Bu Nining Tugas Ke 2
Bu Nining Tugas Ke 2
PEMBAHASAN
Bab ini berangkat dari penelaahan Hopwood (1989) tentang akuntansi dalam bingkai
retrospektif dan prospektif. Retrospektif adalah sebuah istilah yang digunakan para ilmuwan
untuk melihat suatu kejadian/peristiwa kembali ke kebelakang atau merenungkan masa lalu.
Dalam konteks akuntansi keperilakuan, retrospektif berarti mencoba melihat ke belakang atas
peristiwa akuntansi keperilakuan masa lalu. Misalnya, jika dianalisis lagi, pembatalan atas
sejumlah pembelian saham oleh direktur perusahaan merupakan hal terbaik yang pernah
dilakukannya. Ungkapan ini menggunakan retrospeksi dalam arti “pandangan masa lalu."
Adapun pengertian prospektif dapat dinyatakan sebagai kemungkinan dan harapan. Secara
sederhana definisi ini berarti jika prospek adalah hal-hal yang mungkin terjadi dalam suatu
hal sehingga berpotensi menimbulkan dampak tertentu. Jika kita telaah dari kedua suku kata
tersebut (retrospektif dan prospektif) maka kita bisa menyimpulkan bahwa akuntansi
keperilakuan sebagai bidang studi akuntansi, perlu menelaah kembali ke masa lalu tentang
peristiwa akuntansi untuk dapat dijadikan sebagai rujukan/pedoman dalam rangka
mengembangkan akuntansi masa mendatang.
Pokok pembahasan dalam bab ini menekankan pada literatur studi akuntansi
keperilakuan. Isi pembahasan difokuskan pada faktor-faktor dalam literatur akuntansi
keperilakuan, kemajuan yang dicapai, dan kebutuhan riset mendatang. Munculnya masalah
akan penerimaan keragaman ilmu pengetahuan dan pendekatan riset akuntansi keperilakuan
pada kenyataannya didasarkan pada asumsi di mana ketika suatu padigna digunakan untuk
mengemas paradigma lainnya dilakukan dengan pendekatan yang berbeda. Dari pandangan
ini seharusnya para peneliti akuntansi keperilakuan mendatang diharapkan mampu
menyampaikan intelektualitas yang lebih mandiri dan matang dan berusaha untuk memahami
dan mengelaborasi tentang cara-cara dalam mencapainya.
Akuntansi telah diakui sebagal sesuatu yang membentuk fenomena dan berfungsi
sebagai konsekuensi interdependen dari konteks di mana akuntansi tersebut beroperasi. Dari
paradigma ekonomi, peranan dan fungsi akuntansi sekarang telah memberikan dampak
penting bagi perkembangan organisasi pemerintahan dan operasionalisasi pasar keuangan.
Dengan cara yang sama, dari paradigma keperilakuan dan organisasi, akuntansi sekarang
diakui sebagai praktik yang konsekuensinya dimediasi oleh konteks sosial dan manusia di
mana akuntansi beroperasi dan cara akuntansi bersinggungan dengan fenomena sosial dan
organisasi lainnya. Pencapaian paradigma tersebut merupakan hal yang relatif baru.
Walaupun telah ada teoretikus akuntansi sebelumnya yang menyampaikan pandangan
tersebut dan mayoritas pandangan masyarakat akademis lebih otonom dan sepertinya juga
secara teknis netral, tetapi dari perspektif keterlibatan akuntansi dalam menggeser sejumlah
bentuk pengendalian sosial, atau menyadari adanya kesalahan dalam perhitungan akuntansi
dan proses kesalahan terhadap pengambilan keputusan ekonomi, peranan tersebut hanya
menjelaskan apa yang terlihat. Berdasarkan pada pengertian tersebut, bagi aspek keperilakuan
dan organisasi, penggunaan analisis sosial akan kurang memadai. Walaupun sesungguhnya
perspektif ekonomi menarik bagi para pakar awal, peranan mereka seharusnya meningkatkan
rasionalitas praktik yang mendasari akuntansi agar lebih memadai dalam mencerminkan
praktik. Dengan cara ini, konsepsi yang dapat diambil dari teorisasi ekonomi adalah meliputi
pendanaan, pengukuran perusahaan, pengukuran kinerja divisional. Namun, semua itu tidak
memberikan dasar bagi pemahaman normatif ataupun deskriptif.
Riset yang ada sekarang telah memberikan dasar yang memadai untulk
melau hal ini. Melalui studi yang konsisten terhadap faltor-faktor yang dire
dan o pemaham
Sebenarnya perhatian Caplan terhadap dampak potensial riset dari praktik tersebu
ditujulkan dengan cara inl. Walaupun hubungan antara riset dan praktik adalah komplels
dan jarang yang bersifat langsung, semakin banyak perhatian yang diberilkan
menghasillan kerangka kerja, kategori analisis, dan skema interpretasi yang dapat
pengetabuan
Hopwood sendiri bersimpati terhadap ajakan Caplan dan para peneliti lainnyo
yang kompleks dan interdependen yang lebih besar. Dalam riset akuntans
erfuas fokus riset keperilakuan dari perhatian terhadap isu keputusan kepada
h Oleh karena beragam alasan, pengadaan pengaturan (setting) riset yang realistis
neg kall menjadi kepentingan parsial dari komunitas praktisi. Namun, hal int juga
di pada area penggunaan setting eksperimental atau simulasi organisasi yang hati
udah dan tidak problematik. Seperti yang disampaikan Caplan, studi kasus di tempat
tetapi juga keahlian besar dalam mengidentifikasi konsep keperilakuan yang tepat
serup
dan mengaplikasikcan konsep ini pada situasi yang khusus. Hal inl menjadi poin yang
tida latihan deskriptif nonteoretis dan menilal para peneliti berisiko mengabaikan
kerumitan
at ditekankan secara mudah. Studi kasus berorientasi riset tidak pernah menjadi
teoretis besar yang diakui oleh seluruh peninjau yang terkait dengan perkembangan
aitan
akuntansi dengan konteks di mana akuntansi beroperasi? Perlu diakui bahwa analisis
resultan adalah satu hasil yang muncul melalui lensa konseptual khusus. Tidak ada
penekanan
linguistik yang memberikan kekhususan dan parsialitas pada deskripsi tersebut. Namun
demikian, proses implisit mungkin terjadi karena laporan akuntansi selalu dida
saat ini terkait dengan riset studi kasus, poin fundamental ini sering dilupakan. Penekanan
dap
pada dasar intelektual dan konteks yang dibutuhkan untuk mengaplikasikan teori k
Terdapat beberapa tanda bahaya yang mungkin muncul dari pendirian yang tidak
ologi manufaktur baru, misalnya, terdapat beberapa indikasi tentang hal yang
I dari perspektif yang tidak reflektif tersebut. Tanpa kepedulian, akuntan terlalu
akuntanst beroperasi. Pada saat yang sama, akuntan juga mengabaikan cara teknolog
baru dapat mengubah konteks pergeseran utama dan pasar. Sering terdapat kegagalan
lebih berorientas
. Riset te
termasuk akuntans
terorganisasi. Salah satu isu terakhir yang disampaikan oleh Caplan adalah nilai
khususnya dalanm
tersebut lebih dalam daripada yang disampaikan teks selkarang dengan sedikit ata
tidak adanya cakupan terhadap isu keperilakuan dan organisasi. Penganggaran dicirika
yang sama, penentuan standar, penilaian investasi, dan mobilisasi informasi akuntansi
nawarkan
seputar pola tanggung jawab manajerial dibahas sebagai latihan teknis yang mengabailkan
praktik akuntansi, sebagian besar penulis buku teks akuntansi manajemen sepertin
int, serta pemahaman organisasi dan keperilakuan. Dengan demilkian, mereka sering
rapan saat
Hasilnya adalah suatu penekcanan terhadap bidang akuntansi manajemen itu sendiri
Dengan penekanan murni terhadap teknis, pemikiran penting yang disampaikan buku
teks hanya seperti buku manual. Didasarkan pada sedikit atau bahkan tidak ada sama
sekali pemahaman terhadap cara elemen-elemen teknis yang dimobilisasi dan dibawa k
dalam konteks organisasi, para penulis tersebut tidak pernah memberikan pendekatan
yang secara manajerial berorientasi pada desain pendekatan akuntansi yang mung
kin
tersebut. Keahlian teknis adalah penting. Namun demikian, keahlian teknis merupa
yang kompleks dan berubah. Ditekan oleh keahlian tersebut, mereka tidak perna
organisasi yang merupakan faktor-faktor yang membentuk bagian penting dari tug
sebagian dari akuntansi dalam dunia yang bersinggungan dengan proses organ
sebagai sesuatu yang berbeda dengan tugas teknis. Hal ini memuncul NTANSI
KEPERILAKUAN DALAM BINGKAI RETROSPEKTIF DAN PROSPEKTS
basis keahlian
kuat banyak temuan dari riset lain. Meskipun demikian, pendekatan khusus ini
embangan berikutnya. Hal yang menarik adalah kualitas dan keaslian riset
i pe
a ta
nisas dan keperilakuan ke jalur kemajuan kumulati. Dalam hal inl, fakta bahwa ser
tudi yang berorientasi organisasi yang dilakukan oleh Ohio State University tidak
benar asli dan diakui mempunyai kualitas yang tinggi, orientasi organisasi tidak
awal s
benar-
nghasilkan aliran penyelidikan berkesinambungan pada saat itu.
