Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MEMBUAT MAKALAH TEKS SEJARAH

1. Buatlah sebuah makalah yang berkaitan dengan tempat tinggal kalian


2. Bacalah makalah contoh tersebut sampai tuntas !
3. Ibu sudah buatkan contoh makalahnya secara terstruktur termasuk contoh sejarah
desanya (beruntunglah bagi kalian yang berada di contoh teks sejarah desa tersebut
berarti tinggal ditambah dan diedit) dan kalian tinggal isi bagian yang kosong atau
titik-titik
4. Perintah tugas setelah diisi segera dihapus untuk makalah yang siap dikirim ke sekolah
5. Bagi siswa yang kemarin membuat teks sejarah desa segera ambil kembali dan revisi
ulang sesuaikan dengan contoh ini
6. Tiap BAB harus halaman baru , jika ada pertanyaan tulis dan ajukan saat luring
7. Jika sudah selesai silahkan jilid rapih dan kasih daftar biodata kalian di halaman
terakhir
8. Kumpulkan di meja ibu sesuai kelas masing-masing, batas akhir pengumpulan
pertengahan November 2021
9. Terima kasih silahkan bekerja!
MAKALAH NOVEL SEJARAH

Disusun sebagai pemenuhan salah satu tugas tema, ”Novel Sejarah Desa .....,”
untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia

(buat foto kamu sama desa)

diajukan oleh :
Nama :
Tempat tanggal lahir :
Kelas :
Alamat rumah :
Email :
Telp/HP :
Penelitian Novel Sejarah Pelajaran Bahasa Indonesia dalam Rangka Memperluas Cakrawala
Budaya Siswa sebagai Upaya Pembianaan dan Pengembangan Literasi
Tahun 2021

KATA PENGANTAR
(silahkan isi titik-titiknya)

Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Illahi Rabbi, yang telah memberikan
rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“…………………………………………………………..”
Makalah ini disusun dalam sebuah Novel Sejarah Pelajaran Bahasa Indoneia dalam
Rangka Memperluas Cakrawala Budaya Siswa sebagai Upaya Pembinaan dan Pengembangan
Literasi, tahun 2020. Makalah ini berisikan pengalaman penulis dalam prose belajar luring
dan atau daring pada ruang lingkup dan materi pembelajaran di Kelas XII tentang cerita teks
novel sejarah dengan pendekatan kearifan lokal.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan, arahan, motivasi, doa, dan bimbingan dalam penyusunan
makalah novel sejarah desa ……………………….. ini.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran sangat diharapkan demi perbaikan karya di masa yang akan datang.

Jatitujuh, Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. i


DAFTAR ISI ……………..……………………………………………………… ii
ABSTRAK … …………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………...
1.1 Latar Belakang ………..……………………………………………………...
1.2 Nilai-nilai Kearifan Lokal …………………………………………………....
BAB II PEMBAHASAN …………………….……………………………………
2.1 Cerita Terjadinya Desa Pangkalanpari .………………………………………
2.2 Nilai Religi …..……………………………………………………………….
2.3 Nilai Nasionalis ……..………………………………………………………..
2.4 Nilai Integritas ………………….…………………………………………….
2.5 Nilai Gotong-royong …………………………………………………………
2.6 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa ……….……………...
2.7 Nama-nama Kepala Desa yang pernah menjabat di Desa Pasiripis .……..…
BAB III SIMPULAN ………………………………...…………………………..
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….

(Silahkan isi halaman sesuai judul)


ABSTRAK
(silahkan isi)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah hal yang biasa, adanya penamaan suatu tempat (Desa dan Kabupaten) yang
diambil dari masa yang sangat jauh sehingga sejarah hari jadi mereka menjadi sangat tua,
beratus bahkan beribu tahun yang silam. Semakin tua usia suatu daerah maka dirasakan
semakin hebat. Selain itu, sering pula asal mula penamaan suatu tempat dikaitkan dengan
unsur mitos. Upaya di atas, kemungkinan besar sebagai upaya untuk membangun prestise atau
kebanggaan di masyarakat pada asal mulanya sehingga generasi selanjutnya akan lebih
menghormati dan mempercayai leluhurnya. Proses penamaan tersebut sebenarnya, justru akan
menyebabkan pengaburan terhadap kejadian sejarah yang sebenarnya. Hal ini mengakibatkan
cerita sejarah itu sendiri justru menjadi kabur dan membingungkan. Menurut William R.
Bascom (dalam Danandjaya, 1991:50) membagi cerita rakyat dalam tiga golongan, yakni
mithe, legenda, dan dongeng.
Setiap daerah di seluruh Indonesia mempunyai cerita rakyat yang berkembang
terutama dalam bentuk lisan, cerita tentang “Asal Usul Desa ……………..” adalah cerita
yang sangat popular di Desa ………………, sehingga masyarakat dan sekitarnya menaruh
suatu kepercayaan terhadap asal usul tersebut.

