Anda di halaman 1dari 2

Pendidikan Bagi Penyandang Disabilitas di Indonesia

Indonesia adalah negara yang memiliki tujuan di ranah pendidikan yang tertanam dalam
Pebukaann UUD 1945, yakni "mencerdaskan kehidupan bangsa". Ditambah dengan pancasila
silakan ke-5 yang berbunyi "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" maka yang
diharapkan adalah terciptanya sistem pendidikan yang berkualitas dan menghasilkan lulusan
yang memiliki nilai kecerdasan yang tinggi tanpa memandang suku, ras, agama, budaya atau
bahkan kekurangan fisik yang sudah ada sejak lahir maupun karena kecelakaan. Negara ini
memiliki cita-cita di bidang pendidikan yang cukup tinggi, dibuktikan dengan terus bergantinya
sistem pendidikan atau kita kenal dengan kurikulum, bergantinya metode pembelajaran,
bergantinya sumber pembelajaran semua ini demi tercapainya tujuan dari dasar negara Indonesia.
Berpaling dari fenomena pendidikan di atas, semua kalangan mulai dari pemerintah, dewan
perwakilan rakyat, guru, siswa, atau warna negara biasa perlu untuk memperhatikan sebuah
problematika yang jarang diangkat di muka publik. Mereka mungkin hanya kelompok minoritas
yang jarang mendapatkan perhatian publik atau bahkan dari masyarakat pada umumnya. Para
penyandang disabilitas atau para manusia spesial yang memiliki kelebihan tersembunyi dibalik
kekurangannya di mata manusia biasa. Dalam pendidikan Indonesia penyandang disabilitas
disediakan sarana pendidikan yang diberi nama Sekolah Luar Biasa (SLB). Ada bermacam-
macam jenis SLB tergantung disabiliasnya.
Para penyandang disabilitas diberikan kesempatan untuk merasakan pendidikan dan belajar
layaknya orang normal pada umumnya. Sebenarnya sangat jarang ditemui fenomena atau
problematika di ranah pendidikan disabilitas. Namun pada argumen ini saya ingin sedikit
menceritakan pengalaman yang mungkin bisa menjadi perhatian khusus untuk para
penanggungjawab pendidikan di Indonesia. Saya memiliki teman bernama Dava Zulfany
Firdaus, dia memiliki kakak laki-laki bernama Maulana Mujadid alm. yang menyandang
donsydrom. Saya sering bermain ke rumah teman saya tersebut dan sering menjumpai kakaknya,
akhirnya saya berdialog dengan teman saya, lalu bercerita tentang kakakny. Aku pun bertanya-
tanya tentang pendidikan yang pernah dirasakan oleh kakaknya, dan kakaknya memang pernah
menempuh pendidikan Sekolah Luar Biasa di kota Lamongan. Namun disaat kutanya kenapa
tidak sampai lulus? Jawabannya simpel, karena jam pelajaran yang terlalu panjang dan jarak
antara rumah dan sekolah yang cukup jauh sehingga kakaknya tidak bisa melanjutkan pendidikan
di sekolah tersebut.
Cukup disayangkan jika dalam pelaksanaan pendidikan bagi para penyandang disabilitas kurang
mendapatkan perhatian oleh penanggungjawab pendidikan. Ada juga problematika yang terjadi
pada pendidikan tinggi, dimana saat ini masih jarang perguruan tinggi yang menyediakan tempat
khusus bagi penyandang disabilitas, meski sudah ada perguruan tinggi yang memiliki kelas
khusus namun dirasa kurang merata dan belum memenuhi konsep keadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia. Semoga dalam perkembangannya, pendidikan di Indonesia bisa menyediakan tempat
yang layak mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi agar tujuan pendidikan di
Indonesia bisa tercapai dan merata. Ini dibutuhkan sebuah sinergi antara pemerintah, lembaga
pendidikan, guru, orang tua, dan masyarakat agar dapat terus memperbaiki sistem pendidikan
bagi para penyandang disabilitas di Indonesia. Mereka semua adalah orang-orang istimewa yang
wajib kita muliakan dan kita samakan dengan orang normal pada umumnya.
Nama : Achmad Sahrir Sidiq
NIM : 20062110089

Anda mungkin juga menyukai