145-Article Text-423-1-10-20210106
145-Article Text-423-1-10-20210106
2715-9728
p-ISSN. 2715-8039
Jurnal Medika Hutama
Vol 02 No 02, Januari 2021
http://jurnalmedikahutama.com
Open Acces
TERAPI PADA PSORIASIS
Corresponding Author: Febriyani Dyah Kusuma Dewi, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
E-Mail: febri.dkd@gmail.com
Received, November 19, 2020; Accepted, Desember 04,2020; Online Published Januari 06, 2021
Abstrak
Psoriasis adalah penyakit autoimun dan inflamasi yang sering muncul dan ditandai dengan merah, plak yang meradang, dan
makula, yang muncul sebagai akibat dari peningkatan proliferasi dan diferensiasi yang buruk dari sel-sel epidermis penghasil
keratin. Penulisan artikel ini menggunakan metode literature review. Tulisan ini terbentuk atas informasi yang
didapat dari 15 artikel dari jurnal internasional yang dipublikasikan dalam rentang tahun 2012-2020. Referensi yang
digunakan didapat dengan melakukan literature searching dari database NCBI dengan kata kunci psoriasis, dermatology,
psoriasis therapy, psoriasis treatment dengan filter berupa custom rentang publikasi tahun 2017-2020. Hasil dari literature
review ini adalah Banyak obat yang telah digunakan untuk terapi psoriasis yang tujuannya hanya untuk menekan gejala dan
memperbaiki keadaan kulit. Pengobatan meliputi topikal, penyinaran dan sistemik, dan terapi tersebut terbatas dan cenderung
berbahaya terutama untuk pemakaian jangka panjang. Kemajuan dalam patogenesis psoriasis menyebabkan berkembangnya terapi
biologis yang memberikan target yang spesifik yaitu sel T inhibitor (efalizumab dan alefacept) dan TNF-a inhibitor (etanercept,
infliximab dan adalimumab). Terapi biologis ini efektif untuk pengobatan psoriasis sedang sampai berat dengan efek samping
ringan dibandingkan terapi konvensional. Penggunaan obat imunobiologis ini diberikan secara parenteral yaitu intra-muskular dan
intra-vena. Terapi psoriasis dengan menggunakan obat-obat biologis dianjurkan untuk melakukan monitoring kimia darah, hitung
darah dan CD4, antibodi ANA, tuberkulin tes, riwayat penyakit serta pemeriksaan fisik yang tergantung pada jenis terapi,
vaksinasi tertentu juga disarankan untuk mencegah infeksi.
633
dermatology, psoriasis therapy, psoriasis treatment vaksinasi tertentu juga disarankan untuk mencegah
dengan filter berupa custom rentang publikasi infeksi.3
tahun 2012-2020. Hasil yang ditemukan dari literature
searching ini adalah 19045 artikel yang kemudian
dipilih 15 artikel berdasarkan informasi yang PEMBAHASAN
dibutuhkan. Artikel terpilih kemudian dianalisis Terapi psoriasis terdiri dari ada dua tipe
dengan metode systemic literature review yang pengobatan pada penderita psoriasis yaitu pengobatan
mencakup aktivitas pengumpulan, evaluasi, dan sistemik dan pengobatan topikal dimana pengobatan
pengembangan penelitian dengan fokus tertentu. sistemik lebih banyak memberikan efek
samping.Terapi Non Farmakologi penyakit kronik
seperti psoriasis tidak dapat sembuh total, pengobatan
HASIL PENELITIAN
secara farmakologi dilakukan untuk mengurangi gejala
Psoriasis adalah suatu gangguan pengaturan inflamasi (rasa gatal, kemerahan) yang timbul akibat psoriasis.
yang berhubungan dengan genetik, juga diatur dan Terapi Non Farmakologi dilakukan untuk mencegah
dikendalikan oleh banyak komponen imun sistem. kemungkinan munculnya penyakit lain karena
Banyak obat yang telah digunakan untuk terapi psoriasis seperti diabetes, depresi, dan penyakit
psoriasis yang tujuannya hanya untuk menekan gejala jantung. Orang dengan psoriasis disarankan untuk
dan memperbaiki keadaan kulit. Pengobatan meliputi melakukan gaya hidup yang sehat seperti : Seimbang
topikal, penyinaran dan sistemik, dan terapi tersebut antara aktivitas fisik reguler dan istirahat, menjaga
terbatas dan cenderung berbahaya terutama untuk berat badan yang ideal, tidak merokok. Sebisa
pemakaian jangka panjang. Kemajuan dalam mungkin tidak mengkonsumsi alkohol, jika perlu
patogenesis psoriasis menyebabkan berkembangnya mengkonsumsi minuman beralkohol hanya boleh
terapi biologis yang memberikan target yang spesifik meminum dalam jumlah yang sedikit. Karena
yaitu sel T inhibitor (efalizumab dan alefacept) dan mengkonsumsi banyak alkohol dapat memperburuk
TNF-a inhibitor (etanercept, infliximab dan kondisi psoriasis. Yang dapat berarti psoriasis tidak
adalimumab).14 Terapi biologis ini efektif untuk merespon baik terhadap beberapa pengobatan atau
pengobatan psoriasis sedang sampai berat dan psoriasis beberapa obat tidak dapat digunakan. Menghindari
arthritis serta beberapa penyakit lain seperti rhematoid stress makan makanan yang sehat seperti buah dan
Arthritis, ankylosing spondylitis, crohn’s disease, sayur, menghindari makanan berlemak. Selain itu,
pyoderma gangrenosum dan ulserative colitis, dengan orang dengan psoriasis juga sebisa mungkin
efek samping ringan dibandingkan terapi menghindari faktor-faktor pemicu yang diketahui
konvensional. Penggunaan obat imunobiologis ini dapat menimbulkan psoriasis pada dirinya. Untuk ini
diberikan secara parenteral yaitu intra-muskular dan sebaiknya menghubungi dokter karena pemicu
intra-vena. Terapi psoriasis dengan menggunakan psoriasis pada orang berbeda-beda.3
obat-obat biologis dianjurkan untuk melakukan
Terapi farmakologi pada penanganan
monitoring kimia darah, hitung darah dan CD4,
psoriasis ddibagi menjadi 2 pengobatan yaitu secara
antibodi ANA, tuberkulin tes, riwayat penyakit serta
topical dan sistemik. Pada penanganan topikal dibagi
pemeriksaan fisik yang tergantung pada jenis terapi,
menjadi dua kelompok yaitu lini pertama yang
634
meliputi keratolik, kortikosteroid topikal dan analog Kasus fatal mengenai keracunan salisilat secara
vitamin D dan pengobatan topikal lini kedua yang perkutan telah dilaporkan terjadi baik pada anak
meliputi antralin, monografi antharalin. Pada maupun dewasa. Kortikosteroid topikal dapat
penanganan pengobatan sistemik sama dengan menghentikan sintesis dan mitosis DNA pada sel
pengobatan okal yaitu di bagi menjadi dua lini, namun epidermal dan diperkirakan menginhibisi fosfolipase A
dari kedua pengobatan ini ada juga hal lain yang dapat sehingga menurunkan jumlah asam arakidonat,
dilakukan yaitu dengan melakukan terapi biologi, di prostaglandin, dan leukotrien di kulit. Efek tersebut,
bawah ini merupakan penjelasan dari masing- masing apabila digabungkan dengan vasokontriksi lokal,
pengobatan secara farmakologi yang isa dilakukan. 4 mengurangi eritema, pruritis dan pengelupasan.
Sebagai zat antipsoriasis, kortikosteroid topikal sangat
Terapi Topikal Lini Pertama. Pertama
baik apabila digunakan bersamaan dengan produk
keratolik, asam salisilat merupakan salah satu senyawa
yang secara spesifik berfungsi menormalkan
keratolitik yang paling sering digunakan. Senyawa
hiperproliferasi epidermal. Produk yang berpotensi
tersebut menyebabkan kerusakan pada kohesi antar
rendah, seperti hidrokortison 1%, memiliki efek
korneosit-korneosit yang berada pada lapisan kulit
antiinflamasi yang lemah dan merupakan sediaan yang
pasien psoriasis yang keras dan abnormal. Efek
paling aman untuk penggunaan jangka panjang, untuk
keratolitik tersebut meningkatkan penetrasi dan efikasi
penggunaan pada wajah, daerah lain yang mudah
beberapa zat topikal lain, seperti kortikosteroid. Obat
bergesekan, serta untuk bayi dan anak-anak kecil.
