Anda di halaman 1dari 10

PERANCANGAN FILM DOKUMENTER

BERJUDUL SAYA PEMULUNG

Erventina Elisabeth1, Deddi Duto2, Merry Sylvia3,


Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra
Siwalankerto 121-131, Surabaya
erventinaes@gmail.com

Abstrak

Masih banyaknya masyarakat yang memandang perempuan berbeda dengan pria menyebabkan
wanita dianggap lemah. Budaya patriaki masih melekat pada masyarakat khususnya di Indonesia,
padahal banyak perempuan yang lebih kuat dan hebat daripada pria. Film dokumenter dibuat untuk
mengubah pola pikir lama masyarakat dengan menceritakan potret kehidupan seorang perempuan
yang berjuang bekerja menjadi seorang pemulung untuk menghidupi keluarganya. Semoga dapat
mengubah pandangan masyarakat dan menginspirasi perempuan-perempuan lain.

Kata Kunci: Peran Ganda, Film Dokumenter, Feminisme, Perempuan.

Abstract

Title: A Documentary Film Called Saya Pemulung

Many parts of society see women differently from men causing women are considered weak.
Patriarchy culture is still attached to the society especially in Indonesia, even though many women
are tougher and greater than men. Documentary film is made to transform society’s the old mindset
by telling story of woman’s story who is struggling to work as a scavenger to support her family.
Hopefully it can change society's views and inspire other women.

Keywords: Double Role, Documentary Film, Feminism, Woman.

Pendahuluan pengaruh besar dan bahkan lebih kuat


daripada laki-laki. Contohnya saja, sekarang
Gender masih menjadi isu yang tidak ada ini banyak pekerjaan laki-laki yang
habisnya dan masih harus diperjuangkan, dikerjakan perempuan misalnya sopir, kernet
terutama di Indonesia. Gender tidak hanya angkot dan bahkan pekerjaan kasar seperti
perbedaan biologis antar laki-laki dan tukang batu. Persoalan ekonomi kadang
perempuan, melainkan perbedaan peran dan membuat seseorang tidak memiliki pilihan
perilaku yang berkembang di masyarakat. lain untuk memenuhi kebutuhan hidup
Sebagai manusia hak untuk memilih pilihan sehari-hari. Seperti kehidupan seorang
hidup tidak hanya diperuntukan untuk laki- perempuan bernama Sugimin yang bekerja
laki, tetapi juga pada perempuan. Terlebih sebagai pemulung sampah di tempat
cara pandang kelompok tertentu, seperti pembuangan akhir (TPA) Putri Cempo di
pekerjaan rumah tangga, mengasuh anak, dan Solo, Jawa Tengah. Ibu Sugimin sudah
memasak hanya untuk perempuan sedangkan bekerja sebagai pemulung selama lebih dari
laki-laki memiliki bagian untuk mencari 30 tahun. Dengan penghasilan pas-pasan, Ibu
nafkah. Ketidakadilan gender tersebut Sugimin harus menghidupi suami yang sakit
memunculkan gerakan feminisme untuk serta anak cucunya. Banyak orang yang
mendapatkan persamaan derajat dan memandang rendah pekerjaan sebagai
kedudukan perempuan dengan laki-laki. pemulung, apalagi seorang perempuan.
Perempuan bukan lagi sosok yang lemah Orang banyak menganggap pekerjaan
lembut melainkan perempuan memiliki mengais sampah itu kotor dan sarang
penyakit. Tetapi Ibu Sugimin tetap bekerja Metode Analisis Data
demi memenuhi kebutuhan hidup. Lewat
fenomena tersebut, maka dibuatlah film Metode perancangan ini menggunakan
dokumenter tentang kehidupan Ibu Sugimin, metode kualitatif dengan analisis 5W+1H
salah seorang perempuan hebat yang bekerja untuk meneliti dan menggali informasi yang
sebagai pemulung dan beberapa perempuan menunjang perancangan ini. Dengan
lain. Pembuatan film dokumenter dipilih menggunakan metode analisis 5W+1H dapat
karena merupakan media audio visual yang menjawab pertanyaan- pertanyaan seperti:
memuat kenyataan dan realitas kehidupan what (apa fenomena yang terjadi di
yang dapat membuka pandangan-pandangan kehidupan Ibu Sugimin yang berprofesi
baru masyarakat, dalam kasus ini adalah sebagai pemulung?), why (mengapa
tentang perempuan. Film atau video saat ini fenomena itu bisa terjadi?), who (siapa yang
juga sebagai sarana yang efektif dibanding terkait dengan fenomena yang terjadi?),
media cetak karena dapat mengajak penonton where (dimana lokasi fenomena terjadi?),
ikut merasakan perasaan dan pesan yang when (kapan fenomena itu terjadi?) dan how
tersimpan didalam film. (bagaimana fenomena itu bisa terjadi?)

Metode Penelitian Pembahasan


Metode penelitian didukung dengan data - Ketidaksetaraan gender masih banyak terjadi
data yang didapatkan dari pengumpulan data di masyarakat baik secara langsung maupun
primer dan dara sekunder. tidak langsung. Sekarang ini, perempuan
memang sudah mendapatkan hak untuk
Data Primer bekerja dibandingkan dengan sejarah masa
lampau. Tetapi masih saja terjadi perbedaan
Data primer pada perancangan ini merupakan peran antara laki-laki dan perempuan.
data yang dikumpulkan dan didapatkan dari Banyak perempuan sekarang memiliki peran
observasi dan wawancara. Observasi ganda, dan mayoritas yang berasal dari
dilakukan dengan terjun langsung keluarga yang kurang mampu. Mereka harus
kelapangan yaitu TPA Putri Cempo, Solo, membantu suami untuk mencari nafkah demi
Jawa Tengah sehingga mendapatkan kebutuhan keluarga, dan setelah bekerja
informasi yang akurat dan situasi yang seorang perempuan juga harus melakukan
terjadi. Wawancara dilakukan secara pekerjaan rumah tangga. Hal ini terjadi
langsung dengan Ibu Sugimin dan pihak karena kebiasaan yang terbawa sejak dulu.
yang terkait untuk memperkuat informasi Perempuan harus memasak, melayani dan
tentang kehidupan sehari-hari, pekerjaan dan membersihkan rumah adalah stereotipe yang
lingkungan. melekat pada masyarakat Indonesia.
Data Sekunder Dalam studi kasus tentang kehidupan Ibu
Sugimin yang bekerja sebagai pemulung,
Data sekunder pada perancangan ini membuat Ibu Sugimin menjadi tulang
merupakan data yang didapatkan secara tidak punggung keluarganya. Suami yang sakit dan
langsung atau dari pihak kedua. Pertama tidak mampu untuk bekerja memaksa Ibu
menggunakan metode kepustakaan yaitu Sugimin harus mencari nafkah bagi
mencari informasi dan teori yang relevan kelangsungan hidup keluarganya. Tanpa
dengan perancangan film dokumenter disadari, Ibu Sugimin berperan besar dalam
tentang kehidupan Ibu Sugimin melalui pemenuhan kebutuhan. Bu Sugimin sendiri
media cetak, buku, majalah, dll. Kedua, merasa tidak keberatan dengan menjadi
mencari informasi lewat media internet pemulung karena pekerjaan sebagai
tentang gender, feminisme dan perempuan pemulung sendiri dianggapnya tidak
serta artikel terkait yang dapat menunjang membebani. Menjadi seorang pemulung
perancangan ini. Serta, mengumpulkan data tidak terikat waktu dan aturan, sehingga ia
berupa foto atau video untuk mendukung bebas mau bekerja kapan saja.
perancangan film dokumenter kehidupan Ibu Pola pikir seseorang juga tidak jauh dari
Sugimin. pembentukna karakter di keluarganya. Dari
kecil, Bu Sugimin tidak diperbolehkan
sekolah oleh orangtuanya karena harus
membantu membiayai kebutuhan adik- ada dalam film dokumenter ini. Disamping
adiknya, sehingga membuatnya terbiasa itu pemilihan background sound
untuk bekerja. Ketidakmampuan membaca, menggunakan instrumen lagu yang
menulis dan berbahasa Indonesia pun mendukung suasana.
menjadi hambatan baginya untuk memiliki
pekerjaan yang lebih baik. Beban yang lebih Perancangan film ini bertujuan untuk
berat dirasakan Ibu Sugimin ketika suaminya mengubah pandangan masyarakat mengenai
tidak bisa berjalan karena kecelakaan dan perempuan yang selama ini masih dianggap
rematik yang di alaminya selama 10 tahun. sebagai orang nomor dua setelah laki-laki.
Sekarang ini kaki Pak Supadi sudah bisa Melalui film dokumenter ini, diharapkan
berjalan, hanya saja harus menggunakan dapat menginspirasi perempuan Indonesia
sepatu. Tetapi Pak Supadi tetap tidak bekerja untuk tidak menyerah dengan apa yang
dan hanya membantu mengantar jemput istri dilakukan dan dicita-citakan. Film ini
dan megambil sampah. Dengan fakta yang menyimpan pesan tentang perjuangan
ada, peran ganda masih dialami Bu Sugimin, seorang perempuan hebat dan tentang isu
ditambah harus menanggung anak bungsu gender dan feminisme yang ada di
serta cucu yang masih tinggal bersamanya. masyarakat.

