Anda di halaman 1dari 5

RESUME – AKUNTANSI BIAYA

BAB 4. BIAYA PRODUKSI & LAPORAN HARGA PRODUKSI

Nama : Zahra Imanuha Hilaluddiar


NPM : 17200129
Kelas : D3 Akuntansi A

BIAYA PRODUKSI
Biaya yang terjadi dalam fungsi produksi. Dimana fungsi produksi adalah fungsi yang
mengolah bahan baku menjadi barang jadi.

 Biaya Utama (Prime Cost) : Biaya bahan baku langsung ditambah dengan biaya
tenaga kerja langsung.
 Biaya Konversi (Conversion Cost) : Biaya tenaga kerja langsung ditambah biaya
overhead pabrik

KOMPONEN BIAYA PRODUKSI


1. BIAYA BAHAN BAKU
 Bahan baku langsung : Komponen utama barang jadi yang dapat secara
mudah dan akurat ditelusuri sampai kepada barang jadi.
 Bahan baku tidak langsung : Bahan baku yang tidak dapat secara mudah dan
akurat ditelusuri ke produk. Penelusurannya memerlukan biaya yang mahal
dan hasilnya belum tentu akurat. Contohnya bahan penolong. Biaya bahan
baku tidak langsung diklasifikasikan dalam biaya overhead pabrik.
Perhitungan Bahan Baku Langsung
Keterangan Bahan A Bahan B
Biaya Langsung Bahan Baku Langsung (Direct Cost of Materials)
Harga Beli Rp xxx Rp xxxx
Potongan Pembelian (Rp xxx) (Rp xxx)
Total Biaya Langsung Rp xxx Rp xxxx
Biaya Langsung Bahan Baku Langsung (Indirect Cost of
Materials)    
Ongkos Angkut Rp xxx Rp xxx
Beban Asuransi Rp xxx Rp xxx
Beban Pembelian Rp xxx Rp xxx
Beban Penerimaan Rp xxx Rp xxx
Beban Gudang Rp xxx Rp xxx
Beban Akuntansi Rp xxx Rp xxx
Total Biaya Tidak Langsung Rp xxx Rp xxx
Total Harga Pokok Bahan Langsung Rp xxx Rp xxx
Total Bahan Baku yang Dibeli xxx unit xxx unit
Harga Pokok Bahan Baku per Unit Rp xxx Rp xxx
(Total Harga Pokok Bahan Baku /Total Kuantitas Bahan Baku)    

 Potongan Pembelian (Purchases Discount)


 Potongan Perdagangan (Trade Discount)
 Rabat (Quantity Discount)
 Potongan Tunai (Cash Discount)

 Jurnal Pembelian Bahan Baku :


Persediaan Bahan Baku Langsung Rp xxx
Kas Rp xxx

 Rabat (Quantity Discount)


Diberikan jika kuantitas yang dibeli berjumlah besar. Rabat tidak dicatat dalam
akuntansi, karena hanya berpengaruh terhadap harga per unit.

 Potongan Tunai (Cash Discount)


Diberikan jika dibayar lebih cepat dari jangka waktu kredit yang ditetapkan. Misal
syarat pembeliannya 2/10, n/30/ Artinya potongan 2 persen diberikan jika dalam waktu 10
hari dari tanggal faktur, sedangkan jangka waktu kreditnya adalah 30 hari.

 Ongkos Angkut Pembelian (Freight-In)


Diklasifikasikan sebagai biaya langsung bahan baku jika ongkos angkut yang dikeluarkan
hanya untuk satu jenis bahan baku tertentu. Dibedakan menjadi 3 jenis :
 Ongkos Angkut Dibebankan ke Bahan Baku Langsung Berdasarkan Biaya
Sesungguhnya
 Ongkos Angkut Dibebankan ke Bahan Baku Berdasarkan Tarif Ditentukan di Muka
 Ongkos angku dibebankan ke Biaya Overhead Pabrik

Sistem Pencatatan Persediaan Bahan Baku Langsung


1. Sistem Perpetual
2. Sistem Fisik
KETERANGAN SISTEM PERPETUAL SISTEM FISIK
Mencatat Pembelian Persediaan Bahan Baku Langsung xx Pembelian xx
1
Bahan Baku Kas/Utang Dagang xx Kas/Utang Dagang xx
Mencatat Persediaan Barang Dalam Proses xx
2 Tidak ada ayat jurnal
Pemakaian Bahan Persediaan Bahan Baku Langsung xx
Kas/Utang Dagang xx Kas/Utang Dagang xx
Mencatat Retur
3 Retur Pembelian & Pengurangan
Pembelian
Persediaan Bahan Baku Langsung xx Harga xx
Mencatat
Persediaan Bahan Baku Langsung
4 Pengembalian Tidak ada ayat jurnal
Bahan ke Gudang Persediaan Barang Dalam Proses
Tujuan Pengecekan Untuk memastikan kesesuaian antara
Untuk penentuan harga Pokok
5 Fisik Persediaan catatan akuntansi dengan kuantitas
persediaan bahan baku langsung
Bahan Baku fisiknya di gudang
1. Menghapus persediaan awal bahan
6
Jurnal Penyesuaian Tidak ada ayat jurnal baku langsung
Ikhtisar Harga Pokok Produksi xx
Persediaan Bahan Baku Langsung xx
2. Memunculkan persediaan akhir
bahan baku langsung
Persediaan Bahan Baku Langsung xx
Ikhtisar Harga Pokok Produksi xx

Metode Penentuan Harga Pokok Persediaan Bahan Baku Langsung


Ada tiga metode yang dapat digunakan :

 MPKP (First In, First Out Method – FIFO Method)


Bahan baku yang dibeli pertama merupakan bahan baku langsung yang akan digunakan
terlebih dahulu. Nilai bahan baku langsung yang dipakai dihitunng berdasarkan harga
pembelian mula-mula.