ini tersedia dalam bentuk 2% hingga 10% gel atau
Produk yang berpotensi medium dapat digunakan
losio dan digunakan 2-3 kali perhari. Asam salisilat
untuk dermatosis inflamasi yang sedang. Produk
menghasilkan iritasi lokal. Penggunaan pada area yang
tersebut dapat digunakan pada daerah wajah bagian
luas dan inflamasi dapat menginduksi reaksi salisilism
lain yang mudah bergesekan. Sediaan yang berpotensi
yang ditandai oleh gejala nausea, muntah, tinitus atau
tinggi khususnya digunakan sebagai alternatif untuk
hiperventilasi. Keratolitik – Agen keratolitik biasanya
kortikosteroid sistemik selama terapi lokal dapat
digunakan untuk menghilangkan pengelupasan,
dilakukan. Produk yang berpotensi sangat tinggi dapat
menghaluskan kulit, dan mengurangi hiperkeratosis.
digunakan untuk lesi psoriasis yang tebal dan kronis,
Mekanisme kerja asam salisilat, sebagai salah satu
tetapi hanya untuk waktu yang singkat dan pada area
keratolitik yang biasa digunakan, ialah mengganggu
permukaan yang kecil. 15
kohesi antara korneosit-korneosit pada lapisan kulit
abnormal dan pasien psoriasis. Secara khusus, asam Salep merupakan formulasi yang paling efektif untuk
salisilat bermanfaat pada area dimana terdapat sisik psoriasis sebab sediaan tersebut memiliki fase minyak
yang tebal. yang oklusif yang memberikan efek hidrasi dan
meningkatkan penetrasi kortikosteroid ke kulit. Produk
Ketika diaplikasikan pada area inflamasi yang luas,
tersebut tidak cocok untuk penggunaan di ketiak,
asam salisilat dapat menginduksi reaksi salisilism.
selangkangan, atau daerah lain mudah bergesekan,
Pada reaksi tersebut, terjadi nausea, muntah, tinitus,
tempat dimana maserasi dan folikulitis dapat
dan hiperventilasi. Keracunan salisilat pada anak kecil
berkembang menjadi efek oklusif sekunder. Krim
berpotensi jauh lebih serius dibandingkan apabila
merupakan sediaan yang paling disukai oleh beberapa
terjadi pada orang yang lebih tua sebab anak kecil
pasien sebab produk tersebut dapat digunakan pada
beresiko lebih besar mengalami metabolik asidosis.
area yang bersentuhan meskipun kandungan minyak
635
yang rendah membuat krim lebih kering daripada dicadangkan untuk dermatosis yang sukar diatasi,
salep. Kortikosteroid topikal digunakan 2-4 x sehari seperti diskoid kronik lupus eritematosus, lichen
selama terapi jangka panjang. Efek samping meliputi simplex chronicus, hypertrophic lichen planus, dan
atropi jaringan lokal, degenerasi kulit serta striae. Jika palmoplantar pustulosis. Kortikostreoid yang kuat
dideteksi secara dini, efek samping tersebut dapat tidak boleh digunakan pada wajah dan fleksur kulit,
4,5
reversibel dan hilang. tetapi kadang-kadang pada keadaan tertentu, dokter
spesialis meresepkannya untuk daerah tersebut dengan
Kortikosteroid topical dengan indikasi untuk
pengawasan khusus. Bila pengobatan topikal gagal,
mengobati radang kulit yang bukan disebabkan oleh
injeksi kortikosteroid intralesi khusus digunakan hanya
infeksi, khususnya penyakit eksim, dermatitis kontak,
pada kasus-kasus tertentu saja dengan lesi setempat,
gigitan serangga, dan eksim skabies bersama-sama
seperti parut keloid, lichen planus hypertrofik atau
dengan obat skabies. Kortikosteroid menekan berbagai
alopecia localized areata. Pada lesi perioral, krim
komponen reaksi pada saat digunakan saja;
hidrokortison 1% dapat digunakan dalam waktu tidak
kortikosteroid sama sekali tidak menyembuhkan dan
lebih dari 7 hari untuk megatasi lesi radang yang tidak
bila pengobatan dihentikan, kondisi semula mungkin
terinfeksi pada bibir dan kulit di sekitar mulut. Salep
muncul kembali. Obat-obat ini diindikasikan untuk
atau krim hidrokortison dan mikonazol bermanfaat
menghilangkan gejala dan penekanan tanda-tanda
pada inflamasi yang disertai infeksi oleh organisme
penyakit bila cara lain seperti pemberian emolien tidak
yang peka, terutama pada awal pengobatan (sampai
efektif. Kortikosteroid topikal tidak berguna dalam
sekitar 7 hari), misalnya keilitis angular. Organisme
pengobatan urtikaria dan dikontraindikasikan untuk
yang rentan terhadap mikonazol adalah Candida sp dan
rosasea dan kondisi ulseratif karena kortikosteroid
beberapa bakteri gram positif, termasuk
memperburuk keadaan. Kortikosteroid tidak boleh
streptokukokus dan stafilokokus. Untuk pemakaian
digunakan untuk sembarang gatal dan tidak
pada anak-anak, khususnya bayi, mereka sangat rentan
direkomendasikan untuk akne vulgaris. Cara pakai:
terhadap efek samping. Namun, jangan karena profil
Kortikosteroid sistemik atau topikal yang kuat
keamanan kortikosteroid topikal, anak-anak menjadi
sebaiknya dihindari atau diberikan pada psoriasis
tidak diobati. Perlu diingat bahwa absorbsi terbanyak
hanya di bawah pengawasan dokter spesialis karena
terjadi dari kulit yang tipis, permukaan kasar, serta
walaupun obat ini dapat menekan psoriasis dalam
daerah lipatan kulit dan absorpsi ditingkatkan oleh
jangka pendek, bisa timbul kekambuhan karena
adanya oklusi. Tidak perlu mengoleskan obat ini lebih
penghentian obat, bahkan kadang memicu psoriasis
sering. Kortikosteroid topikal diratakan secara tipis
postula yang hebat. Pemakaian kortikosteroid topikal
pada kulit. Panjang/ banyaknya salep/ krim yang
yang kuat pada psoriasis yang luas dapat menimbulkan
dikeluarkan dari tube dapat digunakan untuk
efek samping sistemik dan lokal. Cukup meresepkan
menentukan banyaknya obat yang dioleskan pada
kortikosteroid yang lebih lemah untuk jangka singkat
kulit. Mencampur sediaan topikal pada kulit sedapat
(2-4 minggu) untuk psoriasis fleksural dan wajah
mungkin dihindari; sekurang-kurangnya sebaiknya
(catatan: pada wajah jangan digunakan yang lebih kuat
berselang 30 menit antara pemakaian sediaan yang
dari hidrokortison 1%). Pada kasus psoriasis kulit
berbeda. Penggunaan emolien sesaat sebelum
kepala boleh menggunakan kortikosteroid yang lebih
4,5
pemakaian kortikosteroid adalah tidak tepat.