1.2 Nilai-nilai Kearifan Lokal


Sebagian dari kultur masyarakat, cerita rakyat dapat memberikan gambaran kehidupan
pada masanya, menjadi sumber pengetahuan dan adat istiadat. Cerita rakyat menjadi sarana
untuk menggali kearifan lokal yang ada dalam masyarakat. Demikian pula dengan cerita
rakyat desa ………… telah menjadi bagian dari kearifan lokal masyarakat penuturnya.
Kearifan lokal merupakan pengetahuan yang dimiliki masyarakat lokal untuk dapat bertahan
hidup dalam lingkungannya, menyatu dengan sistem kepercayaan, budaya dan nila-nilai yang
ada pada masyarakat tersebut dan biasanya kearifan lokal suatu masyarakat dituangkan dalam
bentuk tata adat istiadat atau tradisi seperti ada upacara mapag sri maknanya upacara pesta
panen, sidekah bumi maknanya upacara mau tanam padi pertama musin rendeng/hujan,
munjung makannya upacara tahlil/doa bersama di makam desa yang diakhiri makan bersama,
namun penulis dalam hal ini hanya akan memperkenalkan salah satu tradisi berupa cerita
rakyat tentang terjadinya desa ………………..
Selain bersifat menghibur, cerita rakyat juga berisi perjuangan, kepahlawanan, nasihat,
contoh, dan ajakan dalam kebaikan. Ada banyak nilai positif dan bermanfaat yang dapat
diperoleh melalui cerita rakyat. Nilai yang dianggap suatu kebenaran. Nilai jua menentukan
kondisi kehidupan masyarakat (Herlina, 2014:2013). M.Z.Lawang salah satu tokoh Sosiologi,
menyatakan nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan yang pantas, berharga, dan
dapat memengaruhi perilaku sosial dari orang yang bernilai tersebut. Nilai yang menjadi milik
bersama dalam suatu masyarakat dan telah tertanam dengan emosi yang mendalam akan
menjadi norma yang disepakati bersama.
Nilai-nilai yang dapat ditemukan dalam sebuah cerita rakyat desa panongan antara lain
nilai religi, nilai nasionalis, dan nilai gotong royong. Nilai religi adalah nilai ketuhanan yang
diantaranya berupa kepercayaan kepada Tuhan, Nilai bersikap taat dalam menjalankan
ibadah. Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa,
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan
bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan,
memberi bantuan/pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Cerita terjadinya Desa …………………
(Ini contoh desa teman kamu gantilah sama sejarah desa kamu)
Pada tahun 1769 di dataran rendah sebelah timur sungai Cimanuk ada sebuah
pedukuhan / dusun yang namanya dusun siwalan, sebab di sebut dusun siwalan di tempat
tersebut banyak tumbuh pohon siwalan, di dusun itu di huni oleh satu keluarga namanya Aki
dan nini onclong kopek beserta pengikutnya yang namanya aki dan nini terbin.
Keluarga tersebut sehari – harinya sebagai petani, waktu itu untuk sumber air minum, mandi
dan menyiram mereka membuat sumur dengan menggali , berkat kesaktiannya keluarlah air
yang begitu banyak dan sumur tersebut di namai sumur sagara yang sampai kini di anggap
keramat.
Lama kelamaan penduduk di dusun siwalan semakin bertambah  banyak ,pada tahun
1825 datanglah dua utusan dari kesultanan cirebon untuk memimpin padukuhan tersebut,
mereka adalah ki buyut dokom dan ki buyut ruda sebab wilayah itu masih termasuk wilayah
cirebon, untuk tugas kedua orang tersebut ki buyut ruda menjadi kuwu dan ki buyut dokom
menjadi lebe ,namun kenyataannya ki buyut ruda menjadi kuwu hanya berjalan setahun sebab
perasaan dirinya kurang mampu begitu pula ki dokom menjadi lebe kuranng mampu , sebab
ki ruda keahliannya di kelebean / kesra dan ki dokom di pemerintahan jadi di oper alih ki
dokom menjadi kuwu dan ki ruda menjadi lebe .
Berkat kepemimpinan kedua orang tersebut ngaheuyeuk dayeuh ngolah dusun siwalan
dengan arif dab bijaksana keadaan dusun siwalan subur makmur gemah ripah repeh rapih.
Sepuluh tahun kemudian kepemimpinan kuwu dokom telah berlalu dan ki buyut dokom
mengundurkan diri lalu di ganti oleh putra daerah asli dari dusun siwalan yaitu ki buyut bangi,
begitu pula berkat kepemimpinan ki bangi dusun siwalan berada dalam keadaan gemah ripah
repeh rapih.
Namun kira – kira tahun 1839 M, terjadi sebuah tragedi perang yang dikenal pada
waktu itu perang babad bantarjati yang pada waktu itu sebagai senopati perangnya bernama ki
bagus rangin perang melawan tentera belanda yang datang dari arah sumedang , yang pada
waktu itu yang menjadi bupati kepala daerah sumedang yaitu pangeran kornel yang tersohor
arif bijaksana  walaupun dirinya orang belanda namun sangat menyayangi rakyatnya.
Namun pada saat perang tersebut penduduk dusun siwalan tidak ikut campur hanya
mengintai kejadian tersebut atau kata lain mengintip saja dalam arti bahasa sunda noong
melihat kejadian tersebut , seusai perang para sesepuh desa / dusun siwalan mengadakan
musyawarah atau rempugan untuk mengganti nama dusun Siwalan menjadi dusun panongan /
desa panongan sebab pada kejadian perang tersebut rakyat dusun siwalan hanya mengintip
saja/noong dan sampai sekarang dusun Siwalan terkenal dengan nama desa panongan.
Kira-kira pada tahun 1857 katanya kedatangan ke desa panongan seorang pejuang
islam yang bernama embah buyut jaka kusuma yang berasal dari jawa timur kira-kira pada
tahun 1857 katanya kedatangan pula ke desa Panongan tersebut seorang pejuang yang
bernama mbah buyut Guru Kusuma asal dari Jawa Timur, di salah seorang pejuang agama
Islam dan pejuang Negara yang ikut perang dengan Pangeran Diponegoro. Dia datang ke desa
panongan dengan cara menyamar dengan memakai karung kadut, sebab dia sedang
dikejar-kejar oleh musuh. Lalu datangnya ke desa Panongan dirinya merasa aman dan dia
menginap di keluarga kuwu Bangi.
Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, tahun demi tahun mbah
buyut Guru Kusuma di desa Panongan itu medirikan perguruan di bidang baca tulis
Al-Qur’an atau dalam hal bela diri. Untuk menyebarluaskan ajaran agama Islam bersama
sesepuh dan penduduk desa Panongan.
  Lalu oleh para penduduk mbah buyut Guru Kusuma diberi julukan buyut kadut,
perguruan itu tempatnya di pinggir desa atau dayeuh. Dengan adanya perguruan itu yang
dipimpin beliau Desa Panongan cukup meningkat di dalam ilmu keagamaan / hal bela diri. Jadi
dengan adanya beliau membawa berkah untuk masyarakat Desa panongan di sekitarnya, buyut
Jaka pun sampai sampai akhir hayatnya didesa panongan dan dimakamkan di blok pasir begitu
pula kuwu Bangi, istirinya dimakamkan berdampingan dengan kibuyut Jaka Kusuma sampai
sekarang masih ada makamnya dan dianggap keramat oleh para penduduk setenpat dan
sekitarnya juga oleh para ulama hingga kab. Majalengka dan sekitarnya. Dan begitu pula ki
Ruda dan ki Buyut Dokom sampai akhir hayatnya di desa Panongan dan dimakamkan di sebelah
timur solokan Cibeet, ki buyut Dokom di sebelah Barat makan ki Buyut Ruda.

2.2 Nilai Religi


Nilai karakter religi mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang
diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut,
menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.
Nilai religi yang tersirat dalam cerita rakyat sejarah desa panongan tersebut adalah
ketaatan dalam menjalankan syariat ajaran agama Islam dalam keadaan apapun dan
dimanapun.
2.3 Nilai Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Sikap nasionalis ditunjukkan
melalui sikap apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela
berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin,
menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.
Nilai nasionalis yang tergambar dalam cerita rakyat sejarah desa panongan,
menggambarkan nilai sikap nasionalis yakni menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya.
2.4 Nilai Integritas
Adapun nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai
kemanusiaan dan moral. Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga
negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang
berdasarkan kebenaran.
Adapun nilai integritas yang ada pada cerita rakyat tentang sejarah terjadinya desa
panongan adalah sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dan bertanggung jawab dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai
kemanusiaan dan moral.

2.5 Nilai Gotong-royong


Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja
sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan
persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.
Diharapkan siswa dapat menunjukkan sikap menghargai sesama, dapat bekerja sama, mampu
berkomitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, memiliki
empati dan rasa solidaritas, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
Nilai gotong royong yang tersirat dalam cerita rakyat tentang sejarah terjadinya desa
Panongan, yakni di setiap tindakan selalu berkomitmen atas keputusan bersama, musyawarah
mufakat, tolong menolong, memiliki empati dan rasa solidaritas yang tinggi.

2.6 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa Panongan


Dalam Permendagri Nomor 84 Tahun 2015 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Pemerintah Desa (SOTK) mulai dari Pasal 6 sampai Pasal 10 di sebutkan bahwa,
Kepala Desa dan Perangkat desa mempunyai Tugas dan Fungsi yang di antaranya sebagai
berikut :
1. Pasal 6 menjelaskan tentang Tugas dan Fungsi Kepala Desa berbunyi :
1. Kepala Desa berkedudukan sebagai Kepala Pemerintah Desa yang memimpin
penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
2. Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
3. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Kepala Desa memiliki
fungsi-fungsi sebagai berikut:
● menyelenggarakan Pemerintahan Desa, seperti tata praja Pemerintahan, penetapan
peraturan di desa, pembinaan masalah pertanahan, pembinaan ketentraman dan
ketertiban, melakukan upaya perlindungan masyarakat, administrasi kependudukan,
dan penataan dan pengelolaan wilayah
● melaksanakan pembangunan, seperti pembangunan sarana prasarana perdesaan, dan
pembangunan bidang pendidikan, kesehatan.
● pembinaan kemasyarakatan, seperti pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat,
partisipasi masyarakat, sosial budaya masyarakat, keagamaan, dan ketenagakerjaan.
● pemberdayaan masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan motivasi masyarakat di
bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup, pemberdayaan keluarga,
pemuda, olahraga, dan karang taruna.
● menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan lembaga lainnya

2. Pasal 7 menjelaskan tentang Tugas dan Fungsi Sekretaris Desa yang berbunyi :
1. Sekretaris Desa berkedudukan sebagai unsur pimpinan Sekretariat Desa.
2. Sekretaris Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam bidang administrasi
pemerintahan.
3. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2), Sekretaris Desa
mempunyai fungsi:
● Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat menyurat,
arsip, dan ekspedisi.
● Melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi perangkat desa,
penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat,
pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan umum.
● Melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan,
administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi administrasi
keuangan, dan admnistrasi penghasilan Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD, dan
lembaga pemerintahan desa lainnya.
● Melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran pendapatan
dan belanja desa, menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan, melakukan
monitoring, dan evaluasi program, serta penyusunan laporan.

3. Pasal 8 menjelaskan tentang Tugas dan Fungsi Kepala Urusan (Kaur) bidang Tata
Usaha dan Umum, Keuangan dan Perencanaan berbunyi :
1. Kepala urusan berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat.
2. Kepala urusan bertugas membantu Sekretaris Desa dalam urusan pelayanan administrasi
pendukung pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan.
3 Untuk melaksanakan tugas kepala urusan mempunyai fungsi:
● Kepala urusan tata usaha dan umum memiliki fungsi seperti melaksanakan urusan
ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat menyurat, arsip, dan ekspedisi,
dan penataan administrasi perangkat desa, penyediaan prasarana perangkat desa dan
kantor, penyiapan rapat, pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan
pelayanan umum.
● Kepala urusan keuangan memiliki fungsi seperti melaksanakan urusan keuangan
seperti pengurusan administrasi keuangan, administrasi sumber-sumber pendapatan
dan pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan, dan admnistrasi penghasilan
Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD, dan lembaga pemerintahan desa lainnya.
● Kepala urusan perencanaan memiliki fungsi mengoordinasikan urusan perencanaan
seperti menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja desa, menginventarisir
data-data dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program,
serta penyusunan laporan.

4. Pasal 9 menjelaskan tentang Tugas dan Fungsi Kepala Seksi Pemerintahan,


Kesejahteraan Rakyat dan Pelayanan berbunyi :
1. Kepala seksi berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis.
2. Kepala seksi bertugas membantu Kepala Desa sebagai pelaksana tugas operasional.
3. Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi mempunyai fungsi:
● Kepala seksi pemerintahan mempunyai fungsi melaksanakan manajemen tata praja
Pemerintahan, menyusun rancangan regulasi desa, pembinaan masalah pertanahan,
pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat,
kependudukan, penataan dan pengelolaan wilayah, serta pendataan dan pengelolaan
Profil Desa.
● Kepala seksi kesejahteraan mempunyai fungsi melaksanakan pembangunan sarana
prasarana perdesaan, pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, dan tugas
sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan
hidup, pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga, dan karang taruna.
● Kepala seksi pelayanan memiliki fungsi melaksanakan penyuluhan dan motivasi
terhadap pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat, meningkatkan upaya
partisipasi masyarakat, pelestarian nilai sosial budaya masyarakat, keagamaan, dan
ketenagakerjaan.

5. Pasal 10 menjelaskan tentang Tugas dan Fungsi Kepala Urusan Kewilayahan /


Kepala Dusun (Kadus) berbunyi :
1. Kepala Kewilayahan atau sebutan lainnya berkedudukan sebagai unsur satuan tugas
kewilayahan yang bertugas membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan tugasnya di
wilayahnya.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Kepala
Kewilayahan/Kepala Dusun memiliki fungsi:
● Pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat,
mobilitas kependudukan, dan penataan dan pengelolaan wilayah.
● Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya.
● Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan kemampuan dan
kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya.
● Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang kelancaran
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

2.7 Nama-nama Kepala Desa yang pernah menjabat di Desa Panongan


(susunlah nama-nama kepala desa kalian yang menjabat dari awal berdiri sejarahnya)
No Nama Periode Sampai Keteranagan
Jabatan mulai dengan tahun
1. Contoh: Ki Ruda 1825 1826
2. Contoh: Ki Dokom 1825 1835
BAB 3
KESIMPULAN

Berdasarkan paparan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa cerita rakyat tentang sejarah
terjadinya desa panongan yang diberi judul, “ASAL USUL NAMA DESA …………………,”
Nama panongan berasal dari kata noong yang artinya mengintip.
Dalam Cerita Sejarah Desa …………… juga mengandung kearifan lokal yang
menggambarkan nilai-nilai religious yakni ketaatan dalam menjalankan syariat ajaran agama
Islam dalam keadaan apapun dan dimanapun, nlai nasionalis yakni menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya, nilai intergritas yakni sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dan bertanggung jawab dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral, dan
nilai gotong royong yakni disetiap tindakan selalu berkomitmen atas keputusan bersama,
musyawarah mufakat, tolong menolong, memiliki empati dan rasa solidaritas yang tinggi.
Sistem pemerintahan desa yang digunakan saat ini pada prinsipnya masih meneruskan
warisan kebijakan pemerintah jaman penjajahan Belanda yang dinamakan“indirect rule”.
(cara pemerintah Belanda dapat memerintah rakyat desa melalui kepala desa, sehingga tidak
perlu mengeluarkan biaya).
DAFTAR PUSTAKA

(tambahkanlah sumber referensi yang kamu dapat dari tkoh atau dari buku yang menjadi
acuan kamu membaca……….)
Aminuddin. 2004 . Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Danandjaya, James. 1991. Folklor Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Dimyati dan Mudjiono. 2013 . Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta
Herlina. 2014. “Nilai Kearifan Lokal dalam Novel Negeri Sapati,”karya Laode. M. Insan
sebagai Pendukung Pelaksanaan Pendidikan Karakter, dalam Jurnal Pendidikan bahasa
Vol.3 No.2.http//journal.ikippgriptk.ac.id/indek.php/bahasa/article/download/166/164,
diakses pada 26 Oktober 2019.
https://www.liputan6.com/regional/read/2652032/perlawanan-cirebon-yang-menggetarkan-bel
anda, diakses 27 Oktober 2019
Karakter Bangsa, www.rumahinspirasi.com Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi
Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan
Karakter Bangsa, oleh Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, 2010.
Diakses pada 28 Oktober 2019.
Sentiyaningsih, Ika, Uti Darmawati. 2015. KTSP. Bahasa Indonesia, Pegangan Guru Kelas
XII SMA/MA, Program IPA/IPS. Intan Pariwara
Sumber lain: Tokoh masyarakat desa Panongan dan tokoh lain yang mendukung selesainya
cerita ini
Suryaman, Maman, Suherli, dan Istiqomah.2018. Bahasa Indonesia/Kementerian Pendidikan
dan kebudayaan Kelas XII. Edisi Revisi. Jakarta: Tiga Serangkai Putra Mandiri.
wastono.panongan@desa.mail.go.id
https://panongan.desa.id/sejarah

Anda mungkin juga menyukai