Anda di halaman 1dari 5

PENGERINGAN BENALU KOPI (Loranthus Ferrugineus Roxb) SEBAGAI PENAWAR

KANGKER DIDALAM RUANGAN DENGAN SUHU YANG DIKONDISIKAN

ULFIRA NAJWA

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SYIAH KULA

Abstract

Benalu kopi (Loranthus Ferrugineus Roxb) tanamn yang dikenal sebagai benalu atau parasit ini ternyata
memiliki banyak manfaat dari segi pengobatan secara herbal. Benalu kopi dapat menjadi alternatif
pengobatan beberapa penyakit diantaranya, mengobati kangker, mengobati epilepsi, tekanan darah,
radang sendi, melnacarkan peredaran darah serta dapat membunuh sel tumor. Pamanfaatan benalu kopi
untuk obat herbal ini sangat mudah dan bisa dilakukan oleh siapapun. Untuk pengeringannya digunakan
sebuah ruang pengeringan bahan pangan dimensi 50x20x30 cm. Ruangan dilengkapi dengan pemanas,
sensor suhu LM35, motor, blower dan kipas. Jangkauan operasi pemanasan (suhu batas atas dan bawah)
dapat diubah menggunakan PC yang datanya dikirim ke mikrokontroler melalui standar serial RS232.
Berdasarkan data dari PC, mikrokontroler akan membandingkannya dengan nilai suhu yang diukur oleh
LM35 dan selanjutnya akan menghidupkan/mematikan pemanas, menutup/membuka pintu dan
mematikan/menghidupkan blower. Hasil pengeringan pada bahan pangan jamur kuping menunjukkan
bahwa warna dan kualitas bahan sangat dipengaruhi oleh nilai jangkauan operasi suhu pengeringan,
besarnya daya yang diberikan pemanas dan lama pengeringan.

Kata kunci : Pengeringan, Benalu kopi, Sel tumor

PENDAHULUAN merupakan tumbuhan parasit pada inang kopi


yang dapat merusak tanaman inangnya.
Indonesia sebagai salah satu negara Masyarakat dataran tinggi gayo memanfaatan
dengan keanekaragaman hayati yang sangat benalu kopi sebagai obat tradisional untuk
melimpah dan merupakan peluang bagi para penyembuhan berbagai penyakit seperti kanker
peneliti khususnya yang bergerak dalam bidang dengan cara merebus daun benalu kopi yang
eksprlorasi, inventarisasi dan perkembangan sudah kering dan meminum hasil rebusan
obat hayati dan nabati. Untuk menjelajah dan tersebut.
mengeskplorasi kekayaan tersebut dalam rangka
menemukan senyawa baru, spesies baru bahkan Peningkatan angka kejadian kanker yang
senyawa bioaktif baru yang diantaranya berkembang pesat saat ini dan belum adanya
diharapkan sebagai obat bagi beberapa penyakit terapi yang dianggap tepat untuk mengatasinya,
yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya. sehingga memicu masyarakat pada umumnya
Salah satu Provinsi dengan penghasil kopi dan peneliti pada khususnya untuk
terbesar di Indonesia adalah Provinsi Aceh, yang mengeksplorasi bahan-bahan alam yang
tepatnya didaerah dataran tinggi gayo, ada dianggap potensial sebagai alternatif agen
berbagai jenis tanaman kopi yang tumbuh di antikanker.Salah satunya yaitu tumbuhan benalu
daerah tersebut, selama ini pemanfaatan tanaman kopi (Loranthus Ferrugineus Roxb.).
kopi secara komersial hanya terfokus pada Berdasarkan berbagai penelitian, senyawa dalam
pengolahan biji kopi sebagai minuman seduh benalu kopi diduga memiliki aktivitas antikanker
maupun bahan tambahan makanan. Benalu kopi adalah flavonoid yaitu senyawa flavonoid
kuersitin, kuersitin memiliki aktivitas diinginkan, tanpa mengatur nilai jangkauan suhu
antioksidan yang dimungkinkan oleh komponen operasi.
fenoliknya yang sangat reaktif. Kuersetin akan
mengikat radikal bebas sehingga dapat
mengurangi reaktifitas radikal bebas tersebut.
METODE PENELITIAN
Beberapa penelitian telah dilakukan
untuk mengkaji pemanfaatan ini secara ilmiah. Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode
Artanti (2009) telah melakukan uji aktivitas DPPH
antioksidan dan bioaktivitas terhadap ekstrak air Larutan DPPH dibuat 1 mM sebagai
dan ekstrak etanol daun dan ranting benalu larutan induk, kemudian diencerkan sampai 0,05
Macrosolen cochinchinensis (Lour.) Van Tiegh. mM dalam labu 10 mL sebagai larutan kontrol.
yang tumbuh pada inang pohon nangka Diukur arsobansinya pada panjang gelombang
(Artocarpus heterophyllus). Ekstrak air daun dan 500-560 nm. Ditentukan panjang gelombang
ranting M. cochinchinensis aktif sebagai maksimum, digunakan untuk pengukuran
antioksidan dengan nilai IC50 23,08 pg/mL dan absorbansi larutan uji. Sampel yang dilakukan
21,56 pg/mL, untuk ektrak etanol baik daun uji aktivitas antioksidan adalah ekstrak etanol
maupun ranting memberikan IC50 di atas 100 dan fraksi positif flavonoid. Larutan uji sampel
pg/mL (tidak aktif sebagai antioksidan terhadap divariasikan 5, 10, 15 dan 20 ppm. Dibuat
DPPH). Ekstrak air dan etanol daun dan ranting dengan cara mengambil larutan induk 100 ppm
M.cochinchinensis tidak menunjukkan sebanyak 0,5; 1; 1,5 dan 2 mL, kemudian
bioaktivitas terhadap larva udang Artemia salina dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Ke
Leach. dengan nilai IC50 masing-masing lebih dalam labu ukur masing-masing ditambahkan
dari 1000 pg/mL. 0,5 mL larutan DPPH 1 mM, kemudian
Sebagai pengganti cara konvesional, dicukupkan dengan metanol sampai tanda batas.
berbagai proses pengeringan telah dilakukan Campuran tersebut digojok hingga homogen,
menggunakan energi listrik dan gas dengan cara diinkubasi selama 30 menit.
mengalirkan udara panas melewati ruangan Digunakan asam askorbat sebagai pembanding
dengan laci – laci yang disusun berisi bahan dengan konsentrasi divariasikan 1, 2, 3 dan 4
yang hendak dikeringkan. Untuk membuat agar ppm, dilakukan dengan perlakuan yang sama
suhu ruangan pengeringan dapat dikendalikan (Anastasia, dkk., 2016; Katrin, dkk., 2012;
digunakan mikrokontroler untuk mengatur suhu Sembiring, dkk., 2012). Besarnya daya aktivitas
udara panas tersebut. Mikrokontroler lebih senyawa aktif ini dinyatakan dalam besaran
disukai karena relatif murah dibandingkan IC50 yang diawali dengan menghitung persen
dengan penggunaan PLC pada industri. aktivitas. Persen aktivitasα- glukosidase dapat
Umumnya suhu ruangan pengeringan diatur dihitung dengan rumus:
pada jangkauan operasi suhu yang cukup besar
seperti dari 50oC sampai 100oC dan dari 30oC
sampai 80oC, karena udara panas dialirkan
masuk melewati laci dan kemudian keluar % Aktivitas = [ 1- ( )] x 100%
setelah memanaskan bahan pada laci. Jangkauan
yang digunakan hanya bertujuan agar kandungan IC50 dihitung dengan menggunakan persamaan
air dari bahan yang dikeringkan dapat regresi linear, y = a+bx, dengan x adalah
dikeluarkan. Pengeringan menggunakan tray konsentrasi sampel dan y adalah harga %
dryer dengan suhu udara panas yang masuk aktivitasnya. Harga IC₅₀ ditentukan dengan
sebesar 50,60 dan 70oC dan laju debit udara rumus:
sebesar 0,0078 m3/dtk, 0,0156 m3/dtk dan
0,0234 m3/dtk. Pada kondisi ini pengaturan IC₅₀ =
dilakukan terhadap pemanasan udara masuk
sehingga diperoleh suhu udara panas sesuai yang
Uji Alkaloid pemrograman sebagai nilai tetap yang akan
dieksekusi oleh program saat mikrokontroler
Serbuk daun benalu kopi sebanyak 0,1 dihidupkan. Nilai ini akan diubah bila dari PC
gram dimasukkan ke dalam tabung reaksi, dan dikirim nilai batas atas dan nilai batas bawah
ditambahkan 10 mL kloroform amoniakal dan yang baru.
hasilnya dibagi dalam dua tabung reaksi. Tabung
pertama diuji dengan pereaksi hanger, tabung Mekanisme penutupan dan pembukaan
kedua ditambahkan 0,5 mL H2SO4 2 N. Lapisan pintu ruangan diatur menggunakan motor DC
asam dipisahkan, dibagi dalam 4 tabung reaksi yang dihubungkan dengan P0.0 dan P0.1 pada
dan masing–masing tabung dilakukan pengujian mikrokontroler. Pintu dibuka melalui perintah
dengan menggunakan pereaksi Mayer, setb P0.0 dan ditutup dengan perintah setb P0.1
Dragendorf, Wagner dan asam tanat. Jika yang diteruskan ke driver relay untuk mengatur
terbentuk endapan, maka sampel adalah positif ( arah arus pada motor DC untuk putar kanan atau
+ ) alkaloid. kiri dalam waktu tunda tertentu. Blower
dihidupkan melalui perintah setb pada P03 dan
Uji Steroid, Terpenoid, dan Saponin. P04 yang dteruskan ke driver relay untuk
memutar motor DC pada blower. Pemanas
Serbuk daun benalu kopi sebanyak 2 dihidupkan melalui perintah. setb P0.5 yang
gram dimasukkan ke dalam tabung reaksi, diteruskan ke driver relay untuk mengaktifkan
kemudian ditambahkan etanol panas 20 mL. saklar yang terhubung ke daya listrik. Besarnya
Ekstrak etanol yang diperoleh dipindahkan daya yang diberikan oleh pemanas dapat diubah
dalam cawan penguap, dan diuapkan dalam menggunakan Triac yang pengaturannya
penangas air sampai kering. Kerak yang dilakukan menggunakan potensiometer.
diperoleh ditambah 10 mL dietileter. Bagian
yang larut diteteskan pada plat tetes, ditambah Saat mikrokontroler dihidupkan, akan
dua tetes asetat anhidrat dan ditambah 1 tetes diperiksa apa ada nilai batas suhu yang baru.
H2SO4. Sisa yang tidak larut dalam dietil eter Jika tidak ada maka akan digunakan nilai tetap
ditambah sedikit 2 mL akuades panas, yang sudah ada di dalam program. Suhu ruangan
dipindahkan ke dalam tabung reaksi dan diukur oleh sensor LM 35 dan setelah dikonversi
ditambahkan lagi 2 mL akuades panas menjadi digital oleh ADC 0804 diteruskan ke
secukupnya (5 tetes) kemudian dikocok kuat mikrokontroler pada Port 2. Data digital yang
selama 15 menit. Filtrat di bawah busa diambil sudah diterima mikrokontroler akan
dan ditempatkan dalam cawan penguap, dibandingkan dengan nilai suhu batas atas dan
ditambah HCl 0,5 M secukupnya (2 tetes) dan batas bawah yang ada pada memori
diuapkan dalam penangas air sampai kering. mikrokontroler. Pada start awal, suhu yang
Kerak yang terbentuk ditambah 2 tetes dietil eter diukur LM35 masih dibawah batas bawah dan
dan diteteskan pada plat tetes, ditambah 2 tetes batas atas sehingga hasil pembandingan akan
asam asetat anhidrida dan 1 tetes H2SO4 pekat. menghidupkan pemanas dengan cara mengirim
Jika terbentuk warna hijau kebiruan bit 1 (high) untuk menghidupkan saklar,
menunjukkan adanya steroid, warna merah menutup pintu ,sedangkan blower mati dengan
kecoklatan menunjukkan adanya terpenoid, dan pengiriman bit 0 pada driver blower. Selama
jika terbentuk busa/buih menunjukkan adanya pemanas dihidupkan, pemanasan akan
saponin. berlangsung sampai tercapai suhu batas atas.
Pengaturan Suhu Ruangan dan Pengeringan Pada saat suhu ruangan sudah berada
pada batas atas, program akan membuka pintu
Untuk pengaturan suhu ruangan, pada mematikan pemanas dan kemudian
mikrokontroler diisikan program yang akan menghidupkan blower. Pada proses ini aliran
membandingkan suhu batas atas dan suhu batas udara akibat blower akan mengeluarkan uap air
bawah dengan nilai suhu yang diukur sensor hasil penguapan dari bahan yang dikeringkan
LM35. Nilai awal suhu batas atas dan suhu batas selama pemanasan di dalam ruang pengeringan;
bawah sudah ada diisikan pada awal
sehingga dengan sendirinya suhu ruangan akan
turun. Saat suhu ruangan diturunkan, suhu batas
bawah akan dicapai dan hasil pembandingan
nilai suhu akan membuat program kembali
menutup pintu, menghidupkan pemanas/kipas,
mematikan blower dan proses pemanasan
kembali dilakukan sampai dicapai suhu batas
atas, Setelah batas atas dicapai, uap air
dikeluarkan kembali, suhu turun, dipanaskan
kembali, demikian akan terjadi pengulangan
yang dikendalikan mikrokontroler secara
otomatis.

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 1. Prinsip Kerja DPPH


Uji Aktivitas Aktioksidan dengan Metode Kemampuan besarnya peredaman
DPPH radikal bebas oleh suatu sampel dinyatakan
dalam persen inhibisi. Besarnya aktivitas
Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak
antioksidan berbanding terbalik dengan nilai
dilakukan dengan menggunakan metode DPPH.
IC50, artinya semakin besar aktivitas
Berdasarkan pada penelitian terdahulu metode
antioksidan maka semakin kecil nilai IC50 yang
ini paling umum digunakan untuk menguji
didapatkan.Berdasarkan data pada Tabel 2,
aktivitas antioksidan sampel secara in vitro dan
besarnya aktivitas antioksidan sampel ekstrak
juga merupakan metode sederhana, cepat serta
etanol mempunyai aktivitas antioksidan sangat
bahan kimia dan sampel yang digunakan hanya
kuat terhadap radikal DPPH 0,05 mM, dengan
sedikit. Pengukuran dilakukan secara
nilai IC50 yang diperoleh 6,063 ppm. Semakin
spektrofotometer UV-Vis. Penentuan panjang
tinggi konsentrasi sampel maka persentase
gelombang DPPH dilakukan pada panjang
peredaman semakin besar, dan semakin
gelombang 517 nm dan selanjutnya pengukuran
berkurang konsentrasi DPPH. Hal ini disebabkan
dengan metode perendaman radikal DPPH
karena radikal bebas DPPH mengabstraksi
dilakukan pada panjang gelombang tersebut.
radikal hidrogen dari senyawa antioksidan dan
Prinsip dari metode DPPH adalah interaksi
membentuk DPPHH (1,1-difenil-2
antioksidan dengan DPPH baik secara transfer
pikrilhidrazil). Berkurangnya radikal bebas ini
elektron atau radikal hidrogen pada DPPH akan
juga ditandai dengan perubahan warna larutan
menetralkan karakter radikal bebas dari DPPH.
dari ungu menjadi kuning pucat. Semakin tinggi
Jika semua elektron pada pada radikal bebas
persentase peredaman menunjukkan sampel
DPPH menjadi berpasangan maka warna larutan
tersebut memiliki aktivitas antioksidan yang
berubah dari ungu tua menjadi kuning terang
semakin kuat. Konsentrasi suatu zat antioksidan
dan absorbansi yang diukur pada panjang
yang dibutuhkan untuk meredam 50% radikal
gelombang 517 nm.
bebas DPPH pada waktu tertentu (15 – 30 menit)
disebut sebagai IC50 (Seifu et al. 2012).
Aktivitas antioksidan dinyatakan dengannilai
IC50 dan diperoleh dari persamaan regresi,
dengan konsentrasi sebagai variabel bebas dan
persentase peredaman sebagai variabel terikat.

KESIMPULAN
Ekstrak etanol daun benalu kopi positif
mengandung senyawa metabolit sekunder
alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan steroid.

Alat mengatur suhu ruang pengeringan


pada suatu nilai jangkauan suhu tertentu dengan
memvariasikan daya dan waktu pengeringan.
Nilai jangkauan suhunya dapat diubah
menggunakan GUI pada monitor PC. Uji
pengeringan pada bahan pangan jamur kuping
menggunakan jangkauan suhu 45 - 500 C dan 55
- 600C dengan pasokan daya 250 Watt selama 4
jam memberikan hasil yang berbeda terutama
dengan warna setelah pengeringan. Warna jamur
kuping dengan jangkauan 45 - 500 C lebih
mendekati warna aslinya dibandingkan dengan
jangkauan 55- 600C. Jangkauan suhu
pengeringan dengan demikian merupakan hal
yang berpengaruh terhadap warna akhir jamur
kuping setelah pengeringan.

DAFTAR PUSTAKA

Raja L.L., 2008, Uji Efek Ekstrak Etanol Daun


Benalu Kopi (Swietenia mahagoni Jacq)
terhadap Penurunan Kadar Gula Darah
Tikus Putih, Skripsi, Fakultas Farmasi
USU.

Javanmard M., Abbas K.A.,and Arvin F, A


Microcontroller - Based Monitoring
System for Batch Tea Dryer, Journal of
Agricultural Science1.2 2009 Dec;1(2);
101-106.

Francis Enejo Idachaba, Design of Intel 8751


Microcontroller-based System for
Monitoring and Control of a Thermal
Process, IETE Journal of Research, 2010
Jul- Aug;56(4); 189-192.

Anda mungkin juga menyukai