kognitif. Tinjauan ini terkadang lebih implisit dalam pandangan Burgstahler dan
Terdapat berbagai alasan, termasuk predisposisi budaya serta kehadiran awal psikolog
dalam komunitas sekolah bisnis, peningkatan perubahan dalam disiplin ilmu tersebut,
serta eberapa besar hal ini dipahami sebagai ilmu pengetahuan, dan sifat metodologinya
pengembangan
Hal yang tidak signifikan dalam riset akuntansi keperilakuan adalah observasi Lord
tentang peranan signifikan yang dimainkan oleh struktur institusional dunia akademis
anusia yang pada awalnya diterima oleh Journal of Accounting Research dan
dimasukkan dalam konferensi riset empiris Chicago yang sangat berpengaruh. Baik Lord,
kunci
untuk area pengembangan lebih luas. Hal ini bukan saja ditunjukkan pada konferensi
yang diorganisasi di Chicago, melainkan juga pada korferensi awal di negara bagian
and Society Walaupun tergoda untuk menekankan pada tren intelektual, pencapaian dan
tan, tinjauan Lord menunjukkan lebih banyak mengenai kemunculan penetapan
badan ilmu yang dengan sendirinya bermanfaat dan pemikiran yang sederhana.
itu dapat dibedakan dalam empat lapis. Lapis paling dasar adalah keb
yang diperoleh melalui pancaindra kita dan dapat dilakukan oleh siap
atasnya adalah kebenaran ilmiah yang diperoleh melalui kegiatan yang sist
logis, dan etis oleh mereka yang terpelajar. Pada lapis di atasnya lagi adalah kebena
falsafi yang diperoleh melalui kontemplasi mendalam oleh orang yang sangatter
dan hasilnya diterima serta dipakai sebagai rujukan oleh masyarakat luas. Pada
kebenaran tertinggi adalah kebenaran religi yang diperoleh dari Yang Maha Pen
melalui wahyu kepada para nabi serta diikuti oleh mereka yang meyakinin
kebenaran indraw
secar
dengan sofi
a logi
logika
secara
bernalar menurut logika yang diakui ilmu pengetahuan dengan bebas sedalam-dalamnya
pai ke dasar permasalahan guna mengungkapkan kebenaran. Sistematis adalah
berpikir dan berbuat yang bersistem, yaitu runtun, berurutan, dan tidak tumpang
tindih Metodis adalah berpikir dan berbuat menurut metode tertentu yang
PENGERTIAN FILSAFAT
Kata filosofi (philosophy) berasal dari bahasa Yunani "philos" (suka, cinta) dan
"sophi (kebijaksanaan). Jadi, kata filosofi berarti cinta kepada kebijaksanaan. Filsafat
didefinisikan
rcayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis
kepe
Definisi ini merupakan arti yang informal tentang filsafat atau kata-kata "mempuny
filsafat." Kedua, filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap
kepercayan dan sikap yang sangat dijunjung tinggi. Ini adalah arti yang formal dari
"berfilsafat Dua arti filsafat, "memiliki dan melakukan," tidak dapat dipisahkan
sepenuhnya s
dari lainnya. Oleh karena itu, jika tidak memiliki suatu filsafat dalam arti yang formal
dan personal, seseorang tidak akan dapat melakukan filsafat dalam arti kritik
reflektif (reflective sense). Meskipun demikian, memiliki filsafat tidak cukup untu
melakukan filsafat. Suatu sikap falsafi yang benar adalah sikap yang kritis dan
mencar dan
pra
memerlukan
sej
p itu adalah sikap terbuka, toleran, dan mau melihat segala sudut persoalan tanpa
falsaf
fi. Ahli filsafat selalu bersifat berpikir dan kritis. Mereka melakukan pemeriksaan tentang
area yang
asionalitas. Mesk
hanya terdiri atas sejumlah studi besar pada bidang yang terisola
bersifat kontemporer
Badan pengetahuan yang ada tetap jauh dari memadai, setidaknya karena h
Dalam
banyak area masih tidak ada tingkat kesadaran teoretis yang memadai sehingga rise
yang dilakukan masih jauh dari kemampuan memberikan sejumlah dasar interpretasi
ang menarik dan bermanfaat guna memahami dan mengubah akuntansi dalam bentuk
aksi. Saat ini, memberikan apresiasi yang berharga terhadap organisasi dan organisasi
dalam konteks akuntansi adalah layak dilakukan. Dalam konteks akuntansi manajemen
atau pengauditan pada tingkat individu, kita berada dalam posisi untuk memahami dan
dapat dipahami secara integratif dengan konteks manusia dan organisasi di mana
mereka berada.
kan
Banyak karakteristik dari studi Birnberg dan Shield disebut sebagai aliran riset
sosiologi organisasi' yang berorientasi pada sekumpulan isu berikutnya. Para peneliti
akuntansi keperilakuan yang bekerja dalam tradisi ini terpesona pada keragaman
praktik akuntansi dan heterogenitas yang terlihat dalam aksi sosial dan organisasi.
Kesulitan
alasan yang masuk dalam kategori pembahasan akuntansi. Birnberg dan Shield
berusaha
enggunakan faktor-faktor yang memengaruhi cara akuntansi bekerja, cara akuntansi
kesulitan tersebut.
Dengan mengadopsi agenda riset yang berbeda tersebut, para peneliti organisas
kuntansi merasa tertarik pada berbagai perspektif intelektual, literator riset, dan
mode penyelidikan ekuitas yang berbeda. Dilihat dari sudut pandang ini, tidak
tertald benar jika menyebut hal ini sebagai interpretatif murni, seperti yang ingin
dilaku oleh Birnberg dan Shield. Dengan mengakui keragaman akuntansi, banyak
pee
lui
pemahaman praktik akuntansi organisasi. Namun, terdapat relatif sedikit penelitian yar
dilakukan dalam bentuk interpretatif seperti yang dipahami secara konvensional dala
manusia, peneliti organisasi bersiap mengakui sifat reflektif dan konstitutif; bukan pada
akuntansi itu sendiri, tetapi juga pengetahuan yang diperoleh darinya. Hal ini juga yan
memberikan dasar bagi mereka untuk memisahkannya dari pernyataan epistemologi edu (a
second look) terhadap bahan-bahan yang disajikan oleh paham orang awam
mon sense). Mereka mencoba untuk memikirkan berbagai problem kehidupan dan
banyak tidak dengan sendirinya akan mendorong dan menjamin seseorang untuk
memahami karena pengetahuan banyak belum tentu mengajar akal untuk mengadakan
evaluasi
hasil berbagai sains dan pengalaman kemanusiaan sehingga menjadi pandangan yang
konsisten tentang alam. Seorang ahli filsafat ingin melihat kehidupan, tidak de
pandangan seorang saintis, seorang pengusaha atau seorang seniman, tetapi dengan
andangan yang menyeluruh, mengatasi pandangan yang parsial. Tugas filsafat adalah
alam, dan untuk mengintegrasikan pengetahuan sains dengan pengetahuan disiplin lain
agar mendapatkan suatu keseluruhan yang konsisten. Menurut pandangan ini, filsafat
pardangan yang mendalam bagi kehidupan manusia. Keempat, filsafat adalah sebaga
analisis logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep. Memang ini
merupakan fungsi filsafat. Hampir semua ahli filsafat telah memakai metode analisti
serta berusaha untuk menjelaskan arti istilah dan pemakaian bahasa. Akan tetapi, ada
sekelompok ahli filsafat yang menganggap hal tersebut sebagai tugas pokok f
bahkan ada golongan kecil yang menganggap hal tersebut sebagai satu-satunya fungs
yang sah dari filsafat. Kelompok ini menganggap filsafat sebagai suatu bidang
khusus yang mengabdi kepada sains dan membantu menjelaskan bahasa, dan buka
seper ini merupakan hal baru dan telah memperoleh dukungan yang besar pada
abad k
20. Pandangan ini akan membatasi apa yang dinamakan pengetahuan (knowledge)
kepada pernyataan (statement) tentang fakta yang dapat dilihat serta hubungan
aluasi kritis sering berbeda. Ketiga, filsafat adalah usaha
duanya, yaitu urusan sains yang beraneka macam. Memang, ahli analisis ba
(linguistic analysis) tidak membatasi pengetahuan sesempit itu. Mereka menolak dan
tetapi banyak di antara mereka yang berpendapat bahwa manusia dapat memilik
pengetahuan tentang prinsip etika dan sebagainya yang dihasilkan dari pengalaman.
Mereka yang memilih pandangan yang lebih sempit, mengabaikan, walaupun tidak
filsafat moral yang tradisional dan teologi. Dari segi pandangan yang lebih sempit ini
menjelask
filsafat adalah sekumpulan problem yang langsung mendapat perhatian dari manusia
an arti dan pemakaian istilah dalam sains dan urusan sehari-hari. Kelima
Sa
mpai kepada persoalan yang paling mendalam dari eksistensi manusia. Sebagian
persoalan filsafat pada zaman dahulu telah terjawab dengan jawaban yang
memuaskan
kebanyakan ahli filsafat. Filsafat merupakan disiplin ilmu yang berusaha untuk menunjukka
61 AKUNTANSI RET
entuk
umbu
kemanusiaan.' Masing-masin
baru ke arah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lag, seperti spesialisasi.
pengetahuan hakikatnya dapat dilihat sebagai suatu sistem yang saling menjalin dan
taat asas (konsisten) dari ungkapan yang sifat benar tidaknya dapat ditentukan den
seseorang ntuk terus-menerus maju dan mencari kepuasan pikiran, tidak merasa
Timbulnya filsafat karena manusia merasa kagum dan merasa heran. Pada tahap awalnya
kekaguman atau keheranan itu terarah pada gejala-gejala alam. Dalam perkembangan
lebih lanjut, karena persoalan manusia semakin kompleks. Sekalipun bertanya tenta
seluruh realitas, filsafat selalu bersifat "filsafat tentang" sesuatu: tentang manusia, tentang
alam, tentang Tuhan (akhirat), tentang kebudayaan, kesenian, bahasa, hukum, agama,
sejarah, dan sebagainya. Semua selalu dikembalikan kepada empat bidang induk: Pertama
epistemologi; logika; dan kritik ilmu. Kedua, filsafat tentang keseluruhan kenyataan; obje
teologi (tentang Tuhan). Ketiga, filsafat tentang nilai-nilai yang terdapat dalam s
tindakan; objek material: kebaikan dan keindahan, etika; dan estetika. Keempat, sea
filsafat;, menyangkut dimensi ruang dan waktu dalam sebuah kajian (Suriasuman
ada banyak aliran filsafat. Ciri pemikiran filsafat mengacu pada tiga konsep pokok pers
filsafat bercorak sangat umum, persoalan filsafat tidak bersifat empiris, dan
Solihin. berpikir filsafat mengandung makna berpikir tentang segala sesuatu yang ada
ritis, sistematis, tertib, rasional, dan komprehensif
cara k
ETODOLOGI FILSAFAT
arena filsafat berangkat dari rasa heran, bertanya, dan memikirkan tentang
dasar
Oleh k
berasal dari Socrates. Menurut Socrates, cara yang paling baik untuk mendapatkan
(orang yang memberi dorongan atau rangsangan kepada seseorang untuk melahirkan
dinamakan dialektika. Proses dialektika adalah dialog antara dua pendirian yang
bertentangan.
Socrates dan filsuf yang datang kemudian berkeyakinan bahwa dengan proses dialog
di mana setiap peserta dalam pembicaraan akan terpaksa untuk menjelaskan idenya.
Hasil terakhir dari pembicaraan tersebut akan merupakan pernyataan tentang apa
an alternatif yang baru. Setiap tahap dialektika akan masuk lebih dalam pada problem
asli, dan dengan begitu ada kemungkinan untuk lebih mendekati kebenaran. Dengan
tidak jarang problem filsafat yang semula belum terpecahkan. Banyak persoalan yang
an sampai kepada pemecahan sementara, ada jawaban yang tampak lebih memuaskan
KEPERILAKUAN
FILOSOFI PA
MORGAN (1979)
mendasari kerangka referensi, model teori dan modus operandi dari ilmuwan yang 1981
AKUNTANSTIL
ua
rhubungan denga
pilhan bebas (free will and choice). Manusia pada sisi ini dilihat sebagai pencipta dan
ecara ringkas, Burrel dan Morgan membagi asumsi tersebut ke dalam dua bagian, yaitu
Gambar 6
Subjektivitas adalah apa yang membuat kita sebagai subjek bukan objek. Subjektivitas
mencakup proses yang dilambangkan dengan istilah mental, pikiran, sadar
menafsirkan, memahami, belajar, dan jiwa. Proses subjektif ini terdiri dari aktivitas
subjek. Tanpa subjektivitas, kita hanya akan menjadi objek fisik tanpa aktivitas.
di atas skala filogenetik. Perilaku binatang yang lebih rendah tidak memiliki
ditentukan oleh program biologis yang dikenal sebagai naluri. Hewan yang lebi
ayangkan,
tindakan pada tingkat yang jauh lebih canggih, kompleks, dan akti
seperti yang terjadi pada organisme yang lebih rendah. Untuk subjekt
aksi terhadap
vitas da
narkan untuk
fat
ini, apa yang dipikirkan,dibayangkan, dirasakan, diingat, diharapkan, dipat GAMBAR 6.1
Dimensi Subjektivisme-Objektivisme
Pendekatan
Subjektivisme
Pendekatan
Objektivisme
Nominalisme
Realisme
Antipositivisme
Positivisme
VoluntarismeDeterminisme
Nomotetik
dan diperjuangkan sepenuhnya adalah produk dari diri kita sendiri. Subjektivitas
dapat memanfaatkan hal-hal duniawi, tetapi selalu dengan syaratnya sendiri, untuk
sebagai lisensi untuk pelaksanaan subjektif dari proses subjektif. Subjek bebas
untuk mengungkapkan gagasan subjektif apa pun yang diinginkan, dan peneliti
mengklaim bahwa dunia, termasuk dunia psikologis subjek, tidak dapat diketahui
memperhatikan apakah kesan subjektif ini sesuai dengan kenyataan di luar sana
subjektivisme. Validitas dan objektivitas adalah masalah yang tidak relevan di sini,
untuk menangkap dan mengukur realitas psikologis karena sama sekali tidak ada
Penelitian kualitatif, dalam pandangan ini, terdiri dari peneliti yang mengembangkan
bahwa dunia ada di luar sana atau tercermin secara objektif"di sini" (Gergen, 2001
hlm. 805).6
entang apa yang sebenarnya terjadi, tetapi untuk terlibat dalam serangkaian
onvensi sosial. Menjadi objektif adalah bermain sesuai peraturan dalam tradisi
praktik sosial tertentu. Untuk melakukan sains bukanlah untuk memegang cermin
alam, tetapi untuk berpartisipasi secara aktif dalam konvensi dan praktik penafsiran
kepada buda
bu
enelitian kualitatif j
Subjektivisme dalam p
kp
subjektif subjek
rang
ia tidak bahagia lima tahun yang lalu dan membenci orang tuanya, sementara
tua menunjukkan foto anak yang tampak sangat senang dengan mereka
penge
oran
-butir
tahuan dari soal sederhana sampai dengan teori yang kompleks mempunyai
fat dan ciri yang melampaui keyakinan dan kesadaran individu yang merancang
ciri permasalahan atau cabang tertentu yang berada di luar pikiran atau otak
atau keadaan subjektif lainnya. Titik berat kaum objektivisme adalah penekanan
tidak peduli apakah individu tersebut menyadari atau tidak, meyakini atau tidak.
