Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 17, No.

2, Juli 2013

ANALISIS DEBIT BANJIR RANCANGAN DENGAN MENGGUNAKAN


HIDROGRAF SATUAN TERUKUR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI
PROGO BAGIAN HULU
Gustave Suryantara Pariartha
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana
Email : gustave_sp@yahoo.co.id

Abstrak: Hidrograf satuan digunakan dalam perhitungan debit banjir rancangan


pada suatu DAS apabila tidak terdapat alat pengukur debit pada DAS tersebut.
Beberapa cara menghitung hidrograf satuan telah banyak dikembangkan baik
itu menggunakan data banjir di sungai tersebut atau menggunakan hidrograf
satuan sintetis seperti Snyder, Nakayasu, Gama I dan yang lainnya. Hidrograf
satuan yang menggunakan data banjir di lapangan disebut hidrograf satuan
terukur dimana terdapat dua cara untuk menurunkannya yaitu cara polynomial
dan cara Collin. Dalam penelitian ini cara collin dipilih dikarenakan cara
polinomial tidak selalu bisa diselesaikan dan kesempatan untuk terjadinya
kesalahan cukup besar. Setelah hidrograf satuan terukur diperoleh maka
perhitungan dilanjutkan dengan menghitung debit banjir rancangan pada DAS
Progo bagian hulu dimana hasilnya dibandingkan dengan debit eksisting DAS
Progo Hulu. Dari hasil perhitungan diperoleh hidrograf satuan terukur rata-rata
dari 4 kejadian banjir yang kemudian digunakan untuk menghitung debit banjir
rancangan dimana untuk kala ulang 20 dan 50 tahun diperoleh hasil debit
1232,22 m3/det dan 1570,39 m3/det dan apabila dibandingkan dengan debit
eksisting dimana diperoleh debit untuk kala ulang 20 tahun adalah 992,05
m3/det dan kala ulang 50 tahun adalah 1242,45 maka terdapat selisih sebesar
240,17 m3/det untuk kala ulang 20 tahun dan 327,92 untuk kala ulang 50 tahun.
Kata Kunci : hidrograf satuan terukur, debit rancangan

FLOOD DESIGN DISCHARGE ANALYSES USING A MEASURED UNIT


HYDROGRAPH ON THE UPSTREAM PROGO WATERSHED

Abstract: A unit hydrograph is performed when the watershed do not have


discharge gauge. Several ways to calculate a unit hydrograph had been
developed using either flood data or a synthetic unit hydrograph such as Snyder,
Nakayasu, Gama I, etc. A unit hydrograph developed from flood data is called a
measured unit hydrograph derived using polynomial and Collin methods. In this
study, Collin method is preferred because the formula is unsolved occasionally
and of high probability in getting error if polynomial method is employed. After
obtaining measured unit hydrograph, the flood design can be calculated for
upstream Progo watershed. This result will be compared to the existing
discharge in upstream Progo watershed. The analysis is performed from average
measured unit hydrograph consisting four flood occurrences for which the
return periods of 20 and 50 years produced the discharge of 1232.22 m3/seconds
and 1570.39 m3/seconds respectively. Thus, if these results are compared to a
design discharge obtained from the existing discharge, the return periods of 20
and 50 years produced the discharge of 992.05 m3/seconds and 1242.45
m3/seconds respectively and the deviation of 240.17 m3/seconds and 327.92
m3/seconds respectively.
Key Words : measured unit hydrograph, designed discharge

