Anda di halaman 1dari 12

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG

RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA

PANDUAN

tentang

PERLINDUNGAN HAK PASIEN


DAN KELUARGA
RUMKIT TK. III BALADHIKA HUSADA

DISAHKAN DENGAN SURAT KETETAPAN KARUMKIT TK. III BALADHIKA HUSADA


NOMOR SK/266/X/2018 TANGGAL 01 OKTOBER 2018
LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN DOKUMEN RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA


Panduan Perlindungan Hak Pasien dan Keluarga
JABATAN TANDA
NAMA TANGGAL
TANGAN
Kauryanmed
Winarso 01-10-2018
Kapten Ckm NRP 21950226580473

Mohamad Bisri, S.K.M. 01-10-2018


Kaurtuud
Kapten Ckm NRP 21980081340177

dr. Maksum Pandelima, Sp.OT. 01-10-2018


Karumkit
Letnan Kolonel Ckm NRP 11950008540771
DAFTAR ISI

Surat Ketetapan Kepala Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Nomor SK/
266/X/2018 Oktober 2018 tentang Panduan Perlindungan Hak Pasien dan Keluarga........1

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ............................................................................................ 3


2. Pengertian .................................................................................................. 3
3. Tujuan ......................................................................................................... 4

BAB II RUANG LINGKUP

4. Prinsip Dalam Pelayanan Kesehatan .......................................................... 4


5. Hak-Hak Pasien Dan Keluarga Di Rumah Sakit .......................................... 5
6. Kewajiban Rumah Sakit Dalam Menghormati Hak Pasien Dan Keluarga .... 6
7. Kewajiban Pasien ....................................................................................... 6

BAB III TATA LAKSANA

8. Pada Saat Pendaftaran ............................................................................... 7


9. Pada Saat Pengobatan ............................................................................... 7
10. Pada Saat Perawatan ................................................................................. 8

BAB IV DOKUMENTASI

11. Pendokumentasian ..................................................................................... 8

BAB V PENUTUP ............................................................................................................ 9


DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG
RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA

SURAT KETETAPAN
KEPALA RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA
Nomor SK/266/X/2018

tentang

PANDUAN PERLINDUNGAN HAK PASIEN DAN KELUARGA

KEPALA RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya dalam pemberian pelayanan kesehatan


yang bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien, diperlukan
upaya perlindungan hak pasien dan keluarga;

b. bahwa dalam rangka pemberian perlindungan hak pasien dan


keluarga, perlu adanya Panduan Perlindungan Hak Pasien dan
Keluarga sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan pasien di
Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam a dan b,perlu ditetapkan dengan Ketetapan Kepala Rumah
Sakit Tingkat III Baladhika Husada.
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009


tentang Rumah Sakit;

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009


tentang Kesehatan;

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4


tahun 2018 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis;

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran;

7. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor


HK.00.06.3.5.1866 tentang Persetujuan Tindakan Medik (Informed
Consent).
2

MENETAPKAN

Menetapkan : 1. Surat Ketetapan Kepala Rumah Sakit Tingkat III Baladhika


Husada tentang Panduan Perlindungan Hak Pasien dan Keluarga.

2. Panduan Perlindungan Hak Pasien dan Keluarga di Rumah Sakit


Tingkat III Baladhika Husada sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Ketetapan ini.

3. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan pasien


Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada dilaksanakan oleh Kepala
Rumah Sakit.

4. Surat Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan


apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jember
pada tanggal 01 Oktober 2018

Karumkit Tk. III Baladhika Husada,

dr. Maksum Pandelima, Sp.OT.


Letnan Kolonel Ckm NRP 11950008540771
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG Lampiran SK Karumkit Tk.III Baladhika Husada
RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA Nomor SK/266/X/2018
Tanggal 01Oktober 2018

PANDUAN

tentang

PERLINDUNGAN HAK PASIEN DAN KELUARGA


RUMKIT TK. III BALADHIKA HUSADA

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang.

Rumah sakit sebagai sarana fungsi sosial terhadap masyarakat umum mempunyai
tugas dan tanggung jawab dalam memberikan rasa aman dan nyaman kepada
pelanggannya dalam hal ini pasien dan keluarga.Rasa aman dan nyaman dapat diperoleh
apabila adanya saling percaya dan menghormati hak dan kewajiban masing-masing.
Rumah Sakit dalam rangka peningkatan pelayanannya selalu berupaya mendukung
dan melaksanakan hak pasien dan keluarga dengan harapan dapat terjalin komunikasi
yang baik sehingga proses pengobatan dapat dilaksanakan dengan maksimal.

2. Pengertian.

a. Hak adalah tuntutan seorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan


pribadinya, sesuai dengan keadilan, moralitas, dan legalitas.
b. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilaksanakan dan tidak boleh bila tidak
dilaksanakan.
c. General consent atau persetujuan umum adalah pernyataan kesepakatan yang
diberikan oleh pasien terhadap peraturan rumah sakit yang bersifat umum.
d. Informed consent adalah pernyataan setuju atau ijin dari seseorang yang
diberikan secara bebas, rasional, tanpa paksaan terhadap tindakan kedokteran yang
akan dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan informasi yang cukup tentang
tindakan kedokteran yang dimaksud.
e. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit baik dalam
keadaan sehat maupun sakit.
f. Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi
spesialis lulusan pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi baik di dalam maupun
di luar negeri yang diakui Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
g. Keluarga adalah suami istri, ayah atau ibu kandung, anak-anak kandung,
saudara-saudara kandung atau pengampunya.
h. Ayah:
1) Ayah kandung
2) Termasuk ayah adalah ayah angkat yang ditetapkan berdasarkan
penetapan pengadilan atau berdasarkan hukum adat
4

i. Ibu:
1) Ibu kandung
2) Termasuk ibu adalah ibu angkat yang ditetapkan berdasarkan penetapan
pengadilan atau berdasarkan hukum adat.
j. Suami:
Seorang laki-laki yang dalam ikatan perkawinan dengan seorang perempuan
berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
k. Istri:
Seorang perempuan yang dalam ikatan perkawinan dengan seorang laki-laki
berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. mempunyai lebih dari 1 istri,
perlindungan hak keluarga dapat diberikan kepada salah satu dari istri.
Apabila yang bersangkutan
Proses yang mendukung hak pasien dan keluarga selama dalam pelayanan
adalah suatu tindakan nyata oleh staf rumah sakit kepada pasien dan keluarga
sebagai bentuk tanggung jawab melalui proses identifikasi, dokumentasi, dan
implementasi selama pasien dirawat.

3. Tujuan.

Pembuatan dokumen ini bertujuan:


a. Agar pelaksanaan proses yang mendukung hak pasien dan keluarga dapat
dilaksanakan secara maksimal.
b. Meningkatnya kualitas pelayanan sehingga meningkatkan kepercayaan
pasien kepada Rumah Sakit.
c. Adanya kesamaan semua staf rumah sakit dalam pelaksanaan proses yang
mendukung hak pasien dan keluarga.

BAB II
RUANG LINGKUP

Hak pasien selalu dihubungkan dengan pemeliharaan kesehatan yang bertujuan agar
pasien mendapatkan upaya kesehatan, sarana kesehatan, dan bantuan dari tenaga kesehatan
yang memenuhi standar pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan UU No. 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit.

4. Prinsip Dalam Pelayanan Kesehatan.

a. Bahwa upaya kesehatan yang semula dititik beratkan pada upaya penyembuhan
penderita, secara berangsur-angsur berkembang kearah keterpaduan upaya kesehatan
yang menyeluruh
b. Bahwa dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh
masyarakat perlu adanya perlindungan hak pasien dan keluarga
c. Bahwa keberhasilan pembangunan di berbagai bidang dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi telah meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat dan
kesadaran akan hidup sehat
d. Bahwa meningkatnya kebutuhan pelayanan dan pemerataan yang mencakup
tenaga, sarana, dan prasarana baik jumlah maupun mutu
e. Bahwa pelayanan kesehatan amat penting apabila dihadapkan pada pasien yang
sangat membutuhkan pelayanan kesehatan dengan baik dan dapat memuaskan para
pasien
5

f. Perlindungan merupakan hal yang essensial dalam kehidupan karena


merupakan sifat yang melekat pada setiap hak yang dimiliki.
g. Bahwa seseorang dapat menuntut haknya apabila telah memenuhi
kewajibannya, oleh karena itu kewajiban menjadi hak yang paling utama dilakukan.
h. Bahwa perlindungan bagi tenaga kesehatan dan pasien merupakan hal yang
bersifat timbal balik, artinya pihak-pihak tersebut dapat terlindungi atas hak-haknya bila
melakukan kewajibannya.
i. Bahwa dalam kondisi tertentu pasien tidak memiliki kemampuan untuk
mendapatkan informasi atau penjelasan mengenai haknya sehingga disampaikan
melalui keluarga.
j. Bahwa untuk mengatur pemenuhan perlindungan hak pasien dan keluarga harus
ada pedoman sebagai acuan bagi seluruh personil rumah sakit.

5. Hak-Hak Pasien Dan Keluarga Di Rumah Sakit.

a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di


Rumah Sakit.
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi.
d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai standar profesi dan
standar prosedur operasional.
e. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi.
f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang di dapatkan.
g. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
yang mempunyai Surat Ijin Praktik (SIP) baik di dalam maupun dilur Rumah Sakit.
i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang di derita termasuk
data-data medisnya.
j. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan
biaya pengobatan.
k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan
oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang di deritanya.
l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
m. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
di Rumah Sakit.
o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap
dirinya.
p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianut.
q. Menggugat atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana.
r. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan kepada Kepala Rumah Sakit atau kepada Informasi.
6

6. Kewajiban Rumah Sakit Dalam Menghormati Hak Pasien Dan Keluarga.

a. Memberikan hak istimewa dalam menentukan informasi apa saja yang


berhubungan dengan pelayanan yang boleh disampaikan kepada keluarga atau pihak
lain.
b. Pasien diinformasikan tentang kerahasiaan informasi dalam rekam medik pasien
c. Pembukaan atas kerahasiaan informasi mengenai pasien dalam rekam medik
pasien diperbolehkan dalam UU no 29 tahun 2004, yaitu sebagai berikut:
1) Diminta oleh aparat penegak hukum dalam rangka penegakan hukum
misalnya, visum et repertum
2) Atas permintaan pasien sendiri
3) Untuk kepentingan kesehatan pasien itu sendiri
4) Berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, misalnya;
undang-undang wabah, undang-undang karantina, dan sebagainya.
d. Pasien diminta persetujuannya untuk membuka informasi yang tidak tercakup
dalam undang-undang dan peraturan
e. Rumah sakit menghoramati kerahasiaan informasi kesehatan pasien dengan
membatasi akses ke ruang penyimpanan rekam medik, tidak meletakkan rekam medik
pasien di tempat umum dan sebagainya.
f. Rumah sakit merespon terhadap permintaan pasien dan keluarganya untuk
pelayanan rohani dan sejenisnya berkenaan dengan agama dan kepercayaan pasien.
Respon tersebut antara lain dengan menyediakan rohaniawan serta buku doa.
g. Memasang CCTV pada area yang perlu pengawasan ketat seperti di Ruang
Anak, tempat parkir, dan serta area rumah sakit yang jauh dari keramaian.
h. Melindungi pasien dari kekerasan fisik dengan memantau ketat pengunjung yang
masuk ruang perawatan.
i. Menyediakan tenaga keamanan untuk memantau area di lingkungan rumah sakit.
j. Menyediakan gelang berwarna ungu dalam menghormati hak pasien dan
keluarga terhadap pilihan keputusan DNR
k. Membentuk tim manajemen nyeri untuk mengatasi masalah nyeri pada pasien
l. Membentuk tim code blue untuk memberikan pelayanan resusitasi bagi pasien
yang membutuhkan
m. Memberikan informasi jika terjadi penundaan pelayanan
n. Memberikan formulir permintaan rohaniawan
o. Menyediakan formulir pelepasan informasi
p. Menyediakan formulir permintaan privasi
q. Menyediakan formulir permintaan penerjemah

7. Kewajiban Pasien.

Kewajiban pasien tertuang dalam persetujuan umum atau disebut juga general concent
adalah persetujuan yang bersifat umum yang diberikan pasien pada saat masuk ruang rawat
inap atau didaftar pertama kali sebagai pasien rawat jalan, yaitu:
a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk menaati segala peraturan dan tata tertib
Rumah Sakit..
b. Pasien berkewajiban untuk mentaati segala instruksi dokter dan perawat dalam
pengobatannya.
c. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang
penyakit yang dideritanya kepada dokter yang merawat.
d. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa
pelayanan Rumah Sakit /dokter.
7

e. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah


disepakati/perjanjian yang telah disepakati / perjanjian yang telah dibuatnya.

BAB III
TATA LAKSANA

8. Pada Saat Pendaftaran.

Pada saat pendaftaran, baik di rawat jalan maupun rawat inap, Petugas
administrasi akan memberi penjelasan singkat kepada pasien dengan bahasa yang
mudah dimengerti mengenai 18 butir hak pasien berdasarkan Undang-Undang no 44
tentang Rumah Sakit selama pasien dirawat di Rumah Sakit, Pasien diberi pemahaman
bahwa pasien sesungguhnya adalah penentu keputusan tindakan medis bagi dirinya
sendiri. Seperti yang tertera pada Undang-Undang No.44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, dimana Undang-Undang ini bertujuan untuk “memberikan perlindungan kepada
pasien”, “mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis”, dan “memberikan
kepastian hukum bagi pasien maupun dokter”.
Adanya hak pasien membantu meningkatkan kepercayaan pasien dengan
memastikan bahwa sistem pelayanan di Rumah Sakit bersifat cukup adil dan responsif
terhadap kebutuhan mereka, memberitahukan kepada pasien mekanisme untuk
memenuhi keinginan mereka, dan mendorong pasien untuk mengambil peran aktif serta
kritis dalam meningkatkan kesehatan mereka. Selain itu, hak dan kewajiban juga dibuat
untuk menegaskan pola hubungan yang kuat antara pasien dengan dokter

9. Pada Saat Pengobatan.

Pada saat pasien berkunjung ke poliklinik atau sedang dirawat di ruang perawatan,
akan berlangsung tanya jawab antara pasien dan dokter (anamnesis), pasien harus
bertanya (berusaha mendapatkan hak pasien sebagai konsumen). Bila berhadapan
dengan dokter yang tidak mau membantu mendapatkan hak pasien, itu saatnya pasien
mencari dokter lain atau mencari second opinion ditempat lain. Pasien menjadilkan dirinya
sebagai ”partner” diskusi yang sejajar bagi dokter.Ketika pasien memperoleh penjelasan
tentang apapun, dari pihak manapun, tentunya sedikit banyak harus mengetahui, apakah
penjelasan tersebut benar atau tidak. Semua profesi memiliki prosedur masing-
masing,dan semua kebenaran tindakan dapat diukur dari kesesuaian tindakan ersebut
dengan standar prosedur yang seharusnya. Begitu juga dengan dunia kedokteran. Ada
yang disebut dengan guideline atau Panduan Praktek Klinis (PPK) dalam menangani
penyakit. Lalu, dalam posisi sebagai pasien, setelah kita mengetahui peran penting kita
dalam tindakan medis, apa yang dapat dilakukan? Karena, tindakan medis apapun,
harusnya disetujui oleh pasien (informed consent) sebelum dilakukan setelah dokter
memberikan informasi yang cukup.Bila pasien tidak menghendaki, maka tindakan medis
seharusnya tidak dapat dilakukan. Pihak dokter atau Rumah Sakit seharusnya
memberikan kesempatan kepada pasien untuk menyatakan persetujuan atau sebaliknya
menyatakan penolakan. Persetujuan itu dapat dinyatakan secara tulisan.
Selanjutnya, UU no. 29/2004 pada pasal 46 menyatakan dokter WAJIB mengisi
rekam medis untuk mencatat tindakan medis yang dilakukan terhadap pasien secara
clear, correct dan complete. Dalam pasal 47, dinyatakan rekam medis merupakan milik
rumah sakit yang wajib dijaga kerahasiannya, tetapi isinya merupakan milik pasien.
8

Artinya, pasien BERHAK mendapatkan salinan rekam medis dan pasien BERHAK
atas kerahasiaan dari isi rekam medis miliknya tersebut, sehingga rumah sakit tidak bisa
memberi informasi terkait data-data medis pasien kepada orang pribadi/perusahaan
asuransi atau ke media cetak/elektronik tanpa seizin dari pasiennya.

10. Pada Saat Perawatan.

Selama dalam perawatan, pasien berhak mendapatkan privasi baik saat


wawancara klinis, saat dilakukan tindakan ataupun menentukan siapa yang boleh
mengunjunginya.Begitu pula untuk pelayanan rohani, pasein berhak mendapatkan
pelayanan rohani baik secara rutin maupun secara insidensial manakala dibutuhkan.

BAB IV
DOKUMENTASI

11. Pendokumentasian.

Dokumentasi proses yang mendukung hak pasien dan keluarga selama dalam
pelayanan:
a. Dokumentasi proses yang mendukung hak pasien dan keluarga selama
dalam pelayanan akan dievaluasi setiap saat.
b. Dokumentasi proses yang mendukung hak pasien dan keluarga selama
dalam pelayanan akan di catatan dalam perkembangan terintegrasi dan
didokumentasikan dalam rekam medik.
c. Insiden yang terjadi dalam proses mendukung hak pasien dan keluarga
akan ditindak lanjuti sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku..

Dengan ditetapkannya pedoman ini maka setiap personil Rumah Sakit dapat
melaksanakan ketentuan proses yang mendukung hak pasien dan keluarga selama
dalam pelayanan dengan sebaik-baiknya.
9

BAB V
PENUTUP

Dengan adanya Panduan Hak Pasien dan Keluarga ini diharapkan hak pasien dan
keluarga dapat berjalan dengan baik, sehingga dapat memberikan dan meningkatkan
pemahaman pada pasien dan keluarga terutama tentang hak dan kewajiban pasien dan
keluarga di Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada. Bagi para petugas diharapkan
panduan ini dapat bermanfaat sebagai acuan untuk memberikan pelayanan hak pasien
dan keluarga sehingga dapat meningkatkan pelayanan di Rumah Sakit Tingkat III
Baladhika Husada.

Karumkit Tk. III Baladhika Husada,

dr. Maksum Pandelima, Sp.OT


Letnan Kolonel Ckm NRP 11950008540771

Anda mungkin juga menyukai