kuat, seperti betametason atau fluosinonid. Secara
umum kortikosteroid topikal yang paling kuat hanya
636
Analog Vitamin D menginhibisi diferensiasi eritema dengan tingkat keparahan yang ringan hingga
dan proliferasi keratinosit serta memiliki efek sedang. Penggunaan gel pada kulit yang eksim atau
antiinflamasi dengan mengurangi IL-8 dan IL- 2. lebih dari 20% area permukaan tubuh tidak
Penggunaan vitamin D itu sendiri dibatasi sebab direkomendasikan sebab dapat memicu absorpsi
adanya kecenderungan untuk menyebabkan sistemik secara ekstensif. Tazaroten sering digunakan
hiperkalsemia. Kalsipotrien (Dovonex) merupakan bersamaan dengan kortikosteroid topikal untuk
analog vitamin D sintetik yang digunakan untuk plak menurunkan efek samping lokal serta meningkatkan
psoriasis yang ringan hingga sedang. Perbaikan efikasi.5,6
biasanya nampak dalam 2 minggu setelah terapi dan
Terapi Topikal Lini Kedua, yang pertama
kurang lebih 70% pasien menunjukkan perbaikan yang
adalah TER (batu bara) mengandung banyak senyawa
signifikan setelah 8 minggu. Efek samping terjadi pada
hidrokarbon yang terbentuk dari distilasi bitumen batu
kurang lebih 10% pasien dan meliputi lesi dan sensasi
bara. Sinar UV-B (ultraviolet B) mengaktivasi
terbakar serta pedih di sekeliling lesi. Kalsipotrien
fotoaduksi antara ter batu bara dengan epidermal DNA
0,005% baik dalam krim, salep atau larutan digunakan
serta menginhibisi sintesis DNA. Penormalan laju
1-2 kali sehari, tetapi tidak lebih dari 100
replikasi epidermal dapat mengurangi peningkatan
gram/minggu. Calcitriol dan Tacalcitol merupakan
jumlah plak.6,7
derivat vitamin D yang lain. Kalsipotriol, Kalsitriol
dan Takalsitol biasa digunakan untuk pengobatan plak Formulasi ter (batu bara) tersedia dalam bentuk losion,
psoriasis. Penggunaannya sebaiknya dihindari pada krim, shampoo, salep, gel, dan larutan dengan
pasien dengan kelainan metabolisme kalsium dan konsentrasi 2-5%. Sediaan tersebut biasanya
digunakan dengan hati-hati pada psoriasis eksfoliatik diaplikasikan secara langsung di atas lesi pada sore
eritrodermik atau pustular yang tergeneralisasi hari dan dibiarkan sepanjang malam. Dapat juga
(peningkatan resiko hiperkalsemia). Reaksi kulit lokal digunakan dalam air mandi.Terapi dengan ter (batu
(gatal, eritema, rasa terbakar, parestesia dan dermatitis) bara) merupakan penanganan yang efektif, tetapi
biasa terjadi. Tangan sebaiknya dicuci dengan bersih memiliki beberapa kelemahan, seperti memakan
setelah penggunaan untuk menghindari perpindahan ke banyak waktu, menyebabkan iritasi lokal, memiliki
lokasi tubuh yang lain. Perburukan psoriasis juga bau yang kurang sedap, mewarnai kulit dan pakaian,
dilaporkan. Contoh sediaan Kalsipotriol : Daivonex®, serta meningkatkan sensitivitas terhadap sinar UV
Daivobet®.4,5 (termasuk matahari). Risiko kars inogenisi terendah
tetapi terdapat kasus yang mengindikasikan
Tazaroten (Tazorac) ialah retinoid sintetik
peningkatan laju kanker kulit nonkarsinoma pada
yang dihidrolisis menjadi metabolit aktif, yakni asam
pasien yang terpapar ter (batu bara) dan sinar UV
tazarotenat, yang kemudian memodulasi proliferasi
secara kronik.7,8
dan diferensiasi keratinosit. Tersedia sebagai gel dan
krim 0,05% atau 0,1% dan digunakan sekali sehari Antralin memiliki aktivitas antiproliferasi
(biasanya di sore hari) untuk plak psoriasis yang ringan terhadap keratinosit, menginhibisi sintesis DNA
hingga sedang. Gel 0,1% sedikit lebih efektif, tetapi dengan menyisipkan dirinya diantara helai DNA.