179
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 17, No. 2, Juli 2013

PENDAHULUAN

Debit banjir rancangan memiliki arti yang


sangat penting dalam perencanaan dan
perancangan bangunan-bangunan hidrau-
lik. Untuk daerah yang memiliki alat pen-
catat debit maka debit rancangan dapat Gambar 1 Ilustrasi prinsip linear dan
dengan mudah diperoleh, namun apabila time invariant pada teori hidrograf satuan
pada daerah tersebut tidak terdapat alat
pencatat debit maka debit banjir ranca- Penurunan hidrograf satuan terukur
ngan dapat ditentukan dengan menggu- dilakukan dengan persamaan polinomial.
nakan data hujan yang terdapat pada dae- Oleh karena cara tersebut tidak selalu
rah tersebut. dapat diselesaikan dan memungkinkan
Hidrograf satuan digunakan dalam untuk terjadinya perambatan kesalahan,
perhitungan debit banjir rancangan pada maka dipergunakan juga cara Collins (Sri
suatu DAS apabila tidak terdapat alat pe- Harto, 2000).
ngukur debit pada DAS tersebut. Bebe- Pada penelitian Edy Sukoso (2004) di-
rapa cara menghitung hidrograf satuan te- gunakan hidrograf satuan dengan metode
lah banyak dikembangkan baik itu meng- Collins dan diperoleh hasil yang cukup
gunakan data banjir di sungai tersebut baik Pemilihan metode Collins dalam
atau menggunakan hidrograf satuan sin- analisis paling memungkinkan untuk di-
tetis seperti Snyder, Nakayasu, Gama I gunakan karena beberapa hal yang dian-
dan yang lainnya. taranya adalah sebagai berikut ini.
Hidrograf satuan merupakan hidrograf  Untuk data hidrograf banjir yang dipe-
limpasan langsung yang dihasilkan oleh roleh dari hasil pengamatan dilapa-
hujan efektif yang terjadi merata di selu- ngan cukup kompleks dengan tingkat
ruh DAS dengan intensitas tetap dalam ketelitian hasil pengukuran data
satu satuan waktu yang ditetapkan. Ada AWLR dan debit sangat terbatas.
dua andaian pokok di dalam hidrograf sa-  Kelemahan yang terjadi pada metode
tuan yaitu hujan yang merata dan inten- persamaan polynomial yaitu, persama-
sitas hujan tetap (Sri Harto, 2000). an yang terkadang tidak terselesaikan
dan terjadinya perambatan kesalahan
TEORI DAN METODE PENELITIAN perhitungan.
 Perkembangan teknologi khususnya di
Hidrograf Satuan bidang komputerisasi memudahkan
Penetapan hidrograf satuan pada suatu dalam proses iterasi yang panjang, de-
DAS menganut sistem linieritas dan time ngan proses yang cepat dan hasil yang
invariant. Secara skematis dapat dilihat akurat.
pada Gambar 1 di bawah ini. Prosedur penurunan hidrograf satuan teru-
kur cara Collins ditunjukkan di bawah ini
(Sri Harto, 2000).
 Dipilih kasus hujan dan hidrograf mu-
ka air. Kemudian dengan mengguna-
kan liku kalibrasi yang berlaku dite-
tapkan hidrografnya.
 Hidrograf limpasan langsung dipero-
leh dengan memisahkan aliran dasar
dari hidrograf tersebut. Kemudian di-
cari hujan efektif dengan indeks  . Di
dapat volume hujan efektif sama de-

180
Analisis Debit Banjir Rancangan Dengan Menggunakan Hidrograf ………............... (Pariartha)

ngan volume hidrograf limpasan lang- kan yang dapat ditimbulkan baik langsung
sung. maupun tidak langsung oleh banjir tidak
 Hidrograf satuan hipotetik ditetapkan boleh terjadi selama besaran banjir tidak
tidak dengan ordinat-ordinat yang be- terlampaui (Sri Harto, 1993).
lum diketahui, akan tetapi hidrograf Untuk menentukan banjir rancangan,
satuan hipotetik yang pasti ditetapkan apabila data debit di daerah yang dikehen-
dengan ordinat-ordinatnya. daki mencukupi maka dapat langsung di-
 Semua hujan yang terjadi, kecuali gunakan untuk menentukan banjir ranca-
bagian hujan maksimum, ditransfor- ngan dengan analisis frekuensi. Apabila
masikan dengan hidrograf satuan hi- pada daerah tersebut data debit sangat ter-
potetik tersebut, sehingga akan dipero- batas maka dapat digunakan data hujan
leh sebuah hidrograf. (A. Rahman et al, 2002).
 Apabila hidrograf terukur dikurangi Persamaan perkiraan banjir yang ba-
dengan hidrograf yang diperoleh dari nyak digunakan dapat dipisahkan menjadi
butir (4), maka yang akan diperoleh 3 kelompok (Sri Harto, 1985 dalam Ika
adalah hidrograf yang ditimbulkan Tyasning Yudiyanti, 2006) :
oleh hujan maksimum. Hidrograf sa-  cara empirik berdasar persamaan ra-
tuan 1 mm/jam baru dapat diperoleh sional untuk sungai – sungai yang be-
dengan membagi semua ordinat hidro- lum pernah diukur (tidak ada data
graf ini dengan intensitas hujan mak- AWLR dan data pengukuran debit),
simum. Hidrograf satuan yang dipe-  cara yang berdasar pada teori hidro-
roleh terakhir ini dibandingkan de- graf satuan baik untuk sungai yang be-
ngan hidrograf satuan hipotetik. Apa- lum pernah diukur maupun yang su-
bila perbedaan keduanya sudah lebih dah pernah diukur,
kecil dari patokan (criteria) yang di-  cara pendekatan statistik untuk sungai
tetapkan, maka hidrograf satuan ini – sungai yang mempunyai data cukup
sudah dianggap benar. Namun bila panjang.
perbedaannya masih lebih besar dari Cara empirik berdasarkan persamaan
patokan yang ditetapkan, maka prose- rasional yang dikenal di Indonesia dianta-
dur pada butir (4) diulang kembali, de- ranya adalah cara Melchior, cara der We-
ngan menggunakan hidrograf satuan duwen dan cara Haspers. Persamaan ra-
yang diperoleh dari butir (5). sional ini baik dipakai pada DAS yang ke-
 Prosedur ini diulang-ulang terus sam- cil karena faktor yang mempengaruhinya
pai pada akhirnya diperoleh hidrograf dapat diketahui dengan baik, pemakaian
satuan terakhir yang tidak berbeda pada DAS yang besar akan menyebabkan
banyak dari patokan perbedaan yang penyimpangan yang besar. Selain itu juga
ditetapkan. digunakan cara hidrograf satuan terukur
Hidrograf satuan hanya dapat disusun dan cara hidrograf satuan sintetik. Cara
jika tersedia data hujan dan data debit yang disebutkan terakhir yaitu cara hidro-
yang cukup. Apabila data tersebut tidak graf satuan sintetik dilakukan jika tidak
tersedia maka suatu cara untuk memung- tersedia data debit aliran maupun data cu-
kinkan penggunaan konsep hidrograf sa- rah hujan, sehingga karakteristik sungai
tuan adalah hidrograf satuan sintetik. seperti kemiringan dan panjang sungai,
luas DAS dan bagiannya, diamati dengan
Debit Banjir Rancangan cermat, dan dituangkan dalam bentuk
Banjir rancangan adalah besarnya de- angka. Dalam praktek analisis hidrologi
bit banjir yang ditetapkan sebagai dasar terdapat beberapa metode seperti hidro-
penentuan kapasitas dan dimensi bangu- graf satuan sintetik GAMA I (HSS GA-
nan-bangunan hidraulik (termasuk bangu- MA I), hidrograf satuan sintetik Snyder
nan di sungai), sedemikian hingga kerusa- dan hidrograf satuan sintetik Nakayasu

181
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 17, No. 2, Juli 2013

(Joko Sujono, 2004 dalam Igel Malen


Puspa, 2006).

HASIL ANALISIS

Lokasi Penelitian
Das Progo bagian hulu memiliki luas
1803,298 km2 dengan oulet merupakan
AWLR Kalibawang dan mempunyai sta-
siun hujan berjumlah 14 buah. Gambar 2
menunjukkan DAS Progi bagian hulu dan Gambar 3. Hidrograf Satuan Terukur
posisi stasiun hujan. Rata-rata DAS Progo Bagian Hulu
Dari hidrograf satuan yang diperoleh
di atas maka dapat ditentukan debit banjir
rancangan dengan kala ulang 20 dan 50
tahun dengan memasukkan hujan ranca-
ngan efektif ke dalam hidrograf satuan te-
rukur sehingga dapat diperoleh debit ban-
jir rancangan yang diinginkan. Pada pene-
litian ini diperoleh debit banjir rancangan
1232,22 m3/det untuk kala ulang 20 tahun
dan 1570,39 m3/det untuk kala ulang 50
tahun.

Debit Banjir Rancangan Existing


Perhitungan analisis frekuensi debit
rancangan dilakukan dengan kala ulang
yang telah ditetapkan yaitu 20 tahun dan
50 tahun. Data debit yang digunakan un-
tuk analisis frekuensi ini berkisar antara
Gambar 2. DAS Progo Bagian Hulu 10 sampai 20 tahun dan pemilihan data di-
lakukan berdasarkan ketersediaan panjang
Hidrograf Satuan Terukur dan Debit data debit. Untuk data yang kurang pan-
Rancangan jang dilakukan pemilihan data dengan
Hidrograf satuan diturunkan dari be- partial series sedangkan untuk data yang
berapa kasus banjir, terutama dipilih ban- dianggap cukup panjang dilakukan pemi-
jir yang cukup besar sehingga apabila hu- lihan berdasar data debit ekstrem di lapa-
jan efektif yang diperoleh hanya satu ti- ngan. Hasil analisis frekuensi debit ini
dak diperoleh hidrograf satuan yang lebih akan dijadikan acuan dalam perhitungan
besar dari hidrograf limpasan langsung. kesalahan relatif. Hasil perhitungan debit
Penurunan hidrograf satuan dari beberapa rancangan eksisting dimana diperoleh de-
kasus banjir ini menggunakan cara bit untuk kala ulang 20 tahun adalah
Collins. Perataan hidrograf satuan dilaku- 992,05 m3/det dan kala ulang 50 tahun
kan dengan meratara-takan waktu untuk adalah 1242,45 m3/det.
mencapai puncak (time to peak), debit
puncak dan time base dari masing-masing Kesalahan Relatif
hidrograf satuan dan kemudian dikoreksi Setelah diperoleh debit hasil penera-
agar setara dengan hujan efektif 1 mm. pan hidrograf satuan, langkah selanjutnya
Berikut ditampilkan hidrogaf satuan rata- mencermati penyimpangannya bila diban-
rata pada DAS Progo Hulu. dingkan dengan besaran hasil analisis fre-

182
Analisis Debit Banjir Rancangan Dengan Menggunakan Hidrograf ………............... (Pariartha)

kuensi data debit. Persamaan yang diper- Q HS n = debit banjir rancangan dengan
gunakan adalah berikut ini (Yue dan Ha- hidrograf satuan (m3/s),
shino, 1999 dalam Ika Tyasning Yudiyan-
Q AF = debit banjir rancangan dengan
ti, 2006).
analisis frekuensi (m3/s),
QHS n  QAF
RE( n )   100 % ......... (1) n = jumlah kasus debit banjir.
QAF Dari hasil analisis debit rancangan da-
dengan : ri hidrograf satuan terukur rata-rata dan
RE(n) = kesalahan relatif tiap kasus banjir, debit rancangan dari data debit existing
maka diperoleh seperti Tabel 1 di bawah
ini.

Tabel 1 Kesalahan Relatif


Kala Ulang (Tahun) Debit rancangan dari HS Debit rancangan dari debit Kesalahan relatif (%)
terukur (m3/det) existing (m3/det)
20 1232,22 992,049 24,21
50 1570,39 1242,466 26,39

KESIMPULAN DAN SARAN Monte Carlo Simulation of Flood


Frequency Curves From Rainfall,
Kesimpulan Journal of Hydrology 256,
Debit banjir rancangan dengan kala 196210.
ulang 20 dan 50 tahun yang dihitung Igel Malen Puspa, 2006, Analisis Keteli-
menggunakan hidrograf satuan terukur ra- tian Debit Banjir Rancangan dan
ta-rata memiliki kesalahan relatif secara Aliran Rendah Berdasarkan Perbe-
berurutan 24,21 % dan 26,39 % apabila daan Kerapatan Stasiun Hujan, Te-
dibandingkan dengan debit banjir ran- sis, Universitas Gadjah Mada,
cangan yang dihitung menggunakan debit Yogyakarta.
banjir eksisting. Hal ini dapat diakibatkan Ika Tyasning Yudiyanti, 2006, Hubungan
bahwa data yang tercatat di AWLR DAS Antara Debit Puncak Terukur dan
Progo Hulu sudah terkurangi oleh adanya Debit Puncak Terhitung Dengan
pengambilan air irigasi di hulu atau se- Hidrograf Satuan Tiap Kala
belum AWLR. Ulang, Tesis, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Saran Sri Harto, 1993, Analisis Hidrologi, PT.
Perlu dilakukan perhitungan hidrograf Gramedia Pustaka Utama, Jakar-
satuan terukur dengan jumlah kejadian ta.
banjir yang lebih banyak sehingga diha- Sri Harto BR., 2000, Hidrologi : Teori,
rapkan dapat diperoleh hasil yang lebih Masalah, Penyelesaian, Nafiri
baik. Offset, Yogyakarta.
Sri Harto BR, 2001, Some Typical
DAFTAR PUSTAKA Catchment Parameters And Flow
Components Of Rivers On The
A. Rahman, Weinmann, P. E., Hoang, T. Island Of Java, Forum Teknik.,
M. T., Laurenson, E. M., 2002, Jilid 25 No. 23

183

Anda mungkin juga menyukai