Dalam
pandangan objektivisme, ilmu pengetahuan yang diteorikan oleh seorang ilmuwan
ditemukarn oleh orang lain. Mungkin teori yang sudah ada tersebut merupakan
keberadaan teori tersebut isa saling mendukung. Keterkaitan ini tidak hanya yang
bersifat positif,terkadang aitan yang terjadi adalah kaitan yang saling mematahkan
keterkaitan t
da mulanya dan
ri tersebut
luar individu dan tidak lebih dari nama, konsep, dan label yang digu
individu adalah suatu dunia nyata yang terbentuk dari struktur yan
Antipo
alam dun
fisik da
realitas
n hanya dapat dipahami dari sisi pandang individual yang terlibat secara
erkirakan apa yang terjadi dalam dunia sosial dengan meneliti kebiasaarn
Intinya sitivi
serta
Ideografis-Nomotetik: Metodologi
dari subjek dengan mendekatkan peneliti dengan subjek yang didapatkan secara
detail dan lengkap mengenai sejarah dan latar belakang. Pendekatan ini menekankan
analisis secara subjektif yang didapatkan dengan masuk ke dalam situasi yang
penelitian berdasarkan pada teknik dan protokol sistematis, di mana difokuskan pad
proses pengujian hipotesis dengan serangkaian tes, teknik kuantitatif untuk analisi
data, survei, kuesioner, tes kepribadian, maupun alat pengujian standar lainnya.
KEPERILAKUAN
PARADIGMA FUNGSIONALISME/POSITIVISTIK
paradigma utama
tas fisik yang menganggap bahwa realitas objektif berada secara bebas darn
onsekuensinya adalah jarak antara objek dan subjek. Dalam kaitannya dengan
dal
riset aku
[202]
PERUBAHAN RADIKAL
(Konflik struktural)
(Mode dominasi)
Kontradiksi)
(Emansipasi)
(Pencabutan)
(Potensialitas)
STRUKTURAL
RADIKAL
Objektif
Realisme)
(Positivisme)
(Determinisme)
(Nomotetik)
HUMANIS
RADIKAL
Subjektif
(Nominalisme)
(Antipositivisme)
(Voluntarisme
(Ideografis)
INTERPRETIF FUNGSIONALISME
STATUS Quo
(Aturan sosial)
(Konsensus)
sosial)
(Pemuasan kebutuhan)
(Aktualitas)
sistem sosial dalam organisasi yang meliputi fenomena empiris dan konkret yang
keberadaannya bebas dari manajer dan karyawan yang bekerja di dalamnya. Kepercayaan
dalam pandangan ini berakar pada paham ontologi realisme yang menyatakan bahwa
realitas berada dalam kenyataan dan berjalan sesuai dengan hukum alam
Paradigma ini muncul pada abad ke-19 oleh August Comte (1830-1842), kemudian
dikembangkan oleh Emile Durkheim (1895) yang menjadi rujukan penganut positivisme
dalam bidang sosial. Menurut Durkheim (1895) seperti yang dikutip Salim (2006), abjek
fakta sosial dalam uraian di atas adalah semua yang berkaitan dalam kehidupar
ai
sekalipun fakta sosial tersebut berasal dari luar kesadaran individu. Untuk mencap
kebenaran ini peneliti harus menanyakan secara langsung kepada objek yang diteliti,
dar objek tersebut dapat memberikan jawaban langsung kepada peneliti yang bersangku
sebagai dunia artefak empiris dan hubungan yang ada dapat diidentifikasi dan diukd
dengan ilmu natural seperti biologi dan mekanik. Paradigma ini didasarkan pada norm
efektif serta
dunia
tahu
gun dengan rasio dan dunia empiris. Berdasarkan pada keyakinan tersebut,
peneliti tansi utama sangat yakin bahwa satu-satunya metode yang dapat
digunakan untuk bangun ilmu pengetahuan akuntansi adalah metode ilmiah. Suatu
em
Dalam aliran positivisme ada teori dan seperangkat pernyataan hasil observasi
1.
yang dependen dan dapat dipalsukan (falsible), maka teori-teori ilmiah tidak dapat
engan masalah yang difokuskan pada sistem informasi akuntansi beserta penulisnya
ebagai berikut: relevansi dari akuntansi manajemen saat ini (Kaplan, 1984), tinjauan
atas riset teori agensi (Baiman, 1990),8 tinjauan atas riset kinerja dan penganggaran
Briers dan Hirst, 1990),9 perancangan sistem akun ansi dalam hierarki organisasi
yang digunakan dalam ilmu alam. Penganut aliran ini melakukan deskripsi atas variabel,
embangun dan menyatakan hipotesis, mengumpulkan data kuantitatif, serta melakukan
el atau kuesioner dan analisis statistik) yang dijelaskan oleh Dillard dan Becker dengan
AKUNTANSI KEPERILARU
menghasilkan
kan bahwa
banyak peranan dan tidak ada satupun model pilihan yang meryajilkan suatu penjelasan
Mereka mulai mempertanyakan apakah pandangan ontologi realitas fisik adalah tepat
bahwa:
ilmuwan sosial telah berusaha keras untuk memperoleh kehormatan dengan cara
mengadopsi paradigma ala Descartes dan metode-metode fisika ala Newton (yang sangat
mekanistis). Meskipun demikian, kerangka ala Descartes sering kali sangat tidak sesua
bah
ekonomi, termasuk akuntansi, hanyalah salah satu aspek dari suatu keseluruhan susunan
ekologis dan sosial, suatu sistem hidup yang terdiri atas manusia dalam interaksinya yang
terus-menerus."
riset akuntansi yang seharusnya lebih banyak mendekati ilmu sosial. Kelema
lain atau metode alternatif yang dapat secara tepat digunakan oleh a
akuntansi tentang
i metode-metode
natif ini berasal dari filsuf Jerman yang menitikberatkan pada peranan
alitas sosial sebagai sesuatu yang hanya merupakan label, nama, atau konsep yan
hanyalah penamaan atas sesuatu yang diciptakan oleh manusia atau merupakan produk
manusia itu sendiri. Dengan demikian, realitas sosial merupakan sesuatu yang berada
dalam diri manusia itu sendiri sehingga bersifat subjektif, bukan objektif sebagaimana
subjektif dunia sosial dan berusaha memahami kerangka berpikir objek yang sedang
dipelajarinya. Fokusnya ada pada diri individu dan persepsi manusia terhadap realitas
bukan pada realitas independen di luar mereka. Bagi paradigma interpretif ini, ilmu
pengetahuan tidak digunakan untuk menjelaskan (to explain) dan memprediksi (to
redict), tetapi untuk memahami (to understand). Berkaitan dengan sistem pengendalia
memusatkan perhatian pada cara membuat perusahaan berjalan dengan baik, tetapi
juga cara menghasilkan pemahaman yang luas dan mendalam mengenai cara manajer
dan karyawan dalam organisasi memahami akuntansi, berpikir tentang akuntansi, serta
tidak percaya pada keberadaan realitas organisasi yang tunggal dan konkret, melainkan
pada situasi yang ditafsirkan organisasi dengan caranya masing-masing. Hal yang lebih
penting lagi adalah pemahaman mereka menjadi nyata karena mereka bertindak untuk
pendekatan interpretif ini adalah menganalisis realitas sosial dan cara realitas s
osial
te
rsebut terbentuk. Berikut dua aliran riset dengan pendekatan interpretif ini.
1. Tradi
2. Metode
pengganti konsep tradisional historis yang disebut "a historical" atau "antiquarian."
