Kalimat Efektif Dri Buku
Kalimat Efektif Dri Buku
1.Pengertian Kalimat
Secara tradisional, kalimat diartikan sebagai susunan kata yang teratur yang
berisi pikiran lengkap.
Dalam kamus besar bahasa indonesia, kalimat didefenisikan sebagai :
1. Kesatuan ujaran yang mengukapkan suatu konsep pikiran dan perasaan
2. Perkataan
3. Satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri
Sedangkan, dalam kamus istilah, kalimat didefenisikan sebagai bagian terkecil ujaran
atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasan:
1. Dalam wujud lisan kalimat yang didiringi oleh alunan titinada disela oleh jeda,
diakhiri oleh intonasi selesai, dan diakhiri oleh kesenyapan.
2. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf besar atau capital dan
diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru; sementara itu disertai
pula didalamnya berbagai tanda baca.
Predikat
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan apa atau
dalam
keadaan bagaimana subjek. Predikat dapat juga berupa sifat, situasi, status, ciri atau
jatidiri subjek. Ciri-ciri predikat yaitu berupa kata kerja; bukan berupa kata kerja;
disertai
aspek bahasa; disertai kata adalah yaitu, dan merupakan; dapat diingkarkan
Contoh :
1). Leonardo da Vinci/ adalah seorang pelukis yang terkenal
P
2). Lukisannya yang terkenal itu/ bernama/ Monalisa
P
P
kincir angin, dan pesawat terbang
Gabungan Subyek Dan Predikat
Subyek yaitu sesuatu yang menjadi inti pembicaraan di dalam kalimat. Predikat
yaitu menceritakan atau menjelaskan tntang inti kalimat pembicaraan.
Mahasiswa semester III sedang berdiskusi di aula.
S P K
Perluasan kalimat itu adalah hasil perluasan subjek mahasiswa dengan semester III.
Perluasan predikat berdiskusi dengan sedang, dengan menambahkan keterangan
tempat di akhir kalimat.
Dosen itu selalu ramah setiap hari.
S P K
Kalimat ke 3, yaitu Harga buku itu sepulu ribu rupiah dapat diperluas pula dengan
kalimat
Harga buku besar itu sepuluh ribu rupiah per buah.
S P
Memperluas kalimat tunggal tidak hanya terbatas seperti pada contoh-contoh
di atas. Tidak tertutup kemungkinan kalimat tunggal seperti itu diperluas menjadi dua
puluh kata atau lebih.
2) Ide Pokok
Dalam menyusun kalimat harus dikemukakan ide pokok kalimat tersebut.
Biasanya ide pokok kita letakkan pada bagian depan kalimat tersebut. Biasanya kita
letakkan pada bagian depan kalimat , maka penullis harus menentukan bahwa kalimat
yang mengandung ide pokok harus menjadi induk kalimat.
Misalnya: - Ia ditembak mati ketika masih dalam tugas militer.
Ide pokoknya: Ia ditembak mati
- Ia masih dalam tugas militer ketika ia ditembak mati
Ide pokok: Ia masih dalam tugas militer
2. Kesejajaran (Pararelisme)
Kesejajaran (pararelisme) didalam komposisi ialah penggunaan bentuk-betuk
bahasa yang sama atau kontruksi bahasa yang dipakai dalam susunan serial. Jika
sebuah pikiran dinyatakan dalam kelompok kata (frase) di dalam kalimat, maka
pikiran-pikiran yang lain yang sama harus dinyatakan pula dengan frase. Jika satu
gagasan dinyatakan dengan kata benda atau kata kerja bentuk me-, di-, dan
sebagainya, maka gagasan yang lain yang serial dan sama harus dinyatakan pula
dengan kata benda, kata kerja bentuk me-, di-, dan sebagainya. Kesejajaran bentuk-
bentuk ini memberi kejelasan kalimat secara keseluruhan.
(a) Kesadaran masyarakat meningkat terhadap penyakit AIDS yang berbahaya
dan mengerikan, sebab belum ditemukan pencegahan dan cara
pengobatannya.
Bentuk yang dipakai untuk kata-kata yang sederajat dalam kalimat di atas
harus sama (pararel) sehingga kalimat itu kita tata kembali menjadi
kalimat di bawah ini :
(b)Kesadaran masyarakat meningkat terhadap penyakit AIDS yang
membahayakan dan mengerikan, sebab belum ditemukan pencegahan dan
pengobatannya.
c. Pengulangan kata
Pengulangan kata dalam sebuah kalimat kadang-kadang diperlikan dengan
maksud untuk memberi penegasan pada bagian ujaran yang dianggap penting.
Pengulangan kata yang dianggap dapat membuat maksud kalimat menjadi jelas.
Contoh:
- pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi,
tidak hanya dimensi ekonomi tetapi juga dimensi politik, dimensi sosial dan dimensi
budaya.
d. Kehematan
Kehematan terkait dengan pemakaian kata, frase, atau bentuk lainnya yang dianggap
tidak diperlukan. Kehematan tidak berarti kata bahwa kata yang diperlukan atau yang
menambah kejelasan makna kalimat boleh dihilangkan. Unsur- unsur penghematan
yang harus diperhatikan:
1). Pengulangan Subyek Kalimat
Penulis tanpa sadar sering mengulang subyek dalam suatu kalimat.
Pengulanga tidak membuat kalimat itu menjadi jelas. Oleh karena itu pengulangan
bagian kalimat tidak diperlukan.
a. Hindari pengulangan subjek
Contoh :
Sesudah Straughan menbicarakan transmisi nilai, ia menjelaskan pendidkan
moral
melalui pendekatan kenetralan nilai
Sesudah membicarakan transmisi nilai, Straughan menjelaskan pendidikan
moral
melalui pendekatan moral melalui pendekatan kenetralan nilai
Jika penumpang berbeda namanya dengan tiket, penumpang batal berangkat
Seharusnya
Jika berbeda namanya dengan tiket, penumpang batal berangkat
Hindari pemakaian superordinat pada hiponim kata.
Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
2). Hiponimi Dihindarkan
Dalam bahasa ada kata yang merupakan bawahan makna kata atau ungkapan
yang lebih tinggi. Di dalam makna kata tersebut terkandung makna dasar kelompok
makna kata bersngkutan.
Kata merah sudah mencakupi kata warna.
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
Perhatikan:Ia memakai baju warna merah.
Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Kalimat itu dapat diubah menjadi
Ia memakai baju merah.
Di mana engkau menangkap pipit itu?