gel 0,05% lebih sedikit menyebabkan iritasi. Efek Karena Antralin memberikan efek klinik pada
samping yang terjadi bergantung pada dosis dan konsentrasi selular yang rendah, terapi biasanya
frekuensi; meliputi pruritis, rasa terbakar, pedihm dan bermula dari konsentrasi rendah (0,1-0,25%) dengan
637
peningkatan secara bertahap ke konsentrasi yang lebih mengihibisi fase pertama aktivasi sel T. Siklosporin
tinggi, yakni 0,5-1%. Formulasi krim dan salep juga menginhibisi pelepasan mediator inflamasi dari
biasanya digunakan pada sore hari dan dibiarkan sel mast, basofil, dan sel polimorfonuklea. Biasanya
semalaman. Sebagai alternatif, terapi antralin kontak digunakan dalam penanganan manifestasi kutan dan
singkat (SCAT = short-contact antralin therapy) artritis akibat psoriasis yang parah. Terapi secara terus-
dengan durasi penggunaan selama 10-20 menit pada menerus selama lebih dari 2 tahun dapat meningkatkan
konsentrasi yang lebih tinggi (1-5%) dalam pembawa resiko kecacatan yang meliputi kanker kulit dan
yang larut air merupakan pilihan yang efektif dengan penyakit limfoproliferatif.8
efek samping lokal yang lebih kecil. Produk antralin
Metotreksat diindikasikan untuk psoriasis yang
harus diaplikasikan hanya pada area yang terinfeksi
sedang hingga parah begitu juga dengan psoriasis
sebab kontak dengan bagian kulit yang tidak sakit
arthritis. Merupakan analog sintetik asam folat yang
dapat berdampak pada iritasi dan pewarnaan yang
bertindak sebagai inhibitor kompetitif dari enzim
berlebihan yang biasanya dapat hilang dalam 1 hingga
dihidrofolat reduktase yang bertanggungjawab dalam
2 minggu setelah penghentian terapi. Pewarnaan plak,
konversi dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat.
pada dasarnya, mengindikasikan respon postif sebab
Tetrahidrofolat merupakan kofaktor penting dalam
perombakan sel telah cukup diperlambat untuk
sintetis nukleotida timidilat dan purin yang dibutuhkan
mengurangi noda/pewarnaan tersebut. Inflamasi, iritasi
dalam sintetis DNA dan RNA. Metotreksat
dan pewarnaan kulit serta pakaian sering menjadi efek
menghambat replikasi dan fungsi sel T dan B serta
samping yang membatasi penggunaan terapi.8,9
menekan sekresi berbagai jenis sitokin. Metotreksat
Terapi Sistemik Lini Pertama Acitretin juga menekan pembelahan sel epidermal. Sebaiknya
(Soriatane) merupakan derivat asam retinoat dan dihindari bagi pasien infeksi aktif sebab adanya
metabolit aktif retinoat. Senyawa ini diindikasikan aktivitas imunosupresif dari metroteksat. Mikofenolat
untuk psoriasis yang parah, meliputi tipe eritrodermik mofetil (CellCept) menginhibisi sintesis DNA dan
dan pustular yang menyebar. Walaupun demikian, RNA serta telah menunjukkan memiliki efek anti
senyawa ini akan lebih berguna apabila dipakai proliferasi yang spesifik terhadap limfosit. Digunakan
sebagai terapi tambahan dalam penanganan psoriasis. sebagai bagian dalam terapi kombinasi dalam psoriasis
Acitretin telah menunjukkan hasil yang baik ketika sedang hingga parah dan dermatosis otoimun lainnya.8
dikombinasikan dengan terapi lain, seperti PUVA dan
Terapi Biologi pada terapi untuk
UV-B, siklosporin, dan metotreksat. Dosis mula-mula
mempengaruhi respon imun merupakan basis terapi
yang direkomendasikan ialah 25 hingga 50mg,
penyakit kutan, seperti psoriasis dan atopik dermatitis.
kemudian terapi dilanjutkan hingga lesi
Agen-agen tersebut, yang diproduksi secara in vitro
sembuh/hilang. Acitretin merupakan senyawa
melalui teknologi rekombinan DNA, dibagi menjadi 3
teratogen sehingga dikontraindikasikan untuk
kategori yakni :Sitokin rekombinan manusia, antibodi
perempuan yang sedang hamil atau yang
monoklonal manusia, reseptor molekular yang dapat
merencanakan kehamilan dalam 3 tahun setelah
mengikat target molekul. Agen biologis yang telah
penghentian obat.8
disetujui FDA untuk terapi psoriasis sedang hingga
Terapi Sistemik Lini Kedua. Siklosporin berat ialah infliksimab, etanercept, alefacept, dan
menunjukkan aktivitas imunosupresif dengan efalizumab. Satu lagi, yakni adalimumab, telah
638
disetujui FDA untuk terapi psoriasis artritis, tetapi integrin CD11-α yang terlibat dalam aktivasi sel T,
5
belum disetujui untuk psoriasis. migrasi ke kulit, serta fungsi sitotoksik. Efalizumab
disetujui untuk terapi pada pasien dewasa dengan plak
Infliksimab (remicade), merupakan antibodi
psoriasis kronik yang sedang hingga berat yang
monoklonal chimeric yang ditujukan untuk melawan
menjadi kandidat terapi sistemik atau fototerapi.9
TNF-α. Memiliki afinitas yang tinggi dalam bentuk
yang larut dan transmembran TNF-α, dengan demikian Fotokemoterapi umumnya terdiri dari terapi
dapat menginhibisi ikatan antara TNF-α dengan dengan sinar ultraviolet B dan PUVA. Sinar UVB
reseptornya. Keuntungan dibanding terapi lain adalah (290-320 nm) terus menjadi salah satu fotokemoterapi
infliksimab tidak secara negatif berpengaruh terhadap yang penting dalam intervensi psoriasis. Panjang
9
jumlah darah, tingkat enzim liver atau fungsi ginjal. gelombang UVB yang paling efektif untuk terapi
psoriasis ialah 310-313 nm. Hal tersebut telah
Etanercept (Enbrel) adalah bloker TNF-α yang
dibuktikan dari berbagai studi klinik pada pasien
lain berupa protein fusi yang mengikat TNF-α secara
dengan psoriasis tipe plak.10
kompetitif sehingga mengganggu interaksinya dengan
reseptor sel. Fototerapi UVB juga memberikan hasil yang
lebih efektif ketika ditambahkan dengan terapi
Diproduksi dengan menggunakan rekayasa genetik
sistemik, seperti metotreksat dan retinoid V-A yang
yang menggabungkan domain ekstraseluler dari
dikombinasikan dengan metoksalen oral (PUVA)
reseptor TNF-α dengan fragmen kristal Fc IgG1
merupakan pendekatan fotokemoterapi. Kandidat
manusia. Etanercept diperoleh dari manusia sehingga
untuk terapi PUVA biasanya mengalami psoriasis yang
meminimalkan imunogenisitas. Baik dikombinasikan
melumpuhkan dengan tingkat keparahan sedang
dengan metotreksat pada pasien yang tidak merespon
hingga berat yang tidak memberikan respon terhadap
baik terapi metotreksat tunggal. Diindikasikan untuk
terapi konvensional baik topikal maupun
pasien dewasa dengan plak psoriasis kronik yang
sistemik.PUVA sistemik terdiri atas obat oral yang
sedang hingga parah yang menjadi kandidat untuk
berperan sebagai foto sensitizer seperti 8-
terapi sistemik atau fototerapi.10
metoksipsalen (8-methoxypsoralen).10
Alfacept merupakan protein fusi dimerik yang
Kombinasi, Rotasi serta Urutan Terapi. Jika
mengkombinasikan domain LFA-3 manusia dengan
monoterapi dengan agen sistemmik tidak memberikan
bagian Fc dan IgG1 manusia. Segmen LFA-3 alfacept
hasil optimal, kombinasi terapi sistemik dengan
mengikat CD2 pada sel T secara spesifik sehingga
metode lain mungkin dapat memberikan manfaat.
menginhibisi aktivasi dan proliferasi sel T pada
Kombinasi yang dapat dilakukan meliputi : Acitretin +
jaringan kutan, juga menginduksi apoptosis selektif
UV-B, Acitretin + fotokemoterapi menggunakan sinar
dari sel T memori-efektor sehingga menurunkan
UV-A (PUVA), Metotreksat + UV-B, PUVA + UV-B,
limfosit sirkulasi total yang bergantung pada besarnya
Metotreksat + siklosporin. Rotasi terapi melibatkan
dosis. Digunakan untuk terapi plak psoriasis sedang
penggunaan regimen biologi untuk periode tertentu,
hingga parah juga untuk psoriasis artritis. Respon
lalu berganti pada regimen nonbiologi, dan terus
signifikan biasanya diperoleh setelah 3 bulan terapi.4
demikian. Salah satu tujuan pendekatan ini adalah
Efalizumab merupakan antibodi monoklonal untuk meminimalkan toksisitas obat yang
yang diperoleh dari manusia, bekerja menginhibisi terakumulasi. Urutan terapi meliputi menghilangkan
639
lesi psoriasis secara cepat dengan terapi agresif seperti 7. Merola JF, Qureshi A, Husni ME.
siklosporin, kemudian diikuti oleh periode transisi Underdiagnosed and undertreated psoriasis:
dengan menggunakan obat-obat yang lebih aman, Nuances of treating psoriasis affecting the
seperti acitretin, yang dimulai dengan dosis maksimal. scalp, face, intertriginous areas, genitals,
Selanjutnya, terapi masuk dalam periode hands, feet, and nails. Dermatol Ther.
pemeliiharaan dengan menggunakan acitretin pada 2018;31(3):e12589. doi:10.1111/dth.12589
dosis rendah atau kombinasi dengan UV-B dan UV- 8. Tampa M, Sarbu MI, Mitran MI, Mitran CI,
A.10 Matei C, Georgescu SR. The
Pathophysiological Mechanisms and the Quest
for Biomarkers in Psoriasis, a Stress-Related
DAFTAR PUSTAKA
Skin Disease. Dis Markers.
1. Rendon A, Schäkel K. Psoriasis Pathogenesis 2018;2018:5823684. Published 2018 Jan 28.
and Treatment. Int J Mol Sci. doi:10.1155/2018/5823684
2019;20(6):1475. Published 2019 Mar 23. 9. Thorleifsdottir RH, Sigurdardottir SL,
doi:10.3390/ijms20061475 Sigurgeirsson B, Olafsson JH, Sigurdsson MI,
2. Ashcroft, D & Li-Wan-Po, Alain & Griffiths, Petersen H, Gudjonsson JE, Johnston A,
Chris. Therapeutic strategies for psoriasis. Valdimarsson H. Patient-reported Outcomes
Journal of clinical pharmacy and therapeutics. and Clinical Response in Patients with
25. 1-10. 10.1046/j.1365-2710.2020.00254.x. Moderate-to-severe Plaque Psoriasis Treated
3. Armstrong AW, Read C. Pathophysiology, with Tonsillectomy: A Randomized Controlled
Clinical Presentation, and Treatment of Trial. Acta Derm Venereol. 2017 Mar
Psoriasis: A 10;97(3):340-345. doi: 10.2340/00015555-
Review. JAMA. 2020;323(19):1945–1960. 2562. PMID: 27819714.
doi:10.1001/jama.2020.4006 10. Schadler, Eric D., Bernhard Ortel, and
4. Vide J, Magina S. Moderate to severe psoriasis Stephanie L. Mehlis. "Biologics for the
treatment challenges through the era of primary care physician: review and treatment
biological drugs. An Bras Dermatol. of psoriasis." Disease-a-Month 65.3. 2019: 51-
2017;92(5):668-674. doi:10.1590/abd1806- 90.
4841.20175603 11. Parisi R, Symmons DPM, Griffiths CEM,
5. Sowmya W, Current Trends In Treatment And Ashcroft DM. Global epidemiologi of
Management Of Psoriasis: An Updated psoriasis: A systematic review of incidence
Review, International Research Journal Of and prevalence. J Invest Dermatol 2013;133:
Pharmacy ;2018 377-85.
6. Li SJ, Perez-Chada LM, Merola JF. TNF 12. Basko JL, Petronic PV, Rosic. Psoriasis:
Inhibitor-Induced Psoriasis: Proposed Epidemiology, natural history, and differential
Algorithm for Treatment and Management. J diagnosis. Dovepress 2012;2:67-76.
Psoriasis Psoriatic Arthritis. 2019;4(2):70-80. 13. Dilme E, Martin G, Regana M. Serum
doi:10.1177/2475530318810851 prolactin levels ini psoriasis and correlation
640
with cutaneous disease activity. Clinical and 15. Dhana, Ashar, et al. "All-cause and cause-
experimental dermatology 2010;36:29-32. specific mortality in psoriasis: A systematic
14. Reich K, Mrowietz U. Treatment goal in review and meta-analysis." Journal of the
psoriasis. JDDG. 2017;5:566–574. American Academy of Dermatology 80.5.
2019: 1332-1343.
641