Anda di halaman 1dari 4

NAMA : FREDI ARDIAWAN

NIM : 24.17.0021
MAKUL : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGDI : TEKNIK INFORMATIKA
Kisah Teladan Contoh Akhlak Rasulullah Dalam Kehidupan Sehari Hari

Kisah Teladan Islam – Rasulullah dan Uang Delapan Dirham

Rasulullah pagi itu sibuk memperhatikan bajunya dengan cermat. baju satu-satunya dan
itupun ternyata sudah usang. baju yang setia menutup aurat beliau. meringankan tubuh beliau
dari terik matahari dan dinginnya udara. Baju yang tidak pernah beristirahat. Tetapi beliau tak
mempunyai uang sepeser pun. Dengan apa beliau harus membeli baju? Padahal baju yang ada
sudah waktunya diganti. Rasulullah sebenarnya dapat saja menjadi kaya mendadak, bahkan
terkaya di dunia ini. Tapi sayang, beliau tak mau mempergunakan kemudahan itu. Jika beliau
mau, Allah dalam sekejap bisa mengubah gunung dan pasir menjadi butir-butir emas yang
berharga.

Beliau tak sudi berbuat demikian karena kasihnya kepada para fakir miskin. siapakah
yang akan menjadi teladan jika bukan beliau..? Contoh untuk menahan derita, menahan lapar dan
dahaga, menahan segala coba dan uji Allah dengan kesabaran. Selalu mensyukuri nikmat Allah
berapa pun besarnya. Siapa lagi kalau bukan beliau yang menyertai umatnya dalam menjalani
iradat yang telah ditentukan Allah. Yaitu kehidupan dalam jurang kedukaan dan kemiskinan.
Siapa pula yang harus menghibur mereka agar selalu bersabar dan rela dengan yang ada selain
beliau? Juga siapa pula yang harus menanamkan keyakinan akan pahala Allah kelak di akhirat
jika bukan beliau?

Ya,…hanya beliaulah yang mampu menjalankan berbagai hal diatas. benar,…baliaulah


satu-satunya manusia yang mendapatkan amanat dari Allah untuk semua umat manusia. Tugas
yang lebih murni dan mulia daripada intan berlian serta butiran emas yang lain. Lebih halus dari
sutera serta lebih indah dari segala keindahan yang dikenal manusia di dunia ini. lebih megah
dari segala kedudukan dan derajad kehidupan manusia yang katanya sudah megah.
“Semua itu hanyalah merupakan kesenangan dunia sedang di sisi Allah yang paling baik
dan sebaik-baik tempat kembali”

Perjuangan itu tidak mudah. bahkan sangat berat bagi beliau. Menegakkan yang hak
hanya dapat dicapai dengan penuh keimanan dan kekuatan. sabar dalam menghadapi setiap
malapetaka yang menimpa, bersyukur yang dilakukan dengan hati bersih. dalam keadaan
bagaimanapun, baik dalam duka maupun suka, bersyukur dan keimanan harus selalu menyertai.
Itulah pokok risalah yang dibawa Rasulullah saw. Allah Maha Bijaksana, tidak akan membiarkan
hamba-Nya terkasih kebingungan. Rasulullah diberinya rezeki sebanyak delapan dirham.
Bergegas beliau melangkah ke pasar. Tentunya kita maklum. uang sekian itu dapat dibelikan apa.
Apakah cukup untuk membeli makan, minum, serta pakaian penutup badan? Oleh sebab itu,
bergembiralah hai para fakir dan miskin! Nabi kita, Muhammad saw telah memberikan contoh
begitu jelas.

Nabi yang kita cintai, hamba kesayangan Allah pergi ke pasar dengan uang sedikit
seperti yang kita miliki. Tetapi nabi kita ini, hamba Allah yang di bumi bernama Ahmad, sedang
dari langit bernama Muhammad dengan ridha pergi ke pasar berbekal uang delapan dirham
untuk berbelanja. Manusia penuh nur dan inayah Allah yang dilahirkan di makkah. meskipun
beliau miskin, beliau senang sekali hidup. beliau belum ingin mati meski kemiskinan menjerat
setiap hari. Di tengah perjalanan menuju pasar, beliau menemukan seorang wanita yang
menangis. Ternyata wanita yang kehilangan uang. Segera beliau memberikan uangnya sebanyak
dua dirham. Beliau berhenti sejenak untuk menenangkan wanita itu.

Rasulullah bergegas menuju ke pasar yang semakin ramai. Sepanjang lorong pasar
banyak sekali masyarakat yang menegur beliau dengan hormat. Selalu menjawab dan
memberikan salam yang mengingatkan akan kebesaran Allah semata. Beliau langsung menuju
tempat di mana ada barang yang diperlukannya. Dibelinya sepasang baju dengan harga empat
dirham. beliau segera pulang. Di perjalanan beliau bertemu dengan seorang tua yang telanjang.
Orang tersebut dengan iba memohon sepotong baju untuk dipakainya. Rasulullah yang memang
pengasih itu tidak tahan melihat. Langsung diberikannya baju yang baru dibeli. Beliau kembali
ke pasar utnuk membeli baju lagi seharga dua dirham. Tentu saja lebih kasar dan jelek
kualitasnya daripada yang empat dirham. dengan gembira beliau pulang membawa bajunya.
Langkahnya dipercepat karena sengatan matahari yang semakin terik. Juga angin malam
yang telah mulai berhembus pelan-pelan. Beliau tidak ingin kemalaman di jalan. Tak lama beliau
melangkah ke luar pasar, ditemuinya lagi wanita yang menangis tadi. Wanita itu kelihatan
bingung dan sangat gelisah. Rasulullah saw mendekat dan bertanya mengapa. Wanita itu ternyata
ketakutan untuk pulang. Dia telah terlambat dari batas waktu, dan takut dimarahi majikannya
jika pulang nanti. Rasulullah saw langsung menyatakan akan mengantarkannya.

Wanita itu berjalan yang diikuti Rasulullah saw dari belakang. Hatinya tenang karena
Rasulullah saw pasti akan melindungi dirinya. Dia yakin majikannya akan memaafkan, karena
kepulangan yang diantarkan oleh manusia paling mulia di dunia ini. Bahkan mungkin akan
berterima kasih karena pulang membawa kebaikan bersama dengan kedatangan nabi dan rasul
mereka. Mereka terus berjalan hingga sampai ke perkampungan kaum Anshari. Kebetulan saat
itu yang ada hanyalah para isteri mereka.

“Assalamu’alaikum warahmatullah”, sapa Rasulullah saw keras. Mereka semuanya diam


tak menjawab. Padahal mereka mendengar. Hati mereka diliputi kebahagiaan karena kedatangan
Nabi. Mereka menganggap salam Rasulullah saw sebagai berkah dan seperti lebaran saja.
Mereka masih ingin mendengarnya lagi. Ketika tak terdengar jawaban, Rasulullah saw memberi
salam lagi. Tetap tak terdengar jawaban. Rasulullah saw mengulang untuk yang ketiga kali
dengan suara lantang, Assalamu’alaikum warahmatullah. Serentak mereka menjawab.

Rasulullah sangat heran dengan semua itu. Beliau menanyakan pada mereka apa
sebabnya. Mereka mengatakan, ” Tidak ya Rasulullah. Kami sudah mendengar sejak tadi. Kami
memang sengaja, kami ingin mendapatkan salam lebih banyak”. Rasulullah melanjutkan,
“Pembantumu ini terlambat pulang dan tidak berani pulang sendirian. Sekiranya dia harus
menerima hukuman, akulah yang akan menerimanya”. Ucapan ini sangat mengejutkan mereka.
Kasih sayang Nabi begitu murni, budi pekerti yang utama, yang indah tampak dihadapan
mereka. Beliau menempuh perjalanan begitu panjang dan jauh hanya untuk mengantarkan
seorang budak yang takut dimarahi majikannya. Lagipula hanya karena terlambat pulang.
Bahkan memohonkan maaf baginya pula. Sehingga karena harunya, mereka berkata, “Kami
memaafkan dan bahkan membebaskannya. Kedatangannya kemari bersama anda karena untuk
mengharap ridha Allah semata”. Budak itu tak terhingga rasa terima kasihnya. Bersyukur atas
karunia Allah swt dan kebebasannya karena dari Rasulullah saw.

Rasulullah saw pulang dengan hati gembira. Telah bebas satu perbudakan dengan
mengharap ridha Allah swt sepenuhnya. Beliau juga tak lupa mendoakan para wanita itu agar
mendapatkan berkah dari Allah swt. Semoga semua harta dan turunan serta semoga selalu tetap
dalam keadaan iman dan islam. Beliau sibuk memikirkan peristiwa sehari tadi. Hari yang penuh
berkah dan karunia Allah swt semata. Akhirnya beliau berujar dengan, “Belum pernah kutemui
berkah angka delapan sebagaimana hari ini. Delapan dirham yang mampu mengamankan
seseorang dari ketakutan, dua orang yang membutuhkan serta memerdekakan seorang budak”.
Bagi seseorang muslim yang memberikan pakaian pada saudara sesama muslim, Allah akan
memelihara selama pakaian itu masih melekat.

(SELESAI).

Anda mungkin juga menyukai