“PENDIDIKAN DI
ERA MILENIAL”
EDISI
JUNI
2018
Cover by Husen Halim Ibrahim
SUSUNAN REDAKSI
2 EDISI
JUNI 2018
SAMBUTAN
3 EDISI
j2018
FOKUS
Mungkinkah Nanti Sekolah
Hanya Sebuah Mitos?
4 EDISI
JUNI 2018
FOKUS Penerapan E-Learning di Perguruan Tinggi
5 EDISI
JUNI 2018
FENOMENA Menelisik Dunia Pendidikan Melalui
Museum Dewantara Kirti Griya
doc. pribadi
p
YOGYAKARTA—Museum De- ada di dalam museum. Berbagai per- didikan sesuai dengan candra seng-
wantara Kirti Griya (MDKG) mer- lengkapan kerja, koleksi buku, kursi, kala peresmian pendopo agung ta- t
upakan rumah peninggalan sejarah meja, mesin ketik, salah satu instru- mansiswa yang berbunyi “Amboeko 1
Ki Hadjar Dewantara. Museum men gamelan dan properti lain yang Raras Angesti Widji” yang sekaligus B
berbentuk memorial sebagai ben- masih tertata rapi di dalam museum. menjadi ciri khas sekolah Taman- S
tuk berjalannya sejarah. Nama “Di dalam museum ini selain ter- siswa, di mana melalui seni bukan d
Museum ini berasal dari “Dewan- dapat peninggalan tangible juga ter- menjadikan anak sebagai seniman, s
tara” diambil dari bagian nama dapat peninggalan intangible, mis- namun lebih kepada mengolah jiwa 1
yakni nama Ki Hadjar Dewantara, alnya ya pemikiran-pemikiran Ki keindahan pada diri melalui konsep t
Kirti yang berarti kerja atau ha- Hadjar Dewantara” kata Dhrajat. budaya wirasa, wirama serta wiraga. m
sil kerja , dan Griya berarti rumah. R
Museum yang diresmikan “Dengan wiraga misal latihan ‘nem- j
“Museum ini berbentuk memori- sejak tahun 1970 ini tidak dapat bang dan nari’ secara tidak langsung 1
al sebagai bentuk berjalannya se- dilepaskan dari tokoh Ki Hadjar anak melakukan kegiatan motorik. m
jarah, dan rumah hasil kerja Ki Dewantara. Membicarakan Ki Had- Dengan wirama anak akan mengatur l
Hadjar Dewantara” kata Dhrajat jar Dewantara berarti memahami temponya, secara tidak langsung akan d
Iskandar selaku edukator museum. tentang berbagai hal, termasuk pe- belajar mengontrol diri. Dan dengan s
mikiran-pemikiran beliau khususnya wirasa anak belajar tentang kepekaan d
Museum yang terletak di di dunia pendidikan. Sistem pendi- terhadap temannya” ujar Dhrajat. d
kompleks perguruan Tamansiswa, dikan Ki Hadjar Dewantara sampai L
Jalan Tamansiswa No 31 Yogyakar- saat ini masih digunakan di Taman- Di sekolah Taman Siswa ke- l
ta, sebagai media yang mencerita- siswa, di mana sistem pendidikannya budayaan bukan lagi masuk dalam O
kan kehidupan Ki Hadjar Dewantara mengedepankan kebudayaan lokal. ekstrakurikuler, namun tergabung A
melalui foto dan barang-barang yang Kesenian adalah ujung tombak pen- dalam intrakurikuler. Selain sistem y
6 EDISI
JUNI 2018
FENOMENA
pendidikan yang masih diterapkan, namun berpusat terhadap lingkungan Tri Kon; Kontinue yakni pengem- S
terdapat juga berbagai pemikiran keluarga, sekolah dan masyarakat. bangan kebudayaan yang dilakukan
Ki Hadjar Dewantara yang terkenal. Sistem Among ini mendidik jiwa secara berkelanjutan, Konvergen- M
merdeka sesuai kodrat alami kemam- si yaitu memadukan kebudayaan u
“Terdapat fatwa Ki Hadjar De- puan anak. Di era saat ini pendidikan bangsa sendiri dengan kebudayaan G
wantara yang sampai saat ini ma- tidak lagi berorientasi kepada guru, asing (menyerap dengan seleksi y
sih di gunakan, misalnya Tut namun menuntut anak untuk lebih atau memfilter) dan Konsentris yak- d
Wuri Handayani” jelas Dhrajat. mandiri dalam arti bisa bereksplorasi ni mengikuti perkembangan zaman p
terhadap kemampuan yang dimiliki namun tidak kehilangan kepriba- N
Tut Wuri Handayani sebagai anak. Dalam sistem among ini peran dian kebudayaan masing-masing. n
salah satu semboyan dalam dunia pen- guru sebagai pendidik yakni menga- “Konsep Tri Kon bisa mem- k
didikan yang paling terkenal. Sem- wasi dan membimbing peserta didik. bendung kebudayaan dari luar g
boyan yang berartikan ‘mengikuti yang saat ini semakin pesat dan b
dari belakang dan memberi pengaruh “Di era millennial ini, tuntutan un- kadang tidak sesuai dengan ke- m
serta menguatkan’ tersebut, ,sampai tuk peserta didik agar lebih mandiri budayaan kita” tutup Dhrajat. M
saat ini masih relevan diterapkan tentu sesuai dengan sistem among, (NRA) n
bagi seorang pendidik. Hal ini dapat yaitu berlatih untuk mandiri, berusa- b
dilihat dari sudut pendidik dimana se- ha terlebih dahulu kemudian jika ti-
bagai pendidik harus mampu mengi- dak bisa baru di bantu” ujar Dhrajat. Y
kuti dan mengawasi peserta didik . Berbicara tentang sistem pendidikan m
Ki Hadjar Dewantara dan pendi- y
Di era saat ini sistem pendi- dikan di era millennial. Sampai saat D
dikan Ki Hadjar Dewantara masih ini pemikiran Ki Hadjar di bidang i
digunakan dalam dunia pendidkan, pendidikan masih relevan. Misal- m
salah satunya sistem among. Sistem nya konsep Tri Kon selain sebagai W
yang menyokong kodrat alam anak, pengembangan budaya, konsep ini c
pendidikan bukan semata mata han- juga sebagai pedoman untuk tanta- p
ya berorientasi mencari kepandaian, ngan pendidikan di era millennial. s
k
T
b
b
Salah satu ruangan di Museum Dewantara Kirti griya
d
g
D
l
j
p
s
b
p
I
doc. pribadi m
7 EDISI
JUNI 2018
OPINI MENENGOK PENANAMAN MORAL
KELUARGA SUKU SAMIN
oleh : Ervina Wulandari
8 EDISI
JUNI 2018
OPINI
Pendidikan Dalam Genggaman Milenial
memiliki peran besar dalam hal ini. dan potensi mereka tidak dapat
dikembangkan dengan baik. Ter- b
Berbicara tentang peran lebih lagi menurut beliau, Indonesia m
guru, dan institusi pendidikan, tak dalam urusan teknologi cukup tert- i
pelak akhirnya kami juga menying- inggal, sehingga untuk mengejar ket- d
gung soal bagaimana UNY sebagai ertinggalan tersebut kita perlu ber- t
kampus kependidikan akan mendi- jalan dengan langkah seribu, yakni t
dik dan mengembangkan potensi dengan terus berupaya menciptakan i
dari calon-calon pendidiknya agar inovasi agar proses pembelajaran b
siap menghadapi era pendidikan dapat sesuai dengan era yang diing- n
milenial. Beliau menuturkan, UNY inkan saat ini, era milenial era di- d
termasuk kedalam salah satu univer- mana sekolah sangat dimungkinkan n
sitas kependidikan yang sudah siap hanya akan menjadi mitos di kemu- d
picture by instagram @sutrisna.wibawa akan hal ini. Dengan dibangunnya dian hari karena teknologi dapat p
e-library, seakan menjadi penan- menggantikan ruang dan waktu. p
B
eberapa waktu yang lalu, Di- da bahwa UNY telah siap akan hal (RJG) m
visi Pers dan Jurnalistik Hima Dilogi ini. Selain itu, beliau juga memiliki l
UNY berkesempatan untuk berbin- beberapa plan yang akan di tempuh d
cang dengan orang nomor satu di kedepannya yakni terkait pengem-
UNY, Bapak Sutrisna Wibawa alias bangan e-learning agar proses bela-
sang rektor kekinian yang konon be- jar dapat dilakukan dimanapun. Akan a
gitu lekat dengan teknologi ‘zaman tetapi, rencana tersebut tidak akan g
now’, layaknya anak-anak muda se- sepenuhnya terpenuhi apabila masih g
karang beliau juga aktif di dalam ber- banyak daerah-daerah di Indonesia s
sosial media, dalam akun instagram- yang tingkat keterjangkauan inter- e
nya beliau seringkali membagikan netnya masih sulit. Oleh karena itu, p
postingan-postingan terkait pendi- selain dari pihak universitas sendiri u
dikan itu sendiri namun dengan cara peran pemerintah untuk memben- g
yang digemari anak muda. Dalam ahi hal ini juga sangat dibutuhkan. g
pertemuan singkat itu banyak hal d
yang kami diskusikan, hingga pada Sebagai calon pendidik masa s
suatu waktu akhirnya bermuaralah depan, rektor kekinian tersebut juga p
kami pada satu perbincangan yang be- menyinggung soal tenaga pengajar d
gitu seru yakni mengenai pendidikan yang harus akrab dengan teknologi. h
di era milenial. Dalam hemat beli- Proses-proses pembelajaran yang di k
au,pendidikan di era milenial adalah lakukan harus sarat dengan teknolo- p
salah satu bentuk konsekuensi logis gi, jangan sampai di zaman yang b
dari adanya perkembangan IPTEK modern ini proses pembelajaran p
di Indonesia. Hal ini adalah sebuah masih dengan cara yang itu-itu saja. n
keniscayaan yang tidak dapat kita Kalau begitu, siswa yang sejak lahir k
hindari, dan guru serta institusi pen- sudah bergelimang dengan kecang- m
didikan menjadi pihak penting yang gihan teknologi bisa-bisa akan bosan d
9 EDISI
JUNI 2018
OPINI
Pendidikan dan Realitas Sosial
oleh : Syaima Sabine Fassawa
S ekolah sebagai penyeleng- Sedangkan liberation mengedepank- mengemukakan pendapat, atau be-
gara pendidikan diharapkan mampu an tradisi prophet (nabi) yang meng- rargumen sangatlah minim.Padahal
mengoptimalkan potensi manusia utamakan eksplorasi, partisipasi dalam ranah ini semestinya terjadi
serta mengarahkan manusia pada publik sekaligus amanat hati nurani. pertukaran ilmu pengetahuan, bukan
kesadaran dan pemikiran kritis. Prioritas pada cara-cara regulation sekadar transfer ilmu pengetahuan.
Selaku lembaga yang berperan se- berujung pada politisasi praksis pen- Tidak jarang diperparah dengan sikap
bagai penggodok generasi penerus, didikan untuk tujuan-tujuan pragma- guru yang antikritik, semakin mem-
sekolah beserta sistem, kurikulum tis berjangka pendek. Alangkah bai- buat murid menjadi pasif. Hal ini
dan tetek bengeknya hendaknya knya apabila ilmu pengetahuan baik bukan tidak berdampak besar. Sadar
mampu memproduksi manusia yang yang teknis, praktis dan emansipato- atau tidak, praktik seperti ini berkon-
kemudian dapat terjun kembali ke ris, menurut klasifikasi Jurgen Haber- tribusi dalam mematikan kreativitas
masyarakat demi mewujudkan mas- mas (filsuf dan sosiolog Jerman) itu, dan gagasan-gagasan besar si murid.
yarakat sejahtera dalam peradaban dipraktikkan secara proporsional.
yang lebih baik.Hal ini selaras den- Hal ini berujung pada seko- j
gan pendapat Paulo Freire dalam Namun, inilah yang terja- lah dengan orientasinilai (hasil akhir) l
pengantar redaksi di Sekolah Ka- di: peserta didik terfokus pada ilmu yang lebih dikedepankan dan menja- d
pitalisme yang Licik; tanpa men- pengetahuan yang teknis dan praktis, di tujuan ketimbang pada prosesnya. d
gaitkan kurikulum dengan realitas bukan emansipatoris.Praktik yang Apreasiasi terhadap proses sangatlah m
sosial, dunia pendidikan tinggi akan timpang macam inilah yang mem- kecil. Praktik seperti ini sedikit demi p
tetap menjadi suatu komunitas yang buat minimnya produksi atensi pada sedikit membangun pola pikir yang i
terlepas dari persoalan masyarakat realitas sosial bagi peserta didik. cukup egois, baik bagi diri sendi- a
yang harus menjadi keprihatinannya. Padahal, ilmu pengetahuan emansi- ri maupun masyarakat sekitarnya. P
patorislah yang berbasis realitas— Minimnya keterbukaan diri terha- m
Namun, adalah bukan pe- yang merupakan dasar bagi lahirnya dap diri sendiri justru membuat diri r
mandangan baru menyaksikan kaum kesadaran-kesadaran kritis. Pendi- tersebut kesulitan mengenali potensi a
terdidik bersikap abai pada kondisi dikan emansipatoris adalah awal dari dan kemampuan yang dipunyainya, d
sekitarnya. Seakan kaum ini men- perubahan konkrit yang memba- apalagi untuk mengembangkannya. g
gamini bahwa segala hal beserta per- wa kebaikan bagi seluruh pihak. Kemudian selaku kaum terdidik, d
masalahannya adalah sesuatu yang semestinya sadar bahwa yang ada d
natural—tidak perlu dikritisi apala- Ditambah lagi dengan di sekitarnya adalah juga tanggu-
gi ditindaklanjuti. Banyak terlihat metode pendidikan kita yang diam- ng jawabnya. Adalah mengkhianati
peserta didik selaku kaum terdidik diam mematikan. Salah satunya yak- nalar intelektual diri sendiri apabila p
yang tidak menunjukkan altruismen- ni pendidikan gaya bank, kata Freire, menganggap permasalahan yang ada y
ya. Justru cenderung bersikap pas- adalah pendidikan yang menempat- di sekitar sebagai kejadian natural. S
rah pada kondisi sekitarnya.Kalau kan guru sebagai subjek dan murid b
meminjam istilah Romo Mangunwi- sebagai objek. Guru adalah sumber Praktik masal ini menjadi se- t
jaya, hal ini terjadi dikarenakan pen- pengetahuan mutlak yang mendom- bab lestarinya budaya instan dalam t
didikan saat ini masih berpihak pada inasi kelas sekaligus memperlakukan masyarakat, pula dengan populernya n
regulation, bukan liberation. Regu- murid sebagai sesuatu yang tugasn- jalan pintas sebagai alternatif utama p
lation yakni mengedepankan tradisi ya hanya menerima dan diperintah. dalam berbagai keadaan tertentu. t
priest(imam) yang mana berfokus Ruang bagi murid untuk berekspresi, Praktik pendidikan semestinya men- t
pada formalitas dan legalitas hukum. m
m
10 EDISI
APRIL 2018
OPINI
Dalam dunia pendidikan, ke- an peran orangtua, guru serta peruba- berdayaan peserta didik yang melipu-
beradaan peran dan fungsi guru han pola hubungan diantara mereka. ti aspek-aspek kepribadian terutama
merupakan salah satu factor pent- aspek intelektual, sosial, emosion-
ing untuk memajukan dunia pen- Pendidikan di era global al, dan keterampilan. Dengan tugas
didikan. Oleh sebab itu, upaya un- menuntut adanya manajemen dan ke- mulia yang diembannya ini menjadi
tuk meningkatkan mutu pendidikan masan pendidikan yang modern dan cukup berat karena bukan saja harus
tidak terlepas dari eksistensi guru profesional. Lembaga-lembaga pen- mempersiapkan generasi muda me-
itu sendiri. Pengaruh filosofi social didikan diharapkan mampu mewu- masuki era global, melainkan guru
budaya dalam pendidikan di Indo- judkan peranannya secara efektif juga harus mempersiapkan diri agar
nesia telah menempatkan fungsi dengan keunggulan dalam berbagai tetap eksis, baik sebagai individu
dan peran guru sehingga mempu- bidang baik internal maupun ekster- maupun pendidik yang profesional.
nyai peran ganda dan multifungsi nal. Namun, tidak kalah pentingnya
dalam masyarakat. Selain sebagai adalah sosok penampilan guru yang Di samping itu, untuk mem-
pendidik, peran guru masih dihara- senantiasa dibekali dengan berbagai pertahankan profesinya, guru juga ha-
pkan kemampuannya mentransfor- pengetahuan termasuk yang paling rus memiliki kualifikasi pendidikan
masikan ilmu pengetahuan keda- krusial harus dimiliki yaitu pengeta- profesi yang memadai, memiliki
lam kepentingan untuk menghadapi huan mengenai etika dan profesi ke- kompetensi keilmuan sesuai dengan
dunia pendidikan dalam era global. guruan. Etika dan profesi keguruan bidang yang ditekuninya, mampu
ini nantinya akan merujuk pada sikap berkomunikasi baik dengan peserta
Sejak memasuki abad XXI professional guru. Dalam bidang didiknya, mempunyai jiwa kreatif
atau lazimnya dikenal dengan era pendidikan, hal ini menduduki per- produktif, mempunyai etos kerja dan
globalisasi yang mempunyai pen- anan penting dan sangat strategis un- komitmen tinggi terhadap profesin-
garuh luas bagi kehidupan terma- tuk mempersiapkan generasi muda ya. Dengan demikian, tantangan guru
suk dalam sector pendidikan, peng- yang memiliki keberdayaan dan ke- di era global tidak akan menggusurn-
etahuan dan kemampuan guru yang cerdasan emosional yang tinggi dan ya pada posisi yang tidak baik. Se-
professional akan menjadi landasan menguasai berbagai keterampilan. bagai seorang yang profesional, guru
utama segala aspek kehidupan. Era seharusnya memiliki kapasitas yang
global ini merupakan suatu era den- Pengembangan profesional- memadai untuk melakukan tugas
gan tuntutan yang lebih kompleks itas seorang guru menjadi perhatian membimbing, membina, dan meng-
dan menantang. Suatu era dengan secara global, karena guru memiliki arahkan peserta didik dalam menum-
spesifikasi tertentu yang sangat besar tugas dan peran bukan hanya mem- buhkan motivasi belajar, kepriba-
pengaruhnya terhadap dunia pendi- berikan transfer ilmu pengetahuan dian, dan budi pekerti luhur sesuai
dikan dan lapangan kerja. Peruba- saja, melainkan juga membentuk dengan budaya bangsa. Guru pro-
han-perubahan yang terjadi selain sikap dan jiwa yang mampu bertahan fessional merupakan factor penentu
karena teknologi yang berkembang dalam era hyper kompetisi ini. Tugas proses pendidikan yang berkualitas.
pesat, juga diakibatkan oleh perkem- guru adalah membantu peserta didik
bangan di bidang pendidikan, ilmu agar mampu melakukan adaptasi ter-
pengetahuan, dan transformasi nilai- hadap berbagai tantangan kehidupan
nilai budaya yang cepat pula. Dampa- serta desakan yang berkembang da-
knya adalah perubahan cara pandang lam dirinya terutama dalam mengh-
manusia terhadap manusia, cara pan- adapi era global seperti sekarang ini.
dang terhadap pendidikan, perubah- Untuk itu,perlunya dilakukan pem-
EDISI
JUNI 2018 12
SASTRA
“Majulah Terus”
oleh : Dency Bernadeta A
EDISI
JUNI 2018 13
CERPEN
Izinkan Emas Itu Bersinar
oleh : Ira Nurastuti
SELO SOEMARDJAN
EDISI
JUNI 2018 15
Menatap Jejak Hima Dilogi dalam Peringatan HUT DILOGI
HUT Hima Dilogi #11
Y
ogyakarta—22 Mei 2018, dan Hima Dilogi. Acara sarasehan
Himpunan Mahasiswa Pendidikan ini dilanjutkan dengan penayangan
Sosiologi (Hima Dilogi) Fakul- video kegiatan Hima Dilogi yang
tas Ilmu Sosial Universitas Neg- berjudul “Kejar Daku Sampai Ke
eri Yogyakarta memperingati hari Hima”. Setelah itu, diadakan sharing
ulang tahunnya yang ke 11. Perin- yang membahas tentang terbentukn-
gatan ulang tahun ini diwarnai den- ya Hima Dilogi UNY sejak awal ber-
gan serangkaian acara diantaranya diri hingga sekarang dengan moder-
games, lomba voli, lomba futsal, dan ator yaitu Zia Khusnullabib Ahmad.
puncak HUT Hima Dilogi. Games Dalam acara sharing ini, terdapat
diadakan pada hari Minggu 22 beberapa narasumber diantaranya :
April 2018 dengan berbagai cabang Nur Endah Januarti, M.A, Khairul
lomba diantaranya tarik tambang, Umam, S.Pd., dan Grendi Hendras-
mengambil koin dalam tepung, me- tomo, M.A selaku Ketua Jurusan
doc. pribadi
masukkan paku kedalam botol se- Pendidikan Sosiologi. Ibu Endah
cara berkelompok, dan pecah air. perlombaan voli ini selesai, pada hari selaku perwakilan alumni mencerita-
Acara ini dilaksanakan di halaman berikutnya diadakan lomba futsal di kan sejarah berdirinya Hima Dilogi
Ruang Cut Nyak Dhien(CND) FIS Telaga 3, Condong Catur, Sleman, di Ruang Cut Nyak Dhien FIS UNY.
UNY. Meskipun sempat diguyur hu- Yogyakarta. Pertandingan antar kelas
jan, acara ini tetap berjalan meriah. ini berlangsung ketat dan seru den- Dari tahun ke tahun perjuan-
gan akhir perlombaan dimenangkan gan Hima Dilogi terus dilanjutkan
Lomba voli diadakan pada oleh kelas 2015 B sebagai juara per- dari satu generasi ke generasi berikut-
Sabtu, 28 Mei 2018 di lapangan voli, tama dan 2017 B sebagai juara kedua. nya. Acara ini diakhiri dengan pem-
Padukuhan Mrican, Sleman, Yog- otongan tumpeng oleh Ketua Hima
yakarta. Perlombaan ini diikuti oleh Puncak acara HUT Hima Dil- Dilogi yang selanjutnya diserahkan
mahasiswa aktif Pendidikan Sosiolo- ogi ini diadakan pada hari Rabu, 23 kepada Ketua Jurusan Pendidikan
gi mulai dari angkatan 2015 sampai Mei 2018 pukul 16.00 WIB di Ru- Sosiologi, buka bersama, pengumu-
angkatan 2017. Di mana dalam per- ang Ki Hajar Dewantara (KHD) FIS man kejuaraan lomba serta penghar-
lombaan ini kelas 2017 A keluar se- UNY. Acara bertajub sarasehan ini gaan kepada mahasiswa Pendidikan
bagai juara pertama dan kelas 2016 B mengusung tema Sociostory, dengan Sosiologi dengan berbagai kategori.
berhasil meraih juara kedua. Setelah mengangkat perjalanan Hima Dil-
ogi dari pertama kali berdiri hingga (IN)
sekarang. Dalam sambutannya, Fir-
giawan Aldabi selaku Ketua Hima
Dilogi menyampaikan bahwa kegia-
tan sarasehan ini dimaksudkan untuk
mempererat hubungan antara dosen,
mahasiswa aktif, dan alumni Pendi-
dikan Sosiologi. Sarasehan ini dibu-
ka oleh Ibu Nur Hidayah S.Sos M.SI
selaku sekretaris jurusan yang me-
wakili Ketua Jurusan Pendidikan So-
siologi. Dalam sambutannya, beliau
mengutarakan harapan-harapannya
untuk Jurusan Pendidikan Sosiologi
doc. pribadi
EDISI
JUNI 2018 16
Jangan Ragukan Mimpimu BEDAH LIRIK
Billfold - Bisa
picture by google
Berhenti malakukannya semua dan aku bisa
Coba menguatkan yang tak bicara Bait pertama dari lirik tersebut menceritakan bahwa setiap orang
Menutup gelap hilangkan semua terkadang memiliki masalah yang besar sampai ia benar tidak
Tetap tinggal disini dan aku yakin mampu lagi untuk memikirkan masalah tersebut. Namun lirik
Karna kau yang menjadi juara dan aku bisa berikutnya pada lagu ini menjelaskan setiap orang harus memi-
liki keyakinan bahwa ia akan tetap memiliki kesempatan untuk
Back (*) bisa melangkah kembali. Pentingnya kepercayaan bahwa suatu
masalah tidak akan mampu menghentikan sebuah mimpi. Pada
Karena semuanya kan datang bait kedua dimaknai dengan pesan bahwa seseorang harus memi-
Menghampiriku di saat aku tak sadar liki kekuatan untuk tetap meraih segala mimpi yang selama ini
Untuk melihat semua kenyataan diimpikan, jangan pernah merasa takut untuk meraih mimpi itu.
Semua perasaan yang tak akan hilang Nah dalam bait ketiga ini menjelaskan bahwa ketika seseorang
mempunyai mimpi cobalah untuk membuktikan kepada seki-
Tetap-tetap tetap meraihnya tar tentang mimpi itu dan tinggalkan segala kesedihan, tetaplah
Jangan takut lakukan yakin bahwa kita mampu untuk menggapai mimpi itu. Begi-
Dan tetaplah bisa untuk meraihnya tu juga sama halnya dengan pendidikan, jangan pernah merasa
Jangan takut lakukan takut ataupun minder dengan pendidikan. Pendidikan adalah
Jangan takut lakukan 3x hak semua orang. Berapapun masalah yang menghambat untuk
Semua kenyataan mendapatkan pendidikan, yakinlah bahwa semua akan ada jalan
ketika tetap ada niat dan tekad. Seperti kata Soekarno, “Gantung-
kan cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit.
Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang”.
(NAR)
EDISI
JUNI 2018 17
TTS
Menurun: Mendatar:
1. Aroma Hujan 1. Anak Sekolah
2. Bulan(Prancis) 3. Jalur Bebas Hambatan
4. Burung 6. Adidaya
5. Penyiar 8. Permainan
7. Lulusan Perguruan Tinggi 9. DJ
12. Membeda-bedakan 10. Kangen
15. Tidak(Jawa) 11. Ketua
16. Kata Tunjuk 13. Penyanyi Barat
14. Benua
17. Alat Perasa
EDISI
JUNI 2018 18
POTRET