Anda di halaman 1dari 2

[Speaker ngomong 1]

Salman al-Farisi, beliau merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW. Kisah cinta Salman terjadi saat ia
tinggal di Madinah setelah menjadi Muslim dan menjadi salah satu sahabat dekat Rasulullah Shallallahu
'alaihi wasallam.

Salman diam-diam menaruh perasaan pada seorang Muslimah yang berasal dari kalangan Anshar. Demi
menyempurnakan sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, maka Salman pun memantapkan hati untuk
melamar pujaan hatinya tersebut. Namun, ia tak berani melamarnya. Sebagai seorang imigran, ia
merasa asing dengan tempat tinggalnya, Madinah. Bagaimana adat melamar wanita di kalangan
masyarakat Madinah? Bagaimana tradisi Anshar saat mengkhitbah wanita? Demikian yang dipikirkan
Salman. Ia tak tahu-menahu mengenai budaya Arab. Tentu saja tak bisa sembarangan tiba-tiba datang
mengkhitbah wanita tanpa persiapan matang.

Kemudian Salman mendatangi seorang sahabatnya yang merupakan penduduk asli Madinah, Abu
Darda’. Ia bermaksud meminta bantuan Abu Darda’ untuk menemaninya saat mengkhitbah wanita
impiannya.

masuk ke dialog pertama :

~salman menuju rumah abu darda'.

Lalu salman mengetuk pintu.

Dialog 1 :

Sal: ASS....

Dar : WSS... (seraya membuka pintu).

Ada apa wahai sahabat ku, hingga kau datang ke kediaman ku ?,

Masuklah (sambil memasuki rumah).

Sal: jadi saya hendak meminta bantuan kpd engkau wahai sahabatku.

Dar: silahkan, insyaallah akan ku bantu sebisa mungkin.

Sal: Aku hendak meminta tolong kpd engkau wahai sahabatku, aku ingin meminang salah satu wanita
madinah, tapi aku tidak tau Bagaimana adat melamar wanita di kalangan masyarakat Madinah? Dan
Bagaimana tradisi Anshar saat mengkhitbah wanita?.

Jadi saya hendak meminta tolong engkau wahai sahabat ku untuk menemaniku meminang gadis itu.

Dar: Subhanallah wa alhamdulillah (sambil memeluk salman dgn bahagia ), tentu saja.

Anda mengirim
[Speaker ngomong ke 2]

Setelah beberapa hari mempersiapkan segala sesuatu, Salman pun mendatangi rumah sang gadis
dengan ditemani Abu Darda’. Keduanya begitu gembira. Setiba di rumah wanita salihah tersebut,
keduanya pun diterima dengan baik oleh tuan rumah.

masuk ke dialog 2 :

~darda' dan salman dtng ke rumah gadis itu.

Dialog 2:

(Didalam rumah si gadis)

Dar:Saya adalah Abu Darda’ dan ini adalah saudara saya Salman dari Persia. Allah telah memuliakan
Salman dengan Islam. Salman juga telah memuliakan Islam dengan jihad dan amalannya. Ia memiliki
hubungan dekat dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Bahkan, Rasulullah menganggapnya
sebagai ahlu bait (keluarga)-nya. Saya datang mewakili saudara saya, Salman, untuk melamar putri
Anda.

Ay: mas sya allah, Sebuah kehormatan bagi kami menerima sahabat Rasulullah yang mulia. Sebuah
kehormatan pula bagi keluarga kami jika memiliki menantu dari kalangan sahabat. Jawaban lamaran ini
merupakan hak putri kami sepenuhnya. Oleh karena itu, saya serahkan kepada putri kami (sambil
memberi isyarat kpd istri nya untuk menanyakan kpd anak nya).

Ib: Mohon maaf kami perlu berterus terang, Maaf atas keterusterangan kami. Putri kami menolak
lamaran Salman. (Jeda ngomong + backsound sedih ).

Ib ngmg lg: Namun, karena kalian berdualah yang datang dan mengharap ridha Allah, saya ingin
menyampaikan bahwa putri kami akan menjawab iya jika Abu Darda’ memiliki keinginan yang sama,
seperti Salman.

(Salman tidak kecewa melainkan ia bahagia -karna temannya menikah)

Sal: Allahu akbar! (Dengan girang).semua mahar dan nafkah yang sudah aku persiapkan ini aku serahkan
kepada Abu Darda. Dan aku pula yang akan menjadi saksi pernikahan mereka.

[Speaker ngomong ke3 ]

Betapa besar kemuliaan hati salman alfarisi, meski kisah cinta dirinya tak sesuai dengan apa yang
diharapkannya, ia sepenuhnya sadar bahwa cinta kepada manusia tidak boleh melemahkan imannya
kpd allah swt. kekuatan salman tidak hanya di buktikan dari fisiknya, tapi juga dari dalam hati dan
terpancar karna imannya. Selain itu salman alfarisi pun sangat paham tentang arti persahabatan sejati.

Tak ada sedikitpun rasa benci pada dirinya kpd abu darda', salman justru ikut bahagia saat sahabatnya
berbahagia.

Anda mungkin juga menyukai