Anda di halaman 1dari 4

JAWABAN MID-TERM OF GENDER IN IR COLLEGE

1. Berdasarkan film yang dinonton dapat dikatakan bahwa Gender merupakan salah
satu isu sosial yang rentan terjadi di sekitar lingkungan terdekat kita. Dalam film ini
yang berjudul “Samjin company English class” saya melihat dengan pandangan
bahwa terjadinya ketimpangan antara situasi yang ada dengan situasi yang
seharusnya. Yang mana para pekerja perempuan lulusan sekolah menegah di
perusahaan Samjin dipandang sebelah mata yakni pekerjaan mereka lebih dominan
membuat kopi, membersihkan kantor, ataupun merapikan dokumen-dokumen
perusahaan.

Dan seharusnya atau bisa saja para pekerja perempuan ini mendapatkan
equalitas seperti pekerja laki-laki lainnya akan tetapi mereka tidak punya cukup
waktu dan otoritas sehingga hal inilah yang membuat mereka melakukan gerakan
untuk mendapatkan kesetaraan dan demi mendapatkan perhatian bahwa
perempuan bisa juga melakukan pekerjaan laki-laki bahkan melebihinya (Feminism
movement).

Dalam pandangan ilmu Hubungan Internasional bisa dilihat bahwa banyak


pemimpin-pemimpin di dunia baik itu pemimpin negara, perusahaan, maupun
bidang pekerjaan lainnya adalah laki-laki, artinya adalah Hubungan Internasional
bisa dipandang sebagai ilmu atau kedisplinan maskulinitas. Maskulinitas ini
kemudian merupakan sejumlah peran yang dipegang oleh laki-laki, artinya bahwa
Gender sebagai bentuk relasi maskulinitas melawan feminitas. Yang mana jika
dikaitkan dengan film ini dapat dikatakan bahwa para pekerja perempuan adalah
“servant objectification” yang mana perempuan hanya dipandang dan diperlakukan
sebagai objek untuk membantu, melayani, dan melengkapi pekerjaan laki-laki.

Dalam Hubungan Internasional, perspektif Gender bukanlah hal yang baru akan
tetapi Gender sudah menjadi hal yang lazim dan umum dibahas oleh banyak negara
sampai sekarang ini. Singkatnya Gender itu bukan hanya sekedar tentang
perempuan atau sebaliknya yakni laki-laki akan tetapi Gender membahas relasi
keduanya yakni perbedaan fisiologis yang bersifat dinamis atau berubah-ubah.

2. Film “Samjin company English class” adalah film yang menggambarkan isu sosial
yang pernah terjadi di Korea selatan. Yang mana fenomena dari film ini
menceritakan tiga perempuan bersahabat yang memiliki keahlian luar biasa
sehingga mereka bertiga dapat bekerja di sebuah perusahaan terbaik korea selatan.
Namun di sisi lain mereka bertiga hanya lulusan sekolah menengah sehingga hal
inilah yang menjadikan perbedaan antara harapan dan kenyataan, yang mana
pekerjaan dominan mereka adalah membuat kopi, mengepel dan menyapu atau
merapikan dokumen.
Tiga pekerja perempuan ini bekerja di perusahaan tersebut dengan waktu yang
cukup lama sehingga di suatu waktu perusahaan ini mengalami sebuah konflik yakni
pembocoran dan pembuangan limbah perusahaan yang ilegal. Seiring berjalannya
waktu mereka bertiga menyadari bahwa ini adalah kondisi yang tidak diharapkan,
mereka juga ingin merasakan pekerjaan perusahaan yang dilakukan oleh pekerja
laki-laki lainnya. Kemudian permasalahan pembuangan limbah ilegal akhirnya
memberikan dampak buruk bagi penduduk lokal yang tinggal di daerah perusahaan
Samjin mulai dari sungai yang tercemar sehingga membuat sebagian warga desa
mengalami penderitaan dan sakit parah. Pada akhirnya ketiga pekerja perempuan
ini mengajak para pekerja perempuan lainnya untuk bersatu dalam mencari tahu
kebenaran tentang hasil laporan pembuangan limbah yang pasti (Women unite for
Women Liberation).
Apabila dikaitkan dengan salah satu teori feminisme dalam perspektif Gender
yaitu “Liberal Feminism” yang mana para pekerja perempuan ini akhirnya
membulatkan tekad mereka demi menuntaskan kebenaran hasil pembuangan
limbah dan mencari tahu para pelaku yang merencanakan tindakan jahat ini.
Tindakan ini akhirnya berhasil membuat mereka mencapai equality dan freedom
demi keberlangsungannya para pekerja perempuan sehingga mereka tidak
dipandang lagi dengan sebelah mata, mereka tidak dipecat dari pekerjaan, para
pekerja perempuan mendapatkan hak kesetaraan bahkan sebagian dari mereka
mendapati promosi naik jabatan.
Tindakan ini sangat perlu diapresiasi karena telah mewujudkan dua hal :
 Memiliki dampak terbesar bagi kehidupan perempuan (Have had most
impact on women's lives).
 Menciptakan kesempatan yang sama adalah tujuan utama dari Feminism
Liberal (The creation of equal opportunities is the maim aim of liberal
feminists).

3. Yang mengubah pandangan saya setelah mengikuti kelas Gender in International


Relations college adalah saya mulai mengetahui setidaknya sedikit konsep Gender
yakni Gender bukan hanya tentang perempuan dan bukan hanya sekedar tentang
laki-laki namun konsep Gender adalah membahas keduanya yang mana membahas
adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Kelas Gender juga mengubah
pikiran saya tentang penggunaan kata atau diksi dari Gender identity dan Gender
expression, yang mana ada juga Identitas yang ekspresinya terlihat feminism
ataupun sebaliknya dan bisa dikatakan pula ada sebuah Identitas yang tidak
mencerminkan ekspresi maupun karakteristiknya.
Setelah menonton film “Samjin company English class” saya akhirnya percaya
bahwa perempuan tidak selamanya menjadi objek pembantu pekerjaan laki-laki
akan tetapi Perempuan juga bisa menjadi subjek yang bahkan lebih hebat dari laki-
laki (women are not always a servant objectification, but women can also be
subjects that are even greater than men). Artinya bahwa laki-laki dan perempuan itu
diciptakan sama dan memiliki equalitas, konkritnya adalah sudah mulai banyak
perempuan yang memiliki gelar pendidikan yang tinggi. Di sisi lain memasak pula
bukan hanya sekedar tugas dan peran perempuan akan tetapi sekarang dunia
permasakan juga diminati dan diikuti oleh banyak laki-laki, inilah yang menjadi
contoh kesetaraan gender itu ada dan sifatnya dinamis bisa berubah tergantung
waktu dan lingkungan sekitar.

4. Untuk saat ini saya masih kurang dalam memahami Gender, yang mana ada
beberapa hal yang ingin saya tahu lebih dalam untuk beberapa waktu kedepannya
yakni tentang relasi dan bentuk Gender di negara-negara lain dan bagaimana kaitan
Gender dengan kecanggihan ataupun kemajuan-kemajuan teknologi dalam kondisi
global di zaman sekarang. Harapan saya juga semoga saya dan teman-teman saya
benar memahami dengan sederhana bahkan mendapat manfaat setelah
menyelesaikan kelas “Gender in IR” ini.

Anda mungkin juga menyukai