Anda di halaman 1dari 11

PANDUAN

PERLINDUNGAN PRIVASI
RUMAH SAKIT BUDI ASIH

Jl. Raya Serang-Cibarusah RT 001/RW 001 Desa Serang,


Kec. Cikarang Selatan, Kab. Bekasi, Jawa Barat - 17350
Telp. (021) 89677795, Fax. (021) 89677402
Email : budiasih_rs@yahoo.co.id
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BUDI
ASIH NOMOR : 094/RSBA/SK/DIR/XII/2022

TENTANG
PANDUAN PERLINDUNGAN PRIVASI PASIEN

DIREKTUR RUMAH SAKIT BUDI ASIH

Menimbang : a. Bahwa perlindungan privasi merupakan hak pasien dalam


perawatan di Rumah Sakit
b. Bahwa hak pasien akan perlindungan privasi perlu dihargai

Mengingat :
1. Undang – Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12


Tahun 2020 Tentang Akreditasi Rumah Sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2018
Tentang Hak dan Kewajiban Pasien

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BUDI ASIH TENTANG
PERLINDUNGAN PRIVASI PASIEN
Kedua : Memberikan Panduan perlindungan privasi pasien di RS Budi Asih
Terlampir
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan

Ditetapkan : Cikarang
Pada tanggal : 01 Desember 2022
Direktur Rumah Sakit Budi Asih

Dr. Kurnia Pujiastuti


KATA PENGANTAR

Panduan Perlindungan Privasi mencakup bagaimana rumah sakit menghormati hak


pasien untuk dilindungi privasi nya selama di rumah sakit, baik dirawat jalan maupun
rawat inap. Dengan dijalankannya perlindungan privasi yang benar di rumah sakit,
diharapkan dapat meningkatkan tingkat kepercayaan dan kenyamanan pasien saat
menjalani perawatan, dan mencegah tuntutan hukum atas kewajiban rumah sakit
menyimpan informasi medis pasien.

Dengan selesainya buku “Panduan Perlindungan Privasi ” ini diharapkan dapat


menjadi acuan para semua patugas dalam pelaksanaan perlindungan privasi di Rumah
Sakit Budi Asih

Cikarang, 01 Desember 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Keputusan Direktur RS Budi Asih ...………………………….............….. ..


KATA PENGANTAR …………………………………………………… ..
DAFTAR ISI …………………………………………………………. …
BAB I DEFINISI ........................................ ..
A. Latar Belakang ........................................
B. Landasan hukum ........................................
C. Kerahasiaan informasi medis .........................................
BAB II RUANG LINGKUP ........................................................ ..
BAB III TATALAKSANA ............................ ..
A. Perlindungan Privasi secara umum ...........................
B. Perlindungan Privasi Di Rawat Jalan ............................
C. Perlindungan Privasi Di Rawat Inap ............................

BAB IV DOKUMENTASI ............................ ..

ii
BAB I
DEFINISI

A. Latar Belakang
Privasi pasien merupakan tingkatan interaksi yang dikehendaki seseorang pada
suatu kondisi atau situasi tertentu, menyangkut keterbukaan dan ketertutupan, yaitu
adanya keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain atau justru untuk
menghindar atau berusaha sukar dicapai oleh orang lain.
Hak Privasi Pasien merupakan hak yang dimiliki oleh seorang pasien atas
segala sesuatu yang bersifat pribadi yang perlu dilindungi dan dijaga selama dalam
rumah sakit, dalam hal ini yang dimaksud adalah hak atas rahasia medis, hak untuk
tidak dikunjungi , hak untuk dilindungi privasi berdasar nilai nilai umum, dan hak
khusus lainnya , missal preferensi gender petugas yang terlibat dalam asuhan.

B. Dasar Hukum
Kewajiban menyimpan informasi medis baik oleh dokter, perawat, bidan,
tenaga kesehatan, dan petugas lainnya di rumah sakit diatur secara luas dan detail
oleh undang –undang dan peraturan dibawahnya , yaitu meliputi :
1. Undang – undang nomor 44 tahun 2009 pasal 38 ayat 1, mewajibkan bahwa
setiap rumah sakit harus menyimpan rahasia kedokteran;
2. Undang – undang nomor 29 tahun 2014 , paragraf 4 ayat 1 menyebutkan bahwa
“setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib
menyimpan rahasia kedokteran”;
3. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 269 tahun 2008 disebutkan lebih detail
bahwa “informasi tentang identitas , diagnosis , riawayat penyakit, riwayat
pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh
dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan, petugas pengelola dan pimpinan sarana
pelayanan kesehatan”.

1
C. Kerahasiaan Informasi Medis
Begitu pentingnya kewajiban menjaga kerahasiaan informasi medis ini ,
sehingga rekam medis ini hanya dapat dibuka pada kondisi tertentu saja :
1. Untuk kepentingan kesehatan pasien.
2. Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum atas permintaan
pengadilan.
3. Permintaan dan atau persetujuan pasien sendiri.
4. Permitaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang
undangan.
5. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepanjang tidak
menyebutkan identitas pasien.

D. Tujuan Perlindungan Privasi


1. Menghormati, menjaga dan memenuhi hak pasien akan perlindungan

privasi;
2. Membangun kepercayaan, rasa dihargai, oleh pasien terhadap segala hal
yang menyangkut kepribadiannya, sehingga tercipta komunikasi yang
terbuka antara pasien dan pihak medis; Sebagai bentuk kepedulian rumah
sakit yang diterapkan untuk melindungi hak-hak pasien asi

2
BAB II

RUANG LINGKUP

A. RUANG LINGKUP PERLINDUNGAN PRIVASI


1. Perlindungan kerahasiaan informasi medis pasien;
2. Perlindungan privasi terhadap akses pengunjung;
3. Perlindungan privasi selama konsultasi, pemriksaan, tindakan dan transfer/
merujuk pasien;
4. Perlindungan terhadap preferensi gender petugas yang terlibat dalam asuhan.

B. SASARAN
1. Dokter
2. Bidan
3. Peawat
4. Tenaga medis lainnya
5. Tenaga non medis

3
BAB III

TATA LAKSANA

A. PERLINDUNGAN PRIVASI SECARA UMUM


1. Pastikan seluruh staf rumah sakit tidak membicarakan hal-hal yang menyangkut
pasien diarea umum.
2. Pastikan bahwa rekam medis pasien disimpan baik di nurse station dan tidak
dibaca atau dibuka oleh pasien atau pengunjung rumah sakit lainnya.
3. Pastikan setiap pemberian informasi medis terkait pasien diberikan oleh orang
yang berhak (ditunjuk pasien) sebagaimana tertuang dalam persetujuan umum
(general consent).
4. Pastikan setiap pemberian informasi tertulis terkait informasi medis pasien
kepada pihak ke-3 telah mendapat persetujuan tertulis atau surat kuasa dari
pasien, kecuali atas permintaan penjamin pasien.

B. PERLINDUNGAN PRIVASI DI RAWAT JALAN


1. Pastikan bahwa gordeng, tirai atau pintu ruangan poliklinik / IGD telah tertutup,
pada saat dilakukan konsultasi, pemeriksaan, dan tindakan yang dilakukan
dokter, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya .
2. Pastikan di ruang IGD, penjelasan mengenai penyakit pasien diberikan secara
bergantian, dimana keluarga pasien lainnya bisa menunggu diruang tunggu IGD
terlebih dahulu.

C. PERLINDUNGAN PRIVASI DI RAWAT INAP


1. Pastikan bahwa semua pasien baru telah di identifikasi terkait kebutuhan
privasi .
2. Berikan informasi hak dan kewajiban pasien (Perawat) dan dokumentasikan
dalam formulir komunikasi informasi harian.
3. Jika pasien membutuhkan privasi khusus , maka laksanakan perlindungan
sesuai prosedur perlindungan privasi. Termasuk preferensi pasien untuk gender
atau jenis kelamin petugas yang diberi ijin masuk kamar sesuai permintaan
pasien.

4
4. Pastikan menutup gordeng, tirai dan pintu kamar, pada semua tindakan atau
pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter atau perawat dikamar perawatan.
5. Pastikan pasien terlindungi dengan selimut yang memadai pada saat akan dan
selama ditransfer antar unit, akan dilaksanakan pemeriksaan penunjang,
berpindah ruangan, atau dirujuk ke fasilitas kesehatan lainnya.
6. Pastikan tidak ada papan nama pasien, informasi diagnose pada papan
pengumuman yang bisa dibaca selain oleh petugas yang terlibat langsung
asuhan pasien.

5
BAB IV
DOKUMENTASI

Semua rangkaian upaya perlindungan privasi pasien dilakukan secara team, terencana
dan terintegrasi oleh seluruh petugas baik yang terlibat langsung ataupun tidak langsung
dalam memberikan asuhan ke pasien, dan didokumentasikan di dalam rekam medis.
Dokumen yang terkait perlindungan privasi meliputi :
1. Identifikasi kebutuhan privasi;
2. Formulir kebutuhan privasi;
3. Persetujuan Umum (General consent)

Anda mungkin juga menyukai