Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah


Kejuruan bertujuan untuk meningkatkan daya saing sumber daya manusia Indonesia yang
kemudian menjadi rujukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat
Pembinaan SMK untuk mengimplementasikan program revitalisasi SMK di seluruh Indonesia.
Revitalisasi SMK dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan potensi wilayah,
sumber daya, dan kebutuhan riil tenaga kerja untuk mendukung perkembangan ekonomi dan
pengembangan wilayah. Revitalisasi SMK diharapkan memberikan dampak positif terhadap
peningkatan mutu SMK sekaligus memberikan pengaruh terhadap kualitas lulusan SMK yang
akan menjadi sumber daya pembangunan di Indonesia.
Kondisi SMK yang beragam dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia memerlukan
dukungan eksternal dari berbagai pihak dalam bentuk pendampingan untuk SMK. Kegiatan
dimaksud meliputi aspek-aspek: pengembangan dan penyelarasan kurikulum, inovasi
pembelajaran, pemenuhan dan peningkatan profesionalitas guru dan tenaga kependidikan,
dan kerja sama sekolah dengan Dunia Usaha/Dunia Industri serta Perguruan Tinggi,
standarisasi sarana dan prasarana utama, dan pengelolaan dan penataan kelembagaan.
Untuk kepentingan implementasi revitalisasi di SMK diperlukan sumber daya manusia yang
mempunyai kompetensi dalam menggerakkan sistem di SMK dan menyelaraskan pola piker
serta gagasan agar sesuai dengan program revitalisasi.
Kegiatan pendampingan program revitalisasi SMK melibatkan stakeholder, antara lain
perguruan tinggi, DU/DI, P4TK, dan LP3TK. Tujuan pendampingan adalah memberikan
masukan dan mengarahkan SMK untuk mampu menghasilkan lulusan yang memiliki daya
saing unggul dalam persaingan kebekerjaan secara nasional maupun global. Tim pendamping
bersama-sama dengan SMK memprioritaskan program revitalisasi sehingga sekolah memiliki
keunggulan berbasis potensi wilayah dan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan
lulusan sesuai dengan kebutuhan industri.
Panduan pendampingan Revitalisasi SMK ini disusun untuk memberikan informasi
umum dan operasional serta digunakan sebagai pedoman oleh tim pendamping dan SMK
untuk mengimplementasikan program revitalisasi agar terarah dan sesuai dengan tujuan
revitalisasi yang telah dicanangkan.

Jakarta, Juni 2017


Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah

Hamid Muhammad

i|Panduan Penyusunan Peta Jalan Revitalisasi


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. ii
DAFTAR BAGAN......................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
BAB 2 ARAH REVITALISASI PENDIDIKAN VOKASI NASIONAL ..................................................... 2
A. Empat Tantangan Pendidikan ......................................................................................... 2
B. Revitalisasi Pendidikan Vokasi Indonesia ....................................................................... 3
BAB 3 PETA JALAN REVITALISASI PENDIDIKAN VOKASI DI PROVINSI ........................................ 6
A. Ruang Lingkup dan Tujuan .............................................................................................. 6
B. Mekanisme Penyusunan Peta Jalan................................................................................ 7
C. Outline Penyusunan Peta Jalan ....................................................................................... 8
REFERENSI .................................................................................................................................. 1
LAMPIRAN .................................................................................................................................. 2

ii | P a n d u a n P e n y u s u n a n P e t a J a l a n R e v i t a l i s a s i
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Perubahan Paradigma dari PUSH ke PULL ................................................................ 3


Bagan 2.2 Revitalisasi Kelembagaan Pendidikan Vokasi ........................................................... 5
Bagan 3.1 Alur Pikir Penyusunan Peta Jalan .............................................................................. 7

iii | P a n d u a n P e n y u s u n a n P e t a J a l a n R e v i t a l i s a s i
BAB 1
PENDAHULUAN
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dalam rangka meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia, maka
revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) perlu dilakukan. Untuk itu telah diterbitkan
Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 kepada para Menteri Kabinet Kerja, Kepala Badan
Nasional Sertifikasi Profesi, dan para Gubernur untuk (a) mengambil langkah-langkah yang
diperlukan sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing untuk merevitalisasi SMK guna
meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia dan (b) menyusun peta
kebutuhan tenaga kerja bagi lulusan SMK sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing
dengan berpedoman pada peta jalan pengembangan SMK.

Khusus kepada para Gubernur, diinstruksikan untuk : (a) Memberikan kemudahan kepada
masyarakat untuk mendapatkan layanan pendidikan SMK yang bermutu sesuai dengan potensi
wilayahnya masing-masing; (b) Menyediakan pendidik, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana SMK yang memadai dan berkualitas; (c) Melakukan penataan kelembagaan SMK
yang meliputi program kejuruan yang dibuka dan lokasi SMK; dan (d) Mengembangkan SMK
unggulan sesuai dengan potensi wilayah masing-masing.

Momentum Inpres untuk melakukan revitalisasi SMK sangat tepat karena bersamaan dengan
implementasi Undang Undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Derah yang mulai
diimplementasikan pada Januari 2017. Pendidikan menengah (SMA dan SMK) dan pendidikan
khusus menjadi urusan Pemerintah Provinsi, yang meliputi pengelolaan, penetapan kurikulum
muatan lokal pendidikan menengah dan pendidikan khusus, pemindahan pendidik dan tenaga
kependidikan lintas daerah kabupaten/kota dalam satu provinsi, penerbitan ijin pendidikan
menengah dan pendidikan khusus yang diselenggarakan oleh masyarakat, serta pembinaan
bahasa dan sastra yang penuturnya lintas daerah Kabupaten/ Kota dalam 1 (satu) daerah
provinsi.

Pemerintah Daerah Provinsi perlu menyiapkan rencana dan implementasi Inpres Nomor
9/2016 dan amanah UU Nomor 23/2014. Karena itu Peta Jalan revitalisasi pendidikan vokasi
perlu segera dibuat. Istilah “pendidikan vokasi” digunakan, karena tidak hanya menyangkut
SMK namun juga SMA-Luar Biasa dan Lembaga Kursus yang juga menyiapkan tenaga kerja
terampil. Di samping itu, adanya integrasi/kerja sama penyelenggaraan SMK dengan SMA-LB
dan Lembaga Kursus yang mempunyai program kejuruan sejenis akan meningkatkan efisiensi,
efektivitas dan mutu lulusan.

1|Panduan Penyusunan Peta Jalan Revitalisasi


BAB 2
ARAH REVITALISASI PENDIDIKAN VOKASI NASIONAL
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

A. Empat Tantangan Pendidikan

Secara umum, revitalisasi pendidikan vokasi diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan daya
saing sumber daya manusia Indonesia. Paling sedikit ada empat tantangan yang perlu
diperhatikan untuk selanjutnya digunakan untuk merumuskan kecakapan yang perlu
dibekalkan kepada sumber daya manusia Indonesia masa depan.

Pertama, adalah Revolusi Industri keempat yang baru saja hadir. Sekarang kita memasuki
Revolusi Industri ke-4 yang bertumpu pada cyber physical system yang akan mengubah secara
radikal cara manusia berkehidupan, bekerja dan berkomunikasi. Pekerjaan yang semula
dilakukan manual dan hanya mengandalkan kognitif semata sudah mulai digantikan oleh
mesin/robot dan teknologi informasi. Diperkirakan 35% keterampilan dasar akan hilang pada
tahun 2020, digantikan oleh jenis-jenis pekerjaan baru yang belum bisa kita bayangkan. Kalau
demikian, keterampilan seperti apa yang perlu dibekalkan pada siswa agar dapat beradaptasi
dengan jenis pekerjaan masa depan?

Kedua, adalah globalisasi. Berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai akhir tahun
2015, misalnya, akan memungkinkan peningkatan mobilitas dan persaingan tenaga kerja
secara bebas antar sesama negara anggota ASEAN. Pada tahun 2025 mobilitas tenaga kerja
antar negara anggota ASEAN diperkirakan sekitar 14,2 juta orang. Sementara itu daya saing
tenaga kerja Indonesia masih menduduki peringkat ke 6 di ASEAN. Globalisasi tidak saja
menghadirkan lalu-lalang manusia, namun juga budaya dan peradaban dari berbagai penjuru
dunia. Di sinilah sering terjadi benturan karena adanya perbedaan budaya dan peradaban
(class of civilization) antar suku, ras dan bangsa. Bagaimana menyiapkan tenaga kerja yang
tidak hanya bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri, namun juga bisa go global ?

Ketiga, adalah pemenuhan kebutuhan melahirkan generasi emas 2045 dengan memanfaatkan
momentum bonus demografi. Generasi baru yang mampu merawat persatuan dalam
kebhinekaan Indonesia dengan kokoh dan sekaligus menciptakan keadilan sosial dan
kemakmuran bangsa. Generasi yang mampu menjadikan anugerah kekayaan keragaman alam
dan budaya sebagai motor daya saing yang menempatkan Indonesia sebagai negara dengan
kekuatan ekonomi nomor 5 dunia pada tahun 2045. Struktur tenaga kerja sekarang yang 64%
berpendidikan maksimal SMP harus diubah menjadi didominasi oleh lulusan SMK/SMA. Untuk
itu bagaimana menyiapkan generasi yang memiliki keterampilan untuk mengubah keunggulan
komparatif Indonesia menjadi keunggulan kompetitif dan mereka bangga dan cinta sebagai
warga negara Indonesia?

Keempat, adalah hadirnya generasi millenial Indonesia. Mereka adalah generasi yang cerdas,
pembelajar cepat, dan pengguna aktif sosial media, mendambakan fleksibilitas dan kebebasan
untuk bekerja di mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Mereka adalah generasi yang
sangat suka melakukan eksplorasi. Pertanyaannya adalah bagaimana cara mendidik mereka

2|Panduan Penyusunan Peta Jalan Revitalisasi


yang lebih mendambakan sajian layanan pembelajaran dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi yang menyenangkan dan menumbuhkan kreativitas dan inovasi?

B. Revitalisasi Pendidikan Vokasi Indonesia

Memperhatikan empat tantangan pendidikan tersebut di atas, maka revitalisasi pendidikan


vokasi harus dimulai dari hilirnya, yakni mendefinisikan sosok lulusan yang ingin dihasilkan yang
relevan dengan kebutuhan zaman. Dari titik hilir lalu ditarik ke hulunya, yakni bagaimana cara
menghasilkan sosok lulusan tersebut. Dengan kata lain, cara pandang sistem penyelenggaraan
pendidikan vokasi harus diubah dari yang semula push (supply-driven) menjadi pull (demand-
driven).

Sosok lulusan pendidikan vokasi perlu memiliki kecakapan abad 21 yang ditunjukkan dengan
paling sedikit lima ciri: (1) Punya multi-kecakapan (multi-skills) abad 21 yang bersertifikat; (2)
Elastis (lentur beradaptasi dengan jenis keterampilan baru) dan pembelajar sepanjang hayat;
(3) Punya karakter kuat dan literat; (4) Inovatif dan enterprenur; (5) Global citizenship (mampu
menjadi warga global tanpa kehilangan jati dirinya sebagai orang Indonesia).

Bagan 2.1 Perubahan Paradigma dari PUSH ke PULL

Untuk itu, sesuai dengan Inpres No 9/2016 maka 5 area revitalisasi di sisi hulu yang perlu
dilakukan adalah:

1. Memperluas dan Memperkuat Kerjasama dengan Dunia Usaha/Industri (DUDI) dan


Perguruan Tinggi.
Sasaran pada akhir 2019 : Sebanyak 1.650 SMK menjadi SMK-Rujukan yang menerapkan
sistem ganda (dual-system: pembelajaran di sekolah dan di industri). Strategi yang
dilakukan, antara lain:
- Peningkatan peran DUDI untuk pemagangan guru dan praktik kerja industri siswa

3|Panduan Penyusunan Peta Jalan Revitalisasi


- Penyerapan Tenaga Kerja Lulusan SMK oleh DUDI
- Penguatan pendampingan oleh Perguruan Tingginaga prndi
- Pengadaan tenaga pendidik dan kependidikan
- Sertifikasi guru dan lulusan
- Penyelarasan kurikulum (berbasis industri)
- On the job training
- Guru tamu

2. Meningkatkan akses sertifikasi lulusan.


Sasaran pada akhir 2019: Minimal 1 juta lulusan SMK memperoleh sertifikasi profesi.
Strategi yang dilakukan adalah, antara lain:
- Meningkatkan kapasitas 1.650 SMK Rujukan untuk mempunyai lisensi LSP-P1 yang
membawahi 800 TUK (Tempat Uji Kompetensi) siswa.
- Menguatkan kerja sama dengan Kementerian Perhubungan untuk sertifikasi bidang
Pelayaran dan penerbangan.
- Dengan kementerian Pariwisata untuk sertifikasi bidang pariwisata untuk guru dan
lulusan dan pembentuka LSP di SMK Bidang Pariwisata
- PUPR  sertifikasi di kompetensi batu beton dan konstruksi
- ESDM  sertifikasi di bidang kelistrikan
- Pertanian  sertifikasi untuk di bidang agribinis tanaman pangan dan hortikultura
- Kelautan dan Perikanan  sertifikasi guru dan siswa di kompetensi agribisnis
pengolahan hasil perikanan
- Badan Pertanahan, Agraria Survey dan pemetaan
- Oracle academy, sertifikasi guru dan lulusan
- Kemen BUMN, sertifikasi kompetansi pemasaran dengan Pertamina Ratail
- Menguatkan kerja sama dengan BNSP dan BSNP.

3. Menyempurnakan dan menyelaraskan kurikulum dengan kompetensi sesuai kebutuhan


pengguna lulusan (link and match);
Ditargetkan penyelarasan kurikulum untuk 9 Bidang, 46 Program, 142 Kompetensi dan
1.161 Sertifikat Keahlian selesai disusun dan diimplementasikan di semua Sekolah
Menengah Kejuruan. Strategi yang dilakukan adalah, antara lain:
- Intensifikasi kerja sama dengan BSNP, BNSP, dan DUDI untuk penyempurnaan dan
penyelarasan kurikulum.
- Kerja sama dengan Pemerintah daerah Provinsi untuk menetapkan kurikulum
muatan lokal.
- Penguatan pendidikan karakter, kompetensi dan literasi dasar.

4. Meningkatkan jumlah dan kompetensi bagi pendidik dan tenaga kependidikan.


Sasaran yang akan dicapai pada 2019 adalah adanya tambahan 45.000 guru produktif.
Strategi yang dilakukan adalah , antara lain:
- Program Keahlian Ganda (PKG) untuk guru normatif dan adaptif menjadi guru
produktif
4|Panduan Penyusunan Peta Jalan Revitalisasi
- Rekrutmen dan Sertifikasi Pendidik dari Industri sebagai Guru
- Rekruitmen, pemagangan dan sertifikasi lulusan Perguruan Tinggi sebagai Guru.
- Pelatihan guru di industri, baik di dalam maupun di luar negeri.

5. Meningkatkan Kelengkapan dan Kualitas Infrastruktur Pembelajaran.


Ditargetkan pada akhir 2019, sebanyak 1.650 SMK Rujukan telah memiliki kelengkapan
infrastruktur pembelajaran yang berkualitas, termasuk 1.000 di antaranya memiliki
Teaching Factory. Strategi yang dilakukan adalah, antara lain:
- Pemberian block grant pengadaan infrastruktur ke SMK.
- Penguatan kerjasama dengan DUDI untuk pengadaan infrastruktur di sekolah.
- Bebagi sumber daya (resource sharing) dengan DUDI.
- Berbagi sumber daya (resource sharing) antara SMK-SMALB-Lembaga Kursus.

6. Meningkatkan Tatakelola Kelembagaan.


Sasaran pada akhir 2019: integrasi SMK dengan 1.000 Lembaga Kursus dan 350 SMA-LB.
Semua Provinsi telah melakukan penataan (refocusing) Program Keahlian di SMK sesuai
kebutuhan pembangunan setempat. Strategi yang dilakukan adalah, antara lain:
- Revisi Permendikbud Nomor 36 tahun 2014 tentang Pedoman Pendirian, Perubahan,
dan Penutupan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
- Berbagi sumber daya (resource sharing) pembelajaran antara SMK-SMALB-Lembaga
Kursus.
Sebagai catatan, ada tiga institusi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi, yakni SMK,
SMALB (SMA Luar Biasa) dan Lembaga Kursus, yang selama ini berjalan sendiri-sendiri.
Revitalisasi merupakan momentum untuk mengintegrasikan ketiga institusi tersebut
sehingga lebih efisien, efektif dan produktif. Kerjasama dalam berbagi sumberdaya (guru
dan tenaga kependidikan, infrastruktur, informasi) serta keselarasan kurikulum dan
sistem pengujian/sertifikasi sangat diperlukan.

Bagan 2.2 Revitalisasi Kelembagaan Pendidikan Vokasi

5|Panduan Penyusunan Peta Jalan Revitalisasi


BAB 3
PETA JALAN REVITALISASI PENDIDIKAN VOKASI DI PROVINSI
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

A. Ruang Lingkup dan Tujuan


Peta Jalan Revitalisasi Pendidikan Vokasi di Provinsi berisi sasaran dan tahapan strategi yang
akan dilakukan oleh Pemerintah Provinsi untuk meningkatkan akses, mutu dan relevansi
pendidikan di SMK, SMALB dan lembaga kursus sehingga meningkatkan kualitas dan daya saing
sumber daya manusia di Provinsi. Rentang waktu yang digunakan adalah tahun 2017- 2025,
sehingga memberi ruang bagi Pimpinan Provinsi yang baru terpilih atau akan dipilih untuk bisa
memasukkan platform gagasan pembangunan yang diusung, serta dapat melaksanakannya
hingga akhir periode kepemimpinannya.

Sasaran adalah kondisi yang ingin dicapai pada setiap bidang revitalisasi pada akhir tahun 2025.
Strategi adalah serangkaian tahapan kegiatan (aktivitas) yang akan dilakukan hingga 2025 pada
untuk mencapai setiap sasaran yang ditetapkan. Penetapan sasaran dan strategi sebaiknya
bersifat realistis sesuai kemampuan dan sumber daya yang dimiliki, sehingga dapat dicapai
(achievable) pada waktu yang ditentukan (timely), dan dapat diukur (measurable)
keberhasilannya.

Peta Jalan Revitalisasi Pendidikan Vokasi Provinsi menjadi rujukan bagi Pemerintah Provinsi
untuk penyusunan perencanaan kebijakan, program/kegiatan dan sumber daya tahunan. Di
samping itu, bagi Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait, dokumen Peta Jalan juga
menjadi acuan dalam mensinergikan pengembangan pendidikan vokasi. Beberapa SKPD
terkait adalah, antara lain:
(a) Dinas Pendidikan Provinsi: Sebagai acuan dalam menyusun penataan dan pengembangan
pendidikan vokasi di tingkat Provinsi yang menyangkut peningkatan akses, mutu,
relevansi, dan tata kelolanya.
(b) Dinas Perindustrian, KADIN, DUDI di Provinsi: Sebagai acuan dalam menyusun rencana
pengembangan industri ke depan, khususnya yang terkait dengan ketersediaan dan
kesesuaian tenaga kerja yang dibutuhkan. Dokumen ini juga dapat digunakan sebagai
panduan penguatan kerjasama antara DUDI dengan SMK, SMALB dan lembaga kursus.
(c) Dinas Tenaga Kerja Provinsi: Sebagai acuan dalam menyusun peta permintaan dan
penawaran (suply-demand) tenaga kerja dalam jangka menengah di tingkat Provinsi.
(d) SMK, SMALB, lembaga kursus di Provinsi: Sebagai acuan dalam implementasi penguatan
kapasitas SMK, SMALB dan lembaga kursus sesuai dengan sasaran dan strategi yang
ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi.
(e) Dinas-dinas dari kementerian lainnya sebagai acuan dalam menyusun program kegiatan
untuk memberikan dukungan kepada SMK sebagai langkah implementasi atas terbitnya
Inpres 9/2016.

6|Panduan Penyusunan Peta Jalan Revitalisasi


B. Mekanisme Penyusunan Peta Jalan
Paradigma revitalisasi pendidikan vokasi adalah berorientasi demand-driven, dengan pull
strategy. Tren dinamika kebutuhan pasar kerja (jumlah, lokasi, kecakapan dan waktu) untuk
memenuhi industri yang dikembangkan harus menjadi daya tarik dan acuan dalam penyiapan
tenaga kerja. Karena itu, penyusunan peta jalan revitalisasi pendidikan vokasi perlu diawali
dengan Peta Jalan Industri yang berisi informasi tentang arah kebijakan pembangunan industri
di Provinsi ke depan. Dari Peta Jalan Industri kemudian bisa dibuat Peta Jalan Ketenagakerjaan
yang berisi informasi tentang arah kebijakan ketenagakerjaan di Provinsi. Berbasis informasi
dari dua Peta inilah, Peta Jalan Revitalisasi Pendidikan Vokasi disusun. Dengan demikian ada
link and match antara pembangunan industri, analisis kebutuhan tenaga kerja, serta penyiapan
tenaga kerjanya oleh lembaga pendidikan vokasi.

Bagan 3.1 Alur Pikir Penyusunan Peta Jalan

Karena bersifat multi sektor, penyusunan Peta Jalan Revitalisasi Pendidikan Vokasi di Provinsi
perlu dilakukan oleh Tim Kerja yang dikoordinasikan oleh Bappeda Provinsi. Anggota Tim Kerja
berasal dari wakil-wakil Dinas terkait (Perindustrian, Tenaga Kerja, Pendidikan, dan Dinas
lainnya yang diperlukan), Kadin, Dunia Usaha/Industri, serta Perguruan Tinggi.

7|Panduan Penyusunan Peta Jalan Revitalisasi


C. Outline Penyusunan Peta Jalan
Peta Jalan Revitalisasi Pendidikan Vokasi di Provinsi dapat disusun dengan outline sebagai
berikut:

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF
BAB 1. ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN EKONOMI DAERAH
A. Potret Perkembangan Ekonomi Serta Kinerja Sektor Industri Pendukungnya
Dalam 3 Tahun Terakhir.
B. Peluang Dan Tantangan Pengembangan Industri Ke Depan.
C. Arah Pembangunan Industri Provinsi Sampai 2025,
D. Peta Pengembangan Industri Strategis (Prioritas) yang Akan Dibangun Berdasar
Potensi Sumber Daya Lokal.

BAB 2. ARAH KEBIJAKAN KETENAGA KERJAAN PROVINSI


A. Potret Dinamika Struktur Tenaga Kerja 3 Tahun Terakhir.
B. Peluang Dan Tantangan.
C. Arah Kebijakan Pembangunan Tenaga Kerja.
D. Peta Kebutuhan Tenaga Kerja Provinsi Hingga 2025.

BAB 3. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN PROVINSI


A. Arah kebijakan pembangunan pendidikan provinsi.
B. Potret kinerja pendidikan provinsi secara umum dalam 3 tahun terakhir.
C. Arah kebijakan pembangunan pendidikan SMK.
D. Tujuan penyusunan Peta Jalan Revitalisasi SMK

BAB 4. REVITALISASI KERJASAMA DENGAN DUDI


A. Kondisi Saat Ini: Menyajikan peta dan profil kerjasama SMK dengan DUDI yang
telah dan sedang berlangsung. Informasi yang disajikan termasuk siapa saja DUDI
yang selama ini menjalin kerjasama, bentuk kerjasama yang dilakukan, serta
manfaat yang didapatkan oleh SMK dan DUDI.
B. Permasalahan: Menyajikan permasalahan utama yang dihadapi oleh SMK
dan/atau DUDI untuk dapat memperkuat kerjasama saling menguntungkan.
C. Sasaran: Menguraikan arah dan output/outcome revitalisasi penguatan
kerjasama SMK-DUDI yang ingin dicapai hingga 2025.
D. Strategi: Menguraikan arah, strategi dan tahapan yang diperlukan untuk
mencapai sasaran revitalisasi kerjasama dengan DUDI yang diinginkan. Strategi
mencakup serangkaian kegiatan prioritas untuk mencapai sasaran yang
diinginkan.

8|Panduan Penyusunan Peta Jalan Revitalisasi


BAB 5. REVITALISASI SISTEM SERTIFIKASI
A. Kondisi Saat Ini: Menyajikan profil sistem sertifikasi yang saat ini dilakukan.
Informasi menyangkut siapa saja lembaga sertifikasinya, bagaimana sertifikasi
dilakukan dan bagaimana sertifikasi tersebut diakui.
B. Masalah: Menyajikan permasalahan utama yang dihadapi dalam hal sertifikasi
lulusan dan guru.
C. Sasaran: Menyajikan arah dan output/outcome revitalisasi setifikasi yang ingin
dicapai hingga 2025.
D. Strategi: Menguraikan arah, strategi dan tahapan yang diperlukan untuk
mewujudkan sasaran revitalisasi sistem sertifikasi yang diinginkan. Strategi
mencakup serangkaian kegiatan prioritas untuk mencapai sasaran yang
diinginkan.

BAB 6. REVITALISASI KURIKULUM


A. Kondisi Saat Ini: Bagian ini menguraikan kurikulum yang digunakan dan
implementasinya.
B. Permasalahan: Menguraikan kesenjangan antara permintaan kecakapan (yang
dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri) dengan penawaran kecakapan (yang
diajarkan di SMK). Dalam hal revitalisasi kurikulum, telah dikeluarkan Surat
Keputusan Direktur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
4678/D/Kep/MK/2016 tanggal 2 September 2016 tentang Spektrum Keahlian
Pendidikan Menengah Kejuruan yang perlu menjadi referensi. Daftar Spektrum
Keahlian dapat dilihat dalam Lampiran.
C. Sasaran: Menguraikan arah dan output/outcome revitalisasi kurikulum yang ingin
dicapai hingga 2025.
D. Strategi: Menguraikan arah, strategi dan tahapan yang diperlukan untuk
mencapai sasaran revitalisasi kurikulum yang diinginkan. Strategi mencakup
serangkaian kegiatan prioritas untuk mencapai sasaran yang diinginkan.

