Anda di halaman 1dari 6

KEPUTUSAN

NOMOR /SK.DIR/RSIP/V/2017

TENTANG
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN HAK - HAK PASIEN DAN KELUARGA
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM PURWOKERTO
NOMOR 10B.02/SK.DIR/RSIP/IX/2013

TENTANG

KEBIJAKAN PERLINDUNGAN HAK - HAK PASIEN DAN KELUARGA


Direktur Rumah Sakit Islam Purwokerto

Menimbang : a. bahwa Rumah Sakit Islam Purwokerto merupakan Rumah


Sakit Umum yang berorientasi pada mutu dan keselamatan
dan pasien.
b. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu dan keselamatan
pasien perlu perlindungan terhadap hak dan kewajiban
pasien.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b
perlu disusun Kebijakan Perlindungan Hak - Hak Pasien
dan Keluarganya.
Mengingat : 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun
2009 tentang Kesehatan.
2. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1691/MENKES/PER/VII/2011 Tahun 2011 Tentang
Keselamatan Pasien.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktek dan
Pelaksanaan Praktek Kedokteran.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia N0
290/MENKES/PER/III/2008 Tahun 2008 Tentang
Persetujuan tindakan Kedokteran.
6. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Purwokerto
Nomor /SK.DIR / 221/ Sekr / RSIP / XII / 2010,
tanggal 4 Desember 2010 tentang Susunan Organisasi
Tata Kerja Rumah Sakit Islam Purwokerto.
7. Surat Keputusan Badan Pengurus Yayasan Rumah Sakit
Islam Purwokerto nomor 014 / Sekr / Yarsi / VIII / 2010
tanggal 2 Agustus 2010 tentang Kewenangan Direktur
Rumah Sakit Islam Purwokerto.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Purwokerto Tentang
Kebijakan Perlindungan Hak - Hak Pasien Dan Keluarga
PERTAMA : Kebijakan perlindungan Hak - Hak Pasien Dan Keluarganya
sebagaimana tercantum dalam lampiran.
KEDUA : Lampiran surat keputusan ini merupakan satu kesatuan
surat keputusan ini sehingga tidak dapat dipisahkan satu
dengan lainnya dan berlaku sejak tanggal ditetapkan ;

Ditetapkan di: Purwokerto


padaTanggal: 11 Sya’ban 1438 H
8 Mei 2017 M
Direktur,

M. Hidayat Budi Kusumo


Lampiran : Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Purwokerto
Nomor : 10B.02/SK.DIR/RSIP/IX/2013
Tanggal : 5 September 2013

KEBIJAKAN PERLINDUNGAN HAK – HAK PASIEN DAN KELUARGA


RUMAH SAKIT ISLAM PURWOKERTO

A. KebijakanUmum
1. Rumah sakit menjamin hak pasien dan keluarganya selama dalam proses
pelayanan.
2. Hak dan kewajiban pasien sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku yaitu Undang Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Hak–hak tersebut harus dilindungi dan dipenuhi melalui pemberian informasi
tentang hak-hak pasien dan keluarganya serta melalui penyelenggaraan
pelayanan sesuai ketentuan Undang – Undang.
4. Perhatian secara khusus ditujukan pada pemenuhan hak terhadap :
a. Kebutuhan privasi.
b. Perlindungan harta benda.
c. Kekerasan fisik.
d. Anak – anak dan individu cacat.
e. Kerahasiaan informasi

B. KebijakanKhusus
1. Beberapa Hak Pasien antara lain :
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
Rumah Sakit
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi
d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional
e. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi
f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
g. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
yang mempunyai surat izin praktik (sip) baik di dalam maupun di luar
rumah sakit
i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya
j. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan
k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan
oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
l. Mendapatkan pendampingan oleh keluarga, pada saat kondisi pasien kritis
m. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya
n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
di rumah sakit
o. Mengajukan kritik dan saran apabila pasien tidak puas terhadap
pelayanan Rumah Sakit

-3-
p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya
q. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara
perdata ataupun pidana
r. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
s. Pasien dengan kondisi tertentu dan keluarganya berhak terlibat dalam
pengelolaan pelayanan akhir kehidupan terkait pengambilan keputusan
penghentian pelayanan resusitasi dan penghentian Bantuan Hidup Dasar
t. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah
sakit untuk menelaah protokol penelitian
u. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah
sakit untuk menimbang manfaat dan risiko bagi peserta
v. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah
sakit untuk mendapatkan persetujuan
w. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang prosedur rumah
sakit untuk mengundurkan diri dari keikutsertaan

2. Beberapa Perlindungan Hak Khusus Pasien antara lain :


a. Perlindungan Kebutuhan Privasi Pasien
Perlindungan kebutuhan privasi pasien antara lain dilaksanakan dengan :
1. Melakukan proses pengkajian terhadap harapan dan kebutuhan
privasi individu pada tiap pelayanan tindakan.
2. Memberikan edukasi dan informasi tentang hak – hak nya.
3. Menghormati dan ciptakan lingkungan privasi yang aman dalam
pelaksanaan prosedur wawancara klinis, pemeriksaan, prosedur
tindakan, pelaksanaan pengobatan dan proses transpotasi.
4. Merahasiakan segala informasi terutama diagnosa penyakit dan data
pasien, boleh diakses pihak lain kecuali untuk kepentingan yang
dibenarkan menurut hukum atau diperbolehkan oleh pasien.
5. Semua tenaga kesehatan termasuk semua mahasiswa/siswa yang
terkait wajib merahasiakan dengan cara tidak menulis atau
memampang, atau membicarakan rekam medis atau rahasia pasien di
fasilitas umum.
6. Memberikan inform consent untuk kegiatan survey atau penelitian dan
publikasi hasilnya.
7. Pelaksanaan kegiatan dalam rangka memebangun kepercayaan dan
privasi pasien tidak perlu didokumentasikan.

b. Perlindungan Harta Benda


Perlindungan terhadap harta benda pasien dilaksanakan dengan :
1. Memberikan penjelasan batasan harta benda yang dibawa ke rumah
sakit antara lain dihimbau agar tidak membawa perhiasan dan benda
berbahaya seperti pisau dan korek api.
2. Memberikan edukasi dan informasi tentang hak – hak pasien dan
keluarganya
3. Memberikan penjelasan teknis serta fasilitas penyimpananan barang
yang tersedia di Rumah Sakit.
4. Menyediakan locker pada setiap pasien diruangan untuk menyimpan
harta pribadi pasien.
5. Harta benda berupa uang dapat dittitipkan ke bagaian kasir sebagi
uang muka pelayanan.
6. Harta benda lain berupa KTP dan atau surat berharga lain yang
ditiipkan ke kasir sebagai jaminan pembayaran atau pemenuhan

-4-
administrasi disimpan secara aman dan segera dikembalikan kepada
pasien atau keluarganya disertai domukentasi serah terima.
7. Memberikan penjelasasn terhadap barang – barang yang beresiko
mudah tertukar atau hilang seperti HP, dompet serta sandal agar
dijaga sebaik- baiknya.
8. Melakukan pendampingan proses pengaduan kehilangan dan
tindaklanjuti sesuai ketentuan oleh bagaian keamanan dan informasi.
9. Melakukan proses pengumuman terhadap penemuan barang yang
diduga milik pasien atau keluarganya.
10. Rumah sakit tidak menggantikan barang milik pasien yang hilang
akibat kelalaian pasien atau keluarga pasien.

c. Kekerasan Fisik
Perlindungan terhadap kekerasan fisik dilaksanakan dengan :
1. Melaksanakan pengkajian dan identifikasi kebutuhan perlindungan
pada pasien bayi, anak – anak dan pasien usia lanjut tingkat
ketergantungan mereka terhadap perlindungan.
2. Memberikan edukasi dan informasi tentang hak – hak nya
3. Mendahulukanpelayanan yang menggunakan sistem antrian .
4. Pada pelayanan rawat jalan disediakan ruang tunggu khusus tempat
istirahat.
5. Menempatkan pasien kategoritersebut pada area terdekat dengan
ruang pusat pelayanan keperawatan.
6. Pada area tertentu jika dipandang perlu dipasang cctv untuk
mengontrol keamanan lingkungan dan kondisi pasien
7. Menyarankan agar tiap pasien pada kategori tersebut di tunggu oleh
salah satu keluarganya, jika tidak maka perawat atau petugas
kesehatan lain melaksanakan pelayanan dan pengawasan secara
penuh.
8. Memastikan setiap pasien memakai gelang identitas.
9. Memastikan pengunjung tidak membawa mainan dan atau barang
yang berbahaya.
10. Memastikan tiap pengunjung beridentitas dan dikenali oleh pihak
pasien atau keluarganya.

d. Anak – Anak Dan Individu Cacat


Perlindungan terhadap anak – anak dan individu cacat dilaksanakan
dengan:
1. Melaksanakan pengkajian dan identifikasi kebutuhan perlindungan
pada pasien bayi, anak – anak dan pasien usia lanjut tingkat
ketergantungan mereka terhadap perlindungan.
2. Memberikan edukasi dan informasi tentang hak – hak nya.
3. Dahulukan dalam pelayanan yang memerlukan proses antrian.
4. Pada pelayanan rawat jalan disediakan ruangan istirahat
5. Pada pelayanan rawat inap tempatkan pasien pada kategoritersebut
pada area terdekat dengan ruang pusat pelayanan keperawatan
6. Memberikan alat bantu sesuai kebutuhan.
7. Perawat atau petugas kesehatan memfasilitasi sepenuhnya jika tidak ada
keluarga yang membantu.
8. Melaksanakan proses komunikasi yang dapat dimengerti pasien dengan
keterbatasannya dan libatkan keluarga dalam proses tersebut.
9. Dalam hal pengambilan keputusan inform concent libatkan keluarga
yang bertanggung jawab.

-5-
e. Kerahasiaan Informasi
1. Memberikan edukasi dan informasi tentang hak – hak nya.
2. Yang dimaksud dengan “rahasia kedokteran” adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan hal yang ditemukan oleh dokter dan dokter
gigi dalam rangka pengobatan dan dicatat dalam rekam medis yang
dimiliki pasien dan bersifat rahasia.
3. Berkas rekam medis menjadi milik rumah sakit sedangkan isi rekam
medis dan lampiran rekam medis yang terdapat dalam resume rekam
medis menjadi milik pasien.
4. Pasien berhak mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang
diderita termasuk data-data medisnya.
5. Semua tenaga kesehatan termasuk semua mahasiswa/siswa yang
terkait wajib merahasiakan dengan cara tidak menulis atau
memampang, atau membicarakan rekam medis atau rahasia pasien di
fasilitas umum.
6. Tidak ada batasan yang secara jelas di atur oleh Undang – Undang
sehingga wajib berhati – hati terhadap semua hal yang terkait dengan
pasien.
7. Memberikan kelonggaran akses rahasia pasien jika:
a) Ada ijin dari pasien.
b) Permintaan pasien sendiri, atau
c) Dalam rangka melaksanakan Undang-Undang.
d) Berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
e) Memenuhi permintaan aparat penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum.
f) Keadaan darurat.
g) Kepentingan kesehatan pasien.

Ditetapkan di: Purwokerto


padaTanggal: 11 Sya’ban 1438 H
8 Mei 2017 M

Direktur,

M. Hidayat Budi Kusumo

-6-

Anda mungkin juga menyukai