Tugas Mandiri SK2 Kedkel
Tugas Mandiri SK2 Kedkel
1102017092
B10 (21-KK13)
1. MM KELUARGA
1.1 Definisi Keluarga
Definisi keluarga dikemukakan oleh beberapa ahli :
a. Reisner (1980)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing
mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek dan
nenek.
b. Logan’ s (1979)
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan beberapa komponen
yang saling berinteraksi satu sama lain.
c. Gillis (1983)
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang dimiliki
tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai arti sebagaimana unit
individu.
d. Duvall
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota.
e. Bailon dan Maglaya
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama
lainnya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.
f. Johnson’ s (1992)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama
atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap,
yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan
orang yang lainnya.
g. Lancester dan Stanhope (1992)
Dua atau lebih individu yang berasal dari kelompok keluarga yang sama atau yang berbeda
dan saling menikutsertakan dalam kehidupan yang terus menerus, biasanya bertempat tinggal
dalam satu rumah, mempunyai ikatan emosional dan adanya pembagian tugas antara satu
dengan yang lainnya.
h. Jonasik and Green (1992)
Keluarga adalah sebuah sistem yang saling tergantung, yang mempunyai dua sifat
(keanggotaan dalam keluarga dan berinteraksi dengan anggota yang lainnya).
i. Bentler et. Al (1989)
Keluarga adalah sebuah kelompok sosial yang unik yang mempunyai kebersamaan seperti
pertalian darah/ikatan keluarga, emosional, memberikan perhatian/asuhan, tujuan orientasi
kepentingan dan memberikan asuhan untuk berkembang.
j. National Center for Statistic (1990)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang berhubungan
dengan kelahiran, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama dalam satu rumah.
k. Spradley dan Allender (1996)
Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan
emosional, dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas.
l. BKKBN (1992)
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri
dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya.
Menurut Mubarak (2009) keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang terikat
oleh hubungan perkawinan, hubungan darah, ataupun adopsi, dan setiap anggota keluarga
saling berinteraksi satu dengan lainnya. Sedangkan menurut UU No. 52 Tahun 2009,
mendifinisikan keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan
anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Wirdhana et al., 2012).
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi perkembangan individu,
karena sejak kecil anak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga. Karena itulah
peranan orang tua menjadi amat sentral dan sangat besar bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak, baik itu secara langsung maupun tidak langsung (Ariani, 2009).
Tipe/Bentuk Keluarga
a. Tradisional
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu
rumah.
• Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak yang sudah
memisahkan diri.
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat
waktunya yang disebabkan karena mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah, seperti
nuclear family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya
melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
• Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat
tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pad
saat ”weekend”
• Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu
rumah.
• Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling
menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama (contoh: dapur, kamar mandi,
televisi, telepon,dll)
• Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
• The single adult living alone/single adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (perceraian atau ditinggal mati)
b. Non-Tradisional
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
• Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara yang hidup
bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana ”marital pathners”
• Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena beberapa alasan tertentu
• Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang saling
merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexsual dan
membesarkan anak.
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan
saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung
jawab membesarkan anaknya
• Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara di dalam waktu
sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan
kembali keluarga yang aslinya.
• Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis
personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
• Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.
4. Berdasarkan bentuk perkawinan, terdiri atas keluarga monogami, keluarga poligami, dan
keluarga poliandri.
5. Berdasarkan status sosial ekonomi, terdiri atas keluarga golongan rendah, keluarga
golongan menengah, dan keluarga golongan tinggi.
6. Berdasarkan keutuhan, terdiri atas keluarga utuh, keluarga pecah atau bercerai, dan
keluarga pecah semu.
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa disebabkan
oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti : sender, chanel-media,
massage, environtment dan reciever.
Komunikasi dalam keluarga yang berfungsi adalah:
• Mendengar
• Feedback (klarifikasi, menghubungkan dengan pengalaman)
• Memvalidasi
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat,
misalnya status sebagai istri/suami atau anak.
Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala keluarga, sebaagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-naknya, pelindung dan
sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarga.
Peranan anak : melaksanakan peranan psiko sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya,
baik fisik, mental, sosial dan spiritual
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk mengendalikan
atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke arah positif.