Tahap aliran ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian posmodernisme
Bebe
Scapens (1985),21 serta Covaleski dan Dirsmith (1990).22 Studi empiris dalam bida
antaranya Colignon dan Covaleski (1988),23 Bougen dkk (1990),24 Pinch dkk: (1989),2
Boland dan Pondy (1983),26 Berry dkk. (1985),27 Macintosh dan Scapens (1990),28
ng
keberadaan ontologisme yang konkret dan nyata. Pendekatan ini berfokus pada konflik
mendasar sebagai dasar dari produk hubungan kelas dan struktur pengendalian, serta
memperlakukan dunia sosial sebagai objek eksternal dan memiliki hubungan terpisah
radikal [radical structuralism) adalah riset yang didasarkan pada teori Marxisme
tradisional. Argumentasi teori yang dikemukakan oleh Cooper (1983) menelaah dan
pemahaman lingkungan
ementara
antara perspektif
mstrong (1991),32 Knights dan Collinson (1987),33 Neimark dan Tinker (1986),34
jika didasarkan pada teori kritis dari Frankfurt Schools dan Habermas. Pendekatan
kritis Habermas melihat objek studi sebagai suatu interaksi sosial yang disebut
dunia kehidupan" (life world), yang berarti interaksi berdasarkan pada kepentingan
kebutuhan yang melekat dalam diri manusia dan membantu untuk pencapaian yang
saling memahami. Interaksi sosial dalam dunia kehidupan dapat dibagi menjadi dua
berbagai kepentingan
Laughlin (1987),36 yang menyajikan suatu diskusi dari aplikasi teori kritis Haberma
dalam riset akuntansi. Laughlin menunjukkan bahwa teori kritis Habermas akan
teknologi
akuntansi dengan asal mula sosialnya. Sementara itu, riset akuntansi yang
menggunakan pendekatan ini, antara lain Broadbeent dkk. (1991)37 yang menunjukkan
pelayanan AS. Mereka menemukan bahwa walaupun akuntansi tidak diterima secara
Penuh sebagai teknologi manajemen dalam sektor pelayanan kesehatan, tetapi akuntansi
engaruhi tindakan dengan cara memberikan arti atau makna dalam suatu dilema
kesehatan di
memen
mcral di sekitar alokasi sumber daya pelayanan kesehata Paradigma posmodernisme muncul
karena adanya kelemahan dari bebe
(post-stru
PARADIGMA POSMODERNISME
menolak pendapat
ut
adigma sebelumnya. Logika yang biasa dipakai pada paradigma sebelumnya tidaka
par
ampu untuk menunjukkan kebenaran yang semakin kompleks yang tidak dapat ditolak
Menurut paradigma posmodernisme, kebenaran itu tidak bisa dibayangkan, oleh sebab
itu setiap manusia harus aktif untuk membangun kebenaran itu sendiri. Jalan kebenara
tersebut perlu dicari secara aktif dan kreatif untuk memberi makna sehingga yang ada
menyebutkan bahwa dalam postmodernisme, segala grand narrative (narasi besar) yang
merupakan jalur strategi intelektual yang mengklaim bahwa ada prinsip kebenaran,
kesejahteraan, makna kehidupan dan moral yang bersifat universal, ditolak kemudian
diganti dengan narasi kecil dengan segala nilai mitos, spiritual, dan ideologi yang
lebih spesifik. Posmodernisme menyajikan suatu wacana sosial yang sedang muncul
dan meletakkan dirinya di luar paradigma modern. Jadi, tidak tepat bila wacana ini
dimasukkan dalam skema paradigma yang telah dibahas sebelumnya. Bahkan, dapat
Latorur, dan Michael Foucault. Namun, karya yang paling banyak digunakan
sebagai dasar aliran posmodernisme adalah karya Derrida dan Foucault. Foucault
digunakan untuk menunjukkan suatu usaha arkeologis, yaitu ciri khas pemikiran
enurut
huan
yar
di tentang
wacana, serta menentukan suatu rangkaian dari awal sampai akhir bagi peml
oucault. Wacana global dan universal yang dibentuk oleh paradigma modern
istem
merupa
kehidupan manusia, serta
bahasa lisan-tulisan,
ek praktis dan fungsi, dan sebaliknya melecehkan aspek nilai (etika). Hal ini
terlihat darí pernyataan ilmu-ilmu positif yang mengklaim bahwa ilmu pengetahuan
2.
Aspek praktis, yaitu bentuk standar dan praktik akuntansi yang mengklaim bahwa
raktik akuntansi harus berlaku secara universal atau internasional. Klaim ini
Foucault beranggapan bahwa kuasa tidak hanya terpusat dan terkonsentrasi pada
para penguasa yang sedang berkuasa dalam organisasi formal, tetapi juga pada semua
versi Foucault terutama diartikulasikan dalam bentuk kekuasaan pengetahuan yang secara
jelas mengatakan bahwa terdapat hubungan timbal balik antara kuasa dan pengetahuan.
dan beberapa riset akuntansi yang didasarkan pada teori Foucault, di antaranya Hopwood
(1987)39 yang mengembangkan suatu arkeologi sistem akuntansi dengan suatu pemahaman
yang lebih baik tentang proses perubahan akuntansi. Hasilnya menyarankan bahwa
arkeologi Foucault dapat menghasilkan berbagai macam faktor sosial yang direplikasi
dalam perubahan akuntansi. Loft (1986)40 menggunakan metode genealogi Foucault dalam
Ingeris, antara tahun 1914 sampai 1925. Analisisnya mengindikasikan bahwa akuntansi
rupakan suatu aktivitas sosial yang secara fundamental dan tidak dapat digambarkan
matu periode. Tabel pada lampiran akan menjelaskan secara terperinci argumen-argumen
me
maknanya
hanya dari perspektif tekni
narnya
pokok standa
mendasar
paradigma tersebut.
Paradigma
ansi kritis akan dipandang melalui refleksi dari ilmu sosial kritis.
akunt
tama kali ol derivatif filosofi fungsionalisme dalam sistem ekonomi kapitalis. Oleh kare
itu, teori
didasarkan
isional, tid
yang samar dan
istem kapitalis
dalam
g meliputi metode ekonomi dan analitis dari administrasi dan manajemen entita
yan
Pada awalnya, Mattessich membuat pernyataan dorongan dari sebuah perspektif ilmu
sosial kritis. Misalnya, masalah ekonomi utama dari pertengahan abad 20 bisa dikaitkan
keburukan meskipun bukti yang ada tidak berlaku bagi konstituen lainnya. Namun
dengan persetujuan dari para pakar manajemen sebagai dasar yang tepat untuk
sebagai "sebuah disiplin yang berkaitan dengan deskripsi kuantitatif dan proyeksi
logika teoretis
Hal yang diinginkan di sini sebenarnya adalah teknologi "yang lebih baik" yang
yang konsisten dengan faktor lingkungan ekonomi. Apakah teknologi "yang lebih
baik
a membantu mengevaluasi tatanan dan kehidupan sosial secara rasional sehingga
mendorong munculnya perubahan dalam praktik dan kebijakan yang dikatakan tidak
menyatakan dir
salah de
ebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pencipta dan peniruny
objektif dan tidak berubah. Dari lingkungan itulah. tindakan bisa dijalankan. Ha
mencerminkan penurunan nilai dari manusia pekerja sampai pada nilai kom
kontinu. Namun, di lain pihak, hal ini juga bisa dipandang sebagai sesuatu yang te
ini merupakan makna yang diperoleh dari kebutuhan akan "suatu akuntansi" surp
yang dihasilkan oleh sarana produksi. Struktur yang ada menghasilkan seju
ra
rp
waktu (tanggal). Tidak ada atribut atau interpretasi lain yang diperbolehkan di sini
produksi
deri pihak pengendalinya lebih jauh lagi. Objek ekonomi adalah objek riil (komoditas
dan jasa) atau objek finansial (klaim) dengan nilai atau komponen fisik yang mengalami
erubahan. Asumsi dasar ini membatasi perspektif dari klaim komoditas, jasa, dan
finansial. Hal ini bisa melembagakan pemisahan pekerja dari modal dan sarana produksi
Dengan berfokus pada "objek, "dasar" menjadi kabur. Oleh karena itu, tidak ada unsur
"individu" dan "diri" dalam konstruksi ini. Perubahan dipertimbangkan dalam bidang
objek ekonomi. Perubahan sosial hanya dipertimbangkan secara tidak langsung, serta
moneter adalah sebuah pernyataan teknologi yang berkaitan dengan masalah penilaian
sehubungan dengan ukuran yang tidak stabil. Namun, ini merupakan pernyataan berasal
dari kebutuhan informasi kapitalis. Agen ekonomi membatasi tindakan manusia pada
aktivitas ekonomi dan klasifikasi kelompok memiliki makna dalam konteks ekonomi
marginalis (seperti pemilik, manajer, pegawai). Entitas bisa dipandang sebagai institusi
sosial, tetapi hal itu berarti atribut ekonomi saja yang bisa ditetapkan di sini. Transaksi
perubahan objek ekonomi. "Asumsi dasar" didefinisikan sebagai hipotesis yang memiliki
kemungkinan untuk mengambil banyak nilai, didasarkan pada situasi spesifik yang
dipertimbangkan. "Asumsi" ini adalah "aturan" teknis untuk menjalankan sistem dengan
sepuluh asumsi dasar pertama. Penilaian di sini berkaitan dengan nilai yang diberikan
pada transaksi akuntansi. Realisasi di sini menunjukkan kapan nilai bisa ditetapkan.
Klasifikasi ini berkaitan dengan transaksi akuntansi yang bisa ditetapkan dalam sistem.