 MTKP (Last In, First Out Method – LIFO Method)


Bahan baku langsung yang terakhir dibeli merupakan bahan baku langsung yang akan
digunakan terlebih dahulu. Nilai bahan baku langsung yang dipakai dihitung berdasarkan
harga pembelian terakhir.

 Metode Harga Pokok Rata-Rata Tertimbang (Average Cost Method)


Harga pokok persediaan akhir bahan baku langsung dihitung berdasarkan harga pokok
rata-rata. Maka rumusnya sebagai berikut :
Harga Pokok Rata-Rata = (Nilai Pers. Awal + Nilai Pembelian) : (Kuantitas Pers. Awal +
Kuantitas Pembelian)

2. BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG (DIRECT LABOR COSTS)


a. Tenaga kerja Langsung : Tenaga kerja yang terlibat langsung dalam pembuatan
barang jadi dan pembayaran upahnya berdasarkan unit yang dihasilkan/berdasarkan
jam kerja.
b. Tenaga kerja tidak langsung : Tenaga kerja yang upahnya tidak dapat ditelusuri
secara mudah dan akurat ke barang jadi.
Biaya tenaga kerja langsung adalah upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja langsung
yang dapat dengan mudah dan akurat ditelusuri ke barang jadi. Biaya ini merupakan biaya
langsung produk (direct cost of product). Biaya ini langsung dibebankan ke produk.

3. BIAYA OVERHEAD PABRIK (FACTOR OVERHEAD COST)


Semua biaya produksi selain biaya bahan baku langsunng dan biaya tenaga kerja
langsung. Merupakan biaya tidak langsung produk. Dengan kata lain, semua biaya produksi
yang tidak dapat secara mudah dan akurat ditelusuri ke produk.
a. Ayat jurnal untuk mencatat biaya overhead sesungguhnya
Biaya Overhead Pabrik Rp xxx
Berbagai akun dikredit Rp xxx

b. Ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik ke produk


Persediaan Barang dalam proses Rp xxx
Biaya Overhead Pabrik Rp xxx

c. Ayat jurnal untuk menutup biaya overhead pabrik dengan selisih menguntungkan
Biaya Overhead Pabrik Rp xxx
Selisih biaya overhead pabrik Rp xxx
Jika alternative kedua yang digunakan untuk pencatatan biaya overhead pabrik, ayat
jurnal untuk menutup biaya overhead pabrik menjadi seperti berikut :
Biaya Overhead Pabrik Dibebankan Rp xxx
Selisih Biaya Overhead Pabrik Rp xxx
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp xxx

d. Ayat jurnal untuk menutup selisih biaya overhead pabrik (diasumsikan selisihnya
tidak signifikan)
Selisih BOP Rp xxx
Harga Pokok Penjualan (HPP) Rp xxxx

ARUS BIAYA PRODUKSI


1. Mencatat biaya produksi (Biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja lansgung,
dan biaya overhead pabrik)
2. Mencatat barang jadi
3. Mencatat penjualan produk dan harga pokok penjualan
Biaya overhead pabrik dicatat berdasarkan biaya sesungguhnya, tetapi dibebankan ke
produk berdasarkan tarif ditentukan di muka yang disebut BOP dibebankan. Jika biaya
obverhead pabrik sesungguhnya berbeda dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan,
maka selisihnya akan ditampung dalam Selisih Biaya Overhead Pabrik.
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HUBUNGANNYA DENGAN LAPORAN LABA RUGI

LAPORAN HARGA PRODUKSI


TAHUN 2016
Persediaan Bahan Baku Langsung – Awal Rp xxx
Pembelian Bahan Baku Langsung Bersih Rp xxx
Bahan Baku Langsung Tersedia untuk Dipakai Rp xxx
Persediaan Bahan Baku Langsung – Akhir (Rp xxx)
Bahan Baku Langsung yang Dipakai (Biaya Bahan Baku Langsung) Rp xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp xxx
Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Rp xxx
Total Biaya Produksi Selama Periode Rp xxx
Persediaan Barang dalam Proses – Awal Rp xxx
Biaya Produksi yang Diperhitungkan Rp xxx
Persediaan Barang dalam Proses – Akhir (Rp xxx)
Harga Pokok Produksi Rp xxx

LAPORAN LABA RUGI


TAHUN 2016
Penjualan Bersih Rp xxx
Harga Pokok Penjualan (HPP)
Persediaan Barang jadi – Awal Rp xxx
Harga Pokok Produksi Rp xxx
Harga Pokok Barang yang Tersedua untuk Dijual Rp xxx
Persediaan Barang Jadi Akhir (Rp xxx)
Harga Pokok Penjualan (HPP) Rp xxx
Laba Kotor Rp xxx
Beban Operasional (Rp xxx)
Laba Operasional Rp xxx

Anda mungkin juga menyukai