Anda di halaman 1dari 4

Secara sederhana cuaca bisa diartikan sebagai keadaan atmosfer.

Keadaan

atmosfer ini biasa diukur dengan skala dinginatau panas, basah atau

kering, tenang atau berbadai dan cerah atau berawan. Cuaca berbeda

dengan iklim.

Cuaca biasanya merujuk pada keadaan atmosfer dari hari ke hari sedangkan

iklim merujuk pada keadaan rata-rata kondisi atmosfer pada periode waktu yang lama.

**

*Prakiraan Cuaca*

Ketika berbicara tentang cuaca, informasi yang ingin diketahui biasanya

seputar bagaimana cuaca hari ini, hujan, mendung atau malah cerah.

Hal ini penting karena banyak aktivitas manusia dipengaruhi oleh keadaan

cuaca. Kalau hari diperkirakan akan hujan misalnya, maka kegiatan

mencuci dan menjemur pakaian bisa ditunda sampai cuaca

lebih cerah.

Informasi yang berkaitan dengan keadaan cuaca yang akan terjadi bisa

diprediksi melalui prakiraan cuaca. Prakiraan cuaca sering disebut

dengan *ramalan cuaca Sebenarnya sebutan ini keliru, karena cuaca tak pernah bisa diramal.

Penggunaan kata ramalan cuaca sangat tidak tepat ketika digunakan untuk

padanan prakiraan cuaca. Prakiraan cuaca berbasis pada sains dan

teknologi yang bersifat pasti/eksak berbeda dengan ramalan yang memiliki basis

cenderung menjurus ke takhayul.

*Sejarah Prakiraan Cuaca*


**Prakiraan cuaca sudah dilakukan oleh orang Babilonia beribu-ribu tahun

yang lalu, tepatnya sekitar 650 SM (Sebelum Masehi). Penduduk Babilonia

memprediksi cuaca dari pola awan di langit Lalu Aristoteles

melalui bukunya /Meteorologica/ berusaha menjelaskan pola cuaca. Buku

ini ditulis sekitar 340 SM.

Bangsa Cina sudah biasa

memprediksi cuaca sejak 300 SM sedangkan bangsa India pada kurun waktu

yang sama telah mengembangkan metode prediksi cuaca.

Pada 904 M, Ibn Wahshiyya, seorang ?Nabatean Agriculture? telah membahas

prakiraan cuaca sebagai perubahan pada atsmosfer dan gejala alam. Gejala

hujan berdasarkan observasi fase bulan dan prakiraan cuaca berdasarkan

pergerakan angin

Pengembangan prakiraan cuaca sebagai sains tidak terlepas dari peran

Francis Beaufort dan Robert Fitzroy. Keduanya telah berhasil

mengembangkan dan membentuk basis pengetahuan yang digunakan sebagai dasar bagi sains
prakiraan cuaca.

Pada 1922, Lewis Richardson telah mengembangkan prakiraan cuaca secara

numerik. Walaupun secara praktis prakiraan cuaca secara

numerik baru dimulai pada 1955, setelah berkembangnya komputer yang bisa

diprogram.

*Penentuan Prakiraan Cuaca*

Terdapat beberapa cara yang digunakan untuk memprakirakan cuaca.

*1. Metode Persistensi*


**Metode

ini adalah yang paling sederhana. Yaitu dengan memprakirakan kondisi

cuaca besok berdasarkan kondisi cuaca hari ini. Metode ini valid

digunakan ketika cuaca cenderung stabil, misalnya pada musim kemarau.

*2. Menggunakan barometer*

**Barometer adalah alat untuk mengukur tekanan. Perubahan

tekanan udara bisa

dijadikan sebagai acuan perubahan cuaca.

Ketika terjadi penurunan tekanan udara secara cepat, akan terbentuk

daerah bertekanan rendah, sehingga kemungkinan untuk turunnya hujan

akan semakin tinggi.

Sedangkan kenaikan temperatur secara cepat menunjukan kecenderungan

kondisi cuaca yang cerah.

*3. Melihat langsung ke langit*

Ini adalah metode yang paling mudah. Ketika terlihat awan hitam tebal di

langit maka hampir dapat dipastikan hujan besar akan turun. Sedangkan

langit yang tak berawan menunjukkan bahwa hari akan cerah.

**

*4. Menggunakan model prakiraan cuaca*

Penggunaan model prakiraan cuaca biasa digunakan oleh badan-badan

prakiraan cuaca resmi, seperti BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika).

Model ini biasanya berbentuk model matematika yang dapat dialihkan


ke program komputer sehingga bisa dijalankan secara otomatis.

Model matematika ini tersusun dari berbagai faktor yang mempengaruhi

cuaca. Faktor ini meliputi temperatur, tekanan, kecepatan angin, dan

sebagainya. Semakin banyak faktor yang digunakan, semakin rumit model

matematikanya, dan modelnya

pun akan semakin akurat.

Anda mungkin juga menyukai