan padaunitpembaca

persentasei-Chroma.

 Alat & bahan

115
 i-CROMATM

 Catridge

 ID chip

 Klinipet 20-100 µL

 Yellow tips

 Detection buffer

 Hemolysis buffer

 Persiapan sampel

 Darah vena di campur dengan antikoagulan EDTA

 Sampel sebaiknya dihomogenkan terlebih dahulu dan

disimpan pada suhu ruangan sebelum pemeriksaan.

 Persiapan Alat

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Reagen

 catridge mengandung antibodi monoklonal tikus anti-

HbA1c dan antibodi igG kelinci bergerak pada masing-

masing tes dan garis kontrol strip

 deteksi penyangga mengandung flourescence berlabel

HbA1c-peptida, flourescence berlabel anti-kelinci igG,

BSA sebagai stabilizer dan sodium azide sebagai

persentative di PBS

 hemolisis buffer dibagi secara individual dalam tabung

kecil dan terdiri dari deterjen kationik.

116
b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat

 Pastikan alat tersambung dengan listrik

 Nyalakan alat i-CHROMATM dengan menekan tombol

ON/OFF di sisi kiri, warna merah.

 Lakukan pemeriksaan sesuai permintaan dokter

 Tekan select untuk memasukkan kaset ke slotnya

 Tekan select untuk proses pemeriksaan

 Baca hasil yang tertera di layar

 persipakan alat dan bahan yang akan digunakan.

 Prosedur Pemeriksaan Sampel

 Keluarkan buffer hemolisis dan detection buffer dari

dalam kemasan

 Memipet 100 µL detection buffer kemudian masukkan ke

dalam cup yang berisi buffer hemolisis

 Memipet 5 µL sampel darah EDTA ke dalam cup

 Hemogenkan, dengan cara membolak-balikkan cup

selama ± 10 kali.

 Keluarkan catridge dari dalam kemasan

 Pipet 75 µL dari dalam cup ke dalam sumur bulat

catridge

 Pipet 150 µL ke dalam sumur kotak

 Inkubasi selama 12 menit

117
 Masukkan catridge ke dalam holder reader, kemudian

tekan select

 Hasil akan tampak pada layar alat.

c. Pasca Analitik

 Nilai Rujukan

< 6,5%

 Pelaporan Hasil

 Hasil ditulis pada formulir permintaan kemudian di print

out kemudian di tanda tangani dokter penanggung

jawab.

19. Tes Elektrolit

a. Pra Analitik

 Metode

Automatic (otomatis)

 Alat & Bahan

 Tabung reaksi

 Tissue

 Persiapan Pasien

 Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan sampel

 Darah dicentrifuge selama 10-15 menit pada kecepatan

3000 rpm

 Darah dan serum akan terpisah

118
 Pisahkan serum dan sel yang mengendap.

 Persiapan Alat

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Reagen

 Komposisi dan kandungan reagen:

Komposisi aktif Standar A (350 mL) Standar B (85 mL)


Sodium (Na+)L 150.0 mmol/L 100.0 mmol/L
Potassium (K+) 5.0 mmol/L 1.8 mmol/L
Chloride (Cl-) 115.0 mmol/L 72.0 mmol/L
Calcium (Ca2+) 0.9 mmol/L 1.5 mmol/L
Lithium (Li+) 0.3 mmol/L 0.3 mmol/L

b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat AVL 9180

 Hidupkan UPS (tunggu beberapa saat sampai UPS

stabil)

 Hidupkan alat dengan menekan saklar pada posisi 1

ON. Saklar berada pada bagian belakang alat.

 Jika alata meminta daily maintenance, tekan tombol

YES.

 Lakukan cleaning solutiondan cleaning conditioner

 Alat akan melakukan warming dan melakukan

kalibrasi secara otomatis sampai alat ready dengan

tanda:

119
READY Na K Cl

 Prosedur Pemeriksaan Sampel

 Pastikan nilai QC masuk dalam ranges (batasan limit).

 Siapkan serum pasien yang akan diperiksa.

 Buka penutup probe. Masukkan tabung ke dalam

probe penghisap. Tunggu sampai terdengar bunyi.

 Tarik botol kontrol dari probe

 Hasil akan keluar pada layar.

c. Pasca Analitik

 Nilai rujukan

 Natrium : 136-145 mmol/l

 Kalium : 3,5-5,0 mmol/l

 Klorida : 98-106 mmol/l

 Pelaporan Hasil

 Tulis hasil pada formulir permintaan dan buku hasil

 Print out hasil, kemudian ditanda tangani dokter

penanggung jawab.

20. Tes Troponin-T

a. Pra Analitik

 Metode

Immunoassay

120
 Prinsip

Roche jantung T uji kuantitatif berisi dua antibodi

monoklonal spesifik untuk troponin T jantung (cTnT): satu

emas-label, yang patut terbiotinilasi. antibodi membentuk

kompleks sandwich dengan cTnT dalam darah. berikut

penghapusan eritrosit dari sampel, plasma melewati zona

deteksi di mana cTnT kompleks sandwich emas berlabel

menumpuk dan sinyal positif ditampilkan sebagai garis

kontrol kemerahan, menandakan bahwa itu valid. intensitas

garis sinyal meningkat sebanding dengan konsentrasi

troponin T. sistem optik COBAS h 232 instrumen mendeteksi

dua baris dan mengukur intensitas garis sinyal. perangkat

lunak yang terintegrasi mengubah intensitas sinyal untuk

menunjukkan hasil kuantitatif.

 Alat & Bahan

 Cup sampel

 Klinipet 20-100 µL

 Yellow tips

 Antikoagulan heparin

 Rotator

 Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus

121
 Persiapan Sampel

Darah dicampur dengan antikoagulan heparin.

 Persiapan Alat

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Reagen

 Antibodi monoklonal tikus terbiotinilasi anti-troponin T

0.23 µg

 Antibodi monoklonal tikus berlabel emas anti-troponin T

0.11 µg

 Laurtan penyangga dan komponen non-reaktif 2.3 mg.

b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat Cobas H-232

 Pastikan alat tersambung dengan listrik

 Masukkan chip sesuai dengan chip pemeriksaan yang

diinginkan

 Tekan tombol “ON” yang terletak di tengah alat untuk

menyalakan alat

 Setelah dimonitor ENTER ID operator, ketik nama

pemeriksa, sampel pasien, kemudian sentuh layar pada

tanda “√”

 Dimonitor akan terbaca

 Patient Test

 QC test

122
 Set up

 Log out

 Pilih patient test, dimonitor terbaca monitor ID

 Ketik nama pasien, sentuh layar pada tanda “√”

 Masukkan kaset ke dalam alat, tunggu sampai ada

gambar mikropipet lalu masukkan sampel dan sentuh

tanda “√”

 Baca hasil yang keluar dari monitor alat.

 Prosedur Pemeriksaan Sampel

 Homogenkan campuran darah dengan antikoagulan

heparin

 Masukkan ke dalam cup sampel

 Tekan patient test pada alat, ketik ID pasien (nomor

rekam medik), sentuh tanda “√” pada layar

 Keluarkan kaset dari dalam kemasan, masukkan ke

dalam alat dan sentuh tanda “√” pada layar

 Masukkan sampel pada sumur kaset sebanyak 150 µL,

tekan tanda “√” pada layar

 Baca hasil yang keluar di monitor alat.

c. Pasca Analitik

 Nilai rujukan

< 50 ng/mL.

123
 Pelaporan Hasil

 Tulis hasil pada formulir permintaan

 Print out hasil, kemudian ditanda tangani dokter

penanggung jawab.

21. Tes CK-MB

a. Pra Analitik

 Metode

Immunoassay

 Prinsip

Tes berisi dua antibodi monoklonal terhadap epitops

molekul CK-MB, satu berlabel emas, dan yang lainnya

terbiotinilasi. antibodi membentuk kompleks sandwich

dengan CK-MB dalam darah. berikut penghapusan eritrosit

dari sampel, plasma melewati zona deteksi di mana emas

berlabel kompleks sandwich CK-MB mengumpulkan sinyal

positif ditampilkan sebagai garis kemerahan (garis sinyal).

antibodi berlabel kelebihan emas menumpuk di sepanjang

garis kontrol, menandakan bahwa itu valid. intensitas garis

sinyal meningkat sebanding dengan konsentrasi CK-MB.

sistem optik alat COBAS h 232 mendeteksi dua garis dan

mengukur intensitas garis sinyal. perangkat lunak yang

terintegrasi mengubah intensitas sinyal untuk hasil kuantitatif

dan ditunjukkan dalam layar.

124
 Alat & Bahan

 Cup sampel

 Klinipet 20-100 µL

 Yellow tips

 Antikoagulan heparin

 Rotator

 Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Sampel

Darah vena dicampur dengan antikoagulan heparin.

 Persiapan Alat

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Reagen

 Komposisi dan konsentrasi reagen:

 Antibodi monoklonal anti CK-MB terbiontinilasi >

0.234 µg

 Antibodi monoklonal anti CK-MB berlabel emas >

0.1777 µg

 Larutan penyangga dan komponen non-reaktif >

2.275 µg

125
b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat

 Pastikan alat tersambung dengan listrik

 Masukkan chip sesuai dengan chip pemeriksaan yang

diinginkan

 Tekan tombol “ON” yang terletak di tengah alat untuk

menyalakan alat

 Setelah dimonitor ENTER ID operator, ketik nama

pemeriksa, sampel pasien, kemudian sentuh layar pada

tanda “√”

 Dimonitor akan terbaca

 Patient Test

 QC test

 Set up

 Log out

 Pilih patient test, dimonitor terbaca monitor ID

 Ketik nama pasien, sentuh layar pada tanda “√”

 Masukkan kaset ke dalam alat, tunggu sampai ada

gambar mikropipet lalu masukkan sampel dan sentuh

tanda “√”

 Baca hasil yang keluar dari monitor alat.

126
 Prosedur Pemeriksaan Sampel

 Homogenkan campuran darah dengan antikoagulan

heparin

 Masukkan ke dalam cup sampel

 Tekan patient test pada alat, ketik ID pasien (nomor

rekam medik), sentuh tanda “√” pada layar

 Keluarkan kaset dari dalam kemasan, masukkan ke

dalam alat dan sentuh tanda “√” pada layar

 Masukkan sampel pada sumur kaset sebanyak 150 µL,

tekan tanda “√” pada layar

 Baca hasil yang keluar di monitor alat.

c. Pasca Analitik

 Nilai rujukan

1.0 – 40 ng/mL

 Pelaporan Hasil

 Hasil ditulis pada formulir permintaan dan buku hasil

 Print out hasil, kemudian ditanda tangani dokter

penanggung jawab.

22. Tes D-Dimer

a. Pra Analitik

 Metode

Immunoassay

127
 Prinsip

Tesberisi duaantibodi monoklonal terhadapproduk

degradasifibrinyang mengandungelemenstrukturd-dimer.

salah satuantibodiberlabel emas, dan yang lain

terbiontinilasi. Antibodimembentuk komplekssandwich

dengand-dimer dalam darah.

Berikutpenghapusaneritrositdari sampel,

plasmamelewatizonadeteksidi mana d-

dimerberlabelemaskomplekssandwich yangmenumpukdan

sinyalpositifditampilkansebagai gariskemerahan(garis

sinyal).Antibodiberlabelkelebihanemasmenumpukdi

sepanjanggaris kontrol, menandakan bahwa tes

ituvalid.Sistem optikintensitas

alatCOBASh232mendeteksidua barisdanmengukur

intensitasgaris sinyal. Perangkat

lunakterintegrasimengubahintensitassinya

untukhasilkuantitatifdan menunjukkandi layar.

 Alat & Bahan

 Cup sampel

 Klinipet 20-100 µL

 Yellow tips

 Antikoagulan heparin

 Rotator

128
 Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Sampel

Darah vena dicampur dengan antikoagulan heparin.

 Persiapan Alat

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Reagen

Komposisi dan konsentrasi reagen:

 Antibodi monoclonal tikus trerbiontinilasi anti D-dimer >

1.0 µg

 Antibodi monoclonal tikus berlabel emas anti D-dimer >

1.0 µg

 Larutan penyangga dan komponen non-reaktif >2.8 mg.

b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat

 Pastikan alat tersambung dengan listrik

 Masukkan chip sesuai dengan chip pemeriksaan yang

diinginkan

 Tekan tombol “ON” yang terletak di tengah alat untuk

menyalakan alat

 Setelah dimonitor ENTER ID operator, ketik nama

pemeriksa, sampel pasien, kemudian sentuh layar pada

tanda “√”

129
 Dimonitor akan terbaca

 Patient Test

 QC test

 Set up

 Log out

 Pilih patient test, dimonitor terbaca monitor ID

 Ketik nama pasien, sentuh layar pada tanda “√”

 Masukkan kaset ke dalam alat, tunggu sampai ada

gambar mikropipet lalu masukkan sampel dan sentuh

tanda “√”

 Baca hasil yang keluar dari monitor alat.

 Prosedur Pemeriksaan Sampel

 Homogenkan campuran darah dengan antikoagulan

heparin

 Masukkan ke dalam cup sampel

 Tekan patient test pada alat, ketik ID pasien (nomor

rekam medik), sentuh tanda “√” pada layar

 Keluarkan kaset dari dalam kemasan, masukkan ke

dalam alat dan sentuh tanda “√” pada layar

 Masukkan sampel pada sumur kaset sebanyak 150 µL,

tekan tanda “√” pada layar

 Baca hasil yang keluar di monitor alat.

130
c. Pasca Analitik

 Nilai rujukan

0.1 – 4µg/mL.

 Pelaporan Hasil

 Tulis hasil pada formulir permintaan dan buku hasil

 Print out hasil, kemudian ditanda tangani dokter

penanggung jawab.

D. Imunologi

1. Tes Widal

a. Pra Analitik

 Metode

Slide Aglutination Test

 Prinsip

Kemampuan antibodi dalam serum pasien dalam

mengaglutinasi antigen Salmonella O (antigen somatik), dan

salmonella H (antigen flagella). Titer antibodi ditunjukkan

dengan pengenceran tertinggi yang masih dapat

menunjukkan aglutinasi.

 Alat & Bahan

 Slide

 Klinipet 20 µL

 Yellow tips

131
 Pengaduk

 Anti-sera Widal

 Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Sampel

Sampel tidak hemolisis dan keruh.

 Persiapan Alat

Tidak persiapan khusus.

 Persiapan Reagen

 Komposisi dan konsentrasi reagen:

SS01/R30855001 (red cap) 5 mL

SS02/ R30855101 (red cap) 5 mL

SS03/ R30855201 (red cap) 5 mL

SS04/ R30852801 (red cap) 5 mL

SS05/ R30852901 (red cap) 5 mL

SS06/R330953001 (red cap) 5 mL

SS07/R30953101 (red cap) 5 mL

SS08/R30953201 (red cap) 5 mL

SS09/R30855301 (blue cap) 5 mL’

SS11/R30953301 (blue cap) 5 mL

SS12/R30855401 (blue cap) 5 mL

SS13/R30953401 (blue cap) 5 mL

132
 Simpan reagen pada suhu kamar terlebih dahulu

digunakan.

b. Analitik

 Prosedur Pemeriksaan

 Rapid Screening test

 Teteskan dua tetes (80) µL serum di permukaan

slide berlatar putih dengan diameter lingkaran 3 cm

 Teteskan satu tetes suspensi anti-sera dengan

menggunakan pipet pada botol

 Homogenkan dengan menggunakan pengaduk

selama beberapa detik dan memenuhi seluruh area

lingkaran slide

 Putar secara perlahan dan baca aglutinasi selama

satu menit

 Rapid Slide Titration

 Gunakan pipet 0.2 ml, pindahkan 80, 40, 20, 10, dan

5 µL serum ke dalam lingkaran slide yang

berdiameter 3 cm

 Gunakan pipet pada botol, tambahkan masing-

masing satu tetes anti-sera ke dalam serum

 Homogenkan selama beberapa detik. Mulai dari

lingkaran yang berisi 5 µL sampai dengan linkgaran

80 µL dan memenuhi semua area lingkaran

133
 Putar secara perlahan, dan baca aglutinasi pada

satu menit.

c. Pasca Analitik

 Interpretasi Hasil

 Titer 1/40 atau 1/80 antigen O/H adalah batas normal

 Titer 1:160 > dengan O antigen pada pasien tidak

bervaksinasi disertai peningkatan titer dalam serum

berikutnya dugaan infeksi salmonella positif.

Yang signifikan adalah yang > 1:40-1:160 atau 1:80-

1:320 atau lebih > pada sampel yang diambil 10 hari

atau 2 minggu setelah itu.

Sampel darah pasien tidak terdapat antibody Salmonella sp

 Pelaporan Hasil

 Tulis hasil pada formulir permintaan

 Print out hasil, kemudian ditanda tangani dokter

penanggung jawab.

2. Tes Kehamilan (Planotest)

a. Pra Analitik

 Metode

Immunokromatografi Tes Pack

 Prinsip

Pada daerah sampel berisi anti alpha HCG berlebih

Garis control (C) berisi anti beta dan alpha beta HCG Garis

134
test (T) berisi anti beta HCG. Urine wanita hamil

mengandung alpha dan beta HCG.

Bila urin tidak mengandung HCG, maka saat urin dicelupkan

yang bergerak hanya anti alpha HCG menuju garis C dan

bereaksi dengan anti beta-alpha beta HCGdan akan

membentuk garis merah pada C dan tidak pada T. Bila urin

mengandung HCG, maka saat urin dicelupkan yang

bergerak anti alpha HCG dan alpha beta HCG urin menuju

anti beta menuju garis T yang berikatan membentuk garis

merah.

 Alat & Bahan

 Test Pack

 Pipet tetes

 Timer

 Pot urine

 Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus

 Persiapan Sampel

Urine harus urine pagi saat bangun tidur.

 Persiapan Alat

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Reagen

135
Test device disimpan pada suhu kamar terlebih dahulu

sebelum digunakan.

b. Analitik

 Prosedur Pemeriksaan

 Pipet urine dengan pipet tetes yang telah disediakan.

 Teteskan 3 tetes pada well.

 Baca hasil dalam 5-10 menit.

c. Pasca Analitik

 Interpretasi hasil

 Positif : Apabila terdapat garis berwarna pada area

kontrol dan area tes.

 Negatif : Terdapat garis berwarna hanya pada area

kontrol.

 Invalid : Tidak terdapat garis, pada control (C) dan

Test (T).

 Pelaporan Hasil

 Catat hasil pada formulir permintaan

 Print out hasil, kemudian ditanda tangani dokter

penanggung jawab.

3. Tes HIV

a. Pra analitik

 Metode

136
 Immunoassay SD (antibody detection)

 Immunoassay Advance (antigen detection)

 Rapid Visual (Tri Dot)

 Prinsip

 Immunoassay SD (antibody detection)

Ultra rapid test device (serum/plasma) adalah

bersifat kualitatif, selaputnya memiliki kekebalan

dengan system antibodi ganda untuk mendeteksi

antigen terhadap antigen HIV dalam serum atau

plasma.

 Immunoassay Advance (antigen detection)

Ultra rapid test device (serum/plasma) adalah

bersifat kualitatif, selaputnya memiliki kekebalan

dengan system antigen ganda untuk mendeteksi

antibody terhadap antibodi HIV dalam serum atau

plasma.

 Rapid Visual (Tri Dot)

AntigenHIVdilumpuhkan

padamembranberporiimmunofiltrasi. Sampel

danreagenmelewatimembran dandiserap ke

dalamdasarpenyerap.

137
Sampelpasienmelewatimembran, antibodiHIV, jika

ada, mengikatantigenyang dilumpuhkan.

KonjugasimengikatbagianfcantibodiHIVuntuk

memberikantitik pink ungu yang nyata(s) denganlatar

belakang putih.

 Alat & Bahan

 Klinipet 20 µL dan 10 µL

 Yellow tips

 Stopwatch

 Strip

 Tabung reaksi

 Centrifuge

 Tabung kimia atau tabung centrifuge

 Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Sampel

Darah vena dibekukan kemudian diputar selama 10-15 menit

pada kecepatan 3000 rpm. Pisahkan serum dan endapan sel

darah.

 Persiapan Alat

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Reagen

138
 Strip harus disimpan pada suhu 1-30 0 C sebelum

digunakan. Jangan simpan difreezer.

 Strip sensitif terhadap panas tubuh.

b. Analitik

 Immunoassay SD (antibody detection)

 Menyiapkan alat & bahan

 Memipet sampel serum sebanyak 10 µL ke dalam well

strip

 Menambahkan larutan buffer sebanyak 4 tetes ke dalam

well sampel

 Baca hasil pada 10-25 menit.

 Immunoassay Advance (antigen detection)

 Menyiapkan alat & bahan

 Memipet sampel serum kemudian diteteskan pada well

sampel sebanyak 3 tetes

 Menambahkan satu tetes buffer ke dalam well sampel

 Baca hasil tepat pada menit ke-15.

 Rapid visual (Tri Dot)

 Keluarkan strip dari dalam kemasan

 Tambahkan 3 tetes buffer solution ke dalam well sampel

 Tambahkan 1 tetes serum pasien ke dalam well sampel

dengan posisi vertikal

 Tambahkan 5 tetes buffer solution ke dalam well sampel

139
 Tambahkan 2 tetes protein A-conjugate ke dalam well

sampel

 Tambahkan 5 tetes buffer solution ke dalam well sampel

 Amati titik yang terbentuk.

c. Pasca Analitik

 Interperetasi Hasil

 Immunoassay SD (antibodi detection)

 Positif (HIV 1) : terdapat dua garis merah pada

cotrol (C) dan Test HIV 1 (T)

 Positif (HIV 2) : terdapat dua garis merah pada

control (C) dan Test HIV 2 (T)

 Positif (HIV 1 & HIV 2) : terdapat tiga garis merah

pada control (C) dan Test HIV 1 & HIV 2 (T)

 Negatif : terdapat satu garis merah pada

control (C)

 Invalid : tidak terdapat garis pada control (C)

dan Test (T).

 Immunoassay Advance (antigen detection)

 Positif (HIV 1) : terdapat dua garis merah pada

cotrol (C) dan Test HIV 1 (T)

 Positif (HIV 2) : terdapat dua garis merah pada

control (C) dan Test HIV 2 (T)

140
 Positif (HIV 1 & HIV 2) : terdapat tiga garis merah

pada control (C) dan Test HIV 1 & HIV 2 (T)

 Negatif : terdapat satu garis merah pada

control (C)

 Invalid : tidak terdapat garis pada control (C)

dan Test (T).

 Rapid visual (Tri Dot)

 Jika terdapat dua titik, satu titik pada control dan satu

titik pada HIV-1 (titik pada sisi kanan), maka

spesimen reaktif terhadap antibodi HIV-1.

 Jika terdapat dua titik, satu titik pada control dan

satu titik pada HIV-2 (titik pada sisi kiri), maka

spesimen reaktif terhadap antibodi HIV-2.

 Jika terdapat tiga titik, satu titik pada control dan dua

titik pada sisi kiri dan kanan, maka spesimen reaktif

terhadap antibodi HIV-1 dan HIV-2.

 Jika terdapat satu titik, pada control maka spesimen

dinyatakan negatif.

 Jika tidak terdapat titik, maka strip dinyatakan invalid.

 Pelaporan Hasil

 Tulis hasil pada formulir permintaan

 Print out hasil, kemudian ditanda tangani dokter

penanggung jawab.

141
4. Tes HbsAg

a. Pra analitik

 Metode

Immunokromatografi

 Prinsip

Immunokromatografi dengan prinsip plasma yang

diteteskan pada bantalan sampel bereaksi dengan partikel

sampel yang telah dilapisi dengan anti-HBs (antibodi).

Campuran ini selanjutnya akan bergerak sepanjang

membran strip untuk berikatan dengan antibodi pada daerah

tes (T) sehingga akan menghasilkan garis warna.

 Alat & Bahan

 Test device (strip)

 Klinipet 100 µL

 Tabung reaksi

 stopwatch

 Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Sampel

Spesimen darah dibekukan, kemudian di putar selama 10-15

menit pada kecepatan 3000 rpm. Pisahkan serum dan

endapan sel darah.

 Persiapan Alat

142
Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Reagen

Test device disimpan pada suhu kamar terlebih dahulu

sebelum digunakan.

b. Analitik

 Prosedur Pemeriksaan

 Keluarkan strip dari dalam kemasan

 Memipet sampel serum sebanyak 100 µL ke dalam well

sampel

 Baca hasil tepata pada menit ke-15.

c. Pasca Analitik

 Interpretasi Hasil

 Positif : apabila terdapat dua garis, pada control (C),

dan Test (T)

 Negatif : apabila terdapat satu garis, pada control (C).

 Invalid : apabila tidak terdapat garis pada control (C)

dan Test (T).

 Pelaporan Hasil

 Tulis hasil pada formulir permintaan

 Print out hasil, kemudian ditanda tangani dokter

penanggung jawab.

5. Tes Anti-HBs

a. Pra analitik

143
 Metode

Immunokromatografi

 Prinsip

Immunokromatografi dengan prinsip plasma yang

diteteskan pada bantalan sampel bereaksi dengan partikel

sampel yang telah dilapisi dengan HbsAg (antigen).

Campuran ini selanjutnya akan bergerak sepanjang

membran strip untuk berikatan dengan antigen pada daerah

tes (T) sehingga akan menghasilkan garis warna.

 Alat & Bahan

 Tabung reaksi

 Stopwatch

 Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Sampel

Darah dibekukan kemudian diputar selama 10-15 menit pada

kecepatan 3000 rpm. Pisahkan serum dengan endapan

darah.

 Persiapan Alat

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Reagen

Test device (strip) disimpan pada suhu kamar terlebih dahulu

sebelum digunakan.

144
b. Analitik

 Prosedur Pemeriksaan

 Keluarkan strip dari kemasan

 Celupkan strip ke dalam serum sampai tanda bata ( )

 Baca hasil pada menit ke-15.

c. Pasca Analitik

 Interpretasi Hasil

 Positif : apabila terdapat dua garis, pada control (C),

dan Test (T)

 Negatif : apabila terdapat satu garis, pada control (C).

 Invalid : apabila tidak terdapat garis pada control (C)

dan Test (T).

 Pelaporan Hasil

 Tulis hasil pada formulir permintaan

 Print out hasil, kemudian ditanda tangani dokter

penanggung jawab.

6. Tes Anti-HCV

a. Pra Analitik

 Metode

Immunokromatografi

145
 Prinsip

Immunokromatografi dengan prinsip plasma yang

diteteskan pada bantalan sampel bereaksi dengan partikel

sampel yang telah dilapisi dengan HbsAg (antigen).

Campuran ini selanjutnya akan bergerak sepanjang

membran strip untuk berikatan dengan antigen pada daerah

tes (T) sehingga akan menghasilkan garis warna.

 Alat & Bahan

 Tabung reaksi

 Stopwatch

 Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Sampel

Darah dibekukan kemudian diputar selama 10-15 menit pada

kecepatan 3000 rpm. Pisahkan serum dengan endapan

darah.

 Persiapan Alat

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Reagen

Test device (strip) disimpan pada suhu kamar terlebih

dahulu sebelum digunakan.

b. Analitik

 Prosedur Pemeriksaan

146
 Keluarkan strip dari kemasan

 Celupkan strip ke dalam serum sampai tanda batas ()

 Baca hasil pada menit ke-15.

c. Pasca Analitik

 Interpretasi Hasil

 Positif : apabila terdapat dua garis, pada control (C),

dan Test (T)

 Negatif : apabila terdapat satu garis, pada control (C).

 Invalid : apabila tidak terdapat garis pada control (C)

dan Test (T).

 Pelaporan Hasil

 Tulis hasil pada formulir permintaan

 Print out hasil, kemudian ditanda tangani dokter

penanggung jawab.

7. Tes Dengue

a. Pra Analitik

 Metode

 Immunoassay Chromatoghrapy (Dengue NS1 Antigen)

 Immunoassay Chromatoghrapy (Dengue IgG and IgM

antibodies)

 Prinsip

 Immunoassay Chromatoghrapy (Dengue NS1

Antigen)

147
Rapid test dengue adalah metode immunoassay

kromatografi untuk mendeteksi dengue NS1 antigen

dalam serum / plasma / darah penuh. Tes ini

dimaksudkan sebagai alat diagnosa tahap awal dengue,

terdapat 1 garis T dan 1 garis C. Garis C harus selalu

timbul untuk menyatakan tes tersebut valid.

 Immunoassay Chromatoghrapy (Dengue IgG and IgM

antibodies)

IgG dengue SD BIOLINE / IgM tetes dirancang

secara bersamaan untuk mendeteksi dan membedakan

IgG dan IgM antibodi terhadap virus dengue (dan 1, 2, 3,

dan 4) dalam serum manusia, plasma. Tes ini juga dapat

mendeteksi 4 serotipe dengue dengan menggunakan

campuran protein amplop dengue rekombinan. kedua

IgG monoklonal tikus anti- IgG dan IgM manusia pada

membran dan koloid emas virus dengue amplop protein

akan bereaksi secara spesifik dengan antibodi IgG dan

IgM terhadap virus dengue dari serum atau plasma

manusia. Perangkat tes IgG dengue SD BIOLINE / IgM

memiliki 3 garis pra-dilapisi, "G" (garis IgG dengue), "M"

(dengue IgM garis uji) dan "C" (garis kontrol) pada

permukaan perangkat. semua tiga garis dalam window

hasil tidak terlihat sebelum menerapkan setiap sampel.

148
"garis kontrol" adalah penggunaan untuk kontrol

prosedural. garis kontrol harus selalu muncul jika

prosedur tes dilakukan dengan benar dan reagen uji

garis kontrol bekerja. Garis warna ungu "G" dan "M"

akan terlihat di jendela hasil jika ada antibodi IgG dan /

atau IgM yang cukup terhadap virus dengue yang tidak

hadir dalam sampel, tidak ada warna muncul dalam "G"

dan / atau " M ".ketika spesimen ditambahkan ke sampel

baik, anti –IgGs danIgMs dengue dalam spesimen akan

ditangkap oleh IgG anti-manusia yang relevan dan atau

IgM anti-manusia bergerak dua jalur di perangkat tes.

monoklonal tikus anti-dengueterkonjugasi emas Ab-

koloid akan bereaksi dengan virus dengue dalam virus

pad dan membentuk kompleks antibodi-antigen. Karena

hal ini bermigrasi kompleks sepanjang uji perangkat

dengan kapiler, maka akan bereaksi dengan Iggs anti-

dengue dan IgM dalam garis uji dan menghasilkan garis

berwarna.

 Alat & Bahan

 Test device (strip)

 Klinipet 5 µL dan 100 µL

 Stopwatch

 Tabung reaksi

149
 Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Sampel

Darah dibekukan dan diputar selama 10-15 menit

pada kecepatan 3000 rpm, pisahkan serum dan endapan

sel darah.

 Persiapan Alat

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Reagen

Test device (strip) disimpan pada suhu kamar terlebih

dahulu sebelum digunakan.

b. Analitik

 Prosedur Pemeriksaan

 Immunoassay Chromatoghrapy (Dengue NS1

Antigen)

 Keluarkan strip dari kemasan, letakkan pada tempat

datar.

 Teteskan 100 µL (± tetes) serum/plasma ke dalam

sumur sampel.

 Baca hasil dalam waktu 15-20 menit.

 Immunoassay Chromatoghrapy (Dengue IgG and

IgM antibodies)

150
 Keluarkan strip dari dalam kemasan, dan letakkan

pada tempat datar

 Memipet 5 µL sampel ke dalam well sampel yang

ditandai dengan “S”

 Teteskan buffer sebanyak 3 tetes (90-120 µL) ke

dalam well buffer

 Baca hasil dalam waktu 15-20 menit.

c. Pasca Analitik

 Interpretasi Hasil

 Immunoassay Chromatoghrapy (Dengue NS1

Antigen)

 Positif : terdapat dua garis, pada garis

control (C) dan test (T)

 Negatif : terdapat satu garis, pada garis control

(C)

 Invalid : tidak terdapat garis, pada garis control

(C) dan Test (T).

 Immunoassay Chromatoghrapy (Dengue IgG and IgM

antibodies)

 Negatif : terdapat satu garis pada control (C)

 Positif IgG : terdapat dua garis pada control (C) dan

garis pada (G), hal ini mengindikasikan terdapat

infeksi virus dengue primer

151
 Positif IgM : terdapat dua garis pada control (C) dan

garis (M), hal ini mengindikasikan terdapat infeksi

virus dengue sekunder

 Invalid : tidak terdapat garis pada control (C)

dan test (T).

 Pelaporan Hasil

 Tulis hasil pada formulir permintaan

 Print out hasil, kemudian ditanda tangani dokter

penanggung jawab.

8. Tes Malaria

a. Pra analitik

 Metode

Immunoassay Chromatoghrapy

 Prinsip

Yang membedakan, kombinasi tes malaria ini adalah tes

cepat, in-vitroimmunodiasnostik untuk mendeteksi sirkulasi

antigen malaria pada whole blood. Tes ini menggunakan

antibodi yang spesifik untuk antigen histidine-rich protein 2

(HRP-2) dari Malaria P.f. dan plasmodium aldolase untuk

mendeteksi semua spesies Malaria Plasmodium.

Letakkan whole blood (10µl) pada bantalan sampel dimana

sel darah merah tersebut diisikan dengan cairan formulasi

khusus. Bantalan label yang bersebelahan dengan bantalan

152
sampel pada card diresapi dengan lateks biru yang

mengandung antibodi anti-HRP-2, dilanjutkan dengan lateks

biru kedua yang mengandung antibodi aldolase yang juga

terkait dengan card. Bantalan label; tersebut juga diresapi

dengan lateks ungu yang terkait dengan kontrol antibodi.

Sebuah antibodi anti-HRP-2 tambahan ditempatkan pada tes

card pada zona garis tes P.f. Antibodi anti-aldolase lain juga

ditempatkan pada zona garis kontrol pada card. Ketika

sampel positif telah ditambahkan pada bantalan sampel,

antigen malaria di dalam sampel bersentuhan dengan

antibodi latex dan mengikatnya. Kemudian reagen pencuci

ditambahkan ke dalam tabung kecil dan tes card diletakkan

di dalamnya. Bersamaan dengan merambatnya cairan

sepanjang card, segala antigen-lateks kompleks juga ikut

bermigrasi /bergerak bersama cairan. Kompleks ini

kemudian ditangkap oleh masing-masing antibodi pada area

P.f., P.v. dan zona garis kontrol. Bila sampel mengandung

antigen P.f., sebuah garis berwarna akan terbentuk pada

zona tes P.f. dan bisa membentuk ataupun tidak pada area

tes Pan., tergantung keberadaan titer dalam antigen. Bila

sampel mengandung antigen P.v,P.o.atau P.m., sebuah

garis akan terbentuk pada zona garis Pan. Bila tidak terdapat

antigen malaria, garis berwarna tidak akan terbentuk baik

153
pada zona garis P.f. maupun P.v. Sebuah garis kontrol

berwarna akan selalu muncul pada zona garis kontrol bila tes

telah dilakukan dengan tepat.

 Alat & Bahan

 Test device (strip)

 Buffer

 Klinipet 10 µL

 Stopwatch

 Tabung reaksi

 Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Sampel

Diguanakan darah yang telah ditambahkan EDTA

 Persiapan Alat

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Reagen

Test device (strip) disimpan pada suhu kamar terlebih dahulu

sebelum digunakan

b. Analitik

 Prosedur Pemeriksaan

 Sebelum digunakan, dikeluarkan card dari

bungkusannya. Pegang card pada bagian plastik.

Letakkan card mendatar pada tempat kerja.

154
 Pipet 10 µL darah EDTA lalu teteskan ke lubang W1.

 Tambahkan 3 tetes reagen buffer ke lubang W2.

 Gunakan timer, biarkan tes card selama 5 menit, lau

teteskan 1 tetes buffer ke lubang W1.

 Baca hasil setelah 15 menit. Hasil bisa dibaca selama

15-20 menit. Jangan dibaca setelah 20 menit.

c. Pasca Analitik

 Interpretasi Hasil

 Invalid : Hasil tes invalid bila garis kontrol berwarna

tidak muncul di area garis kontrol. Bila ini terjadi,

ulangi tes dengan menggunakan card baru.

 Positif :

Deteksi Plasmodium falciparum (Area garis tes

P.f.)

1. Munculnya sebuah garis tes berwarna pada card

di area P.f., menunjukkan hasil positif untuk

Plasmodium falciparum. Garis kontrok juga harus

ada.

2. Munculnya sebuah garis tes berwarna di area

P.f.dan area Pan,menunjukkan hasil positif untuk

Plasmodim falciparum atau infeksi campuran

(kombinasi). Garis kontrol juga harus ada.

155
Deteksi Plasmodium vivax, Plasmodium ovale

atau Plasmodium malariae (Area garis tes Pan)

Munculnya sebuah garis tes biru hanya pada area

Pan,menunjukkan hasil positif untuk Plasmodium

vivax, Plasmodium ovale, atau Plasmodium malariae.

Tes ini tidak dapat membedakan subtype malaria

diatas. Garis kontrol juga harus ada.

 Negatif : hasil tes negatif bila hanya garis kontrol saja

yang muncul.

 Pelaporan Hasil

 Tulis hasil pada formulir permintaan

 Print out hasil, kemudian ditanda tangani dokter

penanggung jawab.

9. Tes Narkoba

a. Pra analitik

 Metode

Immunoassay kromatografi

 Prinsip

Multi-Drug perangkat satu langkah uji layar multi-line

(urine) adalah immunoassay berdasarkan prinsip kompetitif

mengikat. obat yang mungkin ada dalam spesimen urine

bersaing terhadap resiko konjugat obat masing-masing untuk

mengikat situs di antibodi spesifik mereka.

156
Selama pengujian, spesimen urin bermigrasi ke atas

oleh kapiler. obat, jika hadir dalam spesimen urin di bawah

ini konsentrasi dipotong, tidak akan mengikat strip obat

tertentu. kehadiran obat di atas konsentrasi dipotong semua

situs pengikat antibodi akan jenuh karena itu, garis berwarna

tidak akan terbentuk di wilayah garis uji.

Spesimen urin positif tidak akan menghasilkan garis

berwarna di spesifik uji garis wilayah strip karena persaingan

obat, sedangkan spesimen urine negatif akan menghasilkan

garis warna di wilayah garis uji karena tidak adanya

persaingan obat. Untuk melayani sebagai kontrol prosedural,

garis berwarna akan selalu muncul di kontrol wilayah jalur,

menunjukkan bahwa volume yang tepat dari spesimen telah

ditambahkan dan membran sumbu telah terjadi.

 Alat & Bahan

 Test device (strip)

 Tabung reaksi

 Stopwatch

 Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Sampel

 Urine dapat disimpan pada suhu 2-8 0 C selama 48 jam

sebelum pemeriksaan.

157
 Untuk penyimpanan lama, urine dapat disimpan pada

suhu -200 C.

 Sampel yang telah dibekukan, dihomogenkan terlebih

dahulu sebelum digunakan.

 Persiapan Alat

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Reagen

Test device (strip) disimpan pada suhu ruangan terlebih

dahulu sebelum digunakan.

b. Analitik

 Prosedur Pemeriksaan

 Keluarkan strip dari kemasan

 Teteskan 3 tetes (100 µL) urine ke dalam masing-masing

sumur sampel

 Baca hasil dalam waktu 5 menit. Jangan baca hasil hasil

setelah 10 menit.

c. Pasca Analitik

 Interpretasi Hasil

 Negatif : terdapat dua garis, pada garis control (C) dan

garis Test (T)

 Positif : terdapat garis, pada control (C)

 Invalid : tidak terdapat garis, pada control (C) dan Test

(T).

158
 Pelaporan Hasil

 Hasil ditulis pada formulir permintaan

 Print out hasil, dkemudian ditanda tangani dokter

penanggung jawab.

E. Mikrobiologi

1. Pemeriksaan BTA

a. Pra analitik

 Metode

Zielh Neelsen

 Prinsip

Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan

lilin dan lemak yang sukar ditembus cat. Oleh karena

pengaruh fenol dan pemanasan maka lapisan lilin dan lemak

itu dapat ditembus cat dasar fuchsin. Pada waktu pencucian

lapisan lilin dan lemak yang terbuka akan merapat kembali.

Pada pencucian dengan asam alkohol warna fuchsin tidak

dilepas sedangkan pada bakteri tidak tahan asam akan

dilunturkan dengan mengambil warna biru dari metylen-Blue.

 Alat & Bahan

 Mikroskop

 Objek glass

 Lampu Spiritus

 Bak pewarnaan

159
 Korek

 Lidi

 Oil emersi

 Persiapan pasien

 Pasien dianjurkan minum teh manis pada malam hari

sebelum tidur, agar didapatkan sampel yang berkualitas.

 Persiapan Sampel

 Sampel yang bercampur dengan ludah di pisahkan

dengan menggunakan kertas saring.

 Persiapan Alat

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Reagen

Tidak ada persiapan khusus.

b. Analitik

 Prosedur Pemeriksaan

 Tulis nama pasien pada objek glassAmbil sampel

sputum

 menggunakan lidi yang telah dipipihkan ujungnya

 Buat preparat ukuran 2 x 3 cm, ratakan menggunakan

lidi yang ujungnya runcing dimulai dari tengah dengan

cara diulir sampai kering

 Setelah kering lakukan fiksasi 2- 3 kali , kemudian

teteskan carbol fuksin kemudian panaskan sampai

160
menguap (jangan sampai mendidih). Setelah dipanaskan

biarkan sampai 5 menit lalu bilas dengan air

 Teteskan alkohol kemudian bilas dengan air, ulangi

sampai warna merah luntur

 Teteskan methyl blue, diamkan 10-30 detik bilas dengan

air

 Keringkan, amati pada mikroskop deengan lensa 100

kali yang telah ditambahkan dengan oil imersi.

c. Pasca Analitik

 Interpretasi Hasil

 Negatif (-) tidak ditemukan BTA/ 100 Lp

 Scanty (jumlah bakteri) ditemukan 1-9 BTA/100 Lp

 +1 jika ditemukan BTA 10-99/100 Lp

 +2 jika ditemukan BTA 1-10/Lp

 +3 jika ditemukan BTA >10/Lp

 Pelaporan Hasil

F. Urinalisis

1. Pemeriksaan Urine Lengkap

a. Pra Analitik

 Metode

Metode Carik Celup

 Prinsip

161
Urine Analyzer mengevaluasi carik celup dengan cara

Reflectamce Photometry menggunakan Light Emiting diodes

pada panjang gelombang dan waktu pengukuran yang dibuat

secara tepat untuk reaksi kimia dan perubahan warna dari

bantalan pemeriksaan yang diamati.

 Alat & Bahan

 tabung rekasi

 rak tabung

 urine analyzer

 strip ursican

 tissue

 urine sewaktu

 Persiapan pasien

tidak ada persiapan khusus

 Persiapan Sampel

sebaiknya menggunakan urine sewaktu.

 Persiapan Alat

tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Reagen

tidak ada persiapan khusus.

b. Analitik

 Prosedur Pemeriksaan

 Celupkan strip urine ke dalam urine.

162
 Letakkan strip pada alat dan baca hasil.

 Centrifuge urine pada kecepatan 1600 rpm selama 3

menit

 Buang supernatan dan letakkan endapan/sedimen

pada objek glass.

 Periksa sedimen urine menggunakan mikroskop

pembesaran lensa objektif 40x.

c. Pasca Analitik

 Nilai rujukan

 Pada alat

Darah Negatif
Bilirubin Negatif
Urobilinogen Normal (0,1-1,0 mg/dL)
Keton Negatif
Protein Negatf
Nitrit Negatif
Glukosa Negatif
Ph 5,0-7,0
Berat jenis 1,020 - >=1,030
Leukosit Negatif

 Mikroskopik

Sedimen Urine Nilai Normal


Sel epitel Normal ditemukan

163
Leukosit 4-5/LPB
Eritrosit 0-1/LPB
Kristal dalam urine Asam urat, kalsium

oksalat
Bakteri/parasit Negatif
Spermatozoa Ditemukan pada urine

pria

 Pelaporan Hasil

print out hasil, kemudian di tanda tangani dokter penanggung

jawab.

G. Parasitologi

1. Pemeriksaan Feces

a. Pra Analitik

 Metode

Natif

 Prinsip

Eosin memberikan latar belakang merah terhadap telur yang

berwarna kekuning-kuningan dan untuk lebih jelas

memisahkan feses dengan kotoran yang ada.

 Alat & Bahan

 mikroskop

 objek glas

164
 cover glas

 lidi

 eosin 2%

 Persiapan pasien

tidak ada persiapan khusus

 Persiapan Sampel

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Alat

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Reagen

Tidak ada persiapan khusus.

b. Analitik

 Prosedur Pemeriksaan

 menyiapkan alat & bahan

 ambil sampel dengan menggunakan lidi kemudian

pulaskan di atas objek glas

 teteskan larutan eosin 2% 1 tetes pada sediaan

 tutup dengan menggunakan cover glass

 amati dibawah mikroskop dengan menggunakan lensa

objektif 10x atau 40x

 laporkan hasil

c. Pasca Analitik

 Interpretasi Hasil

165
 Warna : normal tinja berwarna kuning coklat. Warna

tinja yang abnormal dapat disebabkan atau berubah

oleh pengaruh jenis makanan, obat- obatan dan

adanya perdarahan pada saluran pencernaan

 Bau : bau normal tinja disebabkan olah indol, skatol

dan asam butirat. Tinja yang abnormal mempunyai

bau tengik, asam, basi.

 Konsistensi : tinja normal agak lunak dan mempunyai

bentuk seperti sosis

 Lendir : Adanya lendir berarti ada iritasi atau radang

dinding usus. Lendir pada bagian luar tinja, lokasi

iritasi mungkin pada usus besar dan bila bercampur

dengan tinja, iritasi mungkin pada usus kecil.

 Darah : Normal tinja tidak mengandung darah.

Perhatikan apakah darah itu segar (merah muda),

coklat atau hitam, apakah bercampur atau hanya

dibagian luar tinja saja.

 Parasit : Cacing mungkin dapat terlihat

 Pelaporan Hasil

 tulis hasil pada formulir permintaan

 print out hasil, kemudian ditanda tangani dokter

penanggung jawab.

166
2. Pemeriksaan Malaria (Mikroskopik)

a. Pra analitik

 Metode

Mikroskopik

 Prinsip

Dibuat preparat kemudian diwarnai dengan larutan giemza

1:9

 Alat & Bahan

 mikroskop

 objek glass

 klinipet 5 µL

 aquadest

 larutan giemza

 Persiapan pasien

tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Sampel

Dapat menggunakan darah kapiler atau darah EDTA.

 Persiapan Alat

tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Reagen

tidak ada persiapan khusus.

b. Analitik

 Prosedur Pemeriksaan

167
 Buat sediaan apus tipis

 Sediaan diletakkan pada tempat yang datar

 fiksasi dengan methanol absolut selama 10-20 detik

 Tuangkan giemza ( 1ml giemsa dalam 9 ml aquadest)

yang baru, sampai semua permukaan objek tertutupi zat

warna

 Biarkan selama 30 menit

 Bilas dengan air mengalir

 Keringkan

 Lihat di bawah mikroskop dengan menggunakan lensa

objektif 100x, dengan menggunakan oil imercy

 laporkan hasil

c. Pasca Analitik

 Interpretasi Hasil

 + : 1-10 parasit stadium aseksual per 100 lapang

pandang mikroskop

 ++ : 11-100 parasit stadium aseksual per 100

lapang pandang mikroskop

 +++ : 1-10 parasit stadium aseksual per 1 lapang

pandang mikroskop

168
 ++++ : 11-100 parasit stadium aseksual per 1 lapang

pandang mikroskop

 Pelaporan Hasil

print out hasil, kemudian ditanda tangani dokter penanggung

jawab.

H. Penanda Tumor (Tumor Marker)

1. Tes Prostat Specific Antigen (PSA)

a. Pra analitik

 Metode

Immunoassay

 Prinsip

I-chromaPSAberdasarkan

padasistemimmunoassaymenggunakanreaksiantigen-

antibodi dan teknologiflourescence. Ketikasampel uji

danbufferdeteksidicampur-benar dankemudian dimasukkan

kesampelbaik padacatridgetes, kompleksantibodi(anti-PSA)

antigen(PSA)

menghasilkanflourescencepadamembrancatridgetes.

Dengan demikian, semakin banyakPSAdalam darah/sampel

uji, lebihkompleksyangmendapatkan akumulasipada

membrantescatridge.

I-CHROMATMreaders

denganintensitasflourescencepada

169
membrantescatridgedankemudian

menampilkankonsentrasiPSApada layarLCDpembaca.

 Alat & Bahan

 Klinipet 20-100 µL

 Yellow tips

 Test device (strip)

 ID chip

 Tube sampel

 Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Sampel

Darah dibekukan, kemudian diputar selama 10-15 menit

pada kecepatan 3000 rpm, pisahkan serum dan endapan sel

darah.

 Persiapan Alat

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Reagen

Test device (strip) disimpan pada suhu ruangan terlebih

dahulu sebelum digunakan.

b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat

 Pastikan alat tersambung dengan listrik

170
 Nyalakan alat i-CHROMATM dengan menekan tombol

ON/OFF di sisi kiri, warna merah.

 Lakukan pemeriksaan sesuai permintaan dokter

 Tekan select untuk memasukkan kaset ke slotnya

 Tekan select untuk proses pemeriksaan

 Baca hasil yang tertera di layar

 persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

 Prosedur Pemeriksaan Sampel

 Memipet 75 µL sampel serum/plasma dengan

menggunakan klinipet 20-100 µL

 Masukkan ke dalam mixing tube yang berisi buffer

deteksi, kemudian homogenkan selama 10 detik

 Memipet 75 µL campuran sampel dan buffer deteksi ke

dalam sumur sampel

 Inkubasi selama 15 menit, pada suhu ruangan

 Masukkan kaset ke dalam slot alat i-CHROMA TM,tekan

select

 Baca hasil yang tampil pada layar alat.

c. Pasca Analitik

 Nilai rujukan

0.5-100 ng/mL. Namun alat i-CHROMATM dapat membaca

pada nilai 0.1-100 ng/mL.

 Pelaporan Hasil

171
 Tulis hasil pada formulir permintaan hasil

 Print out hasil, kemudian ditanda tangani dokter

penanggung jawab.

2. Tes Anti Feto Protein (AFP)

a. Pra analitik

 Metode

Immunoassay

 Prinsip

i-CHROMATM AFP didasarkan pada teknologi

immunoassay flourescence. i-CHROMATM AFP

menggunakan metode sandwich Imunodeteksi, sehingga

dengan mencampur deteksi penyangga dengan spesimen

darah dalam tabung reaksi,flourescence berlabel antibodi

anti-AFP dalam deteksi penyangga mengikat antigen AFP

dalam spesimen darah. Sebagai campuran sampel dimuat

ke sampel baik dari perangkat test dan bermigrasi ke matriks

nitro selulosa strip uji oleh gaya kapilaritas, kompleks dari

floure scence berlabel antibodianti-AFP dan AFP di tangkap

untuk anti-AFP

 Alat & Bahan

 Klinipet 20-100 µL

 Yellow tips

 Test device (strip)

172
 ID chip

 Tube sampel

 Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Sampel

Darah dibekukan, kemudian diputar selama 10-15 menit

pada kecepatan 3000 rpm. Pisahkan serum dan endapan sel

darah.

 Persiapan Alat

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Reagen

Test device (strip) disimpan pada suhu ruangan terlebih

dahulu sebelum digunakan.

b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat

 Pastikan alat tersambung dengan listrik

 Nyalakan alat i-CHROMATM dengan menekan tombol

ON/OFF di sisi kiri, warna merah.

 Lakukan pemeriksaan sesuai permintaan dokter

 Tekan select untuk memasukkan kaset ke slotnya

 Tekan select untuk proses pemeriksaan

173
 Baca hasil yang tertera di layar

 persipakan alat dan bahan yang akan digunakan.

 Prosedur Pemeriksaan Sampel

 Keluarkan strip (kaset) dari kemasan dan letakkan pada

tempat datar

 Keluarkan satu tube buffer detection dari kemasan

 Memipet sampel darah penuh sebanyak 30 µL atau

serum/plasma sebanyak 15 µL ke dalam tube buffer

detection

 Homogenkan dengan cara membolak-balik selama ±10

kali

 Memipet 75 µL campuran sampel dan masukkan ke

dalam sumur sampel kaset

 Inkubasi selama 15 menit pada suhu ruangan

 Masukkan kaset ke dalam slot alat i-CHROMA TM, tekan

select

 Baca hasil pada layar alat.

c. Pasca Analitik

 Nilai rujukan

21,37 ng/ml

 Pelaporan Hasil

 Tulis hasil pada formulir permintaan

174
 Print out hasil, kemudian ditanda tangani dokter

penanggung jawab.

3. Tes Carcino Embryonic Antigen (CEA)

a. Pra analitik

 Metode

Immunoassay

 Prinsip

i-CHROMATMCEAdidasarkan pada

teknologiimmunoassayflurescence. i-

CHROMATMCEAmenggunakan metodesandwich

immunodetection, sehinggadengan

mencampurdeteksipenyanggaanti-CEA antibodidalam

buffermengikatantigenCEAdalam spesimendarah. Sebagai

campuransampeldimuat kesampelbaikdariperangkat

tesdanbermigrasi kematriksnitroselulosaujistrip olehkapiler,

kompleksdetektorantibodi

danantigenCEAditangkapuntukanti-CEA pasangansandwich

antibodiyang telahdilumpuhkanpadastrip uji.Sehinggaantigen

CEA lebihdalamspesimen darah, semakin

kompleksdiakumulasikanpadastrip.

IntensitasSinyalflourescencedetektorantibodimencerminkanju

mlahCEAditangkap dandihitung darii-CHROMATMreaderuntuk

menunjukkankonsentrasiCEAdalam spesimendarah.

175
UnithasildefaulttesCEAi-CHROMATMditampilkan

sebagiang/mLdarii-CHROMATMreader. Rentangkerja yang

dinamisdari i-CHROMATMsistemassayCEAadalah1-

500ng/mL.

 Alat & Bahan

 Klinipet 20-100 µL

 Yellow tips

 Test device (strip)

 ID chip

 Tube sampel

 Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Sampel

Darah dibekukan, kemudian diputar selama 10-15 menit

pada kecepatan 3000 rpm. Pisahkan endapan serum dan sel

darah.

 Persiapan Alat

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Reagen

Test device (strip) disimpan pada suhu ruangan terlebih

dahulu sebelum digunakan.

b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat

176
 Pastikan alat tersambung dengan listrik

 Nyalakan alat i-CHROMATM dengan menekan tombol

ON/OFF di sisi kiri, warna merah.

 Lakukan pemeriksaan sesuai permintaan dokter

 Tekan select untuk memasukkan kaset ke slotnya

 Tekan select untuk proses pemeriksaan

 Baca hasil yang tertera di layar

 persipakan alat dan bahan yang akan digunakan.

 Prosedur Pemeriksaan Sampel

 Keluarkan strip (kaset) dari dalam kemasan

 Keluarkan satu tube mixing berisi buffer detection dari

dalam kemasan

 Memipet 150 µL serum/plasma ke dalam tube mixing

 Homogenkan, dengan cara membolak-balikkan tube ±10

kali

 Memipet 75 µL campuran sampel dan buffer ke dalam

sumur sampel

 Inkubasi selama 12 menit pada suhu ruangan.

 Masukkan kaset ke dalam slot alat i-CHROMA TM, tekan

select

 Baca hasil yang muncul pada layar alat.

c. Pasca Analitik

177
 Nilai rujukan

6,72 ng/ml

 Pelaporan Hasil

 Tulis hasil pada formulir permintaan

 Print out hasil, kemudian ditanda tangani dokter

penanggung jawab.

4. Tes T4

a. Pra analitik

 Metode

Immunoassay

 Prinsip

Tes ini menggunakan metode sandwich imunodeteksi,

sehingga detektor antibodi dalam buffer mengikat T4 dalam

sampel darah dan kompleks antigen-antibodi yang diambil

untuk antibodi T4 lain yang telah dilumpuhkan pada strip uji

sebagai campuran sampel bermigrasi ke matriks

nitroselulosa. Sehingga antigen T4 berlebih dalam darah,

kompleks antigen-antibodi yang lebih akumulasi pada strip

tes. intensitas sinyal dari flourescence pada detektor antibodi

mencerminkan jumlah antigen ditangkap dan diproses oleh i-

CHROMATM reader untuk menunjukkan konsentrasi T4

dalam spesimen.

 Alat & Bahan

178
 Klinipet 20-100 µL

 Yellow tips

 Test device (strip)

 ID chip

 Tube sampel

 Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus

 Persiapan Sampel

Darah dibekukan, kemudian diputar selama 10-15 menit

pada kecepatan 3000 rpm. Pisahkan serum dan endapan sel

darah.

 Persiapan Alat

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Reagen

Test device (strip) disimpan pada suhu ruangan terlebih

dahulu sebelum digunakan.

b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat

 Pastikan alat tersambung dengan listrik

 Nyalakan alat i-CHROMATM dengan menekan tombol

ON/OFF di sisi kiri, warna merah.

 Lakukan pemeriksaan sesuai permintaan dokter

179
 Tekan select untuk memasukkan kaset ke slotnya

 Tekan select untuk proses pemeriksaan

 Baca hasil yang tertera di layar

 persipakan alat dan bahan yang akan digunakan.

 Prosedur Pemeriksaan Sampel

c. Pasca Analitik

 Nilai rujukan

175,05 nmol/l

 Pelaporan Hasil

 Tulis hasil pada formulir permintaan

 Print out hasil, kemudian ditanda tangani dokter

penanggung jawab.

5. Tes Thyroid Stimulating Hormone (TSH)

a. Pra analitik

 Metode

Immunoassay

 Prinsip

Tes inimenggunakan metodesandwich imunodeteksi,

sehinggadetektorantibodidalam buffermengikatTSHdalam

sampeldarah dankompleksantigen-antibodi yang

diambiluntukantibodiTSHlain yangtelahdilumpuhkanpadastrip

180
ujisebagai campuransampelbermigrasi ke matriks

nitroselulosa. Sehinggaantigen TSH berlebihdalam darah,

kompleksantigen-antibodi yang lebihakumulasipada strip tes.

intensitas sinyaldariflourescencepada

detektorantibodimencerminkan jumlahantigenditangkap

dandiproses olehi-CHROMATMreaderuntuk

menunjukkankonsentrasiTSHdalam spesimen.

Rentangkerjai-CHROMATMTSHadalah0,1-100 µIU/mL.

 Alat & Bahan

 Klinipet 20-100 µL

 Yellow tips

 Test device (strip)

 ID chip

 Tube sampel

 Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Sampel

Darah dibekukan kemudian diputar selama 10-15 menit pada

kecepatan 3000 rpm, pisahkan serum dan endapan sel

darah.

 Persiapan Alat

Tidak ada persiapan khusus.

 Persiapan Reagen

181
b. Analitik

 Prosedur Pengoperasian Alat

 Pastikan alat tersambung dengan listrik

 Nyalakan alat i-CHROMATM dengan menekan tombol

ON/OFF di sisi kiri, warna merah.

 Lakukan pemeriksaan sesuai permintaan dokter

 Tekan select untuk memasukkan kaset ke slotnya

 Tekan select untuk proses pemeriksaan

 Baca hasil yang tertera di layar

 persipakan alat dan bahan yang akan digunakan.

 Prosedur Pemeriksaan

 Keluarkan strip (kaset) dari kemasan, dan letakkan pada

permukaan datar

 Keluarkan tube mixing dari kemasan

 Memipet 150 µL serum/plasma ke dalam tube mixing

 Tambahkan 75 µL detection buffer ke dalam tube mixing

 Homogenkan dengan cara membolak-balikkan tube ±10

kali.

 Memipet 75 µL campuran sampel dan buffer ke dalam

well sampel kaset

 Masukkan kaset ke dalam slot alat i-CHROMA TM, tekan

select

 Baca hasil yang tampil pada layar

182
c. Pasca Analitik

 Nilai rujukan

3,34 uIU/ml

 Pelaporan Hasil

 Hasil ditulis pada formulir permintaan

 Print out hasil, kemudian ditanda tangani dokter

penanggung jawab.

183
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

STELLA MARIS yang berarti bintang laut, salah satu gelar

Perawan Maria dan Bunda Tuhan. Disamping letaknya yang

kebetulan di tepi pantai nama ini mengandung makna yang dalam.

Sebagaimana fungsi Bintang Laut yang menjadi pedoman arah

bagi para nelayan dan pelaut di malam gelap, maka Stella Maris

juga mau memberi harapan bagi mereka yang kehilangan arah dan

mengalami kesuraman, entah karena menderita penyakit fisik,

entah karena beban kenyataan yang “serba kurang” dan karenanya

sering luput dari perhatian dan jangkauan pelayanan.

Laboratorium R.S Stella Maris peralatannya cukup memadai

sehingga dapat dijadikan sebagai penunjang diagnosa laboratorium

dan dapat melakukan beberapa pemeriksaan laboratorium yang

meliputi berbagai paremeter yaitu, pemeriksaan hematologi,

pemeriksaan kimia klinik, pemeriksaan imunologi, pemeriksaan

BTA, pemeriksaan urinalisis, pemeriksaan parasitologi dan

pemeriksaan tumor marker.

B. Saran

1. Sebaiknya dalam kegiatan PKL (Praktek Klinik Lapangan)

mahasiswa lebih aktif dan kreatif dalam melaksanakan kegiatan-

kegiatan yang berhubungan dengan laboratorium.

184
2. Durasi waktu PKL sebaiknya diperpanjang agar mahasiswa lebih

mampu menguasai sepenuhnya kegiatan-kegiatan di

laboratorium baik dari segi administrasi, manajemen, dan

praktikum

3. Untuk R.S. Stella Maris untuk tetap mempertahankan kebersihan

lingkungan dan kerja sama antar petugas agar tetap menjadi

penuntun bagi masyarakat dan rumah sakit lainnya.

185

Anda mungkin juga menyukai