Input data berhubungan dengan bentuk yang memudahkan data untuk masuk ke sistem.
mengonsolidasikan sistem
Materialitas berkaitan dengan "jika dan kapan" suatu transaksi bisa dijalankan
Se
Kerangka Mattessich berfokus pada penilaian dan tidak mengandung dasar untuk
berdaulat peran akuntansi dalam hal ini adalah untuk memahami dan
da
yang berkaitan dengan masalah moral atau
n masalah ini. Dalam membahas prinsip netralitas dari Sprouse dan Moonitz
962),43 Mattessich menyatakan bahwa: Hal ini tidak pernah dapat menjadi sesuatu yang lain
spesifik)
mendukungnya
an penilaian nila
(berdasar
atau tidak
tujuan yang
memberikan
mum bagi
alat yang dogmatis. Situasi ini hanya bisa diatasi jika ada kemungkinan untuk me
skala nilai pada laporan keuangan yang mencakup lingkup tujuan dan konteks u
semua situasi bisnis
dan tidak kreatif dalam menspesifikasikan skala nilai. Solusi ini didasarkan pada teknologi
dengan asumst filosofi dasar yang sama. Kesempitan ontologi dan epistemologi ini tida
menghilang begitu saja. Teori Mattessich mencerminkan sistem sosioekonomi yang ada
bahwa tidak ada perspektif lain selain yang didominasi oleh kapitalis. Krisis, pendidikan,
da
menunjukkan bahwa ketiganya masih terhambat oleh teori aksiomatis dari akuntans
teori dapat ditempatkan berkaitan dengan potensi emansipasi atau kurangnya potensi
tersebut
filosofi alternatif. Permasalahan ini ditemukan dalam teori nilai pekerja dari Marx; dalatn
kondisi tersebut, teori ini bisa diklasifikasikan dalam golongan strukturalis radikal
Dalam hal ini, perbedaan utama dengan perspektif fungsionalisme adalah orienta
pada masyarakat. Pendapat Tinker didasarkan pada konflik dan kontradiksi struktura
struktural dengan teori akuntansi terkait. Tinker mengklaim bahwa akuntansi adafa
konstruksi sosial dan melakukan konstruksi secara sosial. Akuntansi dikonstruksi secar
sosial dalam kondisi bahwa teori nilai dalam ekonomi marginalis mempunyai peng
ominan terhadap teori akuntansi. Akuntansi juga melakukan konstruksi sostai
mi
rtukaran ekonomi
ntansi
berbasis
da pemikiran
nsi bisa dipandang sebagai salah satu dari banyak institusi membentuk keyakinan
ngarah pada sistem teknologi dan mengulangi kondisi kesadaran yang salah.
material g bera
ada. A
ers
laskan pembenaran produksi dari satu kelas sosial oleh anggota dari kelas lainnya.
h karena itu, akuntansi adalah "sebuah perangkat intelektual dan pragmatis dalam
enje
Ole
dominansi sosial
arx, orang bisa memperkirakan adanya korespondensi antara hal ini dan ilmu
osial kritis. Teori kesadaran yang salah dari Marx menyatakan bahwa pemahaman diri
dalam masyarakat kapitalis adalah hasil dari hubungan sosial yang menguat. Tatanan
kapitalis dan ilusi yang dihasilkan adalah instrumen dalam mempertahankan tatan
sosial. Secara spesifik, Tinker menjalankan kritik ideologi. Dalam melakukan hal itu, ia
ini tertanam
dalam kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi sistem keyakinan yang diterapk
pada distribusi kekayaan dan pendapatan. Orang bisa meng
ini tidak terkait dengan kedalaman psikologi dari konsep sebelumnya dibahas, tetapi
kondisi seseorang
linker menunjukkan sejumlah cara di mana pemahaman dikatakan salah dan tidak
pertukaran ekonomi dikemukakan sebagai hasil asumsi dari nilai mendasar yang terkait
gan akuntansi kontemporer Sifat kapitalis dari kepemilikan properti dan struktur
ekuasaan yang ada bisa dikemukakan sebagai pencipta dan pengulang sehingga
menjadi sebuah teori krisis dan aksi transformatif. Alternatif yang lebih baik dari ini
ko
dasar
ikemukaka
x ya
nilai marginalis
menghasilkan
itan
keterasingan dan d
bagalmana dicermi
sis. Dalam konteks akuntansi, suatu krisis sosial ditentukan dalam kadar
ara implisit, situasi ini setidaknya tidak dapat diatasi tanpa perubahan
perkembang
aku
alasan i
ak
ada. Tidak
io
Pendapat Tinker lebih dikaitkan dengan perspektif ilmu sosial kritis daripa
Mattessich. Kedua penelititersebut melihat nilai sebagai hal yang sentral dan m
bahwa terdapat masalah utama berkaitan dengan marginalisme sebagai basis dari
teori nilai akuntansi. Pendapat ini berbeda dengan pendapat Tinker yang
menyatakan ada suatu teori nilai yang berbeda secara radikal dan marginalisme
Mattessich hanya
Cara tersebut menghasilkan teori nilai umum, tetapi dengan dasar yang tetap
berbeda. Tinker memandang nilai pekerja dan nilai surplus sebagai landasan, sedangkan
Mattessich memandang laba, modal, sewa, dan upah sebagai komponen dasar: Dua peneliti
ini menuju arah yang berlawanan dalam rekomendasinya. Mattessich menjela
kebenaran ilmu manajemen dan ilmu ekonomi serta mengemukakan suatu kerangka
yang membentuk kuantifikasi reduksionis dari semua faktor produksi. Kerangka ini
tidak menjelaskan implikasi moral atau etika dari distribusi kekayaan, melainkan hanya
representasi kekayaan dalam fokus yang agak sempit. Tinker berfokus pada kebutuhan
aan multinila
kelas). Dua sistem tersebut dapat dipandang sebagai berkaitan dengan repre
pandangan "horizontal' yang berfokus pada kelompok sosial, seperti pekerja, wan
kapitalis. Jadi, akuntansi kritis merupakan bagian dari teori akuntansi yang me
dan mempertanyakan
sentas
g berfokus pada
memandang
rea akuntans
akuntansi sosial tansi kepentingan publik berkaitan dengan pekerjaan bebas pajak dar
t keuangan bagi individu, kelompok, dan perusahaan kecil yang tidak mampu
polusi
akan kerugian bagi masyarakat, tetapi tanpa pembebanan kepada pihak yang
enghasut. Akuntansi kritis lebih luas dibandingkan akuntansi kepentingan publik dan
nsi sosial. Lebih lanjut, niat para peneliti akuntansi kritis adalah untuk bergerak
me
mbay
laba rugi
akunta
dar
i aku
neliti akuntansi posistif dan para ilmuwan keperilakuan percaya bahwa mereka
elaporkan secara sederhana berdasarkan perilaku dari subjek yang diuji. Walaupun
diungkapkan secara terus terang oleh para peneliti normatif, sebagaimana dalam
aliran model keputusan, penelitian melibatkan suatu realitas yang independen dari
cara untuk dilaporkan berdasarkan operasi dan keseharian dari bisnis dan entitas
lainnya. Para peneliti akuntansi kritis meskipun yakin pada realitas dalam pandangan
pene
mungkin suatu makalah dapat memberikan analisis yang menyeluruh terhadap peluang
riset dalam semua bidang. Untuk suatu tinjauan menyeluruh dari topik khusus, suatu
artikel harus ditujukan secara langsung pada tinjauan yang lebih khusus. Eksistensi yang
ndekatan yang lebih luas dan mengidentifikasi peluang riset yang pada umumnya
dilakukan melalui subbidang, seperti peluang untuk mentransfer ide riset melalui
dapat diperoleh suatu kerangka analisis dan diskusi yang dibatasi pada peluang,
terutama pada hasil potensi subbidang dan implikasinya untuk subbidang akuntansi yang
lain.
90-1991
tif
naan laporan audit dan meningkatnya perkembangan yang berorientasi kogn , Libby dan
Frederick (1990)45 menjelaskan pentingn
emahaman
pengetahuan
Secara persuasif
atau lingkungan;
3.
1.
2.
Riset ini juga diterapkan pada subbidang akuntansi yang lain. Bagaimanapun
kompleks antara pengalaman dan kinerja yang belum dipahami dengan baik. Sementara
itu, riset yang dikembangkan dalam audit seperti hubungan kemampuan dan peran latar
belakang merupakan aspek dari hubungan antara pengalaman dan kinerja yang hanya
memperoleh sedikit perhatian dan penerimaan dalam literator audit. Sementara riset
akuntansi keperilakuan dalam bidang manajerial telah dipelajari secara lebih terperinci
Riset ini menyarankan bahwa terdapat suatu peluang yang berhubungan dengan
pemahaman dan evaluasi hasil keputusan audit. Salah satu kesulitan dengan riset yang
atu
yai su
Standard
AKUNTANSI KEUANGAN
Beberapa bukti kannya riset akuntansi keperilakuan merupakan pertanyaan menarik. Secara
jelas,
riset akuntansi keuangan yang berbasis pasar modal dibandingkan dengan audit
ang keuangan. Hal itu dijadikan alasan untuk tidak melakukan diskusi yang lebih
dalam bidan
ada bidang ini. Selain itu, berikut beberapa alasan riset akuntansi keperilakuan
dalam bidang keuangan mungkin memberikan kontribusi yang lebih besar di masa
ala
penting p
mendatang
1.
Riset pasar modal saat ini adalah konsisten dengan beberapa komponen pasar
kontribusi yang lebih besar berhubungan dengan keuntungan dari riset akuntansi
2.
Dua alasan dari riset akuntansi keperilakuan dalam bidang keuangan di atas telah
input langsung untuk keputusan pinjaman bank, r.egosiasi kontrak tenaga kerja,
seperti insentif
dan ketidakpastian melalui konteks keputusan berdasarkan pengetahuan
2.
tugas seperti prediksi laba yang telah didefinisikan dengan baik dan mempunyai
sifat berulang. Hal ini merupakan kerugian yang relatif dalam audit, di mana tugas
tugas audit yang jarang dilakukan auditor dapat menimbulkan kesulitan untuk
AKUNTANSI MANAJEMEN
tradisi lam
organisasi da
perilaku individu d
a yang berbeda dari riset akuntansi keperilakuan dalam bidang audit. Variabel
akuntansi manajemen
en melakukan investigasi atas seluruh variabel lingkungan dan
81 AKUNTA
uangan
is
dan variabel asimetri informasi. Sementara riset akuntansi keperilakuan dalam bid
ns
keperilakuan dalam bidang audit memerlukan studi atas interaksi variabel psikologi
subbidang akuntansi yang telah memperluas pengujian dari pengaruh fungsi akuntansi
terhadap perilaku. Riset ini menguji fungsi akuntansi, seperti anggaran dan standar
memengaruhi motivasi, umpan balik, dan kinerja. Misalnya, saat ini, riset menemukan
anggaran, dan kinerja serta antara gaya evaluasi kinerja atasan dengan bawahan. Riset
ini juga mempunyai implikasi terhadap audit yang secara luas telah difokuskan pada
kuntansi yang lebih awal sekalipun. Jelas bahwa desain sistem meme
saat ini, seperti pencitraan data (data imaging), jaringan (networks), dan aks
difokuskan pada domain spesifik dari variabel-variabel yang unik dalam sistern a
akan lebih berhasil jika
terhadap subbidang
informasi adalah untuk komunikasi yang efektif dan efisien. Studi Davis t
komunikasi
presentasi
48 dukung bukti awal bahwa format presentasi seperti tabel dan diagram balok
men
laman dan pengetahuan menunjukkan peluang riset saat ini. Otomatisasi informasi
tidak hanya meningkatkan pilihan format, tetapi juga menjadi lebih penting bagi peran
aktif pemakai dalam pengambilan keputusan ini. Pilihan pemakai terhadap format
ng
ya
enga
tem informasi yang lebih umum menunjukkan hasil bidang ini untuk riset
ke
rilakuan. Potensi riset lainnya adalah peran dari sistem pendukung kelompo
ang paling signifikan dari perubahan teknologi untuk kantor akuntan pada beberapa
PERPAJAKAN
Riset akuntansi keperilakuan dalam bidang perpajakan telah memfokuskan diri pada
kepatuhan pajak (tax compliance) dengan melakukan pengujian variabel psikologi dan
lingkungan. Variabel yang sering diuji dengan hasil campuran menyarankan bah
perilaku kepatuhan pajak adalah hasil yang kompleks. Alma (1991)49 menyebutkan
pengujian teori alternatif dari perilaku kepatuhan pajak menghasilkan kegagalan atas
ekspektasi teori utilitas untuk menjelaskan keputusan kepatuhan secara lengkap. Riset
akuntansi keperilakuan dalam bidang perpajakan saat ini telah membentuk bermacam
macam perilaku pengetahuan dari riset akuntansi keperilakuan dalam bidang audit
pada kompleksitas perilaku digambarkan oleh Colins dan Plumlee (1991).50 Pada
bagian lain, dengan mendasarkan pada teori agensi, r.set menemukan bahwa subjek
memilih sendiri kontrak pekerjaan menurut faktor yang sesuai dengan kompensasi
yang diharapkan. Wajib pajak dapat memengaruhi kemungkinan audit secara efektif
dalam bidang perpajakan dan audit merupakan studi perilaku yang jarang dilakukan
Audit oleh kantor pajak jarang dilakukan untuk wajib pajak, tidak seperti audit atas
kesalahan laporan keuangan oleh auditor. Konsekuens nya, banyak literator psikologi
yang mempunyai implikasi terhadap perilaku berdasarkan pada kejadian umum yang
tidak dapat diterapkan dalam konteks audit dan perpajakan. Oleh karena itu, terdapat
engecualian bahwa berbagai literator psikologi tersebut tidak ditujukan untuk riset
dimen
si ini, Dyckman (1998)51 artikel yang diterbitkan oleh dua jurnal utama, yaitu Journal of
Accountin
The Accounting Review yang dapat dilihat pada Tabel 6.1. Secara substansi
sebagai calon perilaku. Terdapat beberapa kombinasi dari tiga faktor uta
l Research dan
staf pengajar
lebih banyak
Beberapa artikel yang ditulis oleh para peneliti yang sementara dilakukan
dala 2.
3.
atas dapat diperkirakan berdasarkan jumlah identifikasi staf pengajar dengan min
perilaku. Brown (1996)52 menguji 103 pengaruh artikel akuntansi berdasarkan pada
suatu analisis kutipan, dan menyimpulkan bahwa hanya literator pasar modal yang da
untuk
memahami fenomena akuntansi selama lebih dari 40 tahun ini. Hal ini merupakan suatu
kontribusi yang meningkat, tetapi kelanjutannya perlu mendapat perhatian dari para
peneliti yang berminat. Tabel 6.1 ini meringkas persentase dari penulis perilaku dan
artikel yang diterbitkan pada The Accounting Review dan Journal Accounting Research.
PERKEMBANGAN TERAKHIR
Wawasan dalam riset akuntansi keperilakuan saat ini bisa diperoleh dengan dua cara
paling banyak menerbitkan bagian riset ini dengan metodologi yang terbu
zation
ntu
nd
riset akuntansi
lainnya. Pada
Secara relatif, riset keperilakuan dalam audit juga paling baik dipresentasikan d
artikel yang secara umum merupakan hampir setengah dari total penerbitan
merupakan subbidang lainnya. Spesialisasi dalam jurnal menjadi lebih penting untuk
yang dipith dan mengidentifikasi mereka yang mempunyai minat terhadap bidang perilaku
selama tiga periode. Kronologi peristiwa atau kejadiannya adalah seperti pada Tabel 6.1.
TABEL 6.1
Kronologi Peristiwa
Keterangan Peris
Tahun
1960 1968
1 Eksperimen pertama
evaluasikinerja
1971
1976
, 1981
uasi dan
な aboratorium
eksperimen 9
Pleno
1982
1990
11 Konferensi JAR: Isu judgment dala
13 J
1995
Jumlah Dosen dan Sekolah yang Dosennya Didentifikasi dengan Aspek Perilaku
Fakultas
16 (0,3)
125 (0,2)
476 (0,4)
Sekolah
13 (1)
88 (13)
272 (28)
1978-1979
Sumber. Dyckman (1998) dalam Sutrisno (2000) Tabel 6.3 memberikan suatu pandangan
menyeluruh atas topik-topik
keperilakuan terbaru yang cukup menarik. Peraga ini diadaptasi dari klasif
yang memengaruhi perilaku individu, dan artikel riset akuntansi ke
artikel yang menguji setiap variabel ditunjukkan untuk seiuruh variabel van
kategori variabel
riset akuntansi
keperilakuan yang
ap
tik lingkun
bahwa riset akuntansi keperilakuan dilakukan untuk seluruh bidang dengan perbeda
yang mencolok jika hanya mempertimbangkan penerbitan artikel selama tahun 199o
dan 1991. Fokus riset akuntansi keperilakuan saat ini adalah pada pengaruh variab
psikologi adalah konsisten dengan sifat profesional dari akuntansi dan produknya sebagai
input dalam pembuatan keputusan. Oleh karena perbedaan antara subbidang dalam
dengan penyusun, maka fokus audit khususnya adalah pada auditornya dibandingkan
terhadap pemakai laporan audit, demikian pula dengan perbedaan dalam fokus topilk
PERUSAHAAN
Teori organisasi modern berkaitan dengan perilaku perusahaan sebagai satu kesatuan
ar kecilnya, dapat dipastikan bahwa biasanya dipandang sebagai milik dari pemegang
saham yang perhatiannya lebih terfokus pada dimensi keuangan yang berputar di se
harga saham dan berada di luar lingkup keputusan. Pandangan yang dihimpun
lengkap dari tujuan suatu perusahaan memungkinkan para akuntan untuk meny
meliputi tujuan biaya dan pendapatan dalam wujud cita-cita mengenai pertum
secara
ipastikan
ad
yang mendasar atas keputusan dan proses penyelesaian masalah dengan pas
spesifik, teori modern perusahaan terkait dengan arah tujuan perilaku yang dip
ti. Agar Tabel 6.3 memberikan suatu pandangan menyeluruh atas topik-topik
keperilakuan terbaru yang cukup menarik. Peraga ini diadaptasi dari klasif
kategori variabel
riset akuntansi
keperilakuan yang
ap
tik lingkun
bahwa riset akuntansi keperilakuan dilakukan untuk seluruh bidang dengan perbeda
yang mencolok jika hanya mempertimbangkan penerbitan artikel selama tahun 199o
dan 1991. Fokus riset akuntansi keperilakuan saat ini adalah pada pengaruh variab
psikologi adalah konsisten dengan sifat profesional dari akuntansi dan produknya
sebagai input dalam pembuatan keputusan. Oleh karena perbedaan antara subbidang
PERUSAHAAN
Teori organisasi modern berkaitan dengan perilaku perusahaan sebagai satu kesatuan
ar kecilnya, dapat dipastikan bahwa biasanya dipandang sebagai milik dari pemegang
saham yang perhatiannya lebih terfokus pada dimensi keuangan yang berputar di se
harga saham dan berada di luar lingkup keputusan. Pandangan yang dihimpun
lengkap dari tujuan suatu perusahaan memungkinkan para akuntan untuk meny
meliputi tujuan biaya dan pendapatan dalam wujud cita-cita mengenai pertum
secara
ipastikan
ad
yang mendasar atas keputusan dan proses penyelesaian masalah dengan pas
spesifik, teori modern perusahaan terkait dengan arah tujuan perilaku yang dip
rta cara
asil p
2.
Peranny
ana derajat tingkat kepuasan kerja anggotanya akan diuraikan dalam kaitannya
dengan tuju
dan
Akhirn
ng ditandai oleh pembatasan kapasitas mereka secara rasional. Hal utama yang perlu
seter
usnya
diper
encari siste
ke waktu, tetapi proses tingkat penyesuaian harus mengikuti beberapa aturan. Jalannya
perasional perusahaan dibatasi oleh tingkat sampai sejauh mana kapasitas penyelesaian
bagian yang terbatas pada informasi yang lalu; selain itu, kapasitasnya juga telah dibatasi
untuk
menyelesaikan masalah
pada motivasi partisipan dari tingkat yang lebih rendah. Selain itu, dari sejumlah teori
ada yang telah mencoba untuk menguraikan motivasi manusia secara umum dan telalh
diberlakukan bagi perilaku keorganisasian. Pada bagian iní, akan dikembangkan suatu
gungkapkan bahwa
Pandangan umum tentang perilaku individu berkaitan dengan arah tujuan. Prinsip
mum menekankan kebutuhan atas teori dan tingkatan dari jenis-jenis teori. Dalam hal
ini, ada beberapa hal penting. Pertama, seseorang dapat mempertimbangkan proses
tujuannya dalam menetapkan dan menyusun tujuan strukturnya. Dengan kata lain,
semua motif kekuasaan yang telah dihubungkan dengan intensitas arah tujuan perilaku
Pada umumnya, arah tujuan perilaku akan mempunyai karakteristik yang menimbulkan
ebutuhan akan psikologi dan mengambil keutamaan tujuan saat ini yang mengara
pada perilaku. Selain itu, ketidakmampuan atau gangguan untuk mencapai tujuan dapat
enggeser perhatian dari satu tujuan ke tujuan lain. Akhirnya, tujuan mengarah pada
u organisasi dengan mengejar satu tujuan saja pada waktu yang sama dan
prestas pe
rilak
suatu tujuan terjadi ketika memperoleh solusi yang memuas Implikasi perilaku organisasi
dibagi menjadi dua. Pertam
model hubungan kepribadian. Dalam pandangan ini, hal penting untuk meneka
a, seseorang akan be
rilaku di dalam
kepuasan, dan
enekankan bahwa
untuk bergabu
engan suatu organisasi adalah untulk mencapai prestasi untuk tujuan pribadin
menguraikan motivasi manusia secara umum. Pada bagian ini, akan dike
termotivasi untuk mencapai dua tujuan sekaligus, yaitu tujuan pribadinya dan tuju
pengendalian diskresioner atas alokasi sumber daya, dan jaminan kerja. Untuk menca
kedua tujuan ini, manajer tersebut akan menutupi slack (rentang/jarak ketidaksesuaian)
dari lingkungan operasionalnya. Oleh karena itu, menciptakan dan mengendalikan slack
dari sumber daya yang dihadapi berarti menjamin bahwa manajer dapat mencapai tujuan
Secara umum, pandangan perilaku individu mengarah pada tujuan prinsip perilak
umum dari teori kebutuhan. Tujuan perilaku biasanya mengarah pada pemunculan
tujuan dapat menggeser perhatian dari satu tujuan ke tujuan lain. Sebagai contoh adalah
arah tujuan perilaku organisasi yang mengarah pada pengejaran hanya satu tujuan pada
waktu yang sama dan prestasi suatu tujuan dapat terjadi jika penyelesaian masalah dapat
diperoleh. Robbins mengatakan manajer menggunakan orang lain dalam menyelesaikan
sumber daya, dan mengarahkan kegiatan orang lain untuk mencapai tujuan.
Fred Luthans yang dikutip dari Robbins melihat masalah mengenai apa yang
dilakukan oleh para manajer dari perspektif yang agak berbeda. la mengemukakan
pertanyaan: Apakah manajer yang cepat naik pangkat dalam suatu organisasi telan
melakukan kegiatan yang sama dengan tekanan yang sama seperti manajer yang
dan asistennya mempelajari lebih dari 450 manajer. Apa yang mereka t
1. M
kian. Lu
mengend
orang luar
2.
3. Mana
ke
tuk
atan manajemen sumber daya manusia, dan 19 persen untuk membentuk jaringan.
an ini menambah wawasan yang penting pada pengetahuan kita mengenai apa
ya
Bagaim
berlawa
jaringan) anapun manajer yang sukses tidak memberikan tekanan yang sama pada
setiap
atan ini seperti manajer yang efektif. Pada kenyataannya, tekanan mereka hampir
nan. Hal ini berlawanan asumsi historis bahwa promosi didasarkan pada kinerja
an
Masalah utama di masa mendatang adalah pendanaan untuk riset ini akan berkurang
rang
mendukung riset akademik dibandingkan di masa lalu. Banyak universitas yang pada
menunjukkan penurunan
ni cenderung menjadi lebih mahal dibandingkan dengan usaha akuntan, maka akan terasa
lebih sulit melakukan pekerjaan tersebut. Terbatasnya sumber dana ini perlu mendapat
perhatian khusus dari para subjek profesional yang mampu. Di samping itu, sikap dan
pandangan dari beberapa pengusaha yang mempunyai anggapan kurang positif terhadap
kegiatan riset ini juga berpengaruh karena mereka tidak selalu memiliki pengetahuan yang
cukup untuk memahami bahwa kegiatan para praktisi merupakan bagian dari kemampuan
aplikasi hasil riset. Tidak ada cara yang lebih baik untuk meningkatkan pemahaman
umlahnya. Saat ini, Kantor Akuntan Publik yang termasuk dalam "The Big 4" di AS ku
orang terhadap satu fenomena, kecuali dengan melakukan riset dan menulis tentang
dap riset maupun kegiatan pengajaran yang secara tidak langsung akan mendorong
pengembangan riset
masalah
pada masa lalu telah tertutup. Saat ini, dengan pendekatan riset yang lebih terbu
DI masa mendatang, apakah setiap individu akan melakukan pelatihan yang lebih bai
dengan kemampuan untuk menarik identifikasi atas masalah yang mudah dia
bekerja dengan ketekunan dan keuletan agar berhasil dengan disiplin ini? Apakah paradigma
perilaku yang terus berlanjut berkembang untuk menjadi dewasa dan berhasil de
dapat memberikan suatu kontribusi yang signifikan terhadap praktik organisasi yang ada
ngan baik