Sebagai seorang perempuan pun, Ibu Proses Kreatif


Sugimin mampu untuk menyetarai peran
seorang laki-laki. Beda dengan stereotipe Proses pembuatan film dokumenter berjudul
yang beredar dimasyarakat bahwa Pilar ‘Saya Pemulung’
perempuan tidak mandiri secara ekonomi,
sebaliknya Ibu Sugimin merupakan tonggak 1. Pengembangan Skenario
ekonomi keluarga. Dan pekerjaan yang
dilakoninya pun dianggap sebagai pekerjaan Pengembangan skenario diawali dengan
kasar oleh sebagian orang yang seharusnya pembuatan sinopsis, treatment, narasi, dan
tidak dilakukan oleh perempuan. Terkadang, storyboard.
dia merasa minder dengan penampilannya di
depan orang lain, karena dianggap kotor.
Menjadi pemulung bagi Ibu Sugimin sangat Sinopsis
dipengaruhi dengan faktor ekonomi dan
kesejahteraan keluarga, karena seorang Seorang perempuan bernama Sugimin yang
perempuan mayoritas tidak berani berjuang membanting tulang sebagai
mengambil konsekuensi terhadap pemulung di tempat pempuangan akhir di
keluarganya. Hal ini senada dengan kota Solo. Sugimin berpanas-panasan dan
pengakuan Heni, seorang penjahit yang juga rela mengais sampah setiap harinya, padahal
menjadi tulang punggung keluarga fisiknya sendiripun lemah karena cedera lutut
dikeluarganya. Karena suaminya yang yang dialaminya. Tidak sedikit orang yang
kurang peduli dengan kebutuhan keluarga, menganggap dirinya memiliki bau tak sedap,
Heni harus mengurus semua keperluan membuatnya tidak percaya diri sebagai
rumah, mencari nafkah dan sekaligus perempuan. Dibalik ketidakpercayaandiri itu,
merawat anak. terdapat kasih sayang dan tanggungjawab
besar bagi keluarganya.
Konsep
2. Pra Produksi
Film dokumenter ini mengambil cerita dari
potret kehidupan Ibu Sugimin yang menjadi Storyline
tulang punggung keluarga, sehingga dalam
setiap pengambilan gambar diiringi dengan Segment Storyline Lokasi
audio hasil wawancara cerita kehidupannya.
Pengambilan gambar melalui konsep yang Teaser Keadaan Ibu
sudah buat terlebih dahulu, sehingga tidak Sugimin di
melenceng dari topik yang dibahas. Gambar TPA Putri
yang diambil dalam setiap scene mayoritas Cempo dan
dilakukan secara alami dan apa adanya, di Warung
dengan tujuan agar penonton seolah-olah Soto.
menyaksikan dan merasakan kejadian yang
Teaser Suasana di peran
keluarga Ibu seorang
Sugimin perempuan.
pagi hari. (cowok)
Cerita Suami Wawancara Wawancara
Ibu Sugimin. dengan
Teaser Kegiatan Ibu mengenai
Sugimin pandangan
dirumah. suami Ibu
Doa Ibu Sugimin di
Sugimin ikuti dengan
1. Makan Rumah shoot
malam kegiatan Ibu
bersama dan Sugimin di
beribadah. TPA
(Harapan 7. Ibu Sugimin Teras
untuk pulang Rumah
keluarga) kerumah,
meletakan
Opening Title
sampah
opening. bawaannya,
Shoot memilah-
matahari. milah
2. Keluarga Rumah – sampah.
tidur. Ibu dapur Pandangan
anak Ibu
Sugimin
Sugimin
bangun pagi, tentang
memasak Ibunya.
untuk 8. Ibu Sugimin Rumah
keluarga. bersama
3. Diantar Dijalan keluarga
suami ke Closing Narasi
tempat
pembuangan Treatment
sampah.
Scene Deskripsi Durasi
Wawancara Bapak TPA
bercerita 1 Makan malam 00:21
sakitnya bersama / Beribadah
? Harapan Ibu
4 Kegiatan Ibu TPA
Sugimin untuk
Sugimin di
kesejahteraan
TPA
keluarganya.
5. Makan siang Warung
Shooting penting:
di warung. Soto
 Kebersamaan
(Lingkungan
bersama keluarga
yang
memandang  Membagi lauk
sebelah pauk
mata) Beribadah
Wawancara Wawancara Tempat TITLE Keluar dari frame 00:05
dengan jahit scene 1 – shoot
mengenai matahari + title
Tempat: Di Teras
2 Kegiatan pagi 01:09 rumah dan di jalan
keluarga Ibu
Sugimin. Backsound: Suara
keramaian jalan,
motor.

Shoot penting: Wawan Cerita bapak tentang 00:46


 Beberapa cara sakit kakinya.
keluarga yang 4 Kegiatan Ibu Sugimin 02:00
masih tidur di TPA.
 Ibu Sugimin Kegiatan di rumah.
bangun dan Wawancara dengan
memasak Ibu Sugimin.
 Close up
masakan Ibu Shoot penting:
Sugimin  Ibu Sugimin
 Membangunkan bersiap-siap
Cucu  Ibu Sugimin
 Cucu ganti baju memulung
 Ibu Sugimin sampah
membuatkan kopi  Beberapa jenis
untuk Bapak sampah yang ada
 Kerumunan orang
Tempat: Rumah Ibu yang menyambut
Sugimin kedatangan truk
 Berebut sampah
Backsound: Suara  Sampah jatuh di
angin, ayam. rebut
 Truk sampah
3 Ibu Sugimin bersiap- 01:09  Sapi yang
siap berangkat ke mondar-mandir
TPA.  Traktor yang
mengeruk
Shoot penting: sampah
 Suasana  Close up ekspresi
lingkungan Ibu Sugimin
sekitar  Ibu Sugimin
 Bapak kembali ke gubug
menyiapkan untuk istirahat
motor dan minum
 lan Bapak  Ibu Sugimin
memboncengkan mendinginkan
Ibu diri
 Melewati  Kembali untuk
keramaian memulung
menyapa orang
sekitar Tempat: TPA Putri
Cempo
 Kegiatan Ibu
Waktu: Pagi - Siang Sugimin di TPA

