Perbandingan Transmisi Daya Ac Dan DC
Perbandingan Transmisi Daya Ac Dan DC
1. PENDAHULUAN
2. saluran transmisi DC; dalam saluran transmisi DC, daya guna atau
efesiensinya tinggi karena mempunyai factor daya = 1, tidak memiliki
masalah terhadap
stabilitas terhadap system, sehingga dimungkinkan untuk penyaluran
jarak jauh dan memiliki isolasi yang lebih sederhana.
Pengoperasian sistim jaringan transmisi daya listrik kini telah memasuki era
baru. Dalam tahapan baru ini, transmisi daya listrik tidak hanya akan menjadi
lebih terjamin dan lebih terkendali dalam pengaturannya, tetapi juga akan
menjadi jauh lebih efisien dalam pemanfaatannya. Peningkatan pesat ke arah
pemanfaatan sistim jaringan transmisi listrik secara optimal ini dimungkinkan
dengan keberadaan dan semakin dewasanya aplikasi teknologi dibidang
elektronika daya pada khususnya dan teknologi semikonduktor pada umumnya.
Teknologi kendali terbaru untuk transmisi daya listrik ini populer dengan sebutan
FACTS singkatan dari Flexible AC Transmission System dan pertama kali
dikembangkan oleh Electric Power Research Institute (EPRI) di Palo Alto negara
bagian California di Amerika Serikat. Pada awal pengembangannya, teknologi
FACTS ditujukan untuk menjawab permasalahan dalam peningkatan kapasitas
pengaliran daya listrik pada sistim jaringan transmisi dan juga untuk
menyediakan peralatan kendali daya listrik yang terpercaya pada jalur transmisi
yang diinginkan.
Latar belakang
Pengendalian sistim daya listrik bolak balik (AC) telah dikenal sebagai hal
yang kompleks. Ini disebabkan oleh perubahan secara terus menerus antara
medan magnit dan medan listrik. Bergeraknya arus listrik pada satu transmisi
tidak hanya dipengaruhi oleh keberadaan tahanan tetapi juga dari induktansi dan
kapasitansi di sepanjang transmisi tersebut. Kombinasi dari ketiga hal inilah yang
dikenal dengan istilah impedansi. Selain daripada itu, pada jaringan transmisi
listrik AC, daya listrik mengalir dari ujung transmisi dengan voltase fasa leading
ke ujung yang lain yang bervoltase fasa tertinggal (lagging). Besarnya daya listrik
yang mengalir pada suatu transmisi akan bertambah dengan semakin besarnya
perbedaan sudut fasa antara kedua voltase tersebut. Konsekuensinya,
penambahan aliran daya listrik suatu transmisi dengan demikian dapat dilakukan
dengan tiga cara: menaikan voltase, menambah selisih sudut antara dua ujung
transmisi atau dengan pengurangan impedansi dari transmisi. Teknologi FACTS
inilah yang kemudian dikembangkan dengan salah satu tujuan untuk
menyediakan peralatan yang fleksible dalam pengaturan atau pengendalian
ketiga parameter aliran daya listrik tersebut. Dengan pengaturan dan
pengendalian yang fleksibel ini maka harapan untuk memaksimalkan kapasitas
transmisi pada tingkat batas panas (thermal rating) akan terwujud. Untuk
menyadari pentingnya batas panas ini, sebagai contoh di Amerika Serikat, untuk
transmisi daya listrik pada jaringan transmisi 500kV biasanya diberi batas beban
(loading limit) sekitar 1000-2000MW untuk pengoperasian yang aman, walaupun
batas panas (thermal rating) dari jaringan transmisi itu sendiri bisa mencapai
3000MW.
Selain daripada itu, ada dua hal lain yang juga merupakan permasalahan
pada sistim jaringan transmisi listrik bolak balik (AC). Yang pertama adalah
keberadaan daya reaktif (reactive power) yang membawa dampak negatif
terhadap sistim jaringan transmisi daya listrik. Sebagai contoh, daya reaktif ini
dapat mengakibatkan kelebihan beban dan voltage sags pada sistim transmisi.
Dengan latar belakang ini pula, maka beberapa alat FACTS dirancang untuk
menjawab persoalan daya reaktif ini. Permasalahan transmisi listrik AC
berikutnya adalah berhubungan dengan keberadaan sistim listrik AC yang sensitif
terhadap hal hal yang dapat mengganggu kestabilan sistim. Sebagai contoh
adalah dengan terjadinya subsynchronous resonance (SSR). Pada SSR arus listrik
AC yang mengalir pada transmisi mengandung komponen frekuensi rendah yang
telah terbukti dapat mengakibatkan kerusakan pada generator misalnya. Ini juga
yang menjadi satu alasan dikembangkannya beberapa peralatan FACTS yang
dapat difungsikan sebagai pereda (damper) dari komponen frekuensi rendah ini.
Selain dari itu, peralatan kendali mekanik pada umumnya menjadi aus (wear
out) sehingga penggunaannyapun perlu dibatasi. Sebagai contoh, transformer
yang dipakai untuk mengkompensasi beban yang berubah (shifting load)
biasanya hanya dibatasi kurang dari 12 kali perubahan pada tap nya dan
memakan waktu lebih dari satu menit (banyak cycle) untuk setiap perubahan.
Dilain pihak, FACTS mampu melakukan fungsi yang sama dengan kecepatan 2 kali
perubahan dalam satu cycle.
FACTS dapat memanfaatkan jaringan transmisi daya listrik secara fleksibel
pada tingkat yang dekat dengan batas panas (thermal limit) transmisi secara
aman dengan menghindari kemungkinan terjadinya kelebihan beban
(overloading). Hal ini sangat penting karena akan menambah kapasitas
penyediaan daya listrik pada jaringan transmisi yang sama. Dengan demikian,
FACTS akan menghemat banyak biaya untuk penambahan penyediaan daya
listrik karena menghindari pembangunan jaringan transmisi baru. Keuntungan
ekonomi lain dari pengoperasikan jaringan transmisi pada batas panas ini adalah
dengan dapat diturunkannya generation reserve margin yang biasanya
disediakan untuk keperluan cadangan (backup). Dengan peralatan FACTS,
generation reserve margin dapat dikurangi dari 18% menjadi kurang dari 15%.
Selisih dari penurunan tersebut tentunya berarti peningkatan efisiensi
penggunaan daya listrik yang disediakan oleh generator dan secara bersamaan
akan berarti pula penambahan penyediaan kebutuhan daya listrik.
Alat yang kedua diberi nama Static Condenser (STATCON) dan berfungsi
sebagai penyedia Volt Amp Reactive (VAR) untuk menjaga kestabilan voltase
pada jaringan transmisi yang panjang dan berbeban tinggi (heavily loaded). Pada
akhirnya nanti, STATCON diharapkan untuk dapat menggantikan pemakaian alat
Rotating Synchronous Condensers yang kini umum dipasang. STATCON adalah
alat FACTS pertama yang menggunakan tipe thyristor berbeda dari peralatan
FACTS sebelumnya. Jenis thyristor yang dipakai adalah jenis GTO (Gate Turned-
Off). Pada dasarnya, STATCON adalah alat yang berbasis inverter tiga fasa yang
dihasilkan oleh voltase satu arah (dc) dari kapasitor seperti yang diilustrasikan
oleh Gambar 4. Pada gambar tersebut, jika voltase V 0 lebih tinggi (atau lebih
rendah) dari pada voltase sistim transmisi V, maka selisih sudut fasa dari kedua
voltase tersebut akan menentukan jumlah arus listrik yang mengalir serta arus
listrik akan menjadi lead (atau lag). Dengan jalan demikian, maka daya reaktif
beserta arahnya pada sistim transmisi akan dapat dikendalikan secara cepat dan
berkelanjutan (continuous). Dua contoh studi kasus pemasangan STATCON di
Amerika Serikat telah dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan. Percobaan
pertama adalah pemasangan 1 Mvar STATCON pada jaringan transmisi milik
Orange & Rockland Utilities Inc di negara bagian New York pada tahun 1989.
Sedangkan studi kasus berikutnya adalah pemasangan 100-Mvar STATCON pada
tahun 1995 di jaringan transmisi Sullivan milik Tennessee Valley Authority (TVA)
di negara bagian Tennessee.
Alat selanjutnya adalah konsep lain dari pengaturan selisih sudut fasa
seperti pada TCPR. Alat ini diberi nama Unified Power Flow Controller (UPFC)
yang mana perancangannya berbasis inverter dengan menggunakan thyristor.
Sebagaimana diilustrasikan pada gambar 6, pada UPFC, vektor voltase V pq yang
dihasilkan oleh inverter disuntikkan secara seri ke jaringan transmisi. Voltase
searah (dc) yang digunakan inverter ini didapatkan dari hasil penyearah
(rectification) voltase dari transmisi yang sama. UPFC merupakan alat kendali
daya aktif dan daya reaktif secara terpisah pada trasmisi listrik dan dapat
dipasang pada ujung pengirim maupun penerima daya. Lebih penting lagi, UPFC
juga merupakan alat pengendali daya yang sangat fleksibel karena dapat
menggunakan salah satu ataupun kombinasi parameter dasar dari sistim aliran
daya yaitu voltase transmisi, impedansi transmisi, dan selisih sudut fasa
transmisi. Hal ini merupakan suatu keuntungan karena dengan pemasangan satu
UPFC yang dapat mengendalikan ketiga parameter tersebut, maka tidak hanya
sistim jaringan transmisi akan menjadi lebih baik, tetapi juga akan menjadi lebih
murah dan mudah dalam pemeliharaan dan pengoperasiannya. Dengan kata lain,
pemasangan satu UPFC akan sama halnya dengan pemasangan alat TCSC,
STATCON dan TCPR secara bersamaan. Studi kasus terhadap UPFC, baik itu
dalam skala besar maupun kecil telah berhasil dilaksanakan. Sebagai contoh,
1060 MVA UPFC telah dipasang pada jaringan transmisi 500kV yang
menghubungkan kota Phoenix (negara bagian Arizona) dengan kota Las Vegas
(negara bagian Nevada) dan kota Los Angeles (negara bagian California).
Gangguan tiga fasa pada satu titik di jaringan tersebut disimulasikan untuk
menginvestigasi reaksi UPFC dan peralatan konvesional. Hasil simulasi
menunjukkan UPFC memberikan reaksi lebih stabil dibandingkan dengan reaksi
peralatan konvesional. Voltase dari transmisi menunjukkan lebih kurang
osilasinya dengan menggunakan UPFC dibandingkan pemasangan peralatan
lama. Dengan demikian, UPFC merupakan alat yang dapat dihandalkan untuk
pengendalian aliran daya listrik dengan sekaligus menjaga kestabilan sistim
Untuk penyaluran tenaga listrik di bawah tanah digunakan kabel tenaga (power
cable). Jenis kabel tenaga dapat diklasifikasikan atas :
Kabel taruh yang dimaksud adalah cara menaruh kabel yang meliputi :
Cara menaruh langsung (direct laying)
Sistem pita (duct line)
Sistem terusan tertutup
Saluran transmisi dapat dikategorikan atas saluran udara (overhead line) dan
saluran bawah tanah (under ground).
Saluran Udara
Apabila ada dua saluran transmisi yang dapat dibandingkan, satu adalah
saluran transmisi ac dan yang lainnya adalah saluran transmisi dc. Dianggap
bahwa isolator-isolator ac dan dc menahan tegangan puncak ke tanah yang sama
sehingga tegangan Vd sama dengan 2 kali tegangan rms ac. Karena itu, serta data
teknik lainnya sama, dapat dilihat bahwa daya dc perkonduktor adalah :
Karena itu, rasio dari daya dc perkondukor terhadap daya ac perkonduktor (fasa),
W/kond...(4)
Selanjutnya kapasitas transmisi daya total saluran ac dan dc adalah :
Daya reaktif yang dihasilkan dan diserap oleh suatu saluran transmisi ac
tegangan tinggi dapat dinyatakan sebagai :
VAR/unit panjang...(8)
Jika daya reaktif yang dibangkitkan dan diserap oleh saluran, sama
Ts = wh + To .................................(11)
Selama kabel diletakkan, "To" dikontrol pada nilai 500 - 1000 kg.
Beberapa jenis pekerjaan pada saat peletakan kabel meliputi :
Pemilihan jalur yang tepat atau dengan pemberian tanda yang menyolok pada
jalur lintasan kabel sangat membantu untuk menghindari kerusakan kabel oleh
peralatan pancing dan jangkar kapal.
Jarak antara pulau Sumatera dengan Jawa barat sangat dekat, hanya
dibatasi oleh selat Sunda saja. Penggunaan kabel laut sekitar 30 km hingga 35 km
tidak terlalu bermasalah. Katapang di Sumatera yang merupakan daerah
perikanan cukup ideal tempat pengiriman daya listrik melalui kabel laut ke Merak
Jawa barat dengan jarak sekitar 35 km.
Kesimpulan
Daftar isi