Anda di halaman 1dari 13

KALIMAT EFEKTIF

1.Pengertian Kalimat
Secara tradisional, kalimat diartikan sebagai susunan kata yang teratur yang
berisi pikiran lengkap.
Dalam kamus besar bahasa indonesia, kalimat didefenisikan sebagai :
1. Kesatuan ujaran yang mengukapkan suatu konsep pikiran dan perasaan
2. Perkataan
3. Satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri
Sedangkan, dalam kamus istilah, kalimat didefenisikan sebagai bagian terkecil ujaran
atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasan:
1. Dalam wujud lisan kalimat yang didiringi oleh alunan titinada disela oleh jeda,
diakhiri oleh intonasi selesai, dan diakhiri oleh kesenyapan.
2. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf besar atau capital dan
diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru; sementara itu disertai
pula didalamnya berbagai tanda baca.

2. Pengertian Kalimat Efektif


 Arifin dan Tasai mendefenisikan kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki
kemampuan untuk menimbulkan kembali gasan pada pikiran pendengar atau
pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembaca atau penulis.
 Kalimat efktif dapat didefenisikan sebagai kalimat yang secara tepat mewakili
pikiran dan keinginan penulis yang disusun secara sadar untuk mencapai daya
informasi yang diinginkan penulis terhadap pembaca.
 Kalimat efektif ialah kalimat yang singkat, padat, dapat menyampaikan pesan
secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula. Salah satu ciri tidak
menggunakan kata yang bermakna ganda. Kalimat tersebut singkat, padat, jelas,
dan benar.
 Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan,
perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau
penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang
baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya
logis, dan ejaannya pun harus benar.
 Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat seperti :
1. Secara tepat mewakili gagasan pembicara atau penulisnya.
2. Menimbulkan gagasan yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau
pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulisnya.

3. Ciri-Ciri Kalimat Efektif


Ciri-ciri kalimat efektif dibagi 5 yaitu:
1. Kesepadanan dan kesatuan antar struktur bahasa dengan cara atau jalan
pikiran yang logis dan masuk akal.
2. Kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
3. Penekanan untuk mengemukakan ide pokok
4. Kehematan dalam menggunakan kata.
5. Kevariasian dalam struktur kalimat.

1. Kesapadanan dan Kesatuan


Setiap kalimat yang baik terdiri dari unsur-unsur kalimat yaitu subyak, obyek,
dan keterangan. Kesepadanan ialah hubungan timbal balik antara subyek dengan
predikat, antara predikat dengan obyek, serta dengan keterangan- keterangan yang
menjelaskan unsur-unsur kalimat tadi. Kesatuan ialah bahwa setiap kalimat harus
mengandung satu ide pokok atau kesatuan pikiran. Jadi yang dimaksud
kesepadanan dan kesatuan dalam kalimat ialah kemampuan struktur bahasa dalam
mendukung gagasan ide yang dikandung kalimat.
Terdapat satu ide pokok yang hendak disampaikan dan komentar atau
penjelasan mengenai ide pokok itu. Kedua hal ini perlu ditata dalam kalimat
secara cermat agar informasi dan maksud penulis mencapai sasaran. Untuk
mencapai maksud perlu diperhatikan petunjuk berikut.

1)Subyek dan Predikat


 Subjek
Subjek (P) ialah bagian kalimat yang menunjukan pelaku, tokoh, sosok, benda,
sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pangkal atau pokokpembicaraan. Ciri-
ciri: subjek yaitu jawaban apa atau siapa, disertai kata petunjuk, memiliki
keterangan
pembahas yang, didahului kata bahwa, dan tidak didahului kata depan.
Contoh :
1). Leonardo da Vinci/ adalah seoran pelukis yang terkenal
s
2). Lukisannya yang terkenal itu/ bernama/ Monalisa
s
3). Bahwa Leonardo da vinci merupakan pelukis yang terkenal / diakui/ oleh dunia

 Predikat
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan apa atau
dalam
keadaan bagaimana subjek. Predikat dapat juga berupa sifat, situasi, status, ciri atau
jatidiri subjek. Ciri-ciri predikat yaitu berupa kata kerja; bukan berupa kata kerja;
disertai
aspek bahasa; disertai kata adalah yaitu, dan merupakan; dapat diingkarkan
Contoh :
1). Leonardo da Vinci/ adalah seorang pelukis yang terkenal

P
2). Lukisannya yang terkenal itu/ bernama/ Monalisa
P

3). Disamping bakat melukis Leonardo/ memiliki/ pengetahuan/ diberbagai bidang


P

4). Leonardo da Vinci/ menguasai/ pengetahuan tentang cara membuat senapan,

P
kincir angin, dan pesawat terbang
 Gabungan Subyek Dan Predikat

Subyek yaitu sesuatu yang menjadi inti pembicaraan di dalam kalimat. Predikat
yaitu menceritakan atau menjelaskan tntang inti kalimat pembicaraan.
Mahasiswa semester III sedang berdiskusi di aula.
S P K
Perluasan kalimat itu adalah hasil perluasan subjek mahasiswa dengan semester III.
Perluasan predikat berdiskusi dengan sedang, dengan menambahkan keterangan
tempat di akhir kalimat.
Dosen itu selalu ramah setiap hari.
S P K
Kalimat ke 3, yaitu Harga buku itu sepulu ribu rupiah dapat diperluas pula dengan
kalimat
Harga buku besar itu sepuluh ribu rupiah per buah.
S P
Memperluas kalimat tunggal tidak hanya terbatas seperti pada contoh-contoh
di atas. Tidak tertutup kemungkinan kalimat tunggal seperti itu diperluas menjadi dua
puluh kata atau lebih.

Perluasan kalimat itu, antara lain, terdiri atas:


1. Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat
Yogyakarta, dalam republik it, dan sekeliling kota;
2. keterangan waktu, seperti setiap hari, pada pukul 19.00, tahun depan,
kemarin sore, dan minggu kedua bulan ini;

2) Ide Pokok
Dalam menyusun kalimat harus dikemukakan ide pokok kalimat tersebut.
Biasanya ide pokok kita letakkan pada bagian depan kalimat tersebut. Biasanya kita
letakkan pada bagian depan kalimat , maka penullis harus menentukan bahwa kalimat
yang mengandung ide pokok harus menjadi induk kalimat.
Misalnya: - Ia ditembak mati ketika masih dalam tugas militer.
Ide pokoknya: Ia ditembak mati
- Ia masih dalam tugas militer ketika ia ditembak mati
Ide pokok: Ia masih dalam tugas militer

3) Penggabungan dengan “Yang”, “Dan”


Penulis sering menggabungkan dua kalimat atau klausa menjadi satu kalimat. Jika
dua kalimat digabungkan dengan pertikel dan, maka hasil kalimat majemuk setara.
Jika dua kalimat digabungkan dengan partikel yang, maka akan menghasilkan kalimat
majemuk bertingkat, artinya kalimat itu terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat.
Contoh menggunakan dan:
- Kesehatan merupakan hal yang diperhatikan dalam masyarakat
- Menjaga kesehatan adalah istirahat yang teratur, makanan yang bergizi dan
olahraga.
Sehingga kalimat gabungannya:
-Kesehatan merupakan hal yang diperhatikan dalam masyarakat dan menjaga
kesehatan adalah istirahat yang teratur, makanan yang bergizi dan olahraga.
Contoh menggunakan yang:
- Seminar nasional pendidikan dengan tema softskill
- Seminar dilaksanakan pada hari senin
Sehingga kalimat gabungannya:
- Seminar nasional pendidikan dengan tema softskill yang dilaksanakan pada hari
senin

4) Penggabungan Menyatakan “Sebab”dan “Waktu”


Dalam komposisi untuk mencapai efektifitas komunikasi perlu diperhatikan antara
hubungan sebab dan hubungan waktu. Hubungan sebab dinyatakan dengan
mempergunakan kata karena, sedangkan hubungan waktu dinyatakan dengan kata
ketika. Kedua kata ini sering dapat dipergunakan pada kalimat yang sama.
Contoh:
- Ketika guru menerangkan di depan kelas, murid mendengarkan dengan tertib
- Karena murid mendengarkan pejaran dengan baik, tugas-tugas dapat
dikerjakan dengan baik.

5) Penggabungan Kalimat yang Menyatakan Hubungan Akibat dan Hubungan


Tujuan
Dalam menggabungan perlu dibedakan penggunaan partikel sehingga untuk
menyatakan hubungan akibat dan partikel agar atau supaya untuk menyatakan
hubungan tujuan.
Contoh:
- Semua peraturan telah ditentukan sehingga mahasiswa tidak bertindak sendiri-
sendiri
- Semua peraturan telah ditentukan agar mahasiswa tidak bertindak sendiri-
sendiri

6) Penumpukan Ide Pokok


Kalimat panjang tidak selalu kurang jelas, tetapi kalimat yang terlalu panjang
kadang-kadang memberi kemungkinan penumpukan beberapa ide pokok. Kalimat ini
mengandung banyak anak kalimat, sehingga ide poko kalimat itu menjadi tidak jelas
lagi.
7) Penggunaan Kata Terjemahan
Di dalam bahasa Indonesia kata dimana dan yang mana dipakai dalam kalimat
tanya. Kedua kata tanya ini dipergunkan untuk menanyakan tempat serta tentang
sesuatu.
Dalam tulisan-tulisan sering kita jumpai pemakaian kata dimana, yang mana kata
mana lainnya yang dipkai bukan sebagai kata tanya. Kata-kata itu merupakan
terjemahan (dari kata where, which) yang pemakaiannya dilam bahasa indonesia
semakin meluas. Kata-kata ini dipakai begitu saja sehingga pemakaiannya
menimbulkan kesimpangsiuran.

2. Kesejajaran (Pararelisme)
Kesejajaran (pararelisme) didalam komposisi ialah penggunaan bentuk-betuk
bahasa yang sama atau kontruksi bahasa yang dipakai dalam susunan serial. Jika
sebuah pikiran dinyatakan dalam kelompok kata (frase) di dalam kalimat, maka
pikiran-pikiran yang lain yang sama harus dinyatakan pula dengan frase. Jika satu
gagasan dinyatakan dengan kata benda atau kata kerja bentuk me-, di-, dan
sebagainya, maka gagasan yang lain yang serial dan sama harus dinyatakan pula
dengan kata benda, kata kerja bentuk me-, di-, dan sebagainya. Kesejajaran bentuk-
bentuk ini memberi kejelasan kalimat secara keseluruhan.
(a) Kesadaran masyarakat meningkat terhadap penyakit AIDS yang berbahaya
dan mengerikan, sebab belum ditemukan pencegahan dan cara
pengobatannya.
Bentuk yang dipakai untuk kata-kata yang sederajat dalam kalimat di atas
harus sama (pararel) sehingga kalimat itu kita tata kembali menjadi
kalimat di bawah ini :
(b)Kesadaran masyarakat meningkat terhadap penyakit AIDS yang
membahayakan dan mengerikan, sebab belum ditemukan pencegahan dan
pengobatannya.

Contoh lain dapat anda lihat pada kalimat-kalimat berikut ini:


 Berdasarkan rencana dibidang kesepakatan energi, negara-negara yang
tergabung
dalam EAS akan meningkatkan efisiensi energi dan meluaskan sistem energi
terbaru
 Selama dua minggu para ahli dibidang kesepakatan energi akan mengadakan
seminar dipusat pembinaan dan pelatihan energi
 Tingginya harga-harga kebutuhan pokok, hilangnya kepercayaan masyarakat
di
bidang ekonomi dan politik, dan banyaknya pengangguran merupakan
kesulitan
yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia.
 Perbaikan sanitasi dapat mengangkat manusia dari kemiskinan, meningkatkan
pruduktifitas, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan lapangan
kerja

3. Penekanan dalam Kalimat


Setiap kalimat memiliki sebuah ide pokok. Inti pikiran ini biasanya lain
ditekanan atau ditonjolkan oleh penulis atau pembicara. Seorang pembicara biasanya
akan memberi penekanan pada bagian kalimat dengan memperlambat ucapan,
meninggikan suara dan lain sebagainya pada bagian kalimat tadi. Dalam penulisan
ada berbagai cara untuk memberi penekanan kalimat.
Bagian kalimat yang dipentingkan perlu ditonjolkan dari unsure-unsur yang
lain.beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memberi penekanan itu adalah berikut
ini:
a. Posisi dalam Kalimat
Untuk memberi penekanan pada bagian tertentu sebuah kalimat, penulis penulis dapat
mengemukakan bagian itu pada bagian depan kalimat.cara ini disebut juga
mengutamakan kalimat.
contoh:
(1). Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan pada kesempatan lain
(2).pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
(3). Kita dapat membicarakan lagi soal ini pada kesempatan lain.
b. Menggunakan partikel –lah,-pun,dan – kah.
Contoh:
(1) saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
(2) Kami pun turut dalam kegiatan itu
(3) Bisakah dia menyelesaikannya

c. Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang- ulang kata yang dianggap


penting.
Contoh:
Dalam membina hubungan antara suami istri,antara guru dan murid, antara orang
tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat diperlukan adanya komunikasi dan sikap
saling memahami antara satu dengan yang lainnya.
d. Menggunakan pertentangan yakni menggunakan kata yang bertentangan atau
berlawanan maksudnya dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
(1). Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
(2) dia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial,tetapi total dan
menyeluruh.

b. Urutan yang Logis


Kalimat biasanya memberitakan suatu kejadian atau peristiwa . Kejadian atau
peristiwa yang berurutan hendaknya diperhatikan agar urutannya tergambar dengan
logis. Urutan yang logis dapat disusunsecara kronologis, dengan penataan urutan yang
makin lama makin penting atau dengan menggambarkan suatu proses.
Contohnya: Kuda makan rumput bukan rumput makan kuda.

c. Pengulangan kata
Pengulangan kata dalam sebuah kalimat kadang-kadang diperlikan dengan
maksud untuk memberi penegasan pada bagian ujaran yang dianggap penting.
Pengulangan kata yang dianggap dapat membuat maksud kalimat menjadi jelas.
Contoh:
- pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi,
tidak hanya dimensi ekonomi tetapi juga dimensi politik, dimensi sosial dan dimensi
budaya.
d. Kehematan
Kehematan terkait dengan pemakaian kata, frase, atau bentuk lainnya yang dianggap
tidak diperlukan. Kehematan tidak berarti kata bahwa kata yang diperlukan atau yang
menambah kejelasan makna kalimat boleh dihilangkan. Unsur- unsur penghematan
yang harus diperhatikan:
1). Pengulangan Subyek Kalimat
Penulis tanpa sadar sering mengulang subyek dalam suatu kalimat.
Pengulanga tidak membuat kalimat itu menjadi jelas. Oleh karena itu pengulangan
bagian kalimat tidak diperlukan.
a. Hindari pengulangan subjek
Contoh :
 Sesudah Straughan menbicarakan transmisi nilai, ia menjelaskan pendidkan
moral
melalui pendekatan kenetralan nilai
Sesudah membicarakan transmisi nilai, Straughan menjelaskan pendidikan
moral
melalui pendekatan moral melalui pendekatan kenetralan nilai
 Jika penumpang berbeda namanya dengan tiket, penumpang batal berangkat
Seharusnya
Jika berbeda namanya dengan tiket, penumpang batal berangkat
 Hindari pemakaian superordinat pada hiponim kata.
 Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
 Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
 Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
 Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
2). Hiponimi Dihindarkan
Dalam bahasa ada kata yang merupakan bawahan makna kata atau ungkapan
yang lebih tinggi. Di dalam makna kata tersebut terkandung makna dasar kelompok
makna kata bersngkutan.
Kata merah sudah mencakupi kata warna.
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
 Perhatikan:Ia memakai baju warna merah.
 Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Kalimat itu dapat diubah menjadi
 Ia memakai baju merah.
 Di mana engkau menangkap pipit itu?

3). Pemakaian Kata Depan Dari dan Daripada


Dalam bahasa indonesia kita mengenal kata depan dari dan daripada, selain ke
dan di. Penggunaan dari dalam bahasa indonesia dipakai untuk menunjukkan arah
(tempat) dan asal (asal-usul).
5.Kevariasian
Penulisan yang mempergunakan kalimat dengan pola dan bentuk kalimat yang
sama akan menimbulkan kebosanan dan suasana monoton pada pembaca. Demikian
juga jika penulis terus-menerus memilih kalimat pendek. Akan tetapi, kalimat yang
panjang pun akan membuat pembaca kehilangan pegangan akan kehilangan ide pokok
dan mungkin akan menimbulkan kelelahan pada pembaca. Oleh kar3enja itu dalam
penulisan diperlukan pola dan bentuk kalimat yang bervariasi. Kemungkinan variasi
kaliamat :
1). Variasi dalam Pembukaan Kalimat
Ada memungkinkan untuk memulai kalimat demi efektivitas, yaitu dengan variasi
pada pembukaan kalimat. Pengutamaan kaliamat yaitu dengan cara mengemukakan
bagian yang dianggap penting pada awl kalimat. Dalam variasi pembukaan kalimat,
sebuah kalimat dimulai atau dibuka dengan cara :
1. Frasa keterangan tempat atau waktu
2. Frasa verbum
3. Partikel penghubung dan sebagainya
Contoh:
- Dengan tabah Dormasi menghadapi putus cinta

2). Variasi dalam Pola Kalimat


Untuk efektifitas kalimat dan untuk menghindari suasana monoton yang dapat
menimbulkan kebosanan, pola kalilmat subyek-predikat-obyek dapat diubah menjadi
predikat-obyek-subyek, atau yang lainya.
Contoh:
- Bagi orang banyak, terutama orang kota, peristiwa tertentu tidak dapat dimengerti.

3). Variasi dalam Jenis Kalimat


Untuk mencapai efektivitas sebuah kalimat berita atau pernyataan dapat
dinyatakan dalam kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh:
- Apakah Dorma akan menemukan cinta sejatinya kembali?
- Dorma harus berani menanggung resiko.

Sebab-Sebab Ketidakefektifan Kalimat 


1.     Kontaminasi = merancukan 2 struktur benar  1 struktur salah
contoh:
-      diperlebar, dilebarkan  diperlebarkan (salah)
-      memperkuat, menguatkan  memperkuatkan (salah)
-      sangat baik, baik sekali  sangat baik sekali (salah)
-      saling memukul, pukul-memukul  saling pukul-memukul (salah)
-      Di sekolah diadakan pentas seni. Sekolah mengadakan pentas seni  Sekolah
mengadakan pentas seni (salah)
2.     Pleonasme= berlebihan, tumpang tindih
contoh:
-      para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)
-      para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)
-      banyak siswa-siswa (banyak siswa)
-      saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah bermakna ‘saling’)
-      agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)
-      disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)
3.     Tidak memiliki subjek
contoh:
-      Buah mangga mengandung vitamin C.(SPO) (benar)
-      Di dalam buah mangga terkandung vitamin C. (KPS) (benar) ??
-      Di dalam buah mangga mengandung vitamin C. (KPO) (salah)
4.     Adanya kata depan yang tidak perlu
Contoh:
-      Perkembangan  daripada teknologi informasi sangat pesat.
-      Kepada siswa kelas VII berkumpul di GOR.
-      Selain daripada bekerja, ia juga kuliah.
5.     Salah nalar
-      Waktu dan tempat dipersilahkan. (Siapa yang dipersilahkan)
-      Vespa Pak Erwin mau dijual. (Apakah bisa menolak?)
-      Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)
-      Adik mengajak temannya naik ke atas. (naik selalu ke atas)
-      Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu berada di belakang)
-      Saya absen dulu anak-anak. (absen: tidak masuk, seharusnya presensi)
-      Bola gagal masuk gawang. (Ia gagal meraih prestasi) (kata gagal lebih untuk
subjek bernyawa)
6.     Kesalahan pembentukan  kata
-      mengenyampingkan seharusnya mengesampingkan
-      menyetop seharusnya menstop
-      mensoal seharusnya menyoal
-      ilmiawan seharusnya ilmuwan
-      sejarawan seharusnya ahli sejarah
7.     Pengaruh bahasa asing
-      Rumah di mana ia tinggal … (the house where he lives …) (seharusnya
tempat)
-      Sebab-sebab daripada perselisihan … (cause of the quarrel) (kata daripada
dihilangkan)
-      Saya telah katakan … (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya telah
saya katakan)
8.     Pengaruh bahasa daerah
-      … sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka) (seharusnya sudah hadir)
-      … oleh saya. (Sunda: ku abdi) (seharusnya diganti dengan kalimat pasif
persona)
- Jangan-jangan … (Jawa: ojo-ojo) (seharusnya mungkin)
Berikut ini akan disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam
penulisan serta perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif.
1. Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat :
- Sejak dari usia delapan tauh ia telah ditinggalkan ayahnya.
(Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.)
- Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
(Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
- Ayahku rajin bekerja agar supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup.
(Ayahku rajin bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.)
- Pada era zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.
(Pada zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.)
- Berbuat baik kepada orang lain adalah merupakan tindakan terpuji.
(Berbuat baik kepada orang lain merupakan tindakan terpuji.)
2. Penggunaan kata berlebih yang ‘mengganggu’ struktur kalimat :
- Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera
diubah.
(Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. /
Menurut berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah.)
- Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.
(Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.)

3. Penggunaan imbuhan yang kacau :


- Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.
(Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan. / Buku yang
dipinjam dari perpustakaan harap dikembalikan)
- Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
(Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
- Operasi yang dijalankan Reagan memberi dampak buruk.
(Oparasi yang dijalani Reagan berdampak buruk)
- Dalam pelajaran BI mengajarkan juga teori apresiasi puisi.
(Dalam pelajaran BI diajarkan juga teori apresiasi puisi. / Pelajaran BI
mengajarkan juga apresiasi puisi.)
4. Kalimat tak selesai :
- Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu ingin
berinteraksi.
(Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial, selalu ingin
berinteraksi.)
- Rumah yang besar yang terbakar itu.
(Rumah yang besar itu terbakar.)
5. Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku :
- Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk.
(Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.)
Kata-kata lain yang sejenis dengan itu antara lain menyolok, menyuci, menyontoh,
menyiptakan, menyintai, menyambuk, menyaplok, menyekik, menyampakkan,
menyampuri, menyelupkan dan lain-lain, padahal seharusnya mencolok,
mencuci, mencontoh, menciptakan, mencambuk, mencaplok, mencekik,
mencampakkan, mencampuri, mencelupkan.

- Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang.


(Pertemuan itu telah menelurkan ide-ide cemerlang.)
- Gereja itu dilola oleh para rohaniawan secara professional.
(Gereja itu dikelola oleh para rohaniwan secara professional.)
- tau à tahu - negri à negeri
- kepilih à terpilih - faham à paham
- ketinggal à tertinggal - himbau à imbau
- gimana à bagaimana - silahkan à silakan
- jaman à zaman - antri à antre
- trampil à terampil - disyahkan à disahkan

6. Penggunaan tidak tepat kata ‘di mana’ dan ‘yang mana’ :


- Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik.
(Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik.)
- Rumah sakit di mana orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.
(Rumah sakit tempat orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.)
- Manusia membutuhkan makanan yang mana makanan itu harus mengandung zat-
zat yang diperlukan oleh tubuh.
(Manusia membutuhkan makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan
oleh tubuh.)
7. Penggunaan kata ‘daripada’ yang tidak tepat :
- Seorang daripada pembatunya pulang ke kampung kemarin.
(Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin.)
- Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar daripada pengawasannya.
(Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar dari pengawasannya.)
- Tendangan daripada Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.
(Tendangan Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.)
8. Pilihan kata yang tidak tepat :
- Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan waktu untuk
berbincang bincang dengan masyarakat.
(Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan diri untuk
berbincang-bincang dengan masyarakat.)
- Bukunya ada di saya.
(Bukunya ada pada saya.)
9. Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti :
- Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk
memulai pembicaraan damai antara komunis dan pemerintah yang gagal.
Kalimat di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang gagal?
Pemerintahkah atau pembicaraan damai yang pernah dilakukan?
(Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk
memulai kembali pembicaraan damai yang gagal antara pihak komunis dan
pihak pemerintah.
- Sopir Bus Santosa yang Masuk Jurang Melarikan Diri
Judul berita di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang
dimaksud Santosa? Nama sopir atau nama bus? Yang masuk jurang busnya
atau sopirnya?
(Bus Santoso Masuk Jurang, Sopirnya Melarikan Diri)
10. Pengulangan kata yang tidak perlu :
- Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun.
(Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku.)
- Film ini menceritakan perseteruan antara dua kelompok yang saling
menjatuhkan, yaitu perseteruan antara kelompok Tang Peng Liang dan
kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.
(Film ini menceritakan perseteruan antara kelompok Tan Peng Liang dan
kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.)
11. Kata ‘kalau’ yang dipakai secara salah :
- Dokter itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya.
(Dokter itu mengatakan bahwa penyakit AIDS sangat berbahaya.)
- Siapa yang dapat memastikan kalau kehidupan anak pasti lebih baik daripada
orang tuanya?
(Siapa yang dapat memastikan bahwa kehidupan anak pasti lebih baik
daripada orang tuanya?)

Anda mungkin juga menyukai