Anda di halaman 1dari 20

MEDIASI Media Aspirasi Mahasiswa Sosiologi

“PENDIDIKAN DI
ERA MILENIAL”
EDISI
JUNI
2018
Cover by Husen Halim Ibrahim
SUSUNAN REDAKSI

DAFTAR ISI SUSUNAN REDAKSI


Pelindung :
FOKUS Nur Endah Januarti, M.A
FENOMENA Penanggungjawab :
OPINI Firgiawan Aldabi
Pimpinan Umum :
KOLOM TERSENDIRI Novia Reni Astuti
SASTRA Pimpinan Redaksi :
CERPEN Larasati Nur K
POTRET DILOGI Reporter :
Rhamadhan K, Ayu Lestari, Winda R.HG
HUT HIMA Editor :
BEDAH LIRIK Riselda Jandi G, Ismiyati N
TTS Lay Outer :
Arelya Febriane, Nazilla A.R

Buletin Online dapat diakses di :


mediasionline.blogspot.com

@pendsosiologiuny @dilogiuny himadilogi

2 EDISI
JUNI 2018
SAMBUTAN

Sambutan Ketua HIMA Pendidikan Sosiologi


Firgiawan Aldabi

Assalamualaikum Wr. Wb.


Salam sejahtera bagi kita semua.
Om Swastiastu.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dengan rahmat


dan hidayah-Nya majalah Mediasi yang pertama dari Pendidikan
Sosiologi dengan tema pendidikan di era millennial ini dapat di-
terbitkan tanpa halangan suatu apapun. Disini saya mengucap-
kan terimakasih kepada seluruh teman-teman redaksi dan semua
pihak yang terlibat atas kerja kerasnya untuk menuliskan dan
menyelesaikan majalah Mediasi. Ini merupakan gebrakan baru
dari Hima Pendidikan Sosiologi karena untuk pertama kalinya
Hima Dilogi memiliki majalah sendiri. Majalah Mediasi dengan
tema pendidikan di era milenial ini mencakup bagaimana Uni-
versitas Negeri Yogyakarta yang notabene sebagai universitas
kependidikan dalam menyiapkan calon pendidik di era milenial.

Besar harapan saya dengan diterbitkannya majalah Mediasi ini


dapat memberikan berbagai informasi bagi Mahasiswa Pendidikan
Sosiologi khususnya dan masyarakat umum yang membacanya. Tidak hanya itu, saya juga berharap pembaca dapat
memberikan kritik serta saran yang membangun agar majalah ini semakin baik kedepannya. Sekian, terimakasih.

Spirit Sosiologi! Spirit Sosiologi! Spirit Sosiologi!

Wassalamualaikum Wr. Wb.

3 EDISI
j2018
FOKUS
Mungkinkah Nanti Sekolah
Hanya Sebuah Mitos?

D ewasa ini, sekolah berkem- Sedangkan untuk guru, hambatan


bang menjadi lebih modern, didukung yang dihadapi adalah kesulitan
oleh teknologi yang semakin modern untuk mengikuti perkemban- L
pula. Perkembangan yang semakin gan teknologi yang begitu pe- B
maju menuntut pemikiran siswa sema- sat, khususnya bagi guru senior. f
kin kritis, aktif dan kreatif serta ino- Dengan adanya kemajuan te-
vatif. “Teknologi dapat memudahkan knologi guru dapat memberikan T
guru dalam mencari sumber-sumber tugas melalui internet bahkan T
pembelajaran, siswa juga lebih mudah pengajaran pun dapat dilaku- K
dalam mengakses berbagai sumber kan melalui internet tanpa harus B
pengetahuan” kata Bu Nur (9/5/18) . bertemu langsung dengan siswa.
Internet sudah banyak digunakan bah- Hal ini memunculkan kekhawa- (
kan oleh hampir seluruh sekolah di In- tiran: jangan-jangan sekolah ha- J
donesia. Didukung oleh sistem kuriku- nya menjadi mitos kedepannya. D
lum 2013(K13), sekolah dituntut untuk picture by google Mengingat aktivitas belajar mengajar J
menggunakan teknologi dan internet yang dilakukan tanpa tatap muka dan
dalam proses pembelajarannya. Hal yang mereka ketahui tentang gambar hanya melalui sambungan internet. C
ini menyebabkan tidak hanya siswa tersebut di depan kelas. Hal ini dapat M
yang dituntut mampu mengoperasikan membuat pengetahuan siswa lebih Menurut narasumber, seko- T
dan aktif dalam penggunaan teknolo- luas, kritis dan kreatif sesuai apa yang lah tidak boleh menjadi sebuah mi- K
gi khususnya internet untuk mencari ada di pikiran mereka. Selain itu, tos meskipun teknologi memberikan
sebuah pengetahuan namun, guru proses ini melatih keberanian siswa dampak positif dan kemudahan da- B
sebagai pendidik dan pengajar juga dalam menyampaikan pemikirann- lam proses KBM. Adanya teknologi
diwajibkan untuk menguasai peng- ya di depan umum. Karakter siswa bukan berarti dapat mengendalikan K
gunaan teknologi bahkan menerap- dapat dibentuk melalui proses ini. manusia, namun manusia yang harus M
kannya dalam proses belajar mengajar menguasai teknologi dan mengenda- U
di sekolah. Penerapan teknologi oleh Meskipun teknologi sudah likannya. Pembelajaran dapat di ak- S
guru dalam proses KBM(Kegiatan diterapkan dalam proses pembelaja- ses melalui internet bahkan terkadang
Belajar Mengajar) dapat berupa pem- ran namun, akan tetap ada hambatan internet lebih tahu dari seorang guru T
berian tugas dan pengajaran menggu- dalam penggunaan teknologi di seko- namun, pengajaran akhlak, nilai, dan J
nakan media digital seperti proyektor. lah baik dari siswa maupun guru itu karakter tidak dapat diajarkan hanya D
sendiri. Tidak semua siswa mampu melalui media internet, melainkan J
Ibu Nur Widiastuti mengatakan mengakses teknologi yang lengkap harus ada peran guru secara langsung. J
bahwa dalam pemberian tugas dan seperti laptop, handphone, ataupun Jadi, peran dari sekolah sebagai wa- S
proses pembelajaran yang ia lakukan wifi sebagai penunjang pembelajaran dah pendidikan tidak boleh dika-
di MAN 1 Yogyakarta sudah menggu- yang modern. Meskipun sekolah tel- takan hanya sebuah mitos nantinya.
nakan teknologi dan internet. Imple- ah memberikan fasilitas yang baik na-
mentasi dalam pembelajarannya sep- mun, siswa akan kesulitan mengakses “Teknologi boleh jadi sudah maju,
erti memberikan tugas kepada siswa tugas dari guru apabila menggunakan namun bukan berarti teknologi
agar mencari sebuah gambar melalui internet apalagi ada beberapa siswa dapat mengendalikan pembuatnya”
internet lalu di buat power point, se- yang berada di pondok dimana akses (AL)
lanjutnya siswa dapat menjelaskan apa penggunaan teknologi sangat terbatas.

4 EDISI
JUNI 2018
FOKUS Penerapan E-Learning di Perguruan Tinggi

K emajuan teknologi dan infor- Hadirnya electronic learning di


masi yang merajai hampir seluruh H
perguruan tinggi selain memiliki
sektor semakin menunjukkan pen- S
banyak kelebihan, juga memiliki
garuhnya di bidang pendidikan. Salah t
kekurangan. Sebagai contoh, den-
satu bentuk kemajuan teknologi dan e
gan kegiatan pembelajaran tanpa
informasi dalam kegiatan pembelaja- u
tatap muka dan interaksi langsung,
ran baik di sekolah maupun perguru- g
e-learning dipandang menggu-
an tinggi adalah electronic learning. g
gurkan peran dosen yang justru
Electronic learning atau yang bisa g
tergantikan dengan kecanggihan
disebut e-learning adalah bentuk p
teknologi. Selain itu, melalui d
sistem pendidikan yang meman- e-learning pendidikan karakter
faatkan teknologi informasi dalam A
juga menurun. Hal ini disebab- l
proses belajar dan mengajar, baik picture by google kan karena e-learning lebih fokus
melalui website maupun aplikasi-ap- pendidikan menjadi sebuah terobosan m
pada pengontrolan mahasiswa m
likasi pembelajaran. Pemanfaatan baru yang bukan untuk menghapuskan dalam akademiknya saja. Nilai-
e-learning dalam dunia pendidikan pembelajaran konvensional atau tatap c
nilai karakter dan moral seperti A
merupakan sarana penunjang dalam muka, namun untuk menguatkan dan
sopan santun, kedisiplinan, dan R
meningkatkan efisiensi dan efekti- melengkapi pembelajaran konvension-
keaktifan kurang mendapat per- U
vitas pembelajaran di dalam kelas. al itu sendiri,” kata Denanda, maha-
hatian. Untuk mengatasi dampak j
Universitas Negeri Yogyakarta siswa aktif Pendidikan Sosiologi 2015.
negatif penggunaan e-learning,
sendiri telah menerapkan e-learning “Karena kalau semua kegiatan pem-
pengguna harus lebih bijaksana
yang dapat kita lihat dengan adanya belajaran adalah e-learning, hal
dalam menggunakan teknologi. S
be-smart. Be-smart merupakan suatu tersebut justru memicu pudarn-
media pembelajaran yang disediakan Denanda mengatakan, “Pembe- P
ya interaksi antara mahasiswa den-
untuk proses belajar mengajar inter- gan dosen itu sendiri,” tambahnya. lajaran di perguruan tinggi leb- y
aktif melalui internet yang ditujukan E-learning sangat membantu dosen dan ih baik kepada kombinasi antara m
untuk dosen dan mahasiswa UNY. mahasiswa dengan memberikan banyak e-learning dengan konvension- g
Pada Jurusan Pendidikan Sosiolo- kemudahan, efektivitas, dan juga efisiensi al. Kalau konvensional semua a
gi, e-learning sudah diterapkan oleh dalam kegiatan belajar mengajar. Namun itu seperti menunjukkan kalau l
beberapa dosen baik dalam hal pen- dalam prosesnya, penggunaan sistem kita tidak mengikuti perkem- b
yampaian materi maupun pembe- pengajaran berbasis digital ini memili- bangan teknologi yang ada.” b
rian tugas. Salah satu aplikasi yang ki beberapa tantangan yang masih harus “Kalau konvensional kan tatap
digunakan dalam kegiatan pembela- ditangani khususnya dalam dunia pendi- muka setiap hari, mengerjakan
jarannya adalah Google Classroom. dikan. Tantangan hadir dari penggunan- tugas di cetak kemudian dikum-
Google Classroom merupakan suatu ya sendiri, yaitu dosen dan mahasiswa. pulkan yang terkadang memakan
ruang pembelajaran yang diperuntuk- Mahasiswa terkadang masih merasa kes- waktu dan biaya banyak. Tapi
kan bagi setiap lingkup pendidikan, ulitan dalam penggunaan teknologi yang kalau dikombinasikan dengan
yang dimaksudkan untuk memudah- berkembang dan berinovasi secara terus e-learning yang pengiriman tu-
kan kegiatan pembelajaran tanpa in- menerus. Sementara itu untuk dosen se- gasnya dikirim melalui internet,
teraksi tatap muka. Dengan ini, maha- laku pendidik, tantangannya adalah masih tentu dapat menghemat kertas
siswa dimudahkan dalam mengirim banyaknya dosen yang belum sepenuhn- juga. Misal semua konvension-
tugas dan mendapatkan materi pem- ya menguasai teknologi. Hal ini tentu al kita hanya terpaku dengan
belajaran yang diberikan oleh dosen. berdampak pada penggunaan e-learning sistem pembelajaran yang tr-
“Hadirnya e-learning dalam dunia yang belum dapat dikatakan sempurna. adisional,” lanjutnya. (LNK)
d

5 EDISI
JUNI 2018
FENOMENA Menelisik Dunia Pendidikan Melalui
Museum Dewantara Kirti Griya

doc. pribadi
p

YOGYAKARTA—Museum De- ada di dalam museum. Berbagai per- didikan sesuai dengan candra seng-
wantara Kirti Griya (MDKG) mer- lengkapan kerja, koleksi buku, kursi, kala peresmian pendopo agung ta- t
upakan rumah peninggalan sejarah meja, mesin ketik, salah satu instru- mansiswa yang berbunyi “Amboeko 1
Ki Hadjar Dewantara. Museum men gamelan dan properti lain yang Raras Angesti Widji” yang sekaligus B
berbentuk memorial sebagai ben- masih tertata rapi di dalam museum. menjadi ciri khas sekolah Taman- S
tuk berjalannya sejarah. Nama “Di dalam museum ini selain ter- siswa, di mana melalui seni bukan d
Museum ini berasal dari “Dewan- dapat peninggalan tangible juga ter- menjadikan anak sebagai seniman, s
tara” diambil dari bagian nama dapat peninggalan intangible, mis- namun lebih kepada mengolah jiwa 1
yakni nama Ki Hadjar Dewantara, alnya ya pemikiran-pemikiran Ki keindahan pada diri melalui konsep t
Kirti yang berarti kerja atau ha- Hadjar Dewantara” kata Dhrajat. budaya wirasa, wirama serta wiraga. m
sil kerja , dan Griya berarti rumah. R
Museum yang diresmikan “Dengan wiraga misal latihan ‘nem- j
“Museum ini berbentuk memori- sejak tahun 1970 ini tidak dapat bang dan nari’ secara tidak langsung 1
al sebagai bentuk berjalannya se- dilepaskan dari tokoh Ki Hadjar anak melakukan kegiatan motorik. m
jarah, dan rumah hasil kerja Ki Dewantara. Membicarakan Ki Had- Dengan wirama anak akan mengatur l
Hadjar Dewantara” kata Dhrajat jar Dewantara berarti memahami temponya, secara tidak langsung akan d
Iskandar selaku edukator museum. tentang berbagai hal, termasuk pe- belajar mengontrol diri. Dan dengan s
mikiran-pemikiran beliau khususnya wirasa anak belajar tentang kepekaan d
Museum yang terletak di di dunia pendidikan. Sistem pendi- terhadap temannya” ujar Dhrajat. d
kompleks perguruan Tamansiswa, dikan Ki Hadjar Dewantara sampai L
Jalan Tamansiswa No 31 Yogyakar- saat ini masih digunakan di Taman- Di sekolah Taman Siswa ke- l
ta, sebagai media yang mencerita- siswa, di mana sistem pendidikannya budayaan bukan lagi masuk dalam O
kan kehidupan Ki Hadjar Dewantara mengedepankan kebudayaan lokal. ekstrakurikuler, namun tergabung A
melalui foto dan barang-barang yang Kesenian adalah ujung tombak pen- dalam intrakurikuler. Selain sistem y

6 EDISI
JUNI 2018
FENOMENA

pendidikan yang masih diterapkan, namun berpusat terhadap lingkungan Tri Kon; Kontinue yakni pengem- S
terdapat juga berbagai pemikiran keluarga, sekolah dan masyarakat. bangan kebudayaan yang dilakukan
Ki Hadjar Dewantara yang terkenal. Sistem Among ini mendidik jiwa secara berkelanjutan, Konvergen- M
merdeka sesuai kodrat alami kemam- si yaitu memadukan kebudayaan u
“Terdapat fatwa Ki Hadjar De- puan anak. Di era saat ini pendidikan bangsa sendiri dengan kebudayaan G
wantara yang sampai saat ini ma- tidak lagi berorientasi kepada guru, asing (menyerap dengan seleksi y
sih di gunakan, misalnya Tut namun menuntut anak untuk lebih atau memfilter) dan Konsentris yak- d
Wuri Handayani” jelas Dhrajat. mandiri dalam arti bisa bereksplorasi ni mengikuti perkembangan zaman p
terhadap kemampuan yang dimiliki namun tidak kehilangan kepriba- N
Tut Wuri Handayani sebagai anak. Dalam sistem among ini peran dian kebudayaan masing-masing. n
salah satu semboyan dalam dunia pen- guru sebagai pendidik yakni menga- “Konsep Tri Kon bisa mem- k
didikan yang paling terkenal. Sem- wasi dan membimbing peserta didik. bendung kebudayaan dari luar g
boyan yang berartikan ‘mengikuti yang saat ini semakin pesat dan b
dari belakang dan memberi pengaruh “Di era millennial ini, tuntutan un- kadang tidak sesuai dengan ke- m
serta menguatkan’ tersebut, ,sampai tuk peserta didik agar lebih mandiri budayaan kita” tutup Dhrajat. M
saat ini masih relevan diterapkan tentu sesuai dengan sistem among, (NRA) n
bagi seorang pendidik. Hal ini dapat yaitu berlatih untuk mandiri, berusa- b
dilihat dari sudut pendidik dimana se- ha terlebih dahulu kemudian jika ti-
bagai pendidik harus mampu mengi- dak bisa baru di bantu” ujar Dhrajat. Y
kuti dan mengawasi peserta didik . Berbicara tentang sistem pendidikan m
Ki Hadjar Dewantara dan pendi- y
Di era saat ini sistem pendi- dikan di era millennial. Sampai saat D
dikan Ki Hadjar Dewantara masih ini pemikiran Ki Hadjar di bidang i
digunakan dalam dunia pendidkan, pendidikan masih relevan. Misal- m
salah satunya sistem among. Sistem nya konsep Tri Kon selain sebagai W
yang menyokong kodrat alam anak, pengembangan budaya, konsep ini c
pendidikan bukan semata mata han- juga sebagai pedoman untuk tanta- p
ya berorientasi mencari kepandaian, ngan pendidikan di era millennial. s
k

T
b
b
Salah satu ruangan di Museum Dewantara Kirti griya

d
g
D
l
j
p
s

b
p
I
doc. pribadi m
7 EDISI
JUNI 2018
OPINI MENENGOK PENANAMAN MORAL
KELUARGA SUKU SAMIN
oleh : Ervina Wulandari

P endidikan merupakan kebu- oleh orangtua Sedulur Sikep ini bu-


tuhan dasar bagi setiap manusia, seh- kan hanya sekedar teori namun juga
ingga tidak heran jika pemerintah se- dapat dipraktikkan secara langsung.
lalu memerhatikan pendidikan untuk Sehingga, proses pendidikan moral
warganya. Seperti halnya di Indone- berhasil dan mampu menghasilkan
sia, berbagai peraturan diperbaharui masyarakat cenderung harmonis dan
dan disesuaikan dengan perkemban- hampir tidak ditemui penyimpangan.
gan zaman. Salah satunya adalah
kurikulum yang selalu diperbaharui Pendidikan moral yang ada
hingga detail dengan tujuan untuk di masyarakat Sedulur Sikep cukup
meningkatkan kualitas pendidikan. efektif karena pendidikan diberikan
doc. pribadi

secara langsung dari orangtua kepada


Pendidikan di Indonesia kini anaknya. Hal ini perlu pula menjadi
semakin mengalami perkembangan bar, ngalah, nerimo, rukun, aja srei, contoh bagi masyarakat modern sep-
yang pesat dengan dibarengi berb- dan ora drengki menjadi nilai yang erti saat ini dengan tidak melepaskan
agai program-program unggulan, melekat dalam kehidupan mereka. anaknya pada pendidikan formal tan-
salah satunya adalah pendidikan Selain itu, pemikiran yang positif pa dibarengi sosialisasi dari orang tua
karakter. Hal ini banyak dielu-elu- mengenai berbagai hal juga diajarkan terkait dengan pembentukan karak-
kan mengingat maraknya dampak oleh orangtua kepada anak-anaknya. ter anak. Perhatian yang lebih dari
adanya globalisasi yang sebelum- orang tua pada pendidikan tidak han-
nya tidak dibarengi dengan pem- Pola pendidikan yang dianut ya mencarikan lembaga atau sekolah
bekalan mental para peserta didik. oleh masyarakat Sedulur Sikep yai- yang bagus kualitasnya, tetapi perlu
Sehingga pendidikan moral diang- tu tetap menyekolahkan anak-anak- pula pemahaman bahwa anak tidak
gap sebagai salah satu upaya un- nya meski pun hanya sampai ting- dapat lepas dari pendidikan yang
tuk mengatasi dampak tersebut. kat Sekolah Dasar namun tidak diberikan orangtua atau keluarganya.
tamat seperti masyarakat pada um-
Namun, pendidikan moral umnya. Hal ini disebabkan karena
akan sia-sia jika tidak diintegrasikan orangtua lebih memilih mendidik
dengan berbagai pihak yang terli- secara langsung anak-anaknya den-
bat dalam kehidupan peserta didik, gan cara dan tangan sendiri. Pola
terutama keluarga. Dalam keluarga, tersebut diberlakukan untuk semua
anak akan memperoleh dasar-dasar anggota masyarakat. Meskipun de-
nilai dan perilaku sebagai bekal ke- mikian, transfer nilai disampaikan
tika dia mulai berinteraksi dengan secara langsung oleh orangtua dan
masyarakat secara luas. Pendidikan masyarakat dengan berbagai cara.
dalam keluarga terkait dengan pena- Misalnya adalah tentang jujur dan ti-
naman nilai-nilai budi pekerti dilak- dak dengki yang selalu dinasihatkan
doc. pribadi
sanakan secara menyeluruh pada oleh anaknya setiap hari, baik pada
masyarakat Sedulur Sikep di Dusun saat anak melakukan kesalahan mau-
Tambak, Kecamatan Cepu, Kabupat- pun saat melakukan pekerjaan ru-
en Blora. Nilai kehidupan tentang Sa- mah. Pembelajaran yang dilakukan

8 EDISI
JUNI 2018
OPINI
Pendidikan Dalam Genggaman Milenial

memiliki peran besar dalam hal ini. dan potensi mereka tidak dapat
dikembangkan dengan baik. Ter- b
Berbicara tentang peran lebih lagi menurut beliau, Indonesia m
guru, dan institusi pendidikan, tak dalam urusan teknologi cukup tert- i
pelak akhirnya kami juga menying- inggal, sehingga untuk mengejar ket- d
gung soal bagaimana UNY sebagai ertinggalan tersebut kita perlu ber- t
kampus kependidikan akan mendi- jalan dengan langkah seribu, yakni t
dik dan mengembangkan potensi dengan terus berupaya menciptakan i
dari calon-calon pendidiknya agar inovasi agar proses pembelajaran b
siap menghadapi era pendidikan dapat sesuai dengan era yang diing- n
milenial. Beliau menuturkan, UNY inkan saat ini, era milenial era di- d
termasuk kedalam salah satu univer- mana sekolah sangat dimungkinkan n
sitas kependidikan yang sudah siap hanya akan menjadi mitos di kemu- d
picture by instagram @sutrisna.wibawa akan hal ini. Dengan dibangunnya dian hari karena teknologi dapat p
e-library, seakan menjadi penan- menggantikan ruang dan waktu. p
B
eberapa waktu yang lalu, Di- da bahwa UNY telah siap akan hal (RJG) m
visi Pers dan Jurnalistik Hima Dilogi ini. Selain itu, beliau juga memiliki l
UNY berkesempatan untuk berbin- beberapa plan yang akan di tempuh d
cang dengan orang nomor satu di kedepannya yakni terkait pengem-
UNY, Bapak Sutrisna Wibawa alias bangan e-learning agar proses bela-
sang rektor kekinian yang konon be- jar dapat dilakukan dimanapun. Akan a
gitu lekat dengan teknologi ‘zaman tetapi, rencana tersebut tidak akan g
now’, layaknya anak-anak muda se- sepenuhnya terpenuhi apabila masih g
karang beliau juga aktif di dalam ber- banyak daerah-daerah di Indonesia s
sosial media, dalam akun instagram- yang tingkat keterjangkauan inter- e
nya beliau seringkali membagikan netnya masih sulit. Oleh karena itu, p
postingan-postingan terkait pendi- selain dari pihak universitas sendiri u
dikan itu sendiri namun dengan cara peran pemerintah untuk memben- g
yang digemari anak muda. Dalam ahi hal ini juga sangat dibutuhkan. g
pertemuan singkat itu banyak hal d
yang kami diskusikan, hingga pada Sebagai calon pendidik masa s
suatu waktu akhirnya bermuaralah depan, rektor kekinian tersebut juga p
kami pada satu perbincangan yang be- menyinggung soal tenaga pengajar d
gitu seru yakni mengenai pendidikan yang harus akrab dengan teknologi. h
di era milenial. Dalam hemat beli- Proses-proses pembelajaran yang di k
au,pendidikan di era milenial adalah lakukan harus sarat dengan teknolo- p
salah satu bentuk konsekuensi logis gi, jangan sampai di zaman yang b
dari adanya perkembangan IPTEK modern ini proses pembelajaran p
di Indonesia. Hal ini adalah sebuah masih dengan cara yang itu-itu saja. n
keniscayaan yang tidak dapat kita Kalau begitu, siswa yang sejak lahir k
hindari, dan guru serta institusi pen- sudah bergelimang dengan kecang- m
didikan menjadi pihak penting yang gihan teknologi bisa-bisa akan bosan d

9 EDISI
JUNI 2018
OPINI
Pendidikan dan Realitas Sosial
oleh : Syaima Sabine Fassawa

S ekolah sebagai penyeleng- Sedangkan liberation mengedepank- mengemukakan pendapat, atau be-
gara pendidikan diharapkan mampu an tradisi prophet (nabi) yang meng- rargumen sangatlah minim.Padahal
mengoptimalkan potensi manusia utamakan eksplorasi, partisipasi dalam ranah ini semestinya terjadi
serta mengarahkan manusia pada publik sekaligus amanat hati nurani. pertukaran ilmu pengetahuan, bukan
kesadaran dan pemikiran kritis. Prioritas pada cara-cara regulation sekadar transfer ilmu pengetahuan.
Selaku lembaga yang berperan se- berujung pada politisasi praksis pen- Tidak jarang diperparah dengan sikap
bagai penggodok generasi penerus, didikan untuk tujuan-tujuan pragma- guru yang antikritik, semakin mem-
sekolah beserta sistem, kurikulum tis berjangka pendek. Alangkah bai- buat murid menjadi pasif. Hal ini
dan tetek bengeknya hendaknya knya apabila ilmu pengetahuan baik bukan tidak berdampak besar. Sadar
mampu memproduksi manusia yang yang teknis, praktis dan emansipato- atau tidak, praktik seperti ini berkon-
kemudian dapat terjun kembali ke ris, menurut klasifikasi Jurgen Haber- tribusi dalam mematikan kreativitas
masyarakat demi mewujudkan mas- mas (filsuf dan sosiolog Jerman) itu, dan gagasan-gagasan besar si murid.
yarakat sejahtera dalam peradaban dipraktikkan secara proporsional.
yang lebih baik.Hal ini selaras den- Hal ini berujung pada seko- j
gan pendapat Paulo Freire dalam Namun, inilah yang terja- lah dengan orientasinilai (hasil akhir) l
pengantar redaksi di Sekolah Ka- di: peserta didik terfokus pada ilmu yang lebih dikedepankan dan menja- d
pitalisme yang Licik; tanpa men- pengetahuan yang teknis dan praktis, di tujuan ketimbang pada prosesnya. d
gaitkan kurikulum dengan realitas bukan emansipatoris.Praktik yang Apreasiasi terhadap proses sangatlah m
sosial, dunia pendidikan tinggi akan timpang macam inilah yang mem- kecil. Praktik seperti ini sedikit demi p
tetap menjadi suatu komunitas yang buat minimnya produksi atensi pada sedikit membangun pola pikir yang i
terlepas dari persoalan masyarakat realitas sosial bagi peserta didik. cukup egois, baik bagi diri sendi- a
yang harus menjadi keprihatinannya. Padahal, ilmu pengetahuan emansi- ri maupun masyarakat sekitarnya. P
patorislah yang berbasis realitas— Minimnya keterbukaan diri terha- m
Namun, adalah bukan pe- yang merupakan dasar bagi lahirnya dap diri sendiri justru membuat diri r
mandangan baru menyaksikan kaum kesadaran-kesadaran kritis. Pendi- tersebut kesulitan mengenali potensi a
terdidik bersikap abai pada kondisi dikan emansipatoris adalah awal dari dan kemampuan yang dipunyainya, d
sekitarnya. Seakan kaum ini men- perubahan konkrit yang memba- apalagi untuk mengembangkannya. g
gamini bahwa segala hal beserta per- wa kebaikan bagi seluruh pihak. Kemudian selaku kaum terdidik, d
masalahannya adalah sesuatu yang semestinya sadar bahwa yang ada d
natural—tidak perlu dikritisi apala- Ditambah lagi dengan di sekitarnya adalah juga tanggu-
gi ditindaklanjuti. Banyak terlihat metode pendidikan kita yang diam- ng jawabnya. Adalah mengkhianati
peserta didik selaku kaum terdidik diam mematikan. Salah satunya yak- nalar intelektual diri sendiri apabila p
yang tidak menunjukkan altruismen- ni pendidikan gaya bank, kata Freire, menganggap permasalahan yang ada y
ya. Justru cenderung bersikap pas- adalah pendidikan yang menempat- di sekitar sebagai kejadian natural. S
rah pada kondisi sekitarnya.Kalau kan guru sebagai subjek dan murid b
meminjam istilah Romo Mangunwi- sebagai objek. Guru adalah sumber Praktik masal ini menjadi se- t
jaya, hal ini terjadi dikarenakan pen- pengetahuan mutlak yang mendom- bab lestarinya budaya instan dalam t
didikan saat ini masih berpihak pada inasi kelas sekaligus memperlakukan masyarakat, pula dengan populernya n
regulation, bukan liberation. Regu- murid sebagai sesuatu yang tugasn- jalan pintas sebagai alternatif utama p
lation yakni mengedepankan tradisi ya hanya menerima dan diperintah. dalam berbagai keadaan tertentu. t
priest(imam) yang mana berfokus Ruang bagi murid untuk berekspresi, Praktik pendidikan semestinya men- t
pada formalitas dan legalitas hukum. m
m

10 EDISI
APRIL 2018
OPINI

Diskusi Bersama Sosiologi :


“Guru Mengajar, Dihajar atau Menghajar?”
oleh: Rahayu Dwi Wahyati

Yogyakarta—Diskusi Bersa- oleh guru dan juga siswa, saat ada


ma Sosiologi (Dubes) telah dilak- siswa yang tidak mengerjakan PR,
sanakan pada Rabu, 4 April 2018 maka hukuman yang diberikan beru-
di Ruang Musik Pusat Kegiatan pa hukuman personal, selain itu sebe-
Mahasiswa FIS UNY pukul 15.30- narnya guru bias demokratis dan juga
17.30 WIB. Diskusi ini mengambil otoriter”—ujar Retno salah satu pe-
tema pendidikan berkenaan den- serta diskusi. Jawaban ini membuka
gan peran dan fungsi guru. Disku- jalan peserta diskusi lain untuk ang-
si ini dibersamai oleh Ketua Juru- kat bicara. “di Papua guru masih ada
san Pendidikan Sosiologi FIS UNY yang memukul siswa karena siswan-
Lanjutan hal. 10.......... Bapak Grendi Hendrastomo, MA ya nakal. Sebenernya perlakuan sep-
junjung tinggi emansipasi yang se- sebagai pemantik dan Nur Cahya- erti itu muncul karena ada perbedaan
laras dengan tujuan persamaan hak na Eko Saputra sebagai moderator. letak geografisnya sendiri yang ma-
dan kewajiban dalam masyarakat sih memiliki tradisi kuat. Di Papua
demi mewujudkan lingkungan dan Sesi pertama merupakan sesi kemampuan siswa diukur dari daer-
masyarakat yang lebih baik.Dalam penyampaian materi oleh pemantik. ah mana ia tinggal yaitu di desa atau
pencapaian progres ini diperlukan “Guru punya peran yang sangat vital di kota. Guru sebenarnya memukul
intervensi kritis, dan di sinilah per- untuk mendidik, alasan guru meng- siswa hanya untuk mempertegas pe-
an utama pendidikan dibutuhkan. hajar siswanya adalah karena siswa serta didik yang tidak mengerjakan
Pendidikan semestinya membawa tidak menghargai gurunya. Meng- tugas misalnya”—tanggap Dency.
manusia pada keterbukaan, kesada- hajar atau dihajar sebenarnya bukan
ran dan kebebasan; antifeodalisme, pilihan, namun sebagai pendidik se- Berdasarkan beberapa tang-
antiimperialisme, antikapitalisme, harusnya mampu mengetahui karak- gapan dari peserta Dubes, intinya
dan menjunjung kesetaraan. Be- teristik peserta didik” — ujar Bapak adalah “ketika kita sudah meniat-
ginilah cita-cita Ki Hajar Dewantara Grendi. Penyampaian materi ini son- kan diri untuk menjadi seorang guru
dapat terwujud; membentuk pendi- tak menimbulkan banyak pertanyaan maka kita tidak hanya bias men-
dikan yang memanusiakan manusia. para peserta diskusi. Mengapa ter- gajar tapi juga mendidik. Menja-
dapat permasalahan “Guru mengajar, di guru yang ok harus dimulai dari
Pendidikan yang tekstual dihajar atau menghajar?”.Berbagai diri anda. Jika anda ingin peserta
perlu diubah menjadi pendidikan pendapat pun muncul dari peserta didik yang ok terapkan dulu pada
yang melek terhadap realitas sosial. diskusi. “Menjadi pendidik tidak ha- diri anda”- tutup Bapak Grendi.
Sistem dan kurikulum semestinya nya mengajarkan kognitif, menjadi
bersinggungan dengan kondisi nya- seorang guru tidak boleh takut. Guru
ta. Sebab, kembali lagi pada esensi tidak boleh lelah dalam belajar dan
tujuan pendidikan itu sendiri, yak- guru juga harus menjalin hubungan
nisebagai institusi yang memiliki yang terus menerus dengan peserta
peran dan fungsi mendidik, semes- didiknya di sekolah. Guru bias mem-
tinya mampu mengarahkan peser- ber hukuman tetapi dengan catatan
ta didik menuju pencerdasan untuk sebuah hukuman yang mendidik,
mewujudkan perubahan konkrit yang misalnya dengan membuat suatu
membawa kebaikan bagi masyarakat. aturan yang kemudian disepakati
EDISI
JUNI 2018 11
Tantangan Guru Era Global Dalam Bingkai Eti- KOLOM KHUSUS
ka dan Profesi Keguruan
oleh : Naafi Annisa

Dalam dunia pendidikan, ke- an peran orangtua, guru serta peruba- berdayaan peserta didik yang melipu-
beradaan peran dan fungsi guru han pola hubungan diantara mereka. ti aspek-aspek kepribadian terutama
merupakan salah satu factor pent- aspek intelektual, sosial, emosion-
ing untuk memajukan dunia pen- Pendidikan di era global al, dan keterampilan. Dengan tugas
didikan. Oleh sebab itu, upaya un- menuntut adanya manajemen dan ke- mulia yang diembannya ini menjadi
tuk meningkatkan mutu pendidikan masan pendidikan yang modern dan cukup berat karena bukan saja harus
tidak terlepas dari eksistensi guru profesional. Lembaga-lembaga pen- mempersiapkan generasi muda me-
itu sendiri. Pengaruh filosofi social didikan diharapkan mampu mewu- masuki era global, melainkan guru
budaya dalam pendidikan di Indo- judkan peranannya secara efektif juga harus mempersiapkan diri agar
nesia telah menempatkan fungsi dengan keunggulan dalam berbagai tetap eksis, baik sebagai individu
dan peran guru sehingga mempu- bidang baik internal maupun ekster- maupun pendidik yang profesional.
nyai peran ganda dan multifungsi nal. Namun, tidak kalah pentingnya
dalam masyarakat. Selain sebagai adalah sosok penampilan guru yang Di samping itu, untuk mem-
pendidik, peran guru masih dihara- senantiasa dibekali dengan berbagai pertahankan profesinya, guru juga ha-
pkan kemampuannya mentransfor- pengetahuan termasuk yang paling rus memiliki kualifikasi pendidikan
masikan ilmu pengetahuan keda- krusial harus dimiliki yaitu pengeta- profesi yang memadai, memiliki
lam kepentingan untuk menghadapi huan mengenai etika dan profesi ke- kompetensi keilmuan sesuai dengan
dunia pendidikan dalam era global. guruan. Etika dan profesi keguruan bidang yang ditekuninya, mampu
ini nantinya akan merujuk pada sikap berkomunikasi baik dengan peserta
Sejak memasuki abad XXI professional guru. Dalam bidang didiknya, mempunyai jiwa kreatif
atau lazimnya dikenal dengan era pendidikan, hal ini menduduki per- produktif, mempunyai etos kerja dan
globalisasi yang mempunyai pen- anan penting dan sangat strategis un- komitmen tinggi terhadap profesin-
garuh luas bagi kehidupan terma- tuk mempersiapkan generasi muda ya. Dengan demikian, tantangan guru
suk dalam sector pendidikan, peng- yang memiliki keberdayaan dan ke- di era global tidak akan menggusurn-
etahuan dan kemampuan guru yang cerdasan emosional yang tinggi dan ya pada posisi yang tidak baik. Se-
professional akan menjadi landasan menguasai berbagai keterampilan. bagai seorang yang profesional, guru
utama segala aspek kehidupan. Era seharusnya memiliki kapasitas yang
global ini merupakan suatu era den- Pengembangan profesional- memadai untuk melakukan tugas
gan tuntutan yang lebih kompleks itas seorang guru menjadi perhatian membimbing, membina, dan meng-
dan menantang. Suatu era dengan secara global, karena guru memiliki arahkan peserta didik dalam menum-
spesifikasi tertentu yang sangat besar tugas dan peran bukan hanya mem- buhkan motivasi belajar, kepriba-
pengaruhnya terhadap dunia pendi- berikan transfer ilmu pengetahuan dian, dan budi pekerti luhur sesuai
dikan dan lapangan kerja. Peruba- saja, melainkan juga membentuk dengan budaya bangsa. Guru pro-
han-perubahan yang terjadi selain sikap dan jiwa yang mampu bertahan fessional merupakan factor penentu
karena teknologi yang berkembang dalam era hyper kompetisi ini. Tugas proses pendidikan yang berkualitas.
pesat, juga diakibatkan oleh perkem- guru adalah membantu peserta didik
bangan di bidang pendidikan, ilmu agar mampu melakukan adaptasi ter-
pengetahuan, dan transformasi nilai- hadap berbagai tantangan kehidupan
nilai budaya yang cepat pula. Dampa- serta desakan yang berkembang da-
knya adalah perubahan cara pandang lam dirinya terutama dalam mengh-
manusia terhadap manusia, cara pan- adapi era global seperti sekarang ini.
dang terhadap pendidikan, perubah- Untuk itu,perlunya dilakukan pem-

EDISI
JUNI 2018 12
SASTRA

“Majulah Terus”
oleh : Dency Bernadeta A

Dengar, dengar, dengarlah isi tulisan ini


Hanya kepadamu harapan ku sandangkan
Hanya kepadamu cita-cita dipertaruhkan
Tak ada sesuatu yang tak mungkin bagimu

Bangkitlah melawan arus yang terus mendera


Kuasailah dirimu dengan sikap optimis
Paculah laju kudamu sekencang-kencangnya
Lawanlah bebatuan terjal yang mengusik di
jalanan

Ingat, Engkau adalah harapan, engkau adalah “TERD(b)IDIK”


masa depan oleh : Zia Khusunulabib Ahmad
Masa depan ada di tanganmu
Harapan terpendam ada di pundakmu
Majulah... Hari ini lini masa merilis zaman edan
Majulah terus.... Akibat instal berlebih iklan kebebasan
Upgrade kegilaan-kegilaan tak lagi terelakkan
Nilai norma hanya jadi aplikasi terpinggirkan

Ajar telah mereset buku, pena, dan aksara


Mendownload tuntutan atas nama koneksi dan
kuota
Anak bangsa lupa notifikasi akan cita terdidik
Kini direvisi dalam pasrah diam terbidik

Alam tak mampu lagi mengisi daya jadi guru


Murid disibukkan menghamba flatron sebagai
ibu
Kidung ilmu merupa tape tua yang mati berde-
bu
Maka esok buku adalah benda haram untuk
digugu

Maya menjelma nyata atas kehendak publik


Mengakar kekinian yang menginfeksi rubrik
Ajar budi ter-hidden di balik layar sosial
Massa jadi followers zaman tak bermental

EDISI
JUNI 2018 13
CERPEN
Izinkan Emas Itu Bersinar
oleh : Ira Nurastuti

Ssstt…Sst dan patembayan?” seru Diandra. pembelajaran dan media pembela-


Kerumunan orang di hadapan Dian- jaran, seperti ular tangga, kompas,
Makhluk itu terus menenangkan ker- dra memperhatikan pertanyaannya, dan benda-benda kreatif yang ia
umunan orang yang ada di depannya. lalu salah satu dari mereka men- buat. Hal ini ia lakukan supaya anak
Gaduh, ramai, bagaikan pasar. Ada gacungkan jarinya, pertanda ada didiknya dapat memahami mata pe-
yang asyik sendiri, ada yang sibuk sesuatu yang ingin disampaikan. lajaran Sosiologi dengan mudah.
dengan urusannya sendiri, dan ada “Ferdinand Ton-
pula yang hanya berdiam diri saja. nies, Bu…”jawab Ayu. Suatu hari, Diandra mendapati Kay-
Nampaknya untuk mengurus dan me- “Ya, tepat sekali.” ucap Diandra dengan la, Ryan, Dodi, dan Kia sedang
nenangkan kerumunan orang dalam senyuman yang menghiasi wajahnya. membolos sekolah, hal itu membuat
kelas itu tidak mudah, penuh perjuan- ia sedih, hingga akhirnya, Kayla,
gan. Sebagian dari kerumunan itu Sosiologi itu penuh teori yang Ryan, Dodi, dan Kia pun menyesal
berdiri berjajar di depan kelas untuk menggambarkan kehidupan mas- karena setelah itu mereka dihukum
memaparkan hasil uji keras mereka. yarakat, dengan teori kita bisa men- oleh kepala sekolah. Setelah kejad-
Makhluk itu pun sabar dalam me- dalami apa yang dilakukan oleh ian itu, mereka tersadar dan berusa-
nenangkan kerumunan orang terse- masyarakat tersebut. Banyak yang ha berubah menjadi yang lebih baik.
but, dan akhirnya suasana kondusif. dipelajari, itulah mengapa Diandra Tidak hanya itu, mereka menuru-
ingin mendalami Ilmu Sosiologi. ti nasihat Diandra. Bagi Diandra,
Ya, itu sudah menjadi kewajiban mereka adalah emas, yang patut
makhluk tersebut dalam kesehariann- Saat pelajaran berlangsung, ada se- untuk bersinar menyinari dunia ini.
ya. Makhluk ciptaan Tuhan, namanya bagian dari kerumunan anak didikn-
Diandra Audy Larasati, seorang wan- ya, yaitu Kayla, Ryan, Dodi, dan Kia
ita yang sejak kecil memiliki cita-cita yang tidak memperhatikan apa yang -Selesai-
mendidik generasi penerus bangsa. sedang dipelajari dalam kelas terse-
Wanita sepertiga abad itu menggapai but. Diandra tidak diam, dia menegur
cita-citanya dengan semangat dan dan menasihati anak-anak didiknya.
perjuangan. Hingga akhirnya ia re- Ia terus membujuk supaya mereka
smi menjadi seorang pendidik di se- bisa mendengarkan dan belajar den-
kolah tingkat atas atau disebut SMA. gan konsentrasi. Terkadang dalam
pikiran Diandra, ia merasa generasi
Terik mentari di siang hari mem- saat ini sulit untuk diberitahu, sulit
buat orang-orang ingin beristirahat, untuk berubah ke arah yang lebih
bersantai, tapi tidak dengan Dian- baik. Apalagi pada zaman milenial,
dra. Ia berusaha untuk mendidik banyak anak didik yang lebih senang
generasi penerus bangsa. Siang itu, serta asyik dengan telepon genggam
Diandra sedang mengajar mata pe- dan alat elektronik lainnya sehing-
lajaran Sosiologi, ya ilmu yang se- ga mereka lupa belajar. merupakan
jak dulu ada karena paradigma dari suatu tantangan dalam hidup Dian-
para tokoh yang melebur menjadi dra. Ia bertekad supaya anak-anak
satu hingga lahirlah Ilmu Sosiologi. didiknya dapat menggenggam dunia,
“Anak-anak, kali ini kita akan mem- sehingga mereka mampu bersaing di
bahas tentang kelompok sosial, yaitu dunia kerja yang luas. Bagi Diandra
paguyuban dan patembayan. Sekarang mereka adalah sebuah emas, emas
Ibu ingin bertanya, siapa tokoh yang yang patut untuk bersinar. Bahkan
memiliki teori tentang paguyuban ia telah memberikan banyak model
EDISI
JUNI 2018 14
PROFIL TOKOH

SELO SOEMARDJAN

Pengawas Keuangan, Sekretaris


Presiden RI pada tahun 1973-1978
setelah itu menjabat sebagai Asisten
Wakil Presiden urusan Kesejahter-
aan Masyarakat, kemudian menjadi
staf ahli Menteri Sekretaris Neg-
ara dan pada tahun 1980 dengan
status Pensiun Pegawai Negeri RI.
Penghargaaan maupun tanda jasa
yang diperoleh Soemardjan antara
lain dianugerahi gelar Kangjeng
Pangeran Haryo (K.P.H) oleh Sri
Sultan Hamengku Buwono IX pada
tahun 1981. Pada 30 Agustus 1993,
mendapat penghargaan Satya Ln-
cana Pembangunan dari negara atas
jasa-jasanya di lapangan pembangu-
picture by google
nan. Tahun 1993 Selo Soemardjan,
S
elo Soemardjan, tempat dan 1956 hingga 1959 di Cornell Univer-
menerima gelar Ilmuwan Utama So-
tanggal lahir Yogyakarta, 23 Mei sity, Amerika Serikat mendapat gelar
siologi dan pada 15 Agustus 1994,
1915, pernah menjabat sebagai Guru Doktor dalam Ilmu Sosiologi dengan
ayah dari 6 orang anak dan kakek
Besar pada Fakultas Hukum UI, Staf Tesis : Social Change in Jogjakarta.
dari 16 cucu tersebut menerima Bin-
Sosial, serta anggota AIPI (Aka- Berikut riwayat pekerjaan yang per-
tang Mahaputra Utama, sehingga
demi Ilmu Pengetahuan Indonesia) nah dilakukan oleh Soemardjan yaitu
apabila ditulis lengkap namanya
serta sebagai anggota MPR periode menjadi juru tulis di kantor Kepati-
adalah Mahaputra Utama Prof.Dr.
1993 hingga 1998. Mempunyai is- han, Kesultanan Yogyakarta. Lalu
Kangjeng Haryo Selo Soemardjan.
tri yang bernama Seleki Brotoat- pernah menjadi Panewu Lendah,
Serta pada 30 Agustus 1994 kemba-
modjo serta memiliki 6 orang anak. Kulon Progo, Kesultanan Yogyakar-
li memperoleh penghargaan berupa
Riwayat pendidikan Selo Soemard- ta dan juga pernah menjabat sebagai
bintang Satya Lencana Pembangu-
jan dimulai pada tahun 1921 hingga Wedana di kantor Kepatihan, Kesul-
nan dari Pemerintah (Menteri Trans-
1928 ia menempuh jenjang H.J.S tanan Yogyakarta, serta dilanjutkan
migrasi dan Perambahan Hutan).
m/d Bijbel Wetan, Yogyakarta. Se- dengan menjadi Sekretaris Pribadi
lanjutnya pada tahun 1928 sampai Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
(NRA)
dengan 1931 meneruskan ke jenjang Tidak hanya berhenti sampai disitu
selanjutnya yaitu Ciba atau Can- Soemardjan juga pernah bekerja se-
Sumber : Yusra, Abrar. 1995.
didaat Inlands Bestuurs Ambtenaar bagai Pegawai Tinggi RI di kantor
Komat-kamit Selo Soemardjan:
di Madiun, kemudian di Yogyakarta. Perdana Menteri, dan lalu dipercaya
Biografi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Lalu melanjutkan ke jenjang yang sebagai Sekretaris Bapekan (Badan
Utama
lebih tinggi di Mosvia (Middlebare Pengawas Kegiatan Aparatur Neg-
Opleidings School voor Inlandsche ara), juga menjadi Guru besar luar
Ambtenaren) di Magelang. Dan biasa, Universitas Indonesia, kemu-
yang terakhir adalah pada tahun dian Sekretaris Bapeka atau Badan

EDISI
JUNI 2018 15
Menatap Jejak Hima Dilogi dalam Peringatan HUT DILOGI
HUT Hima Dilogi #11
Y
ogyakarta—22 Mei 2018, dan Hima Dilogi. Acara sarasehan
Himpunan Mahasiswa Pendidikan ini dilanjutkan dengan penayangan
Sosiologi (Hima Dilogi) Fakul- video kegiatan Hima Dilogi yang
tas Ilmu Sosial Universitas Neg- berjudul “Kejar Daku Sampai Ke
eri Yogyakarta memperingati hari Hima”. Setelah itu, diadakan sharing
ulang tahunnya yang ke 11. Perin- yang membahas tentang terbentukn-
gatan ulang tahun ini diwarnai den- ya Hima Dilogi UNY sejak awal ber-
gan serangkaian acara diantaranya diri hingga sekarang dengan moder-
games, lomba voli, lomba futsal, dan ator yaitu Zia Khusnullabib Ahmad.
puncak HUT Hima Dilogi. Games Dalam acara sharing ini, terdapat
diadakan pada hari Minggu 22 beberapa narasumber diantaranya :
April 2018 dengan berbagai cabang Nur Endah Januarti, M.A, Khairul
lomba diantaranya tarik tambang, Umam, S.Pd., dan Grendi Hendras-
mengambil koin dalam tepung, me- tomo, M.A selaku Ketua Jurusan
doc. pribadi
masukkan paku kedalam botol se- Pendidikan Sosiologi. Ibu Endah
cara berkelompok, dan pecah air. perlombaan voli ini selesai, pada hari selaku perwakilan alumni mencerita-
Acara ini dilaksanakan di halaman berikutnya diadakan lomba futsal di kan sejarah berdirinya Hima Dilogi
Ruang Cut Nyak Dhien(CND) FIS Telaga 3, Condong Catur, Sleman, di Ruang Cut Nyak Dhien FIS UNY.
UNY. Meskipun sempat diguyur hu- Yogyakarta. Pertandingan antar kelas
jan, acara ini tetap berjalan meriah. ini berlangsung ketat dan seru den- Dari tahun ke tahun perjuan-
gan akhir perlombaan dimenangkan gan Hima Dilogi terus dilanjutkan
Lomba voli diadakan pada oleh kelas 2015 B sebagai juara per- dari satu generasi ke generasi berikut-
Sabtu, 28 Mei 2018 di lapangan voli, tama dan 2017 B sebagai juara kedua. nya. Acara ini diakhiri dengan pem-
Padukuhan Mrican, Sleman, Yog- otongan tumpeng oleh Ketua Hima
yakarta. Perlombaan ini diikuti oleh Puncak acara HUT Hima Dil- Dilogi yang selanjutnya diserahkan
mahasiswa aktif Pendidikan Sosiolo- ogi ini diadakan pada hari Rabu, 23 kepada Ketua Jurusan Pendidikan
gi mulai dari angkatan 2015 sampai Mei 2018 pukul 16.00 WIB di Ru- Sosiologi, buka bersama, pengumu-
angkatan 2017. Di mana dalam per- ang Ki Hajar Dewantara (KHD) FIS man kejuaraan lomba serta penghar-
lombaan ini kelas 2017 A keluar se- UNY. Acara bertajub sarasehan ini gaan kepada mahasiswa Pendidikan
bagai juara pertama dan kelas 2016 B mengusung tema Sociostory, dengan Sosiologi dengan berbagai kategori.
berhasil meraih juara kedua. Setelah mengangkat perjalanan Hima Dil-
ogi dari pertama kali berdiri hingga (IN)
sekarang. Dalam sambutannya, Fir-
giawan Aldabi selaku Ketua Hima
Dilogi menyampaikan bahwa kegia-
tan sarasehan ini dimaksudkan untuk
mempererat hubungan antara dosen,
mahasiswa aktif, dan alumni Pendi-
dikan Sosiologi. Sarasehan ini dibu-
ka oleh Ibu Nur Hidayah S.Sos M.SI
selaku sekretaris jurusan yang me-
wakili Ketua Jurusan Pendidikan So-
siologi. Dalam sambutannya, beliau
mengutarakan harapan-harapannya
untuk Jurusan Pendidikan Sosiologi
doc. pribadi
EDISI
JUNI 2018 16
Jangan Ragukan Mimpimu BEDAH LIRIK

Billfold - Bisa

Lagu Bisa dipopulerkan oleh band indie asal


Bandung bernama Billfold. Berikut lirik dari Bill-
fold yang berjudul Bisa :

Tak terasa hinggaku tuk melihatnya


Tetap ku kuatku untuk melangkah
Kepedihan disana takkan membuatmu

picture by google
Berhenti malakukannya semua dan aku bisa

(*) Tetap - tetap tetap meraihnya


Jangan takut lakukan
Dan tetaplah bisa untuk meraihnya Billfold
Jangan takut lakukan

Coba menguatkan yang tak bicara Bait pertama dari lirik tersebut menceritakan bahwa setiap orang
Menutup gelap hilangkan semua terkadang memiliki masalah yang besar sampai ia benar tidak
Tetap tinggal disini dan aku yakin mampu lagi untuk memikirkan masalah tersebut. Namun lirik
Karna kau yang menjadi juara dan aku bisa berikutnya pada lagu ini menjelaskan setiap orang harus memi-
liki keyakinan bahwa ia akan tetap memiliki kesempatan untuk
Back (*) bisa melangkah kembali. Pentingnya kepercayaan bahwa suatu
masalah tidak akan mampu menghentikan sebuah mimpi. Pada
Karena semuanya kan datang bait kedua dimaknai dengan pesan bahwa seseorang harus memi-
Menghampiriku di saat aku tak sadar liki kekuatan untuk tetap meraih segala mimpi yang selama ini
Untuk melihat semua kenyataan diimpikan, jangan pernah merasa takut untuk meraih mimpi itu.
Semua perasaan yang tak akan hilang Nah dalam bait ketiga ini menjelaskan bahwa ketika seseorang
mempunyai mimpi cobalah untuk membuktikan kepada seki-
Tetap-tetap tetap meraihnya tar tentang mimpi itu dan tinggalkan segala kesedihan, tetaplah
Jangan takut lakukan yakin bahwa kita mampu untuk menggapai mimpi itu. Begi-
Dan tetaplah bisa untuk meraihnya tu juga sama halnya dengan pendidikan, jangan pernah merasa
Jangan takut lakukan takut ataupun minder dengan pendidikan. Pendidikan adalah
Jangan takut lakukan 3x hak semua orang. Berapapun masalah yang menghambat untuk
Semua kenyataan mendapatkan pendidikan, yakinlah bahwa semua akan ada jalan
ketika tetap ada niat dan tekad. Seperti kata Soekarno, “Gantung-
kan cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit.
Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang”.
(NAR)

EDISI
JUNI 2018 17
TTS

Menurun: Mendatar:
1. Aroma Hujan 1. Anak Sekolah
2. Bulan(Prancis) 3. Jalur Bebas Hambatan
4. Burung 6. Adidaya
5. Penyiar 8. Permainan
7. Lulusan Perguruan Tinggi 9. DJ
12. Membeda-bedakan 10. Kangen
15. Tidak(Jawa) 11. Ketua
16. Kata Tunjuk 13. Penyanyi Barat
14. Benua
17. Alat Perasa

EDISI
JUNI 2018 18
POTRET

Komunikasi Antarpelajar Sekolah Dasar


Novia Reni A.

Restu Orangtua sebagai Modal Pendidikan


Branan Dhana W.

Gawai pada Pergaulan Anak


Novia Reni A.

Perjalanan Anak Sekolah


Yusuf Ramadhan A.
EDISI
JUNI 2018 19

Anda mungkin juga menyukai