Pendidikan inklusi ini memegang tugas dan tanggung jawab yang penting, karena pada
dasarnya pendidikan untuk semua kalangan tanpa membedakan apapun merupakan
kebutuhan dasar untuk menjamin keberlangsungan hidup agar lebih
bermartabat.Karena itu negara memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan
pendidikan yang bermutu kepada setiap warganya tanpa terkecuali termasuk mereka
yang memiliki perbedaan.
Banyak orang yang kemudian benar-benar merasa situasi tersebut tidak benar.
Orang tua, guru, dan orang-orang yang mempunyai kesadaran politik pun mulai
memperjuangkan hak-hak semua anak pada umumnya dan hak anak dan orang
dewasa penyandang cacat pada khususnya. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk
memperoleh hak untuk berkembang dalam sebuah lingkungan yang sama dengan
orang lain. Mereka menyadari akan pentingnya interaksi dan komunikasi sebagai dasar
bagi semua pembelajaran.
BACA JUGA
Jumlah sekolah pelaksana pendidikan terpadu hingga tahun 2001 adalah 163 untuk
tingkat SD/MI dengan jumlah murid 875, 15 untuk tingkat SLTP/MTS dengan jumlah
murid 40 orang, dan 28 untuk tingkat SMU/MA dengan jumlah 59 orang. Seiring dengan
perkembangan dunia pendidikan, maka konsep pendidikan terpadu pun berubah
menjadi pendidikan inklusi.
Pada umumnya, lokasi SLB berada di ibu Kota Kabupaten, padahal anak–anak
berkebutuhan khusus tersebar hampir di seluruh daerah (kecamatan/desa), tidak hanya
di ibu kota kabupaten. Akibatnya sebagian dari mereka, terutama yang kemampuan
ekonomi orang tuanya lemah, terpaksa tidak disekolahkan karena lokasi SLB jauh dari
rumah, sementara kalau akan disekolahkan di SD terdekat, sekolah tersebut tidak
bersedia menerima karena merasa tidak mampu melayaninya. Sebagian yang lain,
mungkin selama ini dapat diterima di sekolah terdekat, namun karena ketiadaan guru
pembimbing khusus akibatnya mereka beresiko tinggal kelas dan akhirnya putus
sekolah. Permasalahan diatas dapat berakibat pada kegagalan program wajib belajar.
Untuk mensukseskan wajib belajar pendidikan dasar, dipandang perlu meningkatkan
perhatian terhadap anak berkebutuhan khusus, baik yang telah memasuki sekolah
reguler (SD) tetapi belum mendapatkan pelayanan pendidikan khusus maupun yang
belum mengenyam pendidikan sama sekali karena tidak diterima di SD terdekat atau
karena lokasi SLB jauh dari tempat domisilinya.
RESUME
SEJARAH PENDIDIKAN INKLUSIF
NAMA : TUTIAWATI
NIM : 2019.01.06.0056