Anda di halaman 1dari 106

PPA FEB UI

CA Review :
Pelaporan Korporat
(Pilihan Ganda)
PELAPORAN KORPORAT: ASET LANCAR
LO – 1: Menentukan, menerapkan, dan mengevaluasi kebijakan pelaporan
korporat dari perusahaan dan grup perusahaan, baik laporan keuangan, laporan
tahunan, maupun laporan terintegrasi.
LO – 2: Mampu mengevaluasi dan menerapkan keterampilan professional dan
pengetahuan teknis standar akuntansi secara integral.

Pencapaian Pembelajaran:
a.
b.
c.
PPA FEB UI
Menjelaskan cakupan instrumen keuangan.
Menjelaskan kriteria dan cakupan aset lancar.
Menerapkan dan menganalisis akuntansi persediaan di perusahaan
manufaktur.
d. Menerapkan akuntansi untuk persediaan yang berasal dari aset biologis.
e. Mengevaluasi kebijakan akuntansi persediaan yang diterapkan oleh
perusahaan.
f. Mengevaluasi penerapan akuntansi aset tidak lancer tersedia untuk dijual.

2
PELAPORAN KORPORAT: ASET LANCAR

PILIHAN GANDA - SOAL 36

Item manakah yang tidak dapat dikapitalisasi ke dalam nilai


persediaan?
a. Bea masuk
b. Biaya transportasi pembelian

PPA FEB UI
c. Biaya bunga pinjaman untuk pembelian
d. Biaya asuransi dalam perjalanan

3
PELAPORAN KORPORAT: ASET LANCAR

PEMBAHASAN SOAL 36
JAWABAN: C

PENJELASAN:
Menurut PSAK 14: Persediaan, biaya perolehan mencakup biaya pembelian,
biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam

PPA FEB UI
kondisi dan lokasi saat ini. Oleh karena itu, opsi A, B, dan D dapat
dikapitalisasi ke dalam nilai persediaan.

Adapun biaya pinjaman hanya dapat dikapitalisasi pada aset kualifikasian,


yaitu aset yang membutuhkan waktu yang cukup lama agar siap digunakan
atau dijual sesuai dengan maksudnya. Persediaan tidak termasuk ke dalam
aset kualifikasian, sehingga biaya pinjaman untuk perolehannya (opsi C) tidak
dapat dikapitalisasi.

4
PELAPORAN KORPORAT: ASET LANCAR

PILIHAN GANDA - SOAL 37


Pada 31 Desember 2020, stok barang dalam gudang PT MNO adalah sebesar
Rp1.000.000. Diketahui bahwa nilai tersebut mencakup:
• Barang konsinyasi dari PT Sumatra senilai Rp100.000; dan
• Barang bill-and-hold pelanggan PT Kalimantan senilai Rp200.000.

Di samping itu, diketahui juga bahwa terdapat item-item dalam transit (tidak

PPA FEB UI
termasuk dalam saldo Rp1.000.000 di atas):
• Pembelian barang, f.o.b. shipping point, senilai Rp150.000;
• Pembelian barang, f.o.b. destination point, senilai Rp120.000;
• Penjualan barang, f.o.b. shipping point, senilai Rp60.000; dan
• Penjualan barang, f.o.b. destination point, senilai Rp80.000.

Nilai persediaan yang harus disajikan PT MNO dalam Laporan Posisi Keuangan per 31
Desember 2020 adalah sebesar…
a. Rp880.000
b. Rp930.000
c. Rp1.480.000
d. Rp1.530.000
5
PELAPORAN KORPORAT: ASET LANCAR

PEMBAHASAN SOAL 37
JAWABAN: B

PENJELASAN:
Bill and hold: Menurut PSAK 72:Pendapatan dari Kontrak Pelanggan,
penjualan bill and hold terjadi saat pengiriman ditunda sesuai permintaan

PPA FEB UI
pembeli, tetapi pembeli mendapatkan hak milik dan menerima tagihan.
Sehingga, item ini tidak masuk dalam saldo persediaan entitas.

Konsinyasi: Pendapatan diakui oleh pengirim (consignor) ketika barang dijual


oleh penerima (consignee). Selama item belum terjual, penjual tetap
mencatat persediaan dalam buku. Item ini juga tidak masuk dalam saldo
persediaan entitas.

6
PELAPORAN KORPORAT: ASET LANCAR

PEMBAHASAN SOAL 37
PENJELASAN (lanjutan):
Item dalam transit: Menurut PSAK 14: Persediaan, persediaan diakui sebagai
beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Lebih
lanjut, PSAK 72 mensyaratkan pengakuan pendapatan ketika entitas
menyelesaikan kewajiban pelaksanaan dengan mengalihkan barang atau jasa

PPA FEB UI
yang dijanjikan (yaitu aset) kepada pelanggan. Aset dialihkan ketika pelanggan
memperoleh pengendalian atas aset.

Dalam transaksi jual-beli yang menggunakan incoterm f.o.b. shipping point,


pengendalian atas aset oleh pelanggan selama dalam transit. Sebaliknya, bila
incoterm f.o.b. destination point digunakan, pengendalian atas aset oleh
penjual selama dalam transit

7
PELAPORAN KORPORAT: ASET LANCAR

PEMBAHASAN SOAL 37
PENJELASAN (lanjutan):

Item Perhitungan Jumlah


Stok barang dalam gudang: 1.000.000

PPA FEB UI
Dikurangi:
• Barang konsinyasi (100.000)
• Barang bill-and-hold (200.000)
Ditambah:
• Pembelian barang, f.o.b. shipping point 150.000
• Penjualan barang, f.o.b. destination point 80.000
Total persediaan 31 Desember 2020 930.000

8
PELAPORAN KORPORAT: ASET LANCAR

PILIHAN GANDA - SOAL 38


PT Sindoro menggunakan metode MPKP (FIFO) untuk penghitungan biaya
persediaannya. Data berikut ini terkait dengan transaksi PT Sindoro selama tahun
2020:
Januari Persediaan awal 1.500 unit @ Rp 2.500

PPA FEB UI
Februari Pembelian 1.000 unit @ Rp 2.400
Juli Pembelian 2.500 unit @ Rp 2.600
Oktober Pembelian 2.000 unit @ Rp 2.400
Desember Persediaan akhir 2.500 unit
Hitunglah saldo akhir per 31 Desember 2020:
A. Rp 6.250.000
B. Rp 6.000.000
C. Rp 6.500.000
D. Rp 6.100.000

9
PELAPORAN KORPORAT: ASET LANCAR

PEMBAHASAN SOAL 38
JAWABAN: D

PENJELASAN:
Jumlah persediaan akhir sebanyak 2500 unit
2000 unit berasal dari pembelian terakhir yaitu Oktober dengan total biaya

PPA FEB UI
pembelian sebesar Rp2.400.
500 unit berasal dari pembelian terakhir yaitu Juli dengan total biaya
pembelian sebesar Rp2.600.
= 2000 x Rp2.400 + 500 x Rp2.600
= 4.800.000 + 1.300.000
= 6.100.000

10
PELAPORAN KORPORAT: ASET LANCAR

PILIHAN GANDA - SOAL 39


Pada akhir tahun 2019, PT Rosalina mengidentikasi nilai persediaannya.
Diketahui nilai jual persediaan adalah Rp10.000.000 dengan estimasi biaya
penyelesaian dan estimasi biaya penjualan adalah masing-masing Rp500.000
dan Rp2.000.000. Nilai persediaan menurut biaya perolehannya adalah
Rp9.500.000. Perusahaan menyajikan

PPA FEB UI
a. Persediaan dalam Laporan Posisi Keuangan sebesar Rp8.000.000 dan rugi
penurunan nilai persediaan dalam Laporan Laba Rugi sebesar
Rp2.000.000
b. Persediaan dalam Laporan Posisi Keuangan sebesar Rp7.000.000 dan rugi
penurunan nilai persediaan dalam Laporan Laba Rugi sebesar
Rp2.500.000
c. Persediaan dalam Laporan Posisi Keuangan sebesar Rp7.500.000 dan rugi
penurunan nilai persediaan dalam Laporan Laba Rugi sebesar
Rp2.000.000
d. Persediaan dalam Laporan Posisi Keuangan sebesar Rp9.500.000

11
PELAPORAN KORPORAT: ASET LANCAR

PEMBAHASAN SOAL 39
JAWABAN: C

PENJELASAN:
Persediaan diukur berdasarkan nilai yang lebih rendah antara nilai perolehan dan nilai
realisasi neto (net realizable value), yaitu estimasi harga jual dikurangi dengan estimasi

PPA FEB UI
biaya penyelesaian dan estimasi biaya diperlukan untuk membuat penjualan.
Nilai jual persediaan Rp10.000.000
Dikurangi: Estimasi biaya penyelesaian Rp500.000
Estimasi biaya penjualan Rp2.000.000 (Rp2.500.000)
Nilai realisasi neto Rp7.500.000
Nilai persediaan (biaya perolehan) Rp 9.500.000
Kerugian penurunan nilai persediaan Rp2.000.000

Persediaan disajikan sebesar nilai realisasi neto (nilai realisasi neto < biaya
perolehan) yakni Rp7.500.000 dan mengakui kerugian penurunan nilai dalam laba
rugi sebesar Rp2.000.000

12
PELAPORAN KORPORAT: ASET LANCAR

PILIHAN GANDA - SOAL 40


Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual harus berada dalam keadaan
“penjualannya sangat mungkin terjadi (highly probable).” Berikut ini yang bukan
merupakan contoh tindakan yang dapat dilakukan oleh manajemen perusahaan
untuk mencapai keadaan tersebut:
a. Manajemen berkomitmen terhadap rencana penjualan aset, menentukan

PPA FEB UI
harga dan waktu, serta disinsentif untuk wanprestasi
b. Memulai suatu program aktif untuk mencari pembeli dan menyelesaikan
rencana penjualan aset
c. Aset harus dipasarkan secara aktif pada harga yang pantas sesuai dengan nilai
wajar kininya
d. Manajemen perusahaan telah menyiapkan rencana cadangan mengenai aset
yang dimiliki untuk dijual tersebut seandainya terjadi pembatalan atas
rencana

13
PELAPORAN KORPORAT: ASET LANCAR

PEMBAHASAN SOAL 40
JAWABAN: D

PENJELASAN:
Agar penjualan tersebut dapat dikatakan sangat mungkin terjadi, maka
manajemen perlu:

PPA FEB UI
- Harus ada komitmen dari manajemen untuk melakukan penjualan.
- Harus memulai program aktif untuk mencari pembeli dan menyelesaikan
rencana terebut.
- Aset (atau kelompok lepasan) harus dipasarkan secara aktif pada harga
yang pantas sesuai dengan nilai wajar kini.
- Penjualan diperkirakan dapat terpenuhi dalam waktu satu tahun dari
tanggal klasifikasi kecuali diizinkan
- Tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan rencana tersebut
harus mengindikasikan bahwa tidak mungkin terjadi perubahan signifkan
atau pembatalan rencana tersebut.

14
PELAPORAN KORPORAT: ASET LANCAR

PILIHAN GANDA - SOAL 41


Pada tanggal 1 Januari 2017, PT PQR membeli sebuah mesin seharga
Rp100.000.000, didepresiasikan secara garis lurus selama 10 tahun tanpa
nilai sisa. Pada tanggal 1 Januari 2019, aset direklasifikasi menjadi dikuasai
untuk dijual dan diakui pada nilai Rp75.000.000.

PPA FEB UI
Aset kembali direklasifikasi menjadi aset tetap pada tanggal 1 Januari 2021.
Jika diketahui bahwa nilai terpulihkan aset adalah Rp70.000.000, maka nilai
tercatat aset seharusnya adalah:
a. Rp56.250.000
b. Rp60.000.000
c. Rp70.000.000
d. Rp75.000.000

15
PELAPORAN KORPORAT: ASET LANCAR

PEMBAHASAN SOAL 41
JAWABAN: B

PENJELASAN:
Pada tanggal 1 Januari 2019, saat aset direklasifikasi menjadi dikuasai untuk dijual, nilai
tercatat aset adalah Rp80.000.000 (Rp100.000.000 – (2 / 10 * Rp100.000.000)). Pada

PPA FEB UI
waktu reklasifikasi menjadi aset tetap yang tersedia untuk dijual, aset harus diukur pada
jumlah yang lebih rendah antara (a) jumlah tercatat dan (b) nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual. Setelah dibandingkan dengan nilai wajar dikurangi biaya penjualan, nilai
tercatat baru aset adalah Rp75.000.000.

Pada waktu reklasifikasi kembali menjadi aset tetap, aset harus diukur pada jumlah yang
lebih rendah antara (a) jumlah tercatat aset seolah-olah tidak pernah diklasifikasikan
sebagai dikuasai untuk dijual dan (b) jumlah terpulihkan.
Seandainya aset tidak pernah direklasifikasi menjadi dikuasai untuk dijual, nilai tercatat
adalah Rp60.000.000 (Rp100.000.000 – (4 / 12 x Rp100.000.000)). Nilai tercatat baru
tidak boleh melebihi nilai ini.

16
PELAPORAN KORPORAT: ASET TIDAK LANCAR
LO – 1: Menentukan, menerapkan, dan mengevaluasi kebijakan pelaporan
korporat dari perusahaan dan grup perusahaan, baik laporan keuangan, laporan
tahunan, maupun laporan terintegrasi.
LO – 2: Mampu mengevaluasi dan menerapkan keterampilan professional dan
pengetahuan teknis standar akuntansi secara integral.

Pencapaian Pembelajaran:
a.
b. PPA FEB UI
Menjelaskan kriteria dan cakupan aset tidak lancar.
Menerapkan akuntansi property investasi, aset tetap, aset tidak berwujud,
dan aset biologis.
c. Menerapkan akuntansi penurunan nilai atas aset tidak lancar.
d. Mengevaluasi kebijakan akuntansi atas properti investasi, aset tetap, aset
tidak berwujud, dan aset biologis.

17
PELAPORAN KORPORAT: ASET TIDAK LANCAR

PILIHAN GANDA - SOAL 42


PT Kinara dan PT Kinasih mengadakan transaksi pertukaran mesin Nilai
tercatat dan nilai wajar mesin yang diserahkan PT Kinara berturut-turut
sebesar Rp 120 juta dan Rp 135 juta. Sedangkan nilai tercatat dan nilai wajar
mesin yang diserahkan PT Kinasih adalah Rp 220 juta dan Rp 200 juta.
Kas sejumlah Rp 65 juta diserahkan kepada PT Kinasih. Nilai perolehan mesin

PPA FEB UI
yang akan dicatat PT Kinara adalah sebesar:
a. Rp185 juta jika pertukaran tidak memiliki substansi komersial
b. Rp200 juta jika pertukaran tidak memiliki substansi komersial
c. Rp220 juta jika pertukaran memiliki substansi komersial
d. Rp265 juta jika pertukaran memiliki substansi komersial

18
PELAPORAN KORPORAT: ASET TIDAK LANCAR

PEMBAHASAN SOAL 42
JAWABAN: A

PENJELASAN:
Nilai tercatat mesin yang diserahkan = Rp 120 juta
Nilai wajar mesin yang diserahkan = Rp 135 juta

PPA FEB UI
Keuntungan = Rp 15 juta

Pada transaksi pertukaran yang memiliki substansi komersial, jika entitas dapat menentukan
nilai wajar secara andal aset yang diterima atau diserahkan, maka nilai wajar dari aset yang
diserahkan digunakan untuk mengukur biaya perolehan dari aset yang diterimakecuali jika
nilai wajar aset yang diterima lebih jelas. Oleh karena itu nilai perolehan mesin = nilai wajar
mesin yang diserahkan PT Kinara + kas yang dibayarkan = Rp135 juta + Rp 65 juta = Rp 200
juta.

Pada transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial, keuntungan dari pertukaran
tidak boleh diakui, sehingga nilai perolehan mesin = Rp 200 juta – Rp 15 juta = Rp 185 juta

19
PELAPORAN KORPORAT: ASET TIDAK LANCAR

PILIHAN GANDA - SOAL 43


PT Chandelier menerapkan penerapan model revaluasi untuk aset tetap kelompok
tanah. Dari hasil revaluasi menunjukkan tanah PT Chandelier memiliki nilai wajar
Rp650.000.000, sedangkan nilai tercatat tanah tersebut Rp680.000.000. Jika pada
tanggal tersebut saldo surplus revaluasi (hasil revaluasi sebelumnya) sebesar
Rp12.000.000. Berikut pernyataan yang benar adalah:

PPA FEB UI
A. Nilai aset tetap yang akan dilaporkan dalam laporan posisi keuangan sebesar
Rp680.000.000
B. Nilai surplus revaluasi yang dilaporkan dalam bagian ekuitas laporan posisi
keuangan sebesar Rp18.000.000
C. Nilai kerugian akibat revaluasi yang dilaporkan dalam bagian penghasilan
komprehensif lain pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
sebesar Rp30.000.000
D. Nilai kerugian akibat revaluasi yang dilaporkan dalam bagian laba rugi pada
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain sebesar Rp18.000.000

20
PELAPORAN KORPORAT: ASET TIDAK LANCAR

PEMBAHASAN SOAL 43
JAWABAN: D

PENJELASAN:
Pengaruh ke
Akibat Revaluasi

PPA FEB UI
OCI Laba Rugi
Meningkat Jika tidak memiliki kerugian Jika memiliki kerugian akibar
akibat revaluasi periode- revaluasi periode-periode
periode sebelumnya sebelumnya
Turun Jika memiliki saldo surplus Jika tidak memiliki saldo
revaluasi akibat revaluasi surplus revaluasi akibat
periode-periode sebelumnya revaluasi periode-periode
sebelumnya

21
PELAPORAN KORPORAT: ASET TIDAK LANCAR

PEMBAHASAN SOAL 43
PENJELASAN (lanjutan):
Surplus Revaluasi 12.000.000
Kerugian Penurunan Nilai 18.000.000
Tanah 30.000.000

Tanah PPA FEB UI


Setelah penyesuaian nilai wajar, maka penyajian pada Laporan Posisi Keuangan:
= Rp 650 juta
Surplus revaluasi = Rp 0 (dilaporkan pada bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan)

Penyajian pada Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain:


Kerugian penurunan nilai = Rp 18 juta (pada bagian laba rugi)
Penurunan surplus revaluasi = Rp 12 juta (pada bagian penghasilan komprehensif lain)

22
PELAPORAN KORPORAT: ASET TIDAK LANCAR

PILIHAN GANDA - SOAL 44


Mesin milik PT VWX dibeli pada tanggal 1 Januari 2014 seharga
Rp100.000.000. Perusahaan mendepresiasi secara garis lurus selama 10
tahun tanpa nilai sisa. Pada tanggal 31 Desember 2018, perusahaan mencatat
rugi penurunan nilai sebesar Rp10.000.000.

PPA FEB UI
Berapakah nilai tercatat aset pada tanggal 31 Desember 2019, diketahui
bahwa nilai terpulihkan dari mesin adalah sebesar Rp42.000.000?
a. Rp30.000.000
b. Rp32.000.000
c. Rp40.000.000
d. Rp42.000.000

23
PELAPORAN KORPORAT: ASET TIDAK LANCAR

PEMBAHASAN SOAL 44
JAWABAN: C

PENJELASAN:
Pada tanggal 31 Desember 2019, nilai tercatat aset adalah sebesar
Rp32.000.000. Angka ini diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:

PPA FEB UI
Biaya perolehan
Akumulasi depresiasi
Akumulasi rugi penurunan nilai
Rp100.000.000
(58.000.000)
(10.000.000)
*

*) Antara tanggal 1 Januari 2014 hingga 31 Desember 2018, nilai depresiasi


tahunan adalah Rp10.000.000 (Rp100.000.000/10 tahun). Setelah
pengakuan rugi penurunan nilai, nilai depresiasi berubah menjadi
Rp8.000.000 (Rp40.000.000/5 tahun).

24
PELAPORAN KORPORAT: ASET TIDAK LANCAR

PEMBAHASAN SOAL 44
PENJELASAN (lanjutan):
Pada tanggal 31 Desember 2019, selisih antara nilai terpulihkan dengan nilai
tercatat aset adalah Rp10.000.000 (Rp42.000.000–Rp32.000.000). Kemudian,
entitas perlu menghitung berapa nilai tercatat aset seolah-olah tidak pernah
terjadi penurunan nilai sebelumnya. Bila tidak pernah terjadi rugi penurunan

PPA FEB UI
nilai, nilai tercatat adalah:
Biaya perolehan Rp100.000.000
Akumulasi depresiasi (60.000.000) (6/10 * Rp100.000.000)
Nilai tercatat (as if) Rp40.000.000

Dengan demikian, rugi penurunan nilai yang dapat dibalik adalah sebesar
Rp8.000.000, agar nilai tercatat aset tidak melampaui nilai tercatat
seandainya tidak pernah terjadi penurunan nilai sebelumnya.

25
PELAPORAN KORPORAT: ASET TIDAK LANCAR

PILIHAN GANDA - SOAL 45


Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut:
i. Pengeluaran untuk menyiapkan aset mulai dilakukan
ii. Biaya pinjaman mulai muncul
iii. Terdapat pinjaman yang dikhususkan untuk mendanai konstruksi
iv. Aktivitas konstruksi aktif mulai dilaksanakan

PPA FEB UI
Kapitalisasi biaya pinjaman dilakukan jika…
a. (i), (ii), dan (iii)
b. (i), (ii), dan (iv)
c. (i), (ii), (iii), dan (iv)
d. Salah satu syarat terpenuhi

26
PELAPORAN KORPORAT: ASET TIDAK LANCAR

PEMBAHASAN SOAL 45
JAWABAN: B

PENJELASAN:
Menurut PSAK 26: Biaya Pinjaman, kapitalisasi biaya pinjaman berlangsung
selama kondisi berikut terpenuhi:

PPA FEB UI
a. Terjadi pengeluaran untuk konstruksi aset;
b. Terjadi biaya pinjaman; dan
c. Entitas telah melakukan aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan
aset agar dapat digunakan atau dijual sesuai dengan intensinya.

Ketiadaan pinjaman yang spesifik digunakan untuk memperoleh aset


kualifikasian tidak menyebabkan bunga dilarang dikapitalisasi. Dengan
demikian, poin iii tidak tepat.

27
PELAPORAN KORPORAT: ASET TIDAK LANCAR

PILIHAN GANDA - SOAL 46

Di antara item-item di bawah ini, manakah yang merupakan


properti investasi?
a. Gedung pabrik yang digunakan sendiri
b. Tanah yang dimiliki tetapi belum ditentukan tujuan

PPA FEB UI
penggunaannya
c. Bangunan yang disewakan kepada karyawan sebagai rumah
dinas
d. Resor penginapan yang disewakan kepada pihak lain

28
PELAPORAN KORPORAT: ASET TIDAK LANCAR

PEMBAHASAN SOAL 46
JAWABAN: B

PENJELASAN:
Bila dilihat dari penggunaannya, properti investasi digunakan untuk menghasilkan
rental, kenaikan nilai, atau keduanya. Tanah yang dibeli namun belum ditentukan

PPA FEB UI
peruntukannya diklasifikasikan sebagai properti investasi karena pembelian tanah
cenderung untuk mencari kenaikan nilai. Sehingga, opsi B memenuhi kriteria
properti investasi.

Properti investasi tidak digunakan untuk produksi, tujuan administratif, atau dijual
dalam kegiatan usaha sehari-hari. Maka, opsi A tidak dapat digolongkan sebagai
properti investasi, tetapi sebagai aset tetap. Opsi C tidak dapat diklasifikasikan
sebagai properti investasi, karena penggunaan oleh karyawan dianggap sebagai
penggunaan sendiri oleh perusahaan. Opsi D tidak dapat diklasifikasikan sebagai
properti investasi, karena jasa yang diberikan oleh resor bersifat signifikan
terhadap keseluruhan perjanjian sewa.

29
PELAPORAN KORPORAT: ASET TIDAK LANCAR

PILIHAN GANDA - SOAL 47

Terkait industri pertambangan, pernyataan manakah yang tidak tepat terkait


aset eksplorasi dan evaluasi?
a. Dapat berbentuk aset tak berwujud ataupun berwujud
b. Bila direvaluasi, selisih positif dicatat pada penghasilan komprehensif lain

PPA FEB UI
c. Mencakup pengeluaran untuk mengembangkan sumber daya mineral
d. Direklasifikasi ketika kelayakan teknis dan komersial dapat dibuktikan

30
PELAPORAN KORPORAT: ASET TIDAK LANCAR

PEMBAHASAN SOAL 47
JAWABAN: C

PENJELASAN:
PSAK 64: Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya
Mineral secara eksplisit menyebutkan bahwa pengeluaran yang terkait

PPA FEB UI
dengan pengembangan sumber daya mineral tidak diakui sebagai aset
eksplorasi dan evaluasi.

31
PELAPORAN KORPORAT: ASET TIDAK LANCAR

PILIHAN GANDA - SOAL 48

Pada 1 Januari 2016, PT Luna membeli paten untuk satu produk baru dengan
harga Rp 120.000.000. Pada saat pembelian, paten berlaku untuk 10 tahun,
tetapi produk tersebut diestimasikan dapat bertahan di pasaran mencapai 12
tahun. Paten tersebut dapat diperbaharui, namun untuk melakukannya

PPA FEB UI
membutuhkan biaya yang signifikan. Pada 31 Desember 2021, produk
tersebut ditarik dari pasaran oleh pemerintah. Apabila paten diamortisasi
dengan metode garis lurus, maka nilai kerugian akibat penghentian
pengakuan aset tidak berwujud yang akan dicatat oleh PT Luna pada 2021:
A. Rp 120.000.000
B. Rp 48.000.000
C. Rp 60.000.000
D. Rp 70.000.000

32
PELAPORAN KORPORAT: ASET TIDAK LANCAR

PEMBAHASAN SOAL 48
JAWABAN: B

PENJELASAN:
Masa manfaat suatu aset tidak berwujud yang timbul dari kontrak atau hak legal
lainnya (contoh: paten) tidak dapat lebih panjang dari masa kontrak atau hak legal

PPA FEB UI
lainnya, tapi dapat lebih pendek tergantung dari periode kapan
aset dapat digunakan entitas.
Jika kontrak atau hak legal lainnya memiliki batasan yang dapat diperbarui, maka masa
manfaat dari aset takbewujud juga diperbarui hanya apabila terdapat bukti yang
mendukung pembaruan masa manfaat tidak menimbulkan biaya yang signifikan

Amortisasi per tahun = 120.000.000/10tahun =12.000.000/tahun


Akumulasi penyusutan sd 31 Desember 2021 = 6 x 12.000.000 =72.000.000
Nilai buku asset per 31 Desember 2021 = 48.000.000
Oleh karena itu, kerugian atas penghentian asset adalah Rp 48.000.000

33
PELAPORAN KORPORAT: ASET TIDAK LANCAR

PILIHAN GANDA - SOAL 49

PT Smart memiliki situs web dikembangkan secara internal yang digunakan


untuk melayani penjualan produk kepada pelanggan secara online. Saat ini,
PT Smart sedang menambah fitur pada situs web untuk meningkatkan user
experience. Bagaimana perlakukan akuntansi atas pengeluaran situs web

PPA FEB UI
tersebut
a. Diakui sebagai asset tetap karena situs web merupakan bagian yang tidak
terpisahkan computer
b. Diakui sebagai asset takberwujud karena untuk pengembangan situs web
yang mampu menghasilkan pendapatan
c. Diakui sebagai beban karena termasuk pengeluaran rutin untuk menjaga
kinerja situs web
d. Diakui sebagai beban karena dihasilkan secara internal

34
PELAPORAN KORPORAT: ASET TIDAK LANCAR

PEMBAHASAN SOAL 49
JAWABAN: B

PENJELASAN:
Walaupun dikembangkan sendiri, namun jika situs web entitas dapat
menghasilkan kemungkinan manfaat ekonomi masa depan, misalnya situs

PPA FEB UI
web dapat menghasilkan pendapatan langsung dari pesanan, maka situs web
diakui sebagai aset tak berwujud.

Penambahan fitur yang ditujukan untuk meningkatkan user experience bukan


merupakan pengeluaran rutin yang berasal dari kegiatan rutin untuk
maintenance situs web. Penambahan fitur web adalah sesuai dengan
kebutuhan user, yaitu pelanggan, dimana tujuan akhirnya adalah agar
pelanggan lebih nyaman sehingga lebih banyak yang melakukan pemesanan
produk pada situs web PT Smart.

35
PELAPORAN KORPORAT: ASET TIDAK LANCAR

PILIHAN GANDA - SOAL 50


Pemerintah setuju membantu pembiayaan riset PT STU dengan membantu
mendanai konstruksi pabrik perusahaan. Dari biaya konstruksi sebesar
Rp100.000.000, Pemerintah berkontribusi sebesar Rp20.000.000. Aset siap
untuk digunakan pada tanggal 1 Januari 2020 dan diperkirakan memiliki usia
manfaat 10 tahun, tanpa nilai sisa.

