1. Pernahkah Anda bertemu dengan teman atau rekan sekelas yang memiliki
kebutuhan khusus sejak awal Anda masuk ke dunia pendidikan hingga saat ini?
Jika ya, mohon ceritakan ragam jenis disabilitas yang dimilikinya dan bagaimana
pengalaman dia mengikuti pelajaran. Bagi yang belum pernah bertemu individu
berkebutuhan khusus, apa yang mungkin Anda pikirkan atau rasakan jika suatu
saat Anda bertemu dengan mereka? Bagikan refleksi atau harapan Anda terkait
situasi tersebut.
Saya masih teringat saat saya sekolah di Taman Kanak-Kanak, saya memiliki
satu teman berkebutuhan khusus, yakni penyandang tuna daksa. teman saya selalu
ditemani oleh asisten atau babysitter setiap waktu saat pembelajaran karena ia tidak bisa
berjalan ataupun menulis sehingga harus dibantu. saya dan teman-teman sangat senang
berteman dengan anak tersebut, karena dia sangat baik terlepas dari segala
kekurangannya. Pertemanan kami di Taman Kanak-Kanak tersebut menjadi pelajaran
berharga tentang empati dan inklusivitas. Guru-guru kami juga sangat mendukung,
sering mengintegrasikan kegiatan yang memungkinkan semua siswa, terlepas dari
kemampuan fisik mereka, untuk berpartisipasi. Ini mengajarkan kami tentang
keberagaman dan pentingnya menciptakan lingkungan yang inklusif bagi semua orang.
Namun, saya menyadari bahwa pengalaman positif ini mungkin bukan kenyataan bagi
semua anak berkebutuhan khusus di Indonesia.
3. Menurut pendapat Anda, apa saja kesulitan yang dihadapi oleh individu
berkebutuhan khusus dalam meraih pendidikan di Indonesia, dan bagaimana kita
dapat mengatasi kendala-kendala tersebut?
Untuk mengatasi kendala tersebut, ada beberapa langkah yang bisa diambil: