PEDOMAN
tentang
SURAT KETETAPAN
KEPALA RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA
Nomor SK/071/X/2018
tentang
MENETAPKAN
Ditetapkan di Jember
pada tanggal 08 Oktober 2018
PEDOMAN
tentang
PENGORGANISASIAN
SUB KOMITE KOORDINASI ETIK PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
RUMKIT TK. III BALADHIKA HUSADA
BAB I
PENDAHULUAN
Pada laporan Belmont diutarakan 3 prinsip etik yaitu (1) menghormati harkat dan
martabat manusia (respect for persons), (2) berbuat baik (beneficence), dan (3) keadilan
(justice). Laporan Belmont juga menetapkan bahwa setiap lembaga yang melakukan
penelitian kesehatan dengan mengikutsertakan manusia sebagai subjek penelitian
diwajibkan memiliki Komite Etik Penelitian Kesehatan (KEPK). KEPK antara lain
bertugas menelaah proposal penelitian untuk memberikanpersetujuan etik (ethical
approval). Tanpa persetujuan etik dari KEPK, penelitian tidak boleh dimulai. Dengan
perkembangan tersebut, etik penelitian kesehatan memasuki era baru dengan pengaturan
dari luar masyarakat ilmiah kesehatan, yang disebut era EPK dengan External Codified
Requirements. Dengan ketiga prinsip tersebut dan keberadaan KEPK tampaknya EPK
dapat terus berkembang dalam suasana tenteram. Pada tahun 2002, terjadi perubahan
mendasar dengan diterbitkannya SK Menteri Kesehatan R.I. (No.1334/Menteri
Kesehatan/SK/2002) tentang Komisi Nasional Etik Penelitian Kesehatan (KNEPK).
KNEPK merupakan suatu lembaga nonstruktural dan independen. KNEPK melakukan
pembinaan dan pengawasan pelaksanaan EPK. Salah satu tugasnya adalah menyusun
pedoman-pedoman nasional EPK. Pada tahun 2016, Menteri Kesehatan R.I. Prof. Dr. Nila
F. Moeloek SpM (K) memutuskan terbentuknya KEPPKN (Komisi Etik Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Nasional) melalui Kepmenkes RI Nomor
HK.02.02/MENKES/240/2016 tanggal 11 April 2016. Salah satu tugas dan fungsi
KEPPKN adalah melakukan “akreditasi” terhadap seluruh KEPK (Komite Etik Penelitian
Kesehatan) di tiap lembaga, yang usulan penelitiannya mengikutsertakan manusia
sebagai subjek dan memanfaatkan hewan coba.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Jember merupakan institusi kesehatan di
bawah Dankesyah 05.04.03 Malang. Dalam pelaksanaan tugasnya Rumah Sakit Tingkat
III Baladhika Husada mempunyai tugas pokok memberikan dukungan kesehatan dan
pelayanan kesehatan untuk anggota TNI/PNS dan keluarganya serta masyarakat umum.
Dasar dibentuknya sejarah Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada adalah surat
Kakesdam V/Brawijaya Nomor : B/887/IX/2006 tanggal 7 september 2006 tentang
permintaan sejarah satuan. Pembentukan Rumah Sakit tingkat III Baladhika Husada
Jember dimulai karena terdapat 2 resimen (Resimen III dan Resimen IV) di wilayah
Karesidenan Besuki dan berdasarkan perintah Komando Atap di setiap Resimen harus
memiliki institusi kesehatan, maka dibentuklah DKT (Djawatan Kesehatan Tentara)
Resimen IV pada tahun 1945.
Pemrakarsa DKT berasal dari Pusat dan karna tergabungnya Resimen III dan
Resimen IV di wilayah Karesidenan Besuki. Posisi DKT pertama adalah di Resimen IV
Divisi VIII Jember. Pimpinan pada saat pertama kali DKT terbentuk adalah dr. RM.
Soebandi (pada tahun 1946) dengan personel sejumlah 25 orang yang merupakan
mantan Tentara PETA yang terdiri dari Pa, Ba, dan Ta. Pada saat pertama kali dibentuk
DKT, rumah sakit ini belum mempunyai dokter/pimpinan yang sah. Atas perintah Ir.
Soekarno memerintahkan semua dokter batalyon kembali ke Induknya di Malang.
Disebabkan adanya kekosongan jabatan dokter di DKT, maka : Pada tanggal 22 April
1946 Raden Mas Soebandi dipindahkan ke Resimen IV Divisi VIII di Jember menjadi
Kepala DKT dengan pangkat Mayor. Tahun 1947 DKT (Djawatan Kesehatan Tentara)
Resimen IV Divisi VIII berubah menjadi Resimen 40 Damarwulan Diviai VII dan Kepala
DKT tetap dijabat oleh dr. RM. Soebandi. Nama DKT selanjutnya diubah menjadi Rumah
Sakit TK. III Rem 083/BJ. Kemudian nama tersebut berubah menjadi Rumah Sakit TK. III
05.06.02 Jember Dankesyah 05/04/03 Malang Kesdam V/Brawijaya. Berdasarkan Skep
Pengdam V/Brawijaya No: Skep/147/VIII/2003 tanggal 26 Agustus 2003 RSAD TK. III
05.06.02 berubah nama menjadi Rumah Sakit TK.III Baladhika Husada Kesdam
V/Brawijaya sampai dengan sekarang.
BAB III
VISI, MISI, TUJUAN, FALSAFAH DAN MOTTO
Menjadi rumah sakit kepercayaan dan kebanggan rajurit, pns, dan keluarganya
serta masyarakat di wilayah jember dan sekitarnya.
KARUMKIT TK III
WAKARUMKIT
ESELON PIMPINAN
KETKOMETI
KETKOMPRO KETKOMRE KETKOMME KETKOMFARM KETKOMKEP KETSTAF
KOMKORDIK K & HUKUM KETSPI KETKOMPMKP KETKOMK3RS KETKOMPPI
FESIKESLAIN KAMMEDIS DIS ASI & TERAPI ERAWATAN FUNGSIONAL
RS
ESELON PELAYANAN
KAUNIT KAUNIT KAUNIT KAUR KAUNIT KAUNIT KAUNIT KAUNIT KAUNIT KAUNIT
ALPAKES PERENCPROG ANEV&DALPRO KASIR
PROMKES PENGADAAN URDAL PERS JURYAR PAM BEKUM REKAM MEDIS KOMPLIN SIMRS
ESELON PELAKSANA
KET TIM
PONEK
KAPOLI KAUNIT
KAUNIT KAUNIT KAUNIT KAPOLI KAUNIT KAUNIT KET TIM PPRA
KARU KAUNITLAB KAPOLI SUB SPESIALIS KAMAR
BEDAH ANESTESI INSTALWATNAP RADIOLOGI UMUM GIZI LOUNDRY
SPESIALIS ONKOLOGI JENAZAH
KET TIM
TERPADU
GERIATRI
Komandan Denkesyah Malang,
WAKARUMKIT
KETUA KOMKORDIK
SEKRETARIS
1. Ketua SKKEPP-RSBH
a. Nama jabatan : Ketua Sub Komite Koordinasi Etik Penelitian dan
Pengembangan
b. Pengertian : Seorang klinisi yang diberi tugas,
tanggungjawab dan wewenang dalam mengatur,
mengendalikan serta menegakkan etik penelitian
kesehatan di Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada
dalam rangka melindungi subyek dari dampak negatif
yang ditimbulkan suatu kegiatan penelitian kesehatan
dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip etik dasar
penelitian yaitu Prinsip menghormati harkat martabat
manusia (respect for persons), Prinsip berbuat baik
(beneficence) dan tidak merugikan (non-maleficence),
dan Prinsip keadilan (justice).
c. Persyaratan
1) Pendidikan : Sarjana Kedokteran/Kesehatan lain
/S2/Spesialis/S3
2) Kursus/Pelatihan : Pelatihan Etik Penelitian Kesehatan Dasar
dan Lanjut
3) Pengalaman Kerja : Sebagai klinisi; pembimbing klinik/penelitian;
pernah melakukan penelitian klinis/penelitian yang melibatkan manusia
sebagai subyek.
4) Kondisi kepribadian : Sehat jasmani, rohani dan berjiwa pemimpin
d. Tanggung jawab
1) Secara struktural bertanggungjawab kepada Karumkit Tk.III Baladhika
Husada dalam hal: a) Tatakelola SKKEPP-RSBH yang baik, akuntabel dan
transparan; b) Terlaksananya mekanisme pelayanan SKKEPP-RSBH yang
baik dalam pengajuan aplikasi etik, dokumen yang diperlukan untuk
telaah, prosedur telaah, dan pengambilan keputusan
2) Secara fungsional bertanggungjawab melaksanakan telaah etik
terhadap usulan protokol penelitian yang memerlukan keputusan etik (ethical
clearance).
e. Wewenang :
1) Memberikan pengarahan dan bimbingan pelaksanaan tugas
SKKEPP- RSBH
2) Memimpin rapat/sidang SKKEPP-RSBH
3) Melakukan penilaian kinerja anggota dan staf SKKEPP-RSBH
4) Mengkoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan
dan penggunaan fasilitas dan perangkat SKKEPP.
5) Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan
6) Melakukan telaah etik penelitian dan menandatangani surat dan
dokumen etik penelitian yang ditetapkan
7) Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan, khususnya
yang berkaitan dengan pelayanan SKKEPP-RSBH.
f. Uraian Tugas :
1) menentukan jalur telaah protokol penelitian;
2) menunjuk penelaah utama;
3) memimpin rapat lengkap (fullboard);
4) membuat kesimpulan dan keputusan hasil rapat lengkap dan hasil
telaah cepat (expedited);
5) berkomunikasi langsung dengan Kepala Rumah Sakit Tingkat III
Baladhika Husada untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap penting yang
menyangkut SKKEPP- RSBH;
6) mengundang pakar independen untuk memberikan masukan
sesuai
7) keahliannya; dan
8) menandatangani Persetujuan Etik.
g. Kedudukan dalam organisasi
Komkordik
Ketua SKKEPP
Anggota
2. Anggota SKKEPP-RSBH
a. Nama jabatan : Anggota Sub Komite Koordinasi Etik Penelitian dan
Pengembangan
b. Pengertian : Seorang klinisi/non klinisi yang diberi tugas,
tanggungjawab dan wewenang sebagai anggota Sub
Komite Koordinasi Etik Penelitian dan Pengembangan
di Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada.
c. Tanggung Jawab
1) Secara struktural bertanggungjawab kepada Ketua SKKEPP Rumkit
Tk.III Baladhika Husadadalam hal telaah etik penelitian kesehatan.
2) Secara fungsional bertanggungjawab melaksanakan telaah etik
terhadap usulan protokol penelitian yang masuk di SKKEPP-RSBH.
d. Wewenang :
1) Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan
2) Melaksanakan telaah etik penelitian kesehatan
3) Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan, khususnya
yang berkaitan dengan kinerja SKKEPP-RSBH
e. Uraian Tugas :
1) berperan aktif dalam rapat SKKEPP-RSBH;
2) menelaah dan membahas Protokol Penelitian yang diusulkan
untuk memperoleh persetujuan etik;
3) menelaah laporan Serious Adverse Event/Kejadian yang Tidak
Diinginkan Serius (KTDS) dan merekomendasikan upaya penanganan yang
tepat;
4) menelaah laporan kemajuan dan memantau studi yang sedang
berjalan;
5) menelaah laporan akhir penelitian dan memberikan umpan balik;
6) menjaga kerahasiaan dokumen dan catatan rapat SKKEPP-RSBH;
7) berpartisipasi aktif dalam kegiatan pelatihan dan sosialisasi etik
penelitian
f. Kedudukan dalam organisasi
Komkordik
Ketua SKKEPP
Anggota
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
NOMOR PKT
URAIAN CORPS JML KUALIFIKASI
UNIT JAB GOL
00 Sub Komite Koordinasi
Etik Penelitian Dan
Pengembangan
04 Ba/Pa/ Gol 1
II-III
Ba/Pa/ Gol
Jumlah II-III 4
05 Sukwan 2
2. Pengaturan Jaga
NOMOR
URAIAN WAKTU KERJA KETERANGAN
UNIT JAB
00 Sub Komite Masa Bakti 2 tahun
Koordinasi Etik
Penelitian Dan
Pengembangan
01 Ketua Senin – Jumat Senin – Jumat Paruh waktu Paruh waktu Paruh
Senin – Jumat Senin – Jumat waktu Paruh waktu
Senin – Jumat 07.00 – 14.30
02 Anggota
Staf Sekretariat
03
04
BAB IX
STANDAR INSTITUSI
SUB KOMITE KOORDINASI ETIK PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Standar 1 : Tanggung jawab untuk mendirikan suatu sistem telaah etik penelitian
kesehatan
a. Semua penelitian dengan mengikutsertakan manusia sebagai subjek,
mutlak tunduk pada pengawasan SKKEPP. Penelitian dengan
kategori/tipe/jenis khusus dapat dibebaskan dari review/telaah SKKEPP atau
dapat dipercepat telaahannya (lihat standar 8) yang diperbolehkan oleh
pedoman etik penelitian kesehatan nasional.
b. SKKEPP mempunyai tugas memberikan perlindungan terhadap subjek
penelitian kesehatan, serta memastikan mekanisme kerja secara efektif
dan efisien. Sehingga diperlukan pelatihan bagi anggota SKKEPP dan
peneliti. KEPPKN bertanggung jawab memastikan SKKEPP tunduk pada
pengawasan yang berlaku.
c. Mekanisme/prosedur untuk memastikan komunikasi terjalin efisien,
harmonis, baku melalui jaringan, dan kerjasama antara KEPPKN dan
antar SKKEPP. Komunikasi ini memungkinkan SKKEPP belajar menentukan
keputusan dari SKKEPP lain yang mungkin relevan untuk penelitian yang
diusulkan untuk direview.
d. Mekanisme penelitian uji klinis memastikan kegiatan SKKEPP
terkoordinasi dengan otoritas/peraturan nasional pengawasan obat- obatan,
produk biologi, dan alat kesehatan. Demikian pula dengan pendaftar
penelitian uji klinis tingkat nasional maupun internasional.
e. Mekanisme untuk mendapatkan masukan dari sudut pandang masyarakat
pada telaah etik melalui lay person.
Standar 2 : Komposisi Anggota Sub Komite Koordinasi Etik Penelitian dan
Pengembangan
a. Anggota SKKEPP adalah individu dengan keahlian ilmiah
tertentu/spesifik diantaranya anggota klinis, non klinis serta orang awam
yang memberikan pendapatnya atau mewakili masyarakat untuk subjek yang
akan diteliti.
b. Orang awam dengan latar belakang bukan bidang kesehatan ditunjuk
dalam jumlah cukup untuk berpendapat dan menjamin mereka merasa
nyaman.
c. Anggota komisi yang menelaah adalah anggota yang tidak berafiliasi
dengan organisasi yang mensponsori/mendanai atau yang melakukan
riset itu sendiri untuk menjamin independensi.
d. Jumlah anggota Komisi harus cukup besar dan dari berbagai macam
bidang ilmu untuk menjamin mutu saat berdiskusi. Persyaratan kuorum
untuk rapat paripurna (fullboard) adalah minimal 5 orang termasuk 1
orang awam dan 1 anggota tidak terafiliasi untuk mengambil keputusan
memberikan persetujuan etik.
Standar 3 : Sumber Daya Sub Komite Koordinasi Etik Penelitian dan Pengembangan
a. Staf pendukung yang cukup jumlahnya dan mendapatkan tanggung-
jawabnya; pelatihan yang memadai sehingga mampu melakukan kegiatan
teknis administratif yang menjadi tanggung jawabnya;
b. Memiliki akses/mempunyai sarana dan prasarana yang cukup bagi para
staf untuk menjalankan tugasnya termasuk di antaranya ruang kerja,
peralatan kantor dan bahan habis pakai (misalnya komputer, alat tulis kantor,
telepon, mesin fotokopi, dan mesin penghancur kertas);
c. Ketersediaan ruangan pertemuan/rapat dan ketersediaan sarana
untuk berkomunikasi;
d. Pendanaan memadai untuk menghasilkan luaran telaah yang berkualitas;
e. Kompensasi/insentif bagi anggota SKKEPP.
Standar 4 : Independensi Sub Komite Koordinasi Etik Penelitian dan Pengembangan
a. Keanggotaan KE harus mencakup minimal satu anggota yang tidak
mempunyai hubungan dengan institusi/organisasi (non afiliasi), dan anggota
yang melakukan telaah tidak melakukan penelitian yang sedang ditelaah;
b. Peneliti, sponsor dan penyandang dana dapat hadir dalam suatu rapat
KE untuk menjawab pertanyaan mengenai protokol penelitian dan dokumen
pendukungnya, tetapi tidak diperkenankan hadir ketika KE memutuskan
persetujuan etik untuk penelitian tersebut;
c. Pejabat pengambil keputusan/pimpinan dari pihak berwenang yang
membentuk SKKEPP atau organisasi yang mendanai atau yang melakukan
suatu penelitian yang ditelaah oleh KE (misalnya Kepala, Direktur, atau
pejabat lainnya), tidak diperkenankan menjadi anggota atau pimpinan KE;
d. Institusi yang membentuk SKKEPP harus menjamin anggota KE
mendapat perlindungan dari kemungkinan balas dendam terhadap
posisi/pendapatnya yang berhubungan dengan KE atau telaah suatu
penelitian
Standar 5 : Pelatihan anggota SKKEPP
Standar 6 : Transparansi, akuntabilitas, dan kualitas SKKEPP
Standar 7 : Dasar etik untuk mengambil keputusan dalam SKKEPP
a. Nilai Sosial dan/atau Nilai Klinis
b. Nilai Ilmiah (Desain Ilmiah)
c. Pemerataan Beban & manfaat
d. Potensi resiko dan manfaat
e. Bujukan (inducements), keuntungan finansial, dan biaya pengganti
f. Perlindungan privasi dan kerahasiaan
g. Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) / Informed consent (IC)
Standar 8 : Prosedur pengambilan keputusan SKKEPP
Standar 9 : Kebijakan dan Prosedur Tertulis
a. Keanggotaan SKKEPP
b. Tata kelola SKKEPP
c. Konsultan independen
d. Pengajuan aplikasi, dokumen yang diperlukan untuk telaah,
prosedur telaah, dan pengambilan keputusan
e. Mengkomunikasikan suatu keputusan
f. Tindak lanjut dan pemantauan usulan penelitian g. Dokumentasi dan
pengarsipan
BAB X
PERTEMUAN/ RAPAT
BAB XI
PELAPORAN
1. Dengan dikeluarkannya Pedoman ini, maka ketentuan tentang Tata Kelola Unit
Kerja Sub Komite Koordinasi Etik Penelitian dan Pengembangan Rumkit Tk.III Baladhika
Husada harus mengacu pada Ketetapan ini.
2. Hal-hal yang bertentangan dengan ketetapan ini dinyatakan tidak berlaku.
3. Hal-hal yang belum diatur dalam ketetapan ini akan diatur kemudian dengan surat
keputusan tersendiri.
4. Ketetapan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.