PPA FEB UI
Bila hibah pemerintah ini dicatat dengan menggunakan netting-off method,
nilai pendapatan yang diakui pada 1 Januari 2020 dan depresiasi aset pada
tanggal 31 Desember 2020 adalah:
a. Rp 0 dan Rp8.000.000
b. Rp 0 dan Rp10.000.000
c. Rp20.000.000 dan Rp8.000.000
d. Rp20.000.000 dan Rp10.000.000

36
PELAPORAN KORPORAT: ASET TIDAK LANCAR

PEMBAHASAN SOAL 50
JAWABAN: A

PENJELASAN:
Bila hibah Pemerintah dicatat dengan metode netting-off, maka hibah diakui
dalam laba rugi selama umur manfaat aset yang dapat disusutkan sebagai

PPA FEB UI
pengurang beban penyusutan.
Oleh karena itu, tidak ada pengakuan pendapatan hibah pada 1 Januari
2020. Hibah yang diterima akan mengurangi nilai aset yang tercatat, yaitu
Rp100.000.000 – Rp20.000.000 = Rp 80.000.000, sehingga depresiasi setiap
tahun adalah sebesar Rp8.000.000 (Rp80.000.000/10 tahun).

37
PELAPORAN KORPORAT: ASET TIDAK LANCAR

PILIHAN GANDA - SOAL 51

Berikut ini adalah contoh beberapa aset biologis:


1) Sapi perah
2) Tanaman jati
3) Pohon karet

PPA FEB UI
4) Tandan buah segar

Dari keempat aset biologis di atas, manakah yang diukur menggunakan nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual menurut PSAK 69?
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 1, 2 dan 4
d. 1, 2 dan 3

38
PELAPORAN KORPORAT: ASET TIDAK LANCAR

PEMBAHASAN SOAL 51 JAWABAN: C


Aset Biologis

Tanaman Hewan

Produksi
(Bearer).
Misal: pohon
sawit
PPA FEB UI
Produk
Misal:
buah
sawit
Non Produksi
(Consumable).
Misal: kayu,
tebu.
Produksi
(Bearer).
Misal: sapi
perah
Produk
Misal:
susu
Non Produksi
(Consumable).
Misal: sapi
potong.
sapi

PSAK 16 PSAK 69 (diukur pada nilai wajar dikurang biaya untuk menjual)
Produk agrikultur yang dipanen dari aset biologis milik entitas diukur pada nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual pada titik panen.Pengukuran seperti ini merupakan biaya pada tanggal tersebut ketika
menerapkan PSAK 14: Persediaan atau Pernyataan lain yang berlaku. Contoh: Nilai wajar tandan buah
segar (TBS) menjadi biaya bahan baku saat diolah menjadi crude palm oil (CPO)

39
PELAPORAN KORPORAT: SEWA
LO – 1: Menentukan, menerapkan, dan mengevaluasi kebijakan pelaporan
korporat dari perusahaan dan grup perusahaan, baik laporan keuangan, laporan
tahunan, maupun laporan terintegrasi.
LO – 2: Mampu mengevaluasi dan menerapkan keterampilan professional dan
pengetahuan teknis standar akuntansi secara integral.

Pencapaian Pembelajaran:
a.
b.
c.
PPA FEB UI
Menjelaskan cakupan sewa.
Menganalisis perjanjian yang mengandung sewa.
Menjelaskan perkembangan terkini akuntansi sewa.

40
PELAPORAN KORPORAT: SEWA

PILIHAN GANDA - SOAL 52

Berikut yang bukan merupakan kriteria sebuah kontrak


mengandung sewa adalah:
a. Terdapat aset identifikasian
b. Pelanggan memiliki hak untuk mendapatkan secara

PPA FEB UI
substansial seluruh manfaat ekonomik dari penggunaan aset
selama periode penggunaan
c. Pelanggan memiliki hak untuk mengarahkan penggunaan aset
d. Memiliki masa lebih dari 12 bulan

41
PELAPORAN KORPORAT: SEWA

PEMBAHASAN SOAL 52
JAWABAN: D

PENJELASAN:
Menurut PSAK 73, suatu kontrak merupakan, atau mengandung, sewa jika kontrak
tersebut memberikan hak untuk mengendalikan penggunaan aset identifikasian

PPA FEB UI
selama suatu jangka waktu untuk dipertukarkan dengan imbalan. Untuk menilai
apakah kontrak memberikan hak untuk mengendalikan penggunaan aset
identifikasian entitas menilai apakah:
(a) hak untuk mendapatkan secara substansial seluruh manfaat ekonomik
dari penggunaan aset identifikasian ; dan
(b) hak untuk mengarahkan penggunaan aset identifikasian.

Adapun masa sewa tidak menjadi kriteria untuk menilai kontrak mengandung
sewa, namun untuk sewa jangka-pendek (maks 12 bulan), Penyewa dapat
memilih untuk tidak menerapkan pengakuan aset hak guna dan liabilitas sewa.

42
PELAPORAN KORPORAT: SEWA

PILIHAN GANDA - SOAL 53

PT Marion menyewa mesin dengan nilai wajar Rp 165.000 selama 5 tahun.


Biaya langsung awal yang disepakati adalah Rp 1.050. Nilai kini atas
pembayaran sewa minimum yang didiskontokan dengan dengan tingkat
bunga implisit adalah Rp 158.400. Sedangkan, nilai kini atas pembayaran

PPA FEB UI
sewa minimum yang didiskontokan dengan dengan tingkat bunga
incremental adalah Rp 157.200. Berapakah nilai mesin dan liabilitas sewa
yang harus diakui dalam Laporan Keuangan PT Marion?
a. Aset hak guna - mesin Rp 165.000, liabilitas sewa Rp 158.400
b. Aset hak guna - mesin Rp 158.400, liabilitas sewa Rp 158.400
c. Aset hak guna - mesin Rp 159.450, liabilitas sewa Rp 158.400
d. Aset hak guna - mesin Rp 158.250, liabilitas sewa Rp 157.200

43
PELAPORAN KORPORAT: SEWA

PEMBAHASAN SOAL 53 JAWABAN: C

PENJELASAN:
Menurut PSAK 73, biaya perolehan aset hak-guna meliputi:
1. Liabilitas sewa: Jumlah pengukuran liabilitas sewa yang dihitung dari present value
pembayaran sewa
2. Pembayaran awal dikurangi insentif sewa

PPA FEB UI
3. Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee seperti biaya transportasi, instalasi, dsb
4. Estimasi biaya restorasi atau pembongkaran

Penyewa mengukur liabilitas sewa pada nilai kini pembayaran sewa yang belum dibayar
pada tanggal tersebut. Pembayaran sewa didiskontokan dengan menggunakan suku bunga
implisit dalam sewa, jika suku bunga tersebut dapat ditentukan. Jika suku bunga tersebut
tidak dapat ditentukan, maka penyewa menggunakan suku bunga pinjaman inkremental
penyewa.

Liabilitas Sewa = 158.400


Aset hak-guna = 158.400 + biaya langsung awal = 158.400 + 1.050 = 159.450

44
PELAPORAN KORPORAT: SEWA

PILIHAN GANDA - SOAL 54


Indikator manakah yang menunjukkan transaksi sewa bukan sewa
pembiayaan?
a. Pada awal sewa, nilai kini pembayaran sewa minimum mendekati nilai
wajar aset
b. Terdapat opsi membeli aset dengan harga beli sebesar nilai wajar aset

PPA FEB UI
c. Aset sewaan hanya bisa dipergunakan oleh lessee
d. Keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar residu menjadi hak
lessee

45
PELAPORAN KORPORAT: SEWA

PEMBAHASAN SOAL 54
JAWABAN: B
PENJELASAN:
Menurut PSAK 73, pesewa (lessor) mengklasifikasikkan masing-masing sewanya baik
sebagai sewa operasi atau sewa pembiayaan. Apakah suatu sewa merupakan sewa
pembiayaan atau sewa operasi bergantung pada substansi transaksi daripada

PPA FEB UI
bentuk kontraknya contoh situasi yang mengarah pada klasifikasi sewa pembiayaan
adalah:
a. Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa;
b. Lessee memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang diperkirakan cukup rendah
dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan (opsi B tidak
terpenuhi karena harga belinya tidak lebih rendah dari nilai wajar aset);
c. Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomik aset;
d. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial
mendekati seluruh nilai wajar aset sewaan (opsi A terpenuhi); dan
e. Aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat menggunakannya tanpa
perlu modifikasi yang material (opsi C terpenuhi).

46
PELAPORAN KORPORAT: SEWA

PEMBAHASAN SOAL 54
PENJELASAN (lanjutan):
Indikator lainnya adalah:
a. Jika lessee dapat membatalkan sewa, maka kerugian lessor yang terkait dengan
pembatalan tersebut ditanggung oleh lessee;
b. Keuntungan atau kerugian dari fluktuasi nilai wajar residu dibebankan pada lessee

PPA FEB UI
(opsi D terpenuhi); dan
c. Lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua
dengan nilai rental yang secara substansial lebih rendah daripada nilai wajar.

47
PELAPORAN KORPORAT: SEWA

PILIHAN GANDA - SOAL 55


PT XYZ memiliki sebuah mesin yang dibeli pada tanggal 1 Januari 2015. Pada
tanggal perolehan, mesin tersebut diperkirakan memiliki usia manfaat 15
tahun. Pada tanggal 1 Januari 2020, PT XYZ menyepakati kontrak untuk
menyewakan mesin tersebut kepada PT ABC. Kontrak yang akan berlangsung
selama 8 tahun memenuhi kriteria kontrak mengandung sewa.

PPA FEB UI
Pada akhir usia sewa, mesin tersebut akan dikembalikan kepada PT XYZ. Akan
tetapi, PT ABC memiliki opsi untuk membeli mesin tersebut pada harga yang
signifikan lebih murah dibanding nilai wajar, sehingga PT ABC kemungkinan
besar akan mengambil opsi tersebut.

Mesin tersebut harus didepresiasi oleh PT ABC selama…


a. 4 tahun
b. 8 tahun
c. 10 tahun
d. 15 tahun

48
PELAPORAN KORPORAT: SEWA

PEMBAHASAN SOAL 55
JAWABAN: C

PENJELASAN:
Jika sewa mengalihkan kepemilikan aset pendasar kepada penyewa pada
akhir masa sewa atau jika biaya perolehan aset hak-guna merefleksikan

PPA FEB UI
penyewa akan mengeksekusi opsi beli, maka penyewa menyusutkan aset
hak-guna dari tanggal permulaan hingga akhir umur manfaat aset pendasar.
Jika tidak, maka penyewa menyusutkan aset hak-guna dari tanggal permulaan
hingga tanggal yang lebih awal antara akhir umur manfaat aset hak-guna atau
akhir masa sewa.

Karena opsi beli kemungkinan besar dieksekusi, maka PT ABC sebagai lessee
menyusutkan aset sewa selama sisa masa manfaat yaitu dari 1 Januari 2020
sampai dengan 31 Desember 2030 (10 tahun).

49
PELAPORAN KORPORAT: SEWA

PILIHAN GANDA - SOAL 56


Pernyataan berikut yang benar terkait dengan PSAK 73: Sewa adalah…
a. Dengan berlakunya PSAK 73, penentuan suatu perjanjian mengandung
sewa atau tidak tetap diatur di ISAK 8.
b. Persyaratan transaksi sewa diklasifikasikan menjadi sewa pembiayaan
bagi lessor mengalami perubahan drastis dari pengaturan sebelumnya di

PPA FEB UI
PSAK 30.
c. Suatu transaksi sewa dimana lessor memiliki hak untuk mensubstitusi
aset selama periode penggunaan harus diklasifikasikan sebagai sewa
operasi.
d. Lessee dapat memilih untuk mengakui pembayaran sewa sebagai beban
atas sewa berjangka pendek.

50
PELAPORAN KORPORAT: SEWA

PEMBAHASAN SOAL 56
JAWABAN: D

PENJELASAN:
Berlakunya PSAK 73 menggantikan seluruh PSAK dan ISAK terkait dengan transaksi
sewa, yaitu:

PPA FEB UI
• PSAK 30: Sewa
• ISAK 8: Perjanjian Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu Sewa
• ISAK 23: Sewa Operasi – Insentif
• ISAK 24: Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk
Legal Sewa
• ISAK 25: Hak atas Tanah

Dengan berlakunya PSAK 73, maka penentuan suatu perjanjian mengandung sewa
atau tidak akan diatur di PSAK 73, tidak lagi diatur di ISAK 8. (OPSI A salah)

51
PELAPORAN KORPORAT: SEWA

PEMBAHASAN SOAL 56
PENJELASAN (lanjutan):
PSAK 73 secara substansial melanjutkan persyaratan akuntansi sewa bagi
lessor dalam PSAK 30. Dengan demikian, lessor tetap mengklasifikasikan
sewanya sebagai sewa operasi atau sewa pembiayaan, dan mencatat kedua
jenis sewa tersebut secara berbeda. (OPSI B salah)

PPA FEB UI
Ketika suatu transaksi sewa dimana lessor memiliki hak untuk mensubstitusi
aset selama periode penggunaan (Hak Substitusi Substantif), maka
persyaratan aset identifikasian tidak terpenuhi. Ketika persyaratan aset
identifikasian tidak terpenuhi, maka transaksi tersebut tidak mengandung
sewa. (OPSI C salah)

PSAK 73: Sewa menyebutkan lessee dapat memilih untuk tidak menerapkan
ketentuan pengakuan sewa yang mengakui aset hak-guna dan liabilitas sewa:
- Sewa bersifat jangka pendek (OPSI D benar)
- Aset pendasarnya bernilai rendah
52
PELAPORAN KORPORAT: IMBALAN KERJA, PROVISI, DAN KONTINJENSI
LO – 1: Menentukan, menerapkan, dan mengevaluasi kebijakan pelaporan
korporat dari perusahaan dan grup perusahaan, baik laporan keuangan, laporan
tahunan, maupun laporan terintegrasi.
LO – 2: Mampu mengevaluasi dan menerapkan keterampilan professional dan
pengetahuan teknis standar akuntansi secara integral.

Pencapaian Pembelajaran:
a.
b. PPA FEB UI
Menjelaskan cakupan imbalan kerja.
Menerapkan akuntansi imbalan kerja jangka pendek, imbalan pascakerja
iuran pasti, imbalan kerja jangka panjang lain, dan pesangon.
c. Menganalisis akuntansi imbalan pascakerja imbalan pasti.
d. Menerapkan akuntansi provisi dan kontinjensi.

53
PELAPORAN KORPORAT: IMBALAN KERJA, PROVISI, DAN KONTINJENSI

PILIHAN GANDA - SOAL 57


Entitas menjual mesin dengan memberikan garansi/jaminan kepada
pelanggan untuk menanggung biaya perbaikan cacat pabrikasi yang
ditemukan dalam jangka waktu satu tahun setelah penjualan. Setiap
kerusakan diperkirakan membutuhkan biaya perbaikan Rp 4 juta. Pengalaman
entitas di masa lalu menunjukkan bahwa 3% dari produk terjual mengandung

PPA FEB UI
cacat. Pada tahun 2020 jumlah unit mesin yang terjual sebanyak 1.000 unit.
Perlakuan akuntansi yang tepat terkait pemberian garansi di atas adalah…
a. Tidak menyajikan dan tidak mengungkapkan apapun
b. Mengungkapkan liabilitas kontinjensi
c. Menyajikan dan mengungkapkan beban ditangguhkan Rp120.000.000
d. Menyajikan dan mengungkapkan provisi Rp120.000.000

54
PELAPORAN KORPORAT: IMBALAN KERJA, PROVISI, DAN KONTINJENSI

PEMBAHASAN SOAL 57
JAWABAN: D

PENJELASAN:
Sesuai ketentuan PSAK 57: Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi,
provisi diakui karena:

PPA FEB UI
a. entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat
konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu;
b. kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan
arus keluar sumber daya; dan
c. estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.

Nilai provisi diakui sesuai estimasi andal, yaitu berdasarkan data historis cacat
produk ditemukan sebanyak 3% dan setiap cacat produk diperkirakan biaya
perbaikan Rp4.000.000. Maka nilai provisi:
= Rp4.000.000/unit x (1000 unit x 3%) = Rp120.000.000

55
PELAPORAN KORPORAT: IMBALAN KERJA, PROVISI, DAN KONTINJENSI

PILIHAN GANDA - SOAL 58


Dalam suatu proses hukum, PT AAA digugat oleh pelanggan dengan nilai
tuntutan Rp100.000.000. Sampai dengan tanggal tutup buku, persidangan
belum selesai. Akan tetapi, kuasa hukum perusahaan menilai bahwa terdapat
kemungkinan sebesar 35% bahwa perusahaan akan kalah dan membayar
penuh nilai tuntutan.

PPA FEB UI
Perlakuan akuntansi yang tepat terkait gugatan hukum di atas adalah…
a. Tidak menyajikan dan tidak mengungkapkan apapun
b. Tidak menyajikan provisi, tetapi mengungkapkan aset kontinjensi
c. Tidak menyajikan provisi, tetapi mengungkapkan liabilitas kontinjensi
d. Menyajikan dan mengungkapkan provisi

56
PELAPORAN KORPORAT: IMBALAN KERJA, PROVISI, DAN KONTINJENSI

PEMBAHASAN SOAL 58
JAWABAN: C

PENJELASAN:
Sesuai ketentuan PSAK 57: Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi,
kondisi ini disebut liabilitas kontinjensi karena tidak besar kemungkinannya

PPA FEB UI
(not probable) bahwa penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus
keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik. Maka, nilai
gugatan Rp100.000.000 tidak dapat diakui sebagai liabilitas (provisi), tetapi
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

57
PELAPORAN KORPORAT: IMBALAN KERJA, PROVISI, DAN KONTINJENSI

PILIHAN GANDA - SOAL 59


Berikut adalah informasi terkait nilai kini kewajiban manfaat pasti PT BBB:
Nilai kini kewajiban, 1 Januari : Rp100.000.000
Biaya jasa kini : Rp20.000.000
Biaya jasa lalu : Rp10.000.000
Tingkat bunga : 8%

PPA FEB UI
Nilai kini kewajiban, 31 Desember : Rp145.000.000

Item yang dilaporkan dalam penghasilan komprehensif lain adalah sebesar…


a. Rp7.000.000
b. Rp10.000.000
c. Rp23.000.000
d. Rp145.000.000

58
PELAPORAN KORPORAT: IMBALAN KERJA, PROVISI, DAN KONTINJENSI

PEMBAHASAN SOAL 59
JAWABAN: A

PENJELASAN:
Terkait imbalan pascakerja, item yang dilaporkan dalam penghasilan
komprehensif lain adalah pengukuran kembali (remeasurement). Rekonsilasi

PPA FEB UI
nilai kini kewajiban manfaat pasti adalah sebagai berikut:
Nilai kini kewajiban, 1 Januari Rp100.000.000
Biaya jasa kini 20.000.000
Biaya jasa lalu 10.000.000
Beban bunga 8.000.000
Pengukuran kembali X
Nilai kini kewajiban, 31 Desember Rp145.000.000
Maka, pengukuran kembali berjumlah Rp7.000.000.

59
PELAPORAN KORPORAT: KOMBINASI BISNIS DAN KONSOLIDASI
LO – 1: Menentukan, menerapkan, dan mengevaluasi kebijakan pelaporan
korporat dari perusahaan dan grup perusahaan, baik laporan keuangan, laporan
tahunan, maupun laporan terintegrasi.
LO – 2: Mampu mengevaluasi dan menerapkan keterampilan professional dan
pengetahuan teknis standar akuntansi secara integral.

Pencapaian Pembelajaran:
a.
b. PPA FEB UI
Menjelaskan jenis kombinasi bisnis.
Menerapkan akuntansi kombinasi bisnis entitas tidak sepengendali dan
entitas sepengendali.
c. Mengevaluasi pengendalian atas entitas lain.
d. Menjelaskan prosedur konsolidasi dan menyusun laporan keuangan
konsolidasian.
e. Menerapkan akuntansi pelepasan atas investasi pada entitas anak.
f. Menerapkan akuntansi atas goodwill.

60
PELAPORAN KORPORAT: KOMBINASI BISNIS DAN KONSOLIDASI

PILIHAN GANDA - SOAL 60


PT PPP mengakuisisi 80% saham PT SSS pada 1 Januari 2018 pada nilai Rp640
juta. Nilai wajar non-controlling interest pada saat akuisisi adalah Rp160 juta.
Pada tanggal tersebut, nilai buku aset bersih PT SSS adalah Rp650 juta dan
beberapa aset PT SSS memiliki nilai wajar yang berbeda dengan nilai
bukunya. Aset tersebut adalah tanah yang nilai wajarnya lebih tinggi Rp40

PPA FEB UI
juta dibandingkan nilai bukunya, bangunan yang nilai wajarnya lebih tinggi 35
juta dibandingkan nilai bukunya, dan persediaan yang nilai wajarnya lebih
rendah Rp15 juta dibandingkan nilai bukunya. Goodwill yang muncul dari
akuisisi tersebut sebesar:
a. Rp60 juta
b. Rp72 juta
c. Rp90 juta
d. Rp150 juta

61
PELAPORAN KORPORAT: KOMBINASI BISNIS DAN KONSOLIDASI

PEMBAHASAN SOAL 60
JAWABAN: C

PENJELASAN:
Goodwill adalah selisih antara total consideration untuk 100% saham (nilai akuisisi
+ fair value dari NCI) dengan nilai wajar aset bersih perusahaan yang diakuisisi.

PPA FEB UI
Consideration (80%) 640
Fair value of NCI (20%) 160
Total consideration (100%) 800

Book value of NA of PT SSS 650


Tanah 40
Bangunan 35
Persediaan (15)
Fair value of NA PT SSS 710
Goodwill 90

62
PELAPORAN KORPORAT: KOMBINASI BISNIS DAN KONSOLIDASI

PILIHAN GANDA - SOAL 61


Apabila pada 2019, terdapat penurunan nilai pada goodwill sebesar Rp40 juta,
maka perlakuan akuntansi yang tepat adalah:
a. Kerugian penurunan nilai Rp40 juta disajikan pada laporan keuangan PT SSS
b. Kerugian penurunan nilai Rp32 juta disajikan pada laporan keuangan PT SSS
c. Kerugian penurunan nilai Rp40 juta disajikan pada laporan keuangan

PPA FEB UI
konsolidasian
d. Kerugian penurunan nilai Rp32 juta disajikan pada laporan keuangan
konsolidasian

63
PELAPORAN KORPORAT: KOMBINASI BISNIS DAN KONSOLIDASI

PEMBAHASAN SOAL 61
JAWABAN: C

PENJELASAN:
Akun goodwill yang timbul dari proses kombinasi bisnis hanya muncul pada
laporan keuangan konsolidasian, yaitu saat proses konsolidasi, sehingga

PPA FEB UI
penurunan nilai juga hanya akan muncul pada laporan konsolidasi yang diakui
secara penuh sebesar Rp40.000.000.

Selain itu, penurunan nilai goodwill akan mempengaruhi nilai investasi ke PT


SSS yang disajikan pada laporan keuangan tersendiri PT PPP. Nilai investasi
akan turun sebesar Rp32.000.000, yaitu 80% (proporsi kepemilikan) dikali
Rp40.000.000

64
PELAPORAN KORPORAT: KOMBINASI BISNIS DAN KONSOLIDASI

PILIHAN GANDA – INFORMASI SOAL 62 - 63


Pada 2 Januari 20X0, PT Plum membeli 80% kepemilikan saham atas PT
Srikaya. Kepemilikan saham di tersebut mengakibatkan timbulnya
pengendalian terhadap PT Srikaya. Berikut adalah ringkasan dari penyajian
laporan posisi keuangan per 31 Desember 20X1:

PPA FEB UI
PT Plum PT Srikaya
Total Aset Rp 4.200.000.000 Rp 1.650.000.000

Liabilitas Rp 1.200.000.000 Rp 400.000.000


Saham Biasa Rp 1.000.000.000 Rp 500.000.000
Laba Ditahan Rp 2.000.000.000 Rp 750.000.000
Total Liabilitas dan Ekuitas Rp 4.200.000.000 Rp 1.650.000.000

65
PELAPORAN KORPORAT: KOMBINASI BISNIS DAN KONSOLIDASI

PILIHAN GANDA - SOAL 62

Pada laporan keuangan konsolidasian yang disajikan per 31 Desember 20X1,


nilai investasi pada PT Srikaya dan nilai kepentingan non pengendali adalah:

a. Rp1.000.000.000 dan Rp 0
b. Rp0 dan Rp250.000.000

PPA FEB UI
c. Rp1.000.000.000 dan Rp250.000.000
d. Rp0 dan Rp330.000.000

66
PELAPORAN KORPORAT: KOMBINASI BISNIS DAN KONSOLIDASI

PEMBAHASAN SOAL 62
JAWABAN: B

PENJELASAN:
Nilai kepentingan non pengendali adalah sebesar 25% atas ekuitas entitas
anak:

PPA FEB UI
= 20% * Rp 1.250.000.000
= Rp 250.000.000

Sedangkan nilai investasi pada entitas anak dalam laporan konsolidasian


adalah Rp0, karena telah dilakukan eliminasi penuh atas saldo investasi
pada entitas anak pada proses konsolidasi.

67
PELAPORAN KORPORAT: KOMBINASI BISNIS DAN KONSOLIDASI

PILIHAN GANDA - SOAL 63


Pada 1 Januari 20X2, PT Plum menjual saham atas PT Srikaya seharga Rp
600.000.000 kepada pihak ketiga. Setelah penjualan tersebut, kepemilikan PT
Plum atas PT Srikaya menjadi 40% dan menyebabkan hilangnya pengendalian.
Apabila pada saat penjualan tidak terdapat perubahan nilai wajar pada aset neto
PT Sereh, maka perlakuan akuntansi yang tepat dilakukan oleh PT Pare adalah:

100.000.000 PPA FEB UI


a. Mengakui keuntungan penjualan investasi pada laba rugi sebesar Rp

b. Mengakui penurunan investasi pada PT Srikaya pada sebesar Rp 600.000.000


c. Menyajikan goodwill pada laporan keuangan konsolidasi sebesar Rp
100.000.000
d. Menyajikan kepentingan non pengendali pada laporan keuangan konsolidasi
sebesar Rp 750.000.000

68
PELAPORAN KORPORAT: KOMBINASI BISNIS DAN KONSOLIDASI

PEMBAHASAN SOAL 63
JAWABAN: A

PENJELASAN:
Keuntungan dalam Laba Rugi atas penjualan investasi diukur sebesar:
= Pembayaran yang diterima + nilai wajar sisa investasi – nilai investasi tercatat

PPA FEB UI
= Rp 600.000.000 + (40% * 1.250.000.000) – Rp 1.000.000.000
= Rp 100.000.000

Investasi pada PT Srikaya hanya berkurang hanya sebesar Rp 500.000.000, yaitu


40% * 1.250.000.000

Dengan kehilangan pengendalian, maka PT Plum tidak menyajikan laporan


keuangan konsolidasi.

69
PELAPORAN KORPORAT: INVESTASI PADA ENTITAS LAIN
LO – 1: Menentukan, menerapkan, dan mengevaluasi kebijakan pelaporan
korporat dari perusahaan dan grup perusahaan, baik laporan keuangan, laporan
tahunan, maupun laporan terintegrasi.
LO – 2: Mampu mengevaluasi dan menerapkan keterampilan professional dan
pengetahuan teknis standar akuntansi secara integral.

Pencapaian Pembelajaran:
a.
b.
c.
PPA FEB UI
Menjelaskan jenis dan perlakuan akuntansi untuk investasi pada entitas lain.
Menerapkan akuntansi untuk kepentingan pada pengaturan bersama.
Menerapkan akuntansi untuk investasi pada entitas asosiasi.
d. Mengevaluasi kebijakan akuntansi atas investasi pada entitas lain.

70
PELAPORAN KORPORAT: INVESTASI PADA ENTITAS LAIN

PILIHAN GANDA - SOAL 64

Dalam kondisi manakah metode ekuitas tidak diterapkan?


a. Terdapat keterwakilan dalam dewan direksi dan komisaris
b. Terdapat transaksi material dengan investee
c. Kedua entitas saling berbagi staf teknis

PPA FEB UI
d. Terdapat partisipasi dalam pengambilan keputusan tentang
dividen

71
PELAPORAN KORPORAT: INVESTASI PADA ENTITAS LAIN

PEMBAHASAN SOAL 64
JAWABAN: C

PENJELASAN:
Menurut PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama, adanya
pengaruh signifikan pada investee ditandai oleh adanya kepemilikan suara 20% atau
lebih, kecuali dapat dibuktikan lain. Apabila kepemilikan suara di bawah 20%, maka

PPA FEB UI
pengaruh signifikan dapat dibuktikan antara lain melalui hal-hal berikut:
a. Keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris atau organ setara di investee
(opsi A);
b. Partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam
pengambilan keputusan tentang dividen atau distribusi lain (opsi D);
c. Adanya transaksi material dengan investee (opsi B);
d. Pertukaran personel manajerial;
e. Penyediaan informasi teknis esensial.

Opsi C bukan merupakan pertanda adanya pengaruh signifikan karena menyangkut staf
teknis, bukan staf manajerial.

72
PELAPORAN KORPORAT: INVESTASI PADA ENTITAS LAIN

PILIHAN GANDA - SOAL 65


PT DDD memiliki 30% saham entitas asosiasi XYZ dan memiliki pengaruh
signifikan terhadap entitas tersebut. Pada tahun 2018, entitas asosiasi XYZ
mengumumkan laba bersih sebesar Rp100.000.000 dan penghasilan
komprehensif lain sebesar Rp120.000.000. Selain itu, entitas XYZ juga
mengumumkan pembagian dividen kas sebesar Rp30.000.000.

