Anda di halaman 1dari 18

PETUNJUK PRAKTlKUM

KIMIA ORGANIK II

PROGRAM STUDI SI FARMASI


STlKES BORNEO LESTARI

TIM PENYUSUN :
Koordinator : HafIZ Ramadban, M.Sc., Apt.
Anggota, : Lisa Andina, M.Sc., Apt.
Putri Indab Sayakti, M.Pbarm.Sci., Apt.

Disusun Oleb Diperiksa Oleb Disetujui Oleb


Ketua Program Studi Waket 1 Bid. Akademik

Hafiz Ramadhan, M.Sc., Apt. Hafiz Ramadhan, M.Sc., Apt. Dita Ayulia Dwi Sandi, M.Sc., Apt.
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan nikmat
yang diberikan-NYA kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Modul Praktikum ini.
Modul ini ditulis mengacu kepada kondisi laboratorium dan silabus Kimia Organik II yang diberikan
kepada mahasiswa Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak yang ikut membantu
penulis menyusun modul ini serta motivasi, informasi, beserta sarannya sehingga modul ini dapat
selesai dan digunakan sebagai penuntun Praktikum Kimia Organik II. Sebelum modul ini diberikan
kepada mahasiswa, modul ini terlebih dahulu diuji oleh penulis di laboratorium.
Penulis berharap semoga modul ini dapat digunakan dan dimanfaatkan. Penulis menyadari
modul ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kritik dan saran sangat diperlukan untuk kebaikan
dan perbaikan modul ini.

Banjarbaru, Februari 2018

Penyusun
TATA TERTIB

1. Mahasiswa yang boleh mengikuti praktikum adalah mahasiswa yang telah mengambil atau
sedang menempuh mata kuliah praktikum
2. Setiap peserta harus hadir tepat waktu pada waktu yang telah ditentukan. Apabila peserta
terlambat 15 menit dari waktu yang ditentukan, maka tidak diperkenankan mengikuti kegiatan
praktikum.
3. Selama mengikuti praktikum, peserta harus memakai jas praktikum yang rapi dan bersih serta
memakai sepatu yang tertutup (dilarang memakai sandal atau sepatu sandal).
4. Setiap peserta wajib membuat laporan sementara praktikum yang berisi data pengamatan
selama percobaan dan ditanda tangani oleh asisten praktikum. Laporan resmi praktikum
dibuat sesuai dengan format yang sudah ditentukan dan ditandatangani oleh asisten
praktikum, serta melampirkan laporan sementara. Pengumpulan laporan maksimal 1 minggu
setelah praktikum.
5. Setiap peserta harus memeriksa alat yang digunakan sebelum dan sesudah praktikum,
kemudian alat dikembalikan dalam keadaan bersih dan kering. Bagi peserta yang memcahkan
alat gelas wajib mengganti.
6. Peserta praktikum dilarang membawa makanan/minuman ke dalam laboratorium.
7. Peserta wajib menjaga kebersihan laboratorium, bekerja dengan tertib, tenang dan teratur.
8. Setiap peserta harus melaksanakan senua mata praktikum dan mematuhi budaya kesehatan
dan keselamatan kerja (K3), seperti memakai alat pelindung diri (jas praktikum, sepatu,
sarung tangan, masker) dan membuang limbah praktikum sesuai dengan kategorinya.
9. Apabila peserta praktikum melanggar hal yang telah diatur pada butir di atas, maka peserta
akan dikeluarkan dari laboratorium dan tidak diperkeenankan melanjutkan praktikum pada
hari itu.
10. Hal yang belum disebutkan di atas dan diperlukan untuk kelancaran praktikum akan diatur
kemudian.

Koordinator Praktikum

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2

TATA TERTIB ....................................................................................................................................... 3

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 4

PERCOBAAN 1 IDENTIFIKASI UNSUR DAN GUGUS SENYAWA ORGANIK ........................... 5

PERCOBAAN 2 SINTESIS ETIL BROMIDA ...................................................................................... 8

PERCOBAAN 3 SINTESIS ASETALDEHID....................................................................................... 9

PERCOBAAN 4 SINTESIS ASAM ASETIL SALISILAT ................................................................. 10

PERCOBAAN 5 SINTESIS ETIL ASETAT ....................................................................................... 11

PERCOBAAN 6 SINTESIS METIL SALISILAT ............................................................................... 12

PERCOBAAN 7 SINTESIS 2,5-BIS-(4-HIDROKSI-3-METOKSIBENZILIDIN)SIKLOPENTANON


(PGV-0) ................................................................................................................................................ 13

PERCOBAAN 8 SINTESIS IODOFORM ........................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 16


PERCOBAAN 1
IDENTIFIKASI UNSUR DAN GUGUS SENYAWA ORGANIK

Tujuan Percobaan :
Melakukan identifikasi terhadap unsur-unsur senyawa organik (C,H, O, N, S, P & Halogenida) dan
gugus organik (Alkohol, Amina, Intibenzen, Keton, Aldehida, Asam Karboksilat dan ester)

Alat
1. Tabung reaksi dan rak 4. Batang pengaduk 7. Pipet tetes
2. Drupple plate 5. Kertas Amylum 8. Bunsen
3. Pipa kapiler 6. Kertas saring 9. Asbes & kaki tiga

Bahan
1. Serbuk Castellana 14. FeSO4 jenuh 27. CH3COOH
2. PbCrO4 15. HCl 4N 28. Na-Nitroprusida
3. Ba(OH)2 16. HNO3 p 29. AgNO3
4. H2SO4 17. K2SO4 30. K2Cr2O7
5. KMnO4 18. Reagen Schiff 31. Benzaldehid
6. Glukosa 19. Reagen Benedict 32. FeCl3
7. Ammonium Molibdat 20. KCN 33. Aseton
8. NH3 21. Amonium klorida 34. Glisin
9. Parasetamol 22. DAB HCl 35. Asetofenon
10. Fruktosa 23. Benzena 36. Serbuk Zn
11. NaNO2 24. β-Naftol 37. Fenol
12. Etil Asetat 25. Asam benzoat 38. Asam oksalat
13. Na2S2O3 26. Aquabromata 39. Isopropanol

Cara Kerja :
1. Ambil 1 bagian sampel tambahkan serbuk Castellana masukkan dalam pipa kapiler kemudian
panaskan.
2. Setelah panas, kemudian gerus dan tambahkan aquadest secukupnya lalu saring.
3. Lakukan identifikasi unsur terhadap :
a. Unsur C
- Masukkan sedikit filtrat ke dalam cawan penguap, lalu panaskan.
- Masukkan filtrat ke dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan PbCrO4, ambil
Ba(OH)2 di dalam pipet, letakkan di ujung mulut tabung.
b. Unsur N
- Masukkan filtrat ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan FeSO4 jenuh hingga
terbentuk endapan hijau tua, lalu panaskan kemudian tambahkan FeCl3 dan HCL 4N
hingga terbentuk endapan biru.
c. Unsur P
- Masukkan filtrat ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan HNO3 p dan Ammonium
Molibdat hingga terbentuk endapan
d. Unsur S
- Masukkan filtrat ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan Asam asetat, hingga
terbentuk endapan hitam. Lalu ambil sebagian dengan pipet letakkan di drupple plate
dan tambahkan Natrium nitroprusida hingga terjadi perubahan warna.
e. Klorida
- Masukkan filtrat ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan H2SO4p lalu lihat perubahan
jika dikenakan batang pengaduk yang sudah dicelupkan ke mulut tabung reaksi.
- Masukkan filtrat ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan HNO3 dan AgNO3 hingga
terbentuk endapan
f. Bromida
- Masukkan filtrat ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan HNO3 dan AgNO3 hingga
terbentuk endapan. Tidak larut dalam NH3 encer KCN, Na2S2O3, larut dalam NH3 p
g. Iodida
- Masukkan filtrat ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan HNO3 dan AgNO3 hingga
terbentuk endapan. Tidak larut dalam NH3 encer, larut dalam NH3 p, mudah larut
dalam KCN dan Na2S2O3
- Masukkan filtrat ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan KaSO4 dan K2CrO3,
Kemudian tutup tabung dengan kertas amylum, lalu dipanaskan. Amati perubahan
pada kertas amylum.

4. Lakukan identifikasi gugus terhadap :


a. Gugus Alkohol
- Alkohol primer (Etanol)
Sampel ditambah dengan KMnO4 dan asam sulfat pekat, warna ungu hilang
Sampel ditambah dengan KMnO4 dan asam sulfat pekat, ditambah reagen Schiff,
akan berwarna merah
- Alkohol sekunder (isopropanol)
Sampel ditambah aquabromata, Na Nitroprusida, ammonium klorida, amonia akan
membentuk warna merah coklat/ungu.
b. Gugus Aldehid (Benzaldehid dan Glukosa)
- Sampel dalam tabung reaksi ditambah 1 mL reagen Benedict, dipanaskan hingga
terbentuk endapan merah bata
- Sampel dalam tabung reaksi ditambah 1 mL reagen Schiff akan berwarna merah
sampai ungu
c. Gugus Keton (Asetofenon dan Fruktosa)
- Sampel dalam tabung reaksi ditambah 5 tetes larutan Na Nitroprusida, amonium
klorida dan amonia akan berwarna biru violet (ungu)
d. Gugus Amina (Glisin dan Parasetamol terhidrolisis)
- Sampel dalam tabung reaksi ditambah beberapa tetes larutan DAB HCl akan
berwarna merah jingga (Amina aromatik)
- Sampel dalam tabung reaksi ditambah beberapa tetes aseton dan Na Nitroprusid,
diamkan 5-7 menit akan berwarna merah pears (amina alifatik primer)
e. Gugus Inti Benzen (Benzena)
- Sampel ditambah asam nitrat pekat, dinginkan, ditambah etanol, serbuk Zn dan asam
klorida pekat, dinginkan, tambahkan larutan NaNO2 dan β-Naftol dalam amonia akan
terbentuk cincin warna merah
f. Gugus Fenol (Fenol)
- Sampel ditambah 1 tetes larutan FeCl3 akan berwarna ungu tua, bila ditambah etanol
akan menjadi kuning.
g. Gugus Asam Karboksilat (Asam Benzoat)
- Sampel ditambah etanol, ditambah asam sulfat pekat, bila perlu dengan pemanasan,
akan berbau ester asetat (harum)
h. Gugus Ester atau Turunun Asam Karboksilat
- Sampel etil asetat ditambah larutan AgNO3 akan terbentuk endapan perak asetat.
- Sampel asam oksalat ditambah larutan AgNO3 akan terbentuk endapan putih perak
oksalat.
PERCOBAAN 2
SINTESIS ETIL BROMIDA

Tujuan Percobaan :
Mempelajari reaksi substitusi nukleofilik kedua (halogenasi) senyawa alifatis

Alat dan bahan


Etanol, aquadest, H2SO4 pekat, KBr, Na2CO3, butir-butir CaCl2, labu alas bulat leher panjang 500mL,
pipa bengkok, pendingin liebigh, pipa alonga, corong pisah, Erlenmeyer, corong kaca, klem, statif,
kertas saring, thermometer, beaker glass, labu hisap, pipet tetes, wadah, mantel heater, pengaduk,
gelas ukur

Cara Kerja
1. 30 gram etanol dan 25 gram air dicampurkan ke dalam labu alas bulat leher panjang 500 mL.
Kemudian ditambahkan 100 gram asam sulfat pekat, lalu 20 gram KBr yang telah dihaluskan
dahulu, pencampuran dengan penggoyangan dan pendinginan. Lalu didestilasi secepat mungkin
dengan api kecil, dengan pendingin yang dialiri air es. Destilat ditampung dalam labu hisap yang
telah diisi dengan air es, sampai tidak ada lagi tetesan yang menyerupai minyak keluar melalui
pipa alonga.
2. Isolasi:
Destilat dituang ke dalam corong pisah, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Erlenmeyer
didinginkan dalam wadah yang berisi es dan diteteskan asam sulfat dengan hati-hati sehingga
terbentuk 2 lapisan zat cair. Cairan tadi dipisahkan ke dalam corong pisah, dan dipisahkan etil
bromidanya (lapisan atas). Cairan etil bromida dimasukkan ke dalam corong pisah, dinetralkan
dengan larutan Natrium Bikarbonat, dikocok hati-hati. Kemudian etil bromidanya dipisahkan ke
dalam Erlenmeyer.
3. Pemurnian:
Cairan dikeringkan dalam Erlenmeyer tadi dengan butir-butir CaCl2 anhidrat. Lalu ditutup
dengan gabus dan disaring melalui kertas saring yang kering ke dalam labu destilasi. Didestilasi
di atas penangas air, ditampung dalam botol yang bersih, dan ditimbang.
4. Hitung randemennya.
PERCOBAAN 3
SINTESIS ASETALDEHID

Tujuan Percobaan :
Mengetahui proses mekanisme terbentuknya asetaldehida

Alat dan Bahan :


Gelas ukur, Hot plate, Neraca analitik, Spatula, Labu alas datar, Statif dan Klem, Batang pengaduk,
Magnetic stirer, Beaker glass, Pipet tetes, Termometer,Erlenmeyer,Tabung reaksi, Pendingin Liebig,
Corong kaca, Heat mantle, Alat refluks, Penjepit tabung,Sumbat gabus, Pipa CaCl2; :K2Cr2O7, Etanol
95%, H2SO4 (P, Na2CO3, pH universal, fehling A + B, AgNO3, NH4OH, Aquadest, Es batu, Kertas
label, Vaselin, Karet,

Cara Kerja :
1. Rangkailah alat refluks
2. Timbanglah 5 g K2Cr2O7 menggunakan neraca analitik, kemudian masukkan ke dalam labu alas
datar.
3. Tambahkan 100 mL aquadest, homogenkan dengan magnetic stirer selama 15 menit
4. Masukkan 25 mL etanol 95% ke dalam beaker glass, kemudian tambahkan 15 mL
H2SO4(p.a) secara perlahan lahan melalui dinding beaker glass. Homogenkan campuran dan
didinginkan dengan es batu
5. Matikan stirer, dan tambahkan campuran tersebut ke dalam labu alas datar melalui dindingnya.
6. Nyalakan stirer dan direfluks selama 20 menit
7. Rangkaiah alat destilasi
0
8. Destilasi campuran K2Cr2O7 , etanol dan H2SO4 selama 1 jam 15 menit dengan suhu 60 – 80 C
9. Hitung volume destilat yang diperoleh kemudian netralkan destilat dengan larutan Na2CO3 0,1 M

Uji Fehling AB
x Ambil 5 tetes destilat kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi
x Tambahkan 5 tetes fehling A dan 5 tetes fehling B
x Panaskan dan amati hasil yang diperoleh

Uji Tollens
x Ambil 5 tetes destilat kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi
x Tambahkan 5 tetes AgNO3 dan 5 tetes NH4OH
x Panaskan dan amati hasil yang diperoleh
10
PERCOBAAN 4
SINTESIS ASAM ASETIL SALISILAT

Tujuan Percobaan :
Mempelajari reaksi asetilasi gugus fenol asam salisilat dengan gugus asetil dari asam asetat
andrida dalam sintesis senyawa asetil salisilat

Alat dan bahan :


Labu destilasi alas bulat, Gelas ukur, Pipet tetes, Batang pengaduk kaca, Gelas kimia,
Penangas air, Termometer, Corong Buchner, Vakum penghisap. Asam salisilat, H2SO4 p, Asam Asetat
Anhidrida, ethanol absolute, aquadest, larutan besi (III) klorida.

Cara Kerja :
1. Sintesis
Masukkan ke dalam labu alas bulat 10 gram asam salisilat, 15 gram asam asetat anhidrida dan 10
tetes asam sulfat pekat. Campuran diaduk dengan batang pengaduk sampai homogen, kemudian
0
panaskan di penangas air (suhu dijaga antara 50-60 C) sambil terus diaduk dengan thermometer
selama 15 menit (dicek dengan FeCl3 untuk memastikan reaksi berjalan optimal)
2. Isolasi
Campuran hasil sintesis didinginkan dengan terus diaduk dan ditambahkan 150 mL aquadest
dingin yang kemudian disaring dengan 1 set corong Buchner dan vakum penghisap. Residu hasil
isolasi dikeringkan, kemudian ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik dan dihitung
rendemennya.
3. Pemurnian
Pemurnian dilakukan dengan metode rekristalisasi sebagai berikut : timbang senyak 1 gram
serbuk/kristal hasil isolasi, kemudian larutkan dengan pelarut (campuran 30% etanol absolut dan 75%
aquadest) sampai tepat larut, dipanaskan dengan penangas air sampai kristal terlarut sempurna, lalu
dinginkan perlahan-lahan sampai diperoleh kristal bentuk jarum. Hasil rekristalisasi dikeringkan, dan
dihitung recovery-nya.
4. Identifikasi Hasil Sintesis
a. Hasil rekristalisasi dicek dengan FeCl3.
b. Analisis organoleptis meliputi warna, bau dan bentuk kristal.
c. Dihitung jarak leburnya dengan alat pengukur titik lebur.
d. Dibandingkan dengan teori.

11
12
PERCOBAAN 5
SINTESIS ETIL ASETAT

Tujuan Percobaan :
Memahami reaksi esterifikasi asam karboksilat dan alkohol

Alat dan Bahan :


Etanol, Asam asetat, H2SO4 (p., Batu didih, Aquadest, Na2CO3 20 %, Air es, Kertas lakmus biru, Alat
refluks, Alat distilasi

Cara Kerja :
1. Buat larutan Na2CO3 20% sebanyak 200 mL
2. Ke dalam labu didih dasar bulat, masukkan 25 ml etanol dan 30 ml asam asetat. Tambahkan
asam sulfat pekat 5 ml hati – hati, labu digoyang sempurna sambil didinginkan dalam air
3. Labu kemudian disambungkan dengan kondenser refluk terbalik, panaskan campuran dengan
waterbath selama 70 menit . Setelah dingin, campuran reaksi didestilasi sampai didapat destilat
sebanyak 2/3 volume, pada suhu 74-76˚C.
4. Hasil destilat dimasukkan ke dalam corong pemisah, pisahkan lapisan airnya kalau ada
5. Cuci lapisan ester dengan larutan Na2CO3 20% sebanyak dua kali
6. Hitung randemen
7. Identifikasi Hasil Sintesis
a. Analisis organoleptis meliputi warna dan bau.
b. Pengukuran indeks bias dengan menggunakan refraktometer.
c. Bandingkan hasil sintesis dengan teori.

13
PERCOBAAN 6
SINTESIS METIL SALISILAT

Tujuan Percobaan :
Mempelajari reaksi esterifikasi dari gugus karboksil asam salisilat dengan gugus hidroksil dari
methanol dalam suasana asam

Alat dan bahan


Labu destilasi, Gelas ukur, Pipet tetes, Gelas kimia, Kertas saring,Corong pisah, Cawan porselen,
Kaca arloji. Alat refluks. Asam salisilat, H2SO4 p, batu didih, NaHCO3, metanol absolute, anhidrida
asam salisilat, aquadest.

Cara Kerja :
1. Masukan 7 gram Asam Salisilat, 18 ml Metanol ke dalam labu didih
2. Tambahkan H2SO4 pekat dan batu didih
3. Refluks pada penangas air selama 1,5 jam.
4. Destilasi kelebihan methanol pada penangas air
5. Tuang residu ke dalam kira-kira 250 ml air dalam corong pisah, kocok campuran
6. Cuci lapisan ester dengan 25 ml air dan larutan natrium bikarbonat pekat
7. Keringkan dengan MgSO4 anhidrat
8. Hitung rendemen

Identifikasi Hasil Sintesis


1. Analisis organoleptis meliputi warna dan bau.
2. Pengukuran indeks bias dengan menggunakan refraktometer.
3. Bandingkan hasil sintesis dengan teori.
PERCOBAAN 7
2,5-BIS-(4-HIDROKSI-3-METOKSIBENZILIDIN)SIKLOPENTANON (PGV-0)

Tujuan Percobaan :
Mempelajari reaksi kondensasi pada senyawa karbonil dalam sintesis senyawa 2,5-bis-(4-
hidroksi-3-metoksibenzilidin)siklopentanon atau PGV-0

Alat dan bahan :


Alat-alat yang digunakan antara lain : Labu alas bulat leher tiga, Gelas ukur, Pipet tetes, Pipet
Ukur, Propipet, Batang pengaduk kaca, Spatula, Sendok Tanduk, Gelas kimia, Erlenmayer, Cawan
Petri, Kertas Saring, pH Universal, Penangas air, Termometer, Corong Buchner dan Erlenmayer
Hisap, Vakum penghisap, Stirrer Bar, Magnetic Stirrer, melting point, Heating Mantle,
spektrofotometer UV-Vis.
Bahan-bahan yang digunakan antara lain :Vanilin, Siklopentanon, HCl pekat, Asam Asetat,
ethanol absolute, etanol p.a, aquadest.

Cara Kerja :
1. Sintesis
a. Sebanyak 0,033 mol vanilin direaksikan dengan siklopentanon 0,015 mol dimasukkan
dalam labu alas bulat leher tiga, dimana leher pertama dan ketiga ditutup rapat
sedangkan leher kedua ditempatkan pengaduk.
b. Campuran diaduk secara manual (dengan batang pengaduk) sampai dihasilkan
campuran yang lembek (semua vanilin telah terbasahi oleh siklopentanon).
c. Selama pengadukan dilakukan penambahan HCl pekat sebanyak 3 tetes. Pengadukan
dihentikan apabila campuran telah bereaksi dan mengalami perubahan warna
(menjadi kuning kecoklatan) serta telah membentuk pasta.
d. Selanjutnya campuran diaduk dengan pengaduk motorik (magnetic stirrer) pada suhu
kamar selama 30-60 menit.
e. Kemudian campuran didiamkan selama 2-3 hari
2. Isolasi
a. Campuran yang telah mengalami pendiaman dan membentuk padatan dikeluarkan
dari labu leher tiga. Selanjutnya digerus dengan mortir sampai lembut dan dimaserasi
dengan campuran asam asetat : air (1:1) dalam kondisi dingin.
b. Hasil maserasi kemudian disaring dan disedot secara vakum menggunakan corong
Buchner.
c. Residu dicuci dengan asam asetat : air (1:1) dalam keadaan dingin sampai warna
hijau kehitaman hilang. Pencucian dihentikan apabila residunya telah terbentuk warna
kuning cerah.
d. Residu dicuci lagi dengan air panas sampai netral (cek pH), kemudian disaring.
e. Keringkan residu, timbang dan hitung rendemennya.
3. Pemurnian
a. Timbang sebanyak 1 gram serbuk.
b. Larutkan dalam etanol : air (5:2) panas sampai tepat larut (bantu dengan pemanasan
untuk menyempurnakan kelarutan).
c. Setelah larut sempurna, kemudian disaring lagi menggunakan corong Buchner.
Supernatan ditampung dalam air dingin.
d. Kristal yang terbentuk disaring.
0
e. Kristal yang diperoleh kemudian dikeringkan di almari pengering pada suhu 40-50 C,
ditimbang dan dihitung recovery-nya.
4. Identifikasi Hasil Sintesis
a. Analisis organoleptis meliputi warna, bau dan bentuk kristal.
b. Diukur jarak leburnya dengan alat pengukur titik lebur (melting point).
c. Bandingkan hasil pengukuran jarak lebur yang diperoleh dengan teori.
d. Pengujian dengan spektrofotometer UV-Vis : senyawa hasil sintesis dilarutkan dalam
etanol p.a, dicari bentuk spektra UV-Vis dan serapan maksimumnya, dibandingkan
dengan senyawa vanilin
e. Hasil pengukuran dengan spektrofotometer UV-Vis (bandingkan dengan teori, cari
spektrum PGV-0 referensi) tentukan ada berapa puncak?, dan berapa saja panjang
gelombang maksimumnya?
PERCOBAAN 8
SINTESIS IODOFORM

Tujuan Percobaan :
Mengetahui cara pembuatan iodoform dari reaksi iodium dalam KI dan NaOH dalam aseton dan
memahami proses haloform

Alat dan Bahan


Gelas kimia, Corong, Desikator, Pompa isap, Kertas saring, Penangas air, Timbangan, KI, Aseton,
NaOH 10%, Iodium, Methanol atau etanol dan aquadest, AgNO3.

Cara Kerja :
1. Buat larutan iodin : 3,125 g iodin dan 6,25 g KI larutkan dalam 100 ml pada gelas kimia
kocok hingga semua zat larut, tambahkan 3 ml aseton dan 15 ml NaOH 10% sambil diaduk –
aduk
2. Setelah terbentuk endapan diamkan 10 menit lalu saring dengan memakai pompa isap sampai
kering, kemudian kristal yang terbentuk dicuci dengan aquadest dingin 2-3 kali hingga tidak
beraksi alkalis (cek dengan kertas pH universal.
3. Murnikan kristal iodoform : Larutkan kristal iodoform dengan sedikit etanol (alkohol) sampai
tepat larut dalam labu alas bulat yang telah dilengkapi pendingin balik, panaskan sampai larut
dan saring dalam keadaan panas untuk memisahkan kotoran menggunakan penyaring panas
(corong Buchner direndam dahulu dalam air panas). Filrate didinginkan sambil digoyang-
goyang hingga terbentuk kristal kembali dimana iodoform mengendap sempurna sebagai
kristal kuning. Dinginkan dan saring dengan memakai pompa isap (corong buchner). Cuci
endapan iodoform dengan air dan biarkan kering dalam desikator
4. Hitung randemen

Identifikasi
1. Tentukan titik lebur (cek dengan teori).
2. Organoleptis (cek dengan teori).
3. Tes dengan larutan perak nitrat.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan RI.


th
Anonim, 2006, The Merck Index on Ebcycloppedia of Chemicals, Drugs and Biologicals, 14 Edition,
Merck&Co., INC, USA.
Bresnick, S. 2003. Intisari Kimia Organik. Jakarta: Hipokrates.
Fessenden, R. J and Fessenden, J.S. 1986. Kimia Organik, Jilid II, Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.
Hart, Harold. 1990. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Kurniawati, I., 1999, Metode Analisis Kuantitatif Pentagamavunon-0 pada Tikus Putih, Skripsi,
Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Markham, K. R., 1998, Cara Mengidentifikasi Flavonoid, Penerbit ITB, Bandung, hal 1.
Mc Murry, J., 1984, Organic Chemistry, John Willey and Son.
Vogel, A, I., 1964, Text Book of Practical Organic Chemistry Including Qualitative Organic Analysis,
edisi ketiga, Longmans, Green and Co LTD, London
Williamson, dkk. 2007. Macroscale and Microscale Organic Experiments, Cengange learning Inc,
Belmot.
Windholz, M, 2001, The Merck Index on Ebcycloppedia of Chemicals and Drugs, Rahway, N.S,
USA.

Anda mungkin juga menyukai