Backsound: Suara
lingkungan, cerita Ibu 7 Ibu Sugimin pulang 00:55
Sugimin
kerumah, meletakan
5 Makan siang di 00:45 sampah bawaannya,
warung soto. memilah-milah
sampah.
Shoot penting: Pandangan anak Ibu
 Keramaian Sugimin tentang
warung Ibunya.
 Makan dengan
lahap (+ suara) Shooting penting:
 Peralatan  Ekspresi Ibu
makan Sugimin
 Masyarakat  Ibu Sugimin
yang kurang memilah sampah
nyaman dibantu anak dan
 Ibu Sugimin suaminya
yang minder  Cucunya
 Makan soto bermain.
dengan lahap 8 Ibu Sugimin bersama 00:15
keluarga
Waktu: Siang  Interaksi dengan
satu sama lain
Backsound:
Closing Narasi 00:40
Ambience
Lingkungan
Wawan Wawancara dengan 00:40 Narasi
cara orang mengenai
peran perempuan di Bukan berarti melupakan tanggungjawab
sebagai wanita dan menggantikan pria. Tetapi
masa sekarang.
adakalanya wanita lebih kuat daripada pria.
Ibarat pilar yang kokoh siap menghadapi
Tempat: tempat jahit setiap badai yang datang, wanita dapat
menahan setiap gejolak persoalan yang
Waktu: siang hari dihadapinya. Mampu bangkit dan berdiri
dengan kaki sendiri. Bahkan mampu menjadi
Backsound: ambience sandaran bagi orang lain.
lingkungan sekitar,
Shooting Schedule
background musik
Hari 1
Wawan Pandangan bapak 02:06 Hari/ Tanggal : Rabu, 3 Mei 2017
cara terhadap Ibu
Sugimin. S
N
Pandangan Ibu C D/N LOKASI PEMAIN
Sugimin mengenai O
E
hidupnya
Shoot penting :
N 5 D Tempat Cewek
E Konveksi
1. 2 D Rumah Ibu 8 D Mojosongo Cowok
Sugimin, 1 D SMA Regina Ahli
Bapak, 1 Pacis SKA
Anak, Cucu
2. 3 D Depan Ibu 3. Produksi
Rumah Sugimin,
Peralatan
Dijalan Bapak Peralatan yang digunakan :
3. 3 D Teras Bapak • Kamera Canon 600d
• DJI Osmo
Rumah/ • Lensa 24 – 105mm
Warung • Lensa 50mm
• Mic Rode
4. 7 D Rumah Anak • LED
• Tripod
5. 4 D TPA Ibu
• Monopod
Putri Sugimin • Laptop
Cempo
Lokasi
6. 5 D Warung Ibu TPA Putri Cempo, Mojosongo, Solo
Soto Sugimin Desa Tandu Sari, Solo
Warung Sot, Mojosongo, Solo
7. 7 D Rumah Ibu
Sugimin 4. Paska Produksi
Anak
Editing menggunakan software Adobe
8. 1 N Rumah Ibu Premiere CS6 dan Adobe After Effect CS6.
Sugimin,
Bapak,
Anak, Cucu
9. 8 N Rumah Ibu
Sugimin,
Bapak,
Anak, Cucu Gambar 1. Editing offline

Hari 2
Hari/ Tanggal : Kamis, 4 Mei 2017

S
C
N PEMAI
E D/N LOKASI
O N
N
E Gambar 2. Color Grading
Film dokumenter yang akan diunggah di
Facebook, YouTube dan Instagram serta
memiliki media partner yaitu IDN Media dan
Indonesia Feminis sehingga dapat ditonton
sebagian besar masyarakat dan memberi
manfaat bagi penonton.

Gambar 3. Finishing

Gambar 4. Footage Film.


Gambar 5. Sosial Media
5. Distribusi

Strategi Media
Film dokumenter yang berjudul ‘Saya
Pemulung’ ini akan ditunjukan kepada
masyarakat melalui media sosial. Mengingat
penggunaan media sosial pada masyarakat
Indonesia semakin tinggi, diharapkan dapat
membantu penyebaran informasi tentang film
dokumenter ini. Trailer berdurasi 1 menit
juga akan dibuat dan diunggah ke media
sosial sebagai sebuah promosi. Pembuatan
trailer juga bertujuan untuk menambah daya
tarik masyarakat untuk menonton film
dokumenter ini.
Gambar 6. Poster Film
Kesimpulan pengerjaan dan penyelesaian karya
tugas akhir ini.
Setelah mengerjakan tugas akhir ini, banyak 2. Kedua orang tua, adik dan keluarga atas
pelajaran yang didapat. Dapat dilihat bahwa doa dan dukungan dari awal pembuatan
perempuan merupakan makhluk yang kuat. tugas akhir ini hingga selesai.
Perempuan berusaha menyeimbangkan 3. Bapak Deddi Duto H., S.Sn., M.Si dan
keinginan dan kebutuhan dalam hidupnya. Ibu Merry Sylvia S.Sn selaku Dosen
Seperti Ibu Sugimin, banyak juga perempuan Pembimbing Tugas Akhir yang telah
yang bisa berdiri di kaki sendiri. Bukan berkenan mengorbankan waktu,
berarti untuk menggantikan pria, tetapi untuk memberi nasehat dan pengarahan serta
mengganti pola pikir lama yang beranggapan kesabarannya dalam memberi
bahwa perempuan itu lemah dan dibawah bimbingan hingga selesainya Laporan
pria. Tugas Akhir ini.
4. Bapak Aristarchus Pranayama,BA.,M
Film dokumenter menjadi salah satu bentuk dan Ibu Ani Wijayanti
contoh media untuk menceritakan tentang S.,S.Sn.,M.Med.Kom selaku dosen
apa yang masih terjadi di lingkungan sekitar. penguji yang telah berkenan
Karena masih banyak cerita di salah satu memberikan kritik dan saran yang
ujung kota, seperti cerita Ibu Sugimin dari membangun.
Solo yang patut untuk diketahui. Lewat film 5. Keluarga Ibu Sugimin yang telah
dokumenter, cerita yang ingin disampaikan memberikan banyak waktu dan
lebih terasa nyata dan jelas. Dengan melihat memfasilitasi sehingga pembuatan film
kehidupan Ibu Sugimin, diharapkan dapat dokumenter berjalan lancar.
menginspirasi perempuan-perempuan lain 6. IDN Media sebagai media partner yang
untuk berkembang lebih maju. Film ini juga telah mendukung publikasi film
mengingatkan untuk selalu bersyukur dengan dokumenter ini.
apa yang kita miliki. 7. Para sahabat Lina, Thania, Ira, Nana,
Livi yang memberikan semangat,
Proses pembuatan film dokumenter Pilar ini masukan dan motivasi selama Kerja
mengajarkan banyak hal. Pra Produksi dalam Profesi.
pembuatan film merupakan hal yang paling 8. Teman-teman kelompok 3 yang saling
penting. Setiap hal harus diperhatikan secara mendukung, saling tolong menolong,
teliti, meskipun hal seperti waktu. Dalam kru, mengingatkan dan menyemangati dari
antara satu dengan yang lain harus saling awal hingga akhir.
mendukung dan kompak. Pembuatan film 9. Dan kepada teman-teman IDN Media
tidak bisa hanya dilakukan satu orang saja, yang telah memberikan masukan dan
tetapi membutuhkan orang lain, sehingga dukungan.
briefing secara detail juga harus dilakukan 10. Dan seluruh pihak yang tidak bisa
untuk pembagian tugas. disebutkan.

Penggunaan media partner juga sangat


membantu dalam penyebaran film di media Daftar Pustaka
sosial. Sosial media Pilar, IDN Media dan
Indonesia Feminis dapat menghasilkan Film Dokumenter Adalah Sebuah Rekaman
10.000 lebih penonton lewat platform Aktualitas. (2014, Oktober 3).
Facebook, Instagram dan Youtube.
Retrieved from International
Ucapan Terima Kasih DesignSchool:http://www.idseduc
tion.com/articles/film-dokumenter
Laporan Perancangan Tugas Akhir ini tidak
akan selesai tanpa bantuan berbagai pihak adalah sebuah-rekaman
secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh aktualitas/
karena itu ucapan terimakasih disampaikan
kepada : Suara Anda. (2016). Perempuan: Budaya
Patriaki dan Kesetaraan
1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan anugerah-Nya selama Gender.Retrieved from UNJ Kita:
http://unjkita.com/perempuan
budaya-patriarki dan-kesetaraan
gender/#
Faqih, M. (2006). Analisis Gender dan
Transformasi Sosial. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Lestari, W. (2013). Feminisme dan
Pemimpin Perempuan. Retrieved
from Kompasiana:
http://www.kompasiana.com/winda
lestari/feminisme-dan-pemimpin-
perempuan_552fdef06ea83404578b
45c
Puspawati, H. (2012). In Gender dan
Keluarga: Konsep dan Realita di
Indonesia. Bogor: PT IPB Press.

Anda mungkin juga menyukai