BAB 7. REVITALISASI GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (GTK)


A. Kondisi Saat Ini: Bagian ini menguraikan perkembangan GTK di SMK (jumlah,
sebaran, dan kompetensi/guru yang punya sertifikat) selama tiga tahun terakhir.
Cohort analysis guru pensiun perlu disajikan sebagai referensi untuk
perencanaan pengadaannya.
B. Permasalahan: Menguraikan kesenjangan antara kebutuhan guru dan tenaga
kependidikan (terutama guru produktif) dengan kondisi yang ada.
C. Sasaran: Menguraikan output/outcome revitalisasi GTK yang ingin dicapai hingga
2025.
D. Strategi: Menguraikan arah, strategi dan tahapan yang diperlukan untuk

9|Panduan Penyusunan Peta Jalan Revitalisasi


mencapai sasaran. Strategi mencakup serangkaian kegiatan prioritas untuk
mencapai sasaran yang diinginkan.

BAB 8. REVITALISASI SARANA DAN PRASARANA


A. Kondisi Saat Ini: Bagian ini menguraikan kondisi sarana dan prasarana yang
dimiliki SMK selama 3 tahun terakhir.
B. Permasalahan: Menguraikan kesenjangan antara ketersediaan sarana dan
prasarana yang ada dengan kebutuhan untuk mengimplementasikan kurikulum
yang selaras dengan kebutuhan dunia usaha dan industri. Informasi tentang
tatakelola sarana dan prasarana perlu ditampilkan.
C. Sasaran: Menguraikan output/outcome revitalisasi sarana dan prasarana yang
ingin dicapai hingga 2025.
D. Strategi: Menguraikan arah, strategi dan tahapan yang diperlukan untuk
mencapai sasaran revitalisasi sarana dan prasarana yang diinginkan. Strategi
mencakup serangkaian kegiatan prioritas untuk mencapai sasaran yang
diinginkan.

BAB 9. REVITALISASI TATAKELOLA KELEMBAGAAN


A. Kondisi Saat Ini: Bagian ini menguraikan kondisi tatakelola kelembagaan SMK dan
SMALB selama 3 tahun terakhir.
B. Permasalahan: Menguraikan permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan
kelembagaan SMK dan SMALB (kelembagaan, GTK, sarana dan prasarana,
finansial).
C. Sasaran: Menguraikan output/outcome revitalisasi yang ingin dicapai hingga
2025. Termasuk integrasi SMK-SMALB-lembaga kursus, pendirian, perubahan
dan penutupan kelembagaan.
D. Strategi: Menguraikan arah, strategi dan tahapan yang diperlukan untuk
mencapai sasaran. Strategi mencakup serangkaian kegiatan prioritas untuk
mencapai sasaran yang diinginkan.

BAB 10. PENUTUP

LAMPIRAN

10 | P a n d u a n P e n y u s u n a n P e t a J a l a n R e v i t a l i s a s i
REFERENSI
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Revitalisasi Pendidikan Vokasi, Jakarta.


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Membangun PendidikanMenengah
Kejuruan Indonesia: Sebuah Peta Jalan Menuju Tahun 2030, Jakarta.
McKinsey Global Institute. 2014. The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential,
Washington, DC.
Schwab, Klaus. 2016. The Fourth Industrial Revolution, World Economic Forum, Geneva.
Sekretariat Negara. 2016. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya
Saing Sumber Daya Manusia Indonesia, Jakarta.
World Economic Forum. 2016. The Future of Jobs, Geneva.
LAMPIRAN
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

SPEKTRUM KEAHLIAN
PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

Program
BIDANG PROGRAM KOMPETENSI NOMOR Pendidikan
NO.
KEAHLIAN KEAHLIAN KEAHLIAN KODE 3 4
Tahun Tahun
1. Teknologi dan 1.1 Teknologi 1.1.1 Konstruksi V
Rekayasa Konstruksi dan Gedung, Sanitasi 001 V
Properti dan Perawatan
1.1.2 Konstruksi V
Jalan, Irigasi 002 V
dan Jembatan
1.1.3 Bisnis V
Konstruksi dan 003 V
Properti
1.1.4 Desain V
Pemodelan dan 004 V
Informasi
Bangunan
1.2 Teknik 1.2.1 Teknik V
005 V
Geomatika dan Geomatika
Geospasial 1.2.2 Informasi V
006 V
Geospasial
1.3 Teknik 1.3.1 Teknik
Ketenagalis- Pembangkit 007 V
trikan Tenaga Listrik
1.3.2 Teknik Jaringan 008 V
Tenaga Listrik
1.3.3 Teknik Instalasi V
009 V
Tenaga Listrik
1.3.4 Teknik Otomasi V
010 V
Industri
1.3.5 Teknik V
Pendinginan dan 011 V
Tata Udara
1.3.6 Teknik Tenaga 012 V
Listrik
1.4 Teknik Mesin 1.4.1 Teknik V
013 V
Pemesinan
1.4.2 Teknik 014 V
Pengelasan
1.4.3 Teknik
Pengecoran 015 V
Logam
1.4.4 Teknik Mekanik 016 V
Industri
1.4.5 Teknik
Perancangan 017 V
dan Gambar
Mesin
Program
BIDANG PROGRAM KOMPETENSI NOMOR Pendidikan
NO.
KEAHLIAN KEAHLIAN KEAHLIAN KODE 3 4
Tahun Tahun
1.4.6 Teknik Fabrikasi
Logam dan 018 V
Manufaktur
1.5 Teknologi 1.5.1 Airframe Power 019 V
Pesawat Udara Plant
1.5.2 Aircraft 020 V
Machining
1.5.3 Aircraft Sheet 021 V
Metal Forming
1.5.4 Airframe 022 V
Mechanic
1.5.5 Aircraft Electricity 023 V
1.5.6 Aviation 024 V
Electronics
1.5.7 Electrical 025 V
Avionics
1.6 Teknik Grafika 1.6.1 Desain Grafika 026 V
1.6.2 Produksi Grafika 027 V
1.7 Teknik 1.7.1 Teknik
Instrumentasi Instrumentasi 028 V
Industri Logam
1.7.2 Instrumentasi
dan Otomatisasi 029 V
Proses
1.8 Teknik Industri 1.8.1 Teknik
Pengendalian 030 V
Produksi
1.8.2 Teknik Tata 031 V
Kelola Logistik
1.9 Teknologi 1.9.1 Teknik V
Tekstil Pemintalan Serat 032 V
Buatan
1.9.2 Teknik V
Pembuatan 033 V
Benang
1.9.3 Teknik V
034 V
Pembuatan Kain
1.9.4 Teknik V
Penyempurnaan 035 V
Tekstil
1.10 Teknik Kimia 1.10.1 Analisis
Pengujian 036 V
Laboratorium
1.10.2 Kimia Industri 037 V
1.10.3 Kimia Analisis V 038 V
1.10.4 Kimia Tekstil 039 V
1.11 Teknik 1.11.1 Teknik V
Otomotif Kendaraan 040 V
Ringan
Otomotif
1.11.2 Teknik dan
Bisnis Sepeda 041 V
Motor
1.11.3 Teknik Alat 042 V
Berat
Program
BIDANG PROGRAM KOMPETENSI NOMOR Pendidikan
NO.
KEAHLIAN KEAHLIAN KEAHLIAN KODE 3 4
Tahun Tahun
1.11.4 Teknik Bodi 043 V
Otomotif
1.11.5 Teknik 044 V
Ototronik
1.11.6 Teknik dan
Manajemen 045 V
Perawatan
Otomotif
1.11.7 Otomotif Daya
dan Konversi 046 V
Energi
1.12 Teknik 1.12.1 Konstruksi 047 V
Perkapalan Kapal Baja
1.12.2 Konstruksi
Kapal Non 048 V
Baja
1.12.3 Teknik
Pemesinan 049 V
Kapal
1.12.4 Teknik
Pengelasan 050 V
Kapal
1.12.5 Teknik
Kelistrikan 051 V
Kapal
1.12.6 Desain dan
Rancang 052 V
Bangun Kapal
1.12.7 Interior Kapal 053 V
1.13 Teknik 1.13.1 Teknik Audio V
054 V
Elektronika Video
1.13.2 Teknik V
Elektronika 055 V
Industri
1.13.3 Teknik 056 V
Mekatronika
1.13.4 Teknik V
Elektronika 057 V
Daya dan
Komunikasi
1.13.5 Instrumentasi 058 V
Medik
2. Energi dan 2.1 Teknik 2.1.1 Teknik Produksi
Pertambangan Perminyakan 059 V
Minyak dan Gas
2.1.2 Teknik
Pemboran 060 V
Minyak dan Gas
2.1.3 Teknik
Pengolahan 061 V
Minyak, Gas dan
Petrokimia
2.2 Geologi 2.2.1 Geologi 062 V
Pertambangan Pertambangan
2.3 Teknik Energi 2.3.1 Teknik Energi
Terbarukan Surya, Hidro, 063 V
dan Angin
Program
BIDANG PROGRAM KOMPETENSI NOMOR Pendidikan
NO.
KEAHLIAN KEAHLIAN KEAHLIAN KODE 3 4
Tahun Tahun
2.3.2 Teknik Energi 064 V
Biomassa
3. Teknologi 3.1 Teknik 3.1.1 Rekayasa V
Informasi dan Komputer dan Perangkat 065 V
Komunikasi Informatika Lunak
3.1.2 Teknik V
Komputer dan 066 V
Jaringan
3.1.3 Multimedia V 067 V
3.1.4 Sistem
Informatika, 068 V
Jaringan dan
Aplikasi
3.2 Teknik 3.2.1 Teknik
Telekomunikasi Transmisi 069 V
Telekomunikasi
3.2.2 Teknik Jaringan
Akses 070 V
Telekomunikasi
4. Kesehatan dan 4.1 Keperawatan 4.1.1 Asisten V
071 V
Pekerjaan Keperawatan
Sosial 4.2 Kesehatan Gigi 4.2.1 Dental Asisten V 072 V
4.3 Teknologi 4.3.1 Teknologi V
Laboratorium Laboratorium 073 V
Medik Medik
4.4 Farmasi 4.4.1 Farmasi Klinis V
074 V
dan Komunitas
4.4.2 Farmasi Industri V 075 V
4.5 Pekerjaan 4.5.1 Social Care
Sosial (Keperawatan 076 V
Sosial)
4.5.2 Caregiver 077 V
5. Agribisnis dan 5.1 Agribisnis 5.1.1 Agribisnis V
Agroteknologi Tanaman Tanaman 078 V
Pangan dan
Hortikultura
5.1.2 Agribisnis Draft
Tanaman 079 V
Perkebunan
5.1.3 Pemuliaan dan
Perbenihan 080 V
Tanaman
5.1.4 Lanskap dan 081 V
Pertamanan
5.1.5 Produksi dan
Pengelolaan 082 V
Perkebunan
5.1.6 Agribisnis 083 V
Organik Ekologi
5.2 Agribisnis 5.2.1 Agribisnis V
Ternak Ternak 084 V
Ruminansia
5.2.2 Agribisnis V
085 V
Ternak Unggas
5.2.3 Industri 086 V
Peternakan
Program
BIDANG PROGRAM KOMPETENSI NOMOR Pendidikan
NO.
KEAHLIAN KEAHLIAN KEAHLIAN KODE 3 4
Tahun Tahun
5.3 Kesehatan 5.3.1 Keperawatan 087 V
Hewan Hewan
5.3.2 Kesehatan dan
Reproduksi 088 V
Hewan
5.4 Agribisnis 5.4.1 Agribisnis V
Pengolahan Pengolahan 089 V
Hasil Pertanian Hasil Pertanian
5.4.2 Pengawasan V
Mutu Hasil 090 V
Pertanian
5.4.3 Agroindustri 091 V
5.5 Teknik 5.5.1 Alat Mesin
092 V
Pertanian Pertanian
5.5.2 Otomatisasi
093 V
Pertanian
5.6 Kehutanan 5.6.1 Teknik V
Inventarisasi
094 V
dan Pemetaan
Hutan
5.6.2 Teknik V
Konservasi
095 V
Sumber Daya
Alam
5.6.3 Teknik V
Rehabilitasi dan 096 V
Reklamasi
Hutan
5.6.4 Teknologi V
Produksi Hasil 097 V
Hutan
6. Kemaritiman 6.1 Pelayaran Kapal 6.1.1 Nautika Kapal 098 V
Penangkap Ikan Penangkap Ikan
6.1.2 Teknika Kapal 099 V
Penangkap Ikan
6.2 Pelayaran Kapal 6.2.1 Nautika Kapal 100 V
Niaga Niaga
6.2.2 Teknika Kapal 101 V
Niaga
6.3 Perikanan 6.3.1 Agribisnis
Perikanan Air 102 V
Tawar
6.3.2 Agribisnis
Perikanan Air 103 V
Payau dan Laut
6.3.3 Agribisnis Ikan 104 V
Hias
6.3.4 Agribisnis 105 V
Rumput Laut
6.3.5 Industri 106 V
Perikanan Laut
6.4 Pengolahan 6.4.1 Agribisnis V
Hasil Perikanan Pengolahan 107 V
Hasil
Perikanan
7. Bisnis dan 7.1 Bisnis dan 7.1.1 Bisnis Daring V
108 V
Manajemen Pemasaran dan Pemasaran
Program
BIDANG PROGRAM KOMPETENSI NOMOR Pendidikan
NO.
KEAHLIAN KEAHLIAN KEAHLIAN KODE 3 4
Tahun Tahun
7.2 Manajemen 7.2.1 Otomatisasi dan V
Perkantoran Tata Kelola 109 V
Perkantoran
7.3 Akuntansi dan 7.3.1 Akuntansi dan V
Keuangan Keuangan 110 V
Lembaga
7.3.2 Perbankan dan 111 V
Keuangan Mikro
7.3.3 Perbankan 112 V
Syariah
8. Pariwisata 8.1 Perhotelan dan 8.1.1 Usaha
Jasa Pariwisata Perjalanan 113 V
Wisata
8.1.2 Perhotelan V 114 V
8.1.3 Wisata Bahari 115 V
dan Ekowisata
8.2 Kuliner 8.2.1 Tata Boga V 116 V
8.3 Tata 8.3.1 Tata Kecantikan V
Kecantikan Kulit dan 117 V
Rambut
8.3.2 Spa dan Beauty 118 V
Therapy
8.4 Tata Busana 8.4.1 Tata Busana V 119 V
8.4.2 Desain Fesyen 120 V
9. Seni dan 9.1 Seni Rupa 9.1.1 Seni Lukis 121 V
Industri 9.1.2 Seni Patung 122 V
Kreatif 9.1.3 Desain
Komunikasi 123 V
Visual
9.1.4 Desain Interior V
dan Teknik 124 V
Furnitur
9.1.5 Animasi 125 V
9.2 Desain dan 9.2.1 Kriya Kreatif
Produk Kreatif Batik dan 126 V
Kriya Tekstil
9.2.2 Kriya Kreatif
127 V
Kulit dan Imitasi
9.2.3 Kriya Kreatif
128 V
Keramik
9.2.4 Kriya Kreatif
Logam dan 129 V
Perhiasan
9.2.5 Kriya Kreatif
130 V
Kayu dan Rotan
9.3 Seni Musik 9.3.1 Seni Musik
131 V
Klasik
9.3.2 Seni Musik
132 V
Populer
9.4 Seni Tari 9.4.1 Seni Tari 134 V
9.4.2 Penataan Tari 133 V
9.5 Seni Karawitan 9.5.1 Seni Karawitan 135 V
9.5.2 Penataan
136 V
Karawitan
Program
BIDANG PROGRAM KOMPETENSI NOMOR Pendidikan
NO.
KEAHLIAN KEAHLIAN KEAHLIAN KODE 3 4
Tahun Tahun
9.6 Seni
9.6.1 Seni Pedalangan 137 V
Pedalangan
9.7 Seni Teater 9.7.1 Pemeranan 138 V
9.7.2 Tata Artistik
139 V
Teater
9.8 Seni 9.8.1 Produksi dan
Broadcasting Siaran Program 140 V
dan Film Radio
9.8.2 Produksi dan
Siaran Program 141 V
Televisi
9.8.3 Produksi Film
dan Program 142 V
Televisi

Anda mungkin juga menyukai