Anda di halaman 1dari 1

Nama : Raniah Dityan Ufairah

NIM : 200621100105
Kelas : PBSI 3C
Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu : Emy Rizta Kusuma, M.Pd

ESAI

Menurut pandangan saya, sebagai warga negara Indonesia kedudukan, hak dan kewajiban
penyandang disabilitas sama dengan warga negara lainnya. Namun, saat ini penyandang disabilitas
belum sepenuhnya memperoleh hak dan kewajiban untuk berpendidikan tinggi. Buktinya masih
terdapat pembedaan kategori yang memisahkan antara anak normal dengan anak yang
berkebutuhan khusus/disabilitas. Hal lain juga menunjukkan bahwa, seluruh warga negara
Indonesia belum sepenuhnya memperoleh haknya untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai.
Pemisahan mereka sebagai penyandang disabilitas tersebut telah menjadikan mereka seperti
terasa asing. Penyandang disabilitas juga merasa bahwa mereka hidup dilingkungan yang jauh
dari kenormalan.
Pelaksanaan pendidikan pada perguruan tinggi saat ini juga seringkali terjadi kasus penolakan
oleh pihak kampus/instansi ketika ada seorang calon mahasiswa baru penyandang disabilitas
yang ingin mendaftarkan diri menjadi mahasiswa di perguruan tinggi tersebut. Sehingga harapan
untuk mewujudkan pendidikan penyandang disabilitas yang adil dan akses yang mudah bagi
semua golongan masyarakat masih tergolong rendah. Penyandang disabilitas juga masih kurang
mendapat perhatian di masyarakat. Kehadiran mereka masih dipandang sebelah mata. Segala
keterbatasan yang mereka miliki, membuat beberapa orang menganggap penyandang disabilitas
sebagai seorang yang lemah dan perlu belas kasihan. Tidak hanya hak mereka untuk memperoleh
pendidikan, hak mereka sebagai manusia juga diabaikan.
Hambatan lain bagi penyandang disabilitas untuk memperoleh pendidikan adalah kurangnya
tenaga pendidik atau pengajar yang memiliki kemampuan berkomunikasi pada penyandang
disabilitas. Beberapa kampus/instansi juga belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang
apa layanan apa yang harus disediakan dan diberikan bagi mereka. Banyak dari mereka yang
melihat dan mengenali disabilitas itu hanya dari sisi fisiknya saja, seperti pengguna kursi roda
atau pengguna tongkat sebagai tanda bahwa mereka adalah orang dengan memiliki keterbatasan
khusus. Jika dipelajari lebih dalam lagi, penyandang disabilitas bukan hanya mereka yang
memiliki keterbatasan khusus secara fisik, melainkan mereka yang memiliki keterbatasan seperti
tunarungu atau sebagainya. Sebagai penyandang disabilitas untuk memperoleh keadilan juga
harus memerlukan perlakuan khusus. Bentuk perlakuan khusus tersebut merupakan upaya untuk
melindungi hak sebagai penyandang disabilitas. Perguruan tinggi juga harus memiliki layanan
khusus bagi penyandang disabilitas.

Anda mungkin juga menyukai