PPA FEB UI
Berapakah saldo akhir investasi PT DDD pada entitas asosiasi XYZ jika
diketahui bahwa saldo awal investasi adalah sebesar Rp50.000.000?
a. Rp71.000.000
b. Rp77.000.000
c. Rp95.000.000
d. Rp107.000.000

73
PELAPORAN KORPORAT: INVESTASI PADA ENTITAS LAIN

PEMBAHASAN SOAL 65
JAWABAN: B

PENJELASAN:
Metode ekuitas mensyaratkan pencatatan investasi senilai biaya perolehan,

PPA FEB UI
ditambah atau dikurang untuk mengakui bagian investor atas laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain investee, dan dikurangi penerimaan distribusi dari
investee.

Saldo awal investasi Rp50.000.000


(+) Porsi laba bersih investee 30.000.000 (30% x Rp100.000.000)
(+) Porsi OCI investee 6.000.000 (30% x Rp20.000.000)
(-) Porsi dividen dari investee (9.000.000) (30% x Rp30.000.000)
Saldo akhir investasi Rp77.000.000

74
PELAPORAN KORPORAT: INVESTASI PADA ENTITAS LAIN

PILIHAN GANDA - SOAL 66

Pada pengaturan bersama yang para pihak pengendalinya memiliki hak atas
aset dan kewajiban atas liabilitas atas pengaturan tersebut, maka perlakuan
akuntansi yang tepat bagi para pihak tersebut adalah:
a. Mencatat investasi pada biaya perolehan

PPA FEB UI
b. Mencatat investasi dengan metode ekuitas
c. Mencatat aset dan liabilitas yang ditempatkan pada pengaturan bersama
d. Menerapkan metode konsolidasi proporsional

75
PELAPORAN KORPORAT: INVESTASI PADA ENTITAS LAIN

PEMBAHASAN SOAL 66 JAWABAN: C


Pengaturan
Bersama

Operasi Bersama Ventura Bersama

PPA FEB UI
Pengaturan bersama yang
mengatur bahwa para pihak
Pengaturan bersama yang
mengatur bahwa para pihak
yang memiliki pengendalian yang memiliki pengendalian
bersama atas pengaturan bersama atas pengaturan
memiliki hak atas aset, dan memiliki hak atas aset neto,
kewajiban terhadap liabilitas, terkait dengan pengaturan
terkait dengan pengaturan tersebut
tersebut
Mengakui aset dan liabilitas Mengakui investasi pada ventura
pada operasi bersama bersama dengan metode ekuitas
76
PELAPORAN KORPORAT: INVESTASI PADA ENTITAS LAIN

PILIHAN GANDA - SOAL 67

PT Jasmine dan PT Lily mempunyai kepemilikan masing-masing sebesar 55%


dan 30% di PT Floral. Sisanya dimiliki oleh PT Dahlia. Untuk mengambil
keputusan terkait aktivitas relevan dibutuhkan suara minimal 75%. PT Floral
dapat menjual hasil produksi secara bebas ke pelanggan tanpa alokasi khusus

PPA FEB UI
kepada PT Jasmine, PT Lily maupun PT Dahlia. Pernyataan yang tepat untuk
kondisi tersebut adalah ….
a. PT Jasmine, PT Lily dan PT Dahlia tidak memiliki pengendalian bersama
b. PT Jasmine dan PT Lily memiliki pengendalian bersama dengan bentuk
ventura bersama
c. PT Jasmine dan PT Lily memiliki pengendalian bersama dengan bentuk
operasi bersama
d. PT Jasmine, PT Lily dan PT Dahlia memiliki pengendalian bersama dengan
bentuk ventura bersama

77
PELAPORAN KORPORAT: INVESTASI PADA ENTITAS

PEMBAHASAN SOAL 67
JAWABAN: B

PENJELASAN:
 Pengaturan bersama di atas merupakan pengendalian bersama karena PT

PPA FEB UI
Jasmine tidak bisa mengambil keputusan terkait aktivitas relevan sendiri,
tetapi harus bersama PT Lily
 Bentuk pengendalian bersama adalah ventura bersama karena output
bebas dijual kepada siapapun tidak terbatas kepada PT Jasmine, PT Lily
dan PT Dahlia

78
PELAPORAN KORPORAT: INVESTASI PADA ENTITAS

Apakah bentuk hukum dari entitas terpisah


Bentuk hukum entitas memberikan para pihak, hak atas aset, dan Ya
terpisah kewajiban terhadap liabilitas yang terkait dengan
pengaturan?

Tidak
Apakah persyaratan pengaturan kontraktual Ya
Persyaratan pengaturan menentukan bahwa para pihak memiliki hak atas
kontraktual aset dan kewajiban terhadap liabilitas terkait

PPA FEB UI
dengan pengaturan?
Operasi
Tidak Bersama
Apakah para pihak mendesain pengaturan
sehingga:
1. Aktivitas pengaturan utamanya bertujuan Ya
untuk memberikan outut kepada para pihak
Fakta dan keadaan lain
2. Pengaturan tersebur bergantung pada para
pihak secara berkelanjutan untuk
menyelesaikan liabilitas terkait dengan
akitvitas yang dilakukan melalui pengaturan?
Tidak

Ventura Bersama
79
PELAPORAN KORPORAT: PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
LO – 1: Menentukan, menerapkan, dan mengevaluasi kebijakan pelaporan
korporat dari perusahaan dan grup perusahaan, baik laporan keuangan, laporan
tahunan, maupun laporan terintegrasi.
LO – 2: Mampu mengevaluasi dan menerapkan keterampilan professional dan
pengetahuan teknis standar akuntansi secara integral.

Pencapaian Pembelajaran:

PPA FEB UI
a. Menjelaskan dan menerapkan pengungkapan pihak-pihak berelasi.

80
PELAPORAN KORPORAT: PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PILIHAN GANDA - SOAL 68


Perhatikan bagan di bawah ini:

PPA FEB UI
Diasumsikan pengaruh signifikan diperoleh entitas jika kepemilikan saham di entitas
lain antara 20% - 50%, sedangkan pengendalian diperoleh ketika entitas memiliki
saham entitas lain di atas 50%.
Yang bukan merupakan pihak-pihak berelasi adalah…
a. Entitas A dengan entitas B
b. Entitas B dengan entitas 1
c. Entitas A dengan entitas 2
d. Entitas 1 dengan entitas 3

81
PELAPORAN KORPORAT: PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PEMBAHASAN SOAL 68
JAWABAN: D

PENJELASAN:
PPA FEB UI
Dalam skema di atas, entitas 1 merupakan entitas asosiasi dari entitas A,
sedangkan entitas 3 merupakan entitas asosiasi dari entitas B. Menurut PSAK
7: Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi, kedua entitas asosiasi bukan pihak-
pihak berelasi satu dengan lainnya.

82
PELAPORAN KORPORAT: PELAPORAN TERINTEGRASI
LO – 1: Menentukan, menerapkan, dan mengevaluasi kebijakan pelaporan
korporat dari perusahaan dan grup perusahaan, baik laporan keuangan, laporan
tahunan, maupun laporan terintegrasi.
LO – 2: Mampu mengevaluasi dan menerapkan keterampilan professional dan
pengetahuan teknis standar akuntansi secara integral.

Pencapaian Pembelajaran:

PPA FEB UI
a. Menjelaskan definisi pelaporan berkelanjutan dan manfaatnya
b. Menerapkan standar pelaporan berkelanjutan dan mempersiapkan laporan
berkelanjutan.
c. Menjelaskan konsep pelaporan terintegrasi dan manfaatnya.
d. Menjelaskan kerangka prinsip pelaporan terintegrasi dan perbedaannya dengan
pelaporan berkelanjutan.

83
PELAPORAN KORPORAT: PELAPORAN TERINTEGRASI

PILIHAN GANDA - SOAL 69


Manakah yang bukan merupakan unsur dari triple bottom line?
a. People
b. Planet
c. Product
d. Profit

PPA FEB UI

84
PELAPORAN KORPORAT: PELAPORAN TERINTEGRASI

PEMBAHASAN SOAL 69
JAWABAN:
C. Product

PENJELASAN:
Pada tahun 1994, John Elkington mencetuskan istilah “triple bottom line”,

PPA FEB UI
yang terdiri atas people, planet, dan profit.

85
PELAPORAN KORPORAT: PELAPORAN TERINTEGRASI

PILIHAN GANDA - SOAL 70


Manakah pernyataan yang tidak tepat terkait integrated reporting dan
sustainability reporting?
a. Integrated reporting dan sustainability reporting memiliki tujuan yang
berbeda
b. Integrated report merupakan substitusi dari annual report, sedangkan

PPA FEB UI
sustainability report merupakan bagian atau pelengkap dari annual report
c. GRI merupakan salah satu standar dalam menyusun sustainability
reporting
d. Sustainability reporting menekankan aspek value creation

86
PELAPORAN KORPORAT: PELAPORAN TERINTEGRASI

PEMBAHASAN SOAL 70
JAWABAN: D

PENJELASAN:
Sustainability reporting dan integrated reporting memiliki tujuan yang
berbeda. Sustainability reporting bertujuan untuk membantu organisasi

PPA FEB UI
dalam menetapkan tujuan, mengukur kinerja, dan mengelola perubahan
menuju ekonomi global yang berkelanjutan. Sementara itu, integrated
reporting bertujuan untuk melaporkan penciptaan nilai entitas dengan
membuat semua jenis pelaporan menjadi terintegrasi.

87
PPA FEB UI
CA Review :
Pelaporan Korporat
(Esai & Studi Kasus)
PELAPORAN KORPORAT: ASET TETAP DAN PROVISI

ESAI - SOAL 3
PT Balabala menyewa lahan selama 5 tahun sejak 1 Januari 2016 sampai 31
Desember 2020. Diatas lahan tersebut dibangun gudang yang digunakan untuk
menampung dan menyimpan persediaan. Setelah masa sewa selesai, perusahaan
diwajibkan membongkar gudang dan mengembalikan lahan kekondisi awalnya.

PPA FEB UI
Pembangunan gudang menelan biaya Rp100 juta. Sementara biaya pembongkaran
bangunan dan restorasi lahan diperkirakan akan menghabiskan biaya Rp10 juta
(suku bunga yang relevan adalah 10%). Gudang dicatat dengan model biaya dan
disusutkan secara garis lurus selama masa sewa lahan tanpa nilai residu.

Pada 1 Januari 2017 biaya pembongkaran gudang dan restorasi lokasi diperkirakan
mengalami perubahan menjadi Rp12 juta.

Present value factor


n
1 2 3 4 5
10% 0,909 0,826 0,751 0,683 0,621
89
PELAPORAN KORPORAT: ASET TETAP DAN PROVISI

ESAI - SOAL 3 (lanjutan)


Diminta:
a. Berapa biaya perolehan awal dari gudang?
b. Buatlah jurnal terkait gudang yang harus dibukukan PT Balabala selama
2016.
c. Buatlah jurnal atas revisi biaya pembongkaran gudang dan restorasi lokasi

PPA FEB UI
yang terjadi pada awal 2017.
d. Berapa nilai beban penyusutan gudang untuk tahun 2017?

90
PELAPORAN KORPORAT: PENDAPATAN

PEMBAHASAN SOAL 3
JAWABAN:
a. Berapa biaya perolehan awal dari gudang?

Biaya pembangunan gudang 100.00

PPA FEB UI
Nilai kini atas biaya pembongkaran gudang dan
restorasi lokasi
Nilai perolehan awal gudang
6.21

106.21

91
PELAPORAN KORPORAT: ASET TETAP DAN PROVISI

PEMBAHASAN SOAL 2
JAWABAN (lanjutan):
b. Buatlah jurnal terkait gudang yang harus dibukukan PT Balabala selama
2016.
Perolehan awal gudang
Gudang 106.21

PPA FEB UI
Kas
Provisi – Dismantling cost
100
6.21

Penyusutan gudang
Beban penyusutan gudang 21.24
Akumulasi penyusutan 21.24
gudang

92
PELAPORAN KORPORAT: ASET TETAP DAN PROVISI

PEMBAHASAN SOAL 2
JAWABAN (lanjutan):
b. Buatlah jurnal terkait gudang yang harus dibukukan PT Balabala selama
2016.
Tahun Penyesuaian Saldo Akhir

PPA FEB UI
6.21
2016 0.621 6.83
2017 0.683 7.51
2018 0.751 8.27
2019 0.827 9.09
2020 0.909 10.00
Penyesuaian nilai provisi
Beban bunga 0.621
Provisi – Dismantling cost 0.621
93
PELAPORAN KORPORAT: ASET TETAP DAN PROVISI

PEMBAHASAN SOAL 2
JAWABAN (lanjutan):
c. Buatlah jurnal atas revisi biaya pembongkaran gudang dan restorasi lokasi
yang terjadi pada awal 2017.

Biaya pembongkaran gudang & restorasi lokasi (revisi) 12

PPA FEB UI
Saldo provisi baru (PV factor dari estimasi biaya baru)
Saldo provisi lama
8.20*
6.83
Peningkatan provisi 1.37

Penyesuaian nilai provisi


Gudang 1.37
Provisi – Dismantling cost 1.37

94
PELAPORAN KORPORAT: ASET TETAP DAN PROVISI

PEMBAHASAN SOAL 2
JAWABAN (lanjutan):
d. Berapa nilai beban penyusutan gudang untuk tahun 2017?

Nilai tercatat gudang 1 Januari 2017 sebelum revisi provisi 84.97

PPA FEB UI
Revisi provisi 1.37
Nilai tercatat gudang 1 Januari 2017 setelah revisi provisi 86.33
Beban penyusutan gudang 2017 21.58

95
PELAPORAN KORPORAT: PENURUNAN NILAI GOODWILL

STUDI KASUS
PT NANANA menerapkan sejumlah strategi untuk mengembangkan portofolio
usahanya dalam rangka meminimalkan risiko kerugian ketika bidang
usahanya yang selama ini menjadi tumpuan memperoleh penghasilan mulai
jenuh.

PPA FEB UI
Pada 1 Januari 2018, PT NANANA masuk ke industri retail dengan
mengakuisisi seluruh saham PT LALALA pada harga Rp200 miliar secara tunai.
Nilai buku aset bersih PT LALALA pada tanggal akuisisi sebesar Rp130 miliar.
Pada tanggal tersebut, nilai wajar tanah PT LALALA lebih tinggi Rp10 miliar
dibandingkan nilai bukunya.

96
PELAPORAN KORPORAT: PENURUNAN NILAI GOODWILL

STUDI KASUS (lanjutan)


PT LALALA memiliki 3 divisi yang dibagi berdasarkan wilayah geografis, yaitu:

Alokasi Harga
Divisi Perolehan
(Rp miliar)

PPA FEB UI
Divisi Semarang 100
Divisi Pekalongan 60
Divisi Tegal 40

Goodwill yang muncul dari bisnis kombinasi akan dialokasikan ke divisi


tersebut dengan pembagian 40% untuk Divisi Semarang, 35% untuk Divisi
Pekalongan, dan 25% untuk Divisi Tegal.

97
PELAPORAN KORPORAT: PENURUNAN NILAI GOODWILL

STUDI KASUS (lanjutan)


Pada akhir 2018 dilakukan uji penurunan nilai atas goodwill yang ada di Divisi
Semarang. Estimasi arus kas bersih yang dihasilkan Divisi Semarang dari
tahun 2019 – 2028 diperkirakan stabil setiap tahunnya yaitu sebesar Rp11
miliar. Tingkat diskonto yang digunakan untuk menentukan nilai pakai adalah
10%. Nilai wajar dari Divisi Semarang pada 31 Desember 2018 adalah Rp67

PPA FEB UI
miliar, sedangkan biaya yang harus dikeluarkan jika akan menjual divisi
tersebut adalah Rp1 miliar.

98
PELAPORAN KORPORAT: PENURUNAN NILAI GOODWILL

STUDI KASUS (lanjutan)


Berikut aset yang dimiliki oleh Divisi Semarang pada nilai tercatatnya per 31
Desember 2018 (Rp miliar):
Aset Nilai Tercatat
Persediaan 22

PPA FEB UI
Tanah 18
Bangunan 22
Peralatan 7
Properti Investasi (pada nilai wajar) 14
Software sistem informasi 3
Total 76

99
PELAPORAN KORPORAT: PENURUNAN NILAI GOODWILL

STUDI KASUS (lanjutan)


Diminta:
a. Berapa kerugian penurunan nilai dari Divisi Semarang? (Diketahui PV
Factor Ordinary Annuity (10%, 10) = 6,145)
b. Bagaimana alokasi kerugian penurunan nilai tersebut?
c. Berapakah nilai tercatat aset-aset yang dimiliki Divisi Semarang setelah

PPA FEB UI
dilakukan penurunan nilai?

100
PELAPORAN KORPORAT: PENURUNAN NILAI GOODWILL

PEMBAHASAN STUDI KASUS


JAWABAN:
Nilai akuisisi 200
Nilai wajar aset bersih 140
Goodwill 60

PPA FEB UI
Divisi
Alokasi Harga
Perolehan Goodwill
(Rp miliar)
Divisi Semarang 100 24
Divisi Pekalongan 60 21
Divisi Tegal 40 15

101
PELAPORAN KORPORAT: PENURUNAN NILAI GOODWILL

PEMBAHASAN STUDI KASUS


JAWABAN:
Daftar aset Divisi Semarang:
Nilai Tercatat (sebelum
Aset
Penurunan)

PPA FEB UI
Persediaan 12
Tanah 18
Bangunan 22
Peralatan 7
Properti Investasi (pada nilai wajar) 14
Software sistem informasi 3
76
Goodwill 24
Total 100

102
PELAPORAN KORPORAT: PENURUNAN NILAI GOODWILL

PEMBAHASAN STUDI KASUS


JAWABAN:
a. Berapa kerugian penurunan nilai dari Divisi Semarang? (Diketahui PV
Factor Ordinary Annuity (10%, 10) = 6,145)
Estimasi arus kas bersih per periode 11.00

PPA FEB UI
PV factor (10%, 10) 6.145
Nilai pakai 67.70

Nilai wajar 67.00


Biaya untuk menJual 1.00
FV – cost to sell 66.00
Nilai terpulihkan 67.60
Nilai tercatat per 31 Des 100.00
Rugi penurunan nilai 32.41

103
PELAPORAN KORPORAT: PENURUNAN NILAI GOODWILL

PEMBAHASAN STUDI KASUS


JAWABAN:
b. Bagaimana alokasi kerugian penurunan nilai tersebut?
Nilai Tercatat Nilai Tercatat
Alokasi Rugi
Aset (sebelum (setelah
Penurunan Nilai
Penurunan) Penurunan Nilai)
Tanah
Bangunan
Peralatan
PPA FEB UI 18
22
7
3.03
3.70
1.18
14.97
18.30
5.82
Software sistem informasi 3 0.50 2.50
Goodwill 24 24.00 -
24.00 8.41

104
PELAPORAN KORPORAT: PENURUNAN NILAI GOODWILL

PEMBAHASAN STUDI KASUS


JAWABAN:
c. Berapakah nilai tercatat aset-aset yang dimiliki Divisi Semarang setelah
dilakukan penurunan nilai?
Nilai Tercatat (sebelum
Aset

PPA FEB UI
Penurunan)
Persediaan 18
Tanah 22
Bangunan 7
Peralatan 3
Properti Investasi (pada nilai wajar) 24
Software sistem informasi 2.50
Goodwill -
Total 67.60

105
Hak Cipta © 2020 PPA FEB UI

PPA SALEMBA
Gedung PPA UI
Universitas Indonesia
Jl. Salemba Raya No. 4
Jakarta Pusat 10430
Telp : 021-391-7279

Terima Kasih
Fax : 021-390-8967

PPA FEB UI
PPA DEPOK
Gedung Departemen Akuntansi Lt. 1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesia
Depok 16424
Telp : 021-78886407
Fax : 021-78849169

Web : www.ppa-feui.com
Email : mail@ppa-feui.com
Instagram : ppafebui
Facebook : ppafebui
Twitter : @ppafebui
PUSAT PENGEMBANGAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai