Metode Pelaksanaan Pekerjaan Ring Balok Beton Bertulang
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Ring Balok Beton Bertulang
BETON BERTULANG
Disini saya akan menjelaskan metode pelaksanaan pekerjaan ring balok beton bertulang.
Ring balok adalah bagian dari struktur bangunan seperti balok yang terletak diatas dinding bata, yang berfungsi sebagai
pengikat pasangan bata dan juga untuk meratakan beban dari struktur yang berada diatasnya, seperti beban oleh kuda – kuda.
1. Persayaratan bahan
d). Air :
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tak mengandung minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain
yang dapat merusak beton dan harus memenuhi NI – 3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Direksi lapangan dapat minta kepada
Pemborong supaya air yang dipakai diperiksa dilaboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Pemborong.
2. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi : Pekerjaan pembesian, pekerjaan bekisting dan pekerjaan pengecoran.
3. Pekerjaan persiapan
a). Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan membuat ring balok beton bertulang
b). Approval material yang akan digunakan.
c). Persiapan material, antara lain: Portland cement, pasir, split, air, kaso, multiplek 12 mm, besi beton, kawat beton, dan paku.
d). Persiapan alat kerja, antara lain: theodolith ,concrete mixer, meteran, waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen,
raskam, benang, dan selang air.
4. Pengukuran
Surveyor melakukan pengukuran dengan theodolith dan memberi tanda (marking) untuk posisi titik perletakan ring balok beton.
5. Pekerjaan pembesian
a). Pembesian dilakukan terpisah, jadi perakitan pembesian tidak dirakit pada area kerja ring balok
b). Setelah semua peralatan tersedia pada lokasi yang jauh dari area kerja ring balok, selanjutnya pekerjaan pembesian siap
dimulai.
c). Untuk ring balok (10x15) cm, disiapkan 2 buah besi diameter 12 untuk bagian atas dan 2 buah besi diameter 12 untuk
bagian bawah.
d). Begel untuk ring balok menggunakan besi diameter 8 dengan jarak antar begel 15 cm.
e). Kemudian begel diikatkan dengan kawat bendrat sebagai pengkakuan ring balok, pengikatan dibantu dengan tang gegep.
f). Setelah semua pembesian selesai, pastikan kembali posisi dan ukuran tiap komponen pembesian sesuai, serta pastikan juga
bahwa kawat beton telah terikat dengan sempurna.
6. Pekerjaan Bekisting
a). Bekisting dipasang dalam 3 sisi, sisi kanan, sisi kiri dan sisi bawah, dipasang dengan multiplek 12mm sebagai bahan
bekisting + tulangan kayu kaso 4/6. .
b). Ukur bekisting menggunakan meteran agar mendapatkan hasil yang sesuai, setelah itu kemudian letakkan bekisting pada
tempat yang sudah ditentukan.
c). Bekisting diberikan skoor dari kayu reng 3/4 sebagai penguat tekanan saat coran dituangkan, antar skoor diberi jarak sekitar
30cm dengan skoor lainnya.
d). Pemasangan skoor dapat menggunakan paku sebagai perekatnya, kemudian paku dipakukan dengan menggunakan palu.
7. Pekerjaan pengecoran
a). Setelah bekisting terpasang dengan baik, bekisting diolesi minyak bekisting kemudian letakkan pembesian ring balok pada
posisinya tepat didalam bekisting.
b). Pastikan pembesian telah terletak dengan sempurna pada posisinya didalam bekisting dengan membuat tahu-tahu beton di
bawah dan digantung kiri kanan bagian dalam bekisting, dengan maksud mendapatkan selimut beton.
c). Pengecoran beton dilakukan menggunakan mutu beton K225 ad. 1 Pc : 2 Ps : 3 Krl.
d). Setelah area siap, lakukan pengecoran beton dengan menuang adukan beton ke area pengecoran, Penuangan beton
dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat
mengurangi mutu beton. Selama proses pengecoran berlangsung pemadatan beton menggunakan vibrator. Hal tersebut
dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai kepadatan maksimal.
a). Setelah beton berumur 28 hari (beton konvensional), sementara bekisting samping (tidak menahan momen) dapat dibuka >
24 jam dimana bentuk beton sudah stabil.
b). Pertama-tama, multiplek dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton pada multiplek dapat terlepas.
c). Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepaskan push pull.
d). Kendorkan baut-baut/paku-paku yang ada pada bekisting kolom praktis, sehingga rangkaian/panel bekisting terlepas.
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan
beton yang dilakukan adalah dengan menyiram /membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.
1. Jenis bahaya yang teridentifikasi mungkin terjadi selama berlangsungnya Pekerjaan Ring Beton Bertulang antara lain :
a). Menggunakan pakaian dan peralatan kerja dengan benar dan dan sesuai dengan standar (APD).
b). Melaksanakan instruksi K3 sebelum dimulainya pekerjaan.
c). Memeriksa seluruh papan bekisting dan perancah sebelum dimulainya pengecoran.
d). Membatasi daerah pekerjaan pengecoran dengan pagar atau rambu yang informative.
e). Menyediakan penerangan apabila harus bekerja pada malam hari.
f). Memasang jaring Pengaman (untuk pekerjaan yang dilaksanakan pada lantai 2 dst).
Demikian penjelasan tentang metode pelaksanaan pekerjaan ring balok beton bertulang.
Semoga bermanfaat bagi yang membaca.
Apa Anda tahu apa itu balok beton dalam konstruksi pada bangunan? Setiap bangunan
terdiri atas bagian-bagian yang memiliki fungsi tertentu, tidak terkecuali juga balok. Elemen
yang satu ini sangat berguna untuk menyangga lantai yang terletak di atasnya. Tidak hanya
itu, ternyata balok juga memiliki peran sebagai penyalur momen menuju ke bagian kolom
pada bangunan yang sedang dibuat.
Ana pun sudah tahu apa itu balok beton dalam sebuah bangunan. Balok itu sendiri
mempunyai karakter yanglentur. Dengan sifatnya yang demikian, maka dapat dikatakan
bahwa balok merupakan elemen struktur dalam konstruksi yang dapat diandalkan untuk
menangani gaya geser dan momen lentur pada bangunan.
Dalam sebuah konstruksi bangunan, terdapat dua jenis balok beton, di antaranya:
Apa hal yang terjadi jika sebuah bangunan dibuat dengan menggunakan balok beton tanpa
menggunakan tulangan yang dapat berguna untuk melakukantumpuan sederhana (sendi
dan rol) di atas balok tersebut bekerja beban terpusat (P) serta beban merata (q)? Hal
tersebut adalah momen luar sehingga balok akan melengkung ke bawah.
Sementara itu, pada balok yang melengkung ke bawah akibat beban luar ini pada dasarnya
dapat ditahan oleh kopel gaya-gaya dalam yang berupa tegangan tekan dan tarik
Sehingga, pada bagian terpi atas tepatnya pada serat-serat balok akan terjadi penahanan
tegangan tekan. Selain itu,n semakin ke bawah tegangan yang terjadi akan semakin kecil.
Pun jika sebaliknya, pada serat-serat bagian tepi bawah akan menahan tegangan tarik,
maka akan semakin kecil pula tegangan tariknya jika mengarah semakin ke atas.
Kemudain, pada tengah bentang atau yang disebut dengan garis netral, serat-serat beton
tidak mengalami tegangan sama sekali. Tegangan tekan dan tarik disimbolkan dengan
huruf o.
Apabila beban diatas balok terlalu besar, biasanya garis netral bagian bawah akan
mengalami tegangan tarik cukup besar. Hal tersebut kemungkinan akan mengakibatkan
retak pada beton pada bagian bawah. Kondisi tersebut dapat terjadi, terutama pada daerah
beton yang memiliki momen besar. Misalnya, pada lapangan atau juga tengah bentang.
Hal tersebut yang menyebabkan balok beton jenis ini disebut “beton bertulang”.
Pada jenis balok beton bertulang ini, tulangan ditanam sedemikian rupa. Hal tersebut
dimaksudkan supaya gaya tarik yang dibutuhkan untuk menahan momen pada penampang
retak dapat ditahan oleh baja tulangan tersebut.
Fungsi Utama Beban Beton dan
Tulangan
Dari hal yang sudah dijelaskan mengenai apa itu balok beton, dapat diberi simpulan bahwa
baik itu balok beton tulangan maupun yang bukan tulangan mempunyai fungsi atau tugas
pokok yang berbeda. Hal itu pun sesuai dengan sifat bahan yang bersangkutan. Berikut ini
adalah fungsi utana balok beton:
Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan dalam pekerjaan ini, antara lain :
Tahap 1. Persiapan
Persiapan dimulai dari pengukuran untuk mengatur dan memastikan tingkat kerataan ketinggian plat
lantai. Oleh karena itu, pelaksanaan pekerjaan ini membutuhkan alat bantu theodolit. Kemudian
pekerjaan dilanjutkan dengan membuat bekisting plat lantai. Bekisting tersebut harus sesuai dengan
gambar kerja. Pemotongan plywood yang akan digunakan sebagai bekisting harus cermat sehingga
hasilnya sesuai dengan luasan plat lantai yang akan dibuat. Setelah itu, proses pembesian plat
lantai dilaksanakan di atas bekisting.
Tahap 2. Pekerjaan
Pekerjaan plat lantai dimulai dari proses pembekistingan plat. Scaffolding disusun secara berjajar
bersama-sama dengan scaffolding untuk balok. Mengingat posisi plat lantai lebih tinggi daripada
balok, maka scaffolding untuk plat pun harus lebih tinggi serta dibutuhkan main frame tambahan
menggunakan joint pin. Anda bisa memperhitungkan ketinggian scaffolding plat dengan mengatur
bagian base jack dan U-head jack.
Langkah berikutnya yaitu pemasangan balok kayu 6/12 sebagai girder sejajar dengan arah cross
brace. Kemudian pasang juga suri-suri dengan arah melintangnya di atas girder tersebut. Setelah
itu, plywood dipasang sebagai alas dari plat lantai. Tak lupa, pasang pula dinding untuk tepi plat
yang dijepit menggunakan siku. Plywood ini harus dipasang serapat mungkin untuk mencegah
terbentuknya rongga yang menyebabkan kebocoran saat dilakukan pengecoran.
Agar beton yang sudah jadi nantinya tidak menempel pada bekisting, disarankan untuk mengolesi
solar sebagai pelumas di semua bekisting yang sudah terpasang dengan rapat. Cara ini akan
memudahkan kita dalam melakukan pekerjaan pembongkaran bekisting. Manfaat yang lainnya yaitu
bekisting tersebut akan terhindar dari kerusakan yang fatal dan cenderung utuh sehingga masih
dapat digunakan untuk pekerjaan yang selanjutnya.
Setelah proses pemasangan bekisting plat lantai telah selesai dilaksanakan, proses selanjutnya
yaitu pengecekan hasil kerja. Lakukan pengecekan terhadap bekisting yang telah dipasang,
terutama pemeriksaan tinggi level bekisting tersebut. Di sini Anda membutuhkan alat bantu yaitu
waterpass untuk mengecek ketinggian bekisting. Jika hasilnya sudah sesuai dengan rencana, maka
bekisting tersebut pun telah siap untuk digunakan.
Tahap selanjutnya yaitu pembesian plat lantai yang dilaksanakan setelah pembesian balok. Proses
pembesian ini dilakukan secara langsung di atas bekisting plat. Untuk mempermudah pekerjaan,
tulangan-tulangan besi dapat diangkat menggunakan tower crane untuk dipasang di atas bekisting
plat. Lakukan perakitan tulangan besi ini dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Setelah itu,
pasang tulangan besi yang berukuran D100-200.
Pembesian berikutnya dilakukan secara menyilang, lalu ikat menggunakan kawat. Letakkan beton
deking antara tulangan bawah plat dan bekisting alas plat. Kemudian pasang juga tulangan kaki
ayam antara untuk tulangan atas serta bagian bawah plat. Lakukan proses ini sampai pekerjaan
pembesian plat lantai selesai. Kemudian lakukan pengecekan untuk memeriksa hasil kerja
pembesian tulangan.
Periksalah penyaluran pembesian plat terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra, perkuatan
(sparing) pada lubang-lubang di plat lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.
Pembongkaran bekisting plat dilakukan setelah 4 hari pengecoran. Kemudian setelah bekisting ini
dibongkar, lanjutkan dengan pemasangan sapot sebagai penunjang plat lantai dan beban yang ada
di atasnya.
Tahap 3. Pengecoran
Setelah pekerjaan pembekistingan dan pembesian sudah selesai serta dipastikan sudah siap,
engineer melakukan pengecekan terlebih dulu ke lokasi yang akan dicor. Jika hasilnya bagus,
kemudian engineer membuat surat izin pengecoran untuk diajukan kepada konsultan pengawas.
Konsultan pengawas lalu melakukan survei ke lokasi yang diajukan di dalam surat tersebut. Setelah
dipastikan sudah bagus semuanya, maka konsultan pengawas akan menandatangani surat izin
pengecoran.
Proses pengecoran plat lantai harus dilakukan bersama-sama dengan pengecoran balok. Peralatan
pendukung yang digunakan untuk pekerjaan pengecoran balok antara lain bucket, truck mixer,
vibrator, lampu kerja, dan papan perata. Setelah engineer mendapatkan izin pengecoran dari
konsultan pengawas, engineer kemudian menghubungi pihak beaching plan untuk mengecor sesuai
dengan mutu dan volume yang dibutuhkan.
Pembersihan ulang area yang akan dicor dilakukan menggunakan air kompresor sampai benar-
benar bersih. Bucket disiapkan dan dibersihkan dari debu atau sisa pengecoran sebelumnya.
Setelah itu, siapkan satu keranjang dorong untuk mengambil sampel dan test slump cor yang
diawasi oleh engineer dan pihak pengawas. Apabila sudah dinyatakan bagus, maka pekerjaan
pengecoran pun telah siap untuk dilaksanakan.
Contoh benda uji diambil bersamaan selama proses pengecoran berlangsung. Sampel ini cukup
diambil beton yang keluar dari truk saja. Kemudian sampel dituangkan ke bucket. Dari bucket ini,
sampel tersebut diangkut menggunakan TC. Setelah bucket sudah sampai d tempat yang akan
dicor, selanjutnya petugas bucket akan membuka katup bucket untuk mengeluarkan beton segar ke
area pengecoran.
Pekerjaan dilanjutkan oleh pekerja cor yang akan meratakan beton segar ke bagian balok terlebih
dahulu, lalu dilanjutkan ke plat. Khusus untuk plat lantai, beton diratakan memakai scrub secara
manual. Kemudian lakukan pengecekan level menggunakan waterpass. Tahap berikutnya yaitu
pemadatan dengan vibrator. Tujuannya untuk mencegah terbentuknya rongga-rongga udara yang
dapat mengurangi mutu beton. Pekerja vibrator akan memasukkan alat ini ke dalam adukan selama
5-10 menit di setiap bagian yang dicor.
Setelah semua area balok dan plat lantai sudah terisi adonan beton, pekerjaan berikutnya yaitu
meratakan permukaan beton segar menggunakan balok kayu yang panjang. Lakukan pekerjaan ini
dengan memperhatikan batas ketebalan plat yang telah ditentukan. Proses ini dilakukan berulang-
ulang kali hingga seluruh area cor telah terisi beton. Untuk mendapatkan hasil yang bagus, proses
pengecoran sebaiknya dilakukan maksimal selama 6-8 jam.
Tahap 4. Pembongkaran
Pembongkaran bekisting harus dilakukan pada waktu yang tepat untuk memperoleh hasil beton
yang berkualitas baik serta agar tidak merusak beton tersebut. Hal ini tidak terlepas dari fungsi
bekisting tersebut, selain sebagai cetakan, berguna juga sebagai penunjang sampai beton benar-
benar mengeras. Untuk pekerjaan plat lantai, pembongkaran bekisting dilaksanakan dalam waktu 4
hari setelah pengecoran. Sedangkan untuk pekerjaan balok, pembongkaran bekisting dilakukan
setelah 7 hari pengecoran.
Tahap 5. Perawatan
Wajib hukumnya melakukan perawatan terhadap adonan beton selama proses pengeringan
berlangsung. Sebab adonan beton yang mengering terlalu cepat mengakibatkan hasilnya tidak
bagus, retak-retak, dan tidak sesuai rencana. Maka setelah dilaksanakan pengecoran, lakukan
upaya perawatan untuk menjaga mutu beton. Proses perawatan beton ini dilakukan dengan
menjaga agar kondisinya senantiasa basah dengan menyiraminya. Perawatan ini dilaksanakan
selama 7 hari berturut-turut dengan menyirami tanaman sebanyak 2-3 kali/hari.