Anda di halaman 1dari 6

JRL Vol. 5 No.

1 Hal 7-12 Jakarta, Januari 2009 ISSN : 2085-3866

PEMANFAATAN LIMBAH DAGING BUAH PALA TUA


DI MALUKU
Suryatmi Retno Dumadi
Pusat Teknoologi Agroindustri, BPPT, Jakarta
e-mail : sur_dumadi@yahoo.co.id

Abstract
It was until the end of 2007, the meat of nutmeg was abandoned near the trees, in Mollucas Islands, especially in
Ambon island and Banda island. The nutmeg meat was considered as waste of nutmeg agribusiness.
An effort to make the waste become a valuable product had been done. It was used as the raw material of nutmeg
syroop which gives added value to nutmeg and benefit to those who drink it.
The process and apparatus to make the syroop were simple, it begin with extraction of nutmeg meat, sterilization of
the syroop container, mixing the extract with sugar, bottling, labeling. With the ratio of extracted juice to sugar 1:1, the
product have good taste and flavor, which was preferred by panels. The syroop produced contained vitamine C 1,22%
and reduced sugar of 25,35%.
Financial analysis showed the profit of this product was Rp.10.000,- per bottle and could be increased by expanding
market and production.
Keywords : Waste of nutmeg, abandoned, added value, extracted juice, syroop, profit, market, taste, flavor

dikembangkan dengan produksi sirup, oleoresin,


1. Pendahuluan
permen, pastiles, manisan, selai/jeli, balsam/
minyak gosok, sabun dengan bahan baku pala.
1.1 Latar Belakang
Pulau Ambon dan Banda Naira merupakan
Pala (Myristica Fragan Hourr) merupakan sentra produksi pala, hingga akhir tahun 2007
tanaman buah berupa pohon tinggi asli Indonesia. hanya memanfaatkan biji pala tua dan fuli pala
Produksi pala dunia setiap tahunnya berkisar sebagai produk ekspor. Sedangkan daging buah
7000 ton biji pala (nutmeg), 1000 ton fuli (mace) pala tua menjadi limbah yang dibuang ditengah-
dan sebanyak 70–75% persen keseluruhan tengah perkebunan pala.
produksi dihasilkan di Indonesia dengan sentra
Pembuatan sirup pala telah dilakukan oleh
utama penghasil pala di Maluku (Somaatmadja,
UKM di Jawa Barat menggunakan daging buah
1984).
pala muda sebagai limbah dari produksi minyak
Negara-negara utama pengimpor pala atsiri pala yang umumnya menggunakan bahan
adalah Amerika Serikat, Jerman, Netherlands dan biji pala muda.
Inggris (Rosengrten, 1969). Pesaing dunia adalah
Perbedaan waktu panen biji pala karena
dari Grenada dengan mutu yang lebih tinggi.
perbedaan peruntukannya menyebabkan per-
Hasil utama pohon pala adalah biji pala bedaan limbah daging buah pala yang berbeda.
tua kering dan minyak atsiri. Daging buah Limbah di Maluku merupakan daging buah
pala dan kulit biji pala (cangkang) merupakan masak sedang di Jawa Barat daging buah muda
limbah komoditas pala. Industri hilir pala dapat sebagai limbahnya.

7 JRL Vol. 5 No. 1, Januari 2009 : 7-12


Pemanfaatan daging buah pala tua menjadi peralatan yang mahal. Semua peralatan dan
produk yang bernilai ekonomis dan mudah di teknologi tepat guna yang digunakan tersedia
proses oleh masyarakat di pulau Ambon dan dengan mudah dan mudah dimengerti untuk
Banda Naira adalah menjadikan limbah daging digunakan oleh pelaku industri rumah tangga,
buah pala tua menjadi sirup pala yang bernilai namun sirup pala yang dihasilkan sama dengan
ekonomis dan juga bermanfaat untuk kesehatan. sirup kualitas industri.
Pembuatan sirup pala dilakukan melalui
1.2 Tujuan
beberapa tahap, yaitu persiapan daging buah
tua, pengambilan sari buah, penambahan gula,
Difusi teknologi pemanfaatan limbah
pemasakan dan pembotolan (Dachlan dan
daging buah pala tua untuk produksi sirup guna
Wartono, 1984). Diagram alir pembuatan sirup
peningkatan nilai tambah petani dan masyarakat
pala disajikan pada Gambar.
di Maluku.

2. Metodologi

2.1 Bahan dan Peralatan

Limbah daging buah pala tua yang


terbuang percuma sebagai hasil industri biji pala
kering di sentra pala Maluku dan gula pasir.
Peralatan yang diperlukan berupa panci, pisau,
blender (parutan), kain saring, baskom atau
ember plastik, kompor, botol, alat ukur volume
dan timbangan.

2.2 Tempat dan Waktu Difusi

Lokasi pelatihan pemanfaatan daging


buah pala di lakukan di Kecamatan Banda Naira
pulau Banda dan di desa Allang, pulau Ambon.
Pelaksanaan kegiatan dimulai dari awal September
sampai dengan awal Desember 2007

2.3 Metoda Difusi

z Pembuatan Sirup Pala


z Penerapan Teknologi
z Dampak Sosial Ekonomi

3. Hasil Dan Pembahasan

3.1 Pembuatan Sirup Pala

Industri sirup pala, dilakukan dengan


tekonologi tepat guna, dapat dilakukan oleh
industri rumah tangga, tidak memerlukan investasi Gambar. Diagram alir pembuatan sirup pala

8 JRL Vol. 5 No. 1, Januari 2009 : 7-12


3.1.1 Persiapan Buah 3.1.4 Pemasakan

Limbah daging buah pala dicuci lalu Campuran yang dihasilkan selanjutnya
dikupas dan dipisahkan kulitnya. Daging buah dimasak dalam panci pada suhu hampir
yang diperoleh direndam dalam larutan garam mendidih selama 20 menit. Pemasakan pada
untuk menghilangkan rasa sepat dan mencegah suhu yang terlalu tinggi dan terlalu lama dapat
terjadinya reaksi pencoklatan. mengurangi aroma buah pala dan merusak
kandungan vitamin C.
Perendaman yang dilakukan dalam larutan
garam 2,5% selama 1-3 jam dapat mengurangi
3.1.5 Pembotolan
rasa sepat sirup pala yang dihasilkan
Pembotolan sirup dilakukan segera
3.1.2 Pengambilan Sari Buah
setelah pemasakan selesai, yaitu pada saat
sirup masih panas (70-80 C). Botol dan tutup
Daging buah pala diparut, lalu diperas dengan
yang digunakan sebelumnya dipanaskan dalam
alat pres kekuatan 1 ton, sari buah yang keluar di
air mendidih selama 30 menit lalu dikeringkan.
saring untuk dipisahkan dari ampas dan kotoran.
Setelah sirup dimasukkan ke dalam botol, botol
Sari buah yang diperoleh kemudian diendapkan.
ditutup rapat-rapat. Botol yang telah diisi sirup
Tujuan pengendapan sari buah pala dapat diberi label sesuai dengan keterangan
adalah memisahkan bahan yang mengendap yang diperlukan.
sehingga sirup yang dihasilkan mempunyai
penampakan yang jenih. Pengendapan 3.1.6 Analisa Mutu Sirup Pala
dilakukan selama 1 dan 3 jam. Hasil pengamatan
menunjukkan, bahwa pengendapan selama 1 Sirup pala yang dihasilkan mempunyai
jam dapat menghasilkan sirup pala jernih. Sari kandungan vitamin C sebesar 1,22 % dan kadar
buah pala yang tidak mengalami pengendapan gula pereduksi 25,35%
menghasilkan sirup pala yang keruh dan
terdapat gumpalan-gumpalan yang mengendap 3.2 Penerapan Teknologi
dan melayang.
Pada penerapan teknologi industri sirup
3.1.3 Penambahan Gula pala, terbentang banyak tantangan yang harus
dilakukan hingga diterimanya produk yang
Ke dalam sari buah yang telah dipisahkan dihasilkan oleh konsumen.
dari patinya di tambahkan gula pasir dengan
Tantangan yang dihadapi meliputi
perbandingan tertentu (berat/volume).
penyempurnaan proses pengolahan, tambahan
Campuran diaduk hingga gula larut seluruhnya,
peralatan proses, label produk, cita rasa produk,
lalu disaring menggunakan kain saring untuk
kontinuitas bahan baku, packaging, serta
menghilangkan kotoran yang berasal dari gula.
tantangan pasar. Dari pelatihan pemanfaatan
Untuk mempercepat pelarutan, pengadukan
daging buah pala tua menjadi sirup pala telah
dapat disertai dengan pemanasan.
tumbuh kelompok – kelompok industri sirup pala
Untuk menentuan perbandingan sari buah di Banda Naira dan juga di kota Ambon.
dan gula pasir diperoleh melalui percobaan Beberapa produsen telah diikutkan
pembuatan sirup pala dengan menggunakan dalam pameran produk UKM di Jakarta dan
perbandingan sari buah pala dan gula pasir yaitu di Semarang. Produk yang dihasilkan asli
1:1, 1:1,5 dan 1:2. Hasil pengujian organoleptik 100 % terbuat dari sari daging buah pala tua
menunjukkan, bahwa panelis lebih menyukai tanpa penambahan air, sehingga memberikan
perbandingan sari buah dan gula pasir 1:1 dari rasa dan aroma khas pala, yang berdampak
segi rasa dan kekentalan. meningkatkan penjualan.

9 JRL Vol. 5 No. 1, Januari 2009 : 7-12


3.2.1 Penerimaan Masyarakat berbeda, karena sebelum pelatihan sirup pala
hanyalah merupakan poduk sampingan bermutu
Limbah daging buah pala tua yang terbuang rendah, sedangkan sekarang menjadi produk
percuma dan selama ini tidak dimanfaatkan utama yang mendukung pendapatan produsen.
di Pulau Ambon dan Banda Naira, melalui
sosialisasi yang dilakukan kepada kelompok 3.2.4 Innovasi
Dharma Wanita dan petani pala menjadi produk
yang banyak memberikan nilai tambah. Inovasi proses pembuatan sirup pala bagi
pengrajin makanan dan minuman di Kecamatan
Data hasil sosialisasi yang diperoleh
Banda Naira dan desa Allang -pulau Ambon
digunakan untuk memprediksi tentang
merupakan suatu produk baru dengan rasa
kemungkinan produk baru yang dapat menjadi
alami menggunakan produk pala yang sekaligus
andalan dan ciri khas Kecamatan Banda Naira
berkhasiat dalam kesehatan.
dan Pulau Ambon. Pemilihan dijatuhkan pada
sirup pala berdasarkan 3 (tiga) pertimbangan, Proses dilakukan menggunakan buah pala
yaitu tersedianya bahan baku yang mencukupi, yang diekstrak saribuahnya untuk mendapatkan
merupakan produk baru bagi industri makanan keaslian rasa buah pala dan mendapatkan
rumah tangga, dan berkhasiat untuk kesehatan. kandungan kimia dari sari buah pala yang
Berikutnya menentukan proses industri sirup pala, sekaligus ada manfaat kesehatannya.
peralatan tepat guna yang dibutuhkan, kebutuhan
Peralatan pembantu di dalam proses
bahan baku, bahan pembantu dan sebagainya.
pembuatan sirup pala seperti sterilisasi, alat
tutup botol, tutup botol, merek atau label produk,
3.2.2 Pengujian Proses Sirup Pala
dan saringan disediakan untuk mendukung
lancarnya usaha sirup pala.
Pengujian proses pembuatan sirup
pala dilakukan sebelum pelatihan penerapan Proses mendapatkan sari buah pala yang
sirup pala dilakukan, dengan maksud untuk bening dan jernih dilakukan dalam beberapa
mengurangi masalah dilapangan karena dengan tahap proses dan pengolahan dengan cara
melakukan pengujian akan diketahui proses pengendapan dan saring sehingga menghasilkan
sirup pala yang tepat guna. sirup pala yang juga bening dan segar dengan
rasa buah pala.
Setelah dilakukan penerapan dan
pelatihan, masih juga ditemukan beberapa Perlakuan ini dikerjakan secara kontinyu
kendala praktis oleh penguna industri sehingga sehingga di dapatkan hasil yang baik. Pada awal
perbaikan proses terus dilakukan sampai industri produksi sirup pala yang dihasilkan tidak bening
sirup pala berhasil baik. melainkan keruh dan berwarna kuning (warna
banyak campuran dari buah pala).
3.2.3 Indikator Keberhasilan
Inovasi teknologi proses sirup pala terus
dilakukan antara produsen dan peneliti sejak
Sebagai indikator keberhasilan dari kegiatan
akhir tahun 2007 telah melakukan promosi di
pengkajian penerapan pengolahan sirup pala
seluruh penginapan yang ada di kecamatan
adalah produk yang dihasilkan dapat diterima dan
Banda Naira dan juga hotel Amboina serta
dimanfaatkan oleh konsumen serta memberikan
hotel Amans di Pulau Ambon. Produk mendapat
keuntungan bagi produsen sirup pala
respon yang positif dari turis manca negara
Sejak awal tahun 2008 telah muncul 5 maupun turis lokal yang berkunjung ke pulau
kelompok usaha sirup pala di Kecamatan Banda Bandanaira yang saat ini menbawa oleh-
Naira dan 7 di Pulau Ambon. Secara ekonomi olehnya adalah sirup Pala. Beberapa produses
industri sirup pala memberikan hasil keuntungan telah diikut sertakan pada pameran UKM baik di
perbotol sebesar Rp.10.000,-. Hal ini sangat Jakarta maupun Semarang.

10 JRL Vol. 5 No. 1, Januari 2009 : 7-12


3.3 Dampak Sosial Ekonomi Tantangan ada tetapi peluang pasar cukup
terbuka, pemasaran untuk masyarakat kecamatan
3.3.1 Manfaat Bandanaira dan pulau ambon serta pulau jawa
(Jawa timur) yang menikmati sirup pala setiap
Kecamatan Banda Naira terkenal dengan bulannya. Jumlah konsumen masih cukup luas
penghasil biji dan fuli pala yang diekspor ke Eropa dan masih terbuka bagi beberapa produsen sirup
sebagai bahan rempah-rempah, dan ada peraturan pala untuk memproduksi dan memasarkannya
adat yang tidak mengizinkan buah pala di petik
muda kecuali mengalami keguguran, jadi pala
3.3.3 Indikator Keberhasilan Penerapan
yang di hasilkan adalah pala tua yang memang
Teknologi Sirup Pala
cocok untuk rempah dan daging buah pala yang
menjadi limbah tidak termanfaatkan sebelumnya,
Indikator dari .keberhasilan penerapan
sehingga terbuang di tengah kebun pala.
teknologi sirup pala adalah produksi yang
Jumlah pengrajin yang ikut dalam pelatian kontinyu dan terserap oleh pasar atau konsumen.
di kecamatan Banda Naira adalah 25 peserta dan Penjualan dan produksi dilakukan untuk
20 peserta yang ikut pelatihan di desa Allang pulau kebutuhan kecamatan Bandanaira dan Pulau
Ambon. Sejak mengetahui manfaat limbah daging Ambon serta kebutuhan turis yang berkunjung di
buah pala yang dapat dimanfaatkan menghasilkan kecamatan Bandanaira dan pulau Ambon, Prosuk
sirup pala maka saat ini limbah daging buah di terima di hotel Amans dan Amboina di Pulau
pala memiliki nilai ekonomis karena dapat diolah Ambon serta seluruh penginapan di kecamatan
menjadi sirup pala. Terjadi peningkatan pendapat Bandanaira, walaupun belum memiliki PIRT.
di petani pala dan juga industri sirup pala.
Telah terbukti industri sirup pala
Industri sirup pala yang dilakukan telah meningkatkan pendapatan yang dialami oleh
nyata memberikan perubahan yang besar di dalam produsen dan yang menjadikan sirup pala menjadi
pendapatan ekonomi. Keuntungan bersih yang dapat produk andalan yang secara kontiniu diproduksi.
dihasiljan dari industri sirup pala perbotol sirup pala
adalah sebesar Rp 10.000,-. Kendala yang dihadapi 4. Kesimpulan
di dalam pemasaran sirup pala produksi Kecamatan
Bandanaira dan Pulau Ambon adalah belum terbitnya Pembuatan sirup pala dilakukan dengan
PIRT oleh depkes, sehingga pemasaran belum bisa cara dan peralatan sederhana, modal tidak terlalu
dilakukan secara besar-besaran. besar tetapi mempunyai peluang pasar yang
sangat besar. Proses pembuatan dilakukan dengan
3.3.2 Peluang Sirup Pala cara peremdaman buah pala dengan konsentrasi
garam 2,5 %, pengendapan sari buah selama 1
Diversifikasi produk pala yang akan jam dan penambahan gula dngan [erbandingan
diterapkan di dasarkan pada kesediaan bahan sari buah dan gula pasir sebanyak 1 : 1. Sirup pala
baku, kemampuan menerapan teknologi tetap yang dihasilkan mempunyai kandungan vitamin C
guna, produk yang baru bagi pengrajian, bernilai 1,22% dan kadar gula pereduksi 25,35%.
ekonomis, berprospek kedepannya, lebih baik
Sirup pala dibuat dari perasan buah pala
lagi kalau ada manfaat lain yang didapat dari
yang merupakan limbah daging buah atsiri pala.
mengkonsumsi produk tersebut.
Dengan diterapkannya Pengolahan sirup Pala
Ketersediaan bahan baku yang cukup dan maka hampir semua komponen pala dapat
meningkatkan nilai tambah dari buah pala yang dimanfaatkan.
selama ini dijual hanya diolah sebagai manisan,
Memberikan keuntungan finansil sebesar
sekarang dijadikan sirup pala yang memiliki nilai
Rp. 10.000.- perbotol Keuntungan akan
jual lebih baik dari pada manisan buah pala,
meningkat dengan luasnya pemasaran dan
berkhasiat di dalam kesehatan, rasa alami buah
meningkatkannya produksi sirup pala.
pala, tanpa bahan berbahaya.

11 JRL Vol. 5 No. 1, Januari 2009 : 7-12


Daftar Pustaka 7. Dachlan, M.A dan Wartono, 1984.
Penganekaragaman Produk Buah Pala :
1. Alikonis,J.J., 1979. Candy Technology.
Pembuatan Sirop Pala, Bogor, 5 h
AVI Publ. Co. Inc. Westport, Connecticut.
270p. 8. Gillies, M.T., 1979. Candies and Other
Confections. Noyes Data Corporation,
2. Ansel, H.C., 1989. Pengantar Bentuk
New Jersey. USA. P.45-50.
Sediaan Farmasi. Penerbit Universitas
Indonesia, Jakarta. 9. Sim, S.K., 1970. Medicinal Plant Alkaloid.
Universitas Of Toronto Press.
3. Anonim, 1991. Pala Indonesia Kalah
Populer. Kompas 11 April 1991, hal.11 10. Somaatmadja, D. 1984. Penelitian dan
Pengembangan Pala dan Fuli. Komunikasi
4. Anonim, 1979, Farmokope Indonesia.
No.215. BBIHP, Bogor, 18 hal.
Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
11. Surono, I.S., 1979. Pengaruh Bahan
5. Anonim, 1989. Vademikum Bahan
Pengawet danJenis Wadah terhadap
Obat Alam. Departemen Kesehatan RI,
Mutu Sari Buah Pala (Myristica fragrans
Jakarta.
H.) Sjripsi Fatemeta, IPB, Bogor. 55 hal.
6. Anonim, 1981. Daftar Komposisi Bahan
Makanan. Direktorat Gizi Depkes RI,
Bhatara Karya Aksara, Jakarta.

12 JRL Vol. 5 No. 1, Januari 2009 : 7-12

Anda mungkin juga menyukai