Tipe struktur kekuatan:
• Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orang tua terhadap anak)
• Referent power (seseorang yang ditiru)
• Resource or expert power (pendapat ahli)
• Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima)
• Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
• Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi)
• Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih
misalnya hubungan seksual)
Hasil dari kekuatan tersebut yang akan mendasari suatu proses dalam pengambilan
keputusan dalam keluarga seperti::
• Konsensus
• Tawar menawar atau akomodasi
• Kompromi atau de facto
• Paksaan
Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan keluarga. Fungsi
keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk mencapai tujuan keluarga
tersebut. Proses ini termasuk komunikasi diantara anggota keluarga, penetapan tujuan,
resolusi konflik, pemberian makanan, dan penggunaan sumber dari internal maupun
eksternal. Tujuan reproduksi, seksual, ekonomi dan pendidikan dalam keluarga memerlukan
dukungan secara psikologi antar anggota keluarga, apabila dukungan tersebut tidak
didapatkan maka akan menimbulkan konsekuensi emosional seperti marah, depresi dan
perilaku yang menyimpang. Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai
apabila terjadi komunikasi yang jelas dan secara langsung. Komunikasi tersebut akan
mempermudah menyelesaikan konflik dan pemecahan masalah.
Fungsi sosialisasi
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping,
memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.
Fungsi reproduksi
Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan meneruskan keturunan.
Fungsi ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan kepentingan di masyarakat
Fungsi fisik
Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.
Fungsi sosial budaya : membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah
laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian
diantara anggota keluarga
Fungsi melindungi : melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga
anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman
Adanya interaksi (hubungan) antara individu dengan lingkungan sehingga tersebut dapat
diterima dan menyesuaikan diri baik dalam lingkungan keluarga maupun kelompok
sosial yang sama. Dinamika keluarga adalah interaksi atau hubungan pasien dengan anggota
keluarganya dan juga bisa mengetahui bagaimana kondisi keluarga di lingkungan sekitarnya.
Keluarga diharapkan mampu memberikan dukungan dalam upaya kesembuhan pasien. Ada
empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga
a. Pertama, tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri sendiri yang
biasa dikenal dengan harga diri atau self-esteem.
b. Kedua, tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapat dan pikiran
mereka yang dikenal dengan komunikasi.
c. Ketiga, tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimana mereka
seharusnya merasa dan bertindak yang berkembang sebagai sistem nilai keluarga.
d. Yang terakhir, tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang luar dan
institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.
1. Tahap1:Keluargapemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru, keluarga
yang menikah atau prokreasi dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke
hubungan baru yang intim.
Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berumur 30 bulan.
Biasanya orang tua bergetar hatinya dengan kelahiran anak pertama mereka, tapi agak
takut juga. Kekhawatiran terhadap bayi biasanya berkurang setelah beberapa hari,
karena ibu dan bayi tersebut mulai mengenal. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan
semua peran-peran mengasyikkan yang telah dipercaya kepada mereka. Peran
tersebut pada mulanya sulit karena perasaan ketidakadekuatan menjadi orang tua
baru.
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah
dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Keluarga biasanya
mencapai jumlah anggota maksimum, dan hubungan keluarga di akhir tahap ini.
Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan dari bagi
oarngtua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika
orangtua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan
pensiun, biasanya 16-8 tahun kemudian.
2. DIAGNOSIS HOLISTIK
Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu
rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan
lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal menurut
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:
1. Bahan Bangunan
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat membahayakan
kesehatan, antara lain sebagai berikut :
o Debu Total tidak lebih dari 150 µg m3
o Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4jam
o Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme patogen.
2. Komponen dan penataan ruang rumah
Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai berikut:
a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
b. Dinding
o Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan
sirkulasi udara
o Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan
c. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan
d. Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi dengan
penangkal petir
e. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang keluarga,
ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi dan ruang bermain anak.
f. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.
3. Pencahayaan
Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat menerangi seluruh bagian
ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan.
4. Kualitas Udara
Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut :
a) Suhu udara nyaman berkisar antara l8°C sampai 30°C
b) Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%
c) Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam
d) Pertukaran udara
e) Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8jam
f) Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m3
5. Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi a1amiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai.
6. Binatang penular penyakit
Tidak ada tikus bersarang di rumah.
7. Air
a. Tersedia air bersih dengan kapasitas minmal 60 lt/hari/orang
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air minum sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Tersediannya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene.
9. Limbah
a. Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau
dan tidak mencemari permukaan tanah.
b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan
pencemaran terhadap permukaan tanah dan air tanah.
10. Kepadatan hunian ruang tidur
Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang tidur
dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun.
Masalah perumahan telah diatur dalam Undang-Undang pemerintahan tentang perumahan
dan pemukiman No.4/l992 bab III pasal 5 ayat l yang berbunyi “Setiap warga negara
mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau memiliki rumah yang layak
dan lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur”
Bila dikaji lebih lanjut maka sudah sewajarnya seluruh lapisan masyarakat menempati rumah
yang sehat dan layak huni. Rumah tidak cukup hanya sebagai tempat tinggal dan berlindung
dari panas cuaca dan hujan, Rumah harus mempunyai fungsi sebagai :
1. Mencegah terjadinya penyakit
2. Mencegah terjadinya kecelakaan
3. Aman dan nyaman bagi penghuninya
4. Penurunan ketegangan jiwa dan sosial
LO 2.1 Eksternal
1) Radiasi ponsel
Semua orang baik tua maupun muda, 90% menggunakan handphone, menurut penelitian,
radiasi yang dikeluarkan dari handphone, lama kelamaan dapat mengakibatkan efek yang
negative terhadap otak kita.
2) Polusi udara
Dengan semakin berkembangnya teknologi dan bertambahnya penduduk dunia, membuat
polusi udara semakin meningkat, mengapa begitu? Karena semakin banyak dibangun
pabrik untuk memenuhi kebutuhan dari pasar, kendaraan semakin banyak, dari hari ke hari
jalanan semakin macet. Asap knalpot kendaraan dan pabrik mengandung karbon
monoksida.
3) Jadi perokok pasif
Perokok pasif merupakan seorang penghirup asap rokok dari orang yang sedang merokok.
Akibatnya lebih berbahaya dibandingkan perokok aktif. Bahkan bahaya yang harus
ditanggung perokok pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif.
Setyo Budiantoro dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)
mengatakan, sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke
tubuh perokok, sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang berisiko masuk ke
tubuh orang di sekelilingnya.
Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang
terhisap melalui asap rokok perokok aktif tidak terfilter. Sedangkan racun rokok dalam
tubuh perokok aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap. “Namun konsentrasi racun
perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif kembali menghirup asap rokok yang ia
hembuskan.” Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok
yang sedang tak dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran tembakau
yang tidak sempurna. Dapat anda bayangkan seberapa beresikonya perokok pasif.
4) Efek rumah kaca
Dari asap pabrik, kendaraan bermotor, asap rokok, asap pembakaran sampah, hal ini
memicu terjadinya efek rumah kaca. Meningkatnya kadar karbondioksida diudara
merupakan permasalahan yang sangat serius dan mesti diperhatikan sejak dari sekarang.
Jika hal ini dibiarkan berlarut, justru akan mengancam kehidupan makhluk hidup.
Meningkatnya kadar karbondioksida di atmosfer dapat menyebabkan terjadinya efek
rumah kaca (green house effect) atau lebih dikenal dengan pemanasan global suhu bumi.
Pada dasarnya, karbondioksida tidak berbahaya bagi manusia. Namun, kenaikan kadar
karbondioksida diudara dapat mengakibatkan peningkatansuhu permukaan bumi.
Efek rumah kaca terjadi dikarenakan karbondioksida yang ada di atmosfer melebihi
ambang batas. Gas karbondioksida dapat dilewati oleh semua sinar/cahaya yang
dipancarkan oleh matahari. Akan tetapi ketika memantul dipermukaan bumi dan kembali
keatmosfer, sinar tertentu akan tertahan dan terperangkap kemudian dipantulkan lagi ke
bumi. Fenomena ini persis seperti sebuah rumah yang terbuat dari kaca, dimana suhu
didalamnya sangat panas. Dua faktor tersebut yang setiap hari kita hadapi. Segala hal yang
dapat mengganggu Kesehatan, sedikit demi sedikit kita investasikan di dalam tubuh kita
semenjak kita lahir sampai dengan sekarang. Semakin banyak pula orang yang mengalami
sakit kritis, seperti kanker, serangan jantung, stroke, diabetes, kolesterol, gagal ginjal, dan
lain sebagainya.
LO 2.2 Internal
1. Pola makan tidak sehat
Dengan semakin majunya budaya dan teknologi, semakin membuat orang-orang harus
bekerja dan bergerak dengan cepat. Hal ini membuat pola makan kita menjadi tidak sehat,
dengan mengkonsumsi makanan cepat saji, yang sangat menggiurkan ketika
menyantapnya. Mie instant ketika malas untuk memasak makanan yang sesungguhnya.
Belum lagi ketika mengkonsumsi minuman berkarbonasi.
2. Kelelahan
Ketika bekerja dalam mencukupi kebutuhan hidup, apalagi yang sudah berkeluarga, beban
itu semakin berlipat, terkadang sampai tidak memperdulikan tanda-tanda tubuh yang
menyatakan kalau tubuh sudah waktunya untuk berisitirahat. Sehingga membuat kondisi
kesehatan kita menjadi turun dan rentan terkena penyakit.
3. Stress /tertekan
Dalam menghadapi tuntutan hidup yang membuat kita harus bekerja lebih keras lagi,
manusia tidak luput dari rasa tertekan, stress, putus asa, dan sebagainya.
4. Gaya hidup tidak sehat
Dengan masuknya budaya dari luar, dan pergaulan, membuat gaya hidup tidak sehat,
dengan merokok, “dugem” sampai dengan mengkonsumsi obat-obatan terlarang, hal
tersebut terkadang merupakan salah satu cara “pelarian”.
5. Kurang istirahat dan olahraga
Dengan adanya tuntutan pekerjaan, problema hidup, stress yang berkepanjangan, tak
jarang manusia selalu memikirkannya, bekerja sampai larut malam, sehingga membuat
kurang isitrahat dan juga kurang berolah raga untuk membuat tubuh tetap fit.
6. Obat-obatan kimia
Pada saat sakit tidak jarang orang-orang minum obat untuk meredakan sakit yang di derita,
baik itu dengan menggunakan resep dokter atau dengan obat bebas. Untuk menunjang
kesehatan pun, terkadang mengkonsumsi vitamin-vitamin.
LO 2.3 Klinis
LO 2.4 Personal
4. Pandangan Islam Mengenai Kewajiban Keluarga dalam Merawat Keluarga yang sedang
Sakit
Ada dua hak orang sakit yang harus dipenuhi oleh anggota masyarakat atau keluarganya.
Hak orang sakit yang pertama dan utama adalah bebas dari segala tanggung jawab social yang
normal. Artinya orang yang sedang sakit mempunyai hak untuk tidak melakukan pekerjaan
sehari-hari yang biasa dia lakukan. Hal ini boleh dituntut, namun tidaklah selalu mutlak,
tergantung tingkat keparahan atau tingkat persepsi dari penyakit tersebut. Apabila tingkat
keparahan sakitnya rendah maka orang tersebut mungkin saja tidak perlu menuntut haknya.
Dan seandainya menuntut haknya harus tidak secara penuh. Maksudnya, ia tetap dalam
posisinya tetapi perannya dikurangi, dalam arti volume dan frekuensi kerjanya dikurangi.
Tetapi bila tingkat keparahannya tinggi maka hak tersebut harus dituntutnya, misalnya
menderita penyakit menular. Hak tersebut haruslah dituntut karena bila tidak akan dapat
menimbulkan konsekuensi ganda, yaitu disamping produktivitas kerja menurun atau bahkan
dapat menambah beratnya penyakit.
Hak yang kedua adalah hak untuk menuntut bantuan atau perawatan kepada orang lain.
Didalam masyarakat yang sedang sakit berada dalam posisi yang lemah, lebih-lebih bila
sakitnya berada dalam derajat keparahan yang tinggi. Anggota keluarga dan anggota
masyarakat berkewajiban untuk membantu dan merawatnya. Oleh karena tugas penyembuhan
dan perawatan memerlukan keahlian tertentu, maka tugas ini didelegasikan kelpada lembaga-
lembaga masyarakat atau individu tertentui seperti dokter, perawat, bidan dan petugas lainnya.
3) Seberat apapun sakit yang diderita, tidak boleh baginya untuk berangan-angan ingin mati.
Hal ini karena ada hadits Ummul Fadhl Radhiyallahu’anha, bahwa Rasulullah
Shallallahu’alaihi wa Sallam pernah datang kepada mereka tatkala ‘Abbas Radhiyallahu’anhu
(paman Rasulullah) menderita sakit, hingga ‘Abbas berangan-angan ingin mati.
4) Jika ia masih memiliki tanggungan atas hak-hak orang lain, hendaklah ia tunaikan kepada
yang berhak apabila hal itu mudah baginya. Jika tidak mudah, hendaklah ia berwasiat (kepada
keluarganya). Sesungguhnya Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam berkata:
ُﺿِﮫ أ َْوﻣﺎﻟﮫ ﻓﻠﯿﺆدّه اﻟﯿﮫ ﻗَْﺒَﻞ أ َْن ﯾَﺄﺗﻲ ﯾﻮم اﻟﻘﯿﺎﻣﺔ ﻻ ﯾﻘﺒﻞ ﻓﯿﮫ ِدﯾﻨَﺎٌر َوﻻ ِدْرَھٌﻢ ِإْن َﻛﺎَن ﻟَﮫ ْ ﺖ ﻋﻨﺪه َﻣ
ِ ﻈﻠََﻤﺔٌ ﻻَِﺧﯿِﮫ ِﻣْﻦ ِﻋْﺮ ْ ََﻣْﻦ َﻛﺎﻧ
ﻋﻠَْﯿِﮫ
َ ﺻﺎِﺣِﺒِﮫ ﻓَُﺤِﻤﻠَﺖ َ ﺻﺎِﻟٌﺢ أ ُِﺧﺬَ ِﻣْﻨﮫُ وأﻋﻄﻲ ﺻﺎﺣﺒﮫ َوِإْن ﻟَْﻢ ﯾَُﻜْﻦ ﻟَﮫُ ﻋﻤﻞ ﺻﺎﻟﺢ أ ُِﺧﺬَ ِﻣْﻦ
ِ ﺳﯿِّﺌ َﺎ
َ ت َ ﻋَﻤٌﻞ َ
“Barang siapa pernah mendhalimi hak saudaranya dalam hal harga diri atau hartanya,
hendaklah ia selesaikan sebelum datang hari kiamat, hari yang tidak diterima dinar tidak pula
dirham. Jika ia punya amalan shalih maka diambil darinya lalu diberikan kepada orang yang
punya hak. Jika ia tidak punya amalan shalih, maka diambil dosa-dosa orang yang
bersangkutan lalu dibebankan kepadanya.”
5) Orang yang sakit hendaknya bersegera untuk menyiapkan wasiat karena ada sabda
RasulullahShallallahu’alaihi wa Sallam:
ﺻﯿﱠﺔُ ِﻟْﻠَﻮاِﻟﺪَْﯾِﻦ
ِ ت ِإْن ﺗ ََﺮَك َﺧْﯿًﺮا اْﻟَﻮ ُ ﻀَﺮ أ ََﺣﺪَُﻛُﻢ اْﻟَﻤْﻮَ ﻋﻠَْﯿُﻜْﻢ ِإذَا َﺣ
َ ﺐ َ ُﻛِﺘ
ﻋﻠَﻰ اْﻟُﻤﺘ ﱠِﻘﯿَﻦ
َ ﺎÅف َﺣﻘ ِ َواْﻷ َْﻗَﺮِﺑﯿَﻦ ِﺑﺎْﻟَﻤْﻌُﺮو
“Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) kematian,
jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiatlah untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya
secara ma`ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” (Al-Baqarah: 180)
7) Boleh baginya untuk berwasiat dengan sepertiga hartanya, tidak boleh lebih.
8) Hendaklah dalam berwasiat ini disaksikan oleh dua orang yang jujur yang muslim. Jika
tidak ada maka bisa dengan dua orang (yang jujur) non muslim dengan diminta agar keduanya
bersumpah untuk bisa dipercaya apabila ragu akan persaksiannya.
9) Adapun berwasiat agar hartanya diberikan kepada kedua orang tua dan sanak kerabat
yang berhak menerima warisan dari orang yang meninggalkan warisan itu, maka ini tidak boleh
dilakukan. Karena hal ini sudah dimansukh dengan ayat tentang warisan. Dan telah dijelaskan
pula oleh RasulullahShallallahu’alaihi wa Sallam dengan penjelasan yang paling sempurna,
ketika beliau berkhutbah pada haji Wada’. Kata beliau:
“Sesungguhnya Allah telah memberikan hak kepada setiap yang punya hak, dan tidak ada
wasiat bagi ahli waris.”
10) Diharamkan membuat wasiat yang mendatangkan mudharat (kerugian) bagi orang lain,
seperti berwasiat agar sebagian ahli waris jangan diberikan hak warisnya atau berwasiat agar
melebihkan sebagian ahli waris atas sebagian yang lain. Hal ini disebabkan adanya firman
Allah Subhanahu wa Ta’ala:
ِ َﺐ ِﻣﱠﻤﺎ ﺗ ََﺮَك اْﻟَﻮاِﻟﺪَاِن َواْﻷ َْﻗَﺮﺑُﻮَن ِﻣﱠﻤﺎ ﻗَﱠﻞ ِﻣْﻨﮫُ أ َْو َﻛﺜ َُﺮ ﻧ
ﺼﯿﺒًﺎ ٌ ﺼﯿ َ ّﺐ ِﻣﱠﻤﺎ ﺗ ََﺮَك اْﻟَﻮاِﻟﺪَاِن َواْﻷ َْﻗَﺮﺑُﻮَن َوِﻟﻠ ِﻨ
ِ َﺴﺎِء ﻧ ِ َِﻟﻠِّﺮَﺟﺎِل ﻧ
ٌ ﺼﯿ
ً َﻣْﻔُﺮو
ﺿﺎ
“Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi wanita
ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau
banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.” (An-Nisaa’: 7)
11) Wasiat yang lalim (tidak adil) hukumnya batil lagi tertolak, karena adanya sabda
RasulullahShallallahu’alaihi wa Sallam:
“Barang siapa yang mengada-adakan perkara baru dalam (agama) kami ini yang tidak ada asal
darinya, maka ia tertolak.”
12) Ketika banyak terjadi kebid’ahan pada sebagian besar kaum muslimin di masa ini. Begitu
pula dalam permasalahan yang berkaitan dengan jenazah. Maka termasuk kewajiban seorang
muslim adalah untuk berwasiat agar disiapkan (urusan kematiannya) dan agar dikuburkan
berdasarkan Sunnah (tuntunan Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam), sebagai pengamalan
terhadap firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (At-Tahrim: 6)
Menjenguk orang yang terbaring sakit. Sebagian ulama telah menetapkan menjenguk
orang sakit ini sebagai fardhu kifayah, seperti halnya memberi makan orang yang kelaparan
dan membebaskan tawanan. Jumhur ulama berpendapat bahwa menjenguk ini pada dasarnya
hukumnya sunnah. Namun pada perkembangannya ia menjadi wajib di beberapa kalangan
tertentu.
Perintah menjenguk orang sakit mengandung hikmah, dapat meringankan beban mental
keluarganya, sebagai ungkapan kasih sayang, mengingatkan manusia akan mati, memberikan
dorongan kejiwaan dan menghibur, dan lain-lain.
"Dan diantara tanda-tanda kekuasanNya adalah Dia mencipatakan untukmu istri-istri dari
jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan diajadikanNya
diantara kamu rasa kasih sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (Ar Ruum [30]: 21)
Tugas Suami
Seorang suami dituntut untuk lebih bisa bersabar ketimbang istrinya, dimana istri itu
lemah secara fisik atau pribadinya. Jika ia dituntut untuk melakukan segala sesuatu maka ia
akan buntu. Terlalu berlebih dalam meluruskannya berarti membengkokkannya dan
membengkokkannya berarti menceraikannya. Rasululloh bersabda: "Nasehatilah wanita
dengan baik. Sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk dan bagian yang bengkok dari
rusuk adalah bagian atasnya. Seandainya kamu luruskan maka berarti akan mematahkannya.
Dan seandainya kamu biarkan maka akan terus saja bengkok, untuk itu nasehatilah dengan
baik." (HR. Bukhari, Muslim). Seorang suami seyogyanya tidak terus-menerus mengingat apa
yang menjadi bahan kesempitan keluarganya, alihkan pada beberapa sisi kekurangan mereka.
Dan perhatikan sisi kebaikan niscaya akan banyak sekali. Dalam hal ini maka berperilakulah
lemah lembut. Sebab jika ia sudah melihat sebagian yang dibencinya maka tidak tahu lagi
dimana sumber-sumber kebahagiaan itu berada.
Allah berfirman;
"Dan bergaullah bersama mereka dengan patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka
maka bersabarlah Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Aloh
menjadikannya kebaikan yang banyak." (An Nisa' [4]: 19)
Tugas Istri
Kebahagiaan, cinta dan kasih sayang tidaklah sempurna kecuali ketika istri mengetahui
kewajiban dan tiada melalaikannya. Berbakti kepada suami sebagai pemimpin, pelindung,
penjaga dan pemberi nafkah. Taat kepadanya, menjaga dirinya sebagi istri dan harta suami.
Demikian pula menguasai tugas istri dan mengerjakannya serta memperhatikan diri dan
rumahnya. Inilah istri shalihah sekaligus ibu yang penuh kasih sayang, pemimpin di rumah
suaminya dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Juga mengakui kecakapan suami
dan tiada mengingkari kebaikannya. Untuk itu seyogyanya memaafkan kekeliruan dan
mangabaikan kekhilafan. Jangan berperilaku jelek ketika suami hadir dan jangan mengkhianati
ketika ia pergi. Dalam hadits: "Perempuan mana yang meninggal dan suaminya ridha
kepadanya maka ia masuk surga." (HR. Tirmidzi, Hakim, Ibnu Majah)
Ada juga yang mengungkapkan beberapa karakteristik yang harus terwujud dalam
sebuah keluarga yang menjadikannya layak disebut sebagai model keluarga muslim.
Karakteristik tersebut adalah:
• Keluarga yang dibangun oleh pasangan suami-istri yang shalih.
• Keluarga yang anggotanya punya kesadaran untuk menjaga prinsip dan norma Islam.
• Keluarga yang mendorong seluruh anggotanya untuk mengikuti fikrah islami.
• Keluarga yang anggota keluarganya terlibat dalam aktivitas ibadah dan dakwah, dalam
bentuk dan skala apapun.
• Keluarga yang menjaga adab-adab Islam dalam semua sisi kehidupan rumah tangga.
• Keluarga yang anggotanya melaksanakan kewajiban dan hak masing-masing.
• Keluarga yang baik dalam melaksanakan tarbiyatul aulad (proses mendidik anak-anak).
• Keluarga yang baik dalam mentarbiyah khadimah (mendidik pembantu).
3) Meminta izin kepada mereka sebelum berjihad dan pergi untuk urusan lainnya.
Amat penting kedudukan izin kepada orang tua dalam masalahjihad. Seorang laki-laki
datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya, “Wahai Rasulullah
apakah aku boleh ikut berjihad?” Beliau balik bertanya, ‘Apakah kamu masih mempunyai
kedua orangtua?’ Laki-laki tersebut menjawab, ‘Masih’. Beliau bersabda, ‘Berjihadlah
(dengan cara berbakti) kepada keduanya’.
: ﻋﻦ أﺑﻲ ھﺮﯾﺮة رﺿﻲ ﷲ ﻋﻨﮫ ﻗﺎل، ﻋﻦ أﺑﻲ زرﻋﺔ، ﻋﻦ ﻋﻤﺎرة ﺑﻦ اﻟﻘﻌﻘﺎع ﺑﻦ ﺷﺒﺮﻣﺔ، ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺟﺮﯾﺮ:ﺟﺎء ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻗﺘﯿﺒﺔ ﺑﻦ ﺳﻌﯿﺪ
: ﺛﻢ ﻣﻦ؟ ﻗﺎل: ﻗﺎل.( )أﻣﻚ: ﻣﻦ أﺣﻖ اﻟﻨﺎس ﺑﺤﺴﻦ ﺻﺤﺎﺑﺘﻲ؟ ﻗﺎل، ﯾﺎ رﺳﻮل ﷲ:رﺟﻞ إﻟﻰ رﺳﻮل ﷲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ ﻓﻘﺎل
. ﻣﺜﻠﮫ: ﺣﺪﺛﻨﺎ أﺑﻮ زرﻋﺔ:وﻗﺎل اﺑﻦ ﺷﺒﺮﻣﺔ وﯾﺤﯿﻰ ﺑﻦ أﯾﻮب.( )ﺛﻢ أﺑﻮك: ﺛﻢ ﻣﻦ؟ ﻗﺎل: ﻗﺎل.( )ﺛﻢ أﻣﻚ: ﺛﻢ ﻣﻦ؟ ﻗﺎل: ﻗﺎل.()ﺛﻢ أﻣﻚ
Seorang lelaki pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Siapa
yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku?” beliau menjawab, “Ibumu.” Lelaki
itu bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau kembali menjawab, “Ibumu”. Lelaki itu
kembali bertanya, “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab, “Ibumu”. Lalu siapa lagi?
Tanyanya. “Ayahmu,” jawab beliau.”
Hadits di atas tidak bermakna lebih menaati ibu dari pada ayah. Sebab, menaati ayah
lebih didahulukan jika keduanya menyuruh pada waktu yang sama dan dalam hal yang
dibolehkan syari’at. Alasannya, ibu sendiri diwajibkan taat kepada suaminya.
7) Mendahulukan berbakti pada orang tua dari pada berbuat baik pada istri
Di antara hadits yang menunjukkan hal tersebut adalah kisah tiga orang yang terjebak
di dalam gua lalu mereka tidak bisa keluar kemudian mereka bertawasul dengan amal baik
mereka, di antara amal mereka, ada yang mendahulukan memberi susu untuk kedua orang
tuanya, walaupun anak dan istrinya membutuhkan. Begitupula dengan kisah Alqomah
1) Berdoa sebelum bercampur dengan istri, sehingga jika Allah takdirkan dari pencampuran
tadi, si istri hamil, maka anaknya menjadi anak yang soleh.
2) Mengikuti rosulullah dalam menyambut kelahiran anak.
3) tinggal di lingkungan yang islami
4) Memberi nama yang baik
5) Ibu hendaknya Menyusui anaknya
6) Mengasuh dan membimbing anak (bukan diasuh oleh pembantu).
7) Mengkhitan si anak
8) Mengajari alquran, sholat,puasa, adab dan etika
9) Mengajari anak naik kuda, berenang dan memanah.
10) Memberi nafkah dari rezeki yang halal sampai si anak mandiri atau menikah.
11) Memilihkan teman yang baik.
12) berbuat adil kepada semua anak anaknya.
13) Menjadi contoh yang baik bagi anaknya.
14) Mencarikan pendamping hidup yang sholeh bagi anaknya.
Daftar Pustaka
Goldenberg, I., & Goldenberg, H. (2008). Family therapy: An overview. Belmont, CA:
Thomson Brooks/Cole.
Sloane, P.D., Slatt, L.M., Ebell, M.H., & Jacques, L.B. (2002). Essential ofFamily Medicine
(4th Ed.). Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins (page 24)
McDaniel, S., Campbell, T.L., Hepworth, J., & Lorenz, A. (2005). Family - Oriented Primary
Care (2nd Ed.). New York: Springer (page 42)
Kewajiban Orang Tua dan Anak dalam Islam. Available at: http://al-islam-
indonesia.blogspot.com/2012/05/kewajiban-orang-tua-dan-anak-dalam.html (Last Update
2013, December 12)
http://blog.ilmukeperawatan.com/konsep-keluarga.html
http://ikanpaus09.blogspot.com/2011/03/genogram.html
http://oncomko.multiply.com/journal/item/83/Dinamika_Keluarga..._ilmu_lagie..nie...?&item
_id=83&view:replies=reverse&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem