Fitria
Kantor Bahasa Provinsi Jambi
Jalan Arif Rahman Hakim No.101, Telanaipura
Jambi, Indonesia
Pos-el: fitria_ds@ymail.com
(Diterima 16 April 2015; Direvisi 25 September 2015; Disetujui 13 Oktober 2015)
Abstract
This research examined Postmodern Lyotard analysis in the short story “Perahu Yang
Muncul dari Balik Kabut” by Seno Gumira Ajidarma. By using descriptive method, the
postmodernization of the short story can be seen in how the story of the boat and the butterfly
taken as a sign that has shifted the meaning of the marker to sign, the totality to fragmentation,
and the sublimation of language use. The boat is only described as an ‘entertainer’ which
mainly shows the phenomenon and entertains people. Then, the identity of time revealed by
boat only comes every date of 0, month of lotus, and moon of year which shows time identity
that does not exist generally in calendar. Meanwhile, the beauty of butterflies in this cerpen
was interpreted as “kupu-kupu malam”. The butterflies presented in it were only able to be
enjoyed by certain men, which in fact their beauty should be freely enjoyed by all.
Keywords: boat, butterfly, Lyotard postmodern
Abstrak
Penelitian ini melakukan analisis Postmodern Lyotard terhadap cerita pendek “Perahu
Yang Muncul Dari Balik Kabut” karya Seno Gumira Ajidarma. Dengan menggunakan metode
deskriptif ditemukan kepostmodernan cerpen yang terlihat bagaimana kisah perahu dan kupu
dapat dijadikan sebagai tanda yang telah bergeser maknanya dari penanda ke petandanya,
dari totalitas menjadi fragmentasi, dan dari permainan bahasa yang sublim. Perahu
digambarkan hanya sebagai sebuah ’entertainer’ yang memunculkan fenomena dan
menghibur banyak orang. Kemudian identitas waktu yang dimunculkan perahu hanya hadir
setiap tanggal 0, bulan Teratai, tahun Rembulan yang menunjukkan identitas waktu yang tidak
ada dalam kalender secara umum. Sementara itu keindahan kupu-kupu yang dihadirkan dalam
cerpen ini dimaknai sebagai kupu-kupu malam. Kupu-kupu yang dihadirkan dalam cerpen ini
hanya bisa dinikmati oleh kalangan tertentu saja, yaitu kaum laki-laki yang seharusnya
keindahannya dapat dinikmati oleh semua khalayak.
Kata-kata kunci: perahu, kupu-kupu, postmodern Lyotard
189
Kandai Vol. 11, No. 2, November 2015; 189—205
190
Fitria: Perahu dan Kupu-Kupu: Analisis Postmodern…
191
Kandai Vol. 11, No. 2, November 2015; 189—205
192
Fitria: Perahu dan Kupu-Kupu: Analisis Postmodern…
193
Kandai Vol. 11, No. 2, November 2015; 189—205
194
Fitria: Perahu dan Kupu-Kupu: Analisis Postmodern…
195
Kandai Vol. 11, No. 2, November 2015; 189—205
196
Fitria: Perahu dan Kupu-Kupu: Analisis Postmodern…
197
Kandai Vol. 11, No. 2, November 2015; 189—205
Pergeseran makna terlihat ketika terbang pada malam hari. Oleh karena
kupu-kupu yang berterbangan di itulah, ada fragmentasi dari makna
belakang perahu ini bukan lagi kupu-kupu yang menyeluruh ke dalam
dimaknai sebagai kupu-kupu yang makna kupu-kupu yang parsial.
sebenarnya. Kupu-kupu tersebut
dimaknai sebagai kupu-kupu malam. Perahu dan Kupu dalam
Ini terlihat pada kutipan berikut Fragmentasi Sebuah Totalitas
198
Fitria: Perahu dan Kupu-Kupu: Analisis Postmodern…
199
Kandai Vol. 11, No. 2, November 2015; 189—205
200
Fitria: Perahu dan Kupu-Kupu: Analisis Postmodern…
201
Kandai Vol. 11, No. 2, November 2015; 189—205
202
Fitria: Perahu dan Kupu-Kupu: Analisis Postmodern…
203
Kandai Vol. 11, No. 2, November 2015; 189—205
204
Fitria: Perahu dan Kupu-Kupu: Analisis Postmodern…
205