PAI (C)
Metodologi Studi Islam
Alquran adalah firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad yang dapat menjadi
sarana ibadah dengan membacanya. ... Dengan definisi tersebut di atas, firman Allah yang
diturunkan kepada nabi selain nabi Muhammad, tidak dinamakan Al-Qur'an, tetapi dinamakan
sebagai hadis qudsi.
Para ulama menyebutkan definisi Quran yang mendekati makananya dan membedakannya dari
yang lain dengan menyebutkan bahwa:
Artinya : Quran adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada Muhamad saw. Yang
pembacanya merupakan suatu ibadah`.
الممتععبد بتلواته، المنقول بالتواتر، المكتوب بالمصاحف، هو كلما ا المعجز المم ننزل على سيدنا محمد صلى ا عليه واسلم.
Artinya : Kalam Allah yang bersifat mukjizat, yang diturunkan kepada Muhammad SAW, tertulis
di mushaf , diriwayatkan secara mutawattir, dan membacanya adalah ibadah.
Menurut bahasa, “Qur’an” berarti “bacaan”, pengertian seperti ini dikemukakan dalam
Al-Qur’an sendiri yakni dalam surat Al-Qiyamah, ayat 17-18:
Kalamullah
Al-Qur’an adalah kalamullah, firman Allah ta’ala. Ia bukanlah kata-kata manusia. Bukan
pula kata-kata jin, syaithan atau malaikat. Ia sama sekali bukan berasal dari pikiran makhluk,
bukan syair, bukan sihir, bukan pula produk kontemplasi atau hasil pemikiran filsafat manusia.
Hal ini ditegaskan oleh Allah ta’ala dalam Al-Qur’an surat An-Najm ayat 3-4:
“…dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)…”
Tentang kesucian dan keunikan Al-Qur’an ini perhatikanlah kesaksian objektif Abul
Walid[1] seorang jawara sastra pada masa Nabi saw: “Aku belum pernah mendengar kata-kata
yang seindah itu. Itu bukanlah syair, bukan sihir dan bukan pula kata-kata ahli tenung.
Sesungguhnya Al-Qur’an itu ibarat pohon yang daunnya rindang, akarnya terhujam ke dalam
tanah. Susunan kata-katanya manis dan enak didengar. Itu bukanlah kata-kata manusia, ia tinggi
dan tak ada yang dapat mengatasinya.” Demikian pernyataan Abul Walid.
Mu’jizat
Mu’jizat artinya suatu perkara yang luar biasa, yang tidak akan mampu manusia
membuatnya karena hal itu di luar kesanggupannya. Mu’jizat itu dianugerahkan kepada para
nabi dan rasul dengan maksud menguatkan kenabian dan kerasulannya, serta menjadi bukti
bahwa agama yang dibawa oleh mereka benar-benar dari Allah ta’ala.
Karena demikian tingginya bahasa Al-Qur’an, mustahil manusia dapat membuat susunan
yang serupa dengannya, apalagi menandinginya. Orang yang ragu terhadap kebenaran Al-Qur’an
sebagai firman Allah ditantang oleh Allah ta’ala:
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Quran yang kami wahyukan kepada hamba
kami (Muhammad) buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur’an itu dan ajaklah penolong-
penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang memang benar.” (QS. Al-Baqarah: 23)
Allah sendiri kemudian menegaskan bahwa tidak akan pernah ada seorang pun yang
mampu menjawab tantangan ini (QS. 2: 24). Bahkan seandainya bekerjasama jin dan manusia
untuk membuatnya, tetap tidak akan sanggup (QS. 17: 88).
Selain itu, kemukjizatan Al-Qur’an juga terletak pada isinya. Perhatikanlah, sampai saat ini Al-
Qur’an masih menjadi sumber rujukan utama bagi para pengkaji ilmu sosial, sains, bahasa, atau
ilmu-ilmu lainnya.
Menurut Miftah Faridl, banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan ilmu
pengetahuan dapat meyakinkan kita bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah, tidak mungkin
ciptaan manusia, apalagi ciptaan Nabi Muhammad saw yang ummi (7: 158) yang hidup pada
awal abad ke enam Masehi (571-632 M)[3]
Berbagai kabar ghaib tentang masa lampau (tentang kekuasaan di Mesir, Negeri Saba’,
Tsamud, ‘Ad, Yusuf, Sulaiman, Dawud, Adam, Musa, dll) dan masa depan pun menjadi bukti
lain kemu’jizatan Al-Qur’an. Sementara itu jika kita perhatikan cakupan materinya, nampaklah
bahwa Al-Qur’an itu mencakup seluruh aspek kehidupan: masalah aqidah, ibadah, hukum
kemasyarakatan, etika, moral dan politik, terdapat di dalamnya.
Al-Qur’an itu diturunkan khusus kepada Nabi Muhammad saw. Sedangkan kalam Allah
yang diturunkan kepada nabi-nabi selain Nabi Muhammad saw—seperti Taurat yang diturunkan
kepada Nabi Musa atau Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa—tidak bisa dinamakan dan
disebut sebagai Al-Qur’an. Demikian pula hadits qudsi[4] tidak bisa disamakan dengan Al-
Qur’an.
Al-Qur'an adalah kitab suci agama Islam. Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an
merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, dan bagian dari
rukun iman, yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, melalui
perantaraan Malaikat Jibril. Dan sebagai wahyu pertama yang diterima oleh Rasulullah SAW
adalah sebagaimana yang terdapat dalam surat Al-'Alaq ayat 1-5.[1]
Etimologi
Ditinjau dari segi kebahasaan, Al-Qur'an berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan"
atau "sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Kata Al-Qur'an adalah bentuk kata benda (masdar)
dari kata kerja qara'a yang artinya membaca. Konsep pemakaian kata ini dapat juga dijumpai
pada salah satu surat Al-Qur'an sendiri yakni pada ayat 17 dan 18 Surah Al-Qiyamah yang
artinya:
"Al-Qur'an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril a.s. dan
ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta
membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan
ditutup dengan surat An-Nas."
Al-Qur'an berarti “Kalam Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw melalui perantara malaikat Jibril untuk disampaikan kepada manusia sebagai
petunjuk, diturunkan secara mutawatir dan membacanya merupakan ibadah".
Definisi secara istilah di atas memiliki penjabaran yang dapat memaknai masing-masing kata.
Seorang jawara sastra pada masa Nabi saw bernama Abdul Walid pernah berkata, "Aku
belum pernah mendengar kata-kata seindah itu. Itu bukanlah syair, bukanlah sihir, dan bukan
pula kata-kata ahli tenung. Sesungguhnya Al-Qur’an itu ibarat pohon yang daunnya rindang,
akarnya terhujam hingga ke dalam tanah. Susunan kata-katanya manis dan enak didengar. Itu
bukanlah kata-kata manusia, ia tinggi dan tak ada yang dapat mengatasinya,”
3. Mutawatir
Mutawatir berarti berangsur-angsur. Proses turunnya Al-Qur'an tidak diturunkan secara
langsung sebanyak 30 juz tetapi secara berkala ayat demi ayat. Para ulama ada yang berpendapat
jika waktu turunnya Al-Qur’an adalah selama 23 tahun, ada pula yang merincikannya selama 22
tahun, 2 bulan dan 22 hari.
Wallahu a'lam.[]
Al-Qur’an menurut seorang ahli bernama Muhammad Ali ash-Shabuni adalah firman
Allah SWT yang tidak ada tandingannya, firman Allah SWT ini diturunkan kepada Nabi
Muhammad yang disampaikan melalui perantara yaitu malaikat Jibril AS, lalu kemudian ditulis
kepada para mushafnya untuk disampaikan kepada umatnya dengan jalan mutawattir dimana
membaca dan mempelajari isi Al-Qur’an adalah termasuk salah satu ibadah kepada Allah SWT.
Al-Qur’an sendiri diawali dengan bacaan Surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan Surah An-Naas
yang termasuk surat makkiyah.
macam, salah satunya adalah bacaan atau sesuatu yang harus di baca,
kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Jibril dengan lafal dan
diriwayatkan kepada kita yang ada pada kedua kulit mushaf. Yang lain mengatakan: Al-Qur’an
adalah kalamullah yang ada
pada kedua kulit mushaf yang dimulai dari surah al-Fatihah dan diakhiri
kepada kita secara mutawatir, yang ditulis di dalam mushaf, dimulai dari
Al-Qur’an adalah mukjizat Islam yang kekal dan mukjizatnya diperkuat oleh kemajuan
ilmu pengetahuan. Ia diturunkan Allah kepada Rasulullah saw untuk mengeluarkan manusia dari
suasana yang gelap menuju yang teran, serta membimbing mereka ke jalan yang lurus.
Rasulullah s.a.w. menyampaikan Al-Qur’an itu kepada para sahabatnya orang-orang Arab asli
sehingga mereka dapat memahaminya berdasarkan naluri mereka.
Adapun definisi Al-Qur’an ialah “kalam Allah SWT yang merupakan mu’jizat yang diturunkan
(diwahyukan) kepada Nabi Muhammad saw dan yang ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan
mutawatir serta membacanya adalah ibadah”.
KESIMPULAN.
Al-Quran merupakan kalam Allah dan disampaikan oleh rasulullah sebagai petunjuk bagi
umat manusia dalam kehidupan sehari-hari.