tentang
MEMUTUSKAN
III. Pelayanan pasien resiko tinggi dan penyediaan pelayanan resiko tinggi
1. Rumah sakit memberikan asuhan kepada pasien untuk berbagai
kebutuhannya atau kebutuhan pada keadaan kritis. Beberapa pasien
digolongkan masuk dalam kategori risiko tinggi karena umurnya,
kondisinya, dan kebutuhan pada keadaan kritis. Anak-anak dan lansia
biasanya dimasukkan ke dalam golongan ini karena mereka biasanya
tidak dapat menyampaikan keinginannya, tidak mengerti proses asuhan
yang diberikan, dan tidak dapat ikut serta dalam mengambil keputusan
terkait dirinya. Sama juga halnya dengan pasien darurat yang ketakutan,
koma, dan bingung tidak mampu memahami proses asuhannya apabila
pasien harus diberikan asuhan cepat dan efisien.
LAMPIRAN : KEP KARUMKIT BHAY TK III TT
NOMOR : KEP/ 01 / VIII /2018/RSBTT
TANGGAL : 02 AGUSTUS 2018
2. Rumah sakit juga memberikan berbagai pelayanan, beberapa dikenal
sebagai pelayanan risiko tinggi karena tersedia peralatan medis yang
kompleks untuk kebutuhan pasien dengan kondisi darurat yang
mengancam jiwa (pasien dialysis), karena sifat tindakan (pasien dengan
pemberian darah/produk darah), mengatasi potensi bahaya bagi pasien
(pasien restrain).
3. Kebijakan dan prosedur mengarahkan asuhan pasien resiko tinggi dan
ketentuan pelayanan resiko tinggi. Rumah sakit juga menyediakan
berbagai variasi pelayanan, sebagian termasuk yang beresiko tinggi
karena memerlukan peralatan yang kompleks, yang diperlukan untuk
pengobatan yang mengancam jiwa (pasien dialisis), sifat pengobatan
(penggunaan darah atau produk darah).
4. Manajemen Rumah Sakit bertanggung jawab untuk:
a. Mengidentifikasi pasien yang digolongkan sebagai risiko tinggi
b. Mengidentifikasi pelayanan yang digolongkan sebagai risiko tinggi.
c. Menggunakan proses kerjasama (kolaborasi) untuk menetapkan
regulasi asuhan
d. Melaksanakan pelatihan staf untuk melaksanakan regulasi
5. Regulasi asuhan disesuaikan dengan populasi pasien risiko tinggi dan
pelayanan risiko tinggi yang berguna untuk menurunkan risiko. Dalam hal
ini penting dipahami bahwa prosedur dapat mengidentifikasi :
Bagaimana rencana akan berjalan, termasuk identifikasi perbedaan
populasi anak dengan dewasa atau pertimbangan khusus lainnya;
Dokumentasi yang dibutuhkan agar tim asuhan dapat bekerja dan
berkomunikasi efektif;
Keperluan informed consent;
Keperluan monitor pasien;
Kualifikasi khusus staf yang terlibat dalam proses asuhan;
Teknologi medis khusus tersedia dan dapat digunakan.
6. Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan regulasi untuk pasien risiko
tinggi dan pelayanan risiko tinggi. Untuk pasien risiko tinggi meliputi:
a. Pasien emergensi
b. Pasien dengan penyakit menular
c. Pasien koma
LAMPIRAN : KEP KARUMKIT BHAY TK III TT
NOMOR : KEP/ 01 / VIII /2018/RSBTT
TANGGAL : 02 AGUSTUS 2018
d. Pasien dengan alat bantuan hidup dasar
e. Pasien “immune-suppressed”
V. Pengelolaan Nyeri
1. Berdasarkan lingkup pelayanan yang disediakan rumah sakit memiliki
proses untuk asesmen dan pengelolaan rasa nyeri yang sesuai, termasuk:
a. Identifikasi pasien untuk rasa nyeri pada asesmen awal dan asesmen
ulang
b. Memberi informasi kepada pasien bahwa nyeri dapat disebabkan oleh
tindakan atau pemeriksaan
c. Melaksanakan pelayanan untuk mengatasi nyeri terlepas dari mana
nyeri itu berasal
d. Melakukan komunikasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga
perihal pelayanan untuk mengatasi nyeri sesuai latar belakang agama,
budaya, nilai-nilai pasien, dan keluarga.
e. Melatih PPA tentang asesmen dan pelayanan untuk mengatasi nyeri.