PERLINDUNGAN PRIVASI
RUMAH SAKIT BUDI ASIH
TENTANG
PANDUAN PERLINDUNGAN PRIVASI PASIEN
Mengingat :
1. Undang – Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BUDI ASIH TENTANG
PERLINDUNGAN PRIVASI PASIEN
Kedua : Memberikan Panduan perlindungan privasi pasien di RS Budi Asih
Terlampir
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan
Ditetapkan : Cikarang
Pada tanggal : 01 Desember 2022
Direktur Rumah Sakit Budi Asih
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
DEFINISI
A. Latar Belakang
Privasi pasien merupakan tingkatan interaksi yang dikehendaki seseorang pada
suatu kondisi atau situasi tertentu, menyangkut keterbukaan dan ketertutupan, yaitu
adanya keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain atau justru untuk
menghindar atau berusaha sukar dicapai oleh orang lain.
Hak Privasi Pasien merupakan hak yang dimiliki oleh seorang pasien atas
segala sesuatu yang bersifat pribadi yang perlu dilindungi dan dijaga selama dalam
rumah sakit, dalam hal ini yang dimaksud adalah hak atas rahasia medis, hak untuk
tidak dikunjungi , hak untuk dilindungi privasi berdasar nilai nilai umum, dan hak
khusus lainnya , missal preferensi gender petugas yang terlibat dalam asuhan.
B. Dasar Hukum
Kewajiban menyimpan informasi medis baik oleh dokter, perawat, bidan,
tenaga kesehatan, dan petugas lainnya di rumah sakit diatur secara luas dan detail
oleh undang –undang dan peraturan dibawahnya , yaitu meliputi :
1. Undang – undang nomor 44 tahun 2009 pasal 38 ayat 1, mewajibkan bahwa
setiap rumah sakit harus menyimpan rahasia kedokteran;
2. Undang – undang nomor 29 tahun 2014 , paragraf 4 ayat 1 menyebutkan bahwa
“setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib
menyimpan rahasia kedokteran”;
3. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 269 tahun 2008 disebutkan lebih detail
bahwa “informasi tentang identitas , diagnosis , riawayat penyakit, riwayat
pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh
dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan, petugas pengelola dan pimpinan sarana
pelayanan kesehatan”.
1
C. Kerahasiaan Informasi Medis
Begitu pentingnya kewajiban menjaga kerahasiaan informasi medis ini ,
sehingga rekam medis ini hanya dapat dibuka pada kondisi tertentu saja :
1. Untuk kepentingan kesehatan pasien.
2. Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum atas permintaan
pengadilan.
3. Permintaan dan atau persetujuan pasien sendiri.
4. Permitaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang
undangan.
5. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepanjang tidak
menyebutkan identitas pasien.
privasi;
2. Membangun kepercayaan, rasa dihargai, oleh pasien terhadap segala hal
yang menyangkut kepribadiannya, sehingga tercipta komunikasi yang
terbuka antara pasien dan pihak medis; Sebagai bentuk kepedulian rumah
sakit yang diterapkan untuk melindungi hak-hak pasien asi
2
BAB II
RUANG LINGKUP
B. SASARAN
1. Dokter
2. Bidan
3. Peawat
4. Tenaga medis lainnya
5. Tenaga non medis
3
BAB III
TATA LAKSANA
4
4. Pastikan menutup gordeng, tirai dan pintu kamar, pada semua tindakan atau
pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter atau perawat dikamar perawatan.
5. Pastikan pasien terlindungi dengan selimut yang memadai pada saat akan dan
selama ditransfer antar unit, akan dilaksanakan pemeriksaan penunjang,
berpindah ruangan, atau dirujuk ke fasilitas kesehatan lainnya.
6. Pastikan tidak ada papan nama pasien, informasi diagnose pada papan
pengumuman yang bisa dibaca selain oleh petugas yang terlibat langsung
asuhan pasien.
5
BAB IV
DOKUMENTASI
Semua rangkaian upaya perlindungan privasi pasien dilakukan secara team, terencana
dan terintegrasi oleh seluruh petugas baik yang terlibat langsung ataupun tidak langsung
dalam memberikan asuhan ke pasien, dan didokumentasikan di dalam rekam medis.
Dokumen yang terkait perlindungan privasi meliputi :
1. Identifikasi kebutuhan privasi;
2. Formulir kebutuhan privasi;
3. Persetujuan Umum (General consent)