Anda di halaman 1dari 10

Judul Artikel Prosedur Kedokteran Gigi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Primer dari Sistem Kesehatan Nasional Brazil

Dental Procedures in Primary Health Care of the Brazilian


National Health System
Jurnal International Journal of Environmental Research and Public
Health
Tahun 2017
Peneliti Suellen R. Mendes, Renata C. Martins, Antônio T.G. Matta-
Machado, Grazielle C.M. Mattos, Jennifer E. Gallagher dan
Mauro H.N.G. Abreu
Email -
Reviewer Kadek Dena Ayu Ersafira
Tanggal Review 2 November 2020
IDENTITAS JURNAL

Latar Belakang Kajian  Dimasukkannya tim kesehatan gigi dan mulut


(OHT) dalam Sistem Kesehatan Nasional Brazil
(SUS dalam bahasa Portugis) dan pembuatan
kebijakan kesehatan gigi dan mulut nasional
berikutnya, mewakili peningkatan perawatan
kesehatan primer (PHC) dan perluasan akses
perawatan kesehatan gigi ke populasi Brazil
 Saat ini ada 24.053 OHT di seluruh Brazil
 Telah terjadi perbaikan struktural pada fasilitas
gigi di unit PHC, kualifikasi professional OHT
yang lebih baik (setiap OHT terdiri dari satu
dokter gigi dan setidaknya satu asisten gigi –
seorang auxiliary kesehatan gigi dan mulut dan
atau teknisi kesehatan gigi dan mulut), ketentuan
protesis gigi di PHC dan perluasan perawatan
kesehatan gigi sekunder
 Pada tahun 2011 Kementrian Kesehatan (MofH)
meluncurkan ‘Program Nasional Peningkatan
Akses dan Kualitas Pelayanan Primer (PMAQ-
AB) untuk meningkatkan akses dan
meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan
oleh PHC sebagai dukungan teknis dan ekonomi
kepada tim PHC
 Masing-masing tim PHC menjalani proses
akreditasi berdasarkan hasil evaluasi eksternal
dan analisis indikator kesehatan
 Penelitian terdahulu dilakukan siklus pertama
antara tahun 2011 dan 2012, dan dievaluasi
12.404 OHT. Hasil menunjukkan bahwa
kebanyakan OHT melakukan prosedur preventif,
restoratif, dan bedah
 Siklus kedua terjadi antara tahun 2013 dan 2014.
Berbeda dengan siklus pertama, di mana hanya
50% OHT yang mampu mengikuti PMAQ; dalam
siklus kedua ini, semua tim perawatan kesehatan
primer, termasuk OHT, dilibatkan dalam evaluasi
 Instrumen evaluasi eksternal ditingkatkan pada
siklus kedua dalam kuantitas variabel yang terkait
dengan struktur, proses kerja dan hasil
Tujuan Umum Penelitian
Untuk mengevaluasi kinerja pelayanan pada fasilitas
pelayanan kesehatan
Tujuan Khusus Penelitian
 Mendeskripsikan prosedur perawatan kesehatan
gigi primer yang dilakukan tim kesehatan gigi
dan mulut mengikuti siklus kedua dari ‘Program
Nasional Peningkatan Akses dan Kualitas
Pelayanan Primer’ di Brazil
 Mengetahui apakah terdapat perubahan kinerja
pelayanan pada fasilitas pelayanan kesehatan

Pada penelitian ini terdapat permasalahan yang saya


kutip:
 Perluasan akses yang besar membutuhkan
evaluasi terkait kualitas layanan yang diberikan
kepada penduduk
 Menurut hasil evaluasi program pemerintah tahun
2011, prosedur mengenai kanker mulut dan
prosedur prostetik gigi lebih jarang dilakukan
 Rendahnya frekuensi pelaksanaan prosedur
prostetik dan penatalaksanaan kanker mulut
mengkhawatirkan, terutama mengingat sistem
kesehatan Brazil bersifat universal dan orang
dewasa serta lansia sering kali memerlukan
prosedur sejenis
 Sedikitnya literatur ilmiah yang membahas terkait
topik kajian kesehatan yang berfungsi untuk
mengevaluasi perubahan kinerja pelayanan
kesehatan
Kritik Kelebihan
 Sudah terdapat penelitian pendahuluan, yang
berupa siklus pertama pengkajian program
sehingga dapat menjadi tolak ukur untuk siklus-
siklus selanjutnya
 Adanya perbaikan-perbaikan pada program yang
akan dijalankan sehingga besar kemungkinan
terjadinya peningkatan kualitas pelayanan pada
siklus kedua
 Dijelaskan secara terperinci terkait 23 prosedur
yang akan dievaluasi sehingga ada batasan yang
jelas terkait evaluasi yang akan dilakukan
 Dicantumkan prosedur apa yang paling sering
dilakukan pada siklus pertama sehingga dapat
menjadi tolak ukur peningkatan pada prosedur
lainnya di siklus kedua

Kekurangan
 Tidak dijelaskan mengapa hanya 12.404 OHT
saja yang dievaluasi pada siklus pertama
sedangkan terdapat 24.053 OHT di Brazil
 Tidak diuraikan alasan prosedur selain preventif,
restoratif, dan bedah, jarang dilakukan. Sehingga
seharusnya dengan adanya alasan mengapa selain
3 prosedur itu jarang dilakukan, maka dapat
meningkatkan frekuensi dari prosedur-prosedur
lainnya di fasilitas pelayanan kesehatan primer
Brazil
 Mencantumkan sisi negatif dari fasilitas
pelayanan kesehatan yaitu dari hasil pengkajian
siklus pertama, prosedur perawatan pada kanker
mulut dan prostetik jarang dilakukan
Metodelogi Kajian  Desain Penelitian: Deskriptif Cross-Sectional
 Variabel:
a) Variabel Bebas (X): Prosedur perawatan
yang dilakukan oleh OHT
b) Variabel Terikat (Y): Standar prosedur
perawatan sesuai program kementrian
kesehatan Brazil
 Penelitian ini meneliti OHT yang melaksanakan
23 prosedur perawatan gigi dan mulut
 Metode Pengumpulan Data: Menggunakan
metode kuisioner dan observasi dengan rekaman
melalui tablet menggunakan program khusus
PMAQ-AB
 Responden: 18.114 OHT
 Analisis Data: Proporsi OHT yang melakukan
setiap prosedur & Rata-rata jumlah prosedur yang
dilakukan
Kritik Kelebihan
 Dijelaskan secara terperinci terkait jumlah
prosedur perawatan yang akan dievaluasi
sehingga dapat lebih mudah untuk menganalisis
hasil penelitian
 Peneliti juga menggunakan metode observasi
selain untuk dokumentasi, tetapi juga untuk
melihat gambaran visual hal yang terjadi di
lapangan
 Setelah penelitian berakhir maka hasil penelitian
diolah kembali oleh MofH untuk dapat menjadi
bahan pembelajaran dan penelitian lanjutan
 Pada jurnal dijelaskan bahwa penelitian ini sudah
diajukan dan diterima oleh National Ethics
Research Council sehingga sudah terbukti
dianggap valid
 Penelitian ini dilakukan dengan metode database
anonym sehingga OHT Brazil tidak perlu takut
identitas diri tersebar

Kekurangan
 Seharusnya dapat ditetapkan apakah terdapat
variabel pengganggu atau tidak yang dapat
mempengaruhi hasil akhir penelitian
 Pertanyaan yang ada di kuisioner adalah jenis
pertanyaan tertutup sehingga peneliti tidak
mengetahui perspektif dari OHT yang
menjalankan prosedur. Seharusnya ditambahkan
pertanyaan terbuka terkait perspektif OHT
sehingga nantinya dapat menjadi evaluasi juga
bagi pemerintah
Temuan Kajian  19.946 OHT menjadi responden, tetapi 1.832
didiskualifikasi karena tidak mengikuti
rekomendasi/standar prosedur yang telah
ditetapkan. Sehingga hanya 18.114 yang terhitung
sebagai responden
 Jenis prosedur yang paling sering dilakukan
adalah aplikasi fluoride (98,6%) dan yang paling
sedikit dilakukan adalah pencetakan anatomis
(8,2%)
 OHT dari bagian selatan dan tenggara Brazil
lebih banyak melakukan prosedur kesehatan gigi
dan mulut primer dibandingkan bagia utara
 OHT dari Brazil bagian timur laut dan barat
tengah melakukan prosedur hampir sama dengan
rata-rata, yaitu 15 prosedur
Kritik Kelebihan
 Adanya uraian yang jelas terkait jumlah
responden yang memasuki kriteria inklusi
sehingga mendapat jumlah yang pasti
 Dijelaskan secara terperinci jumlah dan
persentase per masing-masing prosedur
perawatan sehingga mendapatkan gambaran jelas
terkait prosedur apa yang paling sering dilakukan
dan begitu pula sebaliknya
 Dijelaskan secara terperinci terkait data per
masing-masing daerah bagian di Brazil, sehingga
masing-masing daerah bagian dapat mengetahui
kekurangannya
 Adanya hipotesis alasan mengapa OHT hanya
melakukan prosedur perawatan gigi dan mulut
yang basic saja dan jarang melakukan prosedur
perawatan kompleks sehingga dapat menjadi ide
untuk penelitian lanjutan

Kekurangan
 Dengan menguraikan alasan mengapa terdapat
1.832 OHT yang tidak mengikuti prosedur, maka
menonjolkan sisi negatif dari beberapa OHT di
Brazil
 Dengan diuraikannya data pelayanan per masing-
masing prosedur maka menunjukkan perbedaan
yang sangat signifikan antara prosedur yang
paling sering dilakukan dengan prosedur yang
paling jarang dilakukan
 Dengan dijelaskan secara terperinci data per
masing-masing daerah bagian, maka secara tidak
langsung menunjukkan adanya ketimpangan
antara daerah bagian satu dengan daerah bagian
lainnya
 Menurut hipotesis alasan OHT tidak melakukan
perawatan kompleks maka hal ini menunjukkan
kurangnya perhatian pemerintah terkait
pembagian prosedur mana yang masih dapat
dilakukan di fasilitas pelayanan primer dan
sekunder agar tidak terjadi kesalahpahaman
antara OHT dan PHC
 Hasil dari siklus kedua ini tidak jauh berbeda
dengan hasil siklus pertama di mana kurangnya
pelaksanaan prosedur prostetik dan perawatan
kanker mulut sehingga perlunya perhatian dari
pemerintah terhadap kebijakan yang ditetapkan
 Kurangnya variasi dan jumlah prosedur dalam
program tersebut sehingga fasilitas pelayanan
kesehatan juga tidak dapat menjangkau kualitas
pelayanan yang terbaik sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan primer
Simpulan & Kajian Simpulan
Refleksi Wilayah Brazil dengan volume kebutuhan
perawatan gigi dan mulut tertinggi ternyata memiliki
jumlah prosedur perawatan gigi terendah

Saran
 Diperlukan tindakan untuk mengatasi
ketimpangan antar daerah bagian maupun antar
prosedur
 Diperlukan pasokan pelayanan kesehatan primer
(PHC) yang lebih tinggi
Kritik Kelebihan
 Peneliti memberikan kesimpulan dan saran secara
umum untuk peningkatan kualitas

Kekurangan
 Tidak dijabarkan secara terperinci terkait
kesimpulan dari penelitian siklus kedua ini, hanya
secara umum saja
 Kekurangan dari sisi peningkatan kualitas
program masih sangat terlihat, sehingga hasil
yang didapatpun tidak jauh berbeda dengan siklus
pertama
 Peneliti tidak memberikan saran yang mendetail
baik untuk pemerintah maupun penelitian
lanjutan

Refleksi Penelitian dengan Konteks Lokal di


Indonesia:
Menurut panduan BPJS kesehatan, Indonesia telah
memiliki panduan tersendiri terhadap prosedur
fasilitas pelayanan kesehatan primer atau tingkat
pertama beserta alurnya. Dengan adanya BPJS
kesehatan seharusnya rakyat Indonesia dan tenaga
medis gigi dipermudah karena sudah ada alur dan
pembagian tersendiri terkait tindakan mauun
prosedur yang dapat dilakukan di setiap jenjang
fasilitas kesehatan. Serta pemerataan pelayanan
kesehatan dari tingkat ekonomi manapun.

Tetapi sama halnya seperti yang terjadi di Brazil,


terdapat permasalahan dalam program BPJS itu
sendiri. Tidak adanya kejelasan terkait jenis
tindakan atau prosedur apa saja yang dapat dirujuk
ke tingkat sekunder di bawah naungan program
BPJS. Selain itu juga, permasalahan terkait
kurangnya pemerataan prosedur dan informasi
program yang dilaksanakan, sebagai contoh: RSGM
yang merupakan rujukan kedua, namun belum
semua BPJS di daerah melaksanakannya, sehingga
tidak hanya akan membuat tenaga medis gigi
bingung, tetapi pasien pun juga akan lebih sulit
untuk mendapatkan pelayanan yang terbaik.
Namun telah dilakukan upaya-upaya dalam
pencarian solusi bersama untuk permasalahan
tersebut. Serta pembentukan Satgas BPJS di
organisasi profesi tingkat cabang dan wilayah yang
diharapkan mampu memberikan solusi untuk
permasalahan yang baru.

REFERENCES:

Dewanto, I. & Lestari, N., 2014, Panduan Pelaksanaan Pelayanan Kedokteran Gigi
dalam Sistem Jaminan Kesehatan Nasional, Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi
Indonesia

Idris, F., Pelayanan Gigi & Prothesa Gigi bagi Peserta